Pertemuan 10 Salesmanship - With Halaman
Pertemuan 10 Salesmanship - With Halaman
Pertemuan 10 Salesmanship - With Halaman
Disusun oleh :
Dosen Pengampuh:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesikan.
Hasil makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat ilmu di
Universitas Negeri Surabaya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu untuk menyelesaikan artikel ini, sehingga dapat selesai pada waktu
yang ditentukan. Penulis berharap dengan karya tulis ini memberi manfaat ilmu
untuk mengetahui segala tentang “MENGEMBANGKAN DAN
MENINGKATKAN PENJUALAN YANG BERKUALITAS”. Mengembangkan
dan meningkatan penjualan merupakan hal penting yang diketahui dan dipelajari
oleh seorang salespeople untuk kelangsunga hidup perusahaan .
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2. Apa empat kunci yang diperlukan penjual untuk membangun strategi
hubungan?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Meningkatkan penjualan
3
5. Meminimalsiir budget
1. Pengertian Kemitraan
Kemitraan menurut beberapa definisi para ahli ialah sebagai berikut:
a. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mitra adalah teman,
kawan, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau
jalinan kerjasama sebagai mitra (Dikbud, 1991)
b. Menurut Ja’far Hafsah (1999: 43), kemitraan adalah strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk
meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan
saling membesarkan. Keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh
adanya kepatuhan diantara keduanya dalam menjalankan etika bisnis.
c. Menurut Ian Linton (1991: 10), kemitraan ialah sebuah cara melakukan
bisnis, yaitu pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk
mencapai tujuan bisnis bersama.
d. Menurut UU No. 44 Thn 1997, tentang kemitraan pasal 1 (1)
menyebutkan bahwa kemitraan ialah kerja sama usaha antara usaha kecil
dengan usaha menengah dan atau usaha besar dengan memperlihatkan
prinsip saling memerlukan, memperkuat dan menguntungkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemitraan ialah
jalinan kerjasama usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan antar
dua pihak atau lebih dengan prinsip saling menguntungkan, membutuhkan,
membesarkan dan didalam kerjasama tersebut, tersirat adanya suatu
pembinaan dan pengembangan.
4
Dalam dunia usaha, kemitraan merupakan satu bentuk usaha
bersama, yaitu para mitra usaha berbagi keuntungan atau kerugian sebagai
konsekuensi dari kegiatan investasi yang dilakukan. Dalam arti yang lebih
sempit, kemitraan ialah kontrak atau perjanjian antar individu yang sepakat
untuk menjalankan usaha dan memberikan kontribusi terhadap usaha
dengan menyatukan kekayaan, pengetahuan, kegiatan dan saling
menguntungkan. Dalam menjalin kemitraan, disamping menggunakan
kontrak resmi atau perjanjian tertulis, terkadang juga tanpa menggunakan
perjanjian resmi, hanya dengan atas dasar rasa saling percaya. Dalam hal
ini, salesmanship muncul dan berkembang dalam pergaulan sosial diantara
pelakunya. Untuk itu, salesmanship tersebut harus mengetahui dan
memahami prinsip-prinsip kemitraan.
Menurut Astamoen dalam Rusdiana (2104:195), ada lima etika
yang harus diperhatikan dalam membangun kemitraan, yaitu:
a. Saling mengerti dan memahami
b. Saling memberi manfaat
c. Saling menerima dan memberi
d. Saling mempercayai
e. Amanah
2. Unsur-unsur kemitraan
Pada dasarnya, kemitraan merupakan kegiatan saling
menguntungkan dengan berbagai bentuk kerjasama dalam menghadapi
dan memperkuat satu sama lain. Tujuan utama kemitraan ialah
mengembangkan pembangunan yang mandiri dan berkelanjutan dengan
landasan dan struktur perekonomian yang kokoh dan berkeadilan
dengan ekonomi rakyat sebagai tulang punggung utamanya (Julius
Bobo dalam Rusdiana, 2014: 195). Kemitraan mengandung beberapa
unsur pokok diantaranya :
a. Kerjasama usaha
Dalam konsep kerjasama usaha melalui kemitraan, jalinan
kerjasama yang dilakukan antara perusahaan besar atau
menengah dengan perusahaan kecil didasarkan pada kesejajaran
5
kedudukan atau memiliki derajat yang sama terhadap kedua belah
pihak yang bermitra. Hal ini berarti kedua belah pihak tersebut
memiliki kedudukan setara dengan hak dan kewajiban timbal
balik sehingga tidak ada yang dirugikan, tidak ada saling
mengeksploitasi satu sama lain dan tumbuh berkembangnya rasa
saling percaya diantaranya kedua pihak yang bermitra dalam
mengembangkan usahanya.
b. Pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil
Dengan hubungan kerjasama melalui kemitraan, pengusaha
besar atau menengah dapat menjalin hubungan kerjsama yang
saling menguntungkan dengan pengusaha kecil atau pelaku
ekonomi lainnya., sehingga pengusaha kecil akan lebih berdaya
dan tangguh dalam berusaha demi tercapainya kesejahteraan.
c. Pembinaan dan pengembangan
Pada dasarnya yang membedakan hubungan kemitraan dan
hubungan dagang biasa ialah adanya pembinaan dari pengusaha
besar terhadap pengusaha kecil atau koperasi yang tidak
ditemukan pada hubungan dagang biasa. Bentuk pembinaan
dalam kemitraan, antara lain pembinaan dalam mengakses modal
yang lebih besar, pembinaan manajemen usaha, pembinaan
peningkatan sumber daya manusia (SDM), pembinaan
manajemen produksi, pembinaan mutu produksi, serta pembinaan
dalam pengembangan aspek institusi kelembagaan, fasilitas
alokasi dan investasi.
3. Prinsip dan tujuan kemitraan
Prinsip-prinsip kemitraan pada hakikatnya adalah sebagai berikut:
a. Saling membutuhkan
Menurut John Marioti (1999: 51), kemitraan merupakan rangkaian
proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui
posisi keunggulan dan kelemahan usahanya. Pemahaman dalam
keunggulan tersebut akan menghasilkan sinergi yang berdampak
pada efisiensi, turunnya biaya produksi dsb. Dalam hal
6
penerapannya dalam kemitraan, perusahaan besar dapat menghemat
tenaga dalam mencapai target tertentu dengan menggunakan tenaga
kerja yang dimiliki oleh perusahaan kecil sebaliknya perusahaan
yang lebih kecil, umumnya relatif lemah dalam hal kemampuan
teknologi, memperoleh permodalan dan sarana produksi melalui
teknologi dan sarana produksi yang dimiliki oleh perusahaan besar.
b. Saling memperkuat
Dalam kemitraan usaha sebelum, kedua belah pihak mulai bekerja
sama, pasti suatu nilai tambah yang ingin diraih oleh masing-masing
pihak yang bermitra. Selain diwujudkan dalam bentuk nilai
ekonomi, seperti peningkatan modal dan keuntungan, perluasan
pangsa pasar, ada juga nilai tambah yang non ekonomi, seperti
peningkatan kemampuan manajamen, penguasaan teknologi dan
kepuasan tertentu. Keinginan ini merupakan konsekuensi logis dan
alamiah dari adanya kemitraan. Keinginan tersebut harus didasari
sampai sejauh mana kemampuan untuk memanfaatkan keinginan
tersebut dan untuk memperkuat keunggulan-keunggulam yang
dimilikinya. Dengan bermitra, terjadi sinergi antara para pelaku yang
bermitra sehingga niali tambah yang diterima akan lebih besar.
