Pangan Lokal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PEMBERDAYAAN GIZI MASYARAKAT

Pemanfaatan Pangan Lokal Sebagai Penanggulangan Masalah


Anemia
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PGM Semester VI

Kelompok 1 :

Fajarwanti

(P07131213042)

Hendra Hermawan

(P07131213044)

Lathifah Asti Nugrahani

(P07131213051)

Rifatun Hasanah

(P07131213060)

Rina Ambarwati

(P07131213061)

Zuyina Adina Eda

(P07131213074)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI D IV GIZI
2016

A. LATAR BELAKANG
Anemia kini menjadi masalah kesehatan serius yang terjadi di hampir
seluruh Negara di dunia, baik di Negara yang tergolong berkembang maupun
yang tergolong ke dalam Negara maju. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, prevalensi anemia masih dirasa
cukup tinggi. Menurut Riskesdas (2013) proporsi penduduk umur 1 tahun
dengan keadaan anemia mencapai 21.7% secara nasional. Berdasarkan
pengelompokan umur, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi
yaitu 28%
Menurut definisi, anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap
kelompok umur dan jenis kelamin (Susilowati, 2010). Penyebab terbesar
terjadinya anemia adalah keadaan defisiensi zat besi dalam tubuh, hal ini dapat
diakibatkan oleh asupan zat besi yang kurang, absorbsi zat besi dalam tubuh
rendah dan kebutuhan akan zat besi yang meningkat dalam masa masa
tertentu. Selain itu penyebab lain terjadinya anemia adalah kehilangan darah
dalam jumlah besar pada saat menstruasi, infeksi parasite dalam tubuh seperti
cacing tambang, askaris dan sitosomiasis yang dapat menurunkan konsentrasi
hemoglobin (Hb), infeksi akut dan kronis seperti malaria, kanker, tuberculosis
(TBC), dan HIV. Rendahnya kadar zat mineral lain dalam tubuh seperti
vitamin A, B12, folat, riboflavin dan tembaga juga berkontribusi dalam
terjadinya anemia (WHO, 2008).
Menurut WHO (2013), selain berdampak pada kesehatan, anemia juga
berdampak buruk pada sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, mengingat
banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh anemia, seperti
terhambatnya perkembangan fisik dan psikis serta perilaku dan kerja. Maka
harus segera dilakukan upaya dalam mengantisipasi anemia tersebut.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi anemia gizi akibat kekurangan konsumsi besi diantaranya
yaitu meningkatkan konsumsi besi dari sumber alami melalui motode
penyuluhan, terutama makanan sumber hewani (heme iron) yang mudah
diserap seperti hati, ikan, daging dan lain lain. Kemudian fortifikasi bahan

makanan yaitu: menambahkan zat besi, asam folat, vitamin A dan asam amino
esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kolompok
sasaran. Selain itu bisa juga dengan suplemen zat besi-folat secara rutin
selama 90 hari dengan dosis 1 tablet sehari untuk meningkatkan kadar
hemoglobin secara cepat (Susilowati, 2010).
Potensi pangan lokal di Indonesia sangat melimpah diantaranya adalah
sayur-sayuran hijau seperti kacang panjang, bayam, sawi dll. Bayam
merupakan jenis sayuran yang mudah didapat dan tersedia di mana-mana.
Dan cukup murah, selain itu sayuran ini kaya akan zat gizi. Bayam
mengandung antioksidan, juga mengandung zat besi yang dibutuhkan untuk
mencegah anemia dan sebagai nutrisi perkembangan otak.
Dalam mengoptimalkan potensi sumber pangan lokal, kami memilih
bayam hijau yang diolah menjadi Keripik Bayam, Nugget Bayam, dan Stick
Bayam untuk penanggulangan masalah anemia.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Mengetahui bahan pangan lokal yang berperan dalam menanggulangi masalah
anemia
Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi anemia
2. Mengetahui klasifikasi anemia akibat gangguan eritropoesis
3. Mengetahui klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel
4. Mengetahui gejala anemia
5. Mengetahui potensi bayam sebagai bahan pangan lokal penanggulangan
anemia
6. Mengetahui pengolahan bayam menjadi Keripik Bayam untuk
menanggulagi anemia
7. Mengetahui kandungan zat gizi Keripik Bayam
C. MANFAAT
D. PEMBAHASAN
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
khususnya pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan
bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan
mutu gizi perorangan dan masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan
program gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat. Status gizi masyarakat yang baik

