Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ANWAR HIDAYAT
NIM. 09503244009
DEWAN PENGUJI
iii
SURAT PERNYATAAN
Anwar Hidayat
NIM. 09503244009
iv
MOTTO
“Sukses = Berbagi”
(anwar hidayat)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini saya persembahkan
untuk:
Bapak serta Ibu yang selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada saya meskipun
Bapak Arianto Leman Soemowidagdo, M.T., yang telah membimbing saya dan mau
menunggu saya dengan sabar hingga berbulan-bulan lamanya skripsi ini tertunda.
Kedua adik saya yang selalu menemani saya ketika saya sedang pusing memikir skripsi.
Rekan-rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin angakatan 2009 yang telah
Sahabat-sahabat fotografer yang selalu memberikan support kepada saya agar cepat
vi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATA DIKLAT PROSES DASAR PERLAKUAN LOGAM
DI SMK N 1 SEDAYU
Oleh
Anwar Hidayat
09503244009
ABSTRAK
vii
THE MODEL APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING STAD
TYPE TO IMPROVE THE RESULT OF THE STUDENTS LEARNING
IN THE BASIC TRAINING PROSESS OF TREATMENT METALS
IN SMK N 1 SEDAYU
by
Anwar Hidayat
09503244009
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Diklat Proses Dasar
1. Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., selaku Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Dr. Moch Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
Negeri Yogyakarta.
6. Seluruh Dosen, dan Teknisi di Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan
ilmunya dan bantuannya dari semester awal hingga masa akhir studi.
ix
7. Terima kasih kepada bapak-ibu, adik–adikku, dan saudara-saudara yang telah
9. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan
dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat dibutuhkan oleh
penulis demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para
Anwar Hidayat
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
MOTTO .......................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1. Pengertian belajar............................................................................... 9
xi
2. Hasil Belajar....................................................................................... 11
G. Analisis Data........................................................................................... 37
2. Siklus I ............................................................................................. 45
3. Siklus II............................................................................................ 56
xii
C. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap
Keaktifan Belajar Siswa ......................................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................ 74
B. Implikasi ................................................................................................. 75
C. Saran ...................................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................... 79
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir. .................................................................. 30
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian 1-4 Kelas X TPM Tahun Ajaran
2012/2013 ............................................................................................. 3
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 08. Presensi Siswa Kelas X TPM Pada Mata Pelajaran PDPL ......... 87
Lampiran 09. Hasil Belajar Siswa Kelas X TPM Pada Mata Pelajaran PDPL. .88
xvi
Lampiran 18. Soal Tes Siklus I .......................................................................... 97
Lampiran 20. Silabus SMK 1 SEDAYU Mata Diklat PDPL .................................... 101
Lampiran 21. RPP Perlakuan Dasar Pada Logam Siklus I .......................................... 103
Lampiran 22. RPP Perlakuan Dasar Pada Logam Siklus II ......................................... 108
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
setingkat dengan SMA, akan tetapi SMK memiliki perbedaan sistem belajar
mengajar dengan SMA. Perbedaan dari SMK adalah siswa diajar dengan tujuan
target siap kerja. Selain itu porsi pembelajaran di SMK memiliki porsi
lulusan SMK yang siap kerja dan kompetitif. Kebijakan tersebut meliputi dalam
didik, sehingga lulusan SMK siap pakai di dunia industri dengan standar
psikomotorik didapatkan peserta didik melalui pengalaman dan latihan baik itu
tempat untuk mendukung lahirnya lulusan SMK yang siap kerja dan kompetitif.
1
Salah satu SMK yang telah berdiri di Bantul sejak 1 Januari 1975 adalah SMKN 1
Sekolah ini merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan favorit bidang
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai teknisi industri. SMK yang berusia
37 tahun ini sekarang memiliki 6 (enam) jurusan keahlian, antara lain: 1) Jurusan
kompetensi dibidang kejuruan baik itu dalam hal praktek maupun teori sebagai
modal untuk memasuki dunia kerja. Dunia industri dalam era globalisasi kini juga
mengajar peserta didik, baik dari teknik mengajar, pengelolaan pembelajaran dan
model pembelajaran yang diterapkan untuk peserta didik supaya peserta didik
Mata diklat Proses Dasar Perlakuan Logam (PDPL) adalah salah satu mata
diklat kejuruan yang penting untuk peserta didik jurusan Pemesinan. Peserta didik
2
akan belajar mengenai ilmu-ilmu material teknik khususnya bahan teknik yang
ketika telah bekerja. Peserta didik juga diwajibkan mampu mengerti tentang
Hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar mata diklat PDPL yang
diperoleh melalui wawancara dengan bapak Hisamto, S.Pd., selaku guru mata
(merujuk ke lampiran 07). Keaktifan siswa yang kurang dan rendahnya rata-rata
hasil belajar siswa juga salah satu permasalahan yang dihadapi. Hal ini
ditunjukkan pada nilai rata-rata hasil belajar ulangan harian kelas X TPM.
