Paparan Dirjen Coffee Morning

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 47

ISU-ISU STRATEGIS DAN PERATURAN SUBSEKTOR

MINERAL DAN BATUBARA

Disampaikan pada:
Coffee Morning Ditjen Mineral dan Batubara

Jakarta, 2 Februari 2017

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
ISU-ISU STRATEGIS
1. PENATAAN IUP NON CNC
2. RENEGOSIASI KK DAN PKP2B
3. RENCANA KEGIATAN ANGGARAN BIAYA (RKAB)
4. JAMINAN REKLAMASI
5. PENERIMAAN NEGARA
6. INTEGRASI INSPEKTUR TAMBANG
7. KEBIJAKAN PERTAMBANGAN (MINING POLICY)
8. KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH
9. REVISI UNDANG-UNDANG MINERBA
10. PELAYANAN RPIIT

2
I PENATAAN IUP

3
REKAPITULASI IUP NASIONAL

STATUS 30-1-2017

MINERAL BATUBARA
STATUS TOTAL
EKS OP EKS OP

CNC 1,395 2,580 1,006 1,249 6,230

NON CNC 852 1,392 673 286 3,203

SUB TOTAL 2,247 3,972 1,679 1,535


9,433
TOTAL 6,219 3,214

4
STATUS MASA BERLAKU IUP NASIONAL
MINERAL
2224 IUP
CnC
3.355 IUP
BATUBARA
1131 IUP
SK HABIS *)
5.800 IUP
MINERAL
1763 IUP
NON CnC
2.445 IUP
Status 30-1-2017 BATUBARA
682 IUP
9.433
IUP
MINERAL 1752
IUP
CnC
2.875 IUP
BATUBARA
1123 IUP
SK AKTIF
3.633 IUP
MINERAL
480 IUP
NON CnC
758 IUP
BATUBARA
278 IUP
*) Keterangan:
SK habis masa berlaku dihitung sampai dengan Desember 2016.

5
STATUS REKOMENDASI 30 JANUARI 2017(1)
IUP DITJEN MINERBA REKOMENDASI CnC PROVINSI
PROVINSI TOTAL
CnC NON CnC TOTAL GUBERNUR KADIS
REKOMENDASI
1 2 3 4 5 6 8
PUSAT 9 4 13 x x x
ACEH 22 15 37 17 3 20
SUMATERA UTARA 8 1 9 - - 0
SUMATERA BARAT 151 127 278 13 - 13
RIAU 32 7 39 4 - 7
JAMBI 199 46 245 23 2 25
SUMATERA SELATAN 160 10 170 3 - 3
BENGKULU 43 8 51 5 - 6
LAMPUNG 113 19 132 27 17 48
BANGKA BELITUNG 891 288 1179 198 3 203
KEP. RIAU 101 25 126 17 - 17
DKI JAKARTA 0 0 0 - - 0
JAWA BARAT 329 291 620 - 14 14
JAWA TENGAH 144 16 160 2 - 2
DI. YOGYAKARTA 11 0 11 - - 0
JAWA TIMUR 195 152 347 - 1 21
BANTEN 44 47 91 42 28 70
BALI 1 10 11 - - 0
NTB 60 5 65 3 - 3
NTT 146 163 309 223 128 392

6
STATUS REKOMENDASI 30 JANUARI 2017(2)
IUP DITJEN MINERBA REKOMENDASI CnC PROVINSI
PROVINSI TOTAL
CnC NON CnC TOTAL GUBERNUR KADIS
REKOMENDASI
1 5 6 7 8 9 12
KALIMANTAN BARAT 384 295 679 179 - 179
KALIMANTAN TENGAH 589 267 856 49 10 59
KALIMANTAN SELATAN 412 377 789 57 18 75
KALIMANTAN TIMUR 851 309 1160 169 - 169
KALIMANTAN UTARA 90 2 92 7 - 7
SULAWESI UTARA 73 54 127 - - 0
SULAWESI TENGAH 223 108 331 27 - 27
SULAWESI SELATAN 213 214 427 - 9 12
SULAWESI TENGGARA 321 72 393 15 5 20
GORONTALO 30 14 44 - 4 4
SULAWESI BARAT 14 14 28 13 - 13
MALUKU 85 11 96 3 - 3
MALUKU UTARA 202 84 286 25 9 34
PAPUA 48 86 134 44 - 44
PAPUA BARAT 36 62 98 9 1 10
TOTAL 6230 3203 9433 1174 252 1426*)

