0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
465 tayangan13 halaman

Maalah Qawa'Id

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 13

QAWAID AL- IMLA IMLA

AL-MANDZUR
HALAMAN JUDUL
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah:Qawaid Al- Imla
Dosen Pembina:Jumiati, M.Pd

Disusun oleh:

ISNANIAH
NIM. 1603140006

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB TAHUN
1438 H / 2016 M

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,taufik,
serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Dan tak lupa pula shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
keharibaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang. Adapun makalah yang akan
dibahas yaitu dengan judul IMLA AL-MANDZUR. Penulis menyadari akan
banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan guna
penyempurnaan makalah ini dan sebagai bahan acuan untuk kedepannya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah


Qawaid Al-Imla. Yakni,Ibu Jumiati,M.Pd atas ketersediaan menuntun penulis
dalam penulisan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah


ikut berpartispasi dalam penyusunan dan pengumpulan data makalah ini. Tanpa
bantuan dan dukungan dari teman-teman semua maka makalah ini tidak mungkin
dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palangka Raya, Oktober 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I ........................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................... 2
A. Pengertian Imla ............................................................................................... 2
B. Tujuan Mempelajari Imla................................................................................ 3
C. Faidah dan Keutamaan Mempelajari Imla ...................................................... 5
D. Peletak Dasar Imla .......................................................................................... 6
E. Sumber- sumber Imla dan Hukum Mempelajarinya ....................................... 6
F. Syarat-syarat dalam Mengimla ........................................................................ 6
G. Macam-macam Imla ....................................................................................... 7
BAB III ..................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Huruf atau tulisan adalah salah satu sarana untuk menyatakan
kehendak, cipta dan rasa. Ketika orang belum mengenal alat-alat komunikasi
modern, seperti telepon,internet dan lainnya mereka terlebih dahulu mengenal
huruf.

ALLAH

memang

membekali

manusia

dengan

kemampuan

berkomunikasi. Komunikasi lisan, tulisan (verbal) dan isyarat. Semua


merupakan sarana untuk mengapresiasikan kebutuhan hidup maanusia.1
Dalam metode pembelajaran bahasa Arab tulisan disebut juga dengan
imla. Mempelajari imla sangat penting bagi seorang pelajar agar terhindar
dari kesalahan dalam penulisan menggunakan bahasa Arab.
Mempelajari imlasama pentingnya dengan mempelajari ilmu yang
lainnya, sehingga dengan alasan ini penulis akan membahas mengenai imla
khususnya imla al-mandzur.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Imla ?
2. Apa tujuan, faidah dan keutamaan mempelajari Imla ?
3. Apa pengertian Imla al-Mandzur beserta contohnya ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian Imla.
2. Mengetahui tujuan, faidah dan keutamaan mempelajari Imla.
3. Mengetahui pengertian Imla al-Mandzur beserta contohnya.

Marifatul Munjiah, KAIDAH-KAIDAH IMLA Teori dan Praktik, Malang: UIN- MALIKI
PRESS,2012. h.1.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imla
Imla merupakan bagian dari maharah al-kitabah. Maharah al-kitabah
atau keterampilan menulis Arab sendiri mencakup tiga muatan dasar. Pertama,
maharah al-tahajji bi thariqatinsalimatin, keterampilan menyalin huruf hijaiyah
secara benar. Kedua, maharah wadhi alamatanal-tarqim fi mawadhiiha, yaitu
keterampilan meletakkan tanda baca secara benar. Ketiga, maharah al-rasmi alwadhih al-jamil li al-huruf wa al-kalimat, yaitu keterampilan menulis indah
atau seni kaligrafi.
Maharah al-tahajji bi thariqatin salimatin atau keterampilan menyalin
huruf hijaiyah secara benar itu sendiri mencakup dua hal: 1) kemampuan
mengucapkan huruf-huruf hijaiyah baik dalam bentuk tunggal, kata, atau
kalimat secara benar. 2) kemampuan menulis huruf-huruf hijaiyah baik dalam
bentuk tunggal, kata, atau kalimat secara benar. Sedangkan, keterampilan
meletakkan tanda baca adalah kemampuan meletakkan tanda baca secara benar
yang berupa titik satu, titik dua berbentuk vertikal, tanda seru, tanda tanya,
koma, dan lainnya, tidak hanya pada waktu menulis tetapi juga ketika
membacanya.
Muatan pertama dan kedua itulah yang menjadi obyek kajian imla
sekaligus landasan definitif imla. Dari sini dapat ditarik sebuah kesimpulan
sederhana, bahwa imla adalah kajian tentang teori-teori menulis dan
melafalkan huruf hijaiyah secara benar dalam bentuk tunggal, kata, atau
kalimat dan teori-teori tentang tanda baca sekaligus aplikasinya dalam teks.
Menurut Doktor Ahmad Madkur, imla tidak hanya berkaitan dengan
sekumpulan teori huruf hijaiyah dan tanda baca,tetapi juga merambah pada
tataran praktis bagaimana seorang guru membacakan teks-teks bacaan yang
sederhana sampai yang paling sulit yang memuat teori-teori imla kepada
siswanya untuk mengukur tingkat kemampuan mereka dalam menguasai teoriteori tersebut secara praktis. Bagaimana guru mengidentifikasi almusykilat al-

