Rkab PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 50

WARTA

Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Edisi 8 - Desember 2010

Mineral, Batubara dan Panas Bumi

RKAB
Bentuk Komitmen Perusahaan Tambang
Terhadap Negara

Artikel
Ketika Pascatambang sudah Menjadi Isu Dunia
Energi untuk Kini dan Akan Datang
Profil
Ir. Syawaluddin Lubis, MT
Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara
WARTA
DAFTAR ISI

Mineral, Batubara & Panas Bumi

03 PENGANTAR REDAKSI PROFIL Diterbitkan oleh


Direktorat Jenderal Mineral, Batubara & Panas Bumi
42 Ir. Syawaluddin Lubis, MT
Penasehat
ARTIKEL MINERBAPABUM
Dr. Ir. Bambang Setiawan
04 RKAB, Bentuk Komitmen INFO MINERBAPUM
Perusahaan Tambang
Terhadap Negara
47 Penghargaan Keselamatan Penanggung Jawab
Dr. Ir. S. Witoro Soelarno
Pertambangan dan
08 Mengatasi Permasalahan Kepanasbumian Tahun 2010
Koordinator Redaktur
Lingkungan Pertambangan
Akibat Kolam Pengendapan
47 Seminar Usaha Jasa Edi Prasodjo, MSc
Fadli Ibrahim, SH
12 Ketika Pascatambang Sudah 48 Workshop Aplikasi PP 39/2006 Chaerul A.Djalil, S.Sos
dan Aplikasi Pelaporan
Menjadi Isu Dunia
Editor
16 Energi untuk Kini dan Akan Ir. Hildah, MM
Datang 49 CELOTEH SIMINO Helmi Nurmaliki SH
Rina Handayani, ST
22 Analisa Kebijakan Rel Kereta Irfan K. ST
Api Puruk Cahu

26 Peningkatan Nilai Tambah Redaktur Pelaksana


Ir. MP Dwinugroho. MSE
Pertambangan
Dra. Samsia Gustina, MSi
30 Penerapan Program Kebijakan Benny Hariyadi, ST
Peningkatan Nilai Tambah
Mineral Logam Indonesia Penulis Artikel
Agus Yuliyanto
Djajat, ST
I Made Edy Suryana, ST
Ir.R.Yunianto Revolida
Ir. Sujatmiko
Mohamad Anis ST. MM.
Parlindungan Sitinjak, S.T.
Y. Sulistiyohadi, ST
Yulianto Tri Nugroho

Fotografer
Satyo Nareshwara, S.IP
Paryanto, S.Si

Sekretariat
Rani Febriani, SH
Cuncun Hikam, SH
Silvia Hanna C, SE
Sri Kusrini
Nurmala Parhusip B.Sc

Desain & Layout


Irfan K. ST

Cover Depan: Alamat Redaksi


Ilustrasi pengawasan dan pembinaan mineral dan batubara di Indonesia. Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 - Jakarta 12870
Telp : +62-21 8295608
Fax : +62-21 8315209, 8353361
Redaksi menerima tulisan dari dalam maupun luar lingkungan Ditjen
Website
Minerbapabum. Silahkan kirim artikel Anda berikut identitas diri dan foto
www.djmbp.esdm.go.id
ke alamat redaksi
E-mail:
2 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010
wartambp@djmbp.esdm.go.id
PENGANTAR REDAKSI

Tinjauan Aspek Keteknikan


PP 55 dan 78/2010

P
ada edisi akhir tahun 2010 ini, Warta kembali tik intensitas hujan di Indonesia dikaitkan dengan
hadir menyapa anda dengan berbagai artikel sistem drainase yang harusnya dikembangkan.
menarik dan penting untuk kita simak. Desain kolam pengendapan yang buruk ditengarai
berkontribusi besar pada erosi yang terjadi diseki-
Pembaca yang budiman,
tar tambang.
Sosok yang diangkat pada edisi kali ini adalah
Peningkatan nilai tambah merupakan salah
Ir. Syawaluddin Lubis, MT selaku Direktur Teknik dan
satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah
Lingkungan Mineral dan Batubara. Beliau menjelas-
dalam rangka salah satunya untuk meningkatkan
kan tentang PP 55/2010 tentang Pembinaan dan
pendapatan negara. Pada edisi kali ini, anda dapat
Pengawasan dan PP 78/2010 tentang Reklamasi
membaca dua buah artikel yang terkait dengan
dan Pasca Tambang. Dalam wawancaranya, beliau
peningkatan nilai tambah. Selain itu masih ada be-
mengharapkan agar kedua PP ini efektif mengawal
berapa artikel tulisan yang menarik dan menambah
kegiatan pengusahaan mineral dan batubara agar
informasi tentunya untuk dibaca.
sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang
baik, berwawasan lingkungan dan mendukung Pembaca yang budiman,
program pembangunan berkelanjutan.
Dalam info edisi Warta VIII ini, kami menyajikan
Dalam artikel lainnya, kami juga mengangkat salah satunya tentang penghargaan lingkungan
mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Biaya atau dan K3 serta penyelenggaraan pertemuan usaha
dengan singkatan RKAB. Bagaimana cara menyu- jasa tahunan. Penghargaan K3 dan Lingkungan di-
sun dan kenapa RKAB tersebut disusun oleh perusa- berikan setiap tahunnya sebagai bentuk apresiasi
haan pertambangan. Penulis menelusuri berbagai terhadap perusahaan yang telah melakukan pem-
aspek penting dalam RKAB yang dapat menggam- binaan dan pengawasan dengan baik di bidang K3
barkan apa yang seharusnya disusun dalam RKAB dan Lingkungan.
tersebut.
Selamat membaca.
Artikel lainnya yang menarik untuk dibaca
adalah bagaimana cara mengatasi permasala-
han lingkungan pertambangan akibat kolam pen-
gendapan. Penulis mencoba mengkaji karakteris-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 3


ARTIKEL MINERBAPABUM

RKAB
Bentuk Komitmen Perusahaan Tambang
Terhadap Negara

Agus Yuliyanto
(Kasie Pengawasan Operasi Produksi Batubara)

Yulianto Tri Nugroho


(Evaluator PKP2B Sie. Pengawasan Operasi Produksi Batubara)

Berdasar dokumen perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan batubara, perusahaan PKP2B diwa-
jibkan untuk melakukan penyusunan Rencana Kerja Operasi Batubara Tahunan yang terangkum ke dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Negara (RKAB). Setelah mendapat persetujuan RKAB, perusahaan
berhak dan wajib melakukan kegiatan operasional sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam
persetujuan RKAB tersebut.
Dalam dokumen RKAB terdapat persetujuan mengenai kegiatan operasional penambangan yang ter-
bagi menjadi beberapa aspek yang akan dilakukan pengawasan oleh pemerintah. Adanya achievement dan
deviasi dalam realisasi rencana kegiatan dalam Persetujuan RKAB akan dipertanggungjawabkan ke dalam
penilaian kinerja per triwulan dan per semester. Seiring berjalannya kegiatan operasional yang dilakukan
masih terdapat beberapa kendala yang menjadikan rencana dalam Persetujuan RKAB direkomendasikan
untuk direvisi. Revisi persetujuan RKAB paling lambat diajukan kepada pemerintah pada akhir Triwulan III
sehingga selama progress operasional, dilakukan kontrol dan monitoring kegiatan baik secara administra-
tif laporan berkala bulanan, triwulanan, dan tahunan serta kunjungan langsung ke lapangan di lokasi pe-
rusahaan yang bersangkutan melakukan operasional. Sehingga diharapkan realisasi kegiatan operasional
penambangan sesuai dengan rencana yang disepakati oleh pemerintah dan perusahaan PKP2B yang ter-
tuang dalam Persetujuan RKAB yang berimplikasi langsung terhadap pembangunan dengan optimalisasi
penerimaan negara, maupun aspek community development disamping aspek lingkungan dan tentunya
benefit perusahaan.

4 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Rencana Kerja dan Anggaran Biaya atau dike- yang direncanakan pada lingkungan hidup
nal dengan RKAB merupakan bentuk rencana pe- yang diperlukan bagi proses pengambilan
rusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertam- keputusan tentang penyelenggaraan usaha
bangan Batubara (PKP2B) yang disusun sebagai dan/atau kegiatan di Indonesia.
pedoman bagi perusahaan PKP2B untuk periode
satu tahun ke depan. 4. Aspek Konstruksi dan Investasi

Saat ini, di Direktorat Pembinaan dan Pen- Sebelum dan saat melakukan operasional
gusahaan Batubara, telah berlangsung kegiatan penambangan, perusahaan harus mem-
presentasi pemaparan rencana kegiatan opera- persiapkan konstruksi sebagai infrastruktur
sional penambangan tahun 2011 untuk 47 perusa- penunjang. Oleh karena itu, harus diperhitung-
haan PKP2B Tahap Produksi di bawah pengawasan kan secara akurat investasi yang dikelola untuk
pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi kegiatan infrastruktur tersebut, time line break
dan pemerintah kabupaten. Pembahasan RKAB event point, dan keuntungan setelah usaha
meliputi beberapa aspek yang merupakan mani- penambangan telah dijalankan dengan tetap
festasi kegiatan yang dipertanggungjawabkan ke memperhatikan aspek community develop-
negara. Adapaun aspek yang dibahas di pemba- ment maupun lingkungan.
hasan RKAB meliputi:
5. Aspek Operasi Penambangan
1. Aspek Eksplorasi
Aspek operasi penambangan akan menghasil-
Eksplorasi merupakan kegiatan pencarian kan produksi batuan penutup dan material ko-
cadangan komoditi yang dilakukan secara ber- moditi baik batubara maupun mineral. Dalam
tahap dan mengikuti dengan kaidah keilmuan RKAB akan dicantumkan seberapa ton/onz
geologi yang berlaku. Terdapat beberapa ke- komoditi yang akan diperoleh jika melakukan
giatan dalam ekplorasi di antaranya adalah pengupasan sekian BCM batuan penutup, yang
pemetaan topografi, infill drilling, maupun akan diperoleh Nisbah Pengupasan/Stripping
coring. Berdasar hasil eksplorasi tersebut akan Ratio (SR) untuk batubara yang mencerminkan
menghasilkan sumber daya maupun cadan- nilai ekonomis dari aspek penambangan.
gan dari suatu lokasi konsesi perusahaan yang
Selain itu juga bisa dijadikan acuan untuk eva-
bersangkutan.
luasi keekonomisan, misal dengan adanya ke-
2. Aspek Cadangan cenderungan naiknya komoditi batubara saat
ini, maka akan sangat bagus dilakukan strategi
Cadangan merupakan bagian dari sumber melakukan pembukaan lahan baru/penam-
daya yang telah diketahui dimensi, sebaran, bangan yang lebih dalam sehingga SR akan
kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat semakin besar, untuk keperluan konservasi
pengkajian kelayakannya dinyatakan layak un- komoditi batubara disamping tetap ekonomis
tuk ditambang (Anonim, 1997) . karena terdongkrak dengan naiknya harga ba-
Mengacu pada SNI maka akan dihasilkan tubara.
cadangan terkira dan terukur. Menyangkut
6. Aspek Pemasaran
cadangan, maka ada neraca cadangan yang
merupakan hasil ukuran jumlah up to date Aspek pemasaran terbagi menjadi pemasaran
dari jumlah cadangan dan sumber daya yang domestik langsung ke enduser atau dikenal
merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi yang dengan istilah DMO serta pemasaran ke luar
up to date. Sehingga setiap perusahaan seha- negeri atau ekspor. Untuk pemasaran DMO
rusnya tetap melakukan kegiatan ekplorasi 2010 maka harus mengacu kepada Kuota DMO
untuk melakukan update data sumber daya 2010 yang dituangkan dalam Kepmen ESDM
maupun cadangan komoditinya. Nomor 1604K/30/MEM/2010 untuk kebutuhan
dalam negeri 2010. Dalam keputusan menteri
3. Aspek Studi AMDAL tersebut, setiap perusahaan PKP2B diwajibkan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AM- melakukan DMO dengan persentase 24,75%
DAL) merupakan kajian mengenai dampak be- dari produksi masing-masing perusahaan. Se-
sar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan dang untuk kebutuhan 2011 mengacu pada

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 5


Kepmen ESDM No. 2360 K/30/MEM/2010. Un- hingga PHK. Selain penegakan kedisiplinan
tuk saat ini kendala utama berkurangnya DMO safety juga diperhatikan mengenai APD (Alat
adalah kualitas batubara produsen yang tidak Perlindungan Diri) yang memenuhi standar ke-
sesuai dengan spesifikasi batubara yang ban- tentuan yang berlaku.
yak terdapat di dalam negeri dan jikalaupun
ada permintaan, maka penawaran harga yang 11. Aspek Keuangan
dipatok oleh enduser banyak yang terdapat Aspek keuangan merupakan aspek yang
di bawah harga pasar batubara internasional menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan
maupun di bawah Harga Batubara Acuan yang bersangkutan. Hal ini tercermin dalam
(HBA). net profit margin masing-masing perusahaan
yang dipengaruhi oleh net profit dengan angka
7. Aspek Tenaga Kerja dan Pelatihan
penjualan. Semakin besar angka net profit mar-
Tenaga kerja (manpower) bisa berasal dari gin maka semakin sehat perusahaan yang ber-
tenaga kerja dalam negeri yang terbagi seba- sangkutan. Disamping itu, ada juga faktor-fak-
gai staf dan nonstaf yang merupakan pekerja tor keuangan lain yang dijadikan acuan dalam
lokal serta ada yang menggunakan tenaga evaluasi tingkat kesehatan perusahaan. Faktor
kerja asing. Tetapi pada dasarnya perusahaan besarnya harga jual sebagai penerimaan pe-
dihimbau untuk tetap memprioritaskan serta rusahaan dan Penerimaan Negara (PNBP) dan
mengoptimalkan tenaga kerja dalam negeri, faktor biaya-biaya operasional yang berpen-
termasuk untuk subkontraktornya. garuh pada pajak terhadap pemerintah meru-
pakan hal yang sangat diperhatikan dalam
8. Aspek Pengembangan Masyarakat evaluasi aspek keuangan ini.
Community Development (comdev) atau
pengembangan masyarakat merupakan wu-
jud kontribusi langsung perusahaan terhadap Aspek-aspek yang telah disebutkan di atas
lingkungan masyarakat di sekitar area penam- merupakan pokok-pokok yang dijadikan patokan
bangan yang berupa pengembangan kualitas dalamPersetujuan RKAB tahun berikutnya. Evaluasi
sumber daya masyarakat, kewirausahaan ma- juga dilakukan terhadap realisasi RKAB tahun se-
syarakat sektor tambang maupun peningka- belumnya, yakni mengevaluasi tingkat pencapaian
tan kualitas dan kuantitas infrastruktur dalam keberhasilan dengan rencana yang telah disetujui
masyarakat setempat. Kegiatan comdev ini ha- oleh pemerintah. RKAB merupakan alat kontrol
rus dikoordinasikan dengan pemda setempat pemerintah melakukan monitoring dalam penga-
sebelum diajukan ke forum RKAB di pemerin- wasan aspek-aspek yang telah menjadi komitmen
tah pusat. tersebut dalam wadah Persetujuan RKAB. Setiap
perusahaan PKP2B wajib melaporkan secara kon-
9. Aspek Lingkungan tinu baik periode bulanan, triwulan, serta tahunan
dengan format laporan yang telah ditetapkan.
Aspek lingkungan merupakan aspek penting
Laporan juga harus mencantumkan data yang ses-
yang tidak luput dari perhatian. Setiap penga-
uai dengan aspek-aspek yang tercantum dalam
ruh dari operasional penambangan akan san-
Persetujuan RKAB periode tahun berjalan.
gat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Sehingga kontrol aspek lingkungan juga sema- Kontrol pengawasan terhadap aspek yang
kin diperketat agar kondisi kerusakan lingkun- terdapat di Persetujuan RKAB tersebut melalui
gan diminimalisir serta tetap terkontrol. Sebe- laporan yang telah dikirim oleh perusahaan PKP2B
lum ke forum RKAB biasa dilakukan presentasi yang bersangkutan. Data-data laporan perlu dicek
RKTTL di Direktorat Teknik dan Lingkungan. dengan kondisi aktual di lapangan, sehingga diper-
lukan site visit yang melibatkan aparat pemerintah
10. Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja maupun dinas pertambangan dan energi di daerah
Pada aspek ini hanya ada satu kata SAFETY setempat.
FIRST, artinya semua kegiatan dalam sistem
operasional penambangan harus tunduk pada
aturan safety yang telah ada. Sanksi terhadap
aturan safety sangat tegas, berupa peringatan

6 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Penyampaian Laporan Pemanfaatan Kayu) serta rendahnya kemampuan
unit operasional (physical availibility unit), kurang-
Penyampaian laporan bulanan, triwulanan, mau- nya manpower, hingga demonstrasi dan pemogo-
pun tahunan harus mengacu kepada ketentuan kan tenaga kerja disamping force majeur seperti
yang berlaku. Laporan bulanan produksi dan pen- banjir bandang yang menggenangi jalan hauling
jualan disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan dan lain-lain.
berikutnya. Laporan triwulan paling lambat 30 hari
sejak berakhirnya periode triwulan yang bersang- Faktor penyebab yang kompleks tersebut ha-
kutan untuk laporan RKAB disampaikan paling lam- rus disikapi secara bijak. Jika faktor penyebab de-
bat tanggal 15 November tahun berjalan. Adanya viasi tersebut bisa dipertanggungjawabkan maka
ketidakpatuhan yang dilakukan oleh perusahaan masih ada toleransi dalam mensikapinya. Tetapi lain
yang bersangkutan akan berakibat munculnya halnya jika faktor penyebab terjadinya deviasi terse-
sanksi dari pemerintah yang berupa teguran bah- but terjadi karena masalah teknis yang sebelumnya
kan bisa sampai dinyatakan default. Perihal terse- sudah bisa diperhitungkan maka akan dikenai surat
but akan berdampak pada penilaian kinerja peru- teguran hingga ke arah default (lalai) sampai pada
sahaan yang saat ini ketentuannya sedang dalam akhirnya terminasi atau ditutup.
proses penyusunan Peraturan Direktur Jenderal Jadi, RKAB merupakan suatu acuan bagi pe-
Mineral dan Batubara. rusahaan yang bersifat terukur untuk melakukan
kegiatan opearsional penambangan terkait dengan
beberapa aspek yang mengacu pada beban biaya
Revisi RKAB yang dibelanjakan dan hasil keuntungan yang di-
Seiring berjalannya kegiatan operasional yang di- peroleh selain sebagai komitmen perusahaan den-
lakukan seperti telah disinggung di atas, sering gan adanya kontribusi bagi penerimaan negara.
terdapat beberapa kendala yang menjadikan plan Bagi pemerintah RKAB dijadikan sebagai acuan
direkomendasikan untuk dilakukan revisi. Revisi untuk melakukan kontrol dan monitoring serta
persetujuan RKAB paling lambat diajukan kepada evaluasi terhadap kinerja perusahaan sebagai wu-
pemerintah pada akhir Triwulan III Revisi yang di- jud komitmen perusahaan yang berkontribusi bagi
ajukan paling lambat pada pertengahan bulan negara.
pada bulan terakhir di Triwulan III tahun berjalan. Untuk melakukan penilaian kinerja atas ke-
Dengan demikian, ada waktu luang untuk meng- berhasilan pelaksanan RKAB sedang disusun suatu
koordinasikan waktu yang tepat untuk presentasi pedoman penilaian kinerja perusahaan tambang
pembahasan revisi yang diajukan oleh perusahaan dengan metode scoring keberhasilan RKAB.
yang bersangkutan. Revisi yang diajukan harus re-
levan dengan aspek yang telah ada di Persetujuan
RKAB dan harus proporsional dengan kondisi yang
ada di perusahaan yang bersangkutan. Jika revisi
Persetujuan RKAB telah disetujui, maka perusahaan
yang bersangkutan wajib untuk melaksanakan ke-
giatan yang mengacu kepada hasil revisi Persetu-
juan RKAB yang baru.

Sanksi
Dalam proses kontrol pemerintah dalam kegiatan
operasional penambangan ada kalanya terdapat
deviasi dalam realisasinya dengan rencana yang
telah disetujui. Deviasi tersebut biasa terjadi karena
kendala dalam realisasi kegiatan operasional di la-
pangan. Faktor cuaca berupa tingginya angka curah
hujan sering menjadi kendala selama ini, disam-
ping adanya faktor lain seperti terkendala dengan
Kehutanan (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan, Izin

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 7


ARTIKEL MINERBAPABUM

Mengatasi Permasalahan
Lingkungan Pertambangan
Akibat Kolam Pengendap

Y. Sulistiyohadi, ST
(Staff Subdit Lindungan Lingkungan Pertambangan)

K
eunikan penambangan di Indonesia adalah curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi. Hal ini
menjadi suatu tantangan bagi engineer di lapangan dalam melakukan kegiatan penambangan. Pada
beberapa contoh kasus produksi tidak tercapainya dari yang direncanakan akibat perilaku hujan dan
anomali curah hujan. Penyimpangan perilaku hujan tersebut membawa dampak pada tidak sesuainya de-
sain saluran drainase yang sudah ada. Ditambah lagi kapasitas kolam pengendap tidak mampu mengolah
air buangan (over capacity).
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis membahas teknik perancangan kolam pengendap agar dapat
membantu dalam perancangan kolam pengendap untuk mengatasi permasalahan pencemaran air di per-
tambangan.

8 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Perbandingan intensitas hujan beberapa negara dengan beberapa wilayah di Indonesia

6
.
000

4
95
6
5
.
000
mm)

4
.
000 3
76
7
3
49
2
a
nl(

3
01
6
fl

3
.
000
a
R
i

2
39
2

2
.
000
1
41
6

1
.
0007
44 8
65
6
29 6
70

2
8
0

A
u
st
r
al
ia(
Pe
rt
h) C
a
na
d
a
P
e
ru S
o
ut
hAf
r
ic
a
C
h
i
na(
Zhe
n
gz
ho
u) B
r
az
i
l
I
ndo
n
es
i
a-
Su
ma
t
er
a(
30
16
mm
) I
ndo
n
es
i
a-
Ka
li
man
t
an
(3
7
67
mm
)
I
ndo
n
es
i
a-
Su
la
we
s
i(
34
92
mm
) I
ndo
n
es
i
a-
Mal
uku
(
23
92
mm
)
I
ndo
n
es
i
a-
Pa
pu
a
(4
9
56
mm
)

Sumber : www.climatetemp.info dan BMG Indonesia

Intensitas Hujan dengan Brazil, yang samasama mempunyai predi-


kat hutan hujan tropis. Intensitas hujan merupakan
Intensitas hujan didefinisikan sebagai jumlah hujan tantangan serius yang dihadapi oleh para penam-
yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume bang di Indonesia, dibandingkan dengan menam-
hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan bang di negara lain.
berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hu-
jan dan frekuensi kejadiannya. Nilai intensitas hujan
diperoleh dengan cara melakukan analisis data hu- Sistem Drainase
jan baik secara statistik maupun secara empiris.
Air hujan akan mengalir sebagai aliran permu-
Intensitas hujan di Indonesia termasuk dalam kaan (run off). Sebagian terserap secara infiltrasi ke
kategori tinggi, yakni 2.0005.000 mm/tahun. Seba- dalam tanah dan sebagian lagi berhubungan lang-
gai bahan perbandingan, curah hujan di beberapa sung dengan permukaan tanah lalu terbawa secara
lokasi tambang disajikan dalam grafik perbandin- gravitasi sepanjang permukaan menjadi aliran per-
gan intensitas hujan di beberapa negara. mukaan. Aliran permukaan memerlukan saluran
Grafik di atas menggambarkan bahwa intensi- yang disebut dengan saluran drainase.
tas hujan di Indonesia dua kali lipat dibandingkan Drainase (drainage) berasal dari kata kerja to

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 9


Kegiatan pertambangan
dengan metode
penambangan terbuka
seperti yang dilakukan
hampir 95 persen di
negara kita, menyumbang
kontribusi besar erosi dan
sedimentasi

drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan 3. Tanah yang dilanda banjir oleh akibat melu-
air. Drainase adalah terminologi yang digunakan apnya sungai selama waktu tertentu. Hal ini ter-
untuk menyatakan sistemsistem yang berkaitan jadi karena adanya hujan lebat di daerah yang
dengan penanganan masalah kelebihan air, baik lebih tinggi. Keadaan banjir ini disebut banjir
diatas maupun dibawah permukaan tanah . kiriman. Daerah yang sering dilanda banjir in-
iadalah daerah lembah sungai yang elevasinya
Drainase diperlukan untuk membuang aku-
lebih rendah dari tebing sungainya.
mulasi air yang berlebihan, baik yang berada dalam
permukaan tanah maupun yang berada pada 4. Tanah yang mempunyai kedalaman permukaan
lapisan bawah permukaan tanah. Drainase mutlak air tanah sangat kecil, bahkan kadang-kadang
diperlukan pada daerah dan kondisi sebagai beri- nol, sehingga becek. Daerah ini biasanya terle-
kut: tak di bawah perbukitan yang berhutan lebat
dan tanahnya pasir. Juga sering terdapat pada
1. Tanah berlereng atau memiliki kemiringan be-
daerah lembah sungai/danau dan daerah pa-
sar. Aliran dalam daerah ini biasanya tinggi yang
sang surut.
sering terjadi erosi, apalagi tanahnya gembur
atau lembek yang mempertinggi terjadinya an-
caman erosi. Erosi dan Padatan Terlarut
2. Tanah yang dilanda banjir limpasan (aliran air Kegiatan pertambangan dengan metode penam-
permukaan yang berlebihan), karena kurangnya bangan terbuka seperti yang dilakukan hampir 95
saluran drainase permukaan serta persyaratan- persen di negara kita, menyumbang kontribusi be-
nya. Biasanya terdapat pada tanah yang datar, sar erosi dan sedimentasi. Permukaan tanah pada
cekungan dan kedap (tanah liat). Akumulasi air umumnya berhumus, bersifat porus, dan daya ikat
permukaan yang berlebihan ini oleh akibat hu- antar partikel lemah. Kondisi tersebut diperkuat
jan lebat pada daerah setempat. Untuk ini perlu dengan intensitas hujan tinggi sehingga mem-
diatasi dengan sarana saluran drainase permu- percepat pelarutan partikel humus/tanah pucuk
kaan yang memadai. menuju bagian permukaan tanah yang lebih ren-

10 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


dah. gendap sangat sempit, tidak sesuai dengan
debit air buangan yang harus diolah dan syarat
Padatan terlarut (suspended solid) didefinisi-
minimum kolam pengendap agar dapat men-
kan sebagai partikel padat kecil yang keberadaan-
gendapkan partikel terlarut (TSS).
nya tetap/tidak terpengaruh dalam koloid. Padatan
terlarut pada kegiatan pertambangan disebabkan 4. Waktu tinggal partikel terlarut tidak sesuai den-
oleh pembukaan lahan, penempatan tanah pucuk gan karakteristiknya, karena kolam yang terse-
yang tidak dilengkapi dengan sarana pengendali dia tidak cukup besar.
erosi, serta penempatan batuan penutup di luar pit
5. Luas permukaan yang tidak sesuai dengan de-
(out pit dump). Kualitas padatan terlarut dipenga-
rajat pengolahan yang harus dipenuhi, karena
ruhi oleh sifat dan karakteristik tanah dan batuan
pada umumnya desain kolam pengendap tidak
yang dipindahkan. Karakteristik ini pula yang mem-
mencakup luas permukaan yang harus tersedia.
bedakan kualitas Total Suspended Solid (TSS) pada
air buangan (baca: limbah) domestik dan air buan- 6. Dapat dianggap bahwa 99 persen perancangan
gan industri, dengan air buangan pada kegiatan kolam pengendap yang dilakukan saat ini tidak
pertambangan. didahului dengan riset laboratorium melalui uji
karakteristik partikel pengendapan.
7. Perancangan kolam pengendap tidak mem-
Kolam Pengendap pertimbangkan berapa debit air buangan yang
Kolam pengendap sering kita dengar dalam setiap akan diolah, sehingga kapasitas pengolahan
diskusi permasalahan teknis dan lingkungan dalam kolam pengendap seringkali tidak sesuai den-
dunia pertambangan. Kolam pengendap meru- gan beban yang harus diolah.
pakan sarana penunjang dalam pertambangan,
8. Air yang mempunyai zeta potensial tinggi me-
sebagai komponen penting terhadap by product
nyebabkan ikatan antar partikel stabil sehingga
kegiatan pertambangan.
tidak mudah untuk diendapkan.
Keberlangsungan kegiatan pertambangan se-
9. Kolam pengendap akan mempunyai produk
cara tidak langsung ditentukan oleh kinerja kolam
samping yaitu lumpur (hasil pengendapan).
pengendap. Disebutkan demikian karena kolam
Pada umumnya operator di lapangan tidak se-
pengendap merupakan salah satu parameter uta-
cara rutin melakukan pengerukan lumpur, kare-
ma kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan
na tidak tersedianya sarana yang cukup, atau
dalam memenuhi baku mutu lingkungan yang
jumlah lumpur yang mengendap lebih cepat
ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan pertamban-
dari waktu yang diperkirakan.
gan dapat berhenti sementara maupun permanen
akibat dihentikan oleh Inspektur Tambang, karena
kolam pengendap tidak berfungsi optimal sehing-
Edisi selanjutnya akan dibahas secara teknis
ga effluen yang dihasilkan melebihi baku mutu yang
mengapa waktu tinggal, debit masuk, luas permu-
ditentukan. Dengan kata lain kegiatan pertamban-
kaan, dan zeta potensial berpengaruh terhadap ke-
gan tersebut telah mencemari lingkungan (biota
berhasilan suatu kolam pengendap dalam menge-
air) karena telah melebihi baku mutu limbah cair.
lola air buangan pertambangan.
Beberapa kegagalan kolam pengendap dalam
mengelola air buangan pertambangan disebabkan
oleh faktorfaktor sebagai berikut :
1. Partikel pencemar padatan terlarut (TSS) mem-
punyai konsentrasi tinggi yang tidak sesuai den-
gan beban pengolahan kolam pengendap yang
tersedia.
2. Jumlah debit air buangan yang masuk ke kolam
pengendap terlalu besar, sehingga tidak sesuai
dengan desain kolam.
3. Lahan yang tersedia untuk fasilitas kolam pen-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 11


ARTIKEL MINERBAPABUM

Ketika Pascatambang
Sudah Menjadi Isu Dunia
Catatan dari 5th International Conference on Mine Closure,
23-26 November 2010 Vina del Mar, Chi

Ir. Sujatmiko
(Kasubdit Lindungan Lingkungan Mineral dan Batubara, Ditjen Minerba, KESDM)

Djajat, ST
(Staf Subdit Lindungan Lingkungan Mineral dan Batubara, Ditjen Minerba, KESDM)

P
enutupan tambang atau yang dikenal juga Terdapat tiga perusahaan tambang dari In-
dengan istilah pascatambang (mine closure) donesia menjadi peserta dalam konferensi kali
telah menjadi isu dunia saat ini. Hal ini ter- ini, yaitu PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT), PT
bukti dari semaraknya penyelenggaraan konferensi Newmont Minahasa Raya (PTNMR) dan PT Freeport
internasional Mine Closure 2010 (MC10) di Vina del Indonesia (PTFI). PTNMR mengikuti pameran poster
Mar, Chile. Belum lama berselang, negeri ini men- dengan judul The Use of Life Stake to Facilitate
jadi sorotan dunia karena kisah keberhasilan pe- Tree Growth in the Openings of an Ex-Mining Land:
nyelamatan 33 penambang yang terperangkap di Newmont Minahasa Raya Inc. Case Study. Sedang-
tambang dalamnya. kan PTFI menyajikan makalah mengenai rencana
pascatambangnya dengan judul Closure Planning
Tercatat sebanyak 64 makalah dari 18 negara
for a Long-Lived Copper and Gold Mining Opera-
disajikan dalam konferensi ini. Konferensi penutu-
tion in Papua, Indonesia.
pan tambang ini merupakan yang kelima kalinya
diselenggarakan oleh The Australian Centre for Secara garis besar MC10 terdiri dari dua acara
Geomechanics and the Centre for Land Rehabili- utama, yaitu presentasi makalah dan pameran
tation at the University of Western Australia dan poster. Presentasi makalah dapat dikelompokkan
direncanakan untuk tahun 2011 akan diselenggara- menjadi beberapa sesi utama yaitu:
kan di Alberta, Kanada. Designing, Planning and Financing Closure
Peserta konferensi adalah perusahaan tam- Stakeholder engagement and Community Devel-
bang, peneliti, konsultan, wakil pemerintah dan opment
lembaga swadaya masyarakat (LSM). Melalui ajang Mine site reclamation and rehabilitation
ini diharapkan terjadi pertukaran informasi men- Phytostabilisation dan Phytoremediation
genai perkembangan isu-isu terbaru, pengalaman, Acid and Neutral Rock Drainage
praktik terbaik (best practices) serta dinamika krite- Mining Legacies and Relinquishment
ria-kriteria penutupan tambang yang berkembang. Cover Design Construction and Monitoring

12 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Legacy-based Framework for Mine closure sebagai tailings storage facility (TSF) Proyek Anta-
Tailings Deposits Closure paccay.
Recent Closure Case Studies
Stakeholder Engagement and Community
Dalam tulisan ini, penulis mencoba menyari- Development
kan beberapa hasil paparan konferensi yang men-
arik. Semoga selanjutnya seri tulisan dengan topik Menarik untuk dicermati bahwa topik ini menjadi
spesifik lainnya akan berlanjut dengan kedalaman sesi preliminary yang diikuti seluruh peserta. Pada
materi yang lebih jauh. konferensi kali ini, tampak sekali penekanan pent-
ingnya stakeholder engagement dan community
Pemaparan makalah dimulai oleh presentasi development. Salah satu poin penting yang perlu
mengenai studi kasus tambang China Clay (kaolin) dicatat adalah stakeholder engagement harus terus
di Cornwall, Inggris. Bekas tambang yang ada di- menerus terintegrasi dalam rencana pascatam-
ubah menjadi suatu pusat kebudayaan baru. Pada bang.
tempat baru ini berlangsung berbagai macam keg-
iatan, antara lain penyelenggaraan event dan kon- Makalah yang dibawakan oleh Post-Mining
ferensi, pertunjukan musik dan seni, hingga taman- Alliance, Eden Project, Inggris; cukup memberikan
taman yang berfungsi sebagai pusat penelitian dan ide yang segar mengenai pendekatan kreatif dalam
konservasi. Singkat cerita, Eden Projectnama stakeholder engagement. Tea and cake, itulah isti-
proyek pascatambang ini, telah menjadi suatu pu- lah yang mereka namakan untuk proses konsultasi
sat kebudayaan baru, sesuatu yang unik dan men- pascatambang di tambang China Clay (kaolin),
ginspirasi, terlebih lagi proyek ini diklaim sebagai Cornwall. Ringkasnya mereka menyelenggarakan
salah satu proyek yang dibangun berdasarkan amal suatu festival atau pesta rakyat dengan memban-
(charity) dan bukan bermotif ekonomi belaka. gun stand-stand kecil yang didekorasi secara kreatif
berdasarkan topik tertentu. Stakeholders (dianta-
Planning and Financing Closure ranya komunitas sosial, sekolah, komunitas usaha)
kemudian diundang untuk menghadiri festival
Makalah yang disusun A.M. Paulino et al (2010) tersebut dan didorong untuk bebas mengemu-
memberikan pencerahan paradigma baru, yaitu kakan aspirasi, gagasan dan harapan terkait pas-
rencana pascatambang dapat menjadi powerful ctambang. Media-media yang digunakan adalah
tool untuk perencanaan tambang dan penghema- question cards, voting stickers, penempelan bendera
tan biaya. Logikanya, keputusan-keputusan yang pada peta geografi lokal hingga pemilihan prioritas
diambil pada awal perencanaan tambang akan hal-hal yang penting bagi komunitasnya dengan
signifikan mempengaruhi biaya pascatambang. alat bantu. Dalam kasus ini perusahaan dituntut
Dengan mengidentifikasi critical closure cost, maka untuk mendengar dan mencatat respon dari stake-
perusahaan tambang didorong untuk mempela- holders.
jari dan menerapkan pendekatan alternatif pas-
catambang. Pendekatan alternatif pascatambang Ide yang bisa kita jadikan pelajaran dari Eden
tersebut membutuhkan perubahan dalam desain Project ini adalah bagaimana stakeholder engage-
tambang, perencanaan dan operasi namun dapat ment bisa dilakukan dengan pendekatan kultural
berujung pada penghematan biaya pascatambang. kreatif dan tidak hanya berbentuk sosialisasi atau
Kesimpulan ini merupakan suatu paradigma baru rapat massal. Kita bisa merancang suatu proses kon-
yang cukup menarik untuk didiskusikan lebih lan- sultasi dengan gaya yang localized tanpa mengesa-
jut. mpingkan aspek legalitas proses konsultasi terse-
but.
Hal yang menarik lainnya adalah mengenai
integrasi pascatambang dengan proyek yang baru Dari semua paparan makalah dalam sesi ini ter-
akan dimulai yaitu studi kasus integrasi rencana dapat ide universal yang sama bahwa untuk men-
pascatambang Proyek Tintaya ke dalam pengem- capai stakeholder engagement yang sukses, proses
bangan Proyek Antapaccay. Keduanya dimiliki konsultasi harus dilakukan secara:
oleh Xstrata Copper di Peru. Idenya adalah dengan Sedari dini dan sesering mungkin
mengintegrasikan proses dan fasilitas kedua proyek
tambang yang berjarak 12 km tersebut. Salah satu Aktif membangun cara supaya stakeholders ikut
praktiknya adalah dengan penggunaan pit Tintaya merasa memiliki terhadap proyek tambang
yang berlangsung