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian 1-4 Kelas X TPM Tahun Ajaran
2012/2013.
Ulangan Harian U1 U2 U3 U4
Nilai Rata-Rata Kelas 62,1 64,3 63,6 63,4
Pemberian motivasi dari guru masih kurang, sedangkan interaksi antara siswa dan
guru juga belum terbentuk dengan baik. Guru lebih sering menggunakan metode
ceramah dan siswa mencatat, sehingga siswa tidak dilibatkan terlalu banyak
peserta didik kurang berperan aktif dan bersemangat. Variasi model pembelajaran
yang sedikit juga menjadi faktor penghambat lain yang membuat peserta didik
menjadi kurang tertarik belajar dan hanya mengobrol dengan kawan sebangku.
3
Saat pembelajaran berlangsung, peserta didik jarang bertanya ataupun memberi
tanggapan tentang materi yang disampaikan oleh guru. Peserta didik yang kurang
bergairah dan kurang aktif ini membuat proses pembelajaran menjadi jenuh dan
meningkatkan kualitas interaksi antar peserta didik (Suprijanto, 2007: 97). Diskusi
dapat mendorong partisipasi peserta, mereka yang aktif secara fisik dan mental
dalam diskusi, belajar lebih banyak daripada mereka yang hanya duduk dan
kesalahpahaman.
ceramah, questioning dan diskusi. Hasil penelitian yang dilakukan Maryati (2011)
meningkat dari 61,5% menjadi 86,5%, dan hasil belajar siswa juga meningkat dari
rata-rata awal 66,21 (60,6% siswanya belum mencapai KKM) menjadi 87,12
(100% siswanya mencapai KKM). Wahyudi (2012) juga menyatakan hasil belajar
memperoleh nilai lebih baik, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70.
Sedang di kelas kontrol didapati nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 63.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh Danang Ari Susilo
4
(2012) juga menyatakan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
meningkatkan keaktifan belajar siswa dari 50,6% (siklus I) menjadi 64,4% (siklus
II) dan peningkatan nilai rata-rata kelas dari 77,75 (60% mencapai KKM)
STAD, peserta didik akan melalui beberapa tahapan yaitu penyajian materi,
dalam belajar.
diklat PDPL di kelas X jurusan teknik pemesinan SMKN 1 Sedayu tahun ajaran
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik mata diklat PDPL. Penerapan
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat
mencatat.
5
2. Pemberian motivasi yang kurang dari guru sehingga peserta didik menjadi
kurang bersemangat.
3. Pada saat pembelajaran proses dasar perlakuan logam banyak peserta didik
C. Batasan Masalah
Keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta didik yang kurang pada
mata diklat Proses Dasar Perlakuan Logam, menjadi permasalahan yang akan
(STAD) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X TPM
jurusan teknik pemesinan pada mata diklat PDPL di SMKN 1 Sedayu tahun ajaran
D. Rumusan Masalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata diklat PDPL jurusan Teknik
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata diklat PDPL jurusan Teknik
6
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata diklat PDPL jurusan Teknik
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata diklat PDPL jurusan Teknik
F. Manfaat Penelitian
Proses Dasar Perlakuan Logam (PDPL). Adapun luaran yang diharapkan dari
penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangan antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Division (STAD).
2. Manfaat praktis
7
Dapat digunakan sebagai informasi ataupun alternatif lain dalam strategi
b. Bagi sekolah
pemesinan.
c. Bagi peneliti
mengajar di SMK.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
perubahan relatif yang menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil
pengalaman yang berlalu. Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung melalui enam tahapan, yaitu: (1) motivasi, (2) perhatian pada
pelajaran, (3) menerima dan mengingat, (4) reproduksi, (5) generalisasi, (6)
menyatakan bahwa belajar adalah proses yang akan selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah hal
yang lebih baik ataupun hal yang kurang baik, direncanakan atau tidak.