Dengan demikian terjadi saling mengisi dan memperkuat dari
kekurangan pihak yang bermitra. Hal ini harus disadari oleh masing-
masing pihak yang bermitra, yaitu memahami bahwa mereka
memiliki perbedaan, menyadari keterbatasan masing-masing, baik
yang berkaitan dengan manajemen, penguasaan ilmu pengetahuan
maupun penguasaan sumber daya, baik sumber daya alam maupun
sumber daya manusia (SDM).
c. Saling menguntungkan
Salah satu maksud dan tujuan kemitraan usaha ialah win-win
solution partnership, kesadaran dan saling menguntungkan. Adanya
kemitraan ini tidak berarti para partisipan harus memiliki
kemampuan dan kekuatan yang sama, tetapi yang esensi dan lebih
utama ialah adanya posisi tawar yang setara berdasarkan peran
7
masing-masing. Kemitraan ini, terutama dalam hubungan timbal
balik, bukan seperti kedudukan antara buruh dan majikan, atau
atasan kepada bawahan sebagai adanya pembagian risiko dan
keuntungan proporsional. Disinilah letak kekhasan dan karakter dari
kemitraan usaha. Berpedoman pada kesejajaran kedudukan atau
derajat yang setara bagi masing-masing pihak yang bermitra, tidak
ada pihak yang tereksploitasi dan dirugikan, tetapi justru
memunculkan rasa saling percaya antara para pihak, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan dan pendapatan melalui pengembangan
usahanya.
Tujuan Kemitraan
Kemitraan yang dihasilkan merupakan proses yang dibutuhkan
bersama oleh pihak yang bermitra dengan tujuan memperoleh nilai
tambah. Hanya dengan kemitraan yang saling menguntungkan, saling
membutuhkan dan saling memperkuat dunia usaha, baik kecil maupun
menengah akan mampu bersaing. Adapun secara lebih terperinci tujuan
kemitraan meliputi beberapa aspek berikut:
a. Tujuan dari aspek ekonomi
Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan kemitraan secara lebih konkrit, yaitu:
1. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat
2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan
3. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyakarat dan
usaha kecil
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan wilayah dan
nasional
5. Memperluas kesempatan kerja
6. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional
b. Tujuan dari aspek sosial dan budaya
Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya
pemberdayaan usaha kecil. Pengusaha besar berperan sebagai faktor
percepatan pemberdayaan usaha kecil sesuai kemampuan dan
8
kompetensinya dalam mendukung mitra usahanya menuju
kemandirian usaha. Dengan kata lain, kemitraan usaha yang
dilakukan oleh pengusaha besar untuk ikut memberdayakan usaha
kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri.
Hal ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial. Dengan
pembinaan dan bimbingan yang terus-menerus, pengusaha kecil
dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen ekonomi yang
tangguh dan mandiri. Pada pihak lain, tumbuh kembangnya
kemitraan usaha akan diiringi dengan tumbuhnya pusat-pusat
ekonomi baru yang semakin berkembang sehingga sekaligus dapat
merupakan upaya pemerataan pendapatan sehingga dapat mencegah
kesenjangan sosial.
c. Tujuan dari aspek teknologi
Secara fakta, usaha kecil biasanya memiliki skala usaha yang
kecil dari sisi modal, penggunaan tenaga kerja, teknologi maupun
orientasi pasarnya. Sehubungan dengan keterbatasan teknologi
pada usaha kecil, pengusaha besar juga diharapkan mau dan
mampu memberikan bimbingan teknologi, terutama yang
berkenaan dengan teknik berproduksi guna meningkatkan
produktivtas dan efisiensi.
d. Tujuan dari aspek manajemen
Dengan kemitraan, pengusaha kecil yang pada umumya memiliki
tingkat manajemen usaha yang rendah diharapkan memperoleh
pebenahan manajemen, peningkatan kualitas sumber daya manusia
serta pemantapan organisasi.
Kemitraan Sebagai Strategi Salesmanship
1. Pola Kemitraan Usaha
Persahabatan, kesetiaan dan rasa saling percaya antara pihak satu
dengan yang lain memegang peran yang sangat penting dalam
menciptakan ruang pasar tanpa pesaing. Kemitraan merupakan strategi
bsinis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu
tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling
9
membutuhkan dan membesarkan. Proses kemitraan melewati rangkaian
tahap dimulai dengen mengenal calon mitra, mengetahui posisi
keunggulan dan kelemahan usahanya, mulai membangun strategi,
melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi sampai target tercapai.
2. Jejaring Bisnis
Jaringan bisnis merupakan salah satu bentuk kemitraan juga dalam
cakupan yang lebih luas. jaringan bisnis memiliki ciri adanya hubungan
bisnis jangka panjang yang didasarkan pada asas tolong-menolong dan
saling percaya. Kendala yang dihadapi dalam membentuk jaringan
bisnis ialah sebagai berikut:
Pemula dalam jaringan bisnis akan bersaing dengan jaringan bisnis
yang sudah mapan
Belum adanya gambaran yang jelas tentang jaringan bisnis bagi
pengusaha kecil dan menengah
Minimnya sumber daya yang memadai dalam membentuk jaringan
Bagi salesmanship, jejaring merupakan sarana untuk
menghubungkan usaha dengan pasar dan suatu keharusan yang harus
ada dalam menjalankan usahanya. Jejaring sosial dalam kegiatan
salaesmanship sangat bermanfaat bagi individu-individu dan organisasi.
Jejaring yang lebih terbuka dengan melibatkan banyak hubungan sosial
akan lebih memungkinkan untuk dengan mudah memperkenalkan
banyak gagasan dan peluang baru kepada para salesmanship. Dengan
demikian, jika individu-individu mampu membangun lebih banyak
jejaring, maka mereka akan memperoleh peluang yang lebih besar untuk
meraih keberhasilan
10
menjaganya tetap kuat, diperlukan beberapa strategi. Beberapa strategi yang
bisa dilakukan yaitu :
Dalam buku wow selling startegi yang digunakan untuk memenangkan hati
pelanggan adalah STAR
a. Berlaku jujur
b. Tapati janji
11
yang dijanjikan. Karena semakin puas pelanggan terhadap produk
atau layanan yang diberikan, semakin loyal mereka.Sebagai seorang
salespeople menepati janji juga menjadi point penting untuk merebut
kepercayaan pelanggan. Jangan sekali-kali membuat janji apabila
tidak bisa ditepati, maka akan memunculkan kekecewaan dalam diri
konsumen. Oleh karena itu buat janji yang dapat ditepati karena
konsumen akan selalu mennunggu salespeople untuk menpatinya.
12
Jika seorang salesperson habis-habisan membela pelanggan,
maka pelanggan juga akan membela salesperson. Kepentingan
pelanggan adalah hal yang paling utama, untuk itu seorang
salesperson berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi
kepentingan pelanggan.
13
konsumen dalam keadaan senang setiap hari. Jika salesople dapat
mengerti situasi pelanggannya maka salespeople dapat mengambil
langkah yang tepat dalam menanggapi pelanggan.
14
b. Ingat hal-hal personal tentang konsumen
15
konsumen untuk mengevaluasi merk yang dianggap baik mereka
menyenangi atau sebaliknya. Sikap konsumen demikian bisa positif dan
bisa negatif pada produk tertentu. Secara umum terdapat tiga komponen
yang mendukung sikap seseorang yaitu:
a. Brand image
b. Brand experience
c. Brad loyalty
d. Brand spirituality.
16
Kesesuaian konsep diri mempengaruhi pemilihan produk
yang dilakukan oleh para konsumen. Konsumen akan memilih
merek yang memiliki citra yang sesuai dengan persepsi mereka.
17
kegiatan bisnis. Relationship marketing berrati memeprlakuakn pelanggan
dengan baik, meningkatkan layanan inti (core service) perusahaan mellaui
penambahan nilai dan yang paling penting adalah memberikan layanan yang
dibutuhakn setiap konsumen atau individu (Mcllroy dan Barnet, 2000).
Pelanggan menjadi pusat perhatian utama dalam relationship marketing,
dimana salesmanship mampu mengenal lebih banyak informasi mengenai
peanggan dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Terdapat tiga prinsip
mendasar dalam mengembangan strategi hubungan atau relationship yaitu
Loyalitas dan kepuasan, Profitabilitas, dan Customer retention.
