Makalah CT
Makalah CT
Makalah CT
Disusun oleh:
LUTFI CHRISTANTI
16411500
Kelas:
D4 SKL 2C
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Current Transformer ini dengan baik.
Makalah ini berisi tentang pengertian trafo arus, fungsi dari trafo tersebut, prinsip kerja, jenis
jenis trafo arus, letak dari trafo, perbedaan trafo pengukuran dan trafo daya, galat (faktor error)
dan burden trafo, tingkat kejenuhan trafo dan lain-lain.
Penulis hanyalah insan biasa yang berusaha sebaik mungkin dalam membuat dan
menyelesaikan makalah ini, tetapi usaha konstruktif terutama dari penulis sendiri akan selalu
penulis tingkatkan guna mencapai hasil yang lebih baik. Penulis berharap makalah ini dapat
digunakan dan memberikan manfaat sekaligus sebagai media informasi bagi para pembaca.
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis nantikan guna terselesaikannya
makalah yang lebih baik di masa mendatang dan meningkatkan kemampuan kami dalam
penyelesaian makalah.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Trafo arus atau current transformer adalah trafo satu fasa yang berfungsi untuk
mentransformasikan arus kuat pada jaringan kesuatu nilai arus lemah supaya dapat diukur
dengan amperemeter dan dimanfaatkan sebagai besaran sensor pada relai proteksi. Pengukuran
arus pada jaringan tegangan tinggi tidak dapat dilakukan seperti mengukur pada jaringan
tegangan rendah. Dikarenakan dapat membahayakan operator dan sulit mengukur secara
langsung dengan menggunakan amperemeter karena memilii batas kemampuan..
Pada sistem tenaga listrik ditemukan juga relai-realai proteksi yang mengontrol kinerja
sistem tenaga listrik. Relai relai tersebut juga membutuhkan besara sensor berupa arus lemah.
Sehingga dibutuhkan peran trafo arus untuk mentransformasikan arus kuat pasda suatu jaringan
ke suatu nilai arus lemah supaya dapat diukur amperemeter dan dapat dimanfaatkan sebagai
besaran sensor pada relai proteksi.
a) Trafo arus tegangan tinggi. b) Trafo arus tegangan menengah. c) Trafo arus tegangan rendah
2.2 Fungsi Current Transformer ( Trafo Arus)
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan bahkan ribuan
ampere dan arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Pengukuran langsung dengan
amperemeter dapat dilakukan juga pada jaringan tegangan rendah dengan arus dibawah 5 A.
Pada jaringan tegangan tinggi pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung karena dapat
membahayakan operator. Pengukuran secara langsung pada jaringan tegangan tinggi juga dapat
membahayakan ammeter dikarenakan isolasi ammeter tidak dirancang untuk memikul tegangan
tinggi. Jika arus yang hendak diukur mengalir pada jaringan tegangan rendah dan besar arus
melebihi 5 A, maka pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan
ammeter dikarenakan batas kemampuan ammeter hanya mengukur arus di bawah 5 A.
Selain digunakan untuk pengukuran arus, trafo arus dibutuhkan untuk pengukuran daya
dan energi, untuk keperluan telemeter dan relai proteksi. Kumparan primer trafo arus
dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang diukur arusnya, sedangkan kumparan
skunder dihubungkan dengan meter atau relai proteksi seperti pada gambar 2.2. Pada umumnya
peralatan ukur dan relai membutuhkan arus sekitar 1 A sampai dengan 5 A.
Saat terjadi hubung singkat, trafo arus harus menahan arus hubung singkat pada batas
waktu tertentu. Rentang kerja trafo arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai
1,2 kali arus yang akan diukur. Trafo arus untuk tujuan proteksi dirancang untuk mampu
mengalirkan arus lebih sebesar 10 kali arus nominalnya.
Prinsip kerja trafo sama dengan trafo daya satu fasa. Terdiri dari 2 bagian penting yaitu
kumparan dan inti besi. Kumparan pada trafio terdapat 2 macam yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder. Jika pada kumparan primer mengalir arus 1 , maka pada kumparan primer
timbul gaya gerak magnet sebesar 1 1 . Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks mutual pada
inti. Fluks mutual ini membangkitkan GGL (Gaya Gerak Listrik) pada kumparan sekunder (2 ).
Jika terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus 2 .
Arus ini akan menimbulkan gaya gerak magnet sebesar 2 2 pada kumparan sekunder. Bila
pada trafo tergolong trafo ideal, sehingga berlaku persamaan
1 1 = 2 2
atau
1 2
=
2 1
Dalam praktiknya trafo arus selalu mengandung arus eksitasi atau arus beban nol (0 ). Arus
beban nol menimbulkan fluks mutual ( ) yan dibutuhkan untuk membangkitkan gaya gerak
listrik 2 . Hubungan fluks mutual ( )dengan gaya gerak listrik 2 adalah
2 = 4,44 2 = 4,44 2
Dalam perencanaan suato trafo arus ditetapkan batas tertinggi arus kontinu yang mengalir
pada belitan primer dan belitan sekunder, masing masing disebut arus nominal primer dan arus
nomoinal sekunder. Perbandingan arus nominal dengan arus sekunder disebut faktor rasio
nominal.