Belajar juga bisa dikatakan suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
9
pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan
kemampuan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang
belajar.
adalah:
a. Perubahan intensional
atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata
seterusnya.
b. Perubahan positif-aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.
Positif berarti hal baik, bermanfaat serta sesuai dengan harapan. Hal ini
dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada
10
sendirinya seperti karena proses kematangan (misalnya, bayi yang bisa
merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
c. Perubahan efektif-fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni hasil
manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar
bersifat fungsional dalam arti bahwa relatif menetap dan setiap saat
yang dilakukan secara terus menerus untuk mencapai tujuan belajar dan
2. Hasil belajar
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran
11
tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Agus
hasil belajar siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar siswa pada
diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan sikap dan
dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan
155).
1) Kesehatan
kemampuan belajar.
bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses
12
bila dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi
tersebut.
Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya
atau tujuan yang diminatinya itu. Minat belajar yang besar cenderung
4) Cara belajar
1) Keluarga
dalam belajar. Disamping itu, faktor keadaan dan rumah juga turut
2) Sekolah
13
dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah,
anak.
3) Masyarakat
akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila anak-
4) Lingkungan sekitar
prestasi belajar. Lingkungan belajar yang tidak nyaman dan berisik akan
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilaku, baik
belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata diklat yang
14
dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-100 pada
3. Pembelajaran Kooperatif
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Agus
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
15
Pembelajaran kooperatif dapat berguna untuk meningkatkan
sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk
belajar.
teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbeda-beda.
16
dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya
pembelajaran.
berlangsung.
Pada saat diskusi kelas ini guru bertindak sebagai moderator. Hal ini
ditampilkan.
sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif seperti penningkatan
17
b. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
1) Penyajian kelas
dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Dengan cara
oleh guru.
18
2) Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan
etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua
anggota tim benar-benar belajar dan lebih khususnya lagi adalah untuk
3) Tes
kelompok. Tes ini dilakukan setelah satu sampai dua kali penyajian kelas
4) Poin Kemajuan
tingkat dimana skor kuis mereka (persentase yang benar) melampaui skor
19
awal mereka (Slavin, 2005: 159). Pemberian skor kemajuan juga
bertujuan agar seluruh siswa bekerja lebih giat dan memberikan kinerja
yang lebih baik daripada sebelumnya bagi tiap siswa dan tim mereka.
timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang melakukannya
tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor
lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Kriteria ini
20
Tabel 3. Tiga Macam Tingkatan Penghargaan (Slavin, 2005: 160)
Kriteria (Rata-Rata Tim) Penghargaan
15-19 Tim Baik (Good Team)
20-24 Tim Sangat Baik (Great Tim)
25-30 Tim Super (Super Team)
diusahakan tidak hanya menjadi pendengar saja, tetapi siswa juga harus aktif
21
Penjelasan dari fase-fase pembelajaran kooperatif jika diterapkan dengan
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
dikerjakan.
di depan kelas.
22
3) Kelompok lain menjadi pendengar, siswa bisa bertanya jawab
soal tes. Pada tahap ini setiap peserta didik tidak diperbolehkan
perangkap yang paling utama ada tiga (Miftahul Huda, 2012: 68-69). Tiga hal
23
a. Free Rider
pada munculnya free rider atau “pengendara bebas” . Yang dimaksud free
rider disini adalah beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara
yang dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya yang lain. Free rider
untuk menangani satu lembar kerja, satu proyek, atau satu laporan tertentu.
Pengerjaan tugas-tugas seperti ini, sering kali ada satu atau beberapa
berkeliaran kemana-mana.
b. Diffusion of Responsibility
dengan baik sering kali tidak dihiraukan oleh teman-teman yang lain.
