Rangkuman Matematika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MATERI LOGARITMA

𝑎𝑛 = 𝑏 → 𝑎
log 𝑏 = 𝑛
Sifat – sifat logaritma
𝑎
1. log 1 = 0
𝑎
2. log 𝑎 = 1
𝑎
3. log 𝑏 𝑛 = 𝑛𝑎 log 𝑏
𝑛𝑎
4. 𝑎 log 𝑏 𝑛 =
𝑚
log 𝑏
𝑚
𝑎
5. log 𝑏 𝑏 log 𝑐 = 𝑎 log 𝑐
𝑎
6. log 𝑏 + 𝑎 log 𝑐 = 𝑎 log(𝑏 × 𝑐)
𝑎 𝑏
7. log 𝑏 − 𝑎 log 𝑐 = 𝑎 log ( )
𝑐
𝑎 log 𝑏 1
8. log 𝑏 = = 𝑏 log 𝑎
log 𝑎

MATERI FUNGSI KUADRAT


Bentuk umum 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 , 𝑎, 𝑏, 𝑐 𝜖 𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 0.
Hal –hal yang berkaitan dengan fungsi kuadrat :
Diskriminan , 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑏
Sumbu simetri 𝑥 = −
2𝑎

𝐷
Nilai Ekstrim 𝑦 = −
4𝑎

𝑏 𝐷
Titik puncak / balik maximum, minimum (− ,− )
2𝑎 4𝑎

Bentuk grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola. Bentuk grafik fungsi kuadrat
jika :
a. 𝐷 > 0 , 𝑎 > 0 ; kurva / grafik fungsi kuadrat memotong sumbu x di dua
titik yang berlainan. Kurva menghadap ke atas dan jika D > 0 memiliki 2
akar real.

x
b. 𝐷 = 0, 𝑎 > 0 ; kurva menyinggung sumbu x ( D = 0) dan memiliki
akar real. Kurva menghadap ke atas (𝑎 > 0).
x
c. 𝐷 < 0 , 𝑎 > 0 ; kurva tidak memotong sumbu x ( D < 0) dan tidak
memiliki akar real. Kurva menghadap ke atas (𝑎 > 0).

d. 𝐷 > 0 , 𝑎 < 0 ; memotong dua titik pada sumbu x yang berlainan dan
memiliki dua akar real. Kurva menghadap ke bawah (𝑎 < 0).

e. 𝐷 = 0, 𝑎 < 0 ; kurva menyinggung sumbu x dan memiliki akar real


( D = 0 ). Kurva menghadap ke bawah (𝑎 < 0 ).
x

f. 𝐷 < 0 , 𝑎 < 0 ; kurva tidak memotong sumbu x dan tidak memiliki


akar real. Kurva menghadap ke bawah (𝑎 < 0 ).
x
MENETUKAN PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT
1. Melalui titik potong terhadap sumbu x (x1,0),(x2,0) dan titik sembarang
P (x,y) ;
𝑦 = 𝑎 (𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )

2. Melalui koordinat titik puncak / titik balik ( p,q) dan koordinat lain (x,y);
𝑦 = 𝑎 (𝑥 − 𝑝)2 + 𝑞

3. Melalui tiga titik sembarang (𝑥1, 𝑦1 ), (𝑥2 , 𝑦2 ), (𝑥3 , 𝑦3 ).


- Substitusikan titik- titik tersebut ke dalam 𝑦 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑐 + 𝑐
- Lakukan penyelesaian ke tiga persamaan linier dengan eliminasi dan
substitusi.
MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS.
1. Gradien ( m) → 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐.
𝑥
- Gradien melalui titik pusat O (0,0) dan A (x,y) ;𝑚 =
𝑦
𝑦2 −𝑦1
- Gradien melalui titik 𝐴 (𝑥1 , 𝑦1 ), 𝐵 (𝑥2 , 𝑦2 ). 𝑚 =
𝑥2 −𝑥2
- Syarat gradien sejajar m1 = m2
- Syarat gradien tegak lurus , 𝑚1 . 𝑚2 = −1
2. Rumus persamaan garis
a. Melalui 𝐴 (𝑥1 , 𝑦1 ), Dengan gradien m

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚 (𝑥 − 𝑥1 )

b. Melalui 𝐴 (𝑥1 , 𝑦1 ), 𝐵 (𝑥2 , 𝑦2 ).