*) KETERANGAN: BEBERAPA REKOMENDASI DILUAR TABULASI MASIH DALAM PROSES DISPOSISI

7
STATUS PENGUMUMAN CNC XXII
REKOMENDASI
CnC
1.426 IUP
OLEH
OLEH GUBERNUR
KEPALA DINAS
1.174 IUP
252 IUP *)

SUDAH CnC LOLOS TIDAK LOLOS ADMIN & SUDAH CnC LOLOS TIDAK LOLOS ADMIN &
ADMIN&KEWILAYAHAN KEWILAYAHAN ADMIN&KEWILAYAHAN KEWILAYAHAN
390 IUP 755 IUP**) 44 IUP***) 208 IUP

CALON CnC-23 29 IUP


(23 IUP MINERAL &
6 IUP BATUBARA) PROSES EVALUASI/
REKOMENDASI ULANG/
MELENGKAPI REKOMENDASI
Keterangan: 963 IUP
*) Surat Dirjen Minerba kepada Gubernur No. 1008/30/DJB/2016 1022/30/DJB/2016 perihal
Pelaksanaan Ketentuan Permen ESDM No. 43/2015
**) Surat Dirjen Minerba kepada Gubernur No. 1039/30/DJB/2016 1065/30/DJB/2016 perihal
Verifikasi aspek Administrasi dan Wilayah sesuai Permen ESDM No. 43/2015
***) Diumumkan C&C sebelum Permen ESDM No. 43/2015 terbit

8
DAFTAR PENCABUTAN/PENGAKHIRAN IUP DARI PROVINSI
IUP YANG DICABUT IUP YANG DICABUT
NO PROVINSI /DIBATALKAN NO PROVINSI /DIBATALKAN
MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA
1 ACEH 36 11 19 NUSA TENGGARA TIMUR 1 -
2 SUMATERA UTARA 95 2 20 KALIMANTAN BARAT 48 32
3 SUMATERA BARAT - - 21 KALIMANTAN TENGAH 42 9
4 RIAU 3 - 22 KALIMANTAN SELATAN 24 42
5 JAMBI 3 131 23 KALIMANTAN TIMUR 6 59
6 SUMATERA SELATAN 13 104 24 KALIMANTAN UTARA 7 32
7 BENGKULU 64 45 25 SULAWESI UTARA - -
8 LAMPUNG 18 8
26 SULAWESI TENGAH 118 -
9 BANGKA BELITUNG 15 -
27 SULAWESI SELATAN 13 3
10 KEP.RIAU 45 1
28 SULAWESI TENGGARA 92 15
11 DKI JAKARTA - -
29 GORONTALO 5 -
12 JAWA BARAT - -
13 JAWA TENGAH 30 SULAWESI BARAT 38 7
94 -
14 DI. YOGYAKARTA 31 MALUKU 9 -
- -
15 JAWA TIMUR - - 32 MALUKU UTARA 51 2
16 BANTEN - - 33 PAPUA - 4
17 BALI - - 34 PAPUA BARAT 8 17
18 NUSA TENGGARA BARAT 109 - JUMLAH 957 524

9
II RENEGOSIASI AMANDEMEN KK DAN PKP2B

10
AMANDEMEN KK DAN PKP2B
Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2009 Pasal 169 bahwa:
a. KK dan PKP2B dihormati sampai jangka waktu berakhirnya Kontrak atau Perjanjian;
b. Ketentuan dalam KK dan PKP2B disesuaikan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak UU No. 4 Tahun 2009
diundangkan kecuali mengenai penerimaan negara;
c. Pengecualian tersebut merupakan upaya peningkatan penerimaan negara.

LUAS WILAYAH KERJA


1

2
KELANJUTAN OPERASI PERTAMBANGAN KK

ISU 3
PENERIMAAN NEGARA PKP2B KK
STRATEGIS KEWAJIBAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN KK
4

5
KEWAJIBAN DIVESTASI PKP2B KK
KEWAJIBAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA, BARANG, DAN JASA
6 PERTAMBANGAN DALAM NEGERI

= Keberatan/belum sepakat

11
AMANDEMEN KK DAN PKP2B
KK (34 Perusahaan)
Belum sepakat isu
- Kelanjutan Operasi

9 25 Pertambangan
- Penerimaan Negara
- Kewajiban Pengolahan dan
Pemurnian
- Divestasi Saham