Mereka yang memiliki skill matematika yang baik pun terkadang malas
24
c. Learning A Part of Task Specialization
sama lain. Pembagian semacam ini sering kali membuat siswa hanya fokus
materi lain yang dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak di bahas
sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Ketiga kendala ini bisa diatasi jika guru mampu: (1) mengenali sedikit
yang paling penting, (3) mengintegrasikan metode yang satu dengan metode
pendidikan secara formal dalam jangka waktu tertentu dan hasil tersebut
keterampilan, nilai dan sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam prestasi
25
belajar yang dihasilkan oleh peserta didik terhadap pertanyaan/persoalan/
a. Penilaian Formatif
b. Penilaian Sumatif
program, yaitu akhir semester dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk
melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-
c. Penilaian Diagnostik
26
soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang
d. Penilaian Selektif
e. Penilaian Penempatan
kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata lain penilaian ini
Djemari Mardapi (2008: 88) menjelaskan ada sembilan langkah yang perlu
c. Menelaah soal tes untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam penbuatan
27
d. Mencoba ujicoba tes untuk memperbaiki kualitas soal
g. Merakit tes yaitu keseluruhan butir tes perlu disusun secara hati-hati
h. Melaksanakan hasil tes yaitu tes yang telah disusun diberikan kepada
i. Menafsirkan hasil tes yaitu data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini
tinggi.
pengetahuan siswa di bidang logam. Mata diklat ini meliputi pengetahuan tentang
logam, kandungan yang tersusun di dalam material, jenis dan sifat dari logam, dan
menggunakan alat-alat khusus yang mana siswa sebagai calon pekerja harus dapat
mata diklat PDPL harus dimiliki oleh siswa kelas X TPM SMK Negeri 1 Sedayu
28
sebagai bekal pengetahuan yang nantinya dapat digunakan untuk bekal melakukan
B. Kerangka Berfikir
atau sekelompok orang yang berkaitan dengan suatu usaha untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut agar di dalam proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan, maka upaya yang
kooperatif memberi kesempatan kepada siswa agar bisa bekerja sama dalam
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif dalam belajar, baik aktif dalam mempelajari suatu materi dan
memotivasai siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
menarik sehingga siswa termotivasi untuk aktif belajar dan ingin meningkatkan
hasil belajar. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan guru
dapat merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif atau
Efektifitas sebuah pembelajaran dapat dilihat jika siswa bisa mengerti dan
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang sudah melakukan
29
pembelajaran secara kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe
meningkatkan hasil belajar pada mata diklat Proses Dasar Perlakuan Logam.
Kondisi Awal
Pelaksanaan Pembelajaran
Tidak
Efektifitas
Efektif
Refleksi pembelajaran
Efektif
30
C. Hipotesis Tindakan
mata diklat PDPL dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas X
mata diklat PDPL dapat meningkatkan keaktifan belajar pada siswa kelas
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
peneliti tidak melakukan sendiri namun berkolaborasi dengan guru kelas X TPM
sama melakukan dengan mitra peneliti melaksanakan penelitian ini langkah demi
tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan beberapa siklus sampai target
tercapai. Model siklus penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Perencanaan
Pengataman
Perencanaan
Pengamatan
32
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui ketika
mengarah pada tindakan ini dimaksudkan bahwa rencana yang dibuat harus
3. Pengamatan (observing)
33
tindakan yang akan datang. Selain itu, observasi harus bersifat responsif,
4. Refleksi (reflecting)
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Kegiatan refleksi
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X, jurusan teknik pemesinan SMK
kelas ini dikarenakan kelas X TPM dalam pembelajaran Proses Dasar Perlakuan
(KKM) 75.
D. Jenis Tindakan
akan tercipta kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Selain itu dengan
34
model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa menjadi bagian aktif dalam
pembelajaran, bukan lagi bagian pasif seperti dengan metode ceramah. Siswa
kelompok diskusi disusun dari 4-5 siswa yang mempunyai prestasi berbeda.
Setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki prestasi golongan tinggi, siswa
yang memiliki prestasi golongan sedang dan siswa yang memiliki prestasi
golongan rendah.
Penelitian PTK ini akan dilakukan dalam beberapa siklus hingga target
tercapai. Target penelitian adalah hasil belajar siswa mencapai nilai KKM sebesar
85% dari 32 siswa dan nilai rata-rata hasil belajar kelas diatas 75.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Kajian Dokumen
kurikulum.
35
4. Tes
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis
didik terhadap materi atau sub pokok bahasan yang diajarkan dengan
F. Definisi Operasional
terhadap penafsiran inti persoalan yang diteliti. Adapun definisi operasional dari
1. Keaktifan siswa
satu indikator keaktifan poinnya 25%, akan tetapi siswa diberi batas
dalam satu siklus. Batasan ini bertujuan supaya di dalam suatu kelompok
tidak hanya siswa itu-itu saja yang aktif bertanya serta menjawab. Siswa
yang pandai dan aktif harus bisa membantu dan memberi peluang rekan
satu kelompok yang masih pasif agar bisa aktif, berani bertanya, dan
36
Keaktifan siswa dapat diukur ketika siswa sedang berdiskusi lalu bertanya
peningkatan nilai hasil belajar siswa. Dimana nanti setiap akhir siklus
G. Analisis Data
kualitatif. Artinya data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan apa adanya
fakta yang ada, sedangkan kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
yang penting dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
yang berguna untuk mengatasi permasalahan yang ada. Penyajian hasil penelitian
37
ketercapaian hasil tersebut dilakukan pada setiap siklus tindakan, sehingga
H. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi
2. Pedoman wawancara
lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui atau kurang jelas dari
hasil observasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi disini berupa data mengenai profil sekolah, jumlah siswa dan
2012/2013.
Pada penelitian ini instrumen untuk pengambilan data keaktifan siswa bisa
38
Tabel 5. Tabel Instrumen Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa Keaktifan siswa
Nama siswa Siklus I Siklus II
A B C D % A B C D %
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
keterangan :
5. Tes
Tes yang diberikan pada siswa dalam penelitian adalah tes formatif. Tes
39
I. Indikator Keberhasilan
mata diklat Proses Dasar Perlakuan Logam ini dapat diukur berdasarkan target
2. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas X TPM diatas 75.
40
BAB IV
Perlakuan Dasar Pada Logam (PDPL) dan observasi. Diskusi dan observasi
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Observasi awal ini dilakukan
guru saat melaksanakan pembelajaran PDPL di kelas. Peneliti dan guru mata
ceramah dan mencatat di papan tulis. Guru selalu menjadi pusat pembelajaran
juga menjadi penyebab proses belajar mengajar kurang maksimal dan kurang
variasi. Siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar pada umumnya masih
bersikap pasif, pada saat penyampaian materi siswa hanya mendengarkan dan
mencatat setelah diperintah oleh guru. Suasana kelas ramai tetapi guru terus saja
menjelaskan pelajaran dan tidak menegur siswa yang ramai. Pada saat
pembelajaran PDPL berlangsung aktifitas guru belum optimal karena guru hanya
41
menjelaskan materi PDPL secara singkat kemudian guru menyuruh siswa untuk
mencatat di papan tulis mengenai materi yang disampaikan dan apabila belum
selesai materinya, guru akan memberikan tugas tersebut sebagai pekerjaan rumah.
Siswa biasanya tidak mengerjakan tugas mencatat tersebut dengan alasan lelah
materi selesai dan sudah diberi kesempatan oleh guru. Sebagian siswa ada yang
asyik bermain dengan teman sebangku dan ada yang bermain handphone.
Pengujian hasil tindakan pada suatu siklus dilakukan dengan memberikan tes
STAD pada setiap akhir siklus. Peneliti akan mengkaji dan mendiskusikan hasil
tindakan yang didapat dengan guru sebagai langkah refleksi dan sebagai wujud
dari kolaborasi antara peneliti dengan guru yang bersangkutan. Hasil refleksi yang
42
B. Deskripsi Hasil Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Prestasi Belajar
tujuan penelitian tercapai, yaitu ketuntasan hasil belajar siswa mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 85% dari 32 siswa dan nilai rata-rata
hasil belajar kelas diatas 75. Peneliti dan guru melakukan pengujian/tes berupa
ulangan harian untuk mengetahui nilai siswa sebelum diberi tindakan (pra
Pelaksanaan setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Setiap akhir siklus,
diadakan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman dan nilai ketuntasan siswa
kooperatif tipe STAD. Selain itu keaktifan siswa juga dinilai pada setiap
