FS Jurung SLA
FS Jurung SLA
FS Jurung SLA
IUP No.188.45/119/Tamben/2014
Desa Jurung, Kecamatan Merawang
Kabupaten Bangka.
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas dan
rahmat dan karunia-Nya lah dapat terselesaikan Laporan Studi Kelayakan ini.
Laporan Studi Kelayakan ini bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya
blok penambangan Desa Jurung, Kecamatan Jurung untuk ditambang berdasarkan
sisi teknis,ekonomi, lingkungan, dan social politik sehingga kegiatan penambangan
yang berlangsung akan membawa dampak yang baik dan saling menguntungkan
bagi perusahaan, masyarakat sekitar dan pemerintah.
Semoga laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan menjadi salah
satu syarat dalam tahap peningkatan Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Eksplorasi
menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
DIREKTUR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG 1
2. MAKSUD DAN TUJUAN 1
3. RUANG LINGKUP DAN METODE STUDI 2
4. PELAKSANAAN STUDI 2
5. JADWAL DAN WAKTU STUDI 2
1. TATA CARA 19
2. PERALATAN 20
BAB VII LINGKUNGAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )
1. LINGKUNGAN 21
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 25
3. LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN K3 PENAMBANGA 26
1. IDENTITAS PERUSAHAAN 28
2. TINGKAT GAJI DAN UPAH 28
3. SISTEM KERJA 29
BAB IX PEMASARAN
1. ORGANISASI 30
2. PROSPEK PEMASARAN 30
1. INVESTASI 31
2. ANALISA KELAYAKAN 33
BAB XI KESIMPULAN 38
BAB I
PENDAHULUAN
Maksud dari studi kelayakan ini adalah untuk menganalisa hasil dari data-data
eksplorasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk menentukan layak atau tidaknya
blok penambangan Desa Jurung, Kecamatan Merawang, untuk ditambang
berdasarkan sisi teknis, ekonomi, lingkungan, dan sosial politik sehingga
kegiatan penambangan yang berlangsung akan membawa dampak yang baik
dan saling menguntungkan bagi perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.
I.3 Ruang Lingkup dan Metode Studi
Ruang lingkup studi kelayakan ini meliputi pemeriksaan dan analisa seluruh
aspek pertambangan yang meliputi rekayasa geologi, informasi lingkungan,
ekonomi, sosial budaya masyarakat, politik dan hokum yang terbatas pada
rencana penambangan timah pada blok penambangan Desa Jurung,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
KEADAAN UMUM
KOORDINAT
NO UTM
X Y
1 651290 9700040
2 652800 9700040
3 652800 9699230
4 652240 9699230
5 652240 9698580
6 651715 9698580
7 651715 9698160
8 651290 9698160
II.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
Iklim di daerah Desa Jurung atau Pulau Bangka pada umumnya adalah
iklim tropis basah. Curah hujan hamper sepanjang tahu dengan jumlah
hujan tahunan sekitar 142,06 mm per tahun. Suhu udara tidak menunjukan
perbedaan yang bearti antara musim panas dan musim dingin, yaitu rata-
rata 26,5° C sedangkan kelembaban antara 85-91.
Jenis fauna yang dijumpai dilokasi kegiatan masih banyak ditemukan jenis-
jenis burung antara lain: burung pipit, punai, perbak, tekukur, kutilang dan
lain-lainnya. Tingginya keanekaragaman jenis burung disekitar lokasi ini
disebabkan adanya tipe vegetasi hutan sekunder, semak belukar, serta
perkebunan masyarakat yang menjadi habitat berbagai burung.
Hewan reptil yang masih dijumpai disekitar lokasi rencana kegiatan
berdasarkan pengamatan survey lapangan dan informasi masyarakat
adalah ular, kadal, dan biawak. Sedangkan jenis mamalia yang terdapat
disekitar lokasi antara lain adalan musang, kelelawar dan babi.
Bentang alam Pulau Bangka secara umum merupakan dataran rendah yang
relatif rata, kecuali di daerah-daerah tertentu bergelombang (berbukit)
dengan puncak sejumlah gunung yang masing_masing letaknya sangat
terpisah.
