Laporan Pendahuluan Migrain
Laporan Pendahuluan Migrain
Laporan Pendahuluan Migrain
MIGRAIN
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari
derajat iskemia kortikal yang bervariasi. Serangan yang khas di mulai
dengan vasokontriksi arteri kulit kepala dan pembuluh-pembuluh darah
retina dan serebral. Pembuluh-pembuluh darah ekstrakranial dan
intracranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan
ketidaknyamanan. Penelitian menyatakan bahwa dilatasi arteri
menyebabkan hiperpermeabel dan yang mensterilkan radang local,yang
menyebabkab nyeri di sekitarnya dan dilatasi arteri. Keadaan ini
bertujuan untuk mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah
(histamine,serotin,plasmokinin) yang berpartisipasi dalam membersihkan
reaksi inflamasi.
Serangan migren umumnya akan mengaktifkan saraf simpatis. Yang
dimaksud dengan saraf simpatis adalah saraf yang menjadi bagian dari
sistem saraf manusia yang bertugas untuk mengendalikan respon tubuh
terhadap stress dan nyeri. Peningkatan aktifitas saraf simpatis pada usus
akan menyebabkan rasa mual, muntah dan diare. Aktifitas simpatis juga
akan menyebabkan lambatnya pengosongan lambung yang
mengakibatkan penyaluran obat ke usus halus untuk diserap juga akan
terhambat. Hambatan penyerapan obat inilah yang menjadi masalah bagi
penderita migren bila diberikan obat secara oral. Peningkatan aktifitas
simpatis juga akan menurunkan aliran darah sehingga kulit akan tampak
pucat dan dingin. Peningkatan aktifitas saraf ini juga akan menyebabkan
terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara.
E. MANIFESTASI KLINIS
Migren merupakan suatu kondisi yang khronis dan kumat kumatan.
Sebagian besar serangan migren juga disertai dengan sakit kepala yang
lain. Sakit kepala migren sering digambarkan sebagai sebuah sakit
kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada satu sisi.
Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan dibelakang
kepala sehingga mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain.
Walau sebagian besar migren menyerang pada satu sisi kepala, namun
sering juga dijumpai gejala migren pada kedua sisi kepala. Sisi kepala
yang terserang migren pun sering bergantian pada setiap kali serangan.
Hati-hati bila sisi kepala yang terserang selalu sama, kemungkinan lain
adalah terjadinya suatu tumor otak. Penderita migren sering tersiksa
dalam melakukan aktifitas sehari hari terutama saat serangan terjadi.
Gejala lain yang menyertai migren antara lain, mual, muntah, diare,
wajah pucat, kaki tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap
cahaya dan suara. Akibat terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap
cahaya dan suara maka penderita migren harus berbaring di ruangan
yang sepi dan gelap. Serangan migren biasanya akan mereda dalam 4
sampai 72 jam.
Hampir 70% memiliki riwayat migren dalam keluarga. Sebagian besar
wanita. Serangan pertama migren biasanya di mulai saat remaja dan
dewasa muda, kemudian cenderung berkurang pada usia decade ke 5
dan 6. Biasanya terdapat factor memicu. Umumnya pasien memiliki
kepribadian yang perfeksionis,kaku,dan impulsive.
Gambaran klinis migren biasanya berupa nyeri kepala berdenyut yang
bersifat unilateral tetapi dan bilateral atau berganti sisi. Serangan migren
umumnya 2-8 kali per bulan, lamanya sekali serangan antara 4-24 jam
atau isa lebih lama, intensitas nyeri sedang-berat, gejala penyerta antara
lain,: mual, muntah, fotofobia, dan / atau fonofobia,wajah pucat, vertigo,
tinnitus, iritabel. Pada migren dengan aura, gejala prodromalnya adalah
skotomata.teikopsia(spekta
fortifikasi),
fotofobia
(kilatan
cahaya)
G. PENATALAKSANAAN
a. NON-MEDIK
Terapi abortif
Para penderita migren pada umumnya mencari tempat yang tenang dan gelap
pada saat serangan migren terjadi karena fotofobia dan fonofobia yang dialaminya.