Telah menandatangani Naskah Amandemen


Proses Pembahasan Amandemen

PKP2B (74 Perusahaan)


Belum sepakat isu :

22 47
- Penerimaan Negara
- Divestasi Saham

5
Telah menandatangani Naskah Amandemen
Proses Pembahasan Amandemen
Proses terminasi dan penutupan tambang

12
HASIL KOORDINASI MENTERI ESDM DAN MENTERI KEUANGAN

STATUS TANGGAL 20 DESEMBER 2016

Melalui Surat No. 9181/84/MEM.2016 tanggal 24 November 2016, Menteri ESDM menyampaikan usulan
rumusan Penerimaan Negara pada Naskah Amandemen (untuk KK dan PKP2B Generasi I dan Generasi III)
kepada Menteri Keuangan. Pada tanggal 20 Desember 2016 telah diadakan pembahasan Amandemen KK
dan PKP2B di Kementerian Keuangan yang dipimpin oleh Ibu Menteri Keuangan yang hasilnya sebagai
berikut:
KK all prevailing kecuali tarif PPh Badan (nailed down)
PKP2B Generasi I sebagaimana MoU tetapi PBB prevailing dan Pasal 11.3 (Pasal reimbursment) dihapus
PKP2B Generasi III all prevailing kecuali DHPB tetap 13,5% in cash

13
III RENCANA KERJA ANGGARAN BIAYA (RKAB)

14
RENCANA KEGIATAN ANGGARAN BELANJA (RKAB)
1. Sejak 2017, dokumen RKAB adalah gabungan dari RKAB dan RKTTL;
2. Dasar bagi Pemerintah untuk penentuan target nasional (a.l. produksi,
PNBP, DBH, investasi, sumber daya dan cadangan) dan pengawasan
(kepatuhan/compliance perusahaan terhadap rencana kerja);
3. Disahkan pada awal tahun sebagai pedoman kerja perusahaan

Penyusunan Aspek Evaluasi Persetujuan


BAB I. PENDAHULUAN ( Latar Belakang , 1. Aspek Hukum, Perizinan, dan
Legalitas) Ringkasan Terkait
Kewilayahan (BAB.I) Rencana dan Realisasi
BAB II. REALISASI KERJA DAN BIAYA TAHUN 2. Aspek Eksplorasi ( II.1 )
N-1 DAN RENCANA KERJA TAHUN N Kegiatan dan Rincian
2.1. Kegiatan Eksplorasi
3. Konstruksi, Produksi dan Pemasaran
2.2. Konstruksi / Infrastruktur (II.2 II.6 ) Biaya Tahun Berjalan
2.3. Kegiatan Penambangan 4. Aspek Perlindungan Lingkungan (II.7) dan Rencana Kegiatan
2.4. Pengangkutan dan Penimbunan Bahan
Galian 5. Aspek Keselamatan Pertambangan 1 Tahun kedepan yang
2.5. Pengolahan dan Pemurnian atau (II.8) telah ditandatangani
Pencucian
6. Aspek Standarisasi dan Usaha Jasa
2.6. Pemasaran dan Inventory oleh pemerintah dan
2.7. Perlindungan Lingkungan (II.9 - .10)
2.8. Keselamatan Pertambangan 7. Aspek Pengembangan Masyarakat Direksi Perusahaan
2.9. Usaha Jasa Pertambangan dan Tenaga Kerja (II.11 II.12) sebagai acuan kegiatan
2.10. Penerapan Standar
2.11. Tenaga Kerja PKP2B/KK/IUP dan 8. Aspek Keuangan dan Master List perusahaan dalam
Perusahaan Jasa Pertambangan ( II.13-II.14) bekerja
2.12. Pengembangan Masyarakat
9. Rencana Strategis 5 Tahun kedepan
2.13. Masterlist
2.14. Keuangan (BAB III)

BAB III. RENCANA STRATEGIS 5 (LIMA)


TAHUN

15
IV JAMINAN REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

16
JAMINAN REKLAMASI KK, PKP2B, DAN IUP PMA
No Nama Perusahaan Keterangan
PT Astaka Dodol
1 Belum menempatkan Jaminan Reklamasi tahun 2015 dan 2019.
PKP2B, Operasi Produksi
Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.
PT Baturona Adimulya
2 Belum memperpanjang masa berlaku Jaminan Reklamasi 2015 dan
PKP2B, Operasi Produksi
sisa Jaminan Reklamasi tahun 2013 dan 2014.
PT Batubara Selaras Sapta
3 Belum menempatkan Jaminan Reklamasi tahun 2009-2013.
PKP2B, Eksplorasi

PT Karimun Granite Belum memperpanjang masa berlaku Jaminan Reklamasi tahun 2013-
4
KK, Operasi Produksi 2015

PT Mikgro Metal Perdana


5 Belum memperpanjang Jaminan Reklamasi tahun 2015.
IUP OP PMA, (suspensi)

PT Natarang Mining Belum memperpanjang masa penjaminan reklamasi tahun 2014 dan
6
KK, Operasi Produksi tahun 2015.