yang berlangsung pada tanggal 15 Januari 2013. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui nilai awal siswa kelas X TPM sebelum dilakukan tindakan. Guru
Unsur dan Sifat Logam. Sub bahasan pada pertemuan ini mengenai Unsur
43
satu arah, yaitu guru lebih mendominasi pembelajaran dan guru yang lebih
aktif memberikan materi serta sedikitnya interaksi tanya jawab guru kepada
siswa. Guru juga belum menggunakan model pembelajaran yang lain. Siswa
sehingga pembelajaran berlangsung kurang optimal. Hal ini terlihat dari siswa
yang duduk di belakang hanya terdiam dan tanpa aktivitas. Terkadang siswa
yang duduk dibangku belakang juga ramai sendiri dengan teman sebangku
dan antar meja. Aktifitas proses pembelajaran hanya terjadi pada siswa yang
diantaranya yaitu:
berlangsung. Siswa hanya mau menjawab ketika dirinya ditunjuk, itu pun
pembelajaran. Tes dilakukan dalam waktu 45 menit. Soal tes terdiri dari 10
butir soal berbentuk essay. Hasil belajar dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
44
Tabel 6. Hasil Pembelajaran Siswa Sebelum Dilakukan Tindakan
No Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 50-54 4 12,50
2 55-59 9 28,13
3 60-64 7 21,88
4 65-69 2 6,25
5 70-74 0 0
6 75-80 10 31,25
Jumlah 32 100
Berdasarkan data hasil pembelajaran pra siklus ini, diketahui nilai rata-
rata kelas atau Mean sebesar 62.97, sedangkan nilai tengah atau Median
adalah 60, dan nilai yang paling banyak muncul atau Mode adalah 55. Jumlah
siswa yang mencapai KKM baru sebanyak 10 siswa dan 22 siswa belum
sebesar 31,25%.
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
45
1) Mempelajari materi pelajaran berdasarkan, buku Proses Dasar
b. Pelaksanaan Tindakan
dalam tiga kali pertemuan. Berikut ini adalah hasil dari pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
pertama siklus I ini mengenai Bahan Logam. Guru mata diklat PDPL
pertemuan ini sebanyak 32 siswa dan tidak ada siswa yang ijin atau
sakit.
46
a) Pendahuluan
Ferro dan Non Ferro. Sebagian siswa ada yang menjawab tetapi
hanya dengan suara lirih dan sebagian lainnya hanya diam. Guru
tipe STAD.
b) Penyampaian materi
47
diberikan buku Proses Dasar Perlakuan Logam agar siswa lebih
ramai dan guru menegur siswa dan keadaan kelas kembali diam.
Bahan Logam Ferro dan Non Ferro. Saat belajar kelompok guru
berdiskusi, hal ini bertujuan agar semua siswa selalu siap dan mau
diskusinya.
48
Setelah semua siswa mengumpulkan tugas hasil diskusi,
2) Pertemuan Kedua
mengenai Unsur dan Sifat Logam. Sub bahasan pada pertemuan kedua
siklus I ini mengenai Bahan Non Logam. Guru masuk kelas kemudian
presensi siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak
49
a) Pendahuluan
b) Penyajian Materi
kelompok.
50
mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
kepada siswa saat sedang berdiskusi, hal ini bertujuan agar semua
siswa selalu siap dan mau berdiskusi dengan baik. Pada pertemuan
3) Pertemuan Ketiga
ketiga siklus I ini mengenai Sifat Logam. Guru masuk kelas kemudian
51
guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan
presensi siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak
a) Pendahuluan
b) Penyajian Materi
Sifat Logam. Saat guru menjelaskan materi, ada siswa yang sibuk
52
pekerjaan kelompok dan membantu jika ada kelompok yang
siswa secara acak dan saat mereka berdiskusi, kali ini siswa sudah
Selain itu ada juga siswa yang menanggapi dan memberi masukan
mengumpulkan tugasnya.
d) Pelaksanaan tes
waktu 45 menit. Soal tes terdiri dari 10 soal berbentuk essay. Saat
53
Pelaksanaan tes berjalan lancar dan siswa yang ramai mulai
berkurang. Tetapi masih ada siswa yang berisik saat tes berlangsung.
sebangku dan sebagian ada yang bermain handphone. Tetapi setelah siswa
d. Hasil Tindakan
diperoleh dengan cara membandingkan skor tes terkini dengan skor awal
yang ingin dicapai dari pemberian soal ini adalah melakukan pengukuran
54
Tabel 7. Hasil Pembelajaran Siswa Siklus I
No Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 55-59 1 3,13
2 60-64 2 6,25
3 65-69 3 9,38
4 70-74 6 18,75
5 75-79 11 34,38
6 80-84 6 18,75
7 85-90 3 9,38
32 100
rata-rata kelas atau Mean sebesar 73,59. Nilai tengah atau Median adalah
75, dan nilai yang paling banyak muncul atau Mode adalah 75. Jumlah
siswa yang mencapai KKM baru sebanyak 20 siswa dan 12 siswa belum
mencapai nilai KKM dan nilai rata-rata hasil belajar kelas X TPM diatas
75.
