Acuan Problem Solving
Acuan Problem Solving
Acuan Problem Solving
Oleh :
Suparmanto
NIM. 10503249003
i
ii
iii
iv
MOTTO
Sukses itu sulit, tapi lebih sulit lagi kalau tidak sukses (Akbar Kaelola)
Hidup ini seperti naik sepeda, supaya terjaga keseimbangannya harus terus
berjalan walaupun banyak halangan dan tantangan didepan (Subiyono)
Semua mimpi akan menjadi kenyataan apabila kita memiliki keberanian untuk
mengejarnya (Walt Disney)
Jatuh Bangun Lagi, Kalah Mencoba Lagi, Gagal Bangkit Lagi, Sampai Tuhan
Berkata Waktunya Plulang (Penulis)
v
PERSEMBAHAN
Kedua Orang Tua saya Bapak Wagito dan Ibu Siti Patonah,
perkuliahanku.
kepadaku.
vi
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN 3
PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PENGELASAN SMAW
DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
Oleh:
Suparmanto
NIM. 10503249003
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan
tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan
1. Bapak Drs. Suyanto, M.Pd., M.T. selaku Dosen pembimbing Tugas Akhir
2. Bapak Drs. Suyanto, M.Pd., MT., Bapak Tiwan, MT., dan Bapak Aan Ardian,
Skripsi ini.
3. Bapak Dr. Wagiran, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin beserta Dosen dan Staf
yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra
4. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam
Skripsi ini.
6. Bapak Eko Sri Purwanto, S.Pd. guru pembimbing yang selalu memberikan
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung, yang telah
mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi
Yogyakarta, November2014
Penulis
Suparmanto
NIM. 10503249003
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
x
B. Kajian Keilmuan ............................................................................. 33
1. Pengertian Las Busur Shielded Metal Arc Welding (SMAW) .... 33
2. Parameter Pengelasan .............................................................. 35
3. Jenis-jenis Sambungan Las ....................................................... 36
4. Posisi Pengelasan ..................................................................... 40
5. Cara Menyalakan Elektroda dan Mematikan.............................. 43
C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 44
D. Kerangka Pikir ................................................................................ 46
E. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 46
xi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 85
A. Simpulan ........................................................................................ 85
B. Implikasi ......................................................................................... 86
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 86
D. Saran .............................................................................................. 87
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Posisi pengelasan pada sambungan groove dan fillet ................. 42
Tabel 2. Posisi pengelasan pada pipa ....................................................... 42
Tabel 3. Rinciam kegiatan pelaksanaan penelitian .................................... 49
Tabel 4. Kisi-kisi observasi keaktifan belajar siswa .................................... 53
Tabel 5. Aspek yang diamati ...................................................................... 54
Tabel 6. Kisi-kisi soal uji coba instrumen ................................................... 55
Tabel 7. Pedoman interpretasi reabilitas .................................................... 56
Tabel 8. Kisi-kisi instrumen soal setelah uji validitas dan reabilitas ........... 57
Tabel 9. Fasilitas belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Bantul ................. 60
Tabel 10. Daftar pembagian kelompok siswa kelas XI TP3.......................... 64
Tabel 11. Data observasi keaktifan belajar siswa siklus I ............................ 67
Tabel 12. Data observasi keaktifan belajar siswa siklus II ........................... 74
Tabel 13. Daftar nilai dan peningkatan prestasi belajar siswa siklus I dan
siklus II ......................................................................................... 83
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat ijin penelitian ................................................................. 92
Lampiran 2. Instrumen penelitian ............................................................... 96
Lampiran 3. Rincian kegiatan penelitian .................................................... 107
Lampiran 4. Uji validitas dan reabilitas soal ............................................... 109
Lampiran 5. Soal postest I dan postest II ................................................... 119
Lampiran 6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus ....... 130
Lampiran 7. Lembar jawaban diskusi siswa siklus I dan siklus II ............... 141
Lampiran 8. Lembar pengisian pengamatan keaktifan belajar dan
lembar jawaban soal .............................................................. 163
Lampiran 9. Data hasil pengamatan keaktifan belajar dan data nilai
prestasi belajar siswa ............................................................. 179
Lampiran 10. Daftar hadir siswa ................................................................... 187
Lampiran 11. Surat keterangan dari sekolah dan dokumentasi penelitian .. 189
xv
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan kemajuan
Sumber daya manusia yang berkualitas akan membawa pada kemajuan bangsa
pendidikan yang bermutu maka semua hal yang berhubungan dengan masalah
dunia pendidikan akan cepat terselesaikan, untuk itu perlu dirancang suatu
optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip
pendidikan demokratis.
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
dirinya, masyarakat dan bangsa. Menurut Dwi Siswoyo (2008: 18), secara teknis
luar sekolah untuk mempersiapkan diri agar mampu berperan dalam kehidupan
berfungsi untuk menimba ilmu dan juga sebagai sarana belajar dalam suatu
sistem pendidikan. Dalam suatu sekolah guru sebagai pekerjaan profesi, secara
holistik adalah berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional.
Karena didalam suatu proses belajar mengajar guru dituntut harus mempunyai
strategi dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat belajar secara efisien
akan tetapi juga dalam bentuk perilaku, tindakan dan contoh-contoh (Syaiful
2
Pengalaman Anwar dan Sagala (2006) menunjukkan bahwa tingkah laku
jauh lebih efektif dibandingkan dengan perkataan yang tidak dibarengi dengan
amal nyata. Lebih jauh Wens Tanlain, dkk, (1989) menyebutkan ada beberapa
poin yang menjadi beberapa tanggung jawab seorang guru, antara lain:
sebagai beban, tetapi dengan gembira dan sepenuh hati, menyadari benar akan
apa yang dikerjakan dan akibat dari setiap perbuatannya itu, belajar dan
didik, bersikap arif bijaksana dan cermat serta hati-hati, dan sebagai orang
suasana yang kondusif dan menemukan berbagai alternatif metode dan cara
3
September 2013, memperlihatkan adanya keterbatasan sarana dan prasarana
mengajar, seperti kurang tersedianya buku pengelasan shield metal arc welding
pembelajaran juga hanya terjadi satu arah tanpa ada timbal balik dari siswa.
untuk dapat merespon pelajaran dengan baik, seperti jarang sekali ada siswa
yang aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan dalam menangkap materi
maka guru harus selalu memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan materi
dan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan
SMAW. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa merasa malu untuk
ceramah dan pemberian tugas. Metode pembelajaran yang seperti ini sangat
siswa menjadi tidak bersemangat karena mereka tidak dapat menemukan hal
yang baru dalam proses pembelajaran tersebut, dan juga metode pembelajaran
4
yang seperti ini kurang dalam meningkatkan prestasi belajar siswa terutama
konsep serta keterampilan belajar siswa masih sangat kurang apabila metode
Masalah).
dilakukan dengan jalan melatih para siswa dalam menghadapi berbagai masalah
problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan
suatu model berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan model-
model lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik
temannya.
pembelajaran di kelas.
5
Menciptakan suatu metode pembelajaran yang baik merupakan tugas
seorang guru. Hal ini dilakukan didalam proses belajar mengajar, penggunaan
metode pembelajaran yang tepat merupakan hal yang sangat penting untuk
dari cocok atau tidaknya penggunaan metode pembelajaran terhadap suatu topik
B. Identifikasi Masalah
kelas. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran siswa banyak yang tidak
2. Masih banyak siswa memiliki prestasi belajar rendah dilihat dari nilai ulangan
3. Posisi duduk siswa yang kurang tertata dengan baik yaitu terdapat satu
C. Batasan Masalah
6
mendapatkan hasil penelitian yang fokus, serta penafsiran terhadap hasil
hanya pada aspek kognitif yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau
D. Rumusan Masalah
Pengelasan SMAW?
Pengelasan SMAW?
E. Tujuan Penelitian
7
2. Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya
F. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti
8
c. Bagi siswa, yaitu:
pengelasan sehingga konsep tersalurkan dengan baik, selain itu siswa akan
pengelasan.
digunakan.
4) Membantu untuk berpikir lebih dalam dengan ide siswa dan menjadikan para
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
pendidikan, belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam
dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan
tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Nana Sudjana, 1987: 5).
adalah pola umum perbuatan guru dan murid di dalam perwujudan kegiatan
10
belajar mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik
abstrak dari rentetan perbuatan guru dan murid di dalam peristiwa belajar
mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru dan murid dalam suatu peristiwa
lingkungan skolastik).
b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang didalam arti
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang
11
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur
motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah
unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek
a. Pengetahuan h. Emosional
c. Kebiasaan h. Jasmani
e. Apresiasi j. Sikap
2. Prinsip Belajar
motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik
antara guru dengan siswa. Dalam belajar perlu mengetahui beberapa prinsip
belajar agar memiliki pedoman belajar secara efisien. Dari beberapa teori yang
12
Beberapa prinsip belajar menurut Oemar Hamalik (dalam buku Metoda
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-
seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, malam,
13
2) Faktor-faktor sosial dalam belajar
(sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat
disimpulkan (tidak langsung hadir). Kehadiran orang atau orang-orang lain pada
saat seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar itu. Misalnya
kalau satu kelas siswa sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-
dalam kamar lalu satu atau dua orang hilir mudik ke luar masuk kamar belajar
ditunjukkan kepada hal yang dipelajari atau aktivitas belajar itu semata-mata.
Dengan berbagai cara faktor-faktor tersebut harus diatur, supaya belajar dapat
belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya
dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain
pengaruhnya dari pada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada
(1) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan
14
kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.terlebih-lebih bagi
anak-anak yang masih sangat muda, pengaruh itu sangat besar sekali.
(2) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-
penyakit seperti pilek, influensa, sakit gigi, batuk dan sejenis dengan
paling memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga.
Karena itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap guru untuk menjaga, agar
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu
maju.
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dar orang tua, guru, dan
teman-teman.
15
4. Metode Pembelajaran
Metode menurut adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode adalah cara yang
(Poerwadarminta, 1986: 649). Metode dalam penelitian ini pada dasarnya selalu
Menurut Hasibuan (2002: 3), metode mengajar adalah alat yang dapat
merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu
merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode
latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode
Iif Khoiru Ahmadi, dkk (2011: 101) juga berpendapat bahwa metode
kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru (dalam pemilihan metode
prestasi belajar peserta didik. Hal ini dikarenakan strategi belajar mengajar
merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode
16
Metode adalah cara menerapkan prinsip- prinsip logis terhadap
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu
peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan
belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan
dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang
metode dalam mengajar, yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode
sistem regu (team teaching), metode latihan (drill), metode karyawisata (field-
trip), metode resource person (manusia sumber), metode survai masyarakat, dan
17
a. Metode ceramah
ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik,
banyak, namun perlu diperhatikan juga bahwa metode ini akan berhasil baik
apabila didukung oleh metode-metode yang lain, misalnya metode tanya jawab,
latihan dan lain-lain. Guru harus benar-benar siap dalam hal ini, karena jika
disampaikan hanya ceramah saja dari awal pelajaran sampai selesai, siswa akan
bosan dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran, bahkan bisa-bisa siswa
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic, sebab pada saat
yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab
atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya
c. Metode diskusi
yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan
dan merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu diskusi bukanlah debat,
karena debat adalah perang mulut orang beradu argumentasi, beradu paham
18
d. Metode tugas belajar dan resitasi
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih
atau di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar
baik secara individu maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat
Metode kerja kelompok adalah siswa dalam satu kelas dipandang dalam
sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan
usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah
sesuatu.
19
h. Metode pemecahan masalah (problem solving)
tetapi juga merupakan satu metode berfikir. Karena dalam problem solving
menarik kesimpulan.
orang guru atau lebih bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas
dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu
tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang
luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan.
luar kelas. Jadi karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari
sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang
memberikan pelajaran kepada siswa. Orang luar ini diharapkan memiliki keahlian
20
m. Metode survai masyarakat
memperoleh informasi atau keterangan dari sejumlah unit tertentu dengan jalan
observasi dan komunikasi langsung. Banyak sekali jenis survai ini, seperti social
survai, comunity survai, school survai dan lain-lain. Masalah yang dipelajari
n. Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat
untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui proses tingkah laku imitasi
atau bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah
masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Guru disarankan
tidak berorientasi pada metode tersebut, akan tetapi guru hanya melihat jalan
fikiran yang disampaikan oleh siswa, pendapat siswa, serta memotivasi siswa
untuk mengeluarkan pendapat mereka, dan sesekali guru tidak boleh tidak
21
menghargai pendapat siswa, sesekalipun pendapat siswa tersebut salah
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving
1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2006: 214-
215). Wina Sanjaya berpendapat bahwa terdapat 3 ciri utama dari metode
22
2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi. Problem solving menempatkan masalah sebagai kata kunci dari
proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah yang ada maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran.
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah
adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan
secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan
melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
lainnya. Dengan metode ini guru tidak memberikan informasi dulu tetapi
solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak
mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk
belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas
lingkungannya.
23
atas langkah berpikir ilmiah. Dikatakan berpikir ilmiah sebab menempuh alaur-
alur pikir yang jelas, logis, dan sistematis. Dalam prakteknya metode
mengumpulkan data, (d) menguji hipotesis, (e) menarik kesimpulan, dan bisa
24
c) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara
keterampilan guru.
6. Keaktifan Belajar
aktivitas. Keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik.
Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan
oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang
adanya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi
belajar aktif.
25
Belajar aktif sebagai proses belajar sepanjang hayat menekankan
subyek didik setinggi mungkin. Subyek didik harus diberi kesempatan seluas
atau fungsionalisasinya.
otak (proses berpikir) termasuk dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Arikunto (2007: 114), proses belajar ada enam jenjang, mulai dari yang
a. Pengetahuan e. Analisis
b. Pemahaman f. Sintesis
c. Penerapan f. Evaluasi
26
d. Writing activities (kegiatan menulis), yang termasuk di dalamnya
misalnya: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan,
membuat rangkuman, mengerjakan tes dan lain-lain.
e. Drawing actvities (kegiatan menggambar), yang termasuk di dalamnya
misalnya : menggambar, membuat grafik, peta dan pola.
f. Motor activities (kegiatan metrik), yang termasuk di dalamnya misalnya:
melakukan percobaan, membuat intruksi model dan lain-lain.
g. Mental activities (kegiatan mental), yang termasuk di dalamnya antara
lain: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
membuat keputusan dan lain-lain.
h. Emotional activties (kegiatan emosional), yang termasuk di dalamnya
misalnya: minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat
terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan dalam mengikuti proses belajar.
c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
masalah.