PT Pendopo Energi Batubara


7 Belum menempatkan Jaminan Reklamasi Tahun 2015 dan 2016.
PKP2B, Operasi Produksi

17
JAMINAN REKLAMASI KK, PKP2B, DAN IUP PMA
No Nama Perusahaan Keterangan
PT Citra Harapan Abadi, Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.
8
IUP PMA Eksplorasi
PT Dicepco Indonesia,
9 IUP PMA Eksplorasi Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.
PT Kalimantan Surya Kencana, Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.
10 KK Eksplorasi
PT Mitra Usaha Riau,
11 IUP PMA Eksplorasi Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.
PT Multi Citra Global,
12 IUP PMA Eksplorasi Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.
PT Panca Resources Indonesia,
13 IUP PMA Eksplorasi Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.
PT Puri Sakti,
14 IUP PMA Eksplorasi Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.

PT Tetranergy Bideco Indonesia,


15 IUP PMA Eksplorasi Belum menempatkan Jaminan Reklamasi 2016.

18
JAMINAN PASCATAMBANG KK, PKP2B, DAN IUP PMA

NO NAMA PERUSAHAAN KETERANGAN

1 PT Arutmin Indonesia Belum menempatkan Jaminan Pascatambang tahun 2015-2016


PKP2B, Operasi ProduksI untuk site Asam-Asam, Satui, Batulicin, Senakin dan NPLCT.

2 PT Baturona Adimulya Belum menempatkan Jaminan Pascatambang tahun 2016.


PKP2B, Operasi ProduksI

3 PT Freeport Indonesia Belum menempatkan Jaminan Pascatambang tahun 2016


KK, Operasi ProduksI

19
V PENERIMAAN NEGARA

20
PIUTANG PNBP UNAUDITED 31 DES 2016,
PNBP REALISASI 2016, PNBP TARGET 2017
Saldo piutang KK Rp. 258,8 milyar
Saldo piutang PKP2B Rp. 2.372,2 milyar
Saldo piutang IUP Rp. 4.021,3 milyar

Total piutang PNBP : Rp. 6.652,3 milyar

PNBP REALISASI 2016 PNBP TARGET 2017


Rp. 27,21 Triliun (SESUAI APBN 2017)
Rp. 32,4 Triliun

21
VI INTEGRASI INSPEKTUR TAMBANG

22
PNS BIDANG YANG DIALIHKAN
Serah terima SK Inspektur Tambang (IT) dari BKN
sebanyak 949 orang, terdiri dari:
Status per 25 Januari 2017
NO KATEGORI PNS JUMLAH
1 Inspektur Tambang 126
2 Telah Mengikuti Diklat IT (Termasuk IT) 574
3 Belum mengikuti diklat 375
Total (Telah Diklat + Belum Diklat) 949

23
MEKANISME IT YANG DIALIHKAN

Penempatan IT di daerah melalui SK Direktur


IT Jenderal Mineral dan Batubara

Pelimpahan kewenangan Kepala Inspektur


Tambang kepada Kepala Dinas ESDM Provinsi

Penyiapan SOP kerja Inspektur Tambang

Penyiapan kode etik Inspektur Tambang

24
JUMLAH IT DI PER PROVINSI
Status 25 Januari 2017

25
VII KEBIJAKAN PERTAMBANGAN (MINING POLICY)

26
KEBIJAKAN PERTAMBANGAN NASIONAL (MINING POLICY)

1. Dokumen kebijakan lintas sektor jangka panjang yang


memuat kebijakan tentang ketersediaan, pengusahaan,
konservasi, pengembangan, infrastruktur dan lingkungan
hidup.
2. Telah dibentuk 5 Pokja yang melibatkan pemangku
kepentingan (K/L, Asosiasi, Perguruan Tinggi, para Pakar)
3. Telah dilaksanakan
sharing session (1x) dan FGD (1x) dari rencana 8-10 kali
FGD
4. Target draft selesai akhir Semester 1 Tahun 2017

