Alokasi Biaya Pendidikan
Alokasi Biaya Pendidikan
Alokasi Biaya Pendidikan
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen Pembiyaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Hari Pritna Sanusi, M.Ag
Disusun Oleh :
Rizal Rifai
Rohmi Latifah
Siti Masitoh
Yudi Imansyah
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan Rahman dan
Rahim-Nya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah saw sang tauladan dan
sang pencerah sampai akhir zaman.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen
Pembiayaan Pendidikan. Adapun judul makalah yang diambil adalah“Pengelolaan dan
pengalokasian Dana pendidikan”
Akhirnya tidak lain harapan penulis adalah semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa pada prodi Manajemen Pendidikan Islam
yang diharapkan akan terus meningkat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
berguna bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Keuangan.......................................................................... 3
B. Pengalokasian Dana Pendidikan........................................................... 4
C. Tujuan Pengelolaan dan Pengalokasian Biaya Pendidikan................... 6
D. PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003
SISDIKNAS Bab VI .......................................................................... 7
E. PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20
Tahun 2003 SISDIKNAS Bab VI ..................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN ..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam kajian pengelolaan pendidikan. Setiap lembaga pendidikan selalu
berhubungan dengan masalah keuangan, yang berkisar pada: uang sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP) , uang kesejahtraan pesonal dan gaji serta keuangan yang berhubungan
langsung dengan penyelengaraan lembaga pendidikan seperti perbaikan sarana prasarana
sebagainya.
Pembiayaan atau pendanaan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat, dalam era desentralisasi pemerintah yang dimaksudkan adalah pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
diakolasikan dan minimal 20% dari angaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumberdaya keuangan yang diperlukan untuk
penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.
Pembiayaan harus dikelola dan dialokasi secara tepat dan akurat sehinngga akan
menghasilkan dana pendidikan yang produktif dengan cara yang efektif dan efisien dan efisien
guna mencapai tujuan pembiayaan pendidikan yang telah ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan dana pendidikan ?
2. Bagaimana pengalokasian dana pendidikan ?
3. Apa tujuan pengelolaan dan pengalokasian biaya pendidikan ?
4. Bagimana PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab
VI ?
5. Bagaimana PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN Nomor 20 Tahun 2003 SISDIKNAS
Bab VI ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan bagaimana mengelola dana pendidikan
2. Menjelaskan bagaimana pengalokasian dana pendidikan
3. Memaparkan bagaiman tujuan dari pengelolaan dan pengalokasian biaya pendidikan
4. Memaparkan bagaimana pengelolaan dana pendidikan dalam undang-undang SISDIKNAS
5. Memaparkan bagaimana pengalokasian dana pendidikan dalam undang-undang SISDIKNAS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan pelaporan
dan pertangung jawaban yang dialokasikan untuk penyelengaraan pendidikan. Tujuan pengelolan
keuangan adalah untuk mewujudkan tertib adminitrasi dan bisa dipertangungjawabkan berdasar
ketentuan yang sudah digariskan. Inti dari pengelolaan keuangan adalah mencapai efisiensi dan
efektivitas. Oleh karena itu disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk
kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu di perhatikan
faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber
pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi ke dalam
tiga fase yaitu:
1. financial planning merupakan kegiatan-kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang
tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek
samping yang merugikan.
2. Implementation, ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi
penyesuaian jika diperlakukan.
3. Evaluation merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.
Untuk keperluan pertanggungjawaban, pengelolan keuangan di sekolah dibebankan kepada
kepala sekolah. Untuk operasional, pengelolaan keuangan biasanya dikelolah oleh bendaharawan
yang melakukan pembukuan sesuai dengan aturan yang berlaku. Kepala sekolah wajib
melakukan pengawasan dalam penggunaan dana.
Penentuan pengeluarkan biaya pendidikan di sekolah menurut Afifuddin (2005),
melibatkan pertimbangan pada setiap kategori anggaran belanja negara, antaranya berikut ini:
1. Pengawasan umum, dalam kategori ini termasuk sumber-sumber keuangan yang ditetapkan bagi
pelaksanaan tugas-tugas administratif dan manajerial. Gaji para administrator, para pembantu
administratif, serta biaya pelengkapan kantor dan pembekalan.