III. 1 Geologi
3.1.1 Litologi
Litologi yang terdapat di dalam blok penambangan Desa Jurung,
Kecamatan Merawang terdiri dari sekis, filit, kuarsit dan endapan
alluvial. Pulau Bangka tersusun dari formasi batuan beku dan batuan
sedimen. Batuan sedimennya terdiri atas lapisan tanah liat, lempung,
lempung pasiran dan lainnya. Endapan alluvial yang dijumpai berupa
perselingan pasir, lempung, kerikil, pasir lempungan (claysand) dan
lempung pasiran (sandclay).
3.1.2 Sturuktur Geologi
Sturuktur geologi endapan alluvial biasanya terdapat pada lapisan
pasir atau kerikil kasal yang terletak diatas batuan dasar Pra-Tersier,
maupun batuan granit yang lapuk, tetapi kadang-kadang ditemukan
bersama-sama dengan bongkahan-bongkahan batu atau batu guling
yang terdiri atas batu pasir yang berukuran dari beberapa cm hingga
puluhan cm, serta kadang-kadang tersemen kuat dengan oksida
dengan komponen-komponen lainnya.
3.1.3 Geoteknik
Berdasarkan data geologi, litologi dan topografi daerah blok
penambangan Desa Jurung, Kecamatan Merawang secara umum dapat
dikatakan daerah tersebut termasuk daerah yang stabil dan tingkat
pergeseran tanah kecil karena topografi daerah tersebut landai
dengan batuan dasar atau bedrock granit.
III. 2 Keadaan Endapan
III.3 Cadangan
3.3.1 Cara Perhitungan Cadangan
Dari nilai grade yang dikalikan dengan area influence (luas daerah
pengaruh) serta interpretasi thick of wash (tebal lapisan
bertimah) maka akan didapat cadangan timah daerah yang di
eksplorasi. Selain itu juga dapat diketahui berapa tebal lapisan
penutup atau overburden daerah tersebut sehingga akan didapat
nilai SR (stripping ratio). Dari nilai SR dan perbandingan jumlah
cadangan timah (mineable reserve) maka akan diketahui apakah
daerah yang dieksplorasi tersebut ekonomis dan layak untuk
ditambang.
1. Volume m³ 2.123.120
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN
TAHUN KE - 1
3 Wash Yang Ditambang Mincan
5 Arah Penambangan -
TAHUN KE - 2
4 Luas Pit 2,0 hektar
5 Arah Penambangan -
5 ArahPenambangan -
6 Jarak Penambangan ke Smelter 120 km
2 Produksi 40 SnO2
TAHUN KE - 4
4 Luas Pit 1.8 hektar
BAB V
RENCANA PELEBURAN DAN PEMURNIAN
(METALURGI)
Limestone atau batu gamping atau juga disebut batu kapur adalah
bahan campuran yang digunakan dalam proses peleburan timah.
Limestone adalah material yang ditambahkan dalam charge untuk
menurunkan titik didih dan membantu mencairkan slag. Limestone
dapat dibeli dipasaran dengan harga yang relatif murah.
Antrasit adalah batubara yang memiliki kalori tinggi (>7000 kcal)
yang merupakan bahan bakar yang digunakan untuk melebur timah.
Antrasit diperoleh dengan membeli dari importir antrasit karena
batubara produksi Indonesia umumnya memiliki kalori dibawah 7000
kcal (sub-bituminous -bituminous). Pada umumnya antrasit yang
banyak dipakai merupakan barang import dari Vietnam.
b. Peralatan Produksi
PT. Sinar Logindo Alam mempunyai 1 unit tanur listrik dengan
kapasitas produksi terpasang sebesar 8 ton. Untuk satu kali produksi
memerlukan waktu ± 24 jam. Selain itu juga perusahaan juga di
lengkapi dengan ketel untuk memurnikan timah atau mengurangi
kandungan mineral pengotornya yang terdapat pada cairan timah
yang berupa besi (Fe), belerang (S), tembaga (Cu), arsen (As).
Sedangkan untuk mengurangi kadar timbale/lead(Pb) dan bismuth
dilakukan dalam alat khusus yaitu Electro Thermal Chistallizer (ETC).
1. Heating Up Furnance
Yaitu proses pemanasan tanur untuk operasi pertama kali.
Pemanasan tanur dilakukan dengan menggunakan kayu bakar
hingga mencapai 1200° C, biasanya pemanasan tanur
membutuhkankan waktu ± 48 jam.