menentukan Indeks pembangunan manusia suatu negara. Oleh karena itu


pemerintah melalui sektor terkait lebih serius memberikan perhatian pada
peningkatan status gizi masyarakat secara menyeluruh.
a) Definisi Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: anaimia, artinya
kekurangan darah, from - an-, "tidak ada" + haima, "darah" )
adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru,
dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh (wikipedia). Jika
kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada
pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita ,
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit
kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori
tingkat keparahan pada anemia.
-

Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.


Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

b) Klasifikasi Anemia Akibat Gangguan Eritropoesis


1. Anemia defisiensi Besi
Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb,
mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan
mikrositer.
2. Anemia Megaloblastik
Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada
sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang timbul
adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum
tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.
3. Anemia Aplastik

Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas.


Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi
terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta gen.
4. Anemia Mieloptisik
Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate
sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan
eritroid pada tahap awal
c) Klasifikasi Anemia Berdasarkan Ukuran Sel
1. Anemia mikrositik : penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan
talasemia (gangguan Hb)
2. Anemia normositik : contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis
seperti gangguan ginjal.
3. Anemia makrositik : penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia
akibat konsumsi alcohol, dan anemia megaloblastik
d) Gejala Anemia
Gejala anemia defisiensi besi yaitu mudah lelah, jantung berdebardebar (terutama saat berolahraga), nafas pendek, sakit kepala (terutama
saat berolahraga), sulit berkonsentrasi, pusing, kulit pucat, kaki kram, dan
insomnia. Dampak dari anemia dapat meningkatkan resiko menderita
penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Pada pelajar, anemia
dapat berpengaruh dalam penentuan prestasi akademik.
e) Potensi Bayam
Penanggulangan anemia dapat melalui progam UPGK dengan
mengolah bahan makanan yang mudah ditemui dilingkungan sekitar
rumah tangga. Dengan menganekaragamkan pengolahan bahan makanan
diharapkan mampu meningkatkan konsumsi sumber Fe di masyarakat.
Dengan permasalahan tersebut sehingga perlu memperhatikan
tentang penyakit anemia yang kerap timbul pada wanita usia subur
(WUS). Pada ibu hamil telah ada progam pemberian tablet Fe 90, namun
cakupan belum sepenuhnya mecapai 100%. Sedangkan bayi, anak-anak
dan remaja perlu adanya upaya untuk menanggulangi anemia tersebut.
Solusi awal yaitu dengan memperbanyak konsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Zat besi dapat diperoleh dari makanan hewani dan

sayuran. Misalnya hati sapi atau ayam, kerang, tiram, daging sapi yang
dimasak, ikan salmon, tuna, sayuran kangkung, bayam, daun katuk, sawi
hijau, daun singkong, dll.
Salah satu contoh bahan makanan sumber Fe yaitu Bayam.
Bayam(Amaranthus sp) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk
dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari
Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tanaman yang
biasa dimasak ibu ibu dirumah sebagai menu utama untuk makan atau
campuran olahan lainnya.
Bayam merupakan sumber kalsium, vitamin A, vitamin E dan juga
vitamin C, zat besi, serat dan juga betakaroten. Selain itu bayam juga
memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah anemia. Ada
dua jenis bayam, bayam merah dan hijau. Bayam merah dan bayam
berwarna hijau sama-sama memiliki manfaat baik. Berikut Kandungan
gizi dalam 100 g bayam hijau dan bayam merah.
Tabel 1. Kandungan Gizi Bayam
Zat Gizi
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Serat (mg)
Zat besi / Fe (mg
Vitamin C

Bayam

Bayam

hijau
36
0,9
0,4
2,9
166
0,7
3,5
41

merah
41,2
2,2
0,8
6,3
520
2,2
7
62

Solusi lain dengan mengurangi minuman yang mengandung kafein.