27
KEBIJAKAN PERTAMBANGAN INDONESIA
Pengusahaan : Ketersediaan :
- Investasi - Inventarisasi SD dan Cadangan
- Devisa Negara - Validitas dan keakuratan data
- Tenaga Kerja - Perencanaan berjangka
- Kebutuhan dalam negeri - Eksplorasi SD dan Cadangan baru
- Kandungan Lokal - KCMI
- Nilai Tambah - Tata ruang (WP, peta regional, lelang)
- Kebijakan Fiskal
- Kebijakan Moneter
- Cadangan strategis Pengembangan :
Ketersediaan - Prioritas
- Good mining practice
- Perizinan dan Sertifikasi pengembangan
- Penegakan Hukum - Penelitian dan
pengembangan
- Pengembangan
masyarakat lokal
Pengusahaan
Pengembangan

KEBIJAKAN POKOK

Konservasi
- Tingkat/Laju Produksi Infrastruktur dan Lingkungan
- Substitusi dan diversifikasi Hidup
- Teknologi dan inovasi - Penguatan infrastruktur
- Pembangunan yang Infrastruktur pendukung
berkelanjutan Konservasi dan Lingkungan - Konsep green mining
- Pemanfaatan cadangan Hidup - Reklamasi dan Paska Tambang
marginal

28
VIII KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH

29
KEBIJAKAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL

KESEMPATAN EKSPOR PENETAPAN HARGA


KK MENJADI IUPK OP KEWAJIBAN SMELTER
KONSENTRAT PATOKAN

Pemberian kesempatan ekspor Perubahan KK menjadi IUPK Operasi Kewajiban smelter di dalam negeri Penetapan Harga Patokan untuk
produk hasil pengolahan mineral Produksi dalam rangka pemberian untuk memanfaatkan mineral logam penjualan mineral dan batubara
(konsentrat), dengan persyaratan ekspor konsentrat dengan kriteria tertentu (ekspor dan domestik)
dan pengawasan yang ketat
o Setelah memenuhi kebutuhan o Menteri untuk mineral logam
o Luas wilayah IUPK OP Maks. domestik (min. 30% total dan batubara
o Jangka waktu 5 tahun 25.000 Ha kapasitas smelter) nikel dengan
o Gubernur atau Bupati/walikota
o Telah/sedang membangun o Penerimaan Negara sesuai kadar < 1,7% dapat di eskpor
untuk mineral bukan logam dan
smelter ketentuan yang berlaku o Wash Bauxite 42% dapat batuaan
o Membayar bea keluar (prevailing) dieskpor dengan jumlah tertentu
o Harga patokan berdasarkan
o KK menjadi IUPK OP o Divestasi saham 51% o Wajib bangun smelter dan mekanisme pasar atau harga
membayar bea keluar pasar international
Apabila pencapaian fisik smelter o Untuk konservasi cadangan nikel o Permen ESDM No. 7 Tahun 2017
dan mendorong pembangunan
<90% izin ekspor dicabut smelter bauksit dan nikel kadar
rendah