2. Mixing
Yaitu proses pencampuran antara konsentrat kering yang telah
diketahui kadar timahnya (> 72 % Sn) dengan batu kapur dan
antrasit sebelum dimasukkan kedalam tanur dengan perbandingan
tertentu.
3. Charging
Yaitu memasukan bahan campuran timah, antrasit dan kapur hasil
dari proses mixing secara bertahap kedalam tanur.
4. Rabbling
Yaitu proses pengadukan material pada saat proses peleburan di
dalam tanur, pengadukan dilakukan berulang-ulang setiap 1 jam.
5. Tapping
Tapping merupakan proses terakhir peleburan timah sebelum
dilakukan pemurnian.
6. Refinery
Yaitu proses pemurnian timah dari mineral pengotornya seperti
timbal, sulfur, besi dan mineral lainnya sehingga mineral
pengotornya dapat dikurangi seminimal mungkin. Dalam
pemurnian timah dikenal 2 proses refinery, yaitu :
- Bubbling
Merupakan proses pemurniaan timah dari kadar Fe yang
berlebih dengan cara penggelembungan dengan menggunakan
udara yang dihembuskan dari pipa kompresor, sehingga Fe
terangkat ke atas, setelah itu dilakukan proses skimming.
- Chrystalizer
Merupakan pemurnian timah dari kadar Pb dengan cara
mengaliri timah ke dalam box spiral yang kemudian
disemprotkan dengan menggunakan air sehingga Pb akan
terpindahkan berdasarkan sifat thermo dan gravitasi.
7. Casting
Yaitu proses pencetakan timah yang sudah dilebur dan dimurnikan
kedalam cetakan. Timah yang dihasilkan baik yang bahan bakunya
dari pasir maupun slag dicetak dalam bentuk ingot dengan berat 25
kg/balok.
DRY HEATING UP
MIXING CHARGIN
RABLING
TAPING
CASTIN CASTIN
TIN TIN
Selain timah, hasil dari peleburan adalah slag yang masih memiliki
kandungan timah 25 – 30 %, sehingga dapat dilebur ulang. Dalam hal
ini, bila hasil slag produksi PT. Sinar Logindo Alam sudah cukup
banyak, maka slag yang ada direncanakan akan di lebur kembali
sehingga dapat menambah produksi.
8. Recovery peleburan
Recovery peleburan timah di smelter PT. Sinar Logindo Alam mulai
dari peleburan timah di tanur hingga proses refinasi dengan ketel
sampai tercetak timah dalam bentuk balok (99,5% Sn) mencapai
94%.
BAB VI
WILAYAH KONSESI
PENGANGKUTAN
GUDANG PENAMPUNGAN
ANALISA LABORATORIUM
TIMAH Sn>70%
PENGANGKUTAN KE
GUDANG PELEBURAN
Gambar 6.1. Flowchart Penambangan Menuju Peleburan (Smelter)
VII.1 Lingkungan
7.1.1 Dampak Kegiatan
Perubahan-perubahan terhadap lingkungan sebagai akibat operasi
penambangan tidak mungkin dapat dihindarkan. Yang harus
dikendalikan adalah dampak perubahan tersebut terhadap daya dukung
dan fungsi-fungsi lingkungan serta terhadap kehidupan manusia, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Evaluasi perkiraan dampak negatif yang mungkin timbul dari
penambangan timah diantaranya :
v) Tempat Pemukiman
Lahan bekas penambangan dirataan kembali kemudian dapat
dijadikan tempat pemukiman baru setelah lahan tersebut
dipadatkan.
d. Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan bertujuan untuk mengindentifikasi dan
mengetahui perubahan kualitas lingkungan yang terjadi secara
periodic. Pemantauan lingkungan akan selal dilakukan berupa
pengujian kualitas air tambang, pengujian tingkat kebisingan area
tambang, pengujian kandungan debu disekitar tambang dan
beberapa kegiatan lain sehingga dapat diambil solusi untuk
meminimalisir kerugian yang di akibatkan dari aktivitas
penambangan.