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 13


Memastikan bahwa komunikasi terbuka untuk rah referensi.
semua dan jelas
3. Campuran bibit yang digunakan harus terdiri
Invest time, not just dollars dari minimal 10 spesies yang umum ditemukan
di daerah tersebut, mewakili 2 bentuk kehidu-
Listen first, talk later
pan dan sampel vegetasi penutup harus me-
Membiarkan stakeholders memutuskan hal apa menuhi satu dari dua uji sebagai berikut:
yang penting untuk mereka Sampel mengandung 3 jenis rumput liar
Adanya keinginan untuk mengubah rencana yang tidak berbahaya (non-noxious weed
pascatambang seiring dengan arah proses kon- species) dengan komposisi lebih dari 2
sultasi yang makin intensif persen.
Sampel mengandung 50% jumlah rumput
Mine Site Reclamation and Rehabilitation liar yang tidak berbahaya (non-noxious
Makalah dari J.A. Drake et al (2010) menawarkan weed species) di daerah referensi dengan
konsep kerangka kerja (framework) rehabilitasi ben- komposisi lebih dari 2 persen.
tang alam (landscape) dalam rekayasa ekosistem Terkait dengan masa pemantauan pascatam-
pasctambang. Konsep tersebut dapat diseder- bang, perlu diketahui juga bahwa banyak tambang
hanakan dalam satu akronim LFSC (landscape, func- di negara lain menerapkan waktu pemantauan
tion, structure and composition). Dalam satu desain pascatambang (post-closure monitoring) yang lama
ekosistem khususnya pascatambang, perlu mem- seperti contohnya Tambang Ok Tedi, Papua Nugini
pertimbangkan empat dimensi kunci ini yaitu LFSC. dengan waktu pemantauan selama 30 tahun. Be-
Kerangka kerja ini ditujukan sebagai pendekatan gitu juga PT Freeport Indonesia yang ikut menyaji-
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kan makalah mengenai rencana pascatambangnya,
rehabilitasi tambang. Kerangka kerja ini diklaim menerapkan waktu pemantauan sekitar 50 tahun.
sudah mulai digunakan dalam industri dan direko-
mendasikan untuk digunakan oleh regulator dalam Temuan yang juga menarik adalah teknik
mengevaluasi pascatambang di negaranya masing- penggunaan gipsum (CaSO4.2H2O) dan mulsa
masing. dalam rehabilitasi daerah lereng disimpulkan cu-
kup efektif (pada tahapan awal) untuk meningkat-
Dari ide kerangka kerja rehabilitasi tambang kan komposisi kimia dan stabilitas tanah (J.K Smits
lahirlah topik kriteria keberhasilan reklamasi, ses- et al, 2010). Untuk tahapan selanjutnya direkomen-
uatu yang sangat penting dibahas oleh para prak- dasikan untuk meningkatkan penggunaan gipsum
tisi dan juga regulator. Dalam makalah yang disajik- per luasan hektarnya .
an oleh S.R. Viert et al (2010), dipaparkan mengenai
prosedur evaluasi reklamasi yang diterapkan oleh Phytostabilisation dan Phytoremediation
Barrick Gold Corp. di Kanowna Belle Mine, Australia
Sesi ini berbicara mengenai vegetasi lahan bekas
Barat. Secara garis besar prosedur yang diterapkan
tambang terutama di dua negara dengan tradisi
adalah information control, evaluasi tanah, evaluasi
tambang yang kuat yaitu Afrika Selatan dan Kana-
kestabilan tanah, performa revegetasi, pelaporan
da. Afrika Selatan sebagai negeri yang kaya dengan
yang konsisten dan informatif serta pengemban-
sumberdaya mineralnya tengah giat melakukan
gan dan kepatuhan terhadap kriteria keberhasilan
penelitian mengenai potensi peruntukan lahan
reklamasi. Makalah ini menekankan vitalnya ma-
pascatambang khususnya perkebunan. Dua maka-
salah pelaporan karena menyangkut feedback dan
lah dipaparkan pada konferensi ini, yang pertama
perbaikan seiring dengan proses reklamasi-revege-
mengenai identifikasi potensi ekonomi dan sisi ke-
tasi yang dilakukan. Melalui makalah ini disebutkan
amanan konsumsi pada tumbuhan yang hidup di
juga kriteria keberhasilan reklamasi yang digunak-
daerah tambang dan bekas tambang. Penelitian
an adalah:
kedua adalah mengenai potensi ekonomi tumbu-
1. Prediksi soil loss dari daerah reklamasi 110% han Anacardiaceae yang hidup di daerah tailing
dari prediksi soil loss daerah referensi serta tren termasuk diantaranya mengenai waktu yang paling
erosi harus stabil baik untuk melakukan panen tumbuhan tersebut.
2. Total ground cover di daerah reklamasi sekitar Pengalaman yang menarik dipaparkan dalam
60-90% dari total ground cover vegetasi di dae- makalah yang dibawakan oleh A.S Lock et al (2010).

14 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Proyek yang dilakukan adalah mengubah daerah Legacy-based Framework for Mine Closure
yang tadinya merupakan tailings impoundment
Kerangka kerja berbasiskan peninggalan (legacies)
menjadi lahan perkebunan sebagai sumber biofuel
pascatambang merupakan paradigma baru yang
di daerah Ontario, Kanada. Tanaman yang digunak-
berkembang dari perhatian para stakeholders ter-
an adalah canola, jagung dan varietas rumput-rum-
hadap dampak sosial dan lingkungan yang ditim-
putan lain yang merupakan bahan baku untuk bio-
bulkan proyek-proyek tambang. Sebagai hasil dari
fuel. Cover atau sistem lapisan penutup tailing yang
pergeseran kultur bisnis ini, perencanaan pasca-
diterapkan adalah biosolids yang terdiri dari pulp
tambang telah berevolusi menuju suatu titik dima-
and paper dengan kedalaman 0,5-1 m. Penelitian
na dimensi sosial dan lingkungan ikut terintegrasi
yang dilakukan menemukan fakta bahwa biosol-
ke dalam daur hidup tambang (mine life cycle). Per-
ids cover bertindak sebagai hydraulic barriers yang
encanaan pascatambang dimulai dari tahapan awal
efektif yang membatasi penetrasi air menuju tailing
setiap proyek tambang dan saat ini dikenal sebagai
sehingga menurunkan potensi terjadinya pelindian
bagian inheren dari desain konseptual tambang.
logam. Kunci keberhasilan proyek ini terletak pada
pemilihan metode cover, ketebalan cover, pemili- Bisnis ekstraksi sumberdaya alam atau lebih
han jenis tanaman dan karakteristik material cover. spesifiknya bisnis pertambangan didasari oleh
efisiensi penggunaan dan konversi bahan galian
Selain itu dibahas juga mengenai phytoreme-
dengan tujuan mengubah bahan galian menjadi
diasi menggunakan tumbuhan metallophytes, yaitu
komoditas. Tujuan utama dari perusahaan tam-
tumbuhan yang memiliki sifat toleransi, adaptasi
bang adalah mengkapitalisasikan nilai bahan
dan survival tinggi di daerah yang terkontamina-
galian dalam rangka memaksimalkan return on in-
si logam. Dan yang penting kita ketahui bahwa
vestement (ROI). Namun, keberlanjutan dari bisnis
ternyata jenis-jenis metallophytes bisa dijumpai di
pertambangan atau lebih khusus lagi perusahaan
Indonesia, misalkan Brackenridgea palustris, Phyl-
tambang, tidak hanya bergantung pada sharehold-
lanthus insulae, Glochidion aff. acustylum dan Ri-
er value tapi juga sangat bergantung pada reputasi
norea javanica.
perusahaan. Cara masyarakat menilai reputasi pe-
Tailings Deposits Closure rusahaan tambang sekarang adalah dengan me-
nilai kinerja pengelolaan lingkungan sepanjang
Dalam konferensi ini terdapat pemaparan bebera- operasi dan lebih jauh lagi dengan peninggalan/
pa studi kasus pascatambang tailings deposit antara warisan (legacies) pascatambangnya. Perencanaan
lain pascatambang tailings storage facility (TSF) di pascatambang yang progresif telah menjadi isu
Australia Barat yang dipaparkan oleh K. Bonstrom utama dan jalan utama bagi perusahaan tambang
et al (2010). Aspek kunci yang berusaha ditekankan untuk mempertahankan reputasi dan mendapat-
dalam makalah ini adalah desain final landform, en- kan social licence untuk beroperasi.
hanced moisture store serta cover system. Beberapa
kriteria kunci dalam hal desain cover juga dijelaskan Sebagai penutup, penyelenggaraan konferensi
dengan cukup rinci dalam paparan tersebut. ini mengingatkan kita bahwa pascatambang sudah
menjadi isu dunia. Penulis mengajak stakeholders
Paparan yang menarik juga disajikan oleh I. pertambangan Indonesia untuk menjadi bagian
Jantzer et al (2010). Makalah ini mencoba menja- dari dinamika, pertukaran informasi/pengetahuan
wab pertanyaan mendasar terkait desain konstruksi dan berbagi praktik terbaik di dalamnya. Dan tak
tailings dam yang dipersiapkan untuk jangka waktu lupa penulis ingatkan kembali untuk memandang
yang lama, yaitu perhitungan besaran critical hy- rencana pascatambang dengan paradigma baru
draulic gradients. yaitu rencana pascatambang harus menjadi alat
Dalam sesi ini juga dijelaskan mengenai Wet- yang digunakan untuk meminimalisasi negative
lands sebagai solusi untuk pascatambang tailing legacies dan memaksimalkan positive legacies.
dams (M. Namba et al, 2010) yang menjelaskan Salam Hijau!!
mengenai studi kasus pascatambang tiga tailings
Disusun, diterjemahkan dan dikompilasi dari Mine Closure 2010:
dam di Minas Gerais, Brazil. Kesimpulan dari pa- Proceedings of the Fifth International Conference on Mine Closure
paran ini adalah wetlands menjadi solusi alternatif
pada pascatambang tailings deposit.

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 15


ARTIKEL MINERBAPABUM

Energi untuk
Kini dan Akan Datang

Parlindungan Sitinjak, S.T.


(Calon Perencana pada Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi)

S
emua kegiatan menggunakan energi. Mu- gas karbon, mendorong manusia mencari sumber
lai dari kegiatan bertani dan memanggang energi non fosil yang terbarukan (renewable). Con-
hasil buruan melalui panas yang dihasilkan tohnya, air, angin, bahan bakar nabati, panas bumi
dari gesekan batuan pada jaman kehidupan prase- dan uranium.
jarah, hingga kegiatan bekerja, menonton televisi,
Indonesia sebagai bagian dari komunitas in-
masakan yang disuguhkan di meja makan. Bahkan
ternasional memiliki peran dan tanggungjawab
untuk menghasilkan suhu ruangan yang sejuk pada
dalam penggunaan energi. Indonesia dikenal se-
kehidupan masa kini tetap tidak terlepas dari ke-
bagai negara yang memiliki sumber daya energi
beraaan energi.
yang besar antara lain: minyak bumi, gas bumi, ba-
Energi menjadi unsur penting kehidupan umat tubara, air, dan panas bumi yang dapat dilihat pada
manusia dan menjadi bagian tak terpisah dari ke- berikut.
hidupan itu sendiri. Pada sisi lain, berkembangnya
Tabel Sumber Daya dan Cadangan Energi Indonesia
jumlah penduduk dunia diikuti oleh kebutuhan
energi yang semakin besar pula. Umat manusia NO ENERGI FOSIL SUMBER DAYA CADANGAN
berlomba-lomba untuk mencari sumber energi. 1 Minyak Bumi (miliar barel) 56,6 8,2
Awalnya perlombaan energi terjadi pada energi 2 Gas Bumi (TSCF) 334,5 170
fosil, seperti minyak, gas dan batubara. Ternyata, 3 Batubara (miliar ton) 104,76 20,98
sumber energi fosil yang tidak terbarukan (unre- 4 Coal Bed Methane/CBM 453 -
newable) dirasakan masih belum cukup. Ditambah (TSCF)
lagi dengan isu pemanasan global akibat emisi 5 Tenaga Air 75.670 MW 4.200 MW

16 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Intensitas Energi dan Konsumsi per Kapita
4
50 6
.
00

4
00 5
.
47
5
.
00
3
50

3
00 4
.
00

2
50 3
.
30
3
.
163
.
00
2
00 2
.
74

1
50 2
.
00

1
00 1
.
48
0
.
97 1
.
00
5
0
0
.
38
0 0
.
00

I
nte
ns
i
tas
Ene
r
gi K
on
s
ums
ip
er
Kap
i
ta

(Rencana Strategis Kementerian ESDM, 2010)

NO ENERGI FOSIL SUMBER DAYA CADANGAN Intensitas energi adalah energi yang dibutuh-
6 Panas Bumi 27.670 MW 1.052 MW kan untuk meningkatkan Gross Domestic Product
7 Mini/Micro Hydro 500 MW 86,1 MW (GDP) atau produk domestik bruto. Dengan kata
8 Biomass 49.810 MW 445 MW lain, semakin efisien suatu negara ditunjukan den-
9 Tenaga Surya 4,80 KWH/M2/hari 12,1 MW gan intensitas energi yang semakin kecil. Perband-
10 Tenaga Angin 9.290 MW 1,1 MW
ingan nilai intensitas energi pada beberapa negara
11 Uranium 3.000 MW 30 MW
dapat dilihat pada grafik di atas.

Selain dikenal sebagai negara dengan sumber Pemakaian energi di Indonesia menurut sektor
daya energi yang melimpah, Indonesia merupakan untuk tahun 2006 didominasi oleh tiga sektor uta-
salah satu negara dengan jumlah penduduk terbe- ma yaitu: sektor industri 41%, diikuti sektor trans-
sar di dunia. Sensus Penduduk tahun 2010 menun- portasi 38%, dan sektor rumah tangga 21% yang
jukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 secara rinci untuk periode tahun 2000-2006 dapat
juta (BPS, 2010). Jumlah penduduk yang besar ini dilihat pada tabel di bawah ini.
tentu membutuhkan energi yang besar juga. Aki- Tabel Persentase Pemakaian Energi Menurut Sektor
batnya, pemerintah harus menjamin ketersediaan Tahun 2000-2006
energi bagi masyarakat dalam melaksanakan keg-
iatan sehari-hari dan untuk pembangunan. TAHUN INDUSTRI RUMAH TRANSPORTASI
TANGGA
Selain faktor jumlah penduduk dan kebutuhan 2000 36,40 26,95 36,65
sumber daya energi, penggunaan energi oleh ma- 2001 38,71 24,98 36,30
syarakat Indonesia saat ini dipengaruhi juga oleh 2002 40,58 23,90 35,52
budaya penggunaan energi yang kurang efisien. 2003 38,47 23,51 38,01
Hal ini ditandai dengan nilai intensitas energi Indo- 2004 39,08 22,39 38,53
nesia yang tinggi yakti: 401 TOE (ton oil equivalent). 2005 39,36 22,09 38,55
2006 40,61 21,45 37,94
Indeks ini relatif tinggi bila dibandingkan dengan
(Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Kementerian ESDM)
Malaysia 335 TOE/juta dolar AS dan negara maju
yang tergabung dalam OECD 136 TOE/juta dolar AS.

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 17


Permasalahan Analisis Permasalah
Sumber daya energi yang ada harus dimanfaatkan Permasalahan akan dianalisis dengan menggu-
untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kita saat nakan Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metoda
kini dan anak cucu kita yang akan datang. Kehidu- analisis untuk melihat suatu permasalahan/topik
pan anak cucu kita untuk masa yang akan datang dengan cara pandang dari empat sisi yaitu: kekua-
juga memerlukan energi untuk peradaban kehidu- tan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
pannya. Kemampuan daya dukung lingkungan (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis ini
bumi dengan berbagai aktivitas manusia juga se- dibuat oleh Albert Humprey saat memimpin proyek
makin berkurang. riset di Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-
an dan 1970-an dengan menggunakan data peru-
Budaya melakukan konservasi energi meru-
sahaan-perusahaan Fortune 500 (wikipedia.org).
pakan upaya yang dapat dilakukan dari hal-hal
sederhana dan menjadi gaya hidup (lifestyle) oleh Analisis SWOT dalam permasalahan konser-
seluruh stakeholder. Mulai dari pribadi, keluarga, vasi energi ini diawali dengan menetapkan tujuan
masyarakat, pelaku usaha penghasil energi, dan analisis yaitu: mengembangkan konservasi energi
pelaku usaha pengguna energi sesuai perannya bagi pribadi, keluarga, masyarakat, pelaku usaha
masing-masing. Konservasi energi akan mengupas penghasil energi dan pelaku usaha pengguna en-
permasalahan yang diinventarisir terbagi menjadi ergi mendukung energi untuk kini dan yang akan
tiga aspek konservasi yaitu pada: datang.

1. Aspek penyediaan energi (sisi hulu)


Permasalahan aspek penyediaan energi antara lain: Strengths Weaknesses
keterdapatan sumber daya energi, sumber daya
energi kualitas rendah/marginal, tingginya biaya
ekplorasi sumber energi, proses penambangan,
teknologi penambangan, kehilangan (losses) saat Opportunities Threats
pengolahan dan pengangkutan energi

Bagan Analisis SWOT


2. Aspek penggunaan energi (sisi hilir)
Permasalahan aspek penggunaan energi antara
lain: jarak lokasi pengguna energi dengan sumber Analisis SWOT dilakukan dengan mengiden-
energi yang jauh, teknologi mesin pengguna ener- tifikasi faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor
gi terutama industri dan pembangkit listrik, harga yang tidak mendukung dalam pencapaian tujuan
pembelian energi di dalam negeri relatif lebih ren- konservasi energi sebagaimana diuraikan masing-
dah dibanding harga ekspor, pengalokasian subsidi masing sebagai berikut.
energi kepada kelompok masyarakat yang tidak te-
pat, dan terbatasnya infrastruktur energi
1. Analisis SWOT pada Aspek Penyediaan En-
ergi (sisi hulu)
3. Aspek gaya hidup (sisi budaya)
Berdasarkan tabel SWOT yang ada di halaman
Permasalahan aspek gaya hidup penggunaan en- setelah ini, konservasi energi pada aspek penyedi-
ergi merupakan permasalahan yang kerap kita aan energi dilakukan melalui:
alami dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan
aspek gaya hidup antara lain: penggunaan lampu 1. Meningkatkan sumber daya energi yang dimi-
yang dibiarkan menyala meski tidak digunakan, bu- liki dengan mendorong kegiatan eksplorasi dan
daya penggunaan kendaraan pribadi, penyesuaian memanfaatkan teknologi eksplorasi
penggunaan jenis bahan bakar ke energi yang le- 2. Memanfaatkan letak strategis Indonesia dalam
bih murah, dan harga energi yang murah. mengekspor energi

18 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Tabel Analisis SWOT Aspek Penyediaan Energi (Sisi Hulu)
Strengths Weaknesses
a. Masih bertumpu pada sumber daya fosil
a. Sumber daya energi banyak b. Keterdapatan sumber daya energi di daerah ter-
b. Letak Indonesia strategis di antara kawasan Asia pencil
dan Pasifik c. Rendahnya kegiatan eksplorasi
d. Kehilangan (losses) saat penambangan, pengola-
han dan pengangkutan bahan energi

Opportunities Threats
a. Sumber daya energi kualitas rendah/marginal a. Fluktuasi harga minyak bumi di pasar internasi-
dan banyak dan belum optimalkan onal
b. Penggunaan teknik penambangan yang baik b. Semakin menipisnya cadangan BBM meningkat-
dan benar dan teknologi eksplorasi kan impor BBM
c. Penggunaan energi panas bumi untuk mendu-
kung pengurangan emisi karbon

Tabel Analisis SWOT Aspek Penggunaan Energi (Sisi Hilir)


Strengths Weaknesses
a. Pengguna energi dapat memilih jenis energi a. Jarak lokasi pengguna energi dengan sumber en-
b. Pertumbuhan ekonomi memerlukan energi ergi jauh
c. Program percepatan listrik 10.000 MW Tahap I b. Harga pembelian energi industri dalam negeri
dan 10.000 MW Tahap II relatif lebih rendah
c. Terbatasnya infrastruktur energi

Opportunities Threats
a. Pengembangan teknologi industri dan pem- a. Dominasi BBM sebagai bahan bakar listrik
bangkit listrik yang hemat energi b. Alokasi subsidi BBM yang kurang tepat
b. Swasembada energi sesuai kondisi lokal c. Subsidi BBM mendorong pemborosan energi
c. Pemanfaatan energi untuk industri dalam menin-
gkatkan nilai tambah produk industri