30
PERUBAHAN KK MENJADI IUPK
PERPANJANGAN IJIN LEBIH CEPAT
(5 TAHUN SEBELUM BERAKHIR)

1 SYARAT PERPANJANGAN
IUPK: PASAL 72 AYAT (2)
PP NOMOR 1 TAHUN 2017
1. PETA DAN BATAS KOORDINAT WILAYAH;
MENGAJUKAN PERUBAHAN
KE MENTERI ESDM FASILITAS YANG DIPEROLEH 2. BUKTI PELUNASAN PNBP 3 (TIGA) TAHUN TERAKHIR;
3. LAPORAN AKHIR KEGIATAN OPERASI PRODUKSI;
KK IUPK
KETENTUAN:
4. LAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN;
SYARAT: A. LUAS WILAYAH MAX. 25.000 5. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA; DAN
A. PETA DAN BATAS KOORDINAT HA
B. PENERIMAAN NEGARA
6. NERACA SUMBER DAYA DAN CADANGAN.
WILAYAH ;
B. BUKTI PELUNASAN PNBP; SESUAI KETENTUAN
C. RKAB BERLAKU
C. DIVESTASI SAHAM 51% 2 SYARAT REKOMENDASI
EKSPOR: PASAL 5 AYAT (2)
EKPSPOR KONSENTRAT 1. SURAT KEABSAHAN DOKUMEN PERMEN ESDM NOMOR 6 TAHUN 2017
(PALING LAMA 5 TAHUN)
2. PAKTA INTEGRITAS
3. SALINAN SERTIFIKAT CNC
KETERANGAN: 4. LAPORAN UJI LAB (COA /ROA)
1. UNDANG-UNDANG 4/2009: PASAL 170 KK WAJIB 5. PELUNASAN PNBP;
PEMURNIAN DI DALAM NEGERI DALAM JANGKA 6. SALINAN PERJANJIAN KERJA SAMA;
WAKTU 5 TAHUN
2. JANGKA WAKTU PEMURNIAN BAGI PEMEGANG KK 7. FS SMELTER YANG DIVERIFIKASI VERIFIKATOR
BERSIFAT LIMITATIF, SEHINGGA TIDAK DAPAT KK HARUS TERLEBIH DAHULU MENGUBAH INDEPENDEN
DITENTUKAN BERBEDA KECUALI PASAL 170 BENTUK PENGUSAHAANNYA MENJADI IUPK 8. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA;
TERSEBUT DIUBAH AGAR PELAKSANAAN KEWAJIBAN 9. LAPORAN VERIFIKASI FISIK VERIFIKATOR
3. BAGI PEMEGANG IUP/IUPK OPERASI PRODUKSI, PEMURNIANNYA DAPAT DIBERLAKUKAN SEPERTI
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEWAJIBAN
INDEPENDEN;
IUP/IUPK YANG DAPAT DIATUR DALAM BENTUK 10. LAPORAN MUTAKHIR ESTIMASI CADANGAN
PEMURNIAN DIATUR DALAM PERATURAN
PEMERINTAH SEHINGGA PEMERINTAH DAPAT
PERATURAN PEMERINTAH ATAUPUN (SNI/KCMI/JORC)
MENGATUR JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI
11. RENCANA PENJUALAN KE LUAR NEGERI
KEWAJIBAN TERSEBUT DALAM BENTUK
PERATURAN PEMERINTAH, ATAU DENGAN
MENDELEGASIKAN PENGATURAN DALAM
PERATURAN MENTERI

31
EKSPOR PRODUK HASIL PENGOLAHAN MINERAL (KONSENTRAT)
KETENTUAN EKSPOR
1. Ekspor diberikan dalam jangka waktu tertentu, yakni 5 (lima)
tahun sampai dengan 12 Januari 2022
1 2. Telah/sedang membangun fasilitas pemurnian di dalam negeri
3. Membayar bea keluar sesuai dengan ketentuan peraturan
DAPAT MELAKUKAN EKSPOR perundang-undangan
IUP/ 4. Perubahan bentuk pengusahaan dari KK menjadi IUPK Operasi
IUPK Produksi (khusus bagi pemegang KK)

2
INSTRUMEN PENGAWASAN:
1. Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan ekspor konsentrat
3 dan kemajuan fisik pembangunan smelter
2. Pengawasan dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan,
SYARAT REKOMENDASI EKSPOR: atau sewaktu-waktu jika diperlukan
3. Kemajuan fisik pembangunan smelter dalam rangka
1. SURAT KEABSAHAN DOKUMEN mendapatkan perpanjangan rekomendasi ekspor harus
2. PAKTA INTEGRITAS mencapai paling sedikit 90% dari rencana kemajuan fisik smelter
3. SALINAN SERTIFIKAT CNC yang dihitung secara kumulatif sampai 1 bulan terakhir sebelum
4. LAPORAN UJI LAB (COA /ROA)
5. PELUNASAN PNBP; perpanjangan diajukan
6. SALINAN PERJANJIAN KERJA SAMA; 4. Dalam hal capaian kemajuan fisik smelter kurang dari 90%,
7. FS YANG DIVERIFIKASI VERIFIKATOR INDEPENDEN Diretur Jenderal memberikan rekomendasi pencabutan Surat
8. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA;
9. LAPORAN VERIFIKASI FISIK VERIFIKATOR INDEPENDEN; Persetujuan Ekspor kepada Kementerian Perdagangan
10. LAPORAN MUTAKHIR ESTIMASI CADANGAN
11. RENCANA PENJUALAN KE LUAR NEGERI

