LP Difteri
LP Difteri
LP Difteri
OLEH
I DW MD AGIE PRAMANA (P07120215077)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D4
TAHUN AJARAN 2016/2017
A. DEFINISI DIFTERI
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang sangat menular yang terjadi
secara lokal pada mukosa saluran pernafasan atau kulit, yang disebabkan
bakteri Corynabacterium Diphteria, ditandai oleh terbentuknya eksudat
yang membentuk membran pada tempat infeksi, dan diikuti oleh gejala-
gejala umum yang ditimbulkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri
tersebut (Sudoyo Aru,2009)
B. ETIOLOGI
Disebabkan oleh Corynabacterium Diphteria, bakteri gram positif
yang bersifat polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, aerobik
dan dapat memproduksi eksotoksin (Sudoyo Aru,2009). Klasifikasi
penyakit difteri secara klinis adalah menurut lokasinya :
1. Difteri Nasal Anterior
2. Difteri Nasal Posterior
3. Difteri Fausial (Farinks)
4. Difteri Laryngeal
5. Difteri Konjungtiva
6. Difteri Kulit
7. Difteri Vulva / Vagina
Menurut tingkat keparahannya (Sudoyo Aru,2009) :
1. Infeksi ringan, apabila pseudomembrane hanya terdapat pada
mokosa hidung dengan gejala hanya pilek dan gangguan
menelan
2. Infeksi sedang, apabila pseudomembrane telah menyerang
sampai faring dan laringsehingga keadaan pasien terlihat lesu
dan agak sesak.
3. Infeksi berat, apabila terjadi sumbatan nafas yang berat dan
adanya gejala-gejala yang ditimbulkan oleh eksotoksin
seperti miokarditis, paralisis dan nefritis
D. PATHWAY
Faktor Pencetus 1. Imunisasi tidak lengkap Kuman C. Difteriae Masuk melalui mukosa
2. Faktor lingkungan dan kulit
3. Daerah endemik bakteri
Menghambat
Sel mati, respon inflasi pembentukan protein Lokal Seluruh tubuh
lokal dalam sel toksin
Psudomembran
(eksudat, fibrin, sel Jantung Saraf Ginjal
radang, eritrosit,
nekrosis, sel-sel epitel)
Nekrosis toksik Neurotististoksik Tampak
dan degenarasi dengen degenerasi perdarahan
Udem sof tissue hialin lemah pada adrebnal dan
selaput melien nekrosis tubular
adekuat
Miokarditis payah
Obstruksi saluran jantung
pernafasan toksin Paralisis
dipalatumole, Proteinuria
otot mata,
Edema kongesti ekstremitas
Menyumbat jalan infiltrasi sel mono inferior
nafas nuclear pada serat Inkotinensia
dan sistem urine aliran
konduksi berlebih
(NANDA,2015,Sudoyo Aru,2009)
E. PEM
ERIKSAAN PENUNJANG
1. Bakteriologik, preparat apusan kuman difteri dari bahan asupan
mukosa hidung dan tenggorokan (nasofaringeal swab)
2. Darah rutin : Hb, leukosit, hitung jenis, eritrosit, albumin
3. Urin lengkap : aspek, protein, dan sidimen
4. Enzim CPK, segera saat masuk RS
5. Ureum dan kreatinin (Bila dicurigai ada komplikasi ginjal)
6. EKG (Endo Kardio Gram)
7. Pemeriksaan radiografi torak untuk mengecek adanya hiperinflasi
8. Tes schick
(Hidayat,2006)
F. PENATALAKSANAAN
1. Memperhantikan intake cairan dan makanan
2. Pastikan kemudahan depekasi
3. Pemberian antitusif untuk mengurangi batuk
4. Aspirasi skret secara periodik
5. Berikan oksigen dan trakeostomi
6. Pemberian serum anti difteri (SAD)
7. Antibiotik
8. Kortikostiroid
(Hidayat,2006)
G. PENGKAJIAN
1. Identitas : dapat terjadi pada semua golongan umur tapi sering
dijumpai pada anak (usia 1-10 tahun).
2. Keluhan utama : biasanya klien dating dengan keluhan kesulitan
bernapas pada waktu tidur, nyeri pada waktu makan , dan bengkak
pada tenggorokan /leher.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi
2. Penurunan curah jantung b.d edema kongesti, perubahan volume
sekuncup, perubahan kontraktilitas jantung
3. Resiko infeksi di tandai oleh proses penyakit
4. Gangguan menelan
I. INTERVENSI
J. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi
K. EVALUASI
a. Evaluasi Formatif (merefleksikan observasi perawat dan analisis
terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
b. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi
dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu
L. DAFTAR PUSTAKA
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification
(NIC) Ed. 6. United Kingdom: Elsevier
Hidayat, A. A. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Ed.5.
Uniteed Kingdom : Elsevier
NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015 2017. Jakarta : EGC.
Sudoyo, Aru., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1,2,3
integritas edisi 4. Jakarta : Internal Publishing.