3. Mendorong pemanfaatan sumber daya energi daerah terdekat dari sumber energi
kualitas rendah/marginal dengan melakukan
6. Mengembangkan energi panas bumi yang ra-
pencampuran (blending) antara sumber daya
mah lingkungan
kualitas tinggi dengan kualitas rendah sehingga
semua sumber daya dapat dimanfaatkan dan ti- 7. Mendorong penyesuaian harga BBM dengan
dak terbuang harga pasar Internasional sehingga tidak meng-
ganggu keuangan negara
4. Mengurangi kehilangan (losses) saat penam-
bangan, pengolahan dan pengangkutan energi 8. Menjamin cadangan (stock) energi nasional se-
bagai penyangga kebutuhan energi
5. Memanfaatkan energi dengan prioritas pada

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 19


Tabel Analisis SWOT pada Aspek Gaya Hidup (Sisi Budaya)
Strengths Weaknesses
a. pemandaman listrik tertentu (earth hour) a. kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi
b. energi sebagai penggerak usaha wiraswasta b. lampu yang dibiarkan menyala
c. kebiasaan berkumpul bersama c. kemacetan di jalan raya

Opportunities Threats
a. pengalihan minyak tanah ke gas a. harga energi yang murah
b. penggunaan transportasi, alat elektronika dan b. alokasi subsidi BBM yang kurang tepat
alat penerangan yang hemat energi c. pemborosan energi BBM
c. penggunaan batik sebagai pengganti jas dalam
pertemuan masyarakat dan nasional

2. Analisis SWOT pada Aspek Penggunaan En- pada aspek gaya hidup dilakukan melalui :
ergi (sisi hilir)
1. Meningkatkan dan memperluas jangkauan
Berdasarkan tabel SWOT di atas, konservasi energi kampanye penghematan energi bagi keperluan
pada aspek penggunaan energi dilakukan melalui : pribadi, keluarga dan masyarakat
1. Pengguna energi memilih jenis energi yang pa- 2. Meningkatkan sarana kendaraan umum yang
ling ekonomis sesuai dengan keterdapatan en- bersih dan nyaman untuk mengurangi penggu-
ergi dan harga energi naan kendaraan pribadi
2. Memanfaatkan program percepatan listrik 3. Membatasi jumlah kendaraan yang dapat dimi-
10.000 MW untuk mendukung industri sehing- liki oleh suatu keluarga misalnya: peningkatan
ga meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat nilai pajak secara signifikan pada kenderaan
dan negara kedua dan selanjutnya
3. Menyediakan infrastruktur energi sehingga 4. Mendorong keekonomian harga BBM sehingga
dapat mengurangi biaya investasi dan biaya mengurangi pemborosan energi
pengangkutan yang harus dikeluarkan oleh in-
5. Mendorong pengawasan pada penggunaan gas
vestor
sebagai pengalihan dari minyak tanah terutama
4. Mendorong pengembangan dan pemanfaatan bagi rumah tangga
teknologi industri dan pembangkit listrik yang
6. Mengembangkan teknologi transportasi, alat
hemat energi
elektronika dan alat penerangan yang semakin
5. Swasembada energi sesuai kondisi lokal pada efisien dan hemat energi
masing-masing wilayah
7. Mendorong penggunaan batik sebagai peng-
6. Mengurangi dominasi BBM sebagai bahan ba- ganti jas dalam pertemuan masyarakat dan na-
kar listrik sional sehingga mengurangi energi listrik yang
dibutuhkan untuk pendingin ruangan.
7. Mendorong keekonomian harga BBM sehingga
mengurangi pemborosan energi

3. Analisis SWOT pada Aspek Gaya Hidup (sisi Penutup


budaya) Kesadaran untuk melakukan konservasi energi oleh
Berdasarkan tabel SWOT di atas, konservasi energi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) mulai

20 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Penyediaan Energi

Penggunaan Energi

Gaya Hidup

dari pribadi, keluarga, masyarakat, pelaku usaha Sehingga, suatu ketika nanti pada masa
penghasil energi, dan pelaku usaha pengguna yang akan datang, sama seperti nenek moyang
energi sesuai perannya masing-masing akan kita dahulu membagi sumber daya energi agar
mendukung pencapaian energi untuk kehidu- dapat kita nikmati kini, anak cucu kita pada masa
pan kini dan akan datang. Budaya melakukan yang akan datang dapat menikmati kebahagian
konservasi energi dilakukan mulai dari hal-hal yang sama dengan yang kita nikmati saat ini.
sederhana oleh seluruh pemangku kepentingan Kebahagiaan anak cucu kita akan datang adalah
pada 3 aspek yaitu: konservasi penyedia energi, peran dari kita kini.
konservasi pengguna energi, dan konservasi
Semoga.
gaya hidup.

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 21


ARTIKEL MINERBAPABUM

I Made Edy Suryana, ST


(Staf Pembinaan Program Mineral, Batubara dan Panas Bumi)

Analisa Kebijakan

Pembangunan Rel Kereta Api Puruk


CahuBangkuang, Kalteng

D
alam UU No. 23 Tahun 2007, tentang ta api PurukcahuBangkuang Kalimantan Tengah.
Perkeretaapian, disebutkan bahwa trans-
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No.
portasi mempunyai peranan penting dalam
32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah,
mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan
dan juga dengan peraturan pelaksananya melalui
wilayah dan pemersatu NKRI.... Disebutkan juga
PP No. 38 Tahun 2007, tentang pembagian urusan
perkeretaapian sebagai salah satu moda transpor-
pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
tasi dalam sistem transportasi nasional yang mem-
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabu-
punyai karakteristik tersendiri....
paten/Kota, khususnya pada pasal 7 ayat (2). Dise-
Kereta api menjadi salah satu sarana yang ikut butkan bahwa perihal pembangunan sarana kereta
berperan penting mengembangkan perekono- api menjadi urusan wajib yang harus diselenggara-
mian. Karena itu, kebijakan pemerintahmengenai kan oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun
pembangunan rel kereta api angkutan batubara kabupaten/kota.
menjadi sangat strategis. Kali ini penulis mencoba
Secara umum, kedua undang-undang terse-
mengurai analisa kebijakan pembangunan rel kere-

22 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


kuang ini lebih tepat menggunakan model kerjasa-
ma antara pemerintah dengan swasta, atau biasa
disebut dengan public private partnership (PPP).
Dalam dokumen resminya mengenai investasi
global dalam sektor infrastruktur, Ernest and Young
(2007) menyebutkan bahwa rata-rata kebutuhan
investasi untuk infrastruktur rel kereta api dunia
dalam kurun waktu 20202030 adalah US$ 58 trili-
un atau setara dengan 580.000 triliun rupiah (asum-
si Rp 10.000/US$). Data ini diambil dari hasil peneli-
tiannya pada negara Brasil, Rusia, China, dan India.
Pemerintah, melalui Bappenas, menyampai-
kan bahwa untuk melakukan pembangunan selu-
ruh infrastruktur di Indonesia dalam jangka waktu
lima tahun ke depan (2010-2014), diperlukan dana
sebesar 1.900 triliun rupiah. Jika dibandingkan den-
gan nilai yang dipublikasikan Ernest and Young
(2007) tersebut, kebutuhan total infrastruktur Indo-
nesia hanya 0,655 persen dari investasi infrastruktur
kereta api seluruh dunia. Sementara, kemampuan
pendanaan pemerintah hanya sebesar 365 triliun
rupiah saja. Oleh karena itu, peran serta swasta mut-
lak diperlukan apabila Indonesia hendak mengem-
bangkan infrastrukturnya.
Terkait dengan rencana pembangunan rel
kereta api angkutan batubara tersebut, sampai saat
ini pemerintah masih melakukan promosi untuk
but menyiratkan bahwa pembangunan rel kereta memperoleh investor bagi proyek tersebut.
api merupakan bagian dari upaya meningkatkan
perekonomian daerah, membuka lebih banyak la-
pangan pekerjaan, menjadi bagian dari pengem- Tantangan Implementasi Proyek
bangan wilayah, dan pemersatu wilayah-wilayah di Jean Benard pernah mempublikasikan penelitian-
Kalimantan Tengah. nya dalam Economie Publique, Economica, Paris
Secara khusus, pembangunan rel kereta api 1985. Ia meneliti aspek ekonomi kereta cepat di
Purukcahu-Bangkuang ditujukan untuk mening- Perancis, atau yang lebih populer dengan sebu-
katkan jumlah produksi batubara dari Kalimantan tan Train Grande Vitesse (TGV). Aspek orisinil dari
Tengah. penelitiannya terletak pada adanya evaluasi peneri-
maan dan penghematan akibat penggunaan TGV.
Dalam skema pembiayaan pembangunan rel
Hal yang sama dapat pula diterapkan pada proyek
kereta api, terbuka peluang kerjasama dengan sek-
rel kereta api PurukcahuBangkuang ini.
tor swasta. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden
(Perpres) No. 67/2005 mengenai kerjasama pemer- Mengikuti model Jean Benard, hal yang perlu
intah dengan badan usaha dalam penyediaan infra- diperhatikan aspek penerimaan dan penghematan.
struktur. Dalam Perpres tersebut disebutkan bah- Bagaimana sisi penerimaan bagi pemerintah dan
wa untuk mendorong dan meningkatkan kerjasama swasta yang menjadi investornya. Begitu juga den-
antara pemerintah dan badan usaha dalam penye- gan sisi penghematan, bagaimana penghematan
diaan infrastruktur dan jasa pelayanan terkait, perlu yang dapat dilakukan perusahaan pertambangan
pengaturan guna melindungi dan mengamankan ke- batubara di Kalimantan Tengah dengan adanya in-
pentingan konsumen, masyarakat, dan badan usaha frastruktur kereta api dibandingkan dengan sarana
secara adil. Oleh karena itu, skema pembiayaan angkutan yang sudah ada.
proyek pembangunan kereta api PurukcahuBang- Tantangan yang muncul adalah adanya per-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 23


bedaaan yang timbul antara biaya angkut yang Dari sisi surplus negara, akan terdapat variasi
ditawarkan dengan harga yang dikehendaki oleh penerimaan pajak sebagai akibat adanya proyek
perusahaan. Ini akan mengakibatkan sulitnya rel kereta api Purukcahu-Bangkuang ini. Pajak tidak
memperoleh nilai keseimbangan antara harga hanya diterima dari angkutan sungai saja, namun
penawaran dengan harga permintaannya. Disamp- juga dari angkutan kereta api. Dari aspek ini yang
ing itu, Perpres No 67/2005 juga mengamanatkan perlu untuk diperhatikan adalah seberapa besar
....perlu pengaturan guna melindungi dan men- peningkatan penerimaaan negara yang akan di-
gamankan kepentingan konsumen, masyarakat, dan peroleh jika proyek rel kereta api angkutan batubara
badan usaha secara adil. Purukcahu-Bangkuang dilaksanakan. Selanjutnya,
bagaimana pula dampaknya terhadap jasa angku-
Dengan mengadopsi metode analisa Jean Be-
tan sungai yang selama ini telah berlangsung.
nard, kita dapat melihat hal ini dari sudut pandang
rentabilitas privat proyek dan rentabilitas sosial. Perbedaan nilai (margin) inilah yang menjadi
tantangan terbesar. Perbedaan yang dimaksud
Rentabilitas privat proyek adalah melihat
adalah nilai penawaran dari penyedia jasa (investor
semua perhitungan biaya dan keuntungan dari
dan pemerintah) dengan kemauan dan kemam-
sisi investor penyedia sarana kereta api (kerjasama
puan pengguna (perusahaan pertambangan ba-
antara pemerintah dan swasta). Meskipun pemer-
tubara).
intah ikut terlibat dalam pembangunannya, tentu-
nya sudah sebagai bentuk badan usaha sehingga Kita sebut sebagai tantangan, jika kita tidak
tujuan yang hendak dicapai adalah keuntungan ingin menganggapnya sebagai masalah. Sebaiknya
sebagaimana halnya badan privat. Kita tidak akan kita selalu berpikir positif memandang suatu ken-
membahas aspek keuangannya, namun akan meli- dala. Atas perbedaan nilai margin tersebut harus
hat bahwa dari sisi privat, sebagai penyedia kereta dicari titik temunya.
api angkutan batubara tersebut maka ongkos ang-
Sebagaimana umumnya model pembiayaan
kut setiap ton batubara perkilometer adalah US$
dengan skema PPP, terlebih lagi untuk infrastruktur
22$ per-ton sepanjang 185 km (berdasarkan hasil
yang bersifat yang terkait publik, maka akan mun-
kajian yang disampaikan oleh Bappenas). Angka
cul berbagai permasalahan atau lebih tepatnya
tersebut merupakan harga keekonomian proyek
risiko. Salah satu risiko yang harus diperhitungkan
ini.
adalah kepastian usaha dalam jangka yang san-
Sedangkan dari sisi rentabilitas sosial, akan gat panjang. Dalam model PPP pihak swasta tidak
menyangkut tiga aspek: menjadi pemilik lahan, namun hanya terlibat dalam
model penyewaan jangka panjang (20-30 tahun).
a) Surplus Produsen (penyedia jasa angkutan
Risiko berikutnya adalah revenue risk/demand risk,
rel kereta api angkutan batubara/perusahaan
yaitu resiko perolehan investor terkait dengan per-
PPP):
bedaan yang akan muncul antara nilai penawaran
b) Surplus Konsumen (perusahaan PKP2B, seb- yang tinggi dengan nilai willingness to pay kon-
agai calon pengguna rel kereta api angkutan sumen yang jauh lebih rendah karena mengang-
batubara Purukcahu Bangkuang), dan gap infrastruktur tersebut sebagai bagian dari ba-
rang publik.
c) Surplus Negara (pemerintah).
Selain itu, risiko yang tak kalah penting adalah
political risk. Segala bentuk investasi yang berjalan
Marshallien, untuk menghitung surplus kon- akan membutuhkan kemauan politik yang baik.
sumen dalam kasus penyediaan barang publik, ia Dalam kasus proyek pembangunan rel kereta api
membuat kurva permintaan perjalanan sebagai angkutan batubara Purukcahu-Bangkuang, politi-
fungsi biaya. Sedangkan dalam kasus penelitian ini cal will dari pemerintah, terlebih pemerintah dae-
adalah sebagai barang privat. Surplus konsumen rah harus dapat diciptakan untuk dapat mengu-
bersumber pada dua hal, yaitu kuantitas dan va- tamakan kepentingan secara nasional dan jangka
riasi biaya angkutnya. Dengan memperhatikan hal panjang. Nilai yang harus dipegang adalah bahwa
ini, ada perbedaan harga antara WTP dengan biaya manfaat proyek ini bermuara kepada peningkatan
penawaran (US$ 22 per-ton sepanjang 185 km). perekonomian masyarakat dan kesejahteraan pen-
Oleh karena itu perlu perhitungan penyesuaian duduk.
lagi.

24 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Dampak Positif lahan. Dengan demikian, seharusnya biaya yang
ditawarkan dapat diturunkan dengan menambah
Sesuai dengan Undang-Undang No 23 Tahun 2007, umur proyeknya.
tentang Perkeretaapian, menyebutkan bahwa
kereta api sebagai sarana angkutan orang maupun Sedangkan perusahaan pertambangan ba-
barang, dikuasai oleh negara dan pembinaanya tubara dapat menggunakan partisipasinya sebagai
dilakukan oleh pemerintah yang dilaksanakan pengguna adalah bagian dari upaya untuk ikut
oleh Kementerian Perhubungan RI. Berhubung ke- mempercepat pertumbuhan perekonomian di dae-
wenangan terkait dengan hubungan luar negeri rah Kalimantan Tengah. Bentuk partisipasi ini meru-
dan keuangan negara adalah urusan dari pemerin- pakan bagian dari kepedulian perusahaan terha-
tah, maka pada sisi inilah pemerintah dapat men- dap pengembangan daerah, melalui dukungannya
gambil peranan, yaitu terus mendorong promosi terhadap program pemerintah.
investasi. Pemerintah dapat mengundang investor- Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di
investor luar negeri untuk datang melihat peluang atas, maka terdapat beberapa keuntungan yang
investasi pembangunan infrastruktur kereta api ini akan diperoleh negara dengan pembangunan rel
serta dengan memberikan berbagai bentuk insentif kereta api PurukcahuBangkuang ini, antara lain
dan kebijakan pendukungnya sehingga implemen- adalah:
tasi dari proyek rel kereta api Purukcahu-Bangkun-
ag ini dapat berjalan. 1. Dengan meningkatnya produksi maka peneri-
maan negara dari batubara serta pajak-pajaknya
Sedangkan peran pemerintah daerah adalah juga akan meningkat;
turut mengembangkan dengan menjaga dan me-
nyiapkan sumberdaya manusia untuk pengelolaan 2. Menjadi bagian upaya untuk mempercepat
perkeretaapian kedepannya. Sebab, infrastruktur pertumbuhan perekonomian di Kalimantan
kereta api tersebut berada di daerah. Kerjasama Tengah, sehingga akan memberikan implikasi
strategis antara pemerintah dengan pemerintah berupa peningkatan penyerapan tenaga kerja
daerah adalah terkait dengan penyediaan dan dan penerimaan daerah; dan
pembebasan lahan. 3. Merupakan bagian dari program pengemban-
Adapun peran pihak swasta, baik dari sisi in- gan daerah dan pemersatu wilayah-wilayah di
vestor maupun penggunanya, dapat saling men- Kalimantan Tengah, maupun keseluruhan Kali-
dukung dan melakukan adjusment terhadap biaya- mantan.
biaya dari sisi penyedia maupun pengguna. Semoga investasi infrastruktur rel kereta api
Untuk menarik pihak investor, dapat dilaku- PurukcahuBangkuang ini membawa dampak sig-
kan dengan berbagai bentuk kebijakan insentif nifikan bagi kemajuan perekonomian Kalimantan
maupun kelonggaran peraturan dan pembebasan Tengah.

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 25


ARTIKEL MINERBAPABUM

Peningkatan
Nilai Tambah Pertambangan

Ir.R.Yunianto Revolida
(Kasie Program Minerba)

Visi KESDM
Terwujudnya sektor energi dan sumber daya mineral yang menghasilkan
nilai tambah sebagai salah satu sumber kemakmuran rakyat melalui
pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan, adil, transparan,
bertanggungjawab, efisien serta sesuai standar etika yang tinggi
Pada visi KESDM tersebut, terdapat beberapa kata kunci yang akan menjadi dasar dalam penyu-

26 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


sunan cetak biru pengelolaan sumberdaya mineral Kendala/permasalahan di sektor Pertamban-
logam, yaitu: gan dapat dikelompokkan ke dalam lima masalah
besar, yaitu:
1.Nilai Tambah
1. Peningkatan nilai tambah pertambangan,
2.Pembangunan Berkelanjutan
2. Hubungan perusahaan dengan lingkungan so-
3.Ramah Lingkungan
sial sekitar,
3. Hubungan pemerintah dan pemerintah daerah
Identifikasi Masalah Sektor kurang harmonis,
Pertambangan 4. Kebijakan fiskal dan kepastian hukum, dan
Sektor pertambangan memiliki karakteristik yang 5. Ketidakpaduan antar sektor
berbeda dengan industri lain, terutama dalam hal:

1. Sektor pertambangan merupakan sumber daya


Ketidakpaduan antar sektor utamanya dapat
alam yang tidak dapat diperbaharui (non renew-
dilihat dalam penyusunan peraturan perundang-
able) sehingga cadangan yang dieksploitasi
undangan. Permasalahan umum yang sering ter-
suatu saat akan habis dan jika tidak ditemukan-
jadi berkaitan dengan masalah tumpang tindih
nya cadangan baru maka usaha dibidang per-
peraturan perundang-undangan (overlapping),
tambangan akan tutup.
pengabaian karakteristik kegiatan usaha pert-
2. Lokasi kegiatan pertambangan pada umumnya ambangan dan pertentangan dengan peraturan
berada di daerah pedalaman yang terpencil, se- perundang-undangan yang lebih tinggi (conflict of
hingga sara dan prasarana sangat minim, dan laws)
seringkali harus bersinggungan langsung dan
tidak langsung dengan masayarakat asli yang
umumnya belum terperhatikan oleh pemerin-
tah daerah setempat. Klasifikasi Peningkatan Nilai
3. Berisiko tinggi (high risk), tingkat keberhasilan Tambah Pertambangan
eksplorasi sangat rendah (antara 2-5%) dan
tergolong kegiatan yang lambat menghasilk- Beberapa kasifikasi Peningkatan Nilai Tambah Per-
an. untuk sampai pada tahap kegiatan operasi tambangan antara lain;
produksi dibutuhkan sekitar 5-7 tahun. 1. Jenis bahan galian (mineral logam, non logam
dan batuan).