imlaiyah (permasalahan-permasalahan imla) yang dialami siswa dan


memberikan jalan keluar yang tepat.
Menurut Umar Sulaiman Muhammad, terminology imlatidak dapat
dipisahkan dari dua unsur. Mumlin (orang guru- yang mengimla atau
mendikte) dan mumlan alaihi (0rang siswa- yang diimla atau menerima
imla). Karena dua unsur ini kemudian muncul pengertian bahwa imla adalah
membacakan teks bacaan kepada siswa, kata demi kata atau kalimat demi
kalimat dan meminta siswa untuk menuliskannya.
Menurut definisi Mahmud Maruf (1985: 157) imla adalah menuliskan
huruf-huruf sesuai posisinya dengan benar dalam kata-kata untuk menjaga
terjadinya kesalahan makna.
Secara umum ada tiga kecakapan dasar yang dikembangkan dalam
pembelajaran keterampilan imla, yaitu kecermatan mengamati,mendengar,
dan kelenturan tangan dalam menulis.
Secara garis besar ada tiga macam dan teknik yang harus diperhatikan
dalam pembelajaran imla, yaitu menyalin (al-imla al-manqul), mengamati
(al-imla al-manzhur), menyimak (al-imla al-istima), dan tes (al-imla
alikhtibar).
Imla tidak hanya berkaitan dengan tulis-menulis, tetapi juga dengan
baca-membaca. Karena urgensitas imla tidak hanya terletak pada penulisan
huruf hijaiyah, tetapi juga pada pelafalannya, keduanya saling bertautan.
Yang menjadi objek kajian imla adalah huruf-huruf yang wajib
disambung atau dipisah, huruf-huruf yang diganti, dan huruf-huruf yang
ditambahkan atau dibuang.
B. Tujuan Mempelajari Imla
Tujuan imla meliputi tujuan langsung dan tidak langsung. Tujuan
langsung imla adalah mampu menulis huruf-huruf hijaiyah dalam bentuk
tunggal,kata atau kalimat secara cepat dan tepat.

Tujuan tidak langsung meliputi:


1) Al-hadaf al-lughawi (kebahasaan), yaitu membekali siswa dengan
keterampilan berpikir cepat, pengetahuan akan makna, karakter huruf,
struktur dan gaya bahasa yang baru.
2) Al-hadaf al-udhwi (fisik), yaitu memperkuat dan mempertajam indera
pendengaran dan penglihatan, sebab kuatnya hubungan sensormotorik
dua indera tersebut yang kemudian memobilisasi otak agar
menggerakkan tangan untuk menulis.
3) Al-hadaf al-khuluqy (sikap), yaitu membiasakan siswa bersikap tertib,
teliti, cermat dan mempunyai respon yang cepat terhadap panggilan, dan
membiasakan mereka bersabar dan menjadi pendengar setia selama
guru mendikte (imla).
Dalam bidang study imla, siswa diantarkan pada peningkatan dan
pengembangan tiga spek;
1) Kognitif, melalui imla siswa dibekali dengan pengetahuan dan
pemahaman