2. Pengajaran, katagori ini meliputi gaji guru dan pengeluaran bagi buku-buku pelajaran, alat-alat
dan pelengkapan yang diperlukan dalam pengajaran biasanya katagori ini mencapai 70-75 % dari
keseluruhan angaran belanja negara.
4. Pemeliharaan gedung, penggantian dan perbaikan perlengkapan pembelian gedung dan halaman
sekolah.
5. Operasi, biaya telepon, air, listrik, sewa gendung dan tanah, dan gaji personil pemeliharan
gedung.
Cara yang paling umum digunakan untuk mengalokasikan dana pendidikan adalah
mengalokasikan dana berdasarkan atas perhitungan banyaknya siswa yang terdaftar. Banyaknya
siswa yang terdaftar di suatu sekolah dapat dihitung pada awal tahun ajaran, pertengahan tahun
ajaran, atau pada akhir tahun ajaran.
b. Pengalokasian Dana Atas Dasar Guru
Banyak negara yang mengalokasikan dana untuk gaji pegawai (guru-guru) sebesar 60%
sampai 95% dari anggaran rutin pendidikan. Indonesia menetapkan belanja pegawai berkisar
antara 80% dari seluruh anggaran rutin kementrian.
Dalam pengalokasian dana atas dasar guru, perlu diperhatikan bahwa karakteristik guru
bermacam-macam. Ada guru pendidikan dasar, guru pendidikan menengah, dan guru pendidikan
tnggi (dosen). Guru juga dapat diklasifikasikan menurut bidang studi/mata kuliah dan guru kelas,
menurut tempat tugas kota dan desa, atau menurut gabungan dari berbagai penggolongan
tersebut.
Pengalokasan dana berdasarkan guru mempunyai dampak ratio siswa yang kadang-kadang
hasilnya negatif. Oleh karena itu harus dipertimbangkan secara cermat.
c. Pengalokasian Dana Atas Dasar Ruang Belajar
Dana berupa modal dalam pendidikan sering dinyatakan sebagai rata-rata pembuatan ruang
belajar. Dengan demikian, pengeluaran modal sering dialokasikan atas dasar jumlah tertentu per
ruang belajar. Ruang belajar kadang-kadang dibedakan menurut letak sekolah, menurut jenjang
sekolah, dan menurut jenis sekolah. Selain itu, kita juga mengenal ruang belajar di desa dan
dikota. Hal ini harus diperhitungkan dalam menentukan alokasi dana pendidikan.
Suatu keragaman dalam jumlah uang yang dnyatakan per satuan pendidikan dapat dipakai
untuk mencapa tujuan-tujuan yang berbeda. Msalnya, keragaman dalam jumlah dana yang
disediakan dapat dicapai dengan melakukan pembobotan terhadap satuan-satuan pendidikan.
Angka bobot yang lebih besar daripada satu, berarti bahwa lebih banyak sumber dana yang harus
dialokasikan pada satuan pendidikan tersebut. Sedangkan angka bobot yang sama atau kurang
dari satu maka sumber dana yang harus dialokasikan untuk satuan pendidikan tersebut dapat
teteap tidak memerlukan penambahan atau dapat pula dturunkan jumlahnya untuk yang angka
bobotnya kurang dari satu.
e. Pengalokasian Dana Atas Dasar Peningkatan Angka Partisipasi
Angka partisipasi merupakan perbandingan antara jumlah siswa terhadap anak usia sekolah
pada suatu wilayah tertentu. Ada dua angka partisipasi yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) dan
Angka Partisipasi Kasar (APK). APM adalah perbandingan antara jumlah siswa usia tertentu
terhadap jumlah penduduk usia tertentu pada suatu wilayah. Msalnya, perbandingan antara
jumlah siswa usia 7-12 tahun terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun di suatu kecamatan.
APK adalah perbandingan antara jumlah siswa suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk usia yang relevan dengan usia siswa pada jenjang pendidikan tersebut.
Msalnya, perbandingan antara jumlah siswa SD terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun di
suatu kecamatan.
Pada umumnya angka partisipasi di daerah perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan.