27
Dari uraian-uraian di atas dapat dirangkum bahwa meningkatkan
keaktifan belajar di dalam kelas menjadi lebih baik dari sebelumnya, yang
mengajar peningkatan keaktifan belajar siswa dapat ditinjau dari (1) kegiatan
7. Prestasi Belajar
laku, oleh karena itu, prestasi belajar dapat diartikan nilai dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan atau diciptakan secara individu serta kelompok. Prestasi
belajar juga merupakan hasil usaha atau hasil belajar yang dicapai seseorang
dalam belajar yang maksimal dan hasil usahanya tersebut dapat bersifat
Menurut Zainal Arifin (2012: 12), Kata prestasi berasal dari bahasa
yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan
28
dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek
berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai peserta didik setelah
dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari
29
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam
Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka betapa
pentingnya kita mengetahui dan memahami prestasi belajar peserta didik, baik
tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi
juga sebagai indikator dari kualitas institusi pendidikan. Di samping itu, prestasi
belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan
banyak ragamnya, antara lain sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar,
30
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Yang dimaksud dengan stimulus belajar adalah segala hal diluar individu
belajar.
Metode yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang
dipakai oleh siswa. Dengan kata lain, metode yang dipakai oleh guru
3) Faktor individual
fisiologisnya.
4) Faktor usia
tenaga, dana, dan kerjasama dari berbagai pihak. Prestasi belajar merupakan
hasil dari proses belajar yang berupa pengetahuan dan keterampilan yang dapat
31
diukur dengan tes. Menurut Saifuddin Azwar (2011: 9), tes prestasi belajar yaitu
telah disampaikan.
1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap nilai yang terdiri dari lima aspek,
yaitu penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi.
Pengukuran ranah efektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena
perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.
3) Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Pengukuran ranah psokomotorik dilakukan
terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.
32
Gronlund (Saifuddin, 2011: 18-21), terdapat beberapa prinsip dalam
1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas
sesuai dengan tujuan instruksional.
2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil
belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau
pengajar.
3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna
mengukur hasil belajar yang diinginkan.
4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan
penggunaan hasilnya.
5) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil
ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
para anak didik.
dilakukan dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Evaluasi prestasi
afektif dapat dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang tujuannya untuk
ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah
pengajaran.
B. Kajian Keilmuan
jalan mengubah arus listrik menjadi panas. Panas yang dihasilkan digunakan
dengan membangkitkan busur las listrik melalui sebuah elektroda. Terjadi busur
nyala listrik tersebut diakibatkan oleh perbedaan tegangan listrik antara dua
kutub, yaitu benda kerja dengan elektroda. Perbedaan tegangan ini disebut
33
dengan tegangan busur nyala (Umaryadi, 2007: 3). Pendapat lain mengenai
pengertian las SMAW menurut Sukaini, dkk (2013: 1) menyatakan bahwa Shield
menggunakan arus listrik yang Membentuk busur arus dan elektroda berselaput.
Di dalam pengelasan SMAW ini terjadi gas pelindung ketika elektroda terselaput
itu mencair, sehingga dalam proses ini tidak diperlukan tekanan/ pressure gas
Sri Widharto (1987: 13), mengemukakan bahwa SMAW atau las nyala
sebagai sumber panas pencair logam. Jenis pengelasan ini merupakan jenis las
pengelasan. Menurut Wiryosumarto (2008: 9), las SMAW atau las elektroda
terbungkus adalah cara pengelasan yang banyak digunakan pada masa ini.
Dalam pengelasan ini digunakan kawat elektroda yang dibungkus dengan fluks,
karena panas dari busur ini mengakibatkan logam induk dan ujung elektroda
Dari beberapa pendapat pera ahli di atas tentang las listrik SMAW, maka
dapat disimpulkan bahwa las listrik adalah suatu proses pengelasan dengan cara
menyambungkan dua buah logam atau lebih melalui pelelehan atau pencairan
busur nyala listrik melalui sebuah elektroda. Las listrik atau las busur listrik
listrik sebagai sumber panasnya. Prinsip las listrik adalah mengubah arus listrik
menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan benda yang akan
34
2. Parameter Pengelasan
cara dalam menentukan parameter pengelasan yaitu tegangan busur las, besar
penetrasi, dan beberapa kondisi standar dalam pengelasan. Untuk lebih jelasnya
kehendaki dan jenis elektroda yang digunakan. Panjang busur yang baik kira-kira
sama dengan garis tengah elektroda. Pada dasarnya busur listrik yang terlalu
Besarnya arus las yang diperlukan tergantung dari bahan dan ukuran dari
inti elektroda. Dalam hal daerah las mempunyai kapasitas panas yang tinggi
maka dengan sendirinya diperlukan arus las yang besar dan mungkin juga
panas pesatuan panjang juga akan menjadi kecil. Sehingga pendinginan akan
berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah HAZ (Heat
35
Affective Zone). HAZ merupakan daerah yang terkena radiasi panas akibat
d. Polaritas listrik
induk, kapasitas panas dari sambungan dan lain sebagainya. Bila titik cair bahan
induk tinggi dan kapasitas panasnya besar sebaiknya digunakan polaritas lurus,
sifat-sifat fluks, polaritas, besarnya arus, kecepatan las, dan tegangan yang
digunakan. Pada dasarnya makin besar arus las makin besar pula daya
tembusnya.
tertentu seperti tebal plat, bentuk sambungan, jenis elektroda, diameter inti
elektroda dan lain sebagainya, telah ada. Kondisi itu harus dilaksanakan secara
diklasifkasikan menurut konstruksi lasnya seperti butt Joint, T-joint, corner joint,
lap joint, edge joint, splice joint, dan flage joint. Untuk lebih jelasnya peneliti
36
a. Sambungan buntu (butt joint)
Butt joint terdiri dari dua bagian logam yang disusun sejajar (perhatikan
Gambar 1). Pada pengelasan baja, sambungan dengan penetrasi penuh di celah
sambungan disebut juga butt joint walaupun posisi dua logam tidak sejajar pada
membentuk huruf T (lihat Gambar 2). Penambahan sambungan lain pada T-joint
Sambungan ini dapat menggunakan pengelasan fillet weld, groove weld, plug
Sambungan sudut atau corner joint terdiri dari dua bagian yang
37
sudutnya (lihat Gambar 3). Sambungan ini digunakan untuk membuat konstruksi
kotak.
Sambungan tumpang atau lap joint terdiri dari dua bagian yang ditumpuk
pada bidang sejajar, kemudian dilas pada kedua ujung masing-masing. Lap joint
dimana tiap sisi bagian yang disambung terletak pada bidang yang sama disebut
(a) (b)
Sambungan sisi terdiri lebih dari dua bagian yang dilas, bagian pinggir
tipe las groove weld, flare weld, seam seld, dan edge weld (lihat Gambar 5).
38
Gambar 5. Skematis sambungan sisi (edge joint)
Sambungan splice atau spliced joint yaitu dua bagian yang disusun
(lihat Gambar 6). Jenis sambungan ini terdiri dari double-spliced joint dan single-
spliced joint.
Flange joint terdiri dari dua bagian, setidaknya salah satu memiliki tepi
bengkok (lihat Gambar 7). Hal ini diaplikasikan pada pembuatan roof yang ter-
39
4. Posisi Pengelasan
Dalam dunia industri posisi las diberi kode tertentu agar pada saat
pengelasan dilakukan tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan prosedur
pengelasan. Ada dua sistem pengkodean yang banyak dikenal, yaitu sistem
yang ditetapkan oleh American Welding Society (AWS) dan sistim International
umumnya terdapat empat macam posisi pengelasan yang biasa digunakan oleh
10 - 20
90
40
d. Posisi di atas kepala (over head, dapat dilihat pada Gambar 11)
posisi pengelasan ada empat, yaitu posisi pengelasan di bawah tangan (down
hand), posisi mendatar (horizontal), posisi tegak (vertikal), dan posisi atas kepala
(overhead). Namun karena karakteristik pekerjaan dan jenis bahan yang berbeda
maka posisi pengelasan diuraikan menjadi posisi pengelasan pada pelat dan
posisi pengelasan pada pipa. Posisi pengelasan pada pelat meliputi posisi pelat
sambungan tumpul (1G), posisi pelat sambungan sudut/ fillet (1F), posisi
horizontal sambungan tumpul (2G), posisi horizontal sambungan sudut/ fillet (2F),
posisi tegak sambungan tumpul (3G), posisi tegak sambungan sudut/ fillet (3F),
posisi di atas kepala sambungan tumpul (4G), dan posisi di atas kepala
sambungan sudut/ fillet (4F). Sedangkan posisi pengelasan pada pipa meliputi
posisi sumbu horizontal pipa dapdt diputar diameter sama/ sambungan tumpul
(1G), posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter berbeda/ sambungan
sudut/ fillet (1F), posisi sumbu tegak sambungan tumpul (2G), posisi tegak
sambungan sudut/ fillet (2F), posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar
(tetap) sambungan tumpul (5G), posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar
(tetap) sambungan sudut/ fillet (5F), posisi sumbu miring 45o sambungan tumpul
41
(6G), posisi sumbu miring 45o sambungan pipa-pelat/ sambungan sudut/ fillet
42
5. Cara menyalakan dan mematikan elektroda
c) Tarik elektroda segera setelah timbul busur nyala listrik, untuk mencegah
Elektroda arah
kebawah
Busur Kerja
Nyala Busur
2) Dengan goresan
c) Tarik elektroda sejarak garis tengah elektroda setelah timbul nyala busur
listrik untuk mencegah agar elektroda tidak menempel ke pelat kerja (lihat
Gambar 13).
Posisi akhir
Elektroda
Nyala busur
Busur
Kerja
43
b. Mematikan busur listrik
Menurut Umaryadi (2007: 27), cara mematikan nyala busur harus hati-hati
pada ujung rigi las. Ada dua cara yang sering digunakan untukmematikan nyala
Elektroda diangkat sedikit dan diturunkan kembali sambil dilepas dengan cara
1. Penelitian yang dilakukan oleh Pratika Tungga Dewi tahun 2011 yang
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA siswa kelas V SDN Tempuran
aktivitas belajar klasikal siklus-1 yaitu 52,63% dengan nilai rata-rata aktivitas
yaitu 100% dengan nilai rata-rata aktivitas belajar kelas 87,72. Prosentase
ketuntasan hasil belajar klasikal siklus-1 yaitu 63,16% dengan nilai rata-rata
hasil belajar kelas 68,11. Prosentase ketuntasan hasil belajar klasikal siklus-
44
2. Penelitian yang dilakukan oleh Jamina Limau tahun 2011 yang brjudul
Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SDN Lesanpuro 1 Kecamatan
baik sampai pada siklus ke II. Hal ini diperoleh dari hasil penelitian pra
tindakan, siklus I, siklus II, meningkat dengan memperoleh nilai rata-rata pra
tindakan 63,91% sedangkan hasil siklus I memiliki nilai rata-rata 80,00% dan
pada siklus II sangat meningkat menjadi 94,23% dari hasil yang di peroleh
maka jelas bahwa hasil dari aktivitas siswa di nyatakan berhasil, dan
aktivitas siswa di dalam kelompok pada siklus I dan siklus II juga meningkat
karena hasil yang di temukan pada siklus I adalah 72, 50% dan pada siklus II
3. Penelitian yang dilakukan oleh Devi Nur Afidah tahun 2009 yang berjudul
dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Peningkatan motivasi siswa dari
angket motivasi sebesar 0,51 atau 51%, sedangkan prestasi belajar siswa
adalah 81,56 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa adalah 91,40.
45
C. Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Sukardi (2003: 217) penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok
orang lain. Wijayah Kusumah & Dedi Dwitagama (2011: 9) juga berpendapat
bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan untuk
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan
yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan/
Observasi, dan (4) Refleksi (Didik Komaidi & Wahyu Wijayanti, 2011: 36).
Adapun metode untuk masing-masing tahap dapat dilihat pada Gambar 15.
47
Gambar 15. Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc.Taggart
Dalam model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart empat
komponen tindakan tersebut dipandang sebagai siklus. setiap siklus terdiri dari
merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu
tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan bagaiamana penelitian tersebut
dilakukan. Tindakan (action), merupakan realisasi dari teori dan teknik mengajar
instrumen yang sudah dibuat dan dimungkinkan melibatkan pihak luar. Refleksi
48
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
D. Jenis Tindakan
Penelitian ini dlakukan dalam beberapa siklus. Jika siklus pertama belum
memenuhi target yang ditentukan, maka akan dilakukan ke dalam tahap siklus
dalam penelitian ini mempunyai empat tahapan yang lazim dilalui yaitu mulai dari
(observing), dan refleksi (reflecting). Dalam hal ini peneliti menggunakan 2 siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
sebagai berikut:
50
5) Menyusun soal pre-test, post-test dan lembar observasi untuk mengukur
b. Tindakan (acting)
yang telah disiapkan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:
Pembelajaran (RPP).
solving
c. Mengamati (observing)
keaktifan dan belajar siswa dalam metode pembelajaran problem solving pada
mata pelajaran teknik pengelasan SMAW yang dipaparkan oleh guru, dan juga
untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan yang kemudian
d. Merefleksi (reflecting)
dalam pelaksanaan siklus I. Dalam hal ini kekurangan akan diperbaiki dalam
siklus II. Dalam perencanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan siklus
51
I, hanya saja pada pelaksanaan tindakan dilakukan post-test untuk memperbaiki
dilaksanakan.
3) Merefleksikan hasil penilaian dan observasi antara peneliti dan guru untuk
2. Siklus II
tindakan pada siklus II diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus I.
E. Instrumen Penelitian
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes
siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sedangkan soal tes
52
1. Lembar observasi
yaitu dengan observasi terstruktur (Zainal arifin, 2009:154) yaitu semua kegiatan
obsever telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi
faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya, isi dan luas materi observasi telah
ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas, sedangkan untuk teknis
Pedoman observasi yang digunakan untuk melihat keaktifan belajar siswa dapat
53
Sedangkan untuk beberapa aspek yang diamati dalam keaktifan belajar
masing aspek yang akan diamati dengan menggunakan skala likert, yaitu
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Tidak Baik
Tes yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah
54
mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
dua kali yaitu setelah pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
validitas dan reabilitasnya. Perlu diketahui bahwa pada penelitian ini pada saat
tes uji coba instrumen sekaligus dianggap sebagai tes pertama atau pre-test
pelajaran las shielded metal arc welding (SMAW). Butir soal yang dihitung
55
skornya pada tes pertama hanyalah butir soal yang memenuhi aspek validitas
dan reabilitas setelah dilakukan pengujian instrumen, untuk soal yang tidak valid
maka akan dihapus atau tidak digunakan. Dalam penelitian ini, validitas diukur
menggunakan rumus KR20 (Kuder Richardson). Uji coba soal dilaksanakan pada
saat pre-test dan terbukti valid, dari 30 butir soal yang diuji cobakan maka
sebanyak 7 soal dinyatakan tidak valid dan harus digugurkan setelah dilakukan
uji validitas dengan menggunakan Microsoft Office Excel karena nilai rxy di bawah
nilai rtabel (0,325). Sedangkan untuk hasil reabilitas soal yang diperoleh dengan
penelitian ini reliabel dengan nilai 0,889 dan masuk dalam kategori reabilitas
sangat kuat. Untuk melihat interpretasi yang menyatakan bahwa instrumen soal
pada penelitian ini masuk dalam kategori sangat kuat dapat dilihat pada Tabel 7.
