Asuhan Keperawatan Gastroenteritis
Asuhan Keperawatan Gastroenteritis
Asuhan Keperawatan Gastroenteritis
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN GASTROENTERITIS
DI BP. DESA WARU KULON PUCUK KAB.LAMONGAN
KELOMPOK II
Disusun oleh :
1. Benny caesaria ummah (09.02.01.0507)
2. Ferry nur nasyroh (09.02.01.0515)
3. Laily syahadah MZ (09.02.01.0523)
4. Lukman effendi (09.02.01.0525)
5. Rohmawati (09.02.01.0540)
6. Yulinda wachida Rohmah (09.02.01.0548)
S1 KEPERAWATAN
2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih
banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan
parasit yang patogen (Whaley dan wangs, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1) Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan
sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus
dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun
akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.
2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa
akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila
terdapat penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obat-obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan
Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula
lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan
sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MRS : 09 Mei 2011 Jam : 18.00 WIB
No Ruangan :5
Pengkajian tanggal : 10 Mei 2011 Jam : 16.00 WIB
A.Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 23 Tahun
Alamat : Ds.Waru kulon pucuk
Agama : islam
Pekerjaa : Swasta
Suku bangsa : Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis
Yang bertanggung jawab
Nama : Tn. F
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari,
lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
i. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
j. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan
k. Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
l. Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
3.2 ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. S No. Ruangan :5
Umur : 23 tahun
Data Masalah Etiologi
keperawatan
DS : klien mengatan berak kuning kehijauan Gangguan Output yang berlebihan
bercampur lendir keseimbangan cairan
DO : Turgor kulit menurun, mulut kering,
malas makan
DS : Pasien mengatakan bahwa mengalami Gangguan rasa Hiperperistaltik
perut kembung nyaman (nyeri)
DO : setelah dilakukan perkusi diketahui
klien distensi, klien tampak menahan
kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan bahwa klien BAB Gangguan pola Infeksi bakteri
berkali-kali eliminasi BAB
DO :klien tampak lemas, mata cowong.
3.4 INTERVENSI
No.
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan Tindakan 1. pantau tanda kekurangan 1. Menentukan intervensi selanjutnya
Keperawatan 2x24 Jam cairan 2. Mengetahui keseimbangan cairan
dengan Tujuan : volume 2. observasi/catat hasil intake 3. Mengurangi kehilangan cairan
cairan dan elektrolit dalam output cairan 4. Meningkatkan partisipasi dalam perawatan
tubuh seimbang (kurangnya 3. anjurkan klien untuk banyak 5. mengganti cairan yang keluar dan mengatasi
cairan dan elektrolit minum diare
terpenuhi) 4. jelaskan pada ibu tanda
Dengan KH : kekurangan cairan
- Turgor kulit cepat kembali. 5. berikan terapi sesuai advis :
- Mata kembali normal - Infus RL 15 tpm
- Membran mukosa basah
- Intake output seimbang
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Teliti keluhan nyeri, cacat 1. Identifikasi karakteristik nyeri & factor yang
keperawatan 2x24 jam dengan intensitasnya (dengan skala0- berhubungan merupakan suatu hal yang amat
Tujuan : rasa nyaman 10). penting untuk memilih intervensi yang cocok &
terpenuhi, klien terbebas dari2. Anjurkan klien untuk untuk mengevaluasi ke efektifan dari terapi yang
distensi abdomen dengan KH menghindari allergen diberikan.
: 3. Lakukan kompres hangat pada
2. Mengurangi bertambah beratnya penyakit.
- Klien tidak menyeringai daerah perut 3. Dengan kompres hangat, distensi abdomen
kesakitan. 4. Kolaborasi akan mengalami relaksasi, pada kasus
- Klien mengungkapkan verbal- Berikan obat sesuai indikasi peradangan akut/peritonitis akan menyebabkan
(-) - Steroid oral, IV, & inhalasi penyebaran infeksi.
- Wajah rileks - Analgesik : injeksi novalgin 4. Kortikosteroid untuk mencegah reaksi alergi.
- Skala nyeri 0-3 3x1 amp (500mg/ml) 5. Analgesik untuk mengurangi nyeri.
- Antasida dan ulkus : injeksi
ulsikur 3x1 amp (200mg/ 2ml)
3 Setelah Dilakukan Tindakan 1. Mengobservasi TTV 1. kehilangan cairan yang aktif secar terus menerus
Keperawatan 2x24 Jam 2. Jelaskan pada pasien tentang akan mempengaruhi TTV
dengan Tujuan : Konsistensi penyebab dari diarenya 2 Klien dapat mengetahui penyebab dari diarenya.