Minuman yang mengandung kafein dapat menghambat penyerapan zat
besi dalam tubuh. Jadi, sudah berapa banyak pun makanan mengandung
zat besi yang disantap kalau masih rajin minum kopi dan teh tidak akan
memberikan dampak signifikan untuk peningkatan kadar Hb dalam darah.
f) Pengolahan Bayam
Beberapa olahan sayuran bayam yang dapat diterapkan di keluarga.

a. Kripik Bayam
Bahan-bahan:
a. Daun bayam yang lebar dan masih segar
b. Tepung terigu
c. Tepung beras
d. Minyak goreng
e. Telur
f. Saus tomat
Bumbu yang dihaluskan:
Bawang putih, bawang merah, kemiri, jahe, kunyit dan garam.
Cara membuat:
a. Buat adonan dari tepung terigu, tepung beras dan telur dengan
menggunakan air (seperti adonan peyek).
b. Tambahkan bumbu yang dihaluskan ke dalam adonan sehingga
adonan berwarna kekuningan seperti adonan peyek.
c. Masukkan daun bayam segar ke dalam adonan tersebut lalu goreng
di atas minyak yang mendidih.
d. Tunggu sampai gorengan kekuningan, lalu tiriskan dan sajikan
dengan saos tomat.
e. Keripik bayam bisa dinikmati pada kondisi dingin maupun hangat.
f. Tiriskan yang lama agar minyak tuntas. Kualitas minyak yang
digunakan sangat menentukan hasil gorengan. Agar keripik tak
banyak mengandung minyak, maka pilih lah kualitas minyak
terbaik
b. Nugget Bayam
Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
1 ikat bayam (150 gram), disiangi, diiris kasar
50 gram wortel, diparut kasar
50 gram tepung terigu protein sedang
4 butir telur, dikocok lepas
100 ml air
1/2 buah bawang bombay, dicincang halus

3 siung bawang putih, dihaluskan


1 sendok teh merica bubuk
1/2 sendok teh pala bubuk
2 1/2 sendok teh garam
1 sendok teh gula pasir
minyak untuk menggoreng
Bahan Pencelup:
2 butir telur, dikocok lepas
100 gram tepung roti halus
Cara Pengolahan :
a. Aduk rata semua bahan. Cetak diloyang 18 x 18 x 3 cm yang dialas
plastik. Kukus 30 menit sampai matang.
b. Potong potong. Celup ke telur. Gulingkan di tepung roti. Lakukan
pelapisan 1 kali lagi.
c. Goreng sampai matang.
c. Stik Bayam
Bahan:
Sediakan 250 gr tepung terigu protein rendah
Sediakan 250 gr Tepung terigu protein sedang
250 gr daun bayam direbus, iris kasar
1 sdt garam
1 sdt kaldu bubuk
3 sdt bawang putih haluskan
50 gr margarin
1 butir telur
50 gr keju cheddar parut
100 ml air (bisa juga pakai santan)

minyak untuk menggoreng


Cara membuat:
a. Blender bayam dan santan
b. Campur tepung terigu tambahkan bumbu halus dan telur.
c. Tuang santan dan bayam ke dalam tepung sedikit demi sedikit
sambul diaduk rata
d. Masukan garam, keju cheddar
e. Tambahkan margarin, aduk rata
f. Giling tipis, potong potong dan goreng dalam minyak panas
sampai kekuningan

g. Angkat, tiriskan, dinginkan


E. KESIMPULAN
F. DAFTAR PUSTAKA
http://S1-2015-312451-introduction.pdf diunduh pada 10 Mei 2016
http://eprints.ums.ac.id/23489/3/BAB_I.pdf
Andang, Ilyani S.2016.Budayakan Pangan Lokal Bergizi untuk
Balita.http://ylki.or.id/2016/01/budayakan-pangan-lokal-bergizi-untuk-balita/
diunduh pada 10 Mei 2016
http://caradanmembuat.blogspot.co.id/2014/02/membuat-stik-bayam-keju.html
diakses pada 10 mei 2016
http://permathic.blogspot.co.id/2013/04/kandungan-gizi-dan-manfaat-bayam.html
diakses pada 10 Mei 2016
http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/10602/nugget-sayur diakses pada 10
Mei 2016
http://docplayer.info/160293-Pedoman-penanggulangan-anemia-gizi-untukremaja-putri-dan-wanita-usia-subur.html diakses pada 10 Mei 2016
http://puskesmas.bantulkab.go.id/srandakan/2015/04/13/problematika-programgizi-saat-ini/ diakses pada 10 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai