Pantun Berkait
Pantun Berkait
Pantun Berkait
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan jenis tanaman obat-
obatan, terutama untuk memperoleh bahan-bahan kontrasepsi. Telah diketahui ada
52 jenis tanaman yang terdapat di Indonesia memiliki sifat antifertilitas
(Chuthbert dan Wong, 1986). Salah satunya adalah buah pare (Momordica
charantia L.). Buah Pare yang sering digunakan sebagai lalapan ternyata
mengandung khasiat lebih bagi kesehatan. Pare alias paria kaya mineral nabati
kalsium dan fosfor, juga karotenoid. Pare mengandung alpha-momorchorin, beta-
momorchorin dan MAP30 (momordica antiviral protein 30) yang bermanfaat
sebagai anti HIV/AIDS (Zheng et al. 1999; Grover dan Yadav, 2004). Akan
tetapi, biji pare juga mengandung triterpenoid yang mempunyai aktivitas anti
spermatozoa, sehingga penggunaan biji pare secara tradisional dengan maksud
1
untuk mencegah AIDS dapat mengakibatkan infertilitas pada pria (Girini et al.
2005; Naseem et al. 1998). Konsumsi pare dalam jangka panjang, baik dalam
bentuk jus, lalap atau sayur, dapat mematikan sperma, memicu impotensi,
merusak buah zakar dan hormon pria, bahkan berpotensi merusak liver (Basch et
al. 2003; Lord et al. 2003). Bagi wanita hamil, sebaiknya konsumsi pare dibatasi
karena percobaan pada tikus menunjukkan pemberian jus pare menimbulkan
keguguran.
2
7. Apa saja penyakit pada pare ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, dan Klasifikasi Tanaman Pare
Peria atau pare adalah tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah Asia
Tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma. Anggota
suku labu-labuan atau cucurbitaceae ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan
sebagai sayuran maupun bahan pengobatan. Pare (Momordica charantia L)
Sinonim Momordica balsamina Blanco, Momordica balsamina Descourt,
Momordica cylindrica Blanco, Momordica jagorana C.Koch, Momordica
operculata Vell, Cucumis africanus Lindl. Merupakan tanaman tropis, hidup di
dataran rendah dan dapat merupakan tanaman yang dibudidayakan atau tanaman
liar di tanah kosong. Bila dibudidayakan akan ditanam di ladang, halaman tumah,
dirambatkan pada anjang anjang bambu, atau dipohon dan pagar.
Pare mudah tumbuh memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat
tumbuh subur ditampat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari. Tanaman
semusim berumur hanya setahun perambat dengan sulurnya mirip spiral membelit
kuat untuk merambat. Mempunyai banyak cabang, batangnya segi lima. Pare
berdaun tunggal, berjajar diatara batang berselang- seling, bentuknya bulat
panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal
berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk
menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang,
berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang,
berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah
hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga katup. Biji banyak,
coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras.
Tanaman Pare tergolong dalam bangsa Cucurbitaceae, jenis Momordica
charantia L. Penyebarannya meliputi Cina, India dan Asia Tenggara (Williams,
1971). Pemanfaatan buah Pare bagi masyarakat Jepang bagian Selatan sebagai
obat pencahar, laksatif dan obat cacing (Okabe et al. 1980). Di India, ekstrak buah
Pare digunakan sebagai obat diabetik, obat rheumatik, obat gout, obat penyakit
liver dan obat penyakit 1imfa (Dixit et al. 1978).
Klasifikasi ilmiah tanaman Pare
4
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Violales
Famili Cucurbitaceae
Genus Momordica
Spesies M. Charantia
Peria banyak memiliki banyak nama lokal, didaerah jawa disebut sebagai
paria, pare, pare pahit, pepareh. Di sumatera, peria dikenal dengan nama prieu,
fori, pepare, kambeh, paria. Orang Nusa Tenggara menyebutnya paya, truwuk,
paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule. Sedangkan di Sulawesi, orang
menyebutnya poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia.