32
SIAPA YANG BOLEH EKSPOR
MINERAL KRITERIA TERTENTU?? ??
Nikel kadar < 1,7%Ni
Washed Bauxite 42% Al2O3 SMELTER MINERAL
IUP OP
IUPK OP
TELAH MEMBANGUN
Bekerja sama (shareholder)
atau membangun sendiri
SEDANG MEMBANGUN

a. IUPK atau IUP OP yang membangun fasilitas


pemurnian sendiri; atau
b. IUP OP yang bekerja sama dengan entitas lain Ijin ekspor diberikan sebagai
dengan membentuk badan usaha tesendiri (IUP fasilitas bagi IUP OP/IUPK OP
OPK pengolahan dan/atau pemurnian) yang untuk mempercepat realisasi
kepemilikannya dibuktikan akta pendirian dan/atau
hilirisasi mineral
akta perubahannya yang telah disahkan oleh
Kemenhukam (pembangunan smelter)

33
DAMPAK PP 1 TAHUN 2017 DAN PERATURAN TURUNANNYA TIDAK DITERBITKAN

34
MEKANISME PENGAWASAN

PENGAWASAN DILAKUKAN OLEH:


1. Ditjen Minerba melakukan pengawasan administrasi (laporan bulanan) dan pengawasan
lapangan sewaktu-waktu (minimal 2 kali/tahun) .
2. Verifikator Independent melakukan verifikasi kemajuan fisik pembangunan smelter.

INSTRUMEN PENGAWASAN:
1. Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan ekspor konsentrat dan kemajuan fisik
pembangunan smelter.
2. Pengawasan dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan, atau sewaktu-waktu jika
diperlukan.
3. Kemajuan fisik pembangunan smelter dalam rangka mendapatkan perpanjangan
rekomendasi ekspor harus mencapai paling sedikit 90% dari rencana kemajuan fisik
smelter yang dihitung secara kumulatif sampai 1 bulan terakhir sebelum perpanjangan
diajukan.
4. Dalam hal capaian kemajuan fisik smelter kurang dari 90%, Direktur Jenderal memberikan
rekomendasi pencabutan Surat Persetujuan Ekspor kepada Kementerian Perdagangan.

35
IX REVISI UNDANG-UNDANG MINERBA

36
LATAR BELAKANG REVISI UNDANG-UNDANG MINERAL DAN BATUBARA

Terdapat ketentuan-ketentuan dalam UU No. 4 Tahun 2009 yang tidak dapat


dilaksanakan/mengalami kendala dalam pelaksanaannya ex. renegosiasi
KK/PKP2B, kebijakan peningkatan nilai tambah, dan permasalahan IUP
Batuan.
Terdapat ketentuan-ketentuan dalam UU Nomor 4 Tahun 2009 yang perlu
disesuaikan dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, terutama kewenangan pengelolaan mineral dan batubara
Terdapat ketentuan-ketentuan dalam UU Nomor 4 Tahun 2009 yang perlu
disesuaikan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi, ex. Penetapan
Wilayah Pertambangan (WP), penghapusan luas minimum WIUP eksplorasi,
dan keterlibatan masyarakat dalam penetapan WP.
Kebijakan Pemerintah untuk melakukan penyederhanaan terhadap
perizinan dan pelayanan publik, termasuk dalam hal ini perizinan sub-sektor
minerba
37
REVISI UNDANG-UNDANG MINERAL DAN BATUBARA

1. KEWENANGAN
2. WILAYAH PERTAMBANGAN
3. KONSEP PERIZINAN
4. PENINGKATAN NILAI TAMBAH
5. PENYESUAIAN KK/PKP2B
6. DIVESTASI SAHAM
7. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
8. PENYESUAIAN DENGAN UU 23/2014 DAN PUTUSAN MK

38
PERKEMBANGAN REVISI UNDANG-UNDANG MINERAL DAN BATUBARA

Penyusunan RUU Mineral dan Batubara telah menjadi Program Legislasi Nasional Jangka
Menengah Tahun 2015 2019, dan telah menjadi program prioritas tahun 2015 dan tahun 2016
berdasarkan Hak Inisiatif DPR RI.
Sampai dengan Januari 2017, DPR sebagai pemegang hak inisiatif belum menyerahkan usulan
Naskah Akademik beserta Draft revisi UU Minerba, sehingga Revisi UU Minerba belum dapat
dibahas bersama dengan Pemerintah.
Saat ini Pemerintah telah menyiapkan draft Rancangan Revisi UU Minerba yang menggambarkan
usulan dan posisi Pemerintah terhadap pokok-pokok revisi UU Minerba.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam mempersiapkan revisi UU Minerba
diantaranya:
a. FGD RUU Minerba dengan sejumlah asosiasi Pertambangan (APBI, IMA, PERHAPI, IAGI, dan ASPINDO)
pada tanggal 16 Februari 2016
b. Pertemuan dengan Badan Keahlian Komisi VII DPR RI pada tanggal 16 dan 23 Maret 2016
c. Pertemuan dengan Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Seluruh Indonesia pada tanggal 17 Maret 2016
di Solo
d. Konsultasi Publik RUU Minerba di Balikpapan, Medan, Surabaya, dan Makassar pada
Bulan Mei-Oktober 2016
e. FGD dengan Tenaga Ahli Komisi VII DPR RI pada tanggal 22-24 Agustus 2016