2. Profitabilitas
18
pelanggan yang menguntungkan (profitable) bagi perusahaan.
dalam hal ini profitable dalam perusahaan tergantung tiga unsur
3. Customer retention
19
Pembentukan citra diri merupakan gabungan dari potensi diri yang
dirumuskan dalam IQ, EQ, dan SQ (Intuititive Ability dan Value ) yang
dipengaruhi oleh latar belakang (motif dan citra) juga dipengaruhi oleh dimensi
waktu yang nantinya akan menghasilkan Visi (Wisdom dan Irfan). Secara
sederhana pembentukan citra diri dan konsep diri dapat digambarkan sebagai
berikut:
Menurut Suryani (2009), citra diri dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
a. Kebutuhan
Setiap manusia ingin hidup dalam keadaan nyaman dan tentram, seimbang
antara jasmaniah dan rohaniah.
b. Kepekaan Tubuh dan Bahasa
Tubuh Manusia terdiri dari badan dan jiwa. Kedua hal ini sama pentingnya
dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tubuh kita akan beraksi terhadap
berita-berita, pengalaman, dan perasaan tertentu.
c. Konflik
Jika dilihat dari asal kata, ”Konflik” berarti tabrakan, benturan,
pertentangan. Pada dasarnya ada dua jenis konflik. Pertama, yang ada dalam
diri seseorang yang disebabkan adanya keinginan atau kebutuhan yang
bertentangan.
d. Kritik
Setiap manusia yang berpendidikan harus mampu mengkritik sesuatu.
20
Artinya, orang itu harus dapat melihat suatu fakta/keadaan dan kemudian
membentuk pendapatnya tentang keadaan itu.
e. Motivasi
Motivasi dari tingkah laku kita sering kali tidak kita sadari, dan
pengaruhnya cukup besar. Kadang-kadang juga kita berusaha menutupi apa
yang sebenarnya menjadi penyebab tingkah laku kita.
f. Peran
Seorang manusia akan bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain
akan perannya.
g. Perasaan
Setiap manusia mengenal perasaan. Perasaan cinta, benci, puas, sedih,
marah, dan sebagainya. Perasaan dapat terlihat dari reaksi tubuh. Perasaan
juga selalu diikuti dengan rasa senang atau tidak senang, seperti juga rasa
bersemangat ataupun rasa tenang.
h. Percaya diri
Rasa percaya diri yang sebenarnya justru didasari oleh perasaan positif akan
harga diri kita, merasa yakin bahwa pribadi kita berharga dan unik. Lawan
dari percaya diri yakni perasaan rendah diri. Orang yang rendah diri akan
merasa dirinya kecil, tak berharga, tak ada artinya, dan juga merasa tidak
berdaya atas tindakan orang lain.
i. Prasangka
Ada beberapa ciri khas prasangka, yaitu :
1. Berupa penilaian negatif terhadap orang lain
2. Merupakan kesimpulan yang kebenarannya tidak dibuktikan terlebih
dahulu
3. Kesimpulan tersebut dianggap berlaku bagi setiap anggota dari suatu
kelompok tertentu
4. Kesimpulan tersebut dibuat sedemikiian rupa sehingga seolah-olah sulit
berubah dan akan berlaku sampai kapanpun juga.
j. Rasa takut
Rasa takut atau ketakutan adalah suatu perasaan yang berhubungan dengan
keadaan terdesak, tegang, dan putus asa.
21
k. Tingkah laku
Bagaimana kita bertingkah laku dalam situasi sangat dipengaruhi oleh
tingkah laku yang telah kita pelajari sewaktu kecil. Setiap orang dalam
perjalanan hidupnya akan membentuk pola tingkah laku tertentu, yang
kemudian akan dipergunakannya jika ia mengalami situasi serupa. Hanya
orang yang mampu menyesuaikan tigkah lakunya dengan situasi baru dapat
mengatasi hidup dengan baik.
l. Umpan balik
Orang lain akan bereaksi terhadap apa yang kita lakukan melalui kata dan
perbuatan, gerak-gerik dan mimik wajah (bahkan tidak bereaksi atau
umpan-balik dengan berdiam diri juga merupakan reaksi). Kita semua ingin
tahu, bagaimana pendapat orang lain terhadap diri kita. Namun, pada waktu
yang bersamaan kita juga takut dan peka jika mendapatkan umpan balik
yang negative. Olehkarena itu, makin sering kita “bercermin”, yaitu
menyadari bagaimana pandangan orang lain terhadap kita, maka makin
banyak kita belajar tentang diri kita sendiri.