BAB lembek, frekwensi 1 kali3. Pantau leukosit setiap hari 3 Berguna untuk mengetahui penyembuhan
perhari dengan KH : 4. Kaji pola eliminasi klien infeksi
- Tanda vital dalam batas setiap hari 4 Untuk mengetahui konsistensi dan frekuensi
normal (N: 120-60 x/mnt, S; 5. Kolaborasi BAB
36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt ) - Konsul ahli gizi untuk 5 Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan
- Leukosit : 4000 11.000 memberikan diet sesuai pada kebutuhan.
- Hitung jenis leukosit : 1-3/2- kebutuhan klien.
6/50-70/20-80/2-8 - Antibiotik: cefotaxime 3x1
amp (500mg/ml)
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S No.ruangan :5
Umur : 23 tahun
TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS TTD
JAM Dx
Selasa, 10/5 11 1,2,3 - Mengkaji keluhan pasien DS : Klien mengatakan bahwa BAB
16.00 - Mengobservasi TTV setiap 8 jam berkali-kali, muntah, dan perut kembung.
DO : Turgor kulit menurun, mulut kering,
mata cowong, dan menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S = 390 C, N= 112,
tampak lemah ,RR 22x/mnt
DS : -
0
21.00 - Menganjurkan klien untuk istirahat dan DO : TD = 100/70, S = 38 , N = 100x/mnt,
1,2 melakukan kompres hangat pada daerah RR = 20x/mnt
perut
- Mengobservasi TTV
Rabu11/5/11 - Mengganti infus RL 15 tpm
06.30 1,3 - Mengkaji pola eliminasi klien DS : -
DO : Keluarga kooperatif
Memberikan obat:
Injeksi Novalgin 1 amp
Injeksi Ulsikur 1 amp
07.30 DS : Klien mengatakan akan makan dalam
Injeksi Cefotaxime 1 amp
2,3 porsi kecil tapi sering.
DO : Keluarga kooperatif
Observasi/catat hasil intake output
cairan
Menganjurkan makan dalam porsi DS : pasien mengatakan akan minum
08.50 sedikit tapi sering. sesering mungkin
1,3 DO : Ny. S keluarga kooperatif
- Menyuruh pasien banyak minum agar
tidak dehidrasi DS : -
- Jelaskan pada keluarga tanda-tanda DO : Ny. S keluarga kooperatif
11.30 kekurangan cairan
1,2
Memberikan obat:
Injeksi Dexa 1 amp DS : -
Injeksi Ulsikur 1 amp DO : TD = 100/70, S = 370, N = 100x/mnt,
14.00 Injeksi Cefotaxime 1 amp RR = 22x/mnt
3,2
DS : klien mengatakan akan makan dalam
Neurobio
Kamis, 12/5/11 DS : -
06.00 1,2,3 Menganjurkan makan dalam porsi dikit DO : Turgor kulis sedikit membaik ,
08.00
DS : -
1,3 DO : Leukosit : 8600/mm3
Memberikan obat Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/50-70/20-
Injeksi Ulsikur 1 amp 80/2-8
Injeksi Cefotaxime 1 amp
08.30
2,3
Observasi leukosit
10.00
3
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
Selasa S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas
10/5/2011 O : - Klien masih tampak lemas
- Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
2.
S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit
O : - Kien tampak menyeringai kesaklitan
- Klien terus memegangi perutnya
- Skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan
3.
S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah mulai berkurang 2x/hari,
masih merasa mual tapi tidak sampai muntah.
O : - klien BAB 2x/hari
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi makannya
- Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
- Kaji intak output cairan setiap 8 jam
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
3.
S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari mual sudah berkurang,
tidak muntah lagi.
O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak
- Klien menghabiskan makanannya
- Klien tidak muntah
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Mukosa mulut tidak kering
- Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan muntah, konsistensi BAB
lunak.
O : - Klien BAB dengan konsistensi lunak
- Klien tidak merasa mual dan muntah
- Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang lebih 1500cc/hari
2. - Jumlah leukosit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Gastroenteritis didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah
dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data
yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. S didapatkan diagnosa bahwa Ny. S degan
Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. S menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi BAB mulai
berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih parah tidak terjadi.
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaa penulisan askep yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Jakarta: EGC
Diposkan oleh Ferry Nur Nasyroh di 01.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
Balas
2.
Balas
Arsip Blog
2012 (4)
o Desember (3)
o Maret (1)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GASTROEN...
Mengenai Saya