(Lihat Lampiran 4, Halaman 109). Hal ini dikarenakan ada 7 butir soal yang tidak
valid atau gugur dalam pengujian validitas instrumen, dengan adanya butir soal
yang gugur tersebut maka nomor butir soal pada instrumen diurutkan kembali.
Adapun kisi-kisi instrumen soal setelah uji validitas dan reabilitas dapat dilihat
pada Tabel 8.
56
Tabel 8. Kisi-kisi Instrumen Soal Setelah Uji Validitas Dan Reabilitas
Kompetensi No. Butir
Materi Pokok Indikator Jumlah
Dasar Soal
3. Dasar a. Pengertian las busur
1, 19 2
pengelasan SMAW
SMAW b. Mengenal peralatan las 4, 6, 7, 8,
5
busur SMAW 23
c. Macam-macam parameter
3, 12, 20 3
pengelasan
d. Cara penyalaan dan
2, 21 2
mematikan las busur
e. Macam-macam posisi
Las Busur 22 1
pengelasan
Manual 4. Elektroda a. Pengertian elektroda las
SMAW 13, 14, 16 3
dan cacat busur SMA
las (welding b. Fungsi dan bagian-bagian
defect) elektroda las busur 9, 10 2
SMAW
c. Cara membaca kode
5 1
pada elektroda
d. Jenis-jenis cacat las
11, 18 2
(welding defect)
e. Jenis-jenis sambungan
15 1
las busur SMAW
Total jumlah butir soal 23
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes
kegiatan yang mencerminkan keaktifan dan prestasi belajar dengan kriteria yang
3. Menghitung skor keaktifan pada setiap aspek yang diamati dengan rumus:
57
Untuk menilai prestasi belajar Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang
diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif siklus I dan siklus II. Kemudian
membandingkan hasil yang telah diperoleh pada siklus I dan siklus II untuk
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu meningkatnya keaktifan
dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran teknik pengelasan SMAW.
Siswa dianggap paham apabila telah memperoleh nilai minimal sesuai dengan
standar KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah dan siswa dianggap masih
belum paham apabila memperoleh nilai dibawah standar KKM yang telah
ditentukan. Indikator yang dicapai dapat dilihat dari instrumen penerapan metode
1. Untuk mengukur peningkatan keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari aspek
jumlah siswa memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh sekolah yaitu minimal siswa memperoleh nilai 78 pada mata
58
BAB IV
yang beralamatkan di Jalan Parangtritis Km. 12, Manding, Trirenggo, Bantul, D.I.
akademik maupun non akademik setiap tahunnya. Oleh karena itu, SMK
lain.
banyak laki-laki dari pada perempuan. Dilihat dari daerah asal siswa, sebagian
besar berasal dari daerah Bantul, sebagian dari kota Yogyakarta, Gunung Kidul
dan Kulon Progo. Dari perbedaan latar belakang yang ada pada siswa, maka
terdapat beberapa fasilitas yang cukup memadai dan memiliki fungsi sendiri-
sendiri. Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh SMK Muhammadiyah 1 Bantul dapat
59
Tabel 9. Fasilitas belajar siswa SMK Muhammadiyah 1 Bantul
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Ruang Kelas Teori 24
2. Ruang Guru 1
3. Ruang Kepala Sekolah 1
4. Ruang IKPM (IKatan Pemuda Muhammadiyah) 1
5. Kantor Tata Usaha 1
6. Perpustakaan 1
7. Laboratorium Kimia dan Fisika 1
8. Laboratorium Komputer 1
9. Ruang Kasir (Pembayaran SPP) 1
10. Bengkel Praktik Produktif 4
11. Aula 2
12. Gedung Serbaguna 1
13. Ruang BP/BK 1
14. Masjid 1
15. Studio Musik 1
16. Dapur 1
17. Lapangan Olahraga 1
18. Lapangan Parkir 2
19. Toilet
a. Toilet Guru 3
b. Toilet Siswa 9
konseling (BK), serta 29 orang sebagai staf karyawan dan tata usaha (TU).
Sebagian besar tenaga pendidik yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Bantul telah
menempuh jenjang S1. Mengenai potensi para pengajar, sebagian besar tenaga
sekitarnya. Bahkan beberapa karya tulis ilmiah juga telah dilaksanakan oleh
60
Para pendidik di SMK Muhammadiyah 1 Bantul sangat memahami bahwa
seorang siswa tunas muda tidak hanya memerlukan input kognitif saja dalam
membentuk sebuah kepribadian manusia yang utuh dan religius. Oleh karena itu,
ekstrakurikuler yang ada seperti: pramuka, PMR, basket, tapak suci, dan lain
sebagainya.
Ajaran 2013/ 2014 merupakan salah satu kelas yang ada di Kompetensi
kelamin laki-laki. Fasilitas yang ada di kelas XI TP3 antara lain 1 white board,
buku presensi, buku surat-surat pendek Al-Quran, 1 buah meja dan kursi guru, 1
buah kipas angin lantai berukuran besar, 1 buah proyektor, gambar presiden dan
wakil presiden serta lambang burung garuda pancasila. Secara umum kelas ini
memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk menunjang aktivitas
belajar mengajar, akan tetapi hanya terdapat sedikit kekurangan yakni pada
B. Hasil Penelitian
mata pelajaran teknik pengelasan dasar shielded metal arc welding (SMAW).
61
media LCD proyektor dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan dua
siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari beberapa tahap yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian ini untuk lebih jelasnya sebagai
berikut:
1. Siklus I
akan dipelajari pada siklus I meliputi pengertian las busur SMAW, mengenal
a. Perencanaan
welding (SMAW).
b. Pelaksanaan tindakan
pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, tanggal 5 Mei 2014
62
dimulai pada pukul 12.30 sampai dengan pukul 15.00, sedangkan pertemuan
kedua dilakukan pada hari Kamis tanggal 8 Mei 2014 dimulai pada pukul 12.30
sampai dengan pukul 15.00. Adapun perincian pelaksanaan tindakan pada siklus
I yaitu:
observasi untuk menilai keaktifan belajar siswa kepada observer. Pada awal
dengan memamanggil nama siswa satu per satu. Sebelum memulai menjelaskan
siswa yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pada penelitian ini soal pretest tersebut dianggap sebagai soal uji coba
instrumen yang nantinya akan diuji dengan menggunakan uji validitas dan
reabilitas, sehingga untuk soal yang tidak valid akan dihapus dan tidak
menerangkan bahwa pada pertemuan ini akan mulai membahas materi pelajaran
tentang pengelasan dasar shielded metal arc welding (SMAW) yang meliputi
pengertian las busur SMAW, mengenal peralatan las busur SMAW, macam-
macam parameter pengelasan, cara penyalaan dan mematikan las busur, dan
63
suasana kelas masih terlihat belum kondusif karena beberapa siswa terlihat
masih asyik mengobrol dengan teman sebelahnya. Siswa masih acuh tak acuh
mengenai penjelasan tujuan materi yang peneliti lakukan di depan kelas. Peneliti
pemecahan masalah.
topik yang berbeda antar kelompok yang satu dengan yang lainnya dengan
depan kelas, dan untuk 2 kelompok yang belum presentasi di depan kelas
Pertemuan kedua siklus 1 dilakukan pada hari Kamis tanggal 8 Mei 2014
dimulai pada pukul 12.30 sampai dengan pukul 15.00. Pada awal pembelajaran
memamanggil nama siswa satu per satu. Setelah selesai kemudian peneliti
maju ke depan kelas secara bergantian. Pada pertemuan kedua ini siswa lebih
antusias dalam diskusi, mereka saling berebut untuk menjawab pertanyaan yang
65
Setelah kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 selesai mempresentasikan hasil
c. Pengamatan
dilakukan pada tahapan pelaksanaan, hal yang diamati yaitu keaktifan dan
prestasi belajar siswa. Untuk data keaktifan belajar siswa dilakukan dengan cara
pengisian lembar observasi yang telah disiapkan dengan bantuan observer yaitu
rekan dari peneliti, sedangkan prestasi belajar siswa dilihat dari hasil post-test
yang diberikan pada akhir siklus I. Adapun hasil rincian dari tahap pengamatan
sebagai berikut:
belajar siswa yang terdiri dari 12 aspek diamati, tidak semua siswa melakukan
aktifitas belajar sesuai aspek yang diamati dan mencapai indikator keberhasilan,
namun ada beberapa aspek yang telah dilakukan oleh siswa dan mencapai
66
pada siklus I dengan menggunakan lembar keaktifan belajar siswa dapat dilihat
pada Tabel 11, sedangkan untuk deskripsi data hasil keaktifan belajar siswa
beberapa aspek yang belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 75%. Dari
hasil observasi pada siklus I rata-rata keaktifan belajar yang dicapai siswa kelas
keberhasilan diantaranya: bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas
materi yang diberikan oleh guru hanya mencapai 72,36%, berdiskusi dengan
67
teman sekelompok maupun kelompok lainnya hanya mencapai 70,39%,
soal yang diberikan oleh guru mencapai 83,55%, dan berani mempresentasikan
(lima belas) siswa atau 39,48% yang memperoleh nilai bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yakni < 78 yang berarti tidak tuntas. Sedangkan untuk siswa yang
mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) ada 23 (dua puluh
tiga) siswa atau sekitar 61,52% mendapat nilai 78 yang berarti tuntas. Untuk
grafik ketuntasan belajar dapat dilihat pada Gambar 16. Nilai tertinggi yang
68
didapatkan dari hasil postest siklus I adalah 86 dan untuk nilai terendah adalah
60, sehingga jumlah nilai rata-rata yang diperoleh pada postest I siklus I ini
adalah 73,71%. Adapun untuk grafik nilai terendah dan tertinggi, serta rata-rata
hasil postest I dapat dilihat pada Gambar 17, sedangkan untuk data prestasi
siklus yang pertama ini belum bisa dikatakan berhasil dikarenakan belum
menunjukkan kriteria rata-rata nilai yang diharapkan yaitu 75%, meskipun dalam
dan guru bersepakat untuk memperbaiki metode ini dan melanjutkan ke tahap
siklus II.
69
d. Refleksi
Dari hasil pembelajaran dengan observasi dan tes dari siklus 1 peneliti
sehingga perlu penataan meja secara tepat agar suasana diskusi menjadi
sedang aktif berdiskusi, anggota yang lain masih gaduh dengan temannya.
4) Dalam sesi tanya jawab hanya siswa yang sama yang terlihat aktif, anggota
5) Ketika mengerjakan soal pretest dan postest masih ada beberapa siswa
persentase ketuntasan belajar belum tercapai. Oleh karena itu perlu dilakukan
2. Siklus II
akan dipelajari pada siklus II meliputi pengertian elektroda las busur SMAW,
fungsi dan bagian-bagian elektroda las busur SMAW, cara membaca kode pada
70
elektroda, jenis-jenis cacat las (welding defect), dan jenis-jenis sambungan las
berikut:
a. Perencanaan
welding (SMAW).
b. Pelaksanaan tindakan
pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, tanggal 19 Mei 2014
dimulai pada pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00, sedangkan pertemuan
kedua dilakukan pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 dimulai pada pukul 13.00
sampai dengan pukul 15.00. Adapun perincian pelaksanaan tindakan pada siklus
I yaitu:
observasi untuk menilai keaktifan belajar siswa kepada observer. Pada awal
71
dengan memamanggil nama siswa satu per satu. Sebelum memulai menjelaskan
mengevaluasi hasil pretest dan memotivasi keaktifan belajar siswa, terlebih saat
diskusi dan persentasi diminta semua anggota berperan aktif agar semuanya
dapat paham dengan materi yang dibahas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
menempati tempat seperti ketika diskusi pada siklus 1 dengan kelompok yang
sama dan anggota yang sama. Ketua kelompok maju kedepan untuk mengambil
undian materi yang dijadikan bahan diskusi. Setelah mengambil undian, peneliti
Karena terbatasnya waktu hanya ada empat kelompok yang dapat presentasi di
depan kelas, dan untuk 2 kelompok yang belum presentasi di depan kelas
72
2) Pertemuan kedua siklus II
2014 dimulai pada pukul 12.30 sampai dengan pukul 15.00. Pada awal
dengan memamanggil nama siswa satu per satu. Setelah selesai kemudian
hasil diskusi untuk maju ke depan kelas secara bergantian. Siswa terlihat sudah
tidak malu-malu seperti pada pertemuan pertama dan hampir setiap anggota
jalannya ujian, terlihat siswa sangat tenang dan tidak saling mencontek ketika
salam.
c. Pengamatan
diamati yaitu keaktifan dan prestasi belajar siswa. Adapun hasil rincian dari tahap
73
1) Hasil observasi keaktifan belajar
belajar siswa yang terdiri dari 12 aspek diamati pada siklus ke II, semua siswa
telah melakukan aktifitas belajar sesuai aspek yang diamati dan mencapai
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 12, sedangkan untuk deskripsi data hasil
siklus II, semua aspek yang diamati telah mencapai indikator keberhasilan yaitu
75%. Dari hasil observasi pada siklus II rata-rata keaktifan belajar yang dicapai
(dua) siswa atau 5,26% yang memperoleh nilai bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yakni < 75 yang berarti tidak tuntas. Sedangkan untuk siswa yang
mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) ada 36 (tiga puluh
enam) siswa atau sekitar 94,74% mendapat nilai 75 yang berarti tuntas. Untuk
grafik ketuntasan belajar dapat dilihat pada Gambar 18. Nilai tertinggi yang
didapatkan dari hasil post-test siklus II adalah 95 dan untuk nilai terendah adalah
75
73, sehingga jumlah nilai rata-rata yang diperoleh pada post-test siklus II ini
adalah 83,65%. Adapun untuk grafik nilai terendah dan tertinggi, serta rata-rata
hasil post-test II dapat dilihat pada Gambar 19, sedangkan untuk data prestasi
II
sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Nilai keaktifan peserta didik sudah
hasil Postest siklus II juga sudah memenuhi kriteria rata-rata yang diharapkan
telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Maka tujuan dari
penelitian ini yaitu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan
berhasil.