2.4 Perbedaan Current Transformer dengan Power Transformer
Perbedaan current transformer dengan power transformer dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jumlah belitan kumparan primer CT sangat sedikit , tidak lebih dari lima belitan.
Arus primer tidak dipengaruhi arus beban yang terhubung ke kumparan sekunder, karena
arus primer ditentukan oleh arus pada jaringan yang diukur.
Semua beban pada kumparan sekunder dihubung seri.
Terminal sekunder trafo tidak boleh terbuka, oleh karena itu terminal kumparan sekunder
harus selalu dihubungkan dengan beban atau dihubung singkat jika bebannya belum
dihubungkan. Hal ini dikarenakan saat sisi sekunder dilepas fluks mutual tidak tersalurkan
ke sisi sekunder dan hanya mengelilingi inti. Efeknya adalah dengan fluks mutual yang
sangat tinggi berputar di dalam inti besi,maka timbul rugi rugi inti. Rugi rugi inti
menyebabkan pada inti besi kenaikan temperature inti besi. Akibatnya isolasi pada trafo
arus akan rusak dan mengakibatkan trafo arus rusak dan pecah.
1) Terminal Utama
2) Terminal Sekunder
3) Kumparan sekunder
4) Plat pertanahan
Tipe Cincin
Jenis trafo dapat dibagi menurut jumlah dan konstruksi kumparan primer, menurut jumlah rasio,
menurut jumlah inti, menurut ketelitian, menurut pemasangan, menurut konstruksi isolasi.
Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis trafo menurut pembagiannya.
Menurut jumlah rasio trafo arus terbagi atas dua jenis yaitu trafo arus rasio
tunggal dan trafo arus rasio ganda. Untuk memperoleh trafo arus rasio ganda,
jumlah belitan kumparan primer diperbanyak. Kumparan-kumparan itu dapat
dihubungkan seri atau paralel. Trafo arus rasio ganda dapat juga diperoleh dengan
mengubah jumlah belitan sekundernya.
Trafo arus dapat digunakan untuk mengukur arus yang besar, maka belitan
primer biasanya dibagi menjadi menjadi beberapa kelompok yang dapat
dihubungkan seri atau parallel. Dengan demikian arus primer nominal trafo arus
dapat diatur. Perubahan arus primer nominal membuat rasio arus nominal
bervariasi, namun galat tetap tidak berubah untuk setiap rasio yang dipilih, karena
ampere seri, ketahanan arus hubung singkat sangat rendah daripada ketika belitan
primer dihubungkan parallel dan ketahanan arus hubung singkat trafo arus
menjadi kurang.
Rasio ganda pada trafo arus jenis kumparan diperoleh dengan merangkai
kumparan primernya.. Untuk memperoleh arus nominal primer dan arus waktu
singkat yang tinggi, konduktor primer tafo arus terbuat dari konduktor tunggal.
Pada trafo arus jenis konduktor tunggal, rasio ganda diperoleh dengan membuat
sadapan di kumparan sekundernya. Tetapi perlu diperhatikan bahwa daya
keluaran sebanding dengan kuadrat ampere-belitan sekundernya. Jika rasio
dikurangi menjadi setengah , maka kapasitas dayanya berkurang menjadi
seperempat daripada semula, tetapi arus termal waktu singkat tetap seperti semula
Jenis trafo.
Berdasarkan jumlah inti, trafo arus terbagi menjadi 2 jenis yaitu trafo arus inti
tunggal dan trafo arus inti ganda. Trafo arus inti ganda digunakan jika sistem
,membutuhkan arus pengukuran dan proteksi. Pada gambar diatas memperlihatkan
trafo arus 2 inti , satunya diapakai untuk pengukuran dan satunya lagi digunakan
untuk proteksi.
Jika terjadi gangguan pada sisi primer suatu trafo arus, gangguan juga dirasakan
pada rangkaian sekunder trafo arus tersebut. Relai proteksi pada rangkaian sekunder
tidak membutuhkan ketelitian tingg, tetapi harus mentransformasikan arus
gangguan sehingga relai bekerja.
Inti trafo arus untuk pengukuran terbuat dari bahan yang jenuh pada arus rendah,
sehingga besar arus belitan sekunder tetap dalam batas kemampuan ammeter
sekalipun arus di belitan primer naik beberapa puluh arus nominalnya, sehingga
ammeter tidak menjadi rusak ketika arus primer sangat besar. Sebaliknya, inti yang
digunakan untuk relai proteksi harus terbuat dari bahan yang jenuh pada arus tinggi,
sehingga arus sekunder tetap sebanding dengan arus primer sekalipun arus primer
naik sampai sepuluh atau lima belas kali arus nominal primer.