𝑦2 − 𝑦1
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥2 − 𝑥2

c. Melalui titik O (0,0) dengan gradien m; 𝑦 = 𝑚𝑥

MATERI MATRIKS
Matriks yaitu susunan angka yang membentuk barisan dan kolom.

𝑎 𝑏 𝑒 𝑓
𝐴22 = ( ) , 𝐵22 = ( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ
Ordo matriks yaitu menunjukkan banyaknya baris dan kolom ( A 22, B22)
Kesamaan dua matriks yaitu matriks persegi (ordo sama ) dimana elemen-
elemennya yang seletak sama.

𝑎 𝑏 𝑒 𝑓
( ) =( ) , a= e, b =f, c = g, d = h.
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ
Transpose matriks yaitu mengubah susnan baris dalam matriks menjafi kolom
sedngakan kolom menjadi baris.
𝑎 𝑏 𝑎 𝑐
𝐴=( ) → 𝐴𝑇 = ( )
𝑐 𝑑 𝑏 𝑑
Operasi matriks.
1. Penjumlahan dan pengurangan matriks.
- Syarat : ordo harus sama
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎+𝑒 𝑏+𝑓
𝐴+𝐵 = ( )+( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐+𝑔 𝑑+ℎ
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎−𝑒 𝑏−𝑓
𝐴−𝐵 = ( )−( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐 −𝑔 𝑑−ℎ
- Sifat penjumlahan matriks
a. Komutatif : A + B = B + A
b. Asosiatif : ( A + B ) + C = A + ( B + C)
Note : tidak berlaku pada pengurangan matriks
2. Perkalian skalar matriks ( skalar = angka / bilangan ).
𝑘∙𝐴 →𝑘 =2
𝑎 𝑏 2𝑎 2𝑏
2( )=( )
𝑐 𝑑 2𝑐 2𝑑
3. Perkalian matriks dengan matriks.
Syarat : jika matriks A jumla kolomnya sama dengan baris pada
matriks B.
𝐴22 𝑥 𝐵23 = 𝐶23
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑎𝑓 + 𝑏ℎ
𝐴𝑥𝐵 = ( )𝑥( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑐𝑓 + 𝑑ℎ
Determinan Matriks
Perkalian diagonal utama dikurangi diagonal lainnya.
𝑎 𝑏
𝐴22 = ( )
𝑐 𝑑
Diagonal utama

|𝐴| = 𝑎 ∙ 𝑑 − 𝑏 ∙ 𝑐
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏
𝐴33 =( 𝑑 𝑒 𝑓) 𝑑 𝑒
𝑔 ℎ 𝑖 𝑔 ℎ
|𝐴| = ((𝑎 ∙ 𝑒 ∙ 𝑖 + 𝑏 ∙ 𝑓 ∙ 𝑔 + 𝑐 ∙ 𝑑 ∙ ℎ) − (𝑐 ∙ 𝑒 ∙ 𝑔 + 𝑎 ∙ 𝑓 ∙ ℎ + 𝑏 ∙ 𝑑 ∙ 𝑖))

Invers Matriks.
a. Matriks ordo 2 x 2
𝑎 𝑏
𝐴22 = ( )
𝑐 𝑑
1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = |𝐴| ( )
−𝑐 𝑎
b. Matriks ordo 3 x 3
𝑎 𝑏 𝑐
𝐴33 = (𝑑 𝑒 𝑓)
𝑔 ℎ 𝑖
1
𝐴−1 = |𝐴| 𝐴𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛 𝐴

MATERI BARISAN DAN DERET.


1. Barisan Aritmatika ( beda tiap suku sama ).
𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … . , 𝑈𝑛
Menentukan suku ke-n (Un)
Barisan aritmatika 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

𝑎 = suku pertama (U1 )


𝑏 = beda , 𝑏 = 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1
𝑛 = banyak suku
𝑈𝑛 = suku ke-n

2. Deret Aritmatika
𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛
𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏 + ⋯ + 𝑈𝑛
Menentukan Jumlah suku pertama (𝑆𝑛) deret aritmatika.
𝑛
𝑆𝑛 = 2 (𝑎 + 𝑈𝑛 ) atau
𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1) ∙ 𝑏)
2