e. Refleksi
siklus I yaitu:
55
2) Saat pembagian kelompok, siswa memilih-milih teman dan belum
tipe STAD.
benar paham terhadap materi yang baru saja selesai dibahas agar dapat
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Tahap perencanaan
siklus II ini pada dasarnya sama dengan perencanaan siklus I, hanya pada
siklus II ini peneliti dan guru perlu melihat hasil refleksi pada siklus I.
56
1) Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
atas:
a) Pendahuluan
57
Perlakuan Panas Logam. Guru dan peneliti kembali menjelaskan
b) Penyampaian materi
Panas Baja secara ringkas dengan bantuan power point dan buku
agar siswa aktif dalam belajar kelompok dan guru juga memberi
58
walaupun sedikit gaduh dan terkadang ada perdebatan sedikit yang
selanjutnya.
2) Pertemuan Kedua
59
mengenai Perlakuan Panas Logam dengan Sub bahasan melanjutkan
a) Pendahuluan
pertemuan sebelumnya.
b) Penyampaian materi
motivasi agar siswa aktif dalam belajar kelompok dan guru juga
60
berjalan dengan baik, siswa terlihat aktif dengan kelompok
kerja kelompok.
3) Pertemuan Ketiga
61
pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan presensi siswa secara
a) Pendahuluan
sebelumnya.
b) Penyampaian materi
motivasi agar siswa aktif dalam belajar kelompok dan guru juga
62
masing-masing dan mampu berdiskusi secara lancar dan mampu
d) Pelaksanaan Tes
waktu 45 menit. Soal tes terdiri dari 10 soal berbentuk essay. Saat
Pelaksanaan tes pada siklus II ini berjalan lancar, tidak ada siswa yang
63
perhatian, keaktifan dan kerjasama siswa lebih baik dibandingkan dengan
d. Hasil Tindakan
kepada siswa pada akhir siklus II. Tujuan yang ingin dicapai dari
rata-rata kelas atau Mean sebesar 82,81. Nilai tengah atau Median adalah
85, dan nilai yang paling banyak muncul atau Mode adalah 85. Jumlah
siswa yang mencapai KKM baru sebanyak 30 siswa dan 2 siswa belum
sebesar 93,75%.
64
Penelitian ini telah dianggap berhasil karena kriteria keberhasilan
pada penelitian ini yaitu 85% siswa mencapai nilai KKM, dan nilai rata-
e. Refleksi
Logam pada siklus II telah terlaksana secara optimal. Hal tersebut dapat
kelas X TPM. Hal itu juga dapat dibuktikan dengan hasil tes pada akhir
siklus I.
guru dengan peneliti, maka upaya perbaikan pada siklus II secara umum
(KKM) sebanyak 85% dari total 32 siswa, dan nilai hasil belajar rata-rata
diakhiri pada siklus II ini yaitu pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2013.
65
C. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap
Keaktifan Belajar Siswa
siswa pada siklus I, dan siklus II. Tingkat keberhasilan dari model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata diklat PDPL kelas X, terlihat
siswa yang memberikan pertanyaan dan tidak ada siswa yang menyanggah
pertanyaan secara lisan dari siswa lain. Siswa kelompok 7 yang berjumlah 4
siswa, hanya 2 siswa yang mengungkapkan argumen mereka, serta tidak ada
siswa yang menyanggah jawaban dari siswa lain. Siswa yang menyanggah
66
Kelompok dengan angka persentase keaktifan tertinggi pada siklus I adalah
Siswa yang berani bertanya dan memberikan argumen pada siklus I masih
kurang, sehingga guru memberikan motivasi dan semangat belajar pada setiap
akhir pelajaran. Guru juga mengajak siswa untuk aktif bertanya, karena dengan
jalannya pembelajaran.
lisan.