Serangan juga akan sangat berkurang jika pada saat serangan penderita istirahat atau
tidur.
Terapi profilaktif
Pasien harus memperhatikan pencetus dari serangan migren yang dialami, seperti
kurang tidur, setelah memakan makanan tertentu misalnya kopi, keju, coklat, MSG,
akibat stress, perubahan suhu ruangan dan cuaca, kepekaan terhadap cahaya terang,
kelap kelip, perubahan cuaca, dan lain-lain. Selanjutnya, pasien diharapkan dapat
menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan migren. Disamping itu, pasien
dianjurkan untuk berolahraga secara teratur untuk memperlancar aliran darah.
KONSEP KEPERAWATAN
MIGRAIN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
b. Riwayat Penyakit
c. Aktivitas / Istirahat
Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi
hari disertai nyeri kepala, aktivitas kerja.
d. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misl. Di daerah
temporal), pucat, wajah tampak kemerahan.
e. Integritas Ego
Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan.
f. Makanan/Cairan
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan.
g. Neurosensori
Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang
baru terjadi, trauma, stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam
pola bicara, papiledema.
h. Nyeri/Kenyamanan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d stress dan ketegangan, peningkatan intracranial
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak
mampuan dalam memasukan, mmencerna, mengabsorbsi, makanan
karena factor biologi, psikologi.
3. Gangguang pola tidur b/d nyeri kepala
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya paparan informasi
C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
Tujuan
Intervensi
NOC : Kontrol nyeri Setelah NIC : Manajemen nyeri
ketegangan,
peningkatan
- Klien
menyatakan
berkurang/
intracranial
hilang
2.
nyeri
dengan
intensitas
2.
Resiko
ketidakseimbangan
skala
nyeri
durasi,
serta
faktor
pencetus nyeri.
3.
Menggunaka
n
observasi
karakteristik,
Menggunaka
Lakukan
skala 0
-
untuk 4.
Berikan
lingkungan
1. Kaji
adanya
alergi
pada
pasien
dapat
hidrat
ketidakmampuan
vitamin c.
memasukkan
mencerna
Nutrition status
/
dan
dngan
mengabsorbsi
makanan
Intake
nutrisi
baik
proporsi
yang
Nafsu
makan
3.
Gangguan
berserat
tinggi
kalori
Tidak
dan
nutrisi
yang
dibutuhkan klien.
terjadi
makanan
bertambah .
cairan bertambah.
pemasukan
meningkat
3. Pastikan
dan
seimbang
arang,protein
diharapkan
pasien
meningkatkan
kualitas
dapat
tidur
waktu tidur.
Sleep (0004)
Berikan
kenyamanan
seperti
pijatan,
pergantian
sehari
sentuhan afektif.
Pasien
dapat
dengan
nyenyak(tidak
posisi
dan
Pasien
lokasi,
merasa
lebih
karakteristik,
segar
faktor prespitasi.
Cek
instruksi
dokter
Cek
adanya
riwayat
alergi obat.
terutama
nyeri hebat.
saat
4.
Kurang
pengetahuan
Setelah
dilakukan
Sensasi
verbal
dengan
nyeri
sehubungan
penyakit
pasien
untuk
menentukan bagaimana
gaya
menyelesaikan masalah
hidupnya
sesuai
Instruksikan
pasien
Pasien
mampu
untuk
beradaptasi
dengan
teknik relaksasi.
penggunaan
Bantu
pasien
perkembangannya
mengidentifikasi situasi
Pasien
yang
mampu
menggunakan dukungan
sosial yang ersedia
Pasien
menimbulkan
kecemasan.
melaporkan
Ciptakan
atmosphere
memfasilitasi
stress
kepercayaan
Pasien
melaporkan
berkurangnya
pikiran
negative
Bantu
perubahan
pasien
Bantu
mengantisipasi
dan
pengobatan
informasi
pasien
berkurang
Lengkapi
denganharapan
menampakkan
ketenangan
Coping(1302)
Gunakan
Pasien
Temani
peningkatan
kenyamanan psikologis
yang
untuk
meningkatkan
keamanan
melaporkan
pasien
sebuah
dan
mengurangi ketakutan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC,
Jakarta.