tentang

teori-teori

penulisan

huruf

Arab

dan

karakteristiknya, semisal apa itu hamzah, macam-macam hamzah,


bentuk-bentuk penulisan hamzah, dan sebagainya.
2) Afektif, berangkat dari pengetahuan dan pemahaman yang benar dan
mendalam terhadap teori-teori tersebut, diharapkan siswa mampu
menulis dan melafalkan huruf-huruf Arab dengan benar, baik dalam
bentuk kata, kalimat atau paragraf. Siswa juga mampu mengenali tulisan
huruf yang salah yang ada dalam sebuah teks bacaan sekaligus mampu
membenarkannya. Di sisi lain, siswa ditradisikan untuk teliti dan
cermat.
3) Psikomotor, aspek motorik dalam pembelajaran imla sangat dominan.
Siswa diarahkan untuk menggunakan indera pendengaran (telinga),
indera penglihatan (mata), indera pengucap (mulut), dan jari-jarinya
semaksimal mungkin. Siswa dilatih untuk dapat berkonsentrasi secara

baik ketika menghadapi teks-teks bacaan dan qawaidnya, saat dia


membaca dengan suara (mengucapkan) atau tanpa suara, atau ketika dia
mendengar penjelasan guru dan teks-teks bacaan yang didiktekan,
begitu pula saat siswa menulisnya.
Imla tidak hanya membekali siswa dengan teori menulis secara cepat
dan benar tetapi juga melatih mereka untuk menguasai dan terampil
mengaplikasikan teori-teori imla tersebut dalam praktik penulisan Arab
sehari-hari. Setelah mempelajari imla siswa diharapkan mampu membedakan
penulisan kata, kalimat atau paragraf yang salah, mengetahui sebab-sebabnya
dan selanjutnya mampu membenarkan kesalahan-kesalahan tersebut.
C. Faidah dan Keutamaan Mempelajari Imla
Mempelajari imla sama halnya dengan mempelajari ilmu-ilmu lainnya,
tidak terlepas dari nilai-nilai manfaat yang tidak sedikit. Mempelajari imla
akan menghindarkan pembelajarnya dari kesalahan dalam menulis dan
mengantarkan pembelajarnya kepada pengetahuan yang lebih baik dalam
menulis, sebab tulisan merupakan pengganti mutakallim (pembicara) dalam
mengungkapkan ide-ide, suara hati dan sebagainya dalam bahasa tulis.
Sehingga ia menduduki posisi yang sama pentingnya dengan ucapan.
Kesalahan dalam menulis terkadang berakibat fatal. Ketika sahabat Umar
menerima surat Abu Musa AL-Asyari yang waktu itu menjadi gubernur
Basrah, ia mengirimkan balasan yang isinya ... amma badu. Hendaklah kamu
(Abu Musa) mencambuk sekretarismu karena ia telah salahdalam menulis....
Andaikata kesalahan tulisan sekretaris Abu Musa tidak berakibat fatal niscaya
sahabat Umar tidak akan mengintruksikan kepada Abu Musa untuk
mencambuk sekretarisnya agar selanjutnya lebih berhati-hati dalam menulis
surat-surat penting. Imla memiliki kelebihan dari ilmu-ilmu lainnya. Sebab
imla dibutuhkan hampir semua disiplin ilmu. Karena penyusunan ilmu-ilmu
tersebut berdasarkan tulisan yang tersusun dari sekian banyak huruf.

D. Peletak Dasar Imla


Tokoh yang merintis imla sebagai suatu disiplin ilmu adalah ulama
Basrah dan Kufah, seperti halnya ilmu-ilmu lainnya; Nahwu, Sharaf, Ilmu
alLughah, Isytiqaq, Arudh, dan lainnya. Bila dalam disiplin ilmu-ilmu tersebut
mereka saling berbeda pendapat, begitu pula dalam imla. Perbedaan pendapat
ini karena adanya perbedaan pada bahasa-bahasa para kabilah Arab.
Sebagai contoh adalah perbedaan dalam masalah hamzah. Apakah
ditetapkan atau diringankan dan diganti dengan huruf illat wawu, ya, atau alif.
E. Sumber- sumber Imla dan Hukum Mempelajarinya
Teori-teori dalam imla bersumber dari kaidah-kaidah ilmu Nahwu dan
Sharaf. Dalam beberapa kalimat bersumber dari mushaf Usmani. Adapun
hukum mempelajari imla adalah wajib kifayah.
F. Syarat-syarat dalam Mengimla
Agar hasil imla selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka
syarat-syarat berikut perlu dilakukan oleh setiap guru.
1) Teks bacaan yang diberikan bersifat mudah, gaya bahasa (uslub) yang
bagus

dan

jelas

maknanya,

dan

membekali

siswa

dengan

pengetahuanpengetahuan dan gagasan-gagasan baru. Teks bacaan tersebut


tidak boleh membebani siswa baik dari sisi makna, bahasa, atau panjang
pendek bacaannya. Seyogyanya disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif,afektif, psikomotor siswa dan kemampuan berbahasanya.
2) Menghindari salah dalam membaca atau memberikan teks bacaan yang
salah.
3) Membaca secara tenang (tidak tergesa-gesa) dalam memperhatikan tanda
baca dengan benar.
4) Mengulangi bacaan secukupnya (dua atau tiga kali).
5) Menggunakan suara yang jelas dan keras.