Hubungan 𝑈𝑛 , 𝑆𝑛 , 𝑆𝑛−1
𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1
3. Barisan Geometri
𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … , 𝑈𝑛 (rasio tiap suku tetap ).
Menentukan suu ke – n (𝑈𝑛 ) barisan geometri.
𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1

𝑎 = suku pertama (𝑈1 )


𝑈𝑛
𝑟 = rasio 𝑟 =
𝑈𝑛−1
𝑛 = banyaknya suku.
𝑈𝑛 = suku ke – n

4. Deret Geometri.
𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛
𝑎 + 𝑎𝑟 + 𝑎𝑟 2 + ⋯ + 𝑈𝑛
Menentukan jumlah suku pertama (𝑆𝑛 ) deret geometri.
Jika r < 1 ; 𝑛 𝑎(1−𝑟 )
𝑆𝑛 = 1−𝑟

𝑎(𝑟 𝑛 −1)
Jika r > 1 ; 𝑆𝑛 = 𝑟−1

Jumlah Deret Geometri tak hingga konvergen ( -1 < r < 1 )


𝑎
𝑆∞ = 1−𝑟

MATERI TRIGONOMETRI

r y

𝑦 1 𝑟
Sin = Cosec = =
𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝑦

𝑥 1 𝑟
Cos = Sec = =
𝑟 𝑐𝑜𝑠 𝑥

𝑦 1 𝑥
Tan = Cotan = =
𝑥 𝑡𝑎𝑛 𝑦
Nilai Trigonometri
Sudut – sudut istimewa
1. 0° < 𝐴 < 90° ( kuadran I )
0° 30° 45° 60° 90°
Sin A 0 1 1 1 1
√2 √3
2 2 2
Cos A 1 1 1 1 0
√3 √2
2 2 2
Tan A 0 1 1 √3 ∞
√3
3
2. 90° < 𝐴 < 180° ( kuadran II )
90° 120° 135° 150° 180°
Sin A 1 1 1 1 0
√3 √2
2 2 2
Cos A 0 1 1 1 −1
− − √2 − √3
2 2 2
Tan A ∞ −√3 −1 1 0
− √3
3
3. 180° < 𝐴 < 270° ( kuadran III)
180° 210° 225° 240° 270°
Sin A 0 1 1 1 -1
− − √2 − √3
2 2 2
Cos A −1 1 1 1 0
− √3 − √2 −
2 2 2
Tan A 0 1 1 √3 ∞
√3
3
4. 270° < 𝐴 < 360° ( kuadran IV)
270° 300° 315° 330° 360°
Sin A −1 1 1 1 0
− √3 − √2 −
2 2 2
Cos A 0 1 1 1 1
√2 √3
2 2 2
Tan A ∞ −√3 −1 1 0
− √3
3
Aturan Sinus

b a

A B
c

𝑎 𝑏 𝑐
= =
𝑠𝑖𝑛𝐴 𝑠𝑖𝑛𝐵 𝑠𝑖𝑛𝐶

Aturan Cosinus

𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 𝐶𝑜𝑠 𝐴
𝑏 2 = 𝑎2 + 𝑐 2 − 2𝑎𝑐 𝐶𝑜𝑠 𝐵
𝑐 2 = 𝑏 2 + 𝑎2 − 2𝑎𝑏 cos 𝐶
Menghitung Luas Segitiga ABC
1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶
2
1
𝐿 = 𝑏𝑐 sin 𝐴
2
1
𝐿 = 𝑎𝑐 sin 𝐵
2

Jumlah dan selisih dua sudut.


Sin ( A+ B) = sin A cos B + cos A sin B
Sin ( A – B) = sin A cos B – cos A sin B
Cos ( A+ B) = cos A cos B – sin A sin B
Cos ( A – B ) = cos A cos B + sin A sin B
tan 𝐴+tan 𝐵
Tan ( A+B) =
1−𝑡𝑎𝑛 𝐴∙𝑡𝑎𝑛 𝐵