76
d. Refleksi
peningkatan skor keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa dari siklus I ke
siklus II. Pada siklus II, siswa sudah mulai menyesuaikan dengan metode
menyebabkan keaktifan belajar siswa semakin maksimal, baik saat siswa berada
dalam kelompok maupun saat mengerjakan tes mandiri. Oleh karena itu,
C. Pembahasan
SMAW, maka dapat diketahui adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar
solving).
keaktifan belajar pada siklus I dan siklus II meningkat sebesar 9,48%. Rata-rata
keaktifan belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa.
77
mencapai 86,18%, kemudian pada pelaksanaan siklus ke II siswa yang
belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa. Pada
Aspek ketiga yaitu siswa bertanya pada guru tentang materi yang belum
skor keaktifan belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar
siswa. Pada pelaksanaan siklus ke I siswa yang bertanya pada guru tentang
materi yang belum jelas hanya mencapai 71,05%, kemudian pada pelaksanaan
siklus ke II siswa yang bertanya pada guru tentang materi yang belum jelas
mencapai 81,57%.
belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa. Pada
belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa. Pada
78
mencapai 71,05%, kemudian pada pelaksanaan siklus ke II siswa yang
keaktifan belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa.
Aspek ketujuh yaitu siswa mencatat materi yang diberikan guru, terjadi
belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa. Pada
guru, terjadi peningkatan skor keaktifan belajar sebesar 5,92%. Peningkatan skor
keaktifan belajar siswa ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa.
13,82%. Peningkatan skor keaktifan belajar siswa ditunjukkan dari data observasi
79
kemudian pada pelaksanaan siklus ke II siswa yang berdiskusi dengan teman
5,26%. Peningkatan skor keaktifan belajar siswa ditunjukkan dari data observasi
Aspek kedua belas atau aspek yang terakhir yaitu siswa bersemangat
ditunjukkan dari data observasi keaktifan belajar siswa. Pada pelaksanaan siklus
80
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dapat digunakan sebagai
tujuan agar bisa mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
Berikut ini grafik peningkatan keaktifan belajar siswa pada setiap aspek dapat
Gambar 20. Hasil observasi keaktifan belajar siswa Siklus I dan siklus II
Gambar 21. Hasil observasi keaktifan belajar siswa Siklus I dan siklus II
81
Berdasarkan Gambar 20 dan Gambar 21, dapat dilihat jika penerapan
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal itu terlihat bahwa keaktifan belajar
siswa tejadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Penilaian prestasi belajar
diperoleh berdasarkan hasil post test yang diberikan pada setiap akhir siklus.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dapat dikatakan bahwa dari 38 siswa
sedangkan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa karena nilai yang diperoleh
belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan oleh
sekolah. Pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas dengan nilai 78 meningkat
menjadi 36 siswa dan siswa yang belum tuntas hanya 2 siswa. Berdasarkan hasil
observasi yang dilaksanakan pada siklus I dan II terdapat peningkatan nilai rata-
rata kelas yang diperoleh siswa, yang mulanya nilai rata-rata kelas pada siklus I
hanya sebesar 73,71%, meningkat menjadi 83,65% pada siklus II. Grafik
peningkatan prestasi belajar dapat dilihat pada Gambar 22, sedangkan daftar
nilai dan peningkatan prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat
82
Tabel 13. Daftar nilai dan peningkatan prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II
1 8964 78 82 Meningkat
2 8965 78 86 Meningkat
3 8966 70 78 Meningkat
4 8967 65 82 Meningkat
5 8968 70 82 Meningkat
6 8969 78 95 Meningkat
7 8970 78 82 Meningkat
8 8971 60 86 Meningkat
9 8972 82 82 Meningkat
10 8973 78 86 Meningkat
11 8974 60 78 Meningkat
12 8975 78 92 Meningkat
13 8977 65 82 Meningkat
14 8978 82 82 Tetap
15 8979 78 82 Meningkat
16 8970 78 92 Meningkat
17 8981 78 82 Meningkat
18 8982 65 73 Meningkat
19 8983 86 86 Meningkat
20 8984 78 78 Tetap
21 8985 60 86 Meningkat
22 8986 78 86 Meningkat
23 8987 86 95 Meningkat
24 8988 65 78 Meningkat
25 8989 78 92 Meningkat
26 8990 60 78 Meningkat
27 8991 78 82 Meningkat
28 8992 82 95 Meningkat
29 8993 65 73 Meningkat
30 8994 70 82 Meningkat
31 8996 82 82 Meningkat
32 8997 78 86 Meningkat
33 8998 78 86 Meningkat
34 8998 65 78 Meningkat
35 9000 70 86 Meningkat
36 9001 78 82 Meningkat
37 9002 78 82 Meningkat
38 8533 65 82 Meningkat
Rata rata 73,71 83,65
Siswa yang tuntas 23 36
Persentase ketuntasan
61,52% 94,74%
belajar
83
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I prestasi
belajar peserta didik tergolong rendah, hal ini disebabkan karena peserta didik
belum dapat mengikuti jalannya proses tindakan pada siklus I dan siswa belum
prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan guru
dengan baik.
3. Memberikan motivasi agar siswa dapat aktif dalam memaparkan hasil diskusi
melakukan postest.
84
BAB V
A. Simpulan
keaktifan belajar sebesar 9,48% dimana skor keaktifan belajar pada siklus I
hanya sebesar 74,67%, kemudian meningkat menjadi 85,15% pada siklus II.
85
B. Implikasi
keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran teknik
keaktifan dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran teknik
peserta didik.
C. Keterbatasan penelitian
1. Waktu penelitian yang berdekatan dengan Ujian Akhir sekolah (UAS), dan
pada hari kamis tanggal 15 Mei 2014 juga tidak bisa dilaksanankan karena
bersamaan dengan adanya libur Hari Raya Waisak. Maka guru memberikan
86
inisiatif untuk mengganti hari menjadi hari Senin, tanggal 19 Mei 2014 dan
pada saat penelitian kurang memadai. Karena proyektor yang ada di dalam
kelas khususnya ruang teori 1 tidak dapat digunakan untuk bahan presentasi
D. Saran
87
2. Bagi peserta didik, meliputi:
merasa putus asa dan tercipta keinginan untuk bertanya kepada teman
88
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan & Moedjiono. (2002). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muhibbin Syah. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana. (1987). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
89
Sri Widharto. (1987). Petunjuk Kerja Las. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sukaini, dkk. (2013). Teknik Las Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya.
Wjyah Kusuma & Dedi Dwitagama. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Permata Putri Media.
90
LAMPIRAN
91
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN PENELITIAN
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN PENELITIAN
92
93
94
95
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN PENELITIAN
96
Kisi-Kisi Keaktifan Belajar Siswa
No
No Indikator Aspek yang diamati Jumlah
butir
Kegiatan visual a. Memperhatikan penjelasan guru 2 1
1
(visual activities) b. Memperhatikan presentasi kelompok lain 2
Kegiatan lisan a. Bertanya pada guru tentang materi yang 2 3
2 (oral activities) belum jelas.
b. Menjawab pertanyaan dari guru 4
Kegiatan a. Mendengarkan penjelasan guru 2 5
3 mendengarkan b. Mendengarkan presentasi dari kelompok 6
(listening activities) lain
Kegiatan menulis a. Mencatat materi yang diberikan guru 2 7
4 (writing activities) b. Mengerjakan soal-soal yang diberikan 8
guru
5 Kegiatan mental a. Berdiskusi dengan teman sekelompok 3 9
(mental activities) maupun kelompik lain tentang
permasalahan.
b. Memberikan pendapat atas masalah dan 10
solusinya.
c. Berani mempresentasikan hasil diskusi 11
kelompok ke depan kelas.
Kegiatan emosional Bersemangat dalam mengikuti proses
6 1 12
(emotional activities) belajar mengajar (PBM)
Diadopsi dari pendapat Paul D. Dierich (Sardiman A.M., 2009 : 101)
97
5 Mendengarkan penjelasan 4= Siswa selalu mendengarkan penjelasan materi dari guru
guru 3= Siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru
2= Siswa jarang mendengarkan penjelasan materi dari guru
1= Siswa tidak mendengarkan penjelasan materi dari guru
6 Mendengarkan presentasi 4= Siswa selalu mendengarkan presentasi dari kelompok
dari kelompok lain. lain
3= Siswa mendengarkan presentasi dari kelompok lain
2= Siswa jarang memperhatikan presentasi dari kelompok
lain
1= Siswa tidak memperhatikan presentasi dari kelompok
lain
7 Mencatat materi yang 4= Siswa selalu mencatat materi yang diberikan oleh guru
diberikan guru. dan bertanya saat menemui kesulitan pada materi yang
dicatat tersebut.
3= Siswa hanya mencatat materi yang diberikan oleh guru
dan tidak bertanya saat menemui kesulitan pada materi
yang dicatat tersebut.
2= Siswa jarang mencatat materi yang diberikan oleh guru
dan tidak bertanya saat menemui kesulitan padamateri
yang dicatat tersebut.
1= Siswa tidak mencatat materi yang diberikan oleh guru
dan tidak bertanya saat menemui kesulitan pada materi
yang dicatat tersebut.
8 Mengerjakan soal-soal yang 4= Siswa mengerjakan seluruh soal yang diberikan oleh
diberikan guru. guru
3= Siswa mengerjakan lebih dari 50 % soal yang diberikan
oleh guru.
2= Siswa mengerjakan kurang dari 50 % soal yang
diberikan oleh guru.
1= Siswa tidak megerjakan soal yang diberikan oleh guru
9 Berdiskusi dengan teman 4= Siswa selalu aktif berdiskusi dengan teman sekelompok
sekelompok mupun maupun kelompok lain.
kelompok lain tentang 3= Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok maupun
permasalahan kelompok lain.
2= Siswa jarang berdiskusi dengan teman sekelompok
maupun kelompok lain.
1= Siswa hanya diam dan tidak berdiskusi dengan teman
sekelompok maupun kelompok lain.
10 Memberikan pendapat atas 4= Siswa selalu berpendapat atas masalah dan solusinya
masalah dan solusinya dengan jelas dan tepat.
3= Siswa berpendapat atas masalah dan solusinya belum
sepenuhnya jelas dan tepat.
2= Siswa jarang berpendapat atas masalah dan solusinya
1= Siswa hanya diam dan tidak mau berpendapat atas
masalah dan solusinya.
11 Berani mempresentasikan 4= Siswa sangat berani mempresentasikan hasil diskusi
hasil diskusi kelompok ke kelompok ke depan kelas dengan jelas.
depan kelas 3= Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok
ke depan kelas dengan jelas.
2= Siswa kurang berani mempresentasikan hasil diskusi
98
kelompok ke depan kelas
1= Siswa hanya diam dan tidak mau mempresentasikan
hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
12 Bersemangat dalam 4= Siswa sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan
mengikuti proses belajar PBM
mengajar (PBM) 3= Siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan PBM
2= Siswa hanya sedikit bersemangat dalam mengikuti
kegiatan PBM.
1= Siswa tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan PBM
99
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN TEKNIK PENGELASAN DENGAN METODE
PROBLEM SOLVING
Indikator Penilaian
4. Sangat baik
3. Baik
2. Sedang
1. Kurang
100
SOAL PRETEST
TEKNIK PENGELASAN DASAR SMAW
Nama :
NIS :
Kelas : XI TP3
Petunjuk Pengerjaan:
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum menjawab soal ini.
2. Dilarang bekerja sama di dalam menjawab soal ini.
3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada lembar jawaban yang telah tersedia.
01. Salah satu proses pengelasan yang pemanasanya diperoleh dari nyala
busur listrik dengan menggunakan elektroda yang berselaput/fluks disebut . .
a. Shielded Metal Arc Welding (SMAW) c. Las Tungsten Inert Gas (TIG)
b. Las Oxy Aceteline Welding (OAW) d. Las Metal Inert Gas (MIG)
02. Apabila dilihat dari prosesnya, las busur listrik termasuk kedalam jenis las . .
a. Las cair c. Las pelapis
b. Las patri d. Las padat
03. Teknik penyalaan las busur manual terdapat dua cara yang digunakan yaitu..
a. Cara sentakan dan goresan c. Cara sentakan dan ayunan
b. Cara ayunan dan goresan d. Cara zigzag dan goresan
04. Apabila kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel masa
dipasang pada terminal positif hal ini disebut dengan . . . . . . . . . .
a. Pengutuban langsung c. Pengutuban benar
b. Pengutuban terbalik d. pengutuban searah
05. Kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja disebut . . . . .
a. Kabel las c. Kabel massa
b. Kabel tenaga d. Kabel elektroda
06. Berdasarkan standar American Welding Society (AWS) dua atau tiga angka
pertama setelah huruf E pada elektroda menunjukkan. . . . . . . .
a. Jenis salutan c. Jenis Fluks
b. Posisi Pengelasan d. Kekuatan tarik
101
07. Fungsi kedok las adalah. . . . . . . . . . . . .
a. Melindungi mata dari radiasi ultraviolet dan infra merah
b. Melindungi wajah dari panasnya api las
c. Menjaga kestabilan pengelasan
d. Jawaban a dan b benar
08. Supaya orang lain tidak terkena langsung oleh sinar las maka dibuatkan. . . .
a. Penjepit massa c. Topeng Las
b. Kamar las d. Apron
09. Di bawah ini yang tidak termasuk alat-alat keselamatan kerja dalam las
listrik adalah. . . . . . . . . . . . .
a. Kamar las c. Apron
b. Sarung tangan las d. Sepatu las
10. Di bawah ini yang berfungsi untuk melepaskan dan mengeluarkan slag dari
jalur las adalah. . . . . . . . . . . . . .
a. Sikat baja c. Palu lunak
b. Palu terak d. Penjepit benda kerja
102
15. Suatu benda yang digunakan untuk melakukan pengelasan listrik dan
berfungsi sebagai pembakar sehingga akan menimbulkan nyala listrik
disebut dengan. . . . . .
a. Busur listrik c. Mesin las
b. Fluks d. Elektroda
16. Untuk pemilihan jenis elektroda, harus memperhatikan beberapa hal penting
di bawah ini kecuali. . . . . . . . . . . .
a. Jenis material c. Jenis proses las
b. Mesin las yang digunakan d. Posisi pengelasan
17. Sambungan yang terdiri dari dua bagian yang sambungannya membentuk
huruf L dan pengelasannya dilakukan pada pinggir sudutnya disebut degan
sambungan . . . .