39
X PELAYANAN RPIIT

40
JENIS PELAYANAN DI BKPM
1. IUP Eksplorasi
2. IUP OP dan perpanjangannya USULAN PENYEDERHANAAN
3. Pengakhiran IUP karena pengembalian
4. IUP OP K Pengangkutan/Penjualan dan perpanjangannya
1. IJIN EKSPLORASI
5. IUP OP K Pengolahan/Pemurnian dan perpanjangannya 2. IJIN OPERASI PRODUKSI
6. Izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan
7. IUP OP untuk penjualan
3. IJIN PENUNJANG
8. Izin Prinsip Pengolahan/Pemunian
9. IUJP dan perpanjangannya
10. Perubahan Status PMDN menjadi PMA
11. Perubahan Status PMA menjadi PMDN

41
PELAYANAN PERIZINAN MINERBA DI RPIIT
Mekanisme Pemrosesan Perizinan:
1. Badan Usaha memasukkan berkas Perizinan melalui frontliner
2. frontliner melakukan verifikasi kelengkapan dokumen
3. Evaluator mengambil dan kemudian mengevaluasi dokumen yang
diterima frontliner
4. Pejabat di lingkungan DJMB sesuai tugas pokok dan kewenangannya
yang terkait dengan perizinan memeriksa dan/atau memberikan paraf
atau tanda tangan
5. Produk perizinan yang telah ditandatangani diberikan kelengkapan
administrasi seperti penomoran dan stempel, untuk kemudian
diunggah melalui www.minerba.esdm.go.id
6. Pengambilan produk perizinan dilakukan di loket RPIIT dengan
membawa serta persyaratan pengambilan yang telah ditetapkan

42
PELAYANAN PERIZINAN MINERBA DI BKPM
Menindaklanjuti Permen ESDM No. 25 Tahun 2015, penerbitan produk perizinan yang
didelegasikan kepada BKPM menggunakan Kop BKPM.

Ditjen Mineral dan Batubara telah menugaskan 3 Liaison Officer (LO) dari tahun 2015 s.d saat ini
di BKPM. LO tersebut dibawah pembinaan Bapak Ronggo Kuncahyo (Staf Ahli Menteri Bidang
Perencanaan).

Mekanisme Pemrosesan Perizinan:


1. Badan Usaha memasukkan berkas Perizinan melalui LO Minerba
2. LO Minerba melakukan verifikasi kelengkapan dokumen
3. LO Minerba menyampaikan Dokumen Perizinan pada Tim Monitoring BKPM
4. Tim Monitoring BKPM dan/atau Tim Administrator Minerba :
1. mengirimkan Dokumen Perizinan untuk dievaluasi
2. mengambil Dokumen Perizinan yang telah dievaluasi
*) Tim Administrator Minerba dibentuk untuk mempercepat proses penyampaian
dokumen dari dan ke BKPM
5. Hasil evaluasi Dokumen Perizinan untuk selanjutnya dilakukan validasi/pengesahan di BKPM

43
Batas Waktu Sesuai SOP

Keterangan:
- Data 3 jenis perizinan yang jumlah permohonannya mendominasi RPIIT
- Penataan RPIIT mulai Agustus 2015

44
45
ROADMAP PERIZINAN BERBASIS ELEKTRONIK

Notifikasi Perizinan
Upload Perizinan Evaluasi Perizinan
(SMS, Whatsapp, email)

Monitoring Perizinan e-tracking Approval Digital

Integrasi Perizinan Minerba dan BKPM

Penerapan Digital signature pada produk perizinan

46
Bahan paparan dapat di download di:
www.minerba.esdm.go.id/publikasi/Paparan_Dirjen_Coffee_Morning.pdf

47

Anda mungkin juga menyukai