Aturan Gambar Teknik Berdasarkan Iso
Aturan Gambar Teknik Berdasarkan Iso
Aturan Gambar Teknik Berdasarkan Iso
Gambar 1
Menentukan Ukuran Kertas A0
Karena ukuran kertas gambar A0 mempunyai luas x.y = 1.000.000 mm 2,
dengan y=x√2 , maka x2√2 = 1.000.000 mm2 sehingga diperoleh lebar 841 mm
(dibulatkan) dan panjang 841√2 = 1189 mm. Untuk mendapatkan ukuran kertas
gambar lainnya adalah dengan cara membagi dua panjangnya, sehingga ukuran:
1. A1 adalah ½ dari A0.
2. A2 adalah ½ dari A1.
3. A3 adalah ½ dari A2.
4. A4 adalah ½ dari A3.
Sesuai dengan standar ISO (International Standardization for
Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet) selanjutnya kertas
gambar diberi garis tepi sesuai dengan ukurannya.
Pada tabel di bawah ditetapkan ukuran batas tepi bawah, tepi atas dan
tepi kanan (C) sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan
20 mm.
Penetapan jarak ini dimaksudkan untuk memberikan jarak sehingga jika
kertas gambar dibundel tidak akan mengganggu gambarnya.
Tabel 1.
Standar Ukuran Kertas
Ukuran (mm)
Jenis Kertas Tepi Kiri (mm) C (mm)
L P
A0 841 1189 20 10
A1 594 841 20 10
A2 420 594 20 10
A3 297 420 20 10
A4 210 297 20 5
A5 148 210 20 5
Gambar 3
Penulisan Huruf dan Angka secara miring (750)
Keterangan tabel:
a. Tinggi huruf kecil; tinggi huruf kecil disini adalah tinggi huruf kecil diantara
huruf yang dipakai, tinggi huruf kecil ini tanpa tangkai dan kaki (huruf b, k,
l = bertangkai dan j, g = berkaki).
b. Tinggi huruf kecil untuk tipe A = (10/14).h dan untuk tipe B = (7/10).h
c. Jarak antar huruf; jarak antar huruf disini adalah jarak antara huruf yang
satu dan lainnya dalam satu kata. Untuk tipe A (2/14).h dan untuk tipe B
(2/10).h.
d. Jarak antar garis; jarak antar garis disini adalah jarak antara batas bawah
huruf besar di atas dan batas atas huruf besar di bawah.
e. Jarak antar kata; bila dalam suatu kalimat ada dua kata yang disambung
(misalnya baja nikel) maka jarak antara kata baja dan nikel tersebut
dianjurkan sebagai berikut: untuk penggunaan tipe huruf A jaraknya
6/14.h dan untuk tipe huruf B jaraknya 6/10.h.
f. Tebal huruf yaitu tebal pena yang digunakan untuk membuat huruf.
Ukuran pena tersebut harus disesuaikan dengan tinggi huruf dan tipe
huruf yang digunakan. Tebal huruf yang dianjurkan untuk tipe A adalah
1/14.h dan untuk tipe B yaitu 1/10.h.
Tabel 4.
Ukuran Huruf dan Angka
Ukuran huruf/angka Penggunaan
2.5 mm Toleransi
3.5 mm Skala dari detail
Tanda pengerjaan
Skala (pada etiket)
Daftar Bagian (pada etiket)
Digambar/diperiksa (pada etiket)
Penunjukan ukuran, tulisan – tulisan
Perubahan, pemesanan (pada etiket)
5 mm Skala
Nama Instansi
Potongan, Pandangan, detail
7.5 mm Nomor Bagian
Nomor Gambar
Judul Gambar (pada etiket)
8. Jenis Huruf
Jenis huruf yang dpat digunakan antara lain : ISOCT SHX tegak atau
miring, Technic bolt TT dan ISOTEUR miring.