Kemauan siswa untuk aktif bertanya dan berdiskusi pada siklus II ini
67
D. Hasil Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
STAD pada mata pelajaran PDPL kompetensi Unsur dan Sifat Logam dan
Perlakuan Panas Logam menjadi lebih baik karena siswa lebih mudah
interaksi dengan siswa lain dengan saling berbagi gagasan serta memberi
kesempatan pada siswa lain untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Winkel (1984: 102) “Proses belajar yang dialami oleh peserta
banyak siswa yang pandai dapat memberikan bantuan cara belajar kepada
68
siswa yang kurang pandai. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi belajar bagi
siswa, dan berdampak positif pada hasil belajarnya. Perubahan hasil belajar
STAD, hasil belajar mata diklat PDPL mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya, berikut ini adalah ringkasan dari penelitian siklus I dan siklus II :
siswa yang mengacu pada KKM sebesar 75, sebanyak 20 dari 32 siswa
persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 62,5% dan nilai rata-rata kelas
diskusi.
siswa lain.
69
b. Hasil belajar siklus II
siswa yang mengacu pada KKM sebesar 75, sebanyak 20 dari 32 siswa
persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 62,5% dan nilai rata-rata kelas
sebesar 73,5.
belajar semua siswa. Jika dibandingkan dengan hasil belajar PDPL siswa
pada siklus I maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Siswa yang
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada
sebelumnya bagi tiap siswa dan tim mereka. Pengukuran poin untuk tim
70
mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis dibandingkan dengan skor
awal. Berikut ini adalah selisih hasil peningkatan poin kemajuan siswa:
skor kemajuan milik Slavin. Tiap siswa mendapat skor awal yang diperoleh
dari hasil belajar siswa tersebut, yang diperoleh dari skor tes pra siklus.
kelompok 4 dan kelompok 7 dengan skor poin 17,5. Siswa dengan skor
poin rendah ini disebabkan siswa kelompok 4 dan kelompok 7 kurang aktif
disampaikan oleh guru, sehingga pada saat mengerjakan tes kurang lancar
mengerjakan soal.
dan kelompok 7, tetapi poin kemajuan mereka lebih baik dengan skor
71
kemajuan 20. Siswa diperoleh kelompok 4 dan kelompok 7 mau
PDPL siswa tidak hanya menjadi pendengar saja, tetapi siswa juga aktif
siswa kelas X TPM pada siklus I dan siklus II dapat digambarkan sebagai
berikut:
93,75
87,5 87,5 87,5 87,5 87,5
81,25 81,25
62,5 62,5
56,25 56,25 56,25
50
43,75 43,75
persentase keaktifan siklus I
persentase keaktifan siklus II
72
Gambar 3 diatas menunjukkan kelompok 2 memperoleh persentase
73
BAB V
A. Kesimpulan
Peserta Didik Pada Mata Diklat Proses Dasar Perlakuan Logam di SMK N 1
Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
diklat PDPL kelas X Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Sedayu tahun
62,5%, dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sekolah sebanyak
20 siswa dan nilai rata-rata kelas sebesar 73,5. Pada siklus II meningkat
menjadi 93,75%, dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sekolah
2. Keaktifan belajar peserta didik pada mata diklat PDPL kelas X Jurusan Teknik
74
81,25%. Setelah selesai siklus II ternyata keaktifan siswa sudah mencapai
B. Implikasi
lain:
kelas yang nyaman dan kondusif sehingga siswa dapat dikendalikan dan
diarahkan yaitu dengan pembagian jumlah siswa antara 3-4 orang supaya
untuk memahami materi yang diajarkan, selain itu guru juga harus pandai
antusias.
C. Saran
hasil belajar Perlakuan Dasar Pada Logam (PDPL) pada siswa kelas X Jurusan
Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Sedayu, untuk itu peneliti mengajukan saran
sebagai berikut:
75
1. Bagi kepala sekolah SMK N 1 Sedayu
menurun.
D. Keterbatasan Penelitian
76
1. Penelitian hanya terbatas pada siswa kelas X program keahlian Teknik
Pemesinan SMKN 1 Sedayu yang hanya ada satu kelas. Akan lebih baik
apabila subyek penelitian dilakukan pada populasi yang lebih banyak lagi.
untuk mau bergabung dengan anggota kelompok yang sudah dibagi oleh
77
DAFTAR PUSTAKA
Djemari Mardapi. 2007. Teknik penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Offset.
Miftahul Huda. 2012. Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
78
LAMPIRAN