5
2.3 jenis-jenis pare
Banyaknya
No Kandungan Gizi
1 2
1 Kalori (energi) 22,00 kal 29,00 kal
2 Protein 0,90 g 1,10 g
3 Lemak 0,40 g 0,30 g
4 Karbohidrat 4,60 g 6,60 g
5 Serat 0,90 g -
6 Abu 0,70 mg -
7 Kalsium 32,00 mg 45,00 mg
8 Zat besi 0,90 mg 1,40 mg
6
9 Natrium 2,00 mg -
10 Niasin 0,03 mg -
11 Fosfor 32,00 mg 64,00 mg
12 Kalium 211,00 mg -
13 Vitamin A 335,00 SI 180,00 SI
14 Vitamin B1 0,06 mg 0,08 mg
15 Vitamin B2 0,03 mg -
16 Vitamin C 55,00 mg 52,00 mg
17 Air 93,34 g 91,20 g
18 Bagian yang - 77,00%
dapat dimakan
Tidak hanya buahnya saja yang mempunyai khasiat, daun pare juga
memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan, yaitu :
7
2.6 Hama Penyerang Tanaman Pare
a. Ulat grayak yang menyerang daun. Ulat ini menyerang pada malam
hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di dalam tanah.
Dalam kondisi serangan berat semua daun pare bisa habis dimakannya,
karena sifat hama ini yaitu memakan semua jenis daun.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu
mengambil telur-telur yang baru menetas diambil bersama-sama
dengan daun yang menempel. Sedangkan secara biologis, yaitu dengan
penyemprotan Bacillus Thungiriensis atau Borelinevirus Litura.
Penanganan secara kimia dengan menyemprotkan pestisida 2 cc/lt.
8
c. Kumbang Aulacophora Silimis
Gejala terserang kumbang ini yaitu tanaman menjadi layu karena
jaringan akarnya dimakan larva, dan daunnya dimakan kumbang.
Hama ini menyerang akar. Pengendalian secara kimia yaitu dengan
menyemprot insektisida curacon 500 EC. Pengendalian secara
mekanik yaitu dengan gropyokan.
e. Lalat buah
Gejalanya adalah daging buah tidak dapat dimakan karena busuk dan
berair dengan ratusan belatung. Pengendalian dengan membungkus
tanaman pare pada waktu berbuah, menggunakan insect trap,
mengadakan penyiangan dan pembubunan.
Selain hama, berikut ini adalah penyakit yang terdapat dan dapat
merusak tanaman pare, antara lain :
9
- Menyemprot fungisida sulfur dosis 2 g/liter
- Menanam varietas yang resisten
- Membuang bagian tanaman yang diserang
b. Penyakit Antraktosa
Gejala penyakit ini faun bernoda hitam. Pada serangan berat batang
dan buah juga diserang, dan serangan lebih berat jika terjadi pada
musim hujan. Gejala penyakit ini disebabkan oleh cendawan
collectrichum sp. Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang
terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan fungisida
benlate dengan dosis 2 gram/liter.
c. Penyakit Layu
Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan
mengkerut lalu mongering. Tanaman akan mati sejak beberapa saat
terinfeksi. Menyerang tanaman bibit yang baru berkecambah, tanaman
muda dan tanaman dewasa. Penyebab penyakit ini disebabkan oleh
Fusarium sp.
Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terserang,
menyiram dengan larutan fungisida benlete 2 gram/liter ke tanah bekas
tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan
terhadap serangan patogen
d. Penyakit virus
Gejalanya menyerang daun muda. Serangan virus ini menyerang pada
saat tumbuh (bibit, tanaman muda dan tanaman yang sudah berbuah).
Penyebab gejala tersebut adalah cucumber mosaic virus (CMV).
Pengendaliannya antara lain :
- Dengan memusnahkan tanaman yang terserang
- Menyeleksi bibit yang akan dipindah tanam ke lapang
- Memberantas vector virus.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman pare merupakan
tanaman yang mudah dibudidayakan. Berdasarkan dari tujuan yang tertera
dalam pendahuluan, makalah ini membahas semua tentang pare, mulai dari
ciri-ciri, klasifikasi, hingga penyakit oada pare dan penanganannya.
Dengan mengetahui macam-macam hama dan penyakit serta gejala dan cara
penanggulangannya, maka kita bisa mengetahui cara perawatan dan
bagaimana menanggulangi hama dan penyakit pare dengan baik.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan
bagi seluruh pembaca dalam bidang pertanian khususnya tanaman pare.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://mawarhitamsempurna.blogspot.com/2010_05_01_archive.html
http://id.wikipedia.org/wiki/hama
http://frendli.multiply.com/journal/item/61/PARE_dan_Manfaatnya
12