Hampir sebagian besar cadangan terletak di 2. Produk nilai tambah akhir sebagai bahan baku
bawah permukaan tanah. Hal ini membawa im- (umpan/feed) pada industri selanjutnya.
plikasi sebagai berikut: 3. Mineral ikutan (associated minerals) dalam upa-
1. Tumpamg tindih dengan kegiatan lainnya, se- ya konservasi sumber daya mineral.
perti kehutan, perkebunan dan sebagainya. 4. Produk nilai tambah di hulu (pertambangan)
2. Berpotensi menimbulkan dampak terhadap dan produk nilai tambah di hilir (perindustrian).
lingkungan yang luas.
3. Resiko kecelakaan kerja tinggi, sehingga mem- Kondisi yang Diharapkan
butuhkan budaya kerja dengan disiplin kerja
Kondisi yang diharapkan pada kebijakan pengelo-
yangh tinggi dan taat menjalankan prosedur
laan mineral logam, non logam dan batuan adalah
kerja.
adanya peningkatan nilai tambah bagi bahan
4. Membutuhkan peralatan berteknologi tinggi galian tambang itu sendiri.
yang relatif padat modal untuk melakukan
Pengertian nilai tambah yang umum dikenal di
kegiatannya, baik eksplorasi maupun operasi
kalangan yang menggunakan parameter ekonomi
produksi hingga komoditas akhir.
sebagai acuan adalah perbedaan antara nilai out-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 27


put dan nilai input atau peningkatan harga mate- Belum terbangunnya kesadaran akan manfaat
rial yang dihasilkan dari proses pengolahan bahan dan pentingnya usaha peningkatan nilai tam-
galian tambang. bah bahan galian tambang di dalam negeri
pada semua pemangku kepentingan.
Sementara itu, pengertian nilai tambah juga
dikaitkan dengan kepentingan lain yang lebih luas,
seperti peningkatan GDP, peningkatan lapangan
Upaya peningkatan nilai tambah produk tam-
kerja baru, multiplier effect sektor pertambangan,
bang adalah upaya untuk memproses lebih lanjut
penguasaan IPTEK, kemudahan dan kecepatan
produk-produk industri pertambangan di Indone-
proses, serta peningkatan ketahanan nasional.
sia, untuk menghasilkan produk antara atau diver-
Oleh karena itu, setiap manfaat ekonomi, sosial dan
sifikasi produk-produk yang sudah ada. Sehingga,
peradaban yang dihasilkan dari kegiatan produksi
kegiatan ini dapat meningkatkan pendapatan de-
(pengolahan bahan galian tambang lebih lanjut)
visa bagi negara. Dalam konteks isu industri pert-
dikategorikan sebagai peningkatan nilai tambah.
ambangan yang menjual raw material, menjual ta-
Isu peningkatan nilai tambah hasil tambang nah air, ini disinyalir karena sentuhan kemampuan
telah lama menggema meskipun hanya dikalangan teknologi di Indonesia belum optimal. Padahal ba-
terbatas. Kesadaran bahwa bahan galian tambang nyak potensi variatif kandungan unsur/mineral lain
perlu diolah terlebih dahulu agar terjadi peningka- didalamnya. Selama ini banyak kandungan unsur-
tan nilai tambah secara maksimal di dalam negeri unsur berharga atau produk-produk derivat lainnya
dan tidak diekspor dalam bentuk raw material se- yang dinikmati negara pengimpor raw material.
benarnya telah lama disadari. Namun, kesadaran
Proses added value ini tidak terlepas dari alur
akan pentingnya peningkatan nilai tambah hasil
proses pengolahan dan ekstraksi bahan galian tam-
tambang ini semakin menguat akhir-akhir ini. Pe-
bang terutama bijih yang telah cukup lama dikenal
luang agar terjadi peningkatan pendapatan baik
dalam kegiatan industri metalurgi. Secara skematis
daerah maupun pusat, peningkatan kesempatan
jalur utama proses pengolahan bahan galian bijih
kerja, dorongan terhadap terciptanya peluan usaha
ditunjukkan dalam ilustrasi siklus (life cylce) bahan
di sektor lain, penguasaan ilmu dan teknologi dan
tambang mineral.
mengurangi ketergantungan dari luar negeri dalam
hal penyedsiaan bahan baku untuk industri hilir
R
e
t
ur
nt
ot
h
een
v
i
r
onm
e
n
t
yang bahan dasarnya tersedia sebagai bahan tam-
bang di Indonesia, dirasakan sangat mendesak.
Beberapa kalangan dengan tegas mengatakan
untuk secepatnya melarang ekspor bahan galian C
O
NS
U
MP
T
IO
N/
U
SE M
i
ni
nga
n
dQ
ua
r
r
i
yi
ng
tambang secara langsung ke luar negeri. Sebab,
pada dasarnya kegiatan itu hanya menguntung- R
E
-
US
E M
in
er
a
l
kan bagi pengimpor karena mendapat kesempa- P
r
o
ce
ss
i
ng

tan usaha peningkatan nilai tambah di negaranya. P


r
o
du
ct
A
s
s
em
bl
y R
E
C
Y
CL
E
Sementara, Indonesia hanya mendapatkan peng-
hasilan dari penjualan bahan tambang saja dalam
bentuk raw material. Sayangnya, usaha peningka- S
m
el
t
in
g&
R
ef
i
ni
ng
tan nilai tambah hasil tambang di Indonesia nam-
O
t
h
er S
e
mi
-
Fa
br
ic
a
te
d
paknya belum sepenuhnya dapat berjalan dengan m
a
t
e
ri
a
lsF
a
b
ri
ca
te
dP
a
r
ts
& Par
t
s
S
i
mpl
eP
ro
d
u
ct
s
baik karena beberapa kendala. Beberapa kendala
utama adalah :
LIFE CYCLE
Belum ada kajian yang komprehensif mengenai (Dari proses dan produksi berbasis mineral dan logam)

rantai kebutuhan dan penyediaan bahan untuk


produksi barang jadi di Indonesia.
Pada pandangan konvensional semua jalur
Belum ada kajian mengenai peluang yang dapat
proses diarahkan menjadi hasil akhir logam murni
dilakukan bagi bahan tambang di Indonesia un-
atau paduannya. Masing-masing tahap pemros-
tuk ditingkatkan nilai tambahnya.
esan tersebut memiliki tingkat pertambahan kuali-

28 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


tas dari produk yang dihasilkannya. Meskipun han- temperatur tinggi pada umumnya memerlukan
ya pengolahan mineral seperti pencucian (washing) investasi yang besar sehingga perlu dipertimbang-
dan pengayakan (screening) pada mineral aluvial, kan keekonomiannya apabila skala produksinya cu-
bisa dimungkinkan terjadi peningkatan nilai tam- kup besar.
bahnya karena pengurangan kandungan clay-nya
Ada beberapa contoh flow chart proses pengo-
dan mineral berharga terkonsentrasi pada fraksi
lahan mineral logam dan kemunkinan peningkatan
ukuran tertentu. Peran sampling dan analisisnya
nilai tambahnya seperti diagram berikut ini.
sangat menentukan dalam merancang langkah-
langkah pengolahan yang tepat. Proses ekstraksi
lebih lanjut yang melibatkan proses kimia dan/atau

P
r
odu
k
si
Bes
i
& K
e
mun
g
ki
nan
PN
T
F
l
a t&r
oll
e d
B
i
ji
h B
es
iP
ri
m e
r P
ig
Ir
on S
t
eel
s product
s
P
ro
fi
lled
B
i
ji
h B
es
iL
at
eri
t S
pon
geIr
on p
ro
du c
ts
C
as
tIr
ons/ R
od
s&W
ir
es
P
as
i
rBe
si R
ed
uc
edIr
on C
as
tStee
l
s
T
it
aniu
m C
as
tpr
odu
ct
s
All
o y
s
T
it
aniu
m
I
lme
ni
t A
ll
o y
in
g
E
lement
T
i-
oxid
es
P
ig
ment&
:J
enisp
ro
du
kya
ngt
elahd
iha
silk a
ndida
lamne
ger
i Ce
ra
mic
s
:J
enisp
ro
du
kya
ngbelu
mdih
a silk
andid
ala
m n
eger
i

P
r
odu
k
si
A l
umi
niu
m&
Ke
mu
ng
k
in
an
PN
T
A lA
l
loy
s
B
AU
XI
TE (
A l
+ Cu
+Al
+ S
l
)
Sme
l
tin
g Al
2o3 A lf
oil
G
r
ade
Al2O
3 P
owde
r P
l
a te
,bar
El
e c
tr
ica
l
c
on d
ucto
r
P
RO
SE
S
B
AYE
R C
he
mic
alr
efr
act
orie
s,
e
ts
Ch
emi
cal Al
2o3
U
l
traf
ine
s
G
r
ade
Al2o
3 P
owde
r

:J
enisp
ro
du
kya
ngt
elahd
iha
silk a
ndida
lamne
ger
i N
an
os
iz
eal
u m
in
a
:J
enisp
ro
du
kya
ngbelu
mdih
a silk
andid
ala
m n
eger
i

B
i
ji
h N
iLa
t
e ri
t P
r
odu
k
si
N i
kel
& K
e
mun
g
ki
nan
PN
T D
ua
lph
as
eS.S
(Nit
in
ggi
) S
ta
inl
e s
sst
eel
s
P
HS.S
F
eNi
J
al
ur H
ig
hs
tr
eng
ths
tee
l
s
S
pec
ia
ls
tee
l
s
P
i
rom
etal
urg
i F
eNib
as
eds
upe
ra
ll
o y
s

B
i
ji
h NiL
at
eri
t N
iP
l
a t
e
N
im
at
te
(
N ir
end
ah) N
im
ur
ni N
ib
as
eds
upe
ra
ll
o y
s
N
ia
ll
o y
s
J
al
ur
C
oba
se
dsu
pe
ra
ll
o y
s
P
i
rom
etal
urg
i
C
omu
rn
i A
l
loy
in
gel
e m
en
t
:J
enisp
ro
du
kya
ngt
elahd
iha
silk a
ndida
lamne
ger
i
:J
enisp
ro
du
kya
ngbelu
mdih
a silk
andid
ala
m n
eger
i

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 29


ARTIKEL MINERBAPABUM

Penerapan Program Kebijakan


Peningkatan Nilai Tambah
Mineral Logam Indonesia

Mohamad Anis ST. MM.


(Kasi. Perencanaan Produksi dan Pemanfaatan Batubara dan Panas Bumi, Subdit. P-3)

P
emanfaatan sumberdaya mineral logam Indo- Peningkatan nilai tambah mineral logam
nesia belum dilakukan secara optimal. Oleh merupakan suatu upaya optimalisasi pemanfaatan
karena itu, perlu suatu upaya untuk mewu- bahan galian mineral logam yang dilakukan den-
judkan optimalisasi tersebut demi kesejahteraan gan bijaksana yang sesuai dengan kaidah konser-
seluruh rakyat Indonesia. vasi bahan galian. Selain itu, peningkatan nilai tam-
bah mineral juga dapat meningkatkan penerimaan
Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang
negara dan terjadi alih teknologi.
Pertambangan Mineral dan Batubara dan PP No. 10
Tentang Usaha Pertambangan Mineral dan Batuba- Saat ini industri pengolahan lanjutan min-
ra telah jelas mengamanatkan pelaku usaha per- eral logam, terutama emas-perak, telah tersedia di
tambangan untuk melakukan pengolahan bahan dalm negeri. Tetapi kapasitasnya belum mencukupi
galiannya di dalam negeri. Potensi mineral logam untuk menampung produk olahan dari produsen
Indonesia cukup besar dan tersebar di berbagai konsentrat mineral yang ada (baik KK maupun IUP
daerah serta telah diusahakan dengan memegang Mineral).
izin Kontrak Karya (KK) serta Izin Usaha Pertamban-
gan (IUP) Mineral. Namun, sebagian besar opera-
sional produksi pertambangan masih dalam wujud Pengertian Umum dan Kondisi
bahan mentah (bijih ataupun kosentrat). Saat ini
Dewasa ini, pertumbuhan industri hilir peng- Nilai tambah mineral logam adalah usaha untuk
hasil barang konsumsi logam di dalam negeri se- meningkatkan nilai keekonomian suatu hasil tam-
makin meningkat sehingga kebutuhan akan bahan bang melalui pemrosesan dan pemurnian sehingga
baku lanjutan mineral logam cukup tinggi. Namun, menghasilkan dampak kemanfaatan lebih tinggi
peningkatan tersebut tidak diikuti oleh ketersedi- pada produk yang dihasilkan dan memberikan
aan bahan baku dari dalam negeri. Contoh yang multiplier-effect pada pengembangan industri hilir
paling nyata adalah kebutuhan bahan baku baja yang terkait (The Govt. of Canada : The Minerals and
justru masih mengimpor bahan baku besi olahan, Metals Added-Value Policy, 1998). Lebih khusus lagi,
yakni pig iron dan sponge iron. Industri konsumsi pengertian peningkatan nilai tambah mineral lo-
alumunium juga bernasib sama, masih mengimpor gam berdasarkan pada parameter ekonomi, yaitu
alumina dari luar negeri. Hal ini seperti ini sudah perbedaan antara nilai output dan nilai input. Den-
umum terjadi pada industri logam lainnya. gan kata lain, peningkatan nilai tambah berarti ad-

30 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


anya peningkatan harga material yang dihasilkan awal tahun 2009.
dari proses pengolahan mineral dan logam persa-
Tabel Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam
tuan berat logam/mineral.
Indonesia Thn. 2009
Diharapkan, peningkatan nilai tambah (PNT)
mineral logam yang dihasilkan dapat memberi- Sumber Daya Cadangan
kan kemanfaatan lebih tinggi pada produk yang No. Komoditas awal Thn. awal Thn Keterangan
dihasilkan serta memberikan multiplier-effect pada 2009 (ton) 2009 ( ton )
1 Nikel 1.716.547.773 555.110.009 Bijih
pengembangan industri hilir yang terkait dan 2 Timah 629.100 442.764 Logam
pengembangan masyarakat serta pertumbuhan 3 Bauksit 626.617.510 161.603.547 Bijih
ekonomi lokal. 4 Tembaga 69.776.510 44.172.246 Logam
5 Emas Primer 4.278 4.514 Logam
Saat ini, perkembangan potensi sumber daya 6 Emas alluvial 148 4 Logam
dan cadangan mineral logam, khususnya data dari 7 Perak 505.677 26.189 Logam
KP/IUP Mineral yang diterbitkan di daerah masih 8 Pasir Besi 1.014.797.846 4.732.000 Bijih
belum akurat. Umumnya usaha pertambangan 9 Besi Laterit 1.565.195.899 80.640.000 Bijih
mineral logam Indonesia, baik KK dan KP Mineral, 10 Besi Primer 381.107.206 2.216.005 Bijih
11 Besi Sedimen 23.702.186 Bijih
masih menghasilkan produk mentah dan konsen-
trat. Kemudian produk tersebut langsung dieksport
tanpa dilakukan upaya peningkatan nilai tambah Perkembangan Pengusahaan
terlebih dahulu. Inilah yang mengakibatkan pe-
nyediaan bahan baku mineral logam bagi industri Mineral Logam
logam (lanjutan) dalam negeri menjadi berkurang. Sampai saat ini jumlah kontraktor Kontrak Karya
Di sisi lain, industri lanjutan logam Indonesia (KK) dari berbagai generasi dan tahapan kegiatan
umumnya tidak didesain menerima spesifikasi ba- seluruhnya berjumlah 26 perusahaan. Ditambah 2
han baku sesuai potensi yang ada, melainkan dari KP-BUMN tahap produksi yaitu PT Aneka Tambang
impor. Sehingga, industri lanjutan pengolahan/ (PT Antam) dan PT Timah. Dari keseluruhan KK
pemurnian mineral logam pada komoditas tertentu tersebut, sembilan perusahaan diantaranya telah
masih kurang. Jikapun ada, kapasitasnya masih ter- berproduksi, empat perusahaan KK dalam tahap
batas. Sebagai contoh, pengolahan dan pemurnian konstruksi, dan sisanya sebanyak 11 perusahaan
yang diusahakan PT Antam (Unit Logam Mulia) di masih pada tahap studi kelayakan. Dari bebera-
Jakarta maupun di Gresik hanya dapat menam- pa perusahaan tersebut diharapkan secara aktif
pung 30-35% produk konsentrat mineral tembaga/ mempunyai kontribusi dalam penambahan angka
emas Indonesia. Efek lanjutan yang terjadi adalah sumberdaya dan cadangan mineral logam. Pada
tidak terpenuhinya kebutuhan produk setengah halaman berikut ini tersedia peta yang menggam-
jadi untuk industri konsumsi (hilir). barkan penyebaran perusahaan KK dan KP BUMN.

Sumber daya mineral logam Indonesia terse- Secara umum, belum banyak perusahaan KK
bar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua yang menghasilkan produk lanjutan untuk pemur-
dan di Jawa. Pada tulisan ini, dibahas enam komo- nian mineral logam. Perusahaan KK masih pada ta-
ditas utama yaitu emas-perak (berupa endapan hap eksplorasi mungkin cukup banyak, tetapi pada
primer-sekunder), tembaga, besi (berupa bijih dan kajian ini hanya difokuskan pada perusahaan yang
pasir), bauksit, nikel dan timah. telah memberikan perkembangan data sumber
daya dan cadangan atau minimal kontribusi untuk
Sumber daya dan cadangan mineral logam data sumber daya seperti pada perusahaan tahap
yang sudah terdata umumnya berasal dari bebe- studi kelayakan. Sedangkan mineral-mineral logam
rapa perusahaan yang telah melakukan kegiatan lainnya seperti bauksit, bijih nikel dan bijih besi leb-
eksplorasi lanjut atau yang telah pada tahap ke- ih banyak diusahakan oleh Kuasa Pertambangan
giatan eksploitasi. Dari hasil perkembangan data (KP) Mineral.
yang ada ternyata potensi mineral logam Indonesia
masih cukup besar dan sebagian besar masih diek- Tingkat produksi mineral logam terus menin-
sploitasi oleh perusahaan besar. Berikut ini adalah gkat, meskipun belum ada peningkatan investasi
tabel mengenai hasil perkembangan sumber daya yang signifikan pada industri mineral logam. Secara
dan cadangan yang dihimpun dari Badan Geologi keseluruhan, kinerja industri mineral logam Indo-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 31


Peta lokasi penyebaran KK dan KP BUMN Mineral Logam Indonesia

nesia dalam kurun waktu 19902002 cukup men- Pada yang dicantumpan di atas menunjukkan
janjikan. Bahkan, beberapa komoditas mengalami posisi dan jenis produk yang dihasilkan perusahaan
pertumbuhan yang signifikan. Jika dilihat memang KK, KP BUMN dan KP Mineral Indonesia.
ada beberapa komoditas mineral logam yang men-
Selanjutnya, produksi perusahaan-perusahaan
galami penurunan, misal nikel, bijih besi dan timah.
KP Mineral umumnya juga menunjukan kecend-
Hal ini lebih diakibatkan pada penurunan perminta-
erungan hal yang sama: material mentah belum di-
an pasar dunia, jadi kecenderungan harga menurun
proses. Contoh mineral yang diekspor dalam ben-
berimbas pada penurunan produksi.
tuk bahan mentah (raw material) adalah bauksit,
Berikut kondisi jenis produk mineral logam bijih besi dan nikel (umumnya oleh KP/IUP).
dan produk hilir logam yang dihasilkan oleh peru-
Sementara itu, hingga saat ini Indonesia masih
sahaan tambang dan industri hilir logam Indonesia:
mengimpor besi sponge/pellet untuk industri baja
- Bijih Timah, telah diproses menjadi logam ti- dalam negeri (PT Krakatau Steel) dan alumina untuk
mah hingga mencapai 99, 9% oleh PT Kobatin pengembangan industri aluminium (PT Inalum).
dan PT Timah;
- Ferro Nikel dan Nikel Matte telah dihasilkan Perkembangan Industri Lanjutan
oleh smelter PT INCO dan PT Antam;
Mineral Logam
- Konsentrat emas yang dihasilkan perusahaan
KK antara lain PT NHM, PTNNT dan perusahaan Terbatasnya industri lanjutan logam di Indonesia
KK lainnya sebagian telah dimurnikan oleh PT juga menjadi salah satu faktor penyebab larinya
Antam Unit Logam Mulia; produk bahan mentah (bijih logam) ke luar neg-
eri. Hal ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan
- Sekitar 30% konsentrat tembaga yang dihasil- produk setengah jadi untuk industri komsumsi
kan PT Freeport diproses di dalam negeri (PT (hilir) lebih mengandalkan impor produk olahan
Smelting Gresik) menjadi katoda tembaga. mineral logam tersebut dari luar negeri.

32 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


E
ks
por
B
i
ji
h N
i
kel F
eNi&
Nim
a
tt
e E
ks
por

E
ks
por
B
i
ji
h T
em
ba
ga B
i
ji
h T
em
ba
ga C
umu
r
ni E
ks
por

E
ks
por
B
i
ji
h T
i
m a
h B
i
ji
h T
i
m a
h S
nmu
r
ni E
ks
por

I
m po
r E
ks
por
B
i
ji
h B
au
ks
i
t E
ks
por A
lm
ur
ni
Al2
O3

I
m p
o rP
ak
e t D
a
la
mne
ge
ri
B
i
ji
h B
es
i E
ks
por B
aj
a
bi
ji
h be
si E
ks
por

Ilustrasi peningkatan nilai tambah mineral logam Indonesia

Beberapa jenis industri hilir yang menjadi berorientasi pada penumbuhan rantai proses
pengguna utama produk olahan di dalam neg- industri pengolahan di dalam negeri;
eri: metalurgi/pengecoran logam/kontruksi, elek-
- Pemanfaatan dan utilisasi kapasitas produksi
tronika, perhiasan dan industri hilir terkait mineral
mineral logam lanjutan/ produk nilai tambah
logam lainnya. Konsumsi produk olahan mineral
masih rendah sehingga tergantung pada ma-
logam nantinya akan semakin meningkat terutama
suknya impor produk setengah jadi mineral lo-
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang juga
gam seperti baja, alumina dll;
semakin meningkat. Berikut tabel yang menunju-
kan kinerja industri logam Indonesia dari berbagai - Terbatasnya kemampuan SDM yang sesuai den-
aspek pada empat tahun terakhir. gan perkembangan dan penguasaan teknologi,
khususnya dalam pengembangan peningkatan
Tabel Kinerja Industri Logam Indonesia (2005-2008) nilai tambah, berakibat pada daya saing rendah
Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 (teknologi tertinggal, standar rendah, biaya
Jumlah Perusahaan Unit 869 893 919 953
Jumlah Tenaga Kerja Orang 203.066 207.761 212.243 222.184 tinggi);
Ekspor Juta US$ 5.623,8 7.860,4 10.185,2 11.161,0
Impor Juta US$ 6.033 5.728 7.561 14.329 - Penggunaan energi pada industri lanjutan pen-
Utilisasi Persen 60,6 61,1 61,1 61,8 golahan dan pemurnian mineral logam belum
- Investasi dalam US$ Juta US$ 4.712 4.918 4.827 4.981 efisien;
Investasi dalam Rupiah Miliar Rp 16.679 19.725 17.190 19.601
Sumber: Direktorat Industri Logam, Depperin - Penerimaan negara dari usaha peningkatan ni-
lai tambah mineral logam belum optimal.

Permasalahan - Belum berkembangnya multiplier efek pada


pemberdayaan masyarakat lokal dan peranan
Berikut beberapa permasalahan terkait dengan pemerintah provinsi/kabupaten/kota belum
usaha peningkatan nilai tambah mineral logam: optimal;
- Belum adanya singkronisasi kebijakan terkait - Kurang dukungan pendanaan dari sektor per-
pengembangan usaha nilai tambah antar in- bankan untuk kegiatan investasi, khususnya
stansi terkait. Termasuk tumpang tindih regu- pada industri lanjutan peningkatan nilai tam-
lasi yang pada akhirnya berakibat tidak sing- bah logam;
kronnya sektor pertambangan yang belum

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 33


- Infrastruktur pendukung kurang tersedianya, tis di semua pulau-pulau baik besar maupun kecil.
seperti dermaga dan akses transportasi yang Emas-perak berkadar tinggi banyak tersebar di pu-
terbatas. lau Sumatera-Jawa dan Halmahera Utara (Malut).
Sedangkan emas berkadar rendah-sedang, um-
umnya terdapat di pulau Sulawesi (bagian Utara),
Potensi Keunggulan Indonesia Kalimantan Barat, Tengah dan Timur, Nusa Teng-
gara (Pulau Sumbawa) dan Papua Barat. Secara
Ketersediaan Potensi Sumber daya dan
umum komoditas ini telah diusahakan baik oleh
Cadangan mineral logam perusahaan KK, KP BUMN, dan swasta. Keterdapa-
Posisi geologis Indonesia yang strategis membawa tan mineral emas tidak hanya berupa cebakan
berkah berupa kekayaan alam mineral logam yang primer tetapi juga terdapat dalam bentuk endapan
cukup besar. Kompleksitas proses tektonik, terle- sekunder ataupun placer yang umum didapatkan di
tak disamping jalur magmatis yang sekaligus juga pinggir sungai-sungai di Indonesia. Emas placer di
merupakan jalur mineralisasi yang kaya akan ce- Indonesia terdapat di Pulau Kalimantan terutama di
bakan mineral khususnya mineral logam. Hal terse- propinsi Kalbar dan Kalsel.
but bisa dilihat pada peta di bawah ini.
Mineral logam tembaga umumnya terdapat
Dalam kajian ini tidak semua potensi mineral berdampingan dengan mineral emas. Mineral ini
logam dibahas secara lebih detail. biasanya terdapat di Pulau Papua dan Sumbawa.
Bijih besi merupakan salah satu jenis mineral Potensi mineral timah umumnya banyak ter-
logam yang cukup besar terdapat di Indonesia. dapat di Pulau Bangka Belitung dan Bauksit banyak
Saat ini kemampuan mengolah cadangan deposit terdapat di Kalimantan Barat. Potensi mineral lo-
iron ore/bijih besi/pasir besi lebih dari 2 milyar ton gam tersebut sebagian besar telah diusahakan oleh
yang tersebar di Kalimantan Selatan, Sulawesi se- perusahaan KK, KP BUMN dan KP Mineral.
latan dan pantai selatan pulau Jawa. Cadangan ini
mampu mendukung industri baja termasuk indus-
try metalurgi lainnya. Kebijakan Pendukung yang Baru
Untuk potensi mineral-mineral logam lain- Pemerintah telah mengganti UU lama (UU no. 1 ta-
nya seperti emas-perak, tembaga, timah, nikel dan hun 1967 tentang Pertambangan Umum) dengan
bauksit secara umum tersebar pada jalur magma- UU baru yaitu UU Minerba/2009. Kebijakan terbaru

Penyebaran Deposit Mineral Logam Indonesia

34 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


mendorong adanya peningkatan nilai tambah min- tubara. Secara garis besar mengamanatkan IUP
eral logam. wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya
mineral dan/atau batubara;
Selanjutnya, dari payung utama tersebut dan
dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sum- PP tentang Kegiatan Usaha Minerba, masih
ber daya mineral, telah disusun suatu peraturan berupa rancangan berisi peraturan pelaksa-
pendukung diantaranya PP No. 23 tentang Keg- naan UUD Minerba secara spesifik untuk harus
iatan Usaha Pertambangan Minerba dan Rpermen adanya peningkatan nilai tambah mineral lo-
Peningkatan Nilai Tambah Minerba. PP No. 23 berisi gam;
peraturan pelaksanaan UU Minerba. Secara garis
RPermen tentang PNT Minerba, masih berupa
besar mengamanatkan dan mewajibkan IUP me-
rancangan berisi peraturan pelaksanaan PP No.
ningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/
23 secara spesifik untuk harus adanya pening-
atau batubara. Kebijakan ini harus dijabarkan lebih
katan nilai tambah mineral logam.
lanjut untuk mengatur mekanisme pengembangan
peningkatan nilai tambah. Mekanisme tersebut
meliputi pengaturan dan jadwal pelaksanaan tar-
Instrumen-instrumen yang efektif untuk men-
get program peningkatan nilai tambah disesuai-
jalankan kebijakan tentunya antara lain mencakup
kan dengan jenis komoditas, kapasitas produksi,
berbagai sektor terkait. Disamping itu juga diper-
pelaksana program, permodalan/investasi, fasilitas
lukan beberapa kebijakan yang lebih terukur bisa
penunjang dan lainsebagainya. Hal-hal tersebut
diterapkan untuk mendorong program peningka-
secara terpadu harus disesuaikan dengan program
tan nilai tambah mineral logam antara lain:
sektor lain terkait seperti, perindustian, perdagan-
gan, lingkungan dan sektor lainnya. Sinkronisasi kebijakan antara instansi pemer-
intah terkait (Kemen. ESDM, Perindustrian dan
Perdagangan) diantaranya dalam hal keterpad-
Pengembangan Penerapan uan roadmap industri huluhilir (perlunya lang-
Teknologi Nilai Tambah kah koordinasi antar instansi bahwa industri
hulu/sektor pertambangan harus menunjang
Penerapan teknologi peningkatan nilai tambah industri/ sektor hilir);
mineral logam telah berkembang pesat. Teknologi
pengolahan dan pemurniaan untuk bahan men- Peningkatan nilai tambah yang lebih imple-
tah maupun konsentrat tersebut sudah semakin mentatif dan terukur serta peningkatan kan-
efisien, yaitu dalam hal biaya produksi semakin dungan lokal pertambangan (diusulkan adan-
rendah, penggunaan tenaga kerja dan ramah ling- ya Keputusan Menteri/Kepmen sebagai tindak
kungan. Diharapkan, teknologi industri lanjutan lanjut RPP untuk penerapan nilai tambah bagi
pengolahan bahan baku mineral logam olahan bisa mineral logam);
tumbuh di Indonesia. Sebagai contoh, penguasaan Jaminan pasokan mineral logam pada industri
teknologi ironmaking untuk memproses bijih besi & logam lanjut dan hilir di dalam negeri dan har-
batubara berasal dari Indonesia. Hal tersebut men- ga patokan mineral logam (Diusulkan adanya
dorong kita menjadi terus optimis mengembang- draft Kepmen ESDM tentang DMO/Domestic
kan teknologi terkini yang efisien untuk peningka- Market Obligation khususnya penyediaan ba-
tan nilai tambah di Indonesia. Kombinasi teknologi han baku mineral logam);
maju dari luar dan pengembangan teknologi terse-
Menjaga ketersediaan dan kesinambungan pa-
but di Indonesia diharapkan mendorong optimal-
sokan energi yang diperlukan pengembangan
isasi pemanfaatan bahan baku mineral logam.
industri peningkatan nilai tambah mineral lo-
gam;
Penerapan Program Kebijakan Mendorong penerapan teknologi termasuk
Saat ini, kebijakan yang ada dan menjadi payung ketersediaan SDM dan penyiapan infrastruktur
untuk pengembangan kebijakan peningkatan nilai pendukung serta penyediaan lokasi fasilitas
tambah mineral adalah: pengolahan dan pemurnian untuk peningka-
tan;
UU No 4 Tahun 2009, tentang Mineral dan Ba-
Peningkatan investasi dan penerimaan negara.

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 35


Koordinasi Pelaksanaan Menfasilitasi koordinasi semua pihak yang ter-
kait, misal dalam hal singkronisasi dan imple-
Koordinasi pelaksanaan sangat diperlukan untuk
mentasi kebijakan;
mewujudkan dan menjalankan kebijakan yang si-
fatnya lintas sektor. Sebab, dalam hal pelaksanaan Menyediakan data sumber daya dan cadangan
program tidak hanya didominasi sektor tertentu. mineral logam dan pelaku usaha terkait;
Seperti halnya kebijakan pengembangan pe- Menyediakan keterdapatan energi penunjang
ningkatan nilai tambah mineral logam merupakan (terutama batubara);
suatu program terpadu yang akan mencapai suatu
keberhasilan jika dijalankan dengan koordinasi ber- Mendorong investasi fasilitas pengolahan min-
bagai sektor terkait. eral logam untuk PNT, dll.
Untuk mencapai keberhasilan yang diharap-
kan tersebut, perlu disusun suatu alur pikir yang
Peranan Instansi pemerintah terkait
mencerminkan keterkaitan antar sektor terkait
baik dari sektor ESDM, dalam hal ini Ditjen Minerba Instansi terkait dalam hal ini adalah instansi pusat
Pabum termasuk pihak instansi lain terkait, meli- yang terdiri dari Kementerian Perindustrian, Perda-
puti Perindustrian, Perdagangan, KLH, termasuk gangan, KLH dan instansi lainnya. Sedangkan in-
juga pemerintah daerah. Pihak yang lainnya adalah stansi lainnya adalah pemerintahan di provinsi dan
pelaku usaha atau asosiasi dagang terkait. Berikut kabupaten/kota. Kemudian lembaga penelitian
ini adalah suatu bagan alir yang menggambarkan pemerintah terkait misal, Tekmira (internal) dan
keterkaitan antar sektor dan stakeholder dalam BPPT (eksternal).
mencapai sasaran peningkatan nilai tambah. 1. Peranan yang diharapkan dari instansi pusat
Penjabaran peranan beberapa pihak terkait adalah:
dalam usaha pengembangan peningkatan nilai Saling koordinasi dalam rangka mendorong
tambah mineral logam adalah sebagai berikut. usaha PNT mineral logam misal dalam
Peranan DESDM (Ditjen Minerba) penyusunan roadmap Industri metalurgi
(industri baja) disesuaikan dengan roadmap
Peranan yang utama adalah dalam mengelola in- ketersediaan bahan baku mineral logam
dustri hulu pertambangan terutama untuk pelaku dari Ditjen Minerba Pabum;
usaha di bidang pengusahaan pertambangan min- Pengetatan ekspor/impor bahan baku
eral logam seperti KK dan KP Mineral. Keterkaitan mineral logan produk jadi maupun
dalam pengembangan usaha peningkatan nilai setengah jadi untuk memeberi kesempatan
tambah mineral logam meliputi: pengembangan industri terkait dalam
Menyusun dan menerbitkan kebijakan ataupun negeri;
peraturan perundangan yang terkait dengan Penyusunan baku mutu produk PNT mineral
pelaksanaan PNT mineral logam; logam sesuai SNI;

Skema Alur Pikir Pengembangan Program Peningkatan Nilai Tambah

ESD
M
(
Dit
je
nMi
ner
baP
ab
um
)

I
nst
ans
iT
er
kai
t k
o
P
us
at o
P
er
indus
tria
n r
P
er
d a
gang a
n d
K
LH i S
t
ake
ho
ld
er
n Ka
dinsekt
o rind
ust
rit
amb
an
g
a IM
A
P
eme
rin
ta
hDa
er
ah s
P
em.P
rop
in
si i KK
a t
auIUP M in
er
al
P
em.K
abup
aten
/K
ota Ak
adem is
i
L
emb
ag
aLit
ban
g PNT
B
PPT
T
ekmir
a M
i
ner
al
Log
a
m

36 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Penyusunan kebijakan lingkungan terkait Langkah Strategis
usaha PNT mineral logam;
Sebagai penerapan langkah-langkah strategis,
Penyediaan keterdapatan energi penunjang
dibawah ini disusun suatu program yang mesti di-
(terutama batubara);
laksanakan untuk mencapai sasaran yang diharap-
Mendorong investasi fasilitas pengolahan kan sesuai kebijakan yang telah dibuat. Sasaran
mineral logam untuk PNT, dll. yang diharapkan dan dapat dicapai merupakan
2. 2. Peranan Pemerintah Daerah meliputi: suatu keberhasilan lintas sektoral yang tidak ber-
dampak secara keekonomian tetapi juga bersifat
Penyusunan dan penerbitan kebijakan
lebih luas yaitu:
maupun perundangan terkait yang
harmonis sesuai peraturan pemerintah a. Peningkatan devisa Negara;
pusat; Penyediaan keterdapatan energi
b. Pemenuhan bahan baku untuk industri hilir;
penunjang (terutama batubara);
Mendorong investasi fasilitas pengolahan c. Konservasi mineral logam menjadi optimal;
mineral logam untuk PNT di daerah dengan d. Pemicu pembangunan/multiflier effek dan
pemberian fasilitas yang menunjang, dll. Pengembangan masyarakat.
3. 3. Peranan dari lembaga litbang adalah:
Melakukan penelian dan pengembangan
Dalam upaya mewujudkan pelaksanaan kebi-
teknologi PNT mineral logam yang mudah
jakan yang akan menjamin kontinuitas dalam pe-
dan diterapkan secara komersial di dalam
nyediaan dan pemanfaatan mineral yang berkelan-
negeri;
jutan, efisien dan bernilai tambah tinggi, maka
Penyediaan SDM penunjang dan diperlukan langkah-langkah terarah dan sistematis
berkoordinasi dengan instansi teknis terkait, yang terdiri dari program strategis sebagai berikut:
dll.