G. Macam-macam Imla
Ada 4 (empat) jenis imla yang bisa diterapkan pada siswa sesuai dengan
tahap kemampuan kognitifnya, yaitu: imla manqul, imla mandzur, imla
masmu, dan imla ikhtibari.
Adapun yang akan penulis jelaskan disini adalah imlaal-mandzur,
sebagai berikut:
a) Imla Mandzur
Kata mandzur berasal dari kata nadzara-yandzuru-nadzran yang
berarti melihat atau mengamati. Yang dimaksud mengamati disini adalah
melihat tulisan dalam media tertentu dengan cermat, setelah itu
dipindahkan kedalam buku pelajaran tanpa melihat lagi tulisan. Imla ini
pada dasarnya hampir sama dengan imla al-manqul dari segi
memindahkan atau menyalin tulisan. Tetapi dalam proses penyalinannya
para pelajar tidak diperbolehkan melihat tulisan yang disajikan oleh guru.
Pelajar dalam hal ini sedapat mungkin harus menyalin tulisan hasil
penglihatan mereka sebelumnya. Imla ini sedikit lebih tinggi tingkat
kesulitannya dibanding dengan imla al-manqul. Maka dalam prakteknya
akan lebih cocok diberikan kepada pemula yang sudah lebih maju.
Imla al-mandzur tidak hanya menuntut siswa cermat dan teliti saat
membaca, tapi juga harus mengingat bentuk tulisannya dan berkonsentrasi
dengan bacaan guru. Mata, telinga dan kekuatan daya ingat harus saling
mendukung. Imla al-mandzur diterapkan di kelas menengah.
Dalam mengimla, materi-materi yang akan didiktekan bisa berbentuk
kata (bahasaa Arab:kalimat), kalimat (bahasa Arab:jumlah), atau paragraf
yang disesuaikan dengan qawaid yang telah disampaikan kepada murid.
Guru dapat menambah sendiri contoh-contoh dari tiap materi atau
mengutip dari AL-QURAN, hadist, atau kitab-kitab berbahasa Arab.
Dalam pengajaran imla, guru terlebih dahulu menyiapkan teks-teks
tambahan berkenaan dengan materi yang akan diajarkan.
b) Contoh Imla al-Mandzur

Siswa melihat dan mempelajari teks bacaan atau kalimat yang ada di kitab
atau yang ada di papan tulis, lalu menutup kitab atau membelakangi papan
tulis. Selanjutnya, guru mendiktekan teks bacaan atau kalimat yang sama.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa imla
adalah membacakan teks bacaan kepada siswa, kata demi kata atau kalimat
demi kalimat dan meminta siswa untuk menulisnya. Tujuan mempelajari imla
meliputi tujuan langsung dan tidak langsung. Tujuan langsung imla adalah
mampu menulis huruf-huruf hijaiyah dalam bentuk tunggal, kata atau kalimat
secara tepat dan cepat. Tujuan tidak langsung imla adalah membekali siswa
dengan keterampilan berfikir cepat, pengetahuan akan makna, karakter huruf,
struktur dan gaya bahasa yang baru.
Adapun faidah dan keutamaan mempelajari imla adalah akan
menghindarkan

pembelajarnya

dari

kesalahan

dalam

menulis

dan

mengantarkan pembelajarnya kepada pengetahuan yang lebih baik dalam


menulis.
Ada 4 (empat) macam imla, diantaranya adalah imla al-mandzur. Imla
al-mandzur adalah melihat tulisan dalam media tertentu dengan cermat, setelah
itu dipindahkan kedalam buku pembelajaran tanpa melihat lagi tulisan. Pelajar
dalam hal ini sedapat mungkin harus menyalin tulisan hasil penglihatan mereka
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Munjiah, Marifatul. KAIDAH-KAIDAH IMLA Teori dan Praktik, 2012. Malang:
UIN- MALIKI PRESS.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 2013. Bandung:PT
REMAJA ROSDAKARYA.

10

Anda mungkin juga menyukai