Rkab PDF
Rkab PDF
Rkab PDF
Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Edisi 8 - Desember 2010
RKAB
Bentuk Komitmen Perusahaan Tambang
Terhadap Negara
Artikel
Ketika Pascatambang sudah Menjadi Isu Dunia
Energi untuk Kini dan Akan Datang
Profil
Ir. Syawaluddin Lubis, MT
Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara
WARTA
DAFTAR ISI
Fotografer
Satyo Nareshwara, S.IP
Paryanto, S.Si
Sekretariat
Rani Febriani, SH
Cuncun Hikam, SH
Silvia Hanna C, SE
Sri Kusrini
Nurmala Parhusip B.Sc
P
ada edisi akhir tahun 2010 ini, Warta kembali tik intensitas hujan di Indonesia dikaitkan dengan
hadir menyapa anda dengan berbagai artikel sistem drainase yang harusnya dikembangkan.
menarik dan penting untuk kita simak. Desain kolam pengendapan yang buruk ditengarai
berkontribusi besar pada erosi yang terjadi diseki-
Pembaca yang budiman,
tar tambang.
Sosok yang diangkat pada edisi kali ini adalah
Peningkatan nilai tambah merupakan salah
Ir. Syawaluddin Lubis, MT selaku Direktur Teknik dan
satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah
Lingkungan Mineral dan Batubara. Beliau menjelas-
dalam rangka salah satunya untuk meningkatkan
kan tentang PP 55/2010 tentang Pembinaan dan
pendapatan negara. Pada edisi kali ini, anda dapat
Pengawasan dan PP 78/2010 tentang Reklamasi
membaca dua buah artikel yang terkait dengan
dan Pasca Tambang. Dalam wawancaranya, beliau
peningkatan nilai tambah. Selain itu masih ada be-
mengharapkan agar kedua PP ini efektif mengawal
berapa artikel tulisan yang menarik dan menambah
kegiatan pengusahaan mineral dan batubara agar
informasi tentunya untuk dibaca.
sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang
baik, berwawasan lingkungan dan mendukung Pembaca yang budiman,
program pembangunan berkelanjutan.
Dalam info edisi Warta VIII ini, kami menyajikan
Dalam artikel lainnya, kami juga mengangkat salah satunya tentang penghargaan lingkungan
mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Biaya atau dan K3 serta penyelenggaraan pertemuan usaha
dengan singkatan RKAB. Bagaimana cara menyu- jasa tahunan. Penghargaan K3 dan Lingkungan di-
sun dan kenapa RKAB tersebut disusun oleh perusa- berikan setiap tahunnya sebagai bentuk apresiasi
haan pertambangan. Penulis menelusuri berbagai terhadap perusahaan yang telah melakukan pem-
aspek penting dalam RKAB yang dapat menggam- binaan dan pengawasan dengan baik di bidang K3
barkan apa yang seharusnya disusun dalam RKAB dan Lingkungan.
tersebut.
Selamat membaca.
Artikel lainnya yang menarik untuk dibaca
adalah bagaimana cara mengatasi permasala-
han lingkungan pertambangan akibat kolam pen-
gendapan. Penulis mencoba mengkaji karakteris-
RKAB
Bentuk Komitmen Perusahaan Tambang
Terhadap Negara
Agus Yuliyanto
(Kasie Pengawasan Operasi Produksi Batubara)
Berdasar dokumen perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan batubara, perusahaan PKP2B diwa-
jibkan untuk melakukan penyusunan Rencana Kerja Operasi Batubara Tahunan yang terangkum ke dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Negara (RKAB). Setelah mendapat persetujuan RKAB, perusahaan
berhak dan wajib melakukan kegiatan operasional sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam
persetujuan RKAB tersebut.
Dalam dokumen RKAB terdapat persetujuan mengenai kegiatan operasional penambangan yang ter-
bagi menjadi beberapa aspek yang akan dilakukan pengawasan oleh pemerintah. Adanya achievement dan
deviasi dalam realisasi rencana kegiatan dalam Persetujuan RKAB akan dipertanggungjawabkan ke dalam
penilaian kinerja per triwulan dan per semester. Seiring berjalannya kegiatan operasional yang dilakukan
masih terdapat beberapa kendala yang menjadikan rencana dalam Persetujuan RKAB direkomendasikan
untuk direvisi. Revisi persetujuan RKAB paling lambat diajukan kepada pemerintah pada akhir Triwulan III
sehingga selama progress operasional, dilakukan kontrol dan monitoring kegiatan baik secara administra-
tif laporan berkala bulanan, triwulanan, dan tahunan serta kunjungan langsung ke lapangan di lokasi pe-
rusahaan yang bersangkutan melakukan operasional. Sehingga diharapkan realisasi kegiatan operasional
penambangan sesuai dengan rencana yang disepakati oleh pemerintah dan perusahaan PKP2B yang ter-
tuang dalam Persetujuan RKAB yang berimplikasi langsung terhadap pembangunan dengan optimalisasi
penerimaan negara, maupun aspek community development disamping aspek lingkungan dan tentunya
benefit perusahaan.
Saat ini, di Direktorat Pembinaan dan Pen- Sebelum dan saat melakukan operasional
gusahaan Batubara, telah berlangsung kegiatan penambangan, perusahaan harus mem-
presentasi pemaparan rencana kegiatan opera- persiapkan konstruksi sebagai infrastruktur
sional penambangan tahun 2011 untuk 47 perusa- penunjang. Oleh karena itu, harus diperhitung-
haan PKP2B Tahap Produksi di bawah pengawasan kan secara akurat investasi yang dikelola untuk
pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi kegiatan infrastruktur tersebut, time line break
dan pemerintah kabupaten. Pembahasan RKAB event point, dan keuntungan setelah usaha
meliputi beberapa aspek yang merupakan mani- penambangan telah dijalankan dengan tetap
festasi kegiatan yang dipertanggungjawabkan ke memperhatikan aspek community develop-
negara. Adapaun aspek yang dibahas di pemba- ment maupun lingkungan.
hasan RKAB meliputi:
5. Aspek Operasi Penambangan
1. Aspek Eksplorasi
Aspek operasi penambangan akan menghasil-
Eksplorasi merupakan kegiatan pencarian kan produksi batuan penutup dan material ko-
cadangan komoditi yang dilakukan secara ber- moditi baik batubara maupun mineral. Dalam
tahap dan mengikuti dengan kaidah keilmuan RKAB akan dicantumkan seberapa ton/onz
geologi yang berlaku. Terdapat beberapa ke- komoditi yang akan diperoleh jika melakukan
giatan dalam ekplorasi di antaranya adalah pengupasan sekian BCM batuan penutup, yang
pemetaan topografi, infill drilling, maupun akan diperoleh Nisbah Pengupasan/Stripping
coring. Berdasar hasil eksplorasi tersebut akan Ratio (SR) untuk batubara yang mencerminkan
menghasilkan sumber daya maupun cadan- nilai ekonomis dari aspek penambangan.
gan dari suatu lokasi konsesi perusahaan yang
Selain itu juga bisa dijadikan acuan untuk eva-
bersangkutan.
luasi keekonomisan, misal dengan adanya ke-
2. Aspek Cadangan cenderungan naiknya komoditi batubara saat
ini, maka akan sangat bagus dilakukan strategi
Cadangan merupakan bagian dari sumber melakukan pembukaan lahan baru/penam-
daya yang telah diketahui dimensi, sebaran, bangan yang lebih dalam sehingga SR akan
kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat semakin besar, untuk keperluan konservasi
pengkajian kelayakannya dinyatakan layak un- komoditi batubara disamping tetap ekonomis
tuk ditambang (Anonim, 1997) . karena terdongkrak dengan naiknya harga ba-
Mengacu pada SNI maka akan dihasilkan tubara.
cadangan terkira dan terukur. Menyangkut
6. Aspek Pemasaran
cadangan, maka ada neraca cadangan yang
merupakan hasil ukuran jumlah up to date Aspek pemasaran terbagi menjadi pemasaran
dari jumlah cadangan dan sumber daya yang domestik langsung ke enduser atau dikenal
merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi yang dengan istilah DMO serta pemasaran ke luar
up to date. Sehingga setiap perusahaan seha- negeri atau ekspor. Untuk pemasaran DMO
rusnya tetap melakukan kegiatan ekplorasi 2010 maka harus mengacu kepada Kuota DMO
untuk melakukan update data sumber daya 2010 yang dituangkan dalam Kepmen ESDM
maupun cadangan komoditinya. Nomor 1604K/30/MEM/2010 untuk kebutuhan
dalam negeri 2010. Dalam keputusan menteri
3. Aspek Studi AMDAL tersebut, setiap perusahaan PKP2B diwajibkan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AM- melakukan DMO dengan persentase 24,75%
DAL) merupakan kajian mengenai dampak be- dari produksi masing-masing perusahaan. Se-
sar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan dang untuk kebutuhan 2011 mengacu pada
Sanksi
Dalam proses kontrol pemerintah dalam kegiatan
operasional penambangan ada kalanya terdapat
deviasi dalam realisasinya dengan rencana yang
telah disetujui. Deviasi tersebut biasa terjadi karena
kendala dalam realisasi kegiatan operasional di la-
pangan. Faktor cuaca berupa tingginya angka curah
hujan sering menjadi kendala selama ini, disam-
ping adanya faktor lain seperti terkendala dengan
Kehutanan (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Izin
Mengatasi Permasalahan
Lingkungan Pertambangan
Akibat Kolam Pengendap
Y. Sulistiyohadi, ST
(Staff Subdit Lindungan Lingkungan Pertambangan)
K
eunikan penambangan di Indonesia adalah curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi. Hal ini
menjadi suatu tantangan bagi engineer di lapangan dalam melakukan kegiatan penambangan. Pada
beberapa contoh kasus produksi tidak tercapainya dari yang direncanakan akibat perilaku hujan dan
anomali curah hujan. Penyimpangan perilaku hujan tersebut membawa dampak pada tidak sesuainya de-
sain saluran drainase yang sudah ada. Ditambah lagi kapasitas kolam pengendap tidak mampu mengolah
air buangan (over capacity).
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis membahas teknik perancangan kolam pengendap agar dapat
membantu dalam perancangan kolam pengendap untuk mengatasi permasalahan pencemaran air di per-
tambangan.
6
.
000
4
95
6
5
.
000
mm)
4
.
000 3
76
7
3
49
2
a
nl(
3
01
6
fl
3
.
000
a
R
i
2
39
2
2
.
000
1
41
6
1
.
0007
44 8
65
6
29 6
70
2
8
0
A
u
st
r
al
ia(
Pe
rt
h) C
a
na
d
a
P
e
ru S
o
ut
hAf
r
ic
a
C
h
i
na(
Zhe
n
gz
ho
u) B
r
az
i
l
I
ndo
n
es
i
a-
Su
ma
t
er
a(
30
16
mm
) I
ndo
n
es
i
a-
Ka
li
man
t
an
(3
7
67
mm
)
I
ndo
n
es
i
a-
Su
la
we
s
i(
34
92
mm
) I
ndo
n
es
i
a-
Mal
uku
(
23
92
mm
)
I
ndo
n
es
i
a-
Pa
pu
a
(4
9
56
mm
)
drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan 3. Tanah yang dilanda banjir oleh akibat melu-
air. Drainase adalah terminologi yang digunakan apnya sungai selama waktu tertentu. Hal ini ter-
untuk menyatakan sistemsistem yang berkaitan jadi karena adanya hujan lebat di daerah yang
dengan penanganan masalah kelebihan air, baik lebih tinggi. Keadaan banjir ini disebut banjir
diatas maupun dibawah permukaan tanah . kiriman. Daerah yang sering dilanda banjir in-
iadalah daerah lembah sungai yang elevasinya
Drainase diperlukan untuk membuang aku-
lebih rendah dari tebing sungainya.
mulasi air yang berlebihan, baik yang berada dalam
permukaan tanah maupun yang berada pada 4. Tanah yang mempunyai kedalaman permukaan
lapisan bawah permukaan tanah. Drainase mutlak air tanah sangat kecil, bahkan kadang-kadang
diperlukan pada daerah dan kondisi sebagai beri- nol, sehingga becek. Daerah ini biasanya terle-
kut: tak di bawah perbukitan yang berhutan lebat
dan tanahnya pasir. Juga sering terdapat pada
1. Tanah berlereng atau memiliki kemiringan be-
daerah lembah sungai/danau dan daerah pa-
sar. Aliran dalam daerah ini biasanya tinggi yang
sang surut.
sering terjadi erosi, apalagi tanahnya gembur
atau lembek yang mempertinggi terjadinya an-
caman erosi. Erosi dan Padatan Terlarut
2. Tanah yang dilanda banjir limpasan (aliran air Kegiatan pertambangan dengan metode penam-
permukaan yang berlebihan), karena kurangnya bangan terbuka seperti yang dilakukan hampir 95
saluran drainase permukaan serta persyaratan- persen di negara kita, menyumbang kontribusi be-
nya. Biasanya terdapat pada tanah yang datar, sar erosi dan sedimentasi. Permukaan tanah pada
cekungan dan kedap (tanah liat). Akumulasi air umumnya berhumus, bersifat porus, dan daya ikat
permukaan yang berlebihan ini oleh akibat hu- antar partikel lemah. Kondisi tersebut diperkuat
jan lebat pada daerah setempat. Untuk ini perlu dengan intensitas hujan tinggi sehingga mem-
diatasi dengan sarana saluran drainase permu- percepat pelarutan partikel humus/tanah pucuk
kaan yang memadai. menuju bagian permukaan tanah yang lebih ren-
Ketika Pascatambang
Sudah Menjadi Isu Dunia
Catatan dari 5th International Conference on Mine Closure,
23-26 November 2010 Vina del Mar, Chi
Ir. Sujatmiko
(Kasubdit Lindungan Lingkungan Mineral dan Batubara, Ditjen Minerba, KESDM)
Djajat, ST
(Staf Subdit Lindungan Lingkungan Mineral dan Batubara, Ditjen Minerba, KESDM)
P
enutupan tambang atau yang dikenal juga Terdapat tiga perusahaan tambang dari In-
dengan istilah pascatambang (mine closure) donesia menjadi peserta dalam konferensi kali
telah menjadi isu dunia saat ini. Hal ini ter- ini, yaitu PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT), PT
bukti dari semaraknya penyelenggaraan konferensi Newmont Minahasa Raya (PTNMR) dan PT Freeport
internasional Mine Closure 2010 (MC10) di Vina del Indonesia (PTFI). PTNMR mengikuti pameran poster
Mar, Chile. Belum lama berselang, negeri ini men- dengan judul The Use of Life Stake to Facilitate
jadi sorotan dunia karena kisah keberhasilan pe- Tree Growth in the Openings of an Ex-Mining Land:
nyelamatan 33 penambang yang terperangkap di Newmont Minahasa Raya Inc. Case Study. Sedang-
tambang dalamnya. kan PTFI menyajikan makalah mengenai rencana
pascatambangnya dengan judul Closure Planning
Tercatat sebanyak 64 makalah dari 18 negara
for a Long-Lived Copper and Gold Mining Opera-
disajikan dalam konferensi ini. Konferensi penutu-
tion in Papua, Indonesia.
pan tambang ini merupakan yang kelima kalinya
diselenggarakan oleh The Australian Centre for Secara garis besar MC10 terdiri dari dua acara
Geomechanics and the Centre for Land Rehabili- utama, yaitu presentasi makalah dan pameran
tation at the University of Western Australia dan poster. Presentasi makalah dapat dikelompokkan
direncanakan untuk tahun 2011 akan diselenggara- menjadi beberapa sesi utama yaitu:
kan di Alberta, Kanada. Designing, Planning and Financing Closure
Peserta konferensi adalah perusahaan tam- Stakeholder engagement and Community Devel-
bang, peneliti, konsultan, wakil pemerintah dan opment
lembaga swadaya masyarakat (LSM). Melalui ajang Mine site reclamation and rehabilitation
ini diharapkan terjadi pertukaran informasi men- Phytostabilisation dan Phytoremediation
genai perkembangan isu-isu terbaru, pengalaman, Acid and Neutral Rock Drainage
praktik terbaik (best practices) serta dinamika krite- Mining Legacies and Relinquishment
ria-kriteria penutupan tambang yang berkembang. Cover Design Construction and Monitoring
Energi untuk
Kini dan Akan Datang
S
emua kegiatan menggunakan energi. Mu- gas karbon, mendorong manusia mencari sumber
lai dari kegiatan bertani dan memanggang energi non fosil yang terbarukan (renewable). Con-
hasil buruan melalui panas yang dihasilkan tohnya, air, angin, bahan bakar nabati, panas bumi
dari gesekan batuan pada jaman kehidupan prase- dan uranium.
jarah, hingga kegiatan bekerja, menonton televisi,
Indonesia sebagai bagian dari komunitas in-
masakan yang disuguhkan di meja makan. Bahkan
ternasional memiliki peran dan tanggungjawab
untuk menghasilkan suhu ruangan yang sejuk pada
dalam penggunaan energi. Indonesia dikenal se-
kehidupan masa kini tetap tidak terlepas dari ke-
bagai negara yang memiliki sumber daya energi
beraaan energi.
yang besar antara lain: minyak bumi, gas bumi, ba-
Energi menjadi unsur penting kehidupan umat tubara, air, dan panas bumi yang dapat dilihat pada
manusia dan menjadi bagian tak terpisah dari ke- berikut.
hidupan itu sendiri. Pada sisi lain, berkembangnya
Tabel Sumber Daya dan Cadangan Energi Indonesia
jumlah penduduk dunia diikuti oleh kebutuhan
energi yang semakin besar pula. Umat manusia NO ENERGI FOSIL SUMBER DAYA CADANGAN
berlomba-lomba untuk mencari sumber energi. 1 Minyak Bumi (miliar barel) 56,6 8,2
Awalnya perlombaan energi terjadi pada energi 2 Gas Bumi (TSCF) 334,5 170
fosil, seperti minyak, gas dan batubara. Ternyata, 3 Batubara (miliar ton) 104,76 20,98
sumber energi fosil yang tidak terbarukan (unre- 4 Coal Bed Methane/CBM 453 -
newable) dirasakan masih belum cukup. Ditambah (TSCF)
lagi dengan isu pemanasan global akibat emisi 5 Tenaga Air 75.670 MW 4.200 MW
4
00 5
.
47
5
.
00
3
50
3
00 4
.
00
2
50 3
.
30
3
.
163
.
00
2
00 2
.
74
1
50 2
.
00
1
00 1
.
48
0
.
97 1
.
00
5
0
0
.
38
0 0
.
00
I
nte
ns
i
tas
Ene
r
gi K
on
s
ums
ip
er
Kap
i
ta
NO ENERGI FOSIL SUMBER DAYA CADANGAN Intensitas energi adalah energi yang dibutuh-
6 Panas Bumi 27.670 MW 1.052 MW kan untuk meningkatkan Gross Domestic Product
7 Mini/Micro Hydro 500 MW 86,1 MW (GDP) atau produk domestik bruto. Dengan kata
8 Biomass 49.810 MW 445 MW lain, semakin efisien suatu negara ditunjukan den-
9 Tenaga Surya 4,80 KWH/M2/hari 12,1 MW gan intensitas energi yang semakin kecil. Perband-
10 Tenaga Angin 9.290 MW 1,1 MW
ingan nilai intensitas energi pada beberapa negara
11 Uranium 3.000 MW 30 MW
dapat dilihat pada grafik di atas.
Selain dikenal sebagai negara dengan sumber Pemakaian energi di Indonesia menurut sektor
daya energi yang melimpah, Indonesia merupakan untuk tahun 2006 didominasi oleh tiga sektor uta-
salah satu negara dengan jumlah penduduk terbe- ma yaitu: sektor industri 41%, diikuti sektor trans-
sar di dunia. Sensus Penduduk tahun 2010 menun- portasi 38%, dan sektor rumah tangga 21% yang
jukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 secara rinci untuk periode tahun 2000-2006 dapat
juta (BPS, 2010). Jumlah penduduk yang besar ini dilihat pada tabel di bawah ini.
tentu membutuhkan energi yang besar juga. Aki- Tabel Persentase Pemakaian Energi Menurut Sektor
batnya, pemerintah harus menjamin ketersediaan Tahun 2000-2006
energi bagi masyarakat dalam melaksanakan keg-
iatan sehari-hari dan untuk pembangunan. TAHUN INDUSTRI RUMAH TRANSPORTASI
TANGGA
Selain faktor jumlah penduduk dan kebutuhan 2000 36,40 26,95 36,65
sumber daya energi, penggunaan energi oleh ma- 2001 38,71 24,98 36,30
syarakat Indonesia saat ini dipengaruhi juga oleh 2002 40,58 23,90 35,52
budaya penggunaan energi yang kurang efisien. 2003 38,47 23,51 38,01
Hal ini ditandai dengan nilai intensitas energi Indo- 2004 39,08 22,39 38,53
nesia yang tinggi yakti: 401 TOE (ton oil equivalent). 2005 39,36 22,09 38,55
2006 40,61 21,45 37,94
Indeks ini relatif tinggi bila dibandingkan dengan
(Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Kementerian ESDM)
Malaysia 335 TOE/juta dolar AS dan negara maju
yang tergabung dalam OECD 136 TOE/juta dolar AS.
Opportunities Threats
a. Sumber daya energi kualitas rendah/marginal a. Fluktuasi harga minyak bumi di pasar internasi-
dan banyak dan belum optimalkan onal
b. Penggunaan teknik penambangan yang baik b. Semakin menipisnya cadangan BBM meningkat-
dan benar dan teknologi eksplorasi kan impor BBM
c. Penggunaan energi panas bumi untuk mendu-
kung pengurangan emisi karbon
Opportunities Threats
a. Pengembangan teknologi industri dan pem- a. Dominasi BBM sebagai bahan bakar listrik
bangkit listrik yang hemat energi b. Alokasi subsidi BBM yang kurang tepat
b. Swasembada energi sesuai kondisi lokal c. Subsidi BBM mendorong pemborosan energi
c. Pemanfaatan energi untuk industri dalam menin-
gkatkan nilai tambah produk industri
3. Mendorong pemanfaatan sumber daya energi daerah terdekat dari sumber energi
kualitas rendah/marginal dengan melakukan
6. Mengembangkan energi panas bumi yang ra-
pencampuran (blending) antara sumber daya
mah lingkungan
kualitas tinggi dengan kualitas rendah sehingga
semua sumber daya dapat dimanfaatkan dan ti- 7. Mendorong penyesuaian harga BBM dengan
dak terbuang harga pasar Internasional sehingga tidak meng-
ganggu keuangan negara
4. Mengurangi kehilangan (losses) saat penam-
bangan, pengolahan dan pengangkutan energi 8. Menjamin cadangan (stock) energi nasional se-
bagai penyangga kebutuhan energi
5. Memanfaatkan energi dengan prioritas pada
Opportunities Threats
a. pengalihan minyak tanah ke gas a. harga energi yang murah
b. penggunaan transportasi, alat elektronika dan b. alokasi subsidi BBM yang kurang tepat
alat penerangan yang hemat energi c. pemborosan energi BBM
c. penggunaan batik sebagai pengganti jas dalam
pertemuan masyarakat dan nasional
2. Analisis SWOT pada Aspek Penggunaan En- pada aspek gaya hidup dilakukan melalui :
ergi (sisi hilir)
1. Meningkatkan dan memperluas jangkauan
Berdasarkan tabel SWOT di atas, konservasi energi kampanye penghematan energi bagi keperluan
pada aspek penggunaan energi dilakukan melalui : pribadi, keluarga dan masyarakat
1. Pengguna energi memilih jenis energi yang pa- 2. Meningkatkan sarana kendaraan umum yang
ling ekonomis sesuai dengan keterdapatan en- bersih dan nyaman untuk mengurangi penggu-
ergi dan harga energi naan kendaraan pribadi
2. Memanfaatkan program percepatan listrik 3. Membatasi jumlah kendaraan yang dapat dimi-
10.000 MW untuk mendukung industri sehing- liki oleh suatu keluarga misalnya: peningkatan
ga meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat nilai pajak secara signifikan pada kenderaan
dan negara kedua dan selanjutnya
3. Menyediakan infrastruktur energi sehingga 4. Mendorong keekonomian harga BBM sehingga
dapat mengurangi biaya investasi dan biaya mengurangi pemborosan energi
pengangkutan yang harus dikeluarkan oleh in-
5. Mendorong pengawasan pada penggunaan gas
vestor
sebagai pengalihan dari minyak tanah terutama
4. Mendorong pengembangan dan pemanfaatan bagi rumah tangga
teknologi industri dan pembangkit listrik yang
6. Mengembangkan teknologi transportasi, alat
hemat energi
elektronika dan alat penerangan yang semakin
5. Swasembada energi sesuai kondisi lokal pada efisien dan hemat energi
masing-masing wilayah
7. Mendorong penggunaan batik sebagai peng-
6. Mengurangi dominasi BBM sebagai bahan ba- ganti jas dalam pertemuan masyarakat dan na-
kar listrik sional sehingga mengurangi energi listrik yang
dibutuhkan untuk pendingin ruangan.
7. Mendorong keekonomian harga BBM sehingga
mengurangi pemborosan energi
Penggunaan Energi
Gaya Hidup
dari pribadi, keluarga, masyarakat, pelaku usaha Sehingga, suatu ketika nanti pada masa
penghasil energi, dan pelaku usaha pengguna yang akan datang, sama seperti nenek moyang
energi sesuai perannya masing-masing akan kita dahulu membagi sumber daya energi agar
mendukung pencapaian energi untuk kehidu- dapat kita nikmati kini, anak cucu kita pada masa
pan kini dan akan datang. Budaya melakukan yang akan datang dapat menikmati kebahagian
konservasi energi dilakukan mulai dari hal-hal yang sama dengan yang kita nikmati saat ini.
sederhana oleh seluruh pemangku kepentingan Kebahagiaan anak cucu kita akan datang adalah
pada 3 aspek yaitu: konservasi penyedia energi, peran dari kita kini.
konservasi pengguna energi, dan konservasi
Semoga.
gaya hidup.
Analisa Kebijakan
D
alam UU No. 23 Tahun 2007, tentang ta api PurukcahuBangkuang Kalimantan Tengah.
Perkeretaapian, disebutkan bahwa trans-
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No.
portasi mempunyai peranan penting dalam
32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah,
mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan
dan juga dengan peraturan pelaksananya melalui
wilayah dan pemersatu NKRI.... Disebutkan juga
PP No. 38 Tahun 2007, tentang pembagian urusan
perkeretaapian sebagai salah satu moda transpor-
pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
tasi dalam sistem transportasi nasional yang mem-
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabu-
punyai karakteristik tersendiri....
paten/Kota, khususnya pada pasal 7 ayat (2). Dise-
Kereta api menjadi salah satu sarana yang ikut butkan bahwa perihal pembangunan sarana kereta
berperan penting mengembangkan perekono- api menjadi urusan wajib yang harus diselenggara-
mian. Karena itu, kebijakan pemerintahmengenai kan oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun
pembangunan rel kereta api angkutan batubara kabupaten/kota.
menjadi sangat strategis. Kali ini penulis mencoba
Secara umum, kedua undang-undang terse-
mengurai analisa kebijakan pembangunan rel kere-
Peningkatan
Nilai Tambah Pertambangan
Ir.R.Yunianto Revolida
(Kasie Program Minerba)
Visi KESDM
Terwujudnya sektor energi dan sumber daya mineral yang menghasilkan
nilai tambah sebagai salah satu sumber kemakmuran rakyat melalui
pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan, adil, transparan,
bertanggungjawab, efisien serta sesuai standar etika yang tinggi
Pada visi KESDM tersebut, terdapat beberapa kata kunci yang akan menjadi dasar dalam penyu-
Hampir sebagian besar cadangan terletak di 2. Produk nilai tambah akhir sebagai bahan baku
bawah permukaan tanah. Hal ini membawa im- (umpan/feed) pada industri selanjutnya.
plikasi sebagai berikut: 3. Mineral ikutan (associated minerals) dalam upa-
1. Tumpamg tindih dengan kegiatan lainnya, se- ya konservasi sumber daya mineral.
perti kehutan, perkebunan dan sebagainya. 4. Produk nilai tambah di hulu (pertambangan)
2. Berpotensi menimbulkan dampak terhadap dan produk nilai tambah di hilir (perindustrian).
lingkungan yang luas.
3. Resiko kecelakaan kerja tinggi, sehingga mem- Kondisi yang Diharapkan
butuhkan budaya kerja dengan disiplin kerja
Kondisi yang diharapkan pada kebijakan pengelo-
yangh tinggi dan taat menjalankan prosedur
laan mineral logam, non logam dan batuan adalah
kerja.
adanya peningkatan nilai tambah bagi bahan
4. Membutuhkan peralatan berteknologi tinggi galian tambang itu sendiri.
yang relatif padat modal untuk melakukan
Pengertian nilai tambah yang umum dikenal di
kegiatannya, baik eksplorasi maupun operasi
kalangan yang menggunakan parameter ekonomi
produksi hingga komoditas akhir.
sebagai acuan adalah perbedaan antara nilai out-
P
r
odu
k
si
Bes
i
& K
e
mun
g
ki
nan
PN
T
F
l
a t&r
oll
e d
B
i
ji
h B
es
iP
ri
m e
r P
ig
Ir
on S
t
eel
s product
s
P
ro
fi
lled
B
i
ji
h B
es
iL
at
eri
t S
pon
geIr
on p
ro
du c
ts
C
as
tIr
ons/ R
od
s&W
ir
es
P
as
i
rBe
si R
ed
uc
edIr
on C
as
tStee
l
s
T
it
aniu
m C
as
tpr
odu
ct
s
All
o y
s
T
it
aniu
m
I
lme
ni
t A
ll
o y
in
g
E
lement
T
i-
oxid
es
P
ig
ment&
:J
enisp
ro
du
kya
ngt
elahd
iha
silk a
ndida
lamne
ger
i Ce
ra
mic
s
:J
enisp
ro
du
kya
ngbelu
mdih
a silk
andid
ala
m n
eger
i
P
r
odu
k
si
A l
umi
niu
m&
Ke
mu
ng
k
in
an
PN
T
A lA
l
loy
s
B
AU
XI
TE (
A l
+ Cu
+Al
+ S
l
)
Sme
l
tin
g Al
2o3 A lf
oil
G
r
ade
Al2O
3 P
owde
r P
l
a te
,bar
El
e c
tr
ica
l
c
on d
ucto
r
P
RO
SE
S
B
AYE
R C
he
mic
alr
efr
act
orie
s,
e
ts
Ch
emi
cal Al
2o3
U
l
traf
ine
s
G
r
ade
Al2o
3 P
owde
r
:J
enisp
ro
du
kya
ngt
elahd
iha
silk a
ndida
lamne
ger
i N
an
os
iz
eal
u m
in
a
:J
enisp
ro
du
kya
ngbelu
mdih
a silk
andid
ala
m n
eger
i
B
i
ji
h N
iLa
t
e ri
t P
r
odu
k
si
N i
kel
& K
e
mun
g
ki
nan
PN
T D
ua
lph
as
eS.S
(Nit
in
ggi
) S
ta
inl
e s
sst
eel
s
P
HS.S
F
eNi
J
al
ur H
ig
hs
tr
eng
ths
tee
l
s
S
pec
ia
ls
tee
l
s
P
i
rom
etal
urg
i F
eNib
as
eds
upe
ra
ll
o y
s
B
i
ji
h NiL
at
eri
t N
iP
l
a t
e
N
im
at
te
(
N ir
end
ah) N
im
ur
ni N
ib
as
eds
upe
ra
ll
o y
s
N
ia
ll
o y
s
J
al
ur
C
oba
se
dsu
pe
ra
ll
o y
s
P
i
rom
etal
urg
i
C
omu
rn
i A
l
loy
in
gel
e m
en
t
:J
enisp
ro
du
kya
ngt
elahd
iha
silk a
ndida
lamne
ger
i
:J
enisp
ro
du
kya
ngbelu
mdih
a silk
andid
ala
m n
eger
i
P
emanfaatan sumberdaya mineral logam Indo- Peningkatan nilai tambah mineral logam
nesia belum dilakukan secara optimal. Oleh merupakan suatu upaya optimalisasi pemanfaatan
karena itu, perlu suatu upaya untuk mewu- bahan galian mineral logam yang dilakukan den-
judkan optimalisasi tersebut demi kesejahteraan gan bijaksana yang sesuai dengan kaidah konser-
seluruh rakyat Indonesia. vasi bahan galian. Selain itu, peningkatan nilai tam-
bah mineral juga dapat meningkatkan penerimaan
Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang
negara dan terjadi alih teknologi.
Pertambangan Mineral dan Batubara dan PP No. 10
Tentang Usaha Pertambangan Mineral dan Batuba- Saat ini industri pengolahan lanjutan min-
ra telah jelas mengamanatkan pelaku usaha per- eral logam, terutama emas-perak, telah tersedia di
tambangan untuk melakukan pengolahan bahan dalm negeri. Tetapi kapasitasnya belum mencukupi
galiannya di dalam negeri. Potensi mineral logam untuk menampung produk olahan dari produsen
Indonesia cukup besar dan tersebar di berbagai konsentrat mineral yang ada (baik KK maupun IUP
daerah serta telah diusahakan dengan memegang Mineral).
izin Kontrak Karya (KK) serta Izin Usaha Pertamban-
gan (IUP) Mineral. Namun, sebagian besar opera-
sional produksi pertambangan masih dalam wujud Pengertian Umum dan Kondisi
bahan mentah (bijih ataupun kosentrat). Saat ini
Dewasa ini, pertumbuhan industri hilir peng- Nilai tambah mineral logam adalah usaha untuk
hasil barang konsumsi logam di dalam negeri se- meningkatkan nilai keekonomian suatu hasil tam-
makin meningkat sehingga kebutuhan akan bahan bang melalui pemrosesan dan pemurnian sehingga
baku lanjutan mineral logam cukup tinggi. Namun, menghasilkan dampak kemanfaatan lebih tinggi
peningkatan tersebut tidak diikuti oleh ketersedi- pada produk yang dihasilkan dan memberikan
aan bahan baku dari dalam negeri. Contoh yang multiplier-effect pada pengembangan industri hilir
paling nyata adalah kebutuhan bahan baku baja yang terkait (The Govt. of Canada : The Minerals and
justru masih mengimpor bahan baku besi olahan, Metals Added-Value Policy, 1998). Lebih khusus lagi,
yakni pig iron dan sponge iron. Industri konsumsi pengertian peningkatan nilai tambah mineral lo-
alumunium juga bernasib sama, masih mengimpor gam berdasarkan pada parameter ekonomi, yaitu
alumina dari luar negeri. Hal ini seperti ini sudah perbedaan antara nilai output dan nilai input. Den-
umum terjadi pada industri logam lainnya. gan kata lain, peningkatan nilai tambah berarti ad-
Sumber daya mineral logam Indonesia terse- Secara umum, belum banyak perusahaan KK
bar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua yang menghasilkan produk lanjutan untuk pemur-
dan di Jawa. Pada tulisan ini, dibahas enam komo- nian mineral logam. Perusahaan KK masih pada ta-
ditas utama yaitu emas-perak (berupa endapan hap eksplorasi mungkin cukup banyak, tetapi pada
primer-sekunder), tembaga, besi (berupa bijih dan kajian ini hanya difokuskan pada perusahaan yang
pasir), bauksit, nikel dan timah. telah memberikan perkembangan data sumber
daya dan cadangan atau minimal kontribusi untuk
Sumber daya dan cadangan mineral logam data sumber daya seperti pada perusahaan tahap
yang sudah terdata umumnya berasal dari bebe- studi kelayakan. Sedangkan mineral-mineral logam
rapa perusahaan yang telah melakukan kegiatan lainnya seperti bauksit, bijih nikel dan bijih besi leb-
eksplorasi lanjut atau yang telah pada tahap ke- ih banyak diusahakan oleh Kuasa Pertambangan
giatan eksploitasi. Dari hasil perkembangan data (KP) Mineral.
yang ada ternyata potensi mineral logam Indonesia
masih cukup besar dan sebagian besar masih diek- Tingkat produksi mineral logam terus menin-
sploitasi oleh perusahaan besar. Berikut ini adalah gkat, meskipun belum ada peningkatan investasi
tabel mengenai hasil perkembangan sumber daya yang signifikan pada industri mineral logam. Secara
dan cadangan yang dihimpun dari Badan Geologi keseluruhan, kinerja industri mineral logam Indo-
nesia dalam kurun waktu 19902002 cukup men- Pada yang dicantumpan di atas menunjukkan
janjikan. Bahkan, beberapa komoditas mengalami posisi dan jenis produk yang dihasilkan perusahaan
pertumbuhan yang signifikan. Jika dilihat memang KK, KP BUMN dan KP Mineral Indonesia.
ada beberapa komoditas mineral logam yang men-
Selanjutnya, produksi perusahaan-perusahaan
galami penurunan, misal nikel, bijih besi dan timah.
KP Mineral umumnya juga menunjukan kecend-
Hal ini lebih diakibatkan pada penurunan perminta-
erungan hal yang sama: material mentah belum di-
an pasar dunia, jadi kecenderungan harga menurun
proses. Contoh mineral yang diekspor dalam ben-
berimbas pada penurunan produksi.
tuk bahan mentah (raw material) adalah bauksit,
Berikut kondisi jenis produk mineral logam bijih besi dan nikel (umumnya oleh KP/IUP).
dan produk hilir logam yang dihasilkan oleh peru-
Sementara itu, hingga saat ini Indonesia masih
sahaan tambang dan industri hilir logam Indonesia:
mengimpor besi sponge/pellet untuk industri baja
- Bijih Timah, telah diproses menjadi logam ti- dalam negeri (PT Krakatau Steel) dan alumina untuk
mah hingga mencapai 99, 9% oleh PT Kobatin pengembangan industri aluminium (PT Inalum).
dan PT Timah;
- Ferro Nikel dan Nikel Matte telah dihasilkan Perkembangan Industri Lanjutan
oleh smelter PT INCO dan PT Antam;
Mineral Logam
- Konsentrat emas yang dihasilkan perusahaan
KK antara lain PT NHM, PTNNT dan perusahaan Terbatasnya industri lanjutan logam di Indonesia
KK lainnya sebagian telah dimurnikan oleh PT juga menjadi salah satu faktor penyebab larinya
Antam Unit Logam Mulia; produk bahan mentah (bijih logam) ke luar neg-
eri. Hal ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan
- Sekitar 30% konsentrat tembaga yang dihasil- produk setengah jadi untuk industri komsumsi
kan PT Freeport diproses di dalam negeri (PT (hilir) lebih mengandalkan impor produk olahan
Smelting Gresik) menjadi katoda tembaga. mineral logam tersebut dari luar negeri.
E
ks
por
B
i
ji
h T
em
ba
ga B
i
ji
h T
em
ba
ga C
umu
r
ni E
ks
por
E
ks
por
B
i
ji
h T
i
m a
h B
i
ji
h T
i
m a
h S
nmu
r
ni E
ks
por
I
m po
r E
ks
por
B
i
ji
h B
au
ks
i
t E
ks
por A
lm
ur
ni
Al2
O3
I
m p
o rP
ak
e t D
a
la
mne
ge
ri
B
i
ji
h B
es
i E
ks
por B
aj
a
bi
ji
h be
si E
ks
por
Beberapa jenis industri hilir yang menjadi berorientasi pada penumbuhan rantai proses
pengguna utama produk olahan di dalam neg- industri pengolahan di dalam negeri;
eri: metalurgi/pengecoran logam/kontruksi, elek-
- Pemanfaatan dan utilisasi kapasitas produksi
tronika, perhiasan dan industri hilir terkait mineral
mineral logam lanjutan/ produk nilai tambah
logam lainnya. Konsumsi produk olahan mineral
masih rendah sehingga tergantung pada ma-
logam nantinya akan semakin meningkat terutama
suknya impor produk setengah jadi mineral lo-
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang juga
gam seperti baja, alumina dll;
semakin meningkat. Berikut tabel yang menunju-
kan kinerja industri logam Indonesia dari berbagai - Terbatasnya kemampuan SDM yang sesuai den-
aspek pada empat tahun terakhir. gan perkembangan dan penguasaan teknologi,
khususnya dalam pengembangan peningkatan
Tabel Kinerja Industri Logam Indonesia (2005-2008) nilai tambah, berakibat pada daya saing rendah
Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 (teknologi tertinggal, standar rendah, biaya
Jumlah Perusahaan Unit 869 893 919 953
Jumlah Tenaga Kerja Orang 203.066 207.761 212.243 222.184 tinggi);
Ekspor Juta US$ 5.623,8 7.860,4 10.185,2 11.161,0
Impor Juta US$ 6.033 5.728 7.561 14.329 - Penggunaan energi pada industri lanjutan pen-
Utilisasi Persen 60,6 61,1 61,1 61,8 golahan dan pemurnian mineral logam belum
- Investasi dalam US$ Juta US$ 4.712 4.918 4.827 4.981 efisien;
Investasi dalam Rupiah Miliar Rp 16.679 19.725 17.190 19.601
Sumber: Direktorat Industri Logam, Depperin - Penerimaan negara dari usaha peningkatan ni-
lai tambah mineral logam belum optimal.
ESD
M
(
Dit
je
nMi
ner
baP
ab
um
)
I
nst
ans
iT
er
kai
t k
o
P
us
at o
P
er
indus
tria
n r
P
er
d a
gang a
n d
K
LH i S
t
ake
ho
ld
er
n Ka
dinsekt
o rind
ust
rit
amb
an
g
a IM
A
P
eme
rin
ta
hDa
er
ah s
P
em.P
rop
in
si i KK
a t
auIUP M in
er
al
P
em.K
abup
aten
/K
ota Ak
adem is
i
L
emb
ag
aLit
ban
g PNT
B
PPT
T
ekmir
a M
i
ner
al
Log
a
m
Langkah Strategis 2009 2010 2011 2012 2013 2014 dst 2015
Hasil Persiapan dan Pelaksanaan Tahap Awal Target Lanjutan
Kebijakan pendukung UU No. 4 PP No.10 Keb. Insentif keuangan; Permen PNT, Peraturan dan perundangan
Minerba terkait lainnya
Litbang Kajian Sn & Al Kajian2 terkait (dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga atau instansi litbang
terkait misal Tekmira, BPPT dll)
Koordinasi Lintas Sektor Koordinasi dengan instansi terkait misal Kemkeu, Kempendag, Kemperin, KLH dalam pembuatan
kebijakan dan peraturan penunjang
Sosialisasi Kepada Stakeholder terkait (misal kepada aparat pemda terkait dan IUP pelaksana program
kebijakan PNT Min. Logam)
Binwas Dilakukan sebagai sarana untuk monitoring dan evaluasi agar program kegiatan PNT Logam
berjalan sesuai kebijakan yang ada
Penyediaan bahan baku Inventarisasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam
Penyediaan energi Batubara Batubara, Panas Bumi
Infrastruktur Kajian FS&Amdal, Kontruksi peningkatan kapasitas & Baru, Transportasi, fasilitas penunjang
lainnya
Efek Ganda Non Produk (penyediaan tenaga kerja, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, dll)
Produk Sekarang/eksisting
- Raw material Diantaranya bijih Al, Ni, Fe, Mn
- Konsentrat Au, Cu, Al, Ni, Ag, Fe, Mn, Zn, Pb, Cr, Zn, Co, Cr, Mo, Pt, Vd, Ti
Produk Minimum sbg batasan Au, Cu, Al, Ni, Ag,
ekspor kecuali domestik Fe, Mn, Zn, Pb, Cr,
(Rpermen PNT) Zn, Co, Cr, Mo, Pt,
Vd, Ti
Perencanaan Peningkatan Nilai Tambah sumsi karena sudah bernilai cukup tinggi. Hasil
Mineral Logam produk akhir telah disusun berdasarkan rumusan
yang terdapat pada Rancangan Permen PNT Miner-
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan ba. Skema pola pikir yang menggambarkan usaha
suatu perencanaan tahapan program kegiatan peningkatan nilai tambah mineral logam pada
yang meliputi suatu tahan rancangan, proses hulu gambar berikut.
hlilir yang nantinya akan menghasilkan suatu
program peningkatan nilai tambah mineral lo-
gam. Hasil usaha PNT ini tidak hanya yang bersifat Penyusunan Terpadu Skema
keeko-nomiaan secara mikro (produk nilai tambah)
tetapi juga efek berganda dalam pengembangan Industri Logam HuluHilir
masyarakat dan pembangunan yang berkelanju- Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
tan dan berwawasan lingkungn masyarakat lokal. melakukan koordinasi antar instansi pemerintah
Dalam melaksanakan program tersebut tentunya terkait (misal Kemen. ESDM, Perindustrian dan
juga perlu koordinasi antar instansi pemerintah ter- Perdagangan) agar terjadi singkronisasi kebijakan
kait (misal Kemen. ESDM, Perindustrian dan Perda- dan program pelak-sanaannya. Perwujutan singk-
gangan) agar terjadi singkronisasi kebijakan dan ronisasi kebijakan dilakukan dengan penyu-sunan
program pelaksanaannya. secara terpadu tahapan kegiatan industri hulu
Setiap komoditas tentunya mempunyai skema hilir. Rangkaian tahapan industri komoditas mineral
sendiri dalam penentuan target nilai tambah yang logam dimulai dari industri hulu yang merupakan
akan dicapi sesuai dengan kebutuhan industri industri pertambangan meliputi bagan eksplorasi
prosesing antara dan industri hilir penghasil barang untuk mendapatkan potensi cadangan sampai
konsumsi. Bisa jadi industri lanjutan hanya pada dengan eksploitasi yang menghasilkan produk
produk tertentu yang masih berupa produk olahan bahan mentah. Bagan berikutnya adalah tahapan
pertama karena besarnya investasi yang harus di- pengolahan dan pemurnian yang menghasilkan
tanamkan. Tetapi bisa juga produk mineral logam konsentrat maupun produk logam sesuaikan den-
pada kondisi tertentu yang langsung bisa dikon- gan kebutuhan industri lanjutan maupun hilir yang
memerlukan produk tersebut. Kegiatan pada sisi
P
E
NG
OL
AH
AN D
A
N P r
odukS
amp
ing
Bi
ji
h
Min
er
alLog
am: P
EM
UR
NI
AN M
i
neral
/Lo
ga
mIk
ut
an
A
u,Ag
,Cu,F
e,N
I
,
A
l&S n
P
r
ogr
amp
el
aks
ana
an
:
S
?in
kr
onis
asid
anKe
bij
akanPe
ndu
kung
P
?en
yedia
an p
as
oka
n unt
ukin
dus
tr
i
P
rodukSet
enga
h
hilir J
adi
:
T
?e knolog id an ener
giy an
gdiper
luk
an -
Kon s
ent
rat
L
?o kasif
a silita
s pengolaha
n dan -
Buli
on
pe m urnian untu k
pen ing
kat
an -
dll
K
?e ters
ed ia anS D Mdan in
f
rast
ruk
tur P
RODU
KA
KHI
R
pe ndu k
u n g ,dll
M
I
N E
RA
LL
OGA
M
A
da
ny
ani
lait
amb
ah
:
K
?o
ns
erv
as
imin
er
alo
pt
ima
lda
npe
men
uh
an P
rod
ukNil
ai
ba
ha nb
akuu
nt
ukin
dust
rihilir T
amba
h:
D
?e
visane
ga
ran
aik -
Log
amm urni
P
?e
m ic
upemb
angun
an/
m ult
ip lie
re
fe
ctd
an -
Pro
du
k ol
a h
an
pe
ng e
mban
ganmas
yar
akat
hulu meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi bisa dibuat bertahap selama lima tahun dengan
yang bentuk produknya masih berupa bahan men- kapasitas produk akhir disesuaikan dengan kapasi-
tah (bijih), sedangkan pada posisi hilir meliputi dari tas produksi konsentrat atau produk setengah jadi
rangkaian kegiatan pengolahan dan pemurnian pemilik izin Kontrak Karya.
sampai dengan proses niaga/pemasaran untuk
Produk yang dicapai dari hasil peningkatan
menghasilkan produk yang telah dikurangi kand-
nilai tambah tidak hanya produk logam dengan ke-
ungan mineral pengotor sampai dengan produk
murnian yang diinginkan tetapi juga mineral ikutan
antara yang dibutuhkan pada industri barang kom-
yang bisa ditingkatkan menjadi mineral ekonomis.
sumtif (industri rumah tangga, transportasi dan in-
Sebagai contoh untuk industri pengolahan tem-
dustri komersial lainnya).
baga dan emas-perak juga diharapkan menghasil-
kan by produck mineral non logam berupa mineral
gipsum yang ekonomis. Kemudian contoh yang
Contoh Langkah Terapan lainnya yaitu pengolahan dan pemurnian mineral
Saat ini potensi yang dihasilkan dari produk men- logam timah akan juga menghasilkan produk iku-
tah ini kemungkinan cukup besar, jadi langkah tan berupa mineral-mineral radio aktif diantaranya
kedepan berdasarkan UU Minerba perlu dipikirkan monasit, zircon, ilmenit dan mineral lainnya. Sesuai
untuk membangun pabrik pengolahan dan pemur- amanat UU, tentunya kebijakan peningkatan nilai
nian untuk meningkatkan nilai tambah produk tambah ini harus diterapkan dengan tindak lanjut
mentah tersebut. Agar dapat diusahakan mempu- peraturan yang lebih implementatif agar bisa dilak-
nyai kapasitas ataupun daya tampung dan lokasi sanakan oleh pelaku usaha terkait sesuai road map
yang strategis untuk dapat menerima pasokan ba- yang telah dibuat.
han mentah/bijih logam dari IUP yang ada. Pemer-
intah menyadari hal ini, dengan menerapkan per-
aturan terkait pendirian fasilitas pengolahan dan Implementasi kebijakan
pemurnian terkait peningkatan nilai tam-bah. Ses- Secara lebih ringkas, implementasi kebijakan yang
uai dengan kebijakan UU Minerba, fasilitas tersebut
Ir. Syawaluddin Lubis, MT, seorang sosok yang tegas dan disipilin ini baru saja dipilih sebagai Direktur Teknik
dan Lingkungan Mineral dan Batubara. Bukan tugas yang mudah memang, namun ia optimisme melekat
kuat dalam hatinya untuk bekerja lebih baik lagi. Sebuah amanah yang memang wajib dijalankan sebaik-
baiknya untuk kepentingan bangsa dan negara. Tugas utama dari Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral
dan Batubara adalah menyusun rumusan dan melaksanakan kebijakan teknis, serta pembinaan lindungan
dan usaha penunjang di bidang mineral dan batubara. Salah satunya yaitu menjalankan PP 55/2010 ten-
tang Pembinaan dan Pengawasan dan PP 78/2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang yang sangat erat
kaitannya dengan tupoksi Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara
Kedua PP ini diharapkan efektif mengawal kegiatan pengusahaan mineral dan batubara agar sesuai den-
gan kaidah teknik pertambangan yang baik, berwawasan lingkungan dan mendukung program pemban-
gunan berkelanjutan Jelas Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara.
Berikut wawancara lengkap Warta Mineral dan Batubara dengan Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral
dan Batubara:
Penghargaan Keselamatan
Pertambangan dan Kepanasbumian Tahun 2010
P
enyerahan Penghargaan Keselamatan Pert- b. Tahap kedua (evaluasi lapangan)
ambangan dan Kepanasbumian merupakan
c. Tahap ketiga (evaluasi akhir)
kegiatan rutin yang diadakan oleh Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara. Penyerahan Peng-
Penilaian ini melibatkan Tenaga Ahli dari Uni-
hargaan Keselamatan Pertambangan telah diada-
versitas Indonesia dan Para Pelaksana Inspeksi Tam-
kan sejak tahun 1992 dan Kepanasbumian sejak
bang/Inspektur Tambang dari Pusat dan Daerah.
tahun 2006.
Hasil penilaian Penghargaan Keselamatan Per-
Tujuan Pemberian Penghargaan Keselamatan
tambangan dan Kepanasbumian adalah sebagai
Pertambangan dan Kepanasbumian adalah untuk
berikut:
memotivasi para pengelola Pertambangan Mineral
dan Batubara serta Pengusahaan Panas Bumi untuk Peraih piagam pratama (bersimbol perunggu)
dapat mencapai prestasi setinggi-tingginya dalam adalah perusahaan yang memperoleh nilai 8 se-
pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). banyak 14 perusahaan.
Kelompok perusahaan yang dinilai dalam Peraih piagam utama (bersimbol perak) adalah
Penghargaan Keselamatan Pertambangan dan perusahaan yang memperoleh nilai 9 sebanyak
Kepanasbumian terdiri dari tiga kelompok, yaitu : 21 perusahaan.
1. Kelompok Pertambangan Mineral dan Batubara; Peraih piagam aditama (bersimbol emas) adalah
perusahaan yang memperoleh nilai 10 sebanyak
2. Kelompok Pengusahaan Panas Bumi, dan
6 perusahaan.
3. Kelompok Kontraktor Utama Jasa Pertamban-
Peraih Trophy adalah perusahaan yang terbaik
gan.
dari peraih piagam aditama sesuai dengan ke-
Tahapan kegiatan Penilaian Penghargaan Ke- lompok kegiatan usahanya sebanyak 3 perusa-
selamatan Pertambangan dan Kepanasbumian haan terdiri dari 1 perusahaan pertambangan
dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut : mineral dan batubara, 1 perusahaan kontraktor
utama jasa pertambangan, dan 1 perusahaan
a. Tahap pertama (seleksi)
pengusahaan panas bumi.
Para peserta mengikuti workshop Pengajar dari Tekmira menjelaskan tentang aplikasi
dengan serius pelaporan
Meningkatkan
Nilai Tambah
di Dalam Negeri