a. Sambungan buntu (butt joint) c. Sambungan sudut (corner joint)
b. Sambungan T (T-joint) d. Sambungan flange (flange joint)
18. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari fast fill electrodes adalah. . . . . . . . .
a. Untuk pengelasan medium carbon steel yang sensitif terhadap keretakan
b. Untuk pengelasan pelat dengan tebal >3/16
c. Penetrasi dangkal dengan minimum admixture
d. Semua jawaban benar
19. Selain berfungsi melindungi kampuh las, fluks juga berfungsi sebagai. . . . . .
a. Pengontrol penetrasi pada sambungan las
b. Penghasil terak dan slag
c. Pencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam pada saat
pengelasan
d. Menjaga busur agar tetap stabil
20. Di dalam elektroda las terdapat tulisan dengan contoh E 6010, angka 1 pada
tulisan tersebut menyatakan. . . . . . . . . . . . . .
a. Elektroda c. Posisi pengelasan
b. Kekuatan tarik d. Jenis selaput (coating)
21. Berikut ini adalah beberapa cacat yang biasanya terjadi pada proses
pengelasan, kecuali. . . . . . .
a. Undercut c. milisagnment
b. Tack weld d. Porosity
103
22. Cacat las yang diakibatkan oleh adanya kelebihan aliran dari logam las pada
permukaan bagian logam yang tidak dilas disebut dengan. . . . . . . . .
a. Milisagnment c. Tack weld
b. Overlap d. Porosity
23. Untuk menghasilkan pengelasan yang bagus dan rapi, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan kecuali. . . . . . . . . .
a. Komposisi elektroda c. Panjang busur
b. Voltage arus listrik d. Semua benar
24. Pada proses kerja las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi
antara ujung elektroda dan logam induk/ benda kerja (base metal) akan
menghasilkan. . .
a. Padat c. Dingin
b. Panas d. Beku
25. Beberapa pengaruh yang ditimbulkan akibat arus yang digunakan pada saat
pengelasan terlalu tinggi, kecuali . . . . . . . . . . . .
a. Terlalu banyak percikan logam las
b. Penembusan kurang baik
c. Elektroda sering menempel/ melekat pada bnda kerja
d. Terdapat under cutting sepanjang jalur las
26. Penyalaan awal pada las busur manual yang di ijinkan adalah pada. . . . . . . .
a. Daerah alur las c. Benda kerja
b. Plat yang telah disediakan d. Manik las
27. Pada umumnya terdapat empat macam posisi pengelasan yang digunakan
dalam proses pengelasan, kecuali. . . . . . . . . . .
a. Di bawah tangan (down hand)
b. Di atas benda kerja (over base metal)
c. Mendatar (horizontal)
d. Di atas kepala (over head)
104
29. Benda yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke
mesin las atau dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja disebut..
a. Penjepit elektroda c. Penjepit benda kerja
b. Penjepit massa d. Kabel las
30. Arah aliran listrik yang selalu tetap yaitu bergerak dari kutub positif (+) ke
kutub negatif (-) disebut dengan. . . . . . . . . . . .
a. Arus listrik AB c. Arus listrik AC
b. Arus listrik DC d. Arus listrik BC
105
KUNCI JAWABAN
1. A 16. B
2. A 17. C
3. A 18. A
4. B 19. C
5. C 20. C
6. D 21. B
7. D 22. B
8. B 23. A
9. A 24. B
10. B 25. C
11. A 26. B
12. C 27. B
13. C 28. B
14. B 29. D
15. D 30. C
106
LAMPIRAN 3
RINCIAN KEGIATAN
PENELTIAN
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN107PENELITIAN
RINCIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENELITIAN
No Hari/ Tanggal Waktu Keterangan kegiatan
pelaksanaan
1 Sabtu, 02 Mei 2014 09.00 11.30 WIB Observasi (penentuan jadwal terkait
teknis pelaksanaan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan)
2 Senin, 05 Mei 2014 13.00 15.00 WIB Pelaksanaan penelitian siklus I
meliputi:
1. Tahap perencanaan (persiapan
RPP, materi pembelajaran,
media pembelajaran, metode
pembelajaran, soal evaluasi, dan
lembar observasi.
2. Tahap tindakan (menjelaskan
dan melaksanakan pembelajaran
dengan metode problem
solving).
3. Tahap observasi (melakukan
diskusi kelompok untuk menilai
keaktifan dan prestasi belajar
siswa).
4. Tahap refleksi (memperbaiki
kekurangan pada siklus I)
3 Kamis, 08 Mei 2014 13.00 15.00 WIB Melanjutkan dan menyelesaikan
penelitian siklus I (Diskusi kelompok
dan mengerjakan soal postest).
4 Senin, 19 Mei 2014 13.00 - 15.00 WIB Pelaksanaan penelitian siklus II
1. Tahap perencanaan (persiapan
RPP, materi pembelajaran,
media pembelajaran, metode
pembelajaran, soal evaluasi, dan
lembar observasi.
2. Tahap tindakan (menjelaskan
dan melaksanakan pembelajaran
dengan metode problem
solving).
3. Tahap observasi (melakukan
diskusi kelompok untuk menilai
keaktifan dan prestasi belajar
siswa).
4. Tahap refleksi (memperbaiki
kekurangan pada siklus I)
5 Kamis, 22 Mei 2014 13.00 15.00 WIB Melanjutkan dan menyelesaikan
penelitian siklus II (Diskusi
kelompok dan mengerjakan soal
postest).
108
LAMPIRAN 4
UJI VALIDITAS DAN
REABILITAS SOAL
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN PENELITIAN
109
UJI VALIDITAS BUTIR SOAL
angka simpangan. Teknik ini digunakan untuk mencari nilai butir soal dimana tiap
butir soal tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda. Setiap butir soal (item
berikut:
rxy =
Jika nilai rxy > rtabel maka hasilnya valid. Tetapi jika nilai rxy < rtabel maka hasilnya
tidak valid.
110
UJI VALIDITAS BUTIR SOAL
Nomor Butir Soal Skor
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 16
2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 8
3 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 10
4 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 19
5 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 9
6 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 7
7 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 19
8 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 18
9 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 8
10 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 18
11 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 9
12 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6
13 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 15
14 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 15
15 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 15
16 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 19
17 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 13
18 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 18
19 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 14
20 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 10
21 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 8
22 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 19
23 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 9
111
24 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 18
25 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 19
26 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 18
27 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10
28 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 18
29 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 11
30 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 15
31 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 18
32 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 18
33 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 15
34 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 15
35 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 18
36 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 10
37 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 19
Jumlah 37 22 18 21 18 18 18 16 14 18 21 18 18 16 17 18 18 18 18 18 3 14 2 20 18 15 18 19 14 21 524
112
Tabel 1. Tabel penolong untuk menghitung uji validitas (butir soal nomor 2)
ITEM ITEM
NO x y x2 y2 xy
GENAP (x) GANJIL (y)
1 1 16 0,405 1,838 0,16 3,378 0,745
2 1 8 0,405 -6,162 0,16 37,972 -2,498
3 1 10 0,405 -4,162 0,16 17,324 -1,687
4 1 19 0,405 4,838 0,16 23,405 1,961
5 0 9 -0,595 -5,162 0,35 26,648 3,069
6 0 7 -0,595 -7,162 0,35 51,297 4,259
7 1 19 0,405 4,838 0,16 23,405 1,961
8 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
9 0 8 -0,595 -6,162 0,35 37,972 3,664
10 0 18 -0,595 3,838 0,35 14,729 -2,282
11 0 9 -0,595 -5,162 0,35 26,648 3,069
12 1 6 0,405 -8,162 0,16 66,621 -3,309
13 1 15 0,405 0,838 0,16 0,702 0,340
14 0 15 -0,595 0,838 0,35 0,702 -0,498
15 1 15 0,405 0,838 0,16 0,702 0,340
16 0 19 -0,595 4,838 0,35 23,405 -2,877
17 1 13 0,405 -1,162 0,16 1,351 -0,471
18 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
19 0 14 -0,595 -0,162 0,35 0,026 0,096
20 1 10 0,405 -4,162 0,16 17,324 -1,687
21 0 8 -0,595 -6,162 0,35 37,972 3,664
22 0 19 -0,595 4,838 0,35 23,405 -2,877
113
23 0 9 -0,595 -5,162 0,35 26,648 3,069
24 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
25 1 19 0,405 4,838 0,16 23,405 1,961
26 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
27 0 10 -0,595 -4,162 0,35 17,324 2,475
28 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
29 0 11 -0,595 -3,162 0,35 9,999 1,880
30 1 15 0,405 0,838 0,16 0,702 0,340
31 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
32 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
33 0 15 -0,595 0,838 0,35 0,702 -0,498
34 1 15 0,405 0,838 0,16 0,702 0,340
35 1 18 0,405 3,838 0,16 14,729 1,556
36 0 10 -0,595 -4,162 0,35 17,324 2,475
37 1 19 0,405 4,838 0,16 23,405 1,961
JUMLAH 22 524 8,92 673,027 31,432
RATA-RATA 0,595 14,162 6002,673
114
Tabel 1 merupakan tabel penolong untuk mencari hasil rxy sehingga hasil yang
diperoleh dari tabel penolong dimasukkan ke dalam rumus Product Moment. Adapun uraian
perhitungan hasil uji validitas pada butir soal nomor 2 dapat dilihat di bawah ini.
rxy =
= 0,406
Hasil 0,406 kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan taraf kesalahan sebesar 5%
dari responden sebesar 37 adalah 0,325. Jadi soal butir nomor 3 dinyatakan Valid karena rxy >
115
HASIL UJI VALIDITAS BUTIR SOAL
No
r tabel
soal r hitung Keterangan
1 #DIV/0! 0,325 #DIV/0!
2 0,406 0,325 valid
3 0,457 0,325 valid
4 0,391 0,325 valid
5 0,419 0,325 valid
6 0,407 0,325 valid
7 0,419 0,325 valid
8 0,351 0,325 valid
9 -0,213 0,325 tidak valid
10 0,343 0,325 valid
11 0,353 0,325 valid
12 0,419 0,325 valid
13 0,407 0,325 valid
14 0,466 0,325 valid
15 0,524 0,325 valid
16 0,457 0,325 valid
17 0,343 0,325 valid
18 0,356 0,325 valid
19 -0,192 0,325 tidak valid
20 0,407 0,325 valid
21 0,247 0,325 tidak valid
22 0,388 0,325 valid
23 -0,233 0,325 tidak valid
24 0,328 0,325 valid
25 0,419 0,325 valid
26 0,407 0,325 valid
27 -0,088 0,325 tidak valid
28 0,379 0,325 valid
29 0,362 0,325 valid
30 -0,056 0,325 tidak valid
116
117
UJI REABILITAS DENGAN KUDER RICHARDSON (KR)
Xt2 = Xt2
= 5379 -
= 5379 4565,43
= 1413,57
S t2 =
= =
= 38,20
ri =
= 0,889
118
LAMPIRAN 5
SOAL POSTEST
I DAN II
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN119PENELITIAN
SOAL POSTEST I
TEKNIK PENGELASAN DASAR SMAW
Nama :
NIS :
Kelas : XI TP3
Petunjuk Pengerjaan:
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum menjawab soal ini.
2. Dilarang bekerja sama di dalam menjawab soal ini.
3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada lembar jawaban yang telah tersedia.
01. Apabila dilihat dari prosesnya, las busur listrik termasuk kedalam jenis las . .
a. Las cair c. Las pelapis
b. Las patri d. Las padat
02. Teknik penyalaan las busur manual terdapat dua cara yang digunakan yaitu .
a. Cara sentakan dan goresan c. Cara sentakan dan ayunan
b. Cara ayunan dan goresan d. Cara zigzag dan goresan
03. Apabila kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel masa
dipasang pada terminal positif hal ini disebut dengan . . . . . . . . . .
a. Pengutuban langsung c. Pengutuban benar
b. Pengutuban terbalik d. pengutuban searah
04. Kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja disebut . . . . .
a. Kabel las c. Kabel massa
b. Kabel tenaga d. Kabel elektroda
05. Berdasarkan standar American Welding Society (AWS) dua atau tiga angka
pertama setelah huruf E pada elektroda menunjukkan. . . . . . . .
a. Jenis salutan c. Jenis Fluks
b. Posisi Pengelasan d. Kekuatan tarik
120
07. Supaya orang lain tidak terkena langsung oleh sinar las maka dibuatkan. . . .
a. Penjepit massa c. Topeng Las
b. Kamar las d. Apron
08. Di bawah ini yang berfungsi untuk melepaskan dan mengeluarkan slag dari
jalur las adalah. . . . . . . . . . . . . .
a. Sikat baja c. Palu lunak
b. Palu terak d. Penjepit benda kerja
13. Suatu benda yang digunakan untuk melakukan pengelasan listrik dan
berfungsi sebagai pembakar sehingga akan menimbulkan nyala listrik
disebut dengan. . . . . .
a. Busur listrik c. Mesin las
b. Fluks d. Elektroda
14. Untuk pemilihan jenis elektroda, harus memperhatikan beberapa hal penting
di bawah ini kecuali. . . . . . . . . . . .
a. Jenis material c. Jenis proses las
b. Mesin las yang digunakan d. Posisi pengelasan
121
15. Sambungan yang terdiri dari dua bagian yang sambungannya membentuk
huruf L dan pengelasannya dilakukan pada pinggir sudutnya disebut degan
sambungan . . . .
a. Sambungan buntu (butt joint) c. Sambungan sudut (corner joint)
b. Sambungan T (T-joint) d. Sambungan flange (flange joint)
16. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari fast fill electrodes adalah. . . . . . . . .
a. Untuk pengelasan medium carbon steel yang sensitif terhadap keretakan
b. Untuk pengelasan pelat dengan tebal >3/16
c. Penetrasi dangkal dengan minimum admixture
d. Semua jawaban benar
17. Di dalam elektroda las terdapat tulisan dengan contoh E 6010, angka 1 pada
tulisan tersebut menyatakan. . . . . . . . . . . . . .
a. Elektroda c. Posisi pengelasan
b. Kekuatan tarik d. Jenis selaput (coating)
18. Cacat las yang diakibatkan oleh adanya kelebihan aliran dari logam las pada
permukaan bagian logam yang tidak dilas disebut dengan. . . . . . . . .
a. Milisagnment c. Tack weld
b. Overlap d. Porosity
19. Pada proses kerja las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi
antara ujung elektroda dan logam induk/ benda kerja (base metal) akan
menghasilkan. . .
a. Padat c. Dingin
b. Panas d. Beku
20. Beberapa pengaruh yang ditimbulkan akibat arus yang digunakan pada saat
pengelasan terlalu tinggi, kecuali . . . . . . . . . . . .
a. Terlalu banyak percikan logam las
b. Penembusan kurang baik
c. Elektroda sering menempel/ melekat pada bnda kerja
d. Terdapat under cutting sepanjang jalur las
21. Penyalaan awal pada las busur manual yang di ijinkan adalah pada. . . . . . . .
a. Daerah alur las c. Benda kerja
b. Plat yang telah disediakan d. Manik las
122
22. Gambar disamping menunjukkan posisi pengelasan. . . . . . .
a. Posisidatar 1F
b. Posisi Horizontal 2F
c. Posisi vertical 3F
d. Posisi Overhead 4F
23. Benda yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke
mesin las atau dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja disebut..
a. Penjepit elektroda c. Penjepit benda kerja
b. Penjepit massa d. Kabel las
123
KUNCI JAWABAN
1. A 13. D
2. A 14. B
3. B 15. C
4. C 16. A
5. D 17. C
6. D 18. B
7. B 19. B
8. B 20. C
9. A 21. B
10. C 22. B
11. C 23. D
12. B
124
SOAL POSTEST II
TEKNIK PENGELASAN DASAR SMAW
Nama :
NIS :
Kelas : XI TP3
Petunjuk Pengerjaan:
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum menjawab soal ini.