Dalam kondisi seperti ini, rumus pembiayaan yang semata-mata didasarkan pada keadaan siswa
di sekolah tidak dapat mengatasi pembangunan pendidikan pada wilayah-wilayah yang angka
partisipasinya rendah. Oleh sebab itu, harus ada modifkasi rumus sehingga alokasi dana sesuai
dengan kondisi setempat. Makin banyak dana yang disediakan untuk daerah-daerah pedesaan
yang angka partisipasinya rendah, akan makin giat pula usaha-usaha untuk meningkatkan
pelaksanaan program pembangunan pendidikan pada wilayah tersebut.
f. Pengalokasian Dana Atas Dasar Pengamatan Terhadap Rumus-rumus Alokasi Keuangan
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pengelolaan keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan pelaporan
dan pertangung jawaban yang dialokasikan untuk penyelengaraan pendidikan. Tujuan pengelolan
keuangan adalah untuk mewujudkan tertib adminitrasi dan bisa dipertangungjawabkan berdasar
ketentuan yang sudah digariskan. Inti dari pengelolaan keuangan adalah mencapai efisiensi dan
efektivitas.
Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi ke dalam
tiga fase yaitu:
a. financial planning
b. Implementation
c. Evaluation
Pengalokasian adalah suatu rencana penetapan jumlah dan prioritas uang yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pendidikan disekolah (Depdiknas:2009). Alokasi keuangan
sekolah Negeri atau Swasta terdiri dari :
a. Alokasi pembangunan fisik dan non fisik.
b. Alokasi kegiatan rutin, seperti belanja pegawai, kegiatan belajar mengajar, pembinaan
kesiswaan, dan kebutuhan rumah tangga.
tata cara pengalokasian dana
a. Pengalokasian Dana Atas Dasar Siswa
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, M. Sobry. 2009. Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islami.Bandung
: Prospect.
Syarifudin, M. 2005. Pengelolaan Madrasah (Pendekatan Teoritis dan Praktis).Bandung : Pusat
Studi Pesantren dan Madrasah.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
Matin. 2014. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo
persada.
Administrasi pendidikan mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan ilmu
administrasi lain. Menurut Sodiq A. Kuncoro, perbedaan administrasi pendidikan
terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya dan bukan pada prinsip-prinsip umumnya.
Dikarenakan tujuan umum pendidikan itu sendiri adalah untuk membantu peserta didik
mencapai kedewasaannya masing- masing sehingga peserta didik dapat berdiri sendiri
di dala masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat
sekitarnya. Jadi untuk mencapai tujuan pendidikan, maka harus diselenggarakan
rangkaian kegiatan pendidikan secara terencana, terarah, dan sistematis melalui
lembaga pendidikan formal yang diatur dan diawasi oleh pemeintah dengan tidak
mengurangi arti usaha- usaha kependidikan yang lainnya.
Pengertian
Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen atau administrasi. Menurut Husaini
Usman (2004:3) : Management diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu menjadi
manajemen atau pengelolaan. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian yaitu
administrasi merupakan keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang
telah diambil dan pelaksanaanitu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusian
atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada juga
pendapat lain dari Sutarto yaitu, administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan dan
pengurusn segenap tindakan/ kegiatan.
Administrasi pendidikan adalah sebagai suatu ilmu yang tidak dapat kita samakan
begitu saja dengan administrasi bisnis, administrasi pemerintah, ataupun administrasi
militer. Sebab administrasi pendidikan mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan ilmu administrasi lain. Menurut Sodiq A. Kuncoro, perbedaan administrasi
pendidikan terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya dan bukan pada prinsip-prinsip
umumnya. Dikarenakan tujuan umum pendidikan itu sendiri adalah untuk membantu
peserta didik mencapai kedewasaannya masing- masing sehingga peserta didik dapat
berdiri sendiri di dala masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitarnya. Jadi untuk mencapai tujuan pendidikan, maka harus
diselenggarakan rangkaian kegiatan pendidikan secara terencana, terarah, dan
sistematis melalui lembaga pendidikan formal yang diatur dan diawasi oleh pemeintah
dengan tidak mengurangi arti usaha- usaha kependidikan yang lainnya. Itu semua
dapat dicapai degan usaha pengendalian atau yang disebut dengan kegiatan
administrasi pendidikan.
Pembiayaan Pendidikan
Biaya pendidikan digolongkan menjadi 3 jenis, (PP No 48 Tahun 2008 pasal 3), yaitu:
1. Biaya personalia
2. Biaya non personalia
3) Bantuan biaya pendidikan yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada peserta
didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya.
4) Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik
yang berprestasi.
1. Biaya personalia adalah terdiri dari gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan-
tunjangan yang melekat pada gaji.
2. Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya
tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.
Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan dengan tertib, lancar, efektif dan
efisien (Depdiknas 2007: 6). Keuangan sekolah merupakan bagian yang sangat penting
karena setiap kegiatan sekolah membutuhkan uang. Untuk itu, kegiatan pengelolaan
keuangan sekolah perlu dilakukan dengan baik. Mulyono (2010 : ) mengemukakan
bahwa keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas
juga tidak terlepas dari perencanaan anggaran pendidikan yang mantap serta
pengalokasian dana pendidikan yang tepat sasaran dan efektif.
1. Fungsi perencanaan, mencakup berbagai kegiatan seperti menentukan kebutuhan, yang diikuti
oleh penentuan strategi pencapaian tujuan dan penentuan program guna melaksnakan strategi
pencapaian tersebut. Dalam bidang pengelolaan ada berbagai langkah atau kegiatan dalam
rangka menyusun suatu rencana, antara lain :
a) Menjangkau ke depan untuk memperkirakan keadaan dan kebutuhan di kemudian
hari.
d) Menyusun program, yang mencakup pendekatan yang ditempuh, jenis dan urutan
kegiatan.
1. Fungsi koordinasi, merupakan stabilisator antar berbagai tugas tanggung jawab dan
wewenang untuk menjamin tercapainya relevansi dan efektivitas program kerja yang
dilaksanakan.
2. Fungsi motivasi, terutama meningkatkan efisiensi proses dan efektifitas hasil kerja. Fungsi
tersebut timbul antara lain karena adanya penentuan dan distribusi tugas, tanggung jawab dan
kewenangan yang sesungguhnya bermuara pada relevansi efektivitas dan efisiensi hasil kerja
yang di capai.
3. Fungsi pengawasan, meliputi pengamatan proses pengelolaan secara menyeluruh, sehingga
tercapai hasil sesuai dengan program kerja. Fungsi tersebut mencakup antara lain :
a) Mencegah terjadinya penyimpangan- penyimpangan dari program kerja yang
telah ditetapkan, dan meluruskan kembali penyimpangan- penyimpangan tersebut.
f) Fungsi penilaian yang bertujuan untuk mengukur sampai berapa jauh tujuan telah
tercapai sebagai umpan balik bagi perbaikan- perbaikan bagi program kegiatan
selanjutnya.
Dalam pengelolaan dana pendidikan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatiakan
(PP. No 48 Tahun 2008 pasal 59 dan Undang- undang No 20 Tahun 2003 pasal 48)
antara lain :
a) Prinsip keadilan, prinsip ini dilakukan dengan memberikan akses pelayanan
pendidikan yang seluas- luasnya dan merata kepada peserta didik, tanpa membedakan
latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial
ekonomi.
c) Prinsip transparasi, prinsip ini dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan
tata kelola yang baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggaraan pendidikan
yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga sebagai berikut :
1. Dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasilakan opini audit yang
wajar tanpa perkecualian.
2. Dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan.
d) Prinsip akuntabilitas publik, prinsip ini dilakukan dengan pertanggungjawaban atas
kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada
pemangku kepentingan pendidikan, orang tua, dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi syarat terbangunnya akuntabilitas yaitu,
3) Pemeriksaan (auditing)
Tugas menejemen keuangan menurut Mulyono (2010: 146) dapat dibagi menjadi tiga
fase, yaitu :
Sumber keuangan menurut PP. No 48 tahun 2008 pasal 51 ayat 4 tentang dana
pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dapat bersumber
dari :
a) Anggaran Pemerintah
d) Bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan diluar peserta didik atau
orang tua/ walinya.
Pengalokasian adalah suatu rencana penetapan jumlah dan prioritas uang yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pendidikan disekolah (Depdiknas:2009). Alokasi
keuangan sekolah Negeri atau Swasta terdiri dari :
Bidang yang secara umum menjadi ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam
administrasi pendidikan. Ruang linkup tersebut meliputi dua bidang kegiatan, yaitu :
1. Manajemen administratif, yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/
kelompok kerjasama mengerjakan hal- hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
2. Manajemen operatif, yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan
pekerjaan yang menjadi beban tugas masing- masing, setiap orang melaksanakannya dengan
tepat dan benar.
Secara umum, ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi :
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/18/konsep-dasar-manajemen-keuangan-sekolah/
Disusun oleh :
Nim : 11.88203.108
Kelas : III/ C/ V
2013