tan 𝐴−tan 𝐵
Tan (A-B) =
1+tan 𝐴∙tan 𝐵

MATERI IRISAN KERUCUT


1. Lingkaran
- Persamaan lingkaran dengan jari-jari r dan pusat O (0,0) ;
𝑥 2 + 𝑦2 = 𝑟2
- Persamaan lingkaran dengan jari-jari r dan pusat P (a,b) ;
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
- Persamaan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0,
1 1
Memiliki : P = (𝑎, 𝑏) → − 𝐴, − 𝐵
2 2
1 1
Titik pusat P = (− 𝐴, − 𝐵)
2 2
Jari-jarinya r = √𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑐
2. Persamaan Garis Singgung Lingkaran.
a. 𝐿 → 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟2 dititik T (x1,y1);
𝑔 = 𝑥1 ∙ 𝑥 + 𝑦1 ∙ 𝑦 = 𝑟 2
b. 𝐿 → (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 dititik T (x1,y1);
𝑔 = (𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) = 𝑟 2
c. 𝐿 → 𝑥 2 + 𝑦 2 + 2𝐴𝑥 + 2𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 dititik T (x1,y1);
𝑔 = 𝑥1 ∙ 𝑥 + 𝑦1 ∙ 𝑦 + 𝐴(𝑥1 + 𝑥) + 𝐵(𝑦1 ∙ 𝑦) + 𝐶 = 0
d. 𝐿 → 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 dengan gradien m;
𝑔 = 𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑚2 + 1
e. 𝐿 → (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 , gradien m ;
𝑔 = (𝑦 − 𝑏) = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√𝑚2 + 1
3. Persamaan Lingkaran yang berpusat di P (a,b) melalui titik (x,y)
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
𝑟 2 = (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2
MATERI PELUANG
1. Kaidah pencacahan
Faktorial (!)
𝑛! = 𝑛 ∙ (𝑛 − 1) ∙ (𝑛 − 2) ∙ … ∙ 1
0! = 1
2. Permutasi
Susunan yang mungkin dari unsur-unsur yang berbeda dengan
memperhatikan urutan, n > r.
𝑛!
𝑛𝑃𝑟 = (𝑛−𝑟)!

Permutasi dengaan beberapa unsur yang sama.


𝑛!
𝑃=𝑟
1 2 !𝑟3 !….
!𝑟

Permutasi Siklis
𝑃 = (𝑛 − 1)!
3. Kombinasi
Susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan urutan
(acak), n > r.
𝑛!
𝑛𝐶𝑟 = (𝑛−𝑟)!𝑟!
Peluang suatu kejadian.
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) = 𝑛(𝑆)

P(A) = peluang kejadian A


n(A) = banyaknya anggota A
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel
Peluang Komplemen kejadian
𝑃(𝐴)𝑐 = 1 − 𝑃(𝐴)

nilai peluang 0 ≤ 𝑝(𝐴) ≤ 1,


𝑃(𝐴)𝑐 adalah peluangkomplemen A( yang bukan kejadian A)
Frekuensi Harapan suatu kejadian (Fh)
Fh = 𝑛 × 𝑃(𝐴)
4. Kejadian Majemuk
a. Kejadian saling lepas : jika tidaak ada irisan antara A dan B sehingga
𝐴∩𝐵 ={}
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)
b. Kejadian tidak saing lepas : jika terdapat irisan pada kejadian A dan
B sehingga 𝐴 ∩ 𝐵 ≠ ∅
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = peluang gabungan A dan B
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = peluang irisan kejadian A dan B.
Biasanya kejadian saling lepas dan tidak saling lepas pada kalimat
soal sering menggunakan kata ‘atau’.
c. Kejadian saling bebas : jika kejadian A tidak terpengaruh oleh
kejadian B atau sebaliknya.
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴)𝑥𝑃(𝐵)
Biasanya kejadian saling bebas dan tidak saling bebas (𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) ≠
𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵)) pada kalimat soal sering menggunakan kata ‘dan’.
d. Kejadian Bersyarat: kejadian munculnya kejadian A jika diisyaratkan
kejadian munculnya kejadian B terlebih dahulu.
- Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terlebih dahulu
𝑃(𝐴|𝐵).
𝑃(𝐴∩𝐵)
𝑃(𝐴|𝐵) = , 𝑃(𝐵) ≠ 0
𝑃(𝐵)
- Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terlebih dahulu
𝑃(𝐵|𝐴)
𝑃(𝐴∩𝐵)
𝑃(𝐵|𝐴) = , 𝑃(𝐴) ≠ 0
𝑃(𝐴)

Anda mungkin juga menyukai