2. Dilarang bekerja sama di dalam menjawab soal ini.
3. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada lembar jawaban yang telah tersedia.
01. Di bawah ini yang berfungsi untuk melepaskan dan mengeluarkan slag dari
jalur las adalah. . . . . . . . . . . . . .
a. Sikat baja c. Palu lunak
b. Palu terak d. Penjepit benda kerja
03. Berdasarkan standar American Welding Society (AWS) dua atau tiga angka
pertama setelah huruf E pada elektroda menunjukkan. . . . . . . .
a. Jenis salutan c. Jenis Fluks
b. Posisi Pengelasan d. Kekuatan tarik
04. Suatu benda yang digunakan untuk melakukan pengelasan listrik dan
berfungsi sebagai pembakar sehingga akan menimbulkan nyala listrik
disebut dengan. . . . . .
a. Busur listrik c. Mesin las
b. Fluks d. Elektroda
125
06. Fungsi kedok las adalah. . . . . . . . . . . . .
a. Melindungi mata dari radiasi ultraviolet dan infra merah
b. Melindungi wajah dari panasnya api las
c. Menjaga kestabilan pengelasan
d. Jawaban a dan b benar
07. Apabila kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel masa
dipasang pada terminal positif hal ini disebut dengan . . . . . . . . . .
a. Pengutuban langsung c. Pengutuban benar
b. Pengutuban terbalik d. pengutuban searah
08. Apabila dilihat dari prosesnya, las busur listrik termasuk kedalam jenis las . .
a. Las cair c. Las pelapis
b. Las patri d. Las padat
09. Kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja disebut . . . . .
a. Kabel las c. Kabel massa
b. Kabel tenaga d. Kabel elektroda
10. Teknik penyalaan las busur manual terdapat dua cara yang digunakan yaitu..
a. Cara sentakan dan goresan c. Cara sentakan dan ayunan
b. Cara ayunan dan goresan d. Cara zigzag dan goresan
11. Supaya orang lain tidak terkena langsung oleh sinar las maka dibuatkan. . . .
a. Penjepit massa c. Topeng Las
b. Kamar las d. Apron
12. Pada proses kerja las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi
antara ujung elektroda dan logam induk/ benda kerja (base metal) akan
menghasilkan. . .
a. Padat c. Dingin
b. Panas d. Beku
13. Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari fast fill electrodes adalah. . . . . . . . .
a. Untuk pengelasan medium carbon steel yang sensitif terhadap keretakan
b. Untuk pengelasan pelat dengan tebal >3/16
c. Penetrasi dangkal dengan minimum admixture
d. Semua jawaban benar
126
14. Benda yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke
mesin las atau dari mesin las ke elektroda dan penjepit benda kerja disebut.
. . . . ..
a. Penjepit elektroda c. Penjepit benda kerja
b. Penjepit massa d. Kabel las
15. Beberapa pengaruh yang ditimbulkan akibat arus yang digunakan pada saat
pengelasan terlalu tinggi, kecuali . . . . . . . . . . . .
a. Terlalu banyak percikan logam las
b. Penembusan kurang baik
c. Elektroda sering menempel/ melekat pada bnda kerja
d. Terdapat under cutting sepanjang jalur las
17. Untuk pemilihan jenis elektroda, harus memperhatikan beberapa hal penting
di bawah ini kecuali. . . . . . . . . . . .
a. Jenis material c. Jenis proses las
b. Mesin las yang digunakan d. Posisi pengelasan
20. Sambungan yang terdiri dari dua bagian yang sambungannya membentuk
huruf L dan pengelasannya dilakukan pada pinggir sudutnya disebut degan
sambungan . . . .
a. Sambungan buntu (butt joint) c. Sambungan sudut (corner joint)
b. Sambungan T (T-joint) d. Sambungan flange (flange joint)
127
21. Cacat las yang diakibatkan oleh adanya kelebihan aliran dari logam las pada
permukaan bagian logam yang tidak dilas disebut dengan. . . . . . . . .
a. Milisagnment c. Tack weld
b. Overlap d. Porosity
22. Di dalam elektroda las terdapat tulisan dengan contoh E 6010, angka 1 pada
tulisan tersebut menyatakan. . . . . . . . . . . . . .
a. Elektroda c. Posisi pengelasan
b. Kekuatan tarik d. Jenis selaput (coating)
23. Penyalaan awal pada las busur manual yang di ijinkan adalah pada. . . . . . . .
a. Daerah alur las c. Benda kerja
b. Plat yang telah disediakan d. Manik las
128
KUNCI JAWABAN
1. B 13. A
2. C 14. D
3. D 15. C
4. D 16. B
5. C 17. B
6. D 18. A
7. B 19. B
8. A 20. C
9. C 21. B
10. A 22. C
11. B 23. B
12. B
129
LAMPIRAN 6
RPP DAN SILABUS
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN PENELITIAN
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. INDIKATOR:
1. Memahami pengertian las busur listrik Shield Metal Arc Welding (SMAW)
2. Memahami dan mampu mengenal peralatan las busur manual SMAW
3. Mengetahui macam-macam parameter pengelasan
4. Mengetahui cara menyalakan dan mematikan las busur SMAW
5. Mengetahui macam-macam posisi pengelasan SMAW
B. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mencermati penjelasan guru, diharapkan:
1. Siswa dapat memahami pengertian las busur listrik Shield Metal Arc
Welding (SMAW).
2. Siswa dapat memahami dan mengetahui macam-macam parameter
pengelasan
3. Siswa dapat memahami dan mampu mengenal peralatan las busur manual
dengan baik dan benar.
4. Siswa dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis sambungan las busur
SMAW.
5. Siswa dapat mengetahui dan memahami macam-macam posisi
pengelasan SMAW.
131
Karakter siswa yang diharapkan:
Mandiri
Religius
Disiplin
Percaya diri
Rasa ingin tahu
Kerja keras
Aktif
Teliti
Jujur
Bertanggung jawab
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian las busur listrik Shield Metal Arc Welding (SMAW)
2. Peralatan las busur listrik SMAW
3. Macam-macam parameter pengelasan
4. Jenis-jenis sambungan las SMAW
5. Macam-macam posisi pengelasan SMAW
D. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Metode pmbelajaran pemecahan masalah (problem solving)
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka. (Disiplin)
b. Guru memimpin doa bersama. (Religius)
c. Guru mengecek kesiapan siswa dengan mempresensi kehadiran siswa
dan memotivasi kesiapan belajar siswa. (Disiplin)
d. Menyampaikan materi, tujuan, dan manfaat kompetensi yang akan
dipelajarai, serta model pembelajaran yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran. (Rasa Ingin Tahu)
e. Mengerjakan tes awal. (Mandiri)
132
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 6 orang, hanya terdapat 2 kelompok yang
beranggotakan 7 orang. (Disiplin)
2) Siswa memperhatikan penjelasan awal dari guru mengenai materi
pengelasan SMAW. (Rasa Ingin Tahu)
3) Siswa memperoleh lembar diskusi. (Rasa Ingin Tahu)
b. Elaborasi
1) Siswa bergabung dalam kelompok yang tlah ditentukan. (Disiplin)
2) Siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan tugas yang telah
diberikan. Para siwa berpikir untuk dapat memecahkan masalah atas
tugas diskusi yang telah diberikan (Problem Solving). (Kerja Keras,
Rasa Ingin Tahu, Jujur, Tanggung Jawab)
c. Konfirmasi
1) Guru mengundi satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. (Tanggung Jawab)
2) Siswa menanggapi hasil diskusi kelompok yang lain. (Teliti)
3) Guru mengevaluasi hasil diskusi dan memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa jika ada materi yang kurang paham. (Teliti)
3. Penutup
1) Siswa dan guru melakukan refleksi dan guru menyimpulkan materi
pelajaran yang telah disampaikan.(Tanggung Jawab, Teliti)
2) Evaluasi tentang seberapa jauh siswa menyerap materi yang di
sampaikan guru. (Tanggung Jawab)
3) Siswa memperhatikan penyampaian materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya. (Rasa Ingin Tahu)
4) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. (Religius)
133
F. SUMBER, ALAT, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Sumber:
a. Lukas Okta, P. 2012. Ringkasan Materi Sub Bidang Pengelasan SMAW.
Serang: Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang.
b. Riswan Dwi Djatmiko. (2008). Modul Teori Pengelasan Logam.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
c. Sriwidharto. (1987). Petunjuk Kerja Las. Jakarta: PT. Pradya Paramitha.
d. Umaryadi. 2007. Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas,
dan Pemanasan. Surakarta: Yudhistira.
2. Alat:
a. White Board
b. Spidol
c. Penghapus
d. LCD Projector
e. Laptop
3. Media Pembelajaran:
a. Power Point
G. PENILAIAN
1. Jenis Penilaian
a. Tes : Pretest dan Postest
b. Non tes :-
2. Bentuk Soal
a. Soal Pilihan Ganda
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. INDIKATOR:
1. Memahami pengertian elektroda las busur listrik Shield Metal Arc Welding
(SMAW)
2. Memahami fungsi dan bagian-bagian elektroda las busur SMAW
3. Mengetahui cara membaca kode elektrodalas busur SMAW
4. Memahami dan mampu mengenal jenis-jenis cacat las busur (welding
defect)
5. Memahami jenis-jenis sambungan las busur SMAW
B. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mencermati penjelasan guru, diharapkan:
1. Siswa dapat memahami pengertian elektroda las busur listrik Shield Metal
Arc Welding (SMAW).
2. Siswa dapat memahami dan mengetahui fungsi serta bagian-bagian dari
elektroda las busur.
3. Siswa dapat memahami dan mampu membaca kode elektroda.
4. Siswa dapat memahami dan mampu mengenal jenis-jenis cacat las busur.
5. Siswadapat memahami dan mampu mengenal jenis-jenis sambungan las
busur SMAW.
135
Karakter siswa yang diharapkan:
Mandiri
Religius
Disiplin
Percaya diri
Rasa ingin tahu
Kerja keras
Aktif
Teliti
Jujur
Bertanggung jawab
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian elektroda las busur listrik Shield Metal Arc Welding (SMAW).
2. Fungsi dan bagian-bagian elektroda las busur
3. Cara membaca kode elektroda las busur
4. Macam-macam cacat las (welding defect)
D. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Metode pmbelajaran pemecahan masalah (problem solving)
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka. (Disiplin)
b. Guru memimpin doa bersama. (Religius)
c. Guru mengecek kesiapan siswa dengan mempresensi kehadiran siswa
dan memotivasi kesiapan belajar siswa. (Disiplin)
d. Guru menyampaikan materi, tujuan, dan manfaat kompetensi yang akan
dipelajarai, serta model pembelajaran yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran. (Rasa Ingin Tahu)
136
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 6 orang, hanya terdapat 2 kelompok yang
beranggotakan 7 orang. (Disiplin)
2) Siswa memperhatikan penjelasan awal dari guru mengenai materi
pengelasan SMAW. (Rasa Ingin Tahu)
3) Siswa memperoleh lembar diskusi. (Rasa Ingin Tahu)
b. Elaborasi
1) Siswa bergabung dalam kelompok yang tlah ditentukan. (Disiplin)
2) Siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan tugas yang telah
diberikan. Para siwa berpikir untuk dapat memecahkan masalah atas
tugas diskusi yang telah diberikan (Problem Solving).
c. Konfirmasi
1) Guru mengundi satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. (Tanggung Jawab)
2) Siswa menanggapi hasil diskusi kelompok yang lain. (Teliti)
3) Guru mengevaluasi hasil diskusi dan memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa jika ada materi yang kurang paham. (Teliti)
3. Penutup
a. Siswa dan guru melakukan refleksi dan guru menyimpulkan materi
pelajaran yang telah disampaikan.(Tanggung Jawab, Teliti)
b. Evaluasi tentang seberapa jauh siswa menyerap materi yang di
sampaikan guru. (Tanggung Jawab)
c. Siswa memperhatikan penyampaian materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya. (Rasa Ingin Tahu)
d. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. (Religius)
137
F. SUMBER, ALAT, DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Sumber:
a. Lukas Okta, P. 2012. Ringkasan Materi Sub Bidang Pengelasan SMAW.
Serang: Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang.
b. Riswan Dwi Djatmiko. (2008). Modul Teori Pengelasan Logam.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
c. Sriwidharto. (1987). Petunjuk Kerja Las. Jakarta: PT. Pradya Paramitha.
d. Umaryadi. 2007. Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan Panas,
dan Pemanasan. Surakarta: Yudhistira.
2. Alat:
a. White Board
b. Spidol
c. Penghapus
d. LCD Projector
e. Laptop
3. Media Pembelajaran:
a. Power Point
G. PENILAIAN
3. Jenis Penilaian
a. Tes : Postest
b. Non tes :-
4. Bentuk Soal
a. Soal Pilihan Ganda
138
SILABUS
Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Bantul
Mata Pelajaran : Muatan lokal Kompetensi Kejuruan
Kelas/ Semester : XI Teknik Pemesinan/ 1
Standar Kompetensi : Teknik Pengelasan
Kode Kompetensi : 014. Mulok. KK
Durasi Pembelajaran : 66 jam x @45 menit
139
menyalakan, dan menyalakan dan
mematikan mematikan elektroda
elektroda las las busur
busur. 6. Menjelaskan macam-
5. Mendefinisikan macam posisi
macam-macam pengelasan las busur
posisi pengelasan 7. Menjelaskan
las busur manual pengertian elektroda
6. Mendefinisikan las busur
tentang elektroda 8. Menjelaskan fungsi
las busur manual serta bagian-bagian
7. Mendefinisikan dari elektroda las
fungsi dan bagian busur
elektroda las busur 9. Menjelaskan cara
8. mengidentifikasi membaca kode pada
cara membaca elektroda las busur
kode elektroda las 10. Menjelaskan
busur pengertian dan jenis-
9. Mendefinisikan jenis cacat las busur
jenis-jenis cacat 11. Menjelaskan jenis-
las busur jenis sambungan las
10. Mendefinisikan SMAW
jenis-jenis
sambungan las
busur SMAW
140
LAMPIRAN 7
LEMBAR JAWABAN
DISKUSI SISWA
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN PENELITIAN
141
KELOMPOK : 1 (satu)
SOAL:
Menurut pendapat kelompok kalian, hal apa yang perlu diketahui oleh seorang
welding operator (juru pengelasan) sebelum melakukan proses pengelasan?