Menciptakan Kepastian Hukum dalam


Peranan Stakeholder Pengusahaan Mineral
Stakeholder disini merupakan pihak-pihak yang se- 1. Terbitnya kebijakan untuk pelaksanaan UU Min-
cara langsung dapat memberikan kontribusi nyata erba (PP, Permen, Pedoman) termasuk penyusu-
dalam pengembangan usaha peningkatan nilai nan Indonesia Mineral Policy (KMN);
tambah mineral logam. Pihak stakeholder ini terdiri
dari Kadin sektor tambang, pelaku usaha (KK dan 2. Sinkronisasi regulasi dan kebijakan dengan sek-
KP/IUP Mineral) dan akademisi, peranan mereka tor lain (Kem. Keuangan, KLH, kehutanan, perke-
meliputi: bunan, kelautan, perindustrian, perdagangan,
transmigrasi, pekerjaan umum dll);
Penyediaan bahan baku mineral logam terkait
PNT; 3. Penyelesaian kasus tumpang-tindih lahan
wilayah pertambangan dengan sektor lain;
Pengembangan pendirian/kontruksi fasilitas
utama dan pendukung peng-olahan lanjut 4. Penguatan hubungan koordinasi pusat-daerah.
dalam rangka PNT mineral logam;
Mendorong investasi fasilitas pengolahan min- Menjamin Keamanan Pasokan Mineral
eral logam untuk PNT;
Logam dalam Negeri
Melakukan penelian dan pengembangan
1. Inventarisasi kebutuhan mineral logam dalam
teknologi PNT mineral logam yang mudah dan
negeri;
diterapkan secara komersial di dalam negeri;
2. Pengaturan kebutuhan mineral logam dalam
Penyediaan SDM penunjang dan dapat berkoor-
negeri terutama industri penggunan bahan
dinasi dengan instansi teknis terkait, dll.
baku mineral logam dan industri hilir;
3. Pengendalian Produksi dan Ekspor mineral lo-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 37


gam khususnya yang masih berupa produk 5. Pengembangan infrastruktur untuk industri
mentah/raw material; pertambangan.
4. Pengembangan cadangan nasional mineral lo-
gam (national reserve).
Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan
Pertambangan Mineral
Pengolahan dan Pemurnian dalam Rangka 1. Penerapan good mining practice (teknik pertam-
Peningkatkan Nilai Tambah di dalam bangan, standardisasi, konservasi, lingkungan
Negeri hidup, K3 dan keselamatan operasi);
1. Kajian teknis pengolahan dan pemurnian untuk 2. Produksi dan penjualan secara terpadu dengan
setiap jenis mineral logam; daerah;
2. Penetapan aturan pengolahan dan pemurnian 3. Optimalisasi penerimaan negara berkerjasama
setiap jenis mineral dalam negeri meningkatkan dengan instansi terkait dan Tim Optimalisasi Pe-
litbang teknologi pengolahan dan pemurnian nerimaan Negara BPKP;
bahan baku mineral logam; 4. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM penga-
3. Mewajibkan ekspor produk tambang dalam was khususnya pada industri peningkatan nilai
bentuk produk akhir atau yang sudah ditingkat- tambah;
kan nilai tambahnya; 5. Pelaksanaan pengembangan masyarakat (CD)
4. Menyusun kajian masterplan pendirian fasili- dan perekonomian yang mandiri dan sustain-
tas pengolahan mineral utama dan infrastruk- able.
tur pendukung lainnya termasuk memfasilitasi
pengolahan untuk IUP di daerah;
Penyediaan Energi
5. Penguatan pembinaan untuk pengembangan
pengolahan mineral logam; 1. Inventarisasi dan pencadangan energi potensial
yang ada di dalam negeri (batubara dan panas-
6. Pengembangan dan penerapan industri mineral
bumi);
logam lanjutan.
2. Kebijakan pengendalian ekspor batubara seb-
agai energi potensial;
Peningkatan Investasi Pengusahaan 3. Percepatan investasi dan pengembangan ener-
Mineral gi panas bumi agar dapat dimanfaatkan secara
1. Pelayanan informasi pengusahaan mineral ter- optimal energi tersebut, dll.
padu (pusat dan daerah)
2. Penyediaan data dan informasi potensi sumber Produk PNT Mineral Logam
daya mineral,
Disesuaikan dengan hasil rancangan terakhir Rper-
Kegeologian dan Data Potensi Mineral
men yang sedang disusun.
Wilayah pertambangan mineral untuk
seluruh Indonesia Dalam hal mengimplementasikan langkah
strategis, penulis mencoba memberikan suatu ran-
Data potensi pengembangan hilir
cangan Peningkatan Nilai Tambah roadmap mineral
3. Meningkatkan/mendorong investasi industri logam agar jelas dan terukur penerapan langkah
lanjut mineral logam kegiatan dan hasilnya, tentunya hasil ataupun tar-
menyelesaikan regulasi Pendukung UU No 4 get yang diharapkan sesuai dengan rancangan Per-
Tahun 2009 aturan Menteri (Rpermen) yang telah disusun saat
ini. Berikut ini adalah gambar rancangan RoadMap
meningkatkan frekuensi promosi Investasi.
PNT Mineral Logam:
4. Memberikan kemudahan bagi investor dengan
mendorong pemberian insentif untuk industri
pengolahan dan pemurnian mineral;

38 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Jadwal Penerapan Langkah Strategis Program PNT Mineral

Langkah Strategis 2009 2010 2011 2012 2013 2014 dst 2015
Hasil Persiapan dan Pelaksanaan Tahap Awal Target Lanjutan
Kebijakan pendukung UU No. 4 PP No.10 Keb. Insentif keuangan; Permen PNT, Peraturan dan perundangan
Minerba terkait lainnya
Litbang Kajian Sn & Al Kajian2 terkait (dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga atau instansi litbang
terkait misal Tekmira, BPPT dll)
Koordinasi Lintas Sektor Koordinasi dengan instansi terkait misal Kemkeu, Kempendag, Kemperin, KLH dalam pembuatan
kebijakan dan peraturan penunjang
Sosialisasi Kepada Stakeholder terkait (misal kepada aparat pemda terkait dan IUP pelaksana program
kebijakan PNT Min. Logam)
Binwas Dilakukan sebagai sarana untuk monitoring dan evaluasi agar program kegiatan PNT Logam
berjalan sesuai kebijakan yang ada
Penyediaan bahan baku Inventarisasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam
Penyediaan energi Batubara Batubara, Panas Bumi
Infrastruktur Kajian FS&Amdal, Kontruksi peningkatan kapasitas & Baru, Transportasi, fasilitas penunjang
lainnya
Efek Ganda Non Produk (penyediaan tenaga kerja, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, dll)
Produk Sekarang/eksisting
- Raw material Diantaranya bijih Al, Ni, Fe, Mn
- Konsentrat Au, Cu, Al, Ni, Ag, Fe, Mn, Zn, Pb, Cr, Zn, Co, Cr, Mo, Pt, Vd, Ti
Produk Minimum sbg batasan Au, Cu, Al, Ni, Ag,
ekspor kecuali domestik Fe, Mn, Zn, Pb, Cr,
(Rpermen PNT) Zn, Co, Cr, Mo, Pt,
Vd, Ti

Perencanaan Peningkatan Nilai Tambah sumsi karena sudah bernilai cukup tinggi. Hasil
Mineral Logam produk akhir telah disusun berdasarkan rumusan
yang terdapat pada Rancangan Permen PNT Miner-
Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan ba. Skema pola pikir yang menggambarkan usaha
suatu perencanaan tahapan program kegiatan peningkatan nilai tambah mineral logam pada
yang meliputi suatu tahan rancangan, proses hulu gambar berikut.
hlilir yang nantinya akan menghasilkan suatu
program peningkatan nilai tambah mineral lo-
gam. Hasil usaha PNT ini tidak hanya yang bersifat Penyusunan Terpadu Skema
keeko-nomiaan secara mikro (produk nilai tambah)
tetapi juga efek berganda dalam pengembangan Industri Logam HuluHilir
masyarakat dan pembangunan yang berkelanju- Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
tan dan berwawasan lingkungn masyarakat lokal. melakukan koordinasi antar instansi pemerintah
Dalam melaksanakan program tersebut tentunya terkait (misal Kemen. ESDM, Perindustrian dan
juga perlu koordinasi antar instansi pemerintah ter- Perdagangan) agar terjadi singkronisasi kebijakan
kait (misal Kemen. ESDM, Perindustrian dan Perda- dan program pelak-sanaannya. Perwujutan singk-
gangan) agar terjadi singkronisasi kebijakan dan ronisasi kebijakan dilakukan dengan penyu-sunan
program pelaksanaannya. secara terpadu tahapan kegiatan industri hulu
Setiap komoditas tentunya mempunyai skema hilir. Rangkaian tahapan industri komoditas mineral
sendiri dalam penentuan target nilai tambah yang logam dimulai dari industri hulu yang merupakan
akan dicapi sesuai dengan kebutuhan industri industri pertambangan meliputi bagan eksplorasi
prosesing antara dan industri hilir penghasil barang untuk mendapatkan potensi cadangan sampai
konsumsi. Bisa jadi industri lanjutan hanya pada dengan eksploitasi yang menghasilkan produk
produk tertentu yang masih berupa produk olahan bahan mentah. Bagan berikutnya adalah tahapan
pertama karena besarnya investasi yang harus di- pengolahan dan pemurnian yang menghasilkan
tanamkan. Tetapi bisa juga produk mineral logam konsentrat maupun produk logam sesuaikan den-
pada kondisi tertentu yang langsung bisa dikon- gan kebutuhan industri lanjutan maupun hilir yang
memerlukan produk tersebut. Kegiatan pada sisi

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 39


P
r
og
ra
mP
e
ni
ngk
a
ta
nP
e
ma
nf
aa
ta
n
/N
i
l
aiT
am
b
ah
Mi
ner
a
lLo
g
am

P
E
NG
OL
AH
AN D
A
N P r
odukS
amp
ing
Bi
ji
h
Min
er
alLog
am: P
EM
UR
NI
AN M
i
neral
/Lo
ga
mIk
ut
an
A
u,Ag
,Cu,F
e,N
I
,
A
l&S n

P
r
ogr
amp
el
aks
ana
an
:
S
?in
kr
onis
asid
anKe
bij
akanPe
ndu
kung
P
?en
yedia
an p
as
oka
n unt
ukin
dus
tr
i
P
rodukSet
enga
h
hilir J
adi
:
T
?e knolog id an ener
giy an
gdiper
luk
an -
Kon s
ent
rat
L
?o kasif
a silita
s pengolaha
n dan -
Buli
on
pe m urnian untu k
pen ing
kat
an -
dll
K
?e ters
ed ia anS D Mdan in
f
rast
ruk
tur P
RODU
KA
KHI
R
pe ndu k
u n g ,dll
M
I
N E
RA
LL
OGA
M

A
da
ny
ani
lait
amb
ah
:
K
?o
ns
erv
as
imin
er
alo
pt
ima
lda
npe
men
uh
an P
rod
ukNil
ai
ba
ha nb
akuu
nt
ukin
dust
rihilir T
amba
h:
D
?e
visane
ga
ran
aik -
Log
amm urni
P
?e
m ic
upemb
angun
an/
m ult
ip lie
re
fe
ctd
an -
Pro
du
k ol
a h
an
pe
ng e
mban
ganmas
yar
akat

hulu meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi bisa dibuat bertahap selama lima tahun dengan
yang bentuk produknya masih berupa bahan men- kapasitas produk akhir disesuaikan dengan kapasi-
tah (bijih), sedangkan pada posisi hilir meliputi dari tas produksi konsentrat atau produk setengah jadi
rangkaian kegiatan pengolahan dan pemurnian pemilik izin Kontrak Karya.
sampai dengan proses niaga/pemasaran untuk
Produk yang dicapai dari hasil peningkatan
menghasilkan produk yang telah dikurangi kand-
nilai tambah tidak hanya produk logam dengan ke-
ungan mineral pengotor sampai dengan produk
murnian yang diinginkan tetapi juga mineral ikutan
antara yang dibutuhkan pada industri barang kom-
yang bisa ditingkatkan menjadi mineral ekonomis.
sumtif (industri rumah tangga, transportasi dan in-
Sebagai contoh untuk industri pengolahan tem-
dustri komersial lainnya).
baga dan emas-perak juga diharapkan menghasil-
kan by produck mineral non logam berupa mineral
gipsum yang ekonomis. Kemudian contoh yang
Contoh Langkah Terapan lainnya yaitu pengolahan dan pemurnian mineral
Saat ini potensi yang dihasilkan dari produk men- logam timah akan juga menghasilkan produk iku-
tah ini kemungkinan cukup besar, jadi langkah tan berupa mineral-mineral radio aktif diantaranya
kedepan berdasarkan UU Minerba perlu dipikirkan monasit, zircon, ilmenit dan mineral lainnya. Sesuai
untuk membangun pabrik pengolahan dan pemur- amanat UU, tentunya kebijakan peningkatan nilai
nian untuk meningkatkan nilai tambah produk tambah ini harus diterapkan dengan tindak lanjut
mentah tersebut. Agar dapat diusahakan mempu- peraturan yang lebih implementatif agar bisa dilak-
nyai kapasitas ataupun daya tampung dan lokasi sanakan oleh pelaku usaha terkait sesuai road map
yang strategis untuk dapat menerima pasokan ba- yang telah dibuat.
han mentah/bijih logam dari IUP yang ada. Pemer-
intah menyadari hal ini, dengan menerapkan per-
aturan terkait pendirian fasilitas pengolahan dan Implementasi kebijakan
pemurnian terkait peningkatan nilai tam-bah. Ses- Secara lebih ringkas, implementasi kebijakan yang
uai dengan kebijakan UU Minerba, fasilitas tersebut

40 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


diperlukan untuk mendorong pengembangan tuk dapat berperan serta.
usaha peningkatan nilai tambah diantaranya: c. Perlu peraturan pengenaan pungutan non pajak
a. Mendorong pembangunan fasilitas peningka- terhadap komoditas yang dihasilkan dari prose
tan nilai tambah secara terpadu untuk mem- nilai tambah agar lebih adil dan proposional;
fasilitasi ataupun menampung produk bahan d. Diharapkan peningkatan nilai tambah ini tidak
mentah/ bijih mineral logam KP-KP Mineral hanya mendapatkan manfaat secara keekono-
yang berada dalam suatu lokasi yang berdeka- mian saja (devisa/PNBP) tetapi juga manfaat
tan ini juga diterapkan kepada produsen produk yang lebih luas lagi yaitu memberikan multipli-
mineral olahan; er-effect pada pemba-ngunan daerah setempat
b. Membangun sistem pengangkutan dan akses dan pemberdayaan masyarakat (mandiri dan
dermaga produk mineral logam olahan secara berkelanjutan)
terpadu, mulai dari hulu sampai hilir, dengan
mempertimbangkan keberadaan sektor lain un-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 41


PROFIL

Ir. Syawaluddin Lubis, MT


Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara

Mengawal Kegiatan Pengusahaan


dengan Keluarnya PP 55 dan 78/2010

Ir. Syawaluddin Lubis, MT, seorang sosok yang tegas dan disipilin ini baru saja dipilih sebagai Direktur Teknik
dan Lingkungan Mineral dan Batubara. Bukan tugas yang mudah memang, namun ia optimisme melekat
kuat dalam hatinya untuk bekerja lebih baik lagi. Sebuah amanah yang memang wajib dijalankan sebaik-
baiknya untuk kepentingan bangsa dan negara. Tugas utama dari Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral
dan Batubara adalah menyusun rumusan dan melaksanakan kebijakan teknis, serta pembinaan lindungan
dan usaha penunjang di bidang mineral dan batubara. Salah satunya yaitu menjalankan PP 55/2010 ten-
tang Pembinaan dan Pengawasan dan PP 78/2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang yang sangat erat
kaitannya dengan tupoksi Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara
Kedua PP ini diharapkan efektif mengawal kegiatan pengusahaan mineral dan batubara agar sesuai den-
gan kaidah teknik pertambangan yang baik, berwawasan lingkungan dan mendukung program pemban-
gunan berkelanjutan Jelas Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara.
Berikut wawancara lengkap Warta Mineral dan Batubara dengan Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral
dan Batubara:

42 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


Pertama-tama kami ucapkan selamat atas pascatambang yang akan berkaitan dengan ke-
amanat yang Bapak emban untuk menjalan- wajiban perusahaan untuk menempatkan jaminan
kan tugas dan fungsi sebagai Direktur Teknik reklamasi dan jaminan pascatambang sebagai tan-
dan Lingkungan Mineral dan Batubara. Kede- da kesungguhan perusahaan mempunyai komit-
pannya langkah apa yang akan Bapak lakukan men untuk melaksanakan pemulihan lingkungan
dalam pelaksanaan pengawasan pertamban- baik pada tahap operasi produksi dan bila telah
gan di daerah terkait dengan maraknya periji- memasuki kegiatan pasatambang.
nan yang telah dikeluarkan?
Pada pertemuan tahunan Teknis Kepala Dinas
Berkaitan dengan maraknya perizinan yang telah Pertambangan seluruh Indonesia yang telah di-
dikeluarkan, beberapa hal yang akan kita lakukan laksanakan bulan Desember 2010 di Jakarta kami
adalah mengingatkan kepada Kepala Dinas Energi juga telah menyampaikan pentingnya pengawasan
dan Sumber Daya Mineral Provinsi dan Kabupaten/ tersebut baik pengawasan administratif maupun
Kota agar meningkatkan pengawasan implemen- pengawasan operasional ke lapangan. Untuk mem-
tasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan permudah Dinas ESDM melakukan pengawasan
yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan administratif kami telah menyampaikan formulir
pertambangan. Pengawasan tersebut dilakukan yang berkaitan dengan K3 yang harus disampai-
terhadap pengawasan administrasi dan langsung kan oleh Pemegang IUP ke Pemerintah Daerah. Di-
ke lapangan. Izin yang telah dikeluarkan berdasar- harapkan formulir serupa yang berkaitan dengan
kan kelayakan lingkungan yang disetujui wajib ke lima aspek lain sesuai dengan tugas IT juga akan
dilaksanakan dan dilaporkan per triwulanan mau- segera menyusul.
pun tahunan. Bilamana dalam laporan tersebut ter-
dapat penyimpangan sebagaimana peraturan yang
berlaku, daerah wajib mengenakan sanksi. Dalam Seperti yang kita ketahui bahwa PP 55/2010
proses peningkatan tahap izin dari eksplorasi ke tentang Pembinaan dan Pengawasan telah
tahap operasi produki, perusahaan wajib diminta ditetapkan pada tanggal 5 Juli 2010, seperti
menyampaikan rencana reklamasi dan rencana apa pandangan Bapak mengenai PP ini khu-

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 43


Ir. Syawaluddin Lubis, MT susnya terkait dengan pembinaan dan penga-
wasan di bidang keteknikan, termasuk aspek
Direktur Teknik & Lingkungan Mineral dan Ba-
lingkungan hidup di pertambangan?
tubara
Dengan terbitnya PP 55 Tahun 2010 tentang Pem-
Tempat/Tanggal Lahir
binaan dan Pengawasan telah ada suatu pedoman
Padangsidempuan, 16 Juni 1955 objek pengawasan prioritas baik dari aspek teknis,
konservasi, keselamatan dan kesehatan kerja dan
Pendidikan perlindungan lingkungan. Diharapkan dengan
terbitnya PP ini membuat pegawasan dari pihak
S1: Institut Sains dan Teknologi Nasional , Jurusan pemerintah berkualitas dan terarah serta konpre-
Teknik Elektro (1985)
hesif, karena pengawasannyua dari hulu ke hilir. Se-
S2: Universitas Indonesia, Magister Teknik Industri bagai contoh sebelumnya pengawasan oleh Inspe-
(2001) ktur Tambang hanya untuk aspek K3 dan Lindung
Lingkungan (hanya 2 aspek), sedangkan berdasar-
Riwayat Pekerjaan kan PP No. 55 tersebut mulai dari pengawasan
1. Production Manager, PT Federal Cable (1987 - 1989) Teknis Pertambangan;Konservasi; K3;Keselamatan
Operasi; Lingkungan,reklamasi dan pasca tam-
2. PNS pada Departemen Pertambangan dan Energi
(1989 - sekarang)
bang; penguasaan,Pengembangan dan penerapan
Teknologi Pertambangan (enam aspek)
3. Staf Subdit Pengamanan Teknis, Direktorat Teknik
Pertambangan - Ditjen Pertambangan Umum (1989
- 2002)
4. Kepala Seksi Keselamatan Tambang, Direktorat Dalam PP No. 55 tahun 2010 pasal 5 terkait
Teknik Pertambangan - Ditjen Pertambangan dengan Norma, Standar, Prosedur dan Krite-
Umum (2002 - 2006) ria (NSPK), prioritas apakah yang akan Bapak
5. Kepala Seksi Pertambangan Umum - Ditjen Pertam- tetapkan agar NSPK bidang kegiatan pertam-
bangan Umum (2006 - sekarang) bangan minerba dapat segera diterbitkan ?
6. Pelaksana Inspeksi Tambang, Direktorat Teknik Per- Kegiatan usaha pertambangan khususnya mineral
tambangan Umum - Ditjen Pertambangan Umum dan batubara dari aspek teknik dan lingkungan
(1989-sekarang)
diharapkan dapat mengikuti kaidah kegiatan per-
7. Kasi Keselamatan Operasi Mineral dan Panas Bumi, tambangan yang baik dan benar, baik dalam peny-
Dit. Teknik & Lingkungan Mineral, Batubara dan
elenggaraannya yang dilakukan oleh pemerintah
Panas Bumi (2006-2008)
dan pemerintah daerah maupun oleh pemegang
8. Kasubdit Keselamatan Operasi (2010-Sekarang) KK, PKP2B dan yang dilakukan oleh pemegang IUP/
KP. Kita berharap keserasian dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam ini menjadi har-
Riwayat Mengajar
monis.
1. Kursus Inspektur Tambang (Dasar, Lanjutan), PPTP,
Bandung (1990-Sekarang) Prioritas kedepan pada era UU NO. 4 tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan
2. Kursus Kepala Teknik Tambang, PPTP, Bandung dalam hubungannya dengan PP No. 55 Tahun 2010
(1990-Sekarang)
tentang Pembinaan dan Pengawasan dalam meny-
3. Kursus K3 untuk safety officer (1990-Sekarang) usun aturan, juknis dan pedoman teknis mengenai
4. Assessor untuk Kompetensi Pengawas Operasional Pengawasan Teknis, Lingkungan Pertambangan,
Tambang (2004-Sekarang) Keselamatan Pertambangan, Konservasi dan Pedo-
man evaluasi sebagai ukuran penerapan Kegiatan
5. Mengajar Peraturan dan SM K3 pada FKM Jurusan K3
Pertambangan Yang Baik dan Benar.
UI (2010-Sekarang)