22
Dengan kata lain, marketing communication merupakan bentuk komunikasi
yang bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih
segmentasi yang lebih luas. Selain itu, kegiatan marketing communication
adalah kegiatan yang ditujukan untuk memperkenalkan, menjalin maupun
menciptakan interaksi antara perusahaan dengan mitra usaha maupun
konsumen dan kegiatan tersebut, atau merupakan suatu usaha untuk
mengkomunikasikan perusahaan, produk maupun jasa kepada pihak luar
(mitra usaha, supplier maupun konsumen).
1. Attention (perhatian)
Pada tahap ini tujuan komunikasi pemasaran dari tenaga penjualan
adalah menempatkan konsumen sasaran mereka pada tahap penerimaan.
Beberapa perilaku dari komunikasi informal yang dilakukan para salesmen
adalah:
a. Berjabat tangan dengan hangat
23
b. Selalu tersenyum dalam menghadapi pertanyaan konsumen
c. Jadilah pembicara yang baik, perlihatkan minat saudara
d. Gunakan panggilan yang formal , misal Bapak atau Ibu
e. Kendalikan emosi diri, jangan terlalu memaksa, serta sabar.
2. Interest (minat)
Pada tahap ini tujuan personal selling adalah menarik perhatian dari
konsumen sasaran, sehingga konsumen dapat memiliki minat yang kuat
pada produk-produk yang ditawarkan. Beberapa perilaku dari tenaga
penjual pada tahap ini adalah:
a. Mengenali perilaku para konsumen sasaran, apakah mereka mulai
tertarik dengan produk yang ditawarkan.
b. Subyek pembicaraan tenaga penjual harus berkaitan dengan masalah-
masalah sekitar produk atau barang yang laku, produk baru, produk
pesaing, dan lainnya.
c. Amati keadaan jiwa atau suasana hati para konsumen yang menjadi
sasaran penjualan.
d. Para tenaga penjualan harus memposisikan dirinya sebagai wakil dari
perusahaan misalnya berseragam sesuai dengan perusahaan.
3. Desire (keinginan)
Pada tahap ini, para tenaga penjual harus memiliki kemampuan
untuk mampu menjawab setiap pertanyaan dari pelanggan dan hal ini
penting untuk meyakinkan konsumen agar merasa yakin atas reputasi
produk yang ditawarkan perusahaan dan produk yang dibeli konsumen
merupakan pilihan yang tepat di mata pelanggan. Oleh karenanya peran
supervisor penjualan dan staf promosi harus dapat memberikan
pengetahuan produk (product knowledge) yang luas bagi tenaga penjualan
agar kompetensi sebagai tenaga penjual dapat memuaskan dan meyakinkan
pelanggan.
4. Action (tindakan)
Setelah para tenaga penjual mampu menciptakan suasana
komunikasi pemasaran yang dapat menimbulkan kepercayaan konsumen
24
dan dapat menimbulkan kepercayaan maka kemungkinan besar konsumen
akan memesan dan membeli produk yang ditawarkan.
25
5. Buat daftar hal-hal yang telah kita capai, yaitu tentang hal-hal apa yang telah
kita capai, dan mengapa pencapaian tersebut menjadi penting,
6. Buat daftar pengalaman belajar yang penting, coba ingat-ingat dimana dan
kapan kita belajar sesuatu yang berharga, hal ini mungkin saja membantu
kita untuk memahami gaya belajar kita,
7. Minta orang lain memberikan pendapat tentang kekuatan dan kelemahan
kita, dan apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan diri kita,
8. Berfokus kepada saat ini, apa yang terjadi pada kita saat ini, pekerjaan kita
saat ini, keahlian yang kita miliki saat ini, dan kebutuhan pengembangan
diri jangka pendek saat ini,
9. Berfokus kepada masa depan, dimana kita ingin berada pada jangka panjang
dan bagaimana cara kita mencapainya (termasuk ketrampilan-ketrampilan
yang harus kita pelajari dan kita kembangkan,