Peralatan yang di gunakan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
disebut Alat Pelindung Diri (APD) di antaranya meliputi:
Safety shoes ( sepatu safety )
Safety helmet ( helm pelindung )
Ear plug (alat peredam)
Safety glove (sarung tangan)
Safety glasses (kacamata pelindung)
Masker
b. Safety Talk
Safety talk ini dapat dilakukan pada setiap gilir jam kerja atau setiap
awal shift dan membahas apa yang di kerjakan, apa bahayanya,
peralatan apa yang dikenakan dan bagaimana cara penanganannya
bila terjadi bahaya.
c. Safety Training
Pembinaan K3 dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang terprogram
dengan baik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
d. Safety Inspection
Inspeksi K3 sangat perlu dan efektif dilakukan dalam rangka upaya
pembinaan K3 di lapangan yang di lakukan secara rutin, berkala dan
bersama.
e. Safety Investigation
Bentuk upaya pembinaan K3 melalui suatu investigasi kejadian
nearmiss/kecelakaan/kejadian berbahaya, hal ini sangat diperlukan
dalam rangka mendapatkan penyebab dari kecelakaan tersebut yang
selanjutnya dapat dikoreksi dan di harapkan kejadian yang sama
tidak lagi terjadi.
f. Safety Meeting
Dengan diadakan pertemuan K3 secara terencana dan rutin, maka
hal-hal/permasalahan yang berkaitan dengan K3 dapat dibicarakan
atau dievaluasi dengan baik.
BAB VIII
TENAGA KERJA
IX.1 Organisasi
b. Luar Negeri
Tin Ingot yang dihasilkan perusahaan pada saat ini di ekspor ke
Negara Asia dan Eropa dengan harga yang sesuai dengan
perkembangan harga timah dunia.
BAB X
INVESTASI DAN ANALISA KELAYAKAN
X.1 Investasi
Investasi pertambangan merupakan investasi yang beresiko tinggi dan
padat modal, meskipun itu merupakan pertambangan salam skala kecil.
Namun berdasarkan hasil eksplorasi, dukungan masyarakat dan
pemerintah daerah, perusahaan tetap optimis untuk melanjutkan investasi
pertambangan di Desa Jurung, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
a. Modal Tetap
1). Pengurusan Perizinan dan Eksplorasi
Biaya perizinan yang telah dikeluarkan meliputi izin penyelidikan
umum, eksplorasi, jaminan kesungguhan, pajak-pajak lain, biaya
operasional dan lain-lain yang telah dikeluarkan PT. Sinar Logindo
Alam hingga saat ini adalah sebesar Rp. 250.000.000,- ( dua ratus lima
puluh juta rupiah ).
Tabel 10.2 diatas merupakan estimasi modal kerja awal untuk 1 bulan
operasi tambang di Desa Jurung, Kecamatan Merawang. Namun
perusahaan tentu saja harus mempersiapkan anggaran lebih dari sebulan
sebelum aliran dana hasil penjualan masuk. Oleh karena itu perusahaan
akan mengganggarkan modal kerja selama 3 bulan yaitu sebesar:
c. Sumber Dana
Semua sumber dana perusahaan berasal dari pemegang saham
perusahaan dan pinjaman uang dari bank.
a. Biaya Produksi
Dari hasil eksplorasi blok penambangan Desa Jurung, Kecamatan Jurung memiliki
cadangan layak tambang (mineable reserve) sebesar 189 ton Sn.
Hasil timah yang diperoleh direncanakan akan dilebur dan dimurnikan di smelter
PT. SINAR LOGINDO ALAM dengan hasil minimal 99,87% Sn.
Rencana kerja eksploitasi timah disusun untuk produksi selama 4 tahun dengan
sistem penambangan yang dibagi per blok tiap tahun. Hasil tin ingot yang
diperoleh akan di ekspor keluar negeri sesuai dengan permintaan pasar dengan
harga dengan harga yang mengikuti perkembangan harga timah dunia.
Sumber dana perusahaan berasal dari pemegang saham dan pinjaman Bank.
Berdasarkan hasil analisa kelayakan, rencana penambangan cukup layak untuk di
kerjakan dengan waktu pengembalian modal 1 tahun.
Pemantauan lingkungan akan selalu rutin di lakukan berupa pengujian kualitas air
disekitar tambang, pengujian tingkat kebisingan area tambang, pengujian
kandungan debu disekitar tambang dan beberapa kegiatan lainnya sehingga dapat
diambil solusi untuk meminimalisir kerugian yang di akibatkan.
LAMPIRAN – LAMPIRAN