Pengawasan Teknis dan Konservasi juga dise-


but dalam PP 55/2010, bagaimana pelaksa-
naan di lapangan, agar amanah untuk melaku-
kan pengawasan teknis dan konservasi dapat

44 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


dilakukan dengan baik? Mengingat, nampak- bang. Selain daripada itu juga yang menjadi ma-
nya aspek konservasi yang semula tidak diatur salah adalah keterbatasan staf yg berlatar belakang
dengan jelas, sekarang sudah ada aturannya? teknik pada Dinas ESDM di daerah, sehingga ban-
yak mereka yang sudah mengikuti DIklat IT masih
Dengan diundangkannya PP 55/2010 diamanah-
memegang jabatan structural, padahal IT sendiri
kan untuk membuat petunjuk teknis terkait teknis
adalah jabatan fungsional yang sesuai dengan Per-
pertambangan dan konservasi, dan sedang disusun
aturan Perundangan tidak boleh dirangkap dengan
Rancangan Permen Teknis Pertambangan dan Ran-
jabatan struktural
cangan Permen Konservasi.
Pelaksanaan Pengawasan Teknis dan Konservasi
seperti telah disebut di atas menjadi salah satu Apakah ada sanksi kepada para pemegang IUP,
aspek yg harus diawasi oleh Inspektur Tambang IPR atau IUPK jika saja mereka tetap melaku-
dengan demikian IT harus dibekali pengetahuan kan pelanggaran setelah dilakukan penga-
yang cukup untuk aspek ini, agar mereka dapat wasan?
melaksanakan tugas tersebut dengan optimal. Di
samping itu pengawasan teknis dan pengawasan Sanksi yang diberikan kepada pemegang IUP/IUPK
konservasi pertambangan dapat juga mengacu maupun IPR jika mereka tetap melakukan pelang-
kepada dokumen Studi Kelayakan, AMDAL, RKTTL garan setelah dilakukan pengawasan, bias sampai
dan RKAB (kesesuaian antara rencana dan kondisi penutupan sementara bahkan secara permanen
aktual di lapangan). kegiatan.
Mekanismenya adalah sebagai berikut : Setelah di-
lakukan pengawasan IT akan mendaftarkan petun-
Dari sisi SDM sendiri, apakan Inspektur Tam- juk, perintah dan larangan dalam Buku Tambang,
bang (IT) yang dimiliki sudah cukup untuk kemudian pemegang IUP/IUPK wajib menyampai-
melakukan pengawasan seluruh tambang di kan laporan tindak lanjut atas petunjuk/perintah/
Indonesia? Jika tidak, langkah apa yang di- larangan tersebut (aspek teknis pertambangan dan
lakukan ke depannya ? konservasi termasuk dalam aspek pengawasan IT)
kepada Direktorat Teknik dan Lingkungan Minerba.
Dalam Renstra KESDM tahun 20102014, akan
Apabila pemegang IUP/IUPK tidak mengindahkan
ada 1.000 IT sebagai aparatur Pengawas Kegiatan
petunjuk/perintah/larangan dari Inspektur Tam-
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara di se-
bang, maka akan diberikan sanksi administratif
luruh Indonesia. Dalam hal ini Badan Diklat ESDM
(dari teguran, penutupan sementara sampai penu-
telah melaksanakan diklat IT pada tahun 2010 yang
tupan permanen), atau bahkan IT bias langsung
telah berhasil mendidik sebanyak 168 orang Calon
melakukan penutupan sementara sebagian atau
IT yang terdiri dari 55 orang Diklat Teori dan Prak-
seluruh kegiatan bilamana tidak sesuai dengan
tik serta 113 orang Diklat Teori saja. Untuk rencana
dokumen-dokumen perizinan ataupun ada kondisi
tahun 2011, akan dididik sebanyak 50 orang Diklat
yang berportensi mengakibatkan kecelakaan atau-
Teori dan Praktek, serta 100 orang Diklat Praktik
pun pencemaran lingkungan.
praktek saja.
Di Ditjen Menerba sampai saat ini telah ada 7 orang
IT dan 15 orang calon IT yang siap diangkat. Lang- Tidak kalah pentingnya adalah pengawasan
kah kedepan yang akan dilakukan untuk mening- K3, apakah yang Bapak lakukan dalam rangka
katkan pengawasan oleh IT adalah meningkatkan bimbingan dan supervisi. Karena K3 merupak-
kualitas IT dan memperbanyak jumlah IT di seluruh an bagian terpenting dari proses pengawasan.
Indonesia.
Terdapat lima point penting dalam pelakukan pem-
Memang untuk pengadaan Inspektur Tambang ini binaan dan pengawasan K3. Yang pertama adalah
ada kendala pada Pemerinta Daerah khususnya Pembinaan K3 dan keselamatan operasi yang di-
di Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota, banyak berikan kepada aparat Dinas ESDM Provinsi, Kabu-
Aparat Pengawas yg telah menikuti Diklat Inspe- paten/Kota antara lain: Pemberian pedoman dan
ktur Tambang kemudian dimutasi ke Bidang lain standard pelaksanaan pengelolaan usaha pert-
maupun Dinas lain, sehingga tidak lagi melakukan ambangan; Pemberian bimbingan, supervisi dan
pengawasan sesuai dengan Tupoksi Inspektur Tam- konsultasi; Pendidikan dan pelatihan; Perencanaan,

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 45


penelitian, pengembangan, pemantauan dan eval- mentasi PP 55/2010 terkait aspek keteknikan?
uasi pelaksanaan penyelenggaraan usaha pertam-
Tantangan: harus segera membuat regulasi/petun-
bangan di bidang mineral dan batubara.
juk teknis terkait teknis pertambangan, sehingga
Kedua, pembinaan K3 dan keselamatan operasi terjadi penguasaan dan pemahaman bersama an-
yang diberikan kepada pemegang IUP, IPK dan IUPK tara pemerintah dengan pelaku usaha pertamban-
antara lain: Pengadministrasian pertambangan; gan.
Teknis operasional pertambangan; Penerapan stan-
Hambatan: Para IT belum mempunyai kompetensi
dar kompetensi tenaga kerja pertambangan.
yang cukup untuk melakukan pengawasan aspek
Ketiga, pembinaan yang dilakukan terhadap IT teknis, karena selama ini dalam Diklat IT materi
antara lain: Diklat Pra Jabatan IT yang merupakan pelatihan masih dititikberatkan pada aspek K3 dan
pembinaan yang dilakukan sebagai syarat pen- Lingkungan
gangkatan untuk menjadi IT, antara lain: Diklat Pen-
gawas Pengusahaan Pertambangan bagi Aparat
Dinas Pertambangan dan Diklat Praktik Pelaksana Disamping juga telah diterbitkan PP No.
Inspeksi Tambang; serta Diklat Dalam Jabatan 78/2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tam-
IT yang merupakan pembinaan yang dilakukan bang, hal-hal penting apa saja yang diatur
setelah dan saat menjadi IT, antara lain Diklat ke dalam PP tersebut dan bagaimana pandangan
luar negeri kerjasama dengan pihak luar, seperti Bapak terhadap kecenderungan tentang se-
Diklat K3 Tambang Dalam di Tambang Ikheshima makin meningkatnya tuntutan atas pelaksa-
Jepang, kerjasama dengan J-Coal; In house training naan reklamasi dan pasca tambang yang lebih
kerjasama dengan pihak luar, seperti J-Coal, Teknik baik?
Tambang ITB; Magang di perusahaan tambang .
Hal-hal penting yang diatur dalam PP 78 Tahun
Keempat, pengawasan terhadap pengelolaan K3 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang adalah
dan keselamatan operasi yang dilaksanakan oleh mengatur mengenai Prinsip Reklamasi dan Pas-
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ catambang, Tata Laksana Reklamasi dan Pascat-
kota antara lain: Administarasi/tata laksana; Opera- ambang, Jaminan Reklamasi dan Pascatambang,
sional; Kompetensi aparatur; Pelaksanaan program Penyerahan Wilayah dan Sanksi. Saat ini sudah saa-
pembinaan dan pengawasan K3 dan keselamatan tnya mengawal perusahaan pertambangan untuk
operasi terhadap pemegang IUP, IPR dan IUPK. melaksanakan reklamasi tidak hanya business as
Kelima, pelaksanaan pengawasan K3 dan kes- usual yaitu cukup hijau dan rapat, tetapi juga ha-
elamatan operasi pertambangan terhadap peme- rus memenuhi prinsip lingkungan yaitu melakuan
gang IUP, IPR dan IUPK dilaksanakan dalam ben- perlindungan terhadap kualitas air (permukaan,
tuk Pengawasan Administratif dan Pengawasan tanah, laut), udara dan tanah perlindungan ter-
Operasional /Lapangan. Pengawasan Administratif hadap keanekaragaman hayati, jaminan terhadap
meliputi Bahan peledak (Format IVi / Rekomenda- keamanan dan kestabilan timbunan, memiliki kej-
si); Laporan kecelakaan (Format IIIi; Vi; VIi; VIIi; VIIIi; elasan terhadap pemanfaatan lahan pascatambang
IXi); Peralatan (SKPP, SKPI dan dokumen perijinan dan mengakomodir aspek sosial dan budaya serta
lainnya); Persetujuan (hasil kajian tinggi jenjang, mempertimbangkan kuantitas air tanah.
ventilasi, penyanggaan, dan lain- lain); Laporan
pelaksanaan program K3 (Triwulan); Rencana Kerja
Tahunan Teknis dan Lingkungan (RKTTL). Penga-
wasan operasional / lapangan meliputi: Inspeksi K3;
Pemeriksaan / Penyelidikan Kecelakaan dan kejadi-
an berbahaya; Pengujian Kelayakan Sarana, Pera-
latan dan Instalasi; Pengujian Kondisi Lingkungan
Kerja;Penilaian kompetensi personil yang bekerja
pertambangan.

Apakah tantangan dan hambatan dalam imple-

46 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


INFO MINERBAPABUM

Penghargaan Keselamatan
Pertambangan dan Kepanasbumian Tahun 2010

P
enyerahan Penghargaan Keselamatan Pert- b. Tahap kedua (evaluasi lapangan)
ambangan dan Kepanasbumian merupakan
c. Tahap ketiga (evaluasi akhir)
kegiatan rutin yang diadakan oleh Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara. Penyerahan Peng-
Penilaian ini melibatkan Tenaga Ahli dari Uni-
hargaan Keselamatan Pertambangan telah diada-
versitas Indonesia dan Para Pelaksana Inspeksi Tam-
kan sejak tahun 1992 dan Kepanasbumian sejak
bang/Inspektur Tambang dari Pusat dan Daerah.
tahun 2006.
Hasil penilaian Penghargaan Keselamatan Per-
Tujuan Pemberian Penghargaan Keselamatan
tambangan dan Kepanasbumian adalah sebagai
Pertambangan dan Kepanasbumian adalah untuk
berikut:
memotivasi para pengelola Pertambangan Mineral
dan Batubara serta Pengusahaan Panas Bumi untuk Peraih piagam pratama (bersimbol perunggu)
dapat mencapai prestasi setinggi-tingginya dalam adalah perusahaan yang memperoleh nilai 8 se-
pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). banyak 14 perusahaan.
Kelompok perusahaan yang dinilai dalam Peraih piagam utama (bersimbol perak) adalah
Penghargaan Keselamatan Pertambangan dan perusahaan yang memperoleh nilai 9 sebanyak
Kepanasbumian terdiri dari tiga kelompok, yaitu : 21 perusahaan.
1. Kelompok Pertambangan Mineral dan Batubara; Peraih piagam aditama (bersimbol emas) adalah
perusahaan yang memperoleh nilai 10 sebanyak
2. Kelompok Pengusahaan Panas Bumi, dan
6 perusahaan.
3. Kelompok Kontraktor Utama Jasa Pertamban-
Peraih Trophy adalah perusahaan yang terbaik
gan.
dari peraih piagam aditama sesuai dengan ke-
Tahapan kegiatan Penilaian Penghargaan Ke- lompok kegiatan usahanya sebanyak 3 perusa-
selamatan Pertambangan dan Kepanasbumian haan terdiri dari 1 perusahaan pertambangan
dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut : mineral dan batubara, 1 perusahaan kontraktor
utama jasa pertambangan, dan 1 perusahaan
a. Tahap pertama (seleksi)
pengusahaan panas bumi.

Seminar Usaha Jasa


Pertemuan Tahunan Usaha Jasa Pertambangan
ini merupakan kegiatan rutin Direktorat Jenderal
Mineral dan Batubara dengan tujuan sebagai salah
satu upaya membangun komunikasi bagi seluruh
Perusahaan Jasa Pertambangan dengan para stake-
holder industri pertambangan dan industri terkait
baik dari jajaran pemerintah, asosiasi, praktisi, aka-
demisi, agar dikemudian hari terjadi peningkatan
peran jasa pertambangan yang profesional dan
siap berkompetisi secara global.
Dirjen Mineral & Batubara Membuka Acara
Pertemuan Tahunan
Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara
Balai Kartini, 23-24 November 2010

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 47


Workshop Aplikasi PP 39/2006
dan Aplikasi Pelaporan
di Bandung

Pembukaan oleh Kasubag Pelaporan Pengajar dari Bappenas


Ditjen Minerba Menjelaskan Tentang PP 39/2006

Para peserta mengikuti workshop Pengajar dari Tekmira menjelaskan tentang aplikasi
dengan serius pelaporan

Suasana Kelas Pelatihan

48 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi edisi 8 - Desember 2010


CELOTEH SI MINO

material pasir dan batu itu merupakan produk


vulkanik Gunung Berapi loh.
Wahhhseruu Dino takjub.
Seru Apaan si Din, nih gw bukan sedang
baca dongeng tau dengerin dulu sahut
Mino sembari jengkel, tapi penjelasan harus
tetap berlanjut.
Bermain Pasir Ternyata Nah.. Din, berhubung pasir itu termasuk
Ada Aturannya Juga golongan komoditas tambang batuan, maka ada
aturannya, sambung Mino sambil menjelaskan
Dino lagi ngapain tuh kok kayaknya sibuk Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 23 Ta-
banget bawa-bawa cangkul segala? tanya Mino hun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
heran. Sekarang kan hari libur, Mino heran kare- Pertambangan Mineral dan Batubara secara sing-
na Dino malah tampak sibuk. kat.
Ini gw mau menambang pasir Min, Dino Nah..., kamu kebanyakan nah-nya hari ini,
bangga, berasa penambang besar. protes Dino sambil melempar senyum simpul.
Nambang pasir Din? Buat apa si repot-repot Min, kalo pasir kebanyakan diurug apa bisa
amat tinggal beli, lagian lu kan ga punya izin merusak ekosistem alam juga ya? Apa ada aturan
penambangan. juga tentang menjaga ekosistem gitu?
Ini Min gw mau benerin tembok belakang Pertanyaan lo cerdas Din sahut Mino.
rumah, daripada beli pasir mending menambang
sendiri pan gratis, kata Dino berkelit. Lalu Mino menjelaskan panjang lebar bah-
wa setiap perusahaan yang bergerak dalam ke-
Tapi Mino, memang harus punya izin ya giatan pertambangan berkewajiban mengelola
kalo cuma mau ambil pasir di sungai atau pasir lingkungan hidup, reklamasi, dan pascatambang.
urug gitu? Dino penasaran balik bertanya. Wujudnya berupa pengelolaan dan pemantauan
Ya ampun Din, Istilah lu lebay banget si, lingkungan sesuai dengan dokumen pengelo-
mau ambil pasir aja pake bilang menambang pa- laan lingkungan atau izin lingkungan. Mereka
sir. Ckckckck. Mino kesal bercampur heran, si juga wajib melakukan penataan, pemulihan, dan
Dino kok makin aneh aja ni ulahnya. perbaikan lahan sesuai peruntukannya; peneta-
pan dan pencairan jaminan reklamasi; penge-
Hahaha sabar ya Min.. tapi jadi bingung
lolaan pascatambang; penetapan dan pencai-
izin kalau mau nambang tu seperti apa ya? Kali
ran jaminan pascatambang; pemenuhan baku
aja kan gw jadi penambang propesional. Dino
mutu lingkungan. Hal ini diatur dalam Peraturan
mendadak susah bilang huruf f.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
Nah seneng gw nih ma gaya lu Din belagu 2010 Tentang Reklamasi Dan Pascatambang.
gitu, kudu banyak baca dan lihat berita kayaknya
Dino menganggung-angguk.
lu Din..
Gitu Din, memang banyak hal yang ha-
Nah kalau mau jadi penambang tu kudu
rus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan
ngarti peraturan dan perizinannya Din, jadi lu
penambangan. Tapi itu juga sangat membantu
bisa melakukan kegiatan tambang yang baik
keberlangsungan kegiatan usaha pertambangan
dan benar Din, Mino mulai mengeluarkan ju-
itu sendiri. Ok Dino mari kita lets go.. ajak Mino.
rus berubah pintar-nya. Mino memang benar,
karena masalah perizinan tambang bahan galian Lets go lah.. mari kita majukan Pertamban-
Mineral Non Logam dan Batuan juga menjadi gan Indonesia dengan Tertib dengan Aturan Per-
masalah yang cukup serius. tambangan sesuai Ketentuan Dino berteriak
penuh semangat.
Kamu tau ga Dino, potensi bahan galian

edisi 8 - Desember 2010 Warta Mineral, Batubara & Panas Bumi 49


Masa Depan
Tambang Indonesia

Meningkatkan
Nilai Tambah
di Dalam Negeri

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI


Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10, Jakarta 12870 - Indonesia
Telp : +62-21 8295608; Fax : +62-21 8315209, 8353361
www.djmbp.esdm.go.id
E-mail : wartambp@djmbp.esdm.go.id

Anda mungkin juga menyukai