JAWABAN:
1. Kita sebagai welding operator (juru pengelasan) harus mengerti dan tahu apa
proses pengelasan itu. Kita harus mengerti prinsip kerja pada proses
pengelasan dan mengerti tentang segala peralatan yang akan digunakan
untuk melakukakn proses pengelasan yang baik dan benar.
2. Kita sebagai welding operator (juru pengelasan) juga tidak boleh melupakan
tentang K3, yaitu keselamatan dan kesehatan kerja, karena itu adalah hal
yang harus diperhatikan menyangkut keselamatan dan kesehatan seorang
welding operator (juru pengelasan).
Jika semua hal di atas dapat dikuasai oleh seorang welding operator, maka
akan dapat mengelas dengan baik dan benar serta dapat menghindari resiko
kecelakaan kerja pada saat melakukan proses pengelasan.
142
KELOMPOK : 2 (dua)
SOAL:
Jelaskan prinsip kerja dari pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) !
JAWABAN :
Proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung
elektroda dan logam induk/ benda kerja (base metal) akan menghasilkan panas.
Panas inilah yang akan mencairkan elektroda. Busur listrik ini dibangkitkan oleh
mesin las dan suatu elektroda dibungkus oleh fluk, dengan pencairan ini maka
kampuh las akan terisi oleh bagian logam cair yang berasal dari elektroda
kemudian membeku dan menjadi hasil las (weldment) dan terak (slag).
Proses pemindahan elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair
dan membentuk butiran yang terbawa arus dari busur listrik tersebut. Apabila
menggunakan arus listrik yang besar maka akan menghasilkan butiran halus,
namun apabila arus listrik yang digunakan lebih kecil maka butiran-butiran
tersebut akan menjadi lebih besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa
mempunyai sifat mampu las tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran yang
halus, sedangkan proses pemindahan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan
juga oleh komposisi bahan pembungkus elektroda (fluks) yang digunakan.
Selama proses pengelasan terjadi fluks yang digunakan sebagai bahan
pembungkus elektroda mencair dan terapung pada cairan kawah las lalu
membeku menutupi deposit las menjadi terak las atau yang disebut slag. Slag
inilah yang akan melindungi hasil lasan yang baru membeku agar tidak
terpengaruh oleh udara luar (oksidasi). Pada saat itu juga bahan fluks yang
terbakar berubah menjadi gas yang berfungsi sabagai bahan pelindung dari
udara luar terhadap oksidasi dan juga sebagai pemantap busur.
143
KELOMPOK : 3 (tiga)
SOAL:
Menurut pendapat kelompok kalian, apa saja yang termasuk kedalam parameter
pengelasan shielded arc welding (SMAW)? Jelaskan masing-masing dari
parameter pengelasan tersebut !
JAWABAN :
Yang termasuk ke dalam parameter pengelasan SMAW yaitu:
1. Panjang busur (arc length)
Panjag busur adalah sesuatu yang sangat penting dalam pengelasan SMAW
karena panjang busur digunakan untuk menentukan masukan panas baik
terhadap benda kerja maupun elektroda yang diperlukan dalam proses
pengelasan.
2. Tegangan (voltage)
Tegangan merupakan sumber arus listrik yang ada di dalam pengelasan
SMAW. Besar voltage dapat diukur sewaktu proses pengelasan sedang
berlangsung, dimana voltage dari sumber yang masuk ke travo las adalah
220/240 volt diturunkan menjadi sekitar 40-50 volt. Pada waktu pemakaian
voltage akan turun sekitar 18 sampai 36 volt, agar aman dalam pemakaian.
Voltage tergantung dari panjang busur yang ada, dan juga tergantung dari
mesin las/ travo dan panjang kabel las yang dipakai, apabila voltage rendah,
ini akan mempengaruhi pemasukan panas pada benda kerja dan elektroda.
Selain besar kecilnya panjang busur voltage juga dipengaruhi oleh:
Pembungkus Elektroda - Besarnya arus
Komposisi Inti Elektroda
Diameter Elektroda
144
3. Arus (current)
Arus adalah besar kecilnya tegangan listrik yang digunakan pada saat
melakukan proses pengelasan SMAW. Besar arus yang dipakai berdasarkan
penyetelan pada amper meter yang ada pada mesin las dan harus
disesuaikan dengan besar diameter elektroda yang akan dipakai untuk
pengelasan. Besar arus sangat mempengaruhi panas yang diperlukan, untuk
mencairkan benda kerja dan elektroda. Dimana panas yang ditimbulkan busur
listrik tinggi antara 6000F sampai 10.000F, panas ini terjadi akibat adanya
lompatan elektron diantara jarak benda kerja ke ujung elektroda dan
sebaliknya. Jadi apabila arus listrik kurang memenuhi, maka busur tidak stabil
sehingga mengakibatkan panas yang dibutuhkan berkurang dan
menyebabkan pencairan benda kerja dan elektroda tidak rata.
145
KELOMPOK : 4 (empat)
SOAL:
Menurut pendapat kelompok kalian, las busur listrik atau las Shield Metal Arc
Welding (SMAW) termasuk ke dalam jenis las apa? Sebutkan pula keuntungan
dan kekurangan dari las SMAW !
JAWABAN :
Menurut pendapat kelompok kami, las busur listrik atau las SMAW
termasuk ke dalam las busur elektroda terbungkus. Karena las elektroda
terbungkus merupakan suatu proses suatu proses penyambungan dua keping
logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan
sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus.
1. Keuntungan las SMAW
a. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air
b. Dapat mengelas berbagai macam tipe dari material
c. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur
d. Dapat dipakai mengelas semua posisi
e. Elektroda mudah didapat dalam banyak ukuran dan diameter
f. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-
mana.
g. Kebisingan rendah (rectifier)
h. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk
2. Kerugian Las SMAW
a. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus
melakukan penyambungan.
b. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan
146
c. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non- ferrous
d. Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari
fluks.
e. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan
147
KELOMPOK: 5 (lima)
JAWABAN:
Menurut kelompok kami saat melakukan pengelasan shielded metal arc
welding (SMAW) kita harus memperhatikan hal-hal yang ada di dalam
pengelasan tersebut. Agar proses pengelasan dapat berlangsung dengan aman
sehingga terhindar dari bahaya kecelakaan kerja dan bahaya sengatan listrik,
dengan cara sebagai berikut:
1. Gunakan topeng las (welding mask) untuk melindungi kepala/ rambut dan
kuduk operator dari percikan-percikan api las dan benda -benda panas
lainnya. Juga untuk melindungi muka operator las terhadap sinar ultraviolet,
infra merah dan gas-gas.
2. Gunakan sarung tangan kulit melindungi tangan dari percikan-percikan api las
dan benda-benda panas.
3. Gunakan jaket/ apron las Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada
bagian badan operator dari percikan-percikan api las dan pancaran sinar las
yang mempunyai intensitas tinggi maka pada baian badan perlu dilindungi
menggunakan jaket kulit atau apron kulit.
4. Gunakan sepatu las, Untuk melindungi kaki welder terhadap benda-benda
panas yang ada dilantai maupun percikan api las dari atas pada saat
melakukan pengelasan.
148
KELOMPOK: 6 (enam)
SOAL:
Menurut pendapat kelompok kalian, apa saja yang termasuk ke dalam
jenis-jenis sambungan las? Jelaskan juga definisi dari sambungan-sambungan
las tersebut !
JAWABAN:
Yang termasuk ke dalam jenis-jenis sambungan las yaitu:
1. Sambungan buntu (butt joint)
Butt joint terdiri dari dua bagian logam yang disusun sejajar. Pada pengelasan
baja, sambungan dengan penetrasi penuh di celah sambungan disebut juga
butt joint walaupun posisi dua logam tidak sejajar pada bidang yang sama.
2. Sambungan T (T-Joint)
Sambungan T atau T-joint terdiri dari dua bagian yang disambung membentuk
huruf T. Penambahan sambungan lain pada T-joint sehingga membentuk
palang disebut cuciform joint. Sambungan ini dapat menggunakan pengelasan
fillet weld, groove weld, plug weld, seam seld, dan lain-lain.
3. Sambungan sudut (corner joint)
Sambungan sudut atau corner joint terdiri dari dua bagian yang
sambungannya membentuk huruf L dan pengelasannya dilakukan pada
pinggir sudutnya.
4. Sambungan tumpang (lap joint)
Sambungan tumpang atau lap joint terdiri dari dua bagian ditumpuk pada
bidang sejajar, kemudian dilas pada kedua ujung masing-masing. Lap joint
149
dimana tiap sisi bagian yang disambung terletak pada bidang yang sama
disebut joggled lap joint.
5. Sambungan sisi (edge joint)
Sambungan sisi terdiri lebih dari dua bagian yang dilas, bagian pinggir
sambungan dilas dengan ketebalan tipis. Sambungan ini dapat menggunakan
tipe las groove weld, flare weld, seam seld, dan edge weld.
6. Sambungan splice (splice joint)
Sambungan splice atau spliced joint yaitu dua bagian yang disusun sejajar
dan bagian lain ditambahkan di atasnya kemudian dilakukan pengelasan.
Jenis sambungan ini terdiri dari double-spliced joint dan single-spliced joint.
7. Sambungan flange (flange joint)
Flange joint terdiri dari dua bagian, setidaknya salah satu memiliki tepi
bengkok. Hal ini diaplikasikan pada pembuatan roof yang terbuat dari
stainless steel atau paduan titanium.
150
KELOMPOK : 1 (satu)
SOAL:
Seorang juru las harus memahami jenis bahan/ material yang akan dilas.
Karena dengan mengetahui jenis bahan dan paduannya, maka akan dapat
menentukan bagaimana proses pengelasan dilakukan, baik persiapan,
pelaksanaan/ proses maupun finishing. Untuk itu material atau jenis bahan harus
disiapkan dengan sebaik mungkin sebelum dilakukan pengelasan.
Menurut kelompok kalian hal-hal apa saja yang dapat terjadi jika
penyiapan bahan/ material tidak disiapkan dengan baik?
JAWABAN :
Menurut pendapat kelompok kami, hal yang terjadi apabila seorang
welder (juru las) tidak dapat menyiapkan bahan/ material pengelasan dengan
baik, maka dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Apabila penyiapan bahan/ material tidak disiapkan dengan baik maka akan
mengakibatkan kegagalan yang cukup fatal dalam proses pengelasan
tersebut. Banyak fakta yang mengakibatkan kegagalan/ kerusakan yang
terjadi jika kita tidak menyiapkan bahan/ material denagn baik. Oleh karena itu
kita sebagai welder (juru las) harus mampu untuk:
a. Mengidentifikasi jenis yang berbeda dari cacat las
b. Mengidentifikasi penyebab terjadinya cacat las
c. Mengidentifikasi menggunakan teknik pengujian las menurut standar
pengelasan.
2. Apabila penyiapan bahan/ material tidak disiapkan dengan baik maka juga
akan mengalami berbagai cacat pada proses pengelasan. Berbagai macam
bentuk cacat las yang kemungkinan dapat terjdai yaitu under cut, over lap,
151
mislignment (tidak sejajar), penetrasi berlebihan, penetrasi yang tidaklengkap,
kekurangan fusi, berpori, retak, dan lain sebagainya.
152
KELOMPOK : 2 (dua)
SOAL:
Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk
melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar sehingga akan
menimbulkan busur nyala. Oleh karena itu di dalam pengelasan SMAW elektroda
merupakan suatu benda yang sangat penting, karena tanpa adanya elektroda
maka nyala api dalam las SMAW tidak akan mungkin terjadi. Untuk itu penting
bagi kita agar dapat mengetahui cara penyimpanan elektroda dengan baik dan
benar.
Menurut pendapat kelompok kalian bagaimanakah cara penyimpanan
elektroda yang baik dan benar agar elektroda tetap terjaga kualitasnya dengan
baik, sehingga akan mendapatkan hasil pngelasan yang baik juga?
JAWABAN :
Elektroda disamping mempunyai fungsi sebagai pencetus nyala listrik,
juga berfungsi untuk:
1. melindungi busur las dari pengaruh atmosfir seperti oksigen, nitrogen dan
udara.
2. Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda.
3. Menjaga busur tetap stabil
4. Menghasilkan terak dan slag
5. Mengontrol kecairan elektroda
6. Mengontrol penetrasi pada sambungan las
7. Mengontrol profil atau kontur las khususnya pada proses pengelasan yang
menggunakan bahan tambah (filler metal).
Oleh karena itu di dalam pengelasan SMAW elektroda merupakan suatu
benda yang sangat penting, karena tanpa adanya elektroda maka nyala api
153
dalam las SMAW tidak akan mungkin terjadi. Untuk itu penting bagi kita agar
dapat mengetahui cara penyimpanan elektroda dengan baik dan benar.
1. Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan yang masih
tertutup rapi (kemasan tidak rusak).
2. Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada jarak dari
lantai
3. 3Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat penyimpanan
(rak).
4. Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya
kelembaban.
5. Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 5 derajat diatas
temperatur rata-rata udara luar.
6. Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat, maka
sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti silica gel pada tempat
penyimpanan tersebut.
Penyimpanan Elektroda
154
KELOMPOK : 3 (tiga)
SOAL:
Cacat las/ welding defect adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana
terjadi penurunan kualitas dari hasil pengelasan. Kualitas hasil pengelasan yang
dimaksud adalah berupa turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan
bahan dasar base metal.
Menurut pendapat keompok kalian hal apa saja yang harus diperhatikan
agar cacat las tersebut tidak terjadi pada benda kerja pada saat proses
pengelasan?
JAWABAN:
155
Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya hasil
pekerjaan las dapat memuaskan banyak pihak, maka perlu dilaksanakan cara-
cara penanggulangannya, yaitu sebagai berikut:
1. Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air,
karat, debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi sumber hidrogen.
2. Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan pada
benda kerja yang telah disediakan.
3. Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada
4. Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan
baik
5. Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan
6. Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan
pengelasan.
7. Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur
8. Sabar dan berhati-hati dalam melakukan pengelasan.
156
KELOMPOK : 4 (empat)
SOAL:
Jenis cacat las terbagi menjadi 2 yaitu cacat las eksternal dan cacat las
internal. Cacat las eksternal adalah cacat yang dapat dideteksi dipermukaan las
atau material. Sedangkan cacat las internal adalah cacat yang tidak dapat
dideteksi dengan mata telanjang karena cacat terjadi dibawah permukaan las
atau logam.
Menurut pendapat kelompok kalian, jenis cacat las apa saja yang
termasuk ke dalam jenis cacat las Internal? jelaskan! serta jelaskan juga
penyebab terjadinya cacat las Internal!
JAWABAN:
Cacat las internal adalah cacat yang tidak dapat dideteksi dengan mata
telanjang karena cacat terjadi dibawah permukaan las atau logam. Teknik
pengujian khusus diperlukan untuk dapat mendeteksi cacat tersebut.
1. Kekurangan fusi adalah kurangnya daya rekat antara logam las dan logam
induknya, atau pada las multi-run bisa berupa kekurangan fusi diantara pass.
Jika kesalahan tersebut tidak terdeteksi pada bagian tersebut akan
mengalami kerusakan pada saat digunakan karena sambungannya tidak kuat.
2. Berpori (porosity) merupakan kumpulan pori-pori kecil yang diakibatkan oleh
adanya gas yang terperangkap pada logam. Pori-pori tersebut bisa berupa
lobang gas tunggal atau berkelompok.
3. Inklusi adalah benda asing atau benda non-metalik yang terperangkap dalam
157
logam las. Inklusi pada struktur yang dilas bisa berupa eksternal atau internal.
Jenis ini bervariasi dari manual metal arc weld slag deposit ke tungsten arc
weld electrode. Inklusi yang besar merupakan masalah yang besar karena
inklusi tersebut melemahkan sambungan las.
4. Retak, beberapa jenis cacat retak berbeda dapat terjadi pada atau sekitar
daerah yang dilas menyebabkan terjadi kerusakan pada struktur sambungan
las.
5. Laminasi merupakan kerusakan pada logam asal yang diakibatkan oleh
pabrik. Hal ini biasanya diakibatkan oleh lobang penyusutan pada produk
baja.
1. kurangnya daya rekat antara logam las dan logam induknya, atau pada las
multi-run bisa berupa kekurangan fusi diantara pass.
2. Adanya gas yang terperangkap pada logam
3. Adanya benda asing atau benda non-metalik yang terperangkap dalam logam
las.
4. Terjadinya keretakan pada logam las.
158
KELOMPOK: 5 (lima)
SOAL:
Menurut pendapat kelompok kalian hal apa saja yang harus diperhatikan
terkait dengan pemilihan jenis elektroda yang akan digunakan? Jelaskan juga
kenapa pemilihan elektroda perlu dilakukan oleh welding inspector?
JAWABAN:
159
Kami menggunakan elektroda karena elektroda mempunyai fungsi dan
manfaatantara lain:
1. melindungi busur las dari pengaruh atmosfir seperti oksigen, nitrogen dan
udara.
2. Mencegah terjadinya ionisasi pada ujung elektroda
3. Menjaga busur tetap stabil
4. Menghasilkan terak dan slag
5. Mengontrol kecairan elektroda
6. Mengontrol penetrasi pada sambungan las
7. Mengontrol profil atau kontur las khususnya pada proses pengelasan yang
menggunakan bahan tambah (filler metal).
Elektroda juga mempunyai macam dan sifat atau ciri-ciri yang berbeda
beda seperti:
c. Fill-freze electrodes
Merupakan perpaduan dari fast-freeze dan fast-fill, medium deposit dan
penetrasi, penggunaan untuk semua posisi pengelasan seperti:
160
KELOMPOK: 6 (enam)
SOAL:
Jenis cacat las terbagi menjadi 2 yaitu cacat las eksternal dan cacat las
internal. Cacat las eksternal adalah cacat yang dapat dideteksi dipermukaan las
atau material. Sedangkan cacat las internal adalah cacat yang tidak dapat
dideteksi dengan mata telanjang karena cacat terjadi dibawah permukaan las
atau logam.
Menurut pendapat kelompok kalian, jenis cacat las apa saja yang
termasuk ke dalam jenis cacat las eksternal? jelaskan! serta jelaskan juga
penyebab terjadinya cacat las eksternal!
JAWABAN:
Cacat las eksternal adalah cacat yang dapat dideteksi dipermukaan las
atau material.
1. Undercut adalah alur atau saluran pada bagian pinggir kampih las. Undercut
merupakan masalah besar karena dapat menurunkan ketebalan tertentu
dibandingkan logam induk. Bagian akan lemah oleh pengaruh takikan pada
saat digunakan.
161
2. Overlap adalah kelebihan aliran dari logam las pada permukaan bagian dari
logam yang tidak dilas. Seperti undercut, overlap menghasilkan pengaruh
takik pada daerah sepatu las.
3. Milisagnment (tidak sejajar) diakibatkan oleh perencanaan sebelum dilas
yang kurang baik. Hal ini merupakan akibat dari pengaruh distorsi pada saat
melakukan pengelasan.
4. Penetrasi berlebih selama pengelasan mendorong logam las melalui dasar
sambungan. Hal ini dapat mengakibatkan konsentrasi tekanan.
5. Penetrasi yang tidak sempurna merupakan kesalahan pengelasan eksternal
atau internal. Logam las tidak mengisi atau menutupi bagian dasar
sambungan.
6. Laminasi merupakan kerusakan pada logam asal yang diakibatkan oleh
pabrik. Hal ini biasanya diakibatkan oleh lobang penyusutan pada produk
baja. Pada saat komponen menahan beban, laminasi bisa menjadi besar dan
mengakibatkan kehilangan kekuatan tranverse pada plat atau bagian lain
maka struktur mengalami kerusakan.
162
LAMPIRAN 8
LEMBAR PENGISIAN
PENGAMATAN KEAKTIFAN
BELAJAR DAN JAWABAN
SOAL
163
LAMPIRAN 1
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
LAMPIRAN 9
DATA HASIL PENGAMATAN
KEAKTIFAN BELAJAR DAN
DATA NILAI PRESTASI
BELAJAR SISWA
LAMPIRAN
179
1
SURAT IJIN PENELITIAN
DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SIKLUS I
180
25 4 4 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 36
26 3 3 1 1 3 3 2 4 3 2 3 3 31
27 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 30
28 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 37
29 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 39
30 4 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 38
31 2 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 32
32 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 2 33
33 3 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 3 33
34 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 33
35 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 37
36 4 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 32
37 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 31
38 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 2 33
131 129 108 106 108 113 110 127 107 104 114 105 1362
Skor
86.18% 84.86% 71.05% 69.73% 71.05% 73.34% 72.36% 83.55% 70.39% 66.66% 75.00% 69.07%
Aspek
74.67%
Skor
85.52% 70.39% 72.19% 77.95% 70.68% 69.07%
Indikator
181
DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SIKLUS II
182
25 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 43
26 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 41
27 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 41
28 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 43
29 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 43
30 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 40
31 3 3 4 4 3 3 2 4 2 2 4 3 37
32 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 39
33 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 38
34 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 40
35 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 41
36 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 38
37 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 44
38 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 41
138 134 127 122 124 126 125 136 128 125 122 128 1535
Skor 90.78% 88.15% 81.57% 80.26% 81.57% 82.89% 82.23% 89.47% 84.21% 82.23% 80.26% 84.21%
Skor 84.15%
89.46% 80.91% 82.23% 85.85% 81.56% 84.21%
Indikator
183
DAFTAR NILAI PRETEST SISWA KELAS XI TP3
SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
No Hasil Tes Objektif 22 8 22 8 27
Nilai
Absen Benar Salah Skor 23 19 11 19 63
1 16 14 16 53 24 9 21 9 30
2 8 22 8 27 25 18 12 18 60
3 10 20 10 33 26 19 11 19 63
4 19 11 19 63 27 18 12 18 60
5 9 21 9 30 28 10 20 10 33
6 7 23 7 23 29 18 12 18 60
7 19 11 19 63 30 11 19 11 37
8 18 12 18 60 31 15 15 15 50
9 8 22 8 27 32 18 12 18 60
10 18 12 18 60 33 18 12 18 60
11 9 21 9 30 34 15 15 15 50
12 6 24 6 20 35 15 15 15 50
13 15 15 15 50 36 18 12 18 60
14 15 15 15 50 37 10 20 10 33
15 15 15 15 50 38 19 11 19 63
16 19 11 19 63 Jumlah 1744
17 - - - - Rata-rata 47,13%
18 13 17 13 43
19 18 12 18 60
20 14 16 14 47
21 10 20 10 33
184
DAFTAR NILAI POSTEST SISWA KELAS XI TP3 SIKLUS I
SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
No Hasil Tes Objektif 24 15 9 15 65 Belum tuntas
Nilai Keterangan
Absen Benar Salah Skor 25 18 5 18 78 Tuntas
1 18 5 18 78 Tuntas 26 14 9 14 60 Belum tuntas
2 18 5 18 78 Tuntas 27 18 5 18 78 Tuntas
3 16 7 16 70 Belum tuntas 28 19 4 19 82 Tuntas
4 15 8 15 65 Belum tuntas 29 15 8 15 65 Belum tuntas
5 16 7 16 70 Belum tuntas 30 16 7 16 70 Belum tuntas
6 18 5 18 78 Tuntas 31 19 4 19 82 Tuntas
7 18 5 18 78 Tuntas 32 18 5 18 78 Tuntas
8 14 9 14 60 Belum tuntas 33 18 5 18 78 Tuntas
9 19 4 19 82 Tuntas 34 15 8 15 65 Belum tuntas
10 18 5 18 78 Tuntas 35 16 7 16 70 Belum tuntas
11 14 9 14 60 Belum tuntas 36 18 5 18 78 Tuntas
12 18 5 18 78 Tuntas 37 18 5 18 78 Tuntas
13 15 8 15 65 Belum tuntas 38 15 8 15 65 Belum tuntas
14 19 4 19 82 Tuntas Jumlah 2801
15 18 5 18 78 Tuntas Rata-rata 73,71%
16 18 5 18 78 Tuntas Jumlah siswa yang tuntas 23
17 18 5 18 78 Tuntas Jumlah siswa belum tuntas 15
18 15 9 15 65 Belum tuntas Presentase siswa yang tuntas 60,52%
19 20 3 20 86 Tuntas Presentase siswa belum tuntas 39,48%
20 18 5 18 78 Tuntas
21 14 9 14 60 Belum tuntas
22 18 5 18 78 Tuntas
23 20 3 20 86 Tuntas
185
DAFTAR NILAI POSTEST SISWA KELAS XI TP3 SIKLUS II
SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
No Hasil Tes Objektif 26 18 5 18 78 Tuntas
Nilai Keterangan
Absen Benar Salah Skor 27 19 4 19 82 Tuntas
1 19 4 19 82 Tuntas 28 22 1 22 95 Tuntas
2 20 3 20 86 Tuntas 29 17 6 17 73 Belum tuntas
3 18 5 18 78 Tuntas 30 19 4 19 82 Tuntas
4 19 4 19 82 Tuntas 31 19 4 19 82 Tuntas
5 19 4 19 82 Tuntas 32 20 3 20 86 Tuntas
6 22 1 22 95 Tuntas 33 19 4 19 86 Tuntas
7 19 4 19 82 Tuntas 34 18 5 18 78 Tuntas
8 20 4 20 86 Tuntas 35 20 3 20 86 Tuntas
9 19 5 19 82 Tuntas 36 19 4 19 82 Tuntas
10 20 4 20 86 Tuntas 37 19 4 19 82 Tuntas
11 18 5 18 78 Tuntas 38 19 4 19 82 Tuntas
12 21 2 21 92 Tuntas Jumlah 3179
13 19 4 19 82 Tuntas Rata-rata 83,65%
14 19 4 19 82 Tuntas Jumlah siswa yang tuntas 36
15 19 4 19 82 Tuntas Jumlah siswa belum tuntas 2
16 21 2 21 92 Tuntas Presentase siswa yang tuntas 94,74%
17 19 4 19 82 Tuntas Presentase siswa belum tuntas 5,26%
18 17 6 17 73 Belum tuntas
19 20 3 20 86 Tuntas
20 18 5 18 78 Tuntas
21 20 3 20 86 Tuntas
22 20 3 20 86 Tuntas
23 22 1 22 95 Tuntas
24 18 5 18 78 Tuntas
25 21 2 21 92 Tuntas
186
LAMPIRAN 10
DAFTAR HADIR SISWA
187
DAFTAR HADIR SISWA KELAS XI TP3
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
Tanggal
NO Nama Siswa
8 Mei 2014 12 Mei 2014 19 Mei 2014 22 Mei 2012
1 ADIK DARMAWAN
2 AGUNG WIJAYANTO
3 ANDI HIDAYAT
4 ARDI WARIYANTO
5 ARI SANTOSO
6 ARIF MAS MUNARDI
7 ARINDA ROSITA
8 BAGAS ARI ANDRIANTO
9 BAGUS TRI BUDIANTO
10 CAHYO SETIYAWAN HADI
11 DANI ADIWIYANTO
12 DIAN NUGROHO
13 DIMAS BAYU FATRIANTO
14 DWI PRIHANDOKO
15 DWI RUSWANTO
16 EDHO CANDRA PUTRA
17 EKA RADYANTO s
18 GINANJAR ADITYA F
19 HARDITA SUGANDI
20 HUSNI ASNAWI
21 JAKA PERMANA
22 JOKO SUDIBYO
23 KELIK WINARNO
24 KOKOH PRAYOGA
25 MUHAMMAD RIZKY M
26 NASRUL ANGGITA D
27 NOOR MUSTOFA
28 NORFAN AS HARMAWAN
29 PAMUNGKAS
30 PUTRA PRASTIKO i
31 RIJANARKO
32 RINTO ASMADI
33 RIO DWI ANGGORO
34 SURANTO
35 TRI APRI RUSDIYANTO
36 WISNU ADE WENA
37 WISNU KUNCORO
38 PRIMAMANDA ROHMAWAN
188
LAMPIRAN 11
SURAT KETERANGAN DARI
SEKOLAH DAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
189
190
Foto 1. Membagikan soal dan lembar jawaban diskusi
191
Foto 3. Siswa memaparkan hasil diskusi kelompok ke depan kelas
192
Foto 5. Siswa mengerjakan postest
193