Gambar 4
Jenis huruf Bolt
TT
Gambar 5
Jenis huruf
ISOHCT
Gambar 6
Jenis Huruf
ISOTEUR
9. Tata
Letak (Layout)
a. Kepala
Gambar (etiket)
Setiap
gambar kerja yang
dibuat, selalu ada
etiketnya. Etiket
dibuat di sisi kanan
bawah kertas
gambar. Pada
etiket (kepala
gambar) ini kita
dapat
mencantumkan:
nama yang membuat gambar
judul gambar
jenis proyeksi
Gambar 7
Contoh Etiket
b. Skala
Skala merupakan perbandingan ukuran antar objek pada gambar
dengan ukuran benda sebenarnya. Skala dikelompokkan menjadi: skala
sebenarnya, skala diperbesar dan skala diperkecil. Bilangan skala yang
direkomendasikan untuk digunakan pada gambar teknik adalah: 1, 2, 5 dan
10.
Tabel 5
Skala yang direkomendasikan
Kategori Skala yang direkomendasikan
50 : 1 20:1 10:1
Skala Perbesaran
5:1 2:1
Ukuran 1:1
Sebenarnya
Skala Pengecilan 1:2 1:5 1:100
1:20 1:50 1:1000
1:200 1:500 1:10000
1:2000 1:5000 1:100000
d. Jika menggunakan lebih dari satu skala pada satu gambar, hanya skala
utama saja yang ditunjukkan pada etiket. Skala lainnya ditetapkan
berdekatan dengan gambar bagian atau huruf yang menunjukkan detail
gambar.
10. Proyeksi
Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan,
yang dilukiskan menurut garis-garis pandangan pengamat pada
suatu bidang datar/ bidang gambar. Proyeksi juga berfungsi untuk
menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.
Dari sudut pandangnya, proyeksi terbagi 2 yaitu :
a. Proyeksi Piktorial, yang memiliki pandangan 3 dimensi. Proyeksi
piktorial memiliki beberapa macam :
a.1. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau
tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda
tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda seperti
sebenarnya.
Gambar 8
Proyeksi Aksonometri
a.2 Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang
garis pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya. Cara
menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada ukuran-ukuran benda yang
mengalami skala perpendekan.
Gambar menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat
dipilih sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan gambar
paling jelas
a.3 Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri,
dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri,
pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.
a.4 Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu-sumbu
tersebut. Sudut proyeksi trimetri adalah 20 0 untuk alfa dan 300 untuk beta atau
100 untuk alfa dan 200 untuk beta.
Gambar 9
Proyeksi trimetri
a.5 Proyeksi Miring
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis
proyeksi tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan dengan
bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan tergambar seperti
sebenarnya.
a.6 Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan
visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk
menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi perspektif garis-
garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu atau beberapa titik. Titik
tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Bayangan yang terbentuk pada
bidang proyeksi disebut dengan gambar perspektif.
Gambar 10
Perbandingan berbagai macam proyeksi piktorial
b. Proyeksi Ortogonal, Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang
bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.
Proyektor adalah garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang
proyeksi.
b.1 Proyeksi Eropa
Proyeksi eropa termasuk kedalam jenis proyeksi ortogonal, disebut
juga proyeksi sudut pertama atau proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa
merupakan proyeksi yang letaknya terbalik dengan arah pandangnya. Coba
kita perhatikan kembali gambar dibawah ini, dengan model yang sama kita
proyeksikan gambar tersebut kedalam proyeksi Eropa.
Gambar 11
Proyeksi Eropa
b.2 Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi
kwadran III, , perbedaan istilah ini tergantung dari masing-masing pengarang
yang menjadi refernsi. Proyeksi Amerika merupakan proyeksi yang letak
bidangnya sama dengan arah pandangannya. Coba perhatikan gambar di
bawah ini.
Gambar 12
Proyeksi Amerika
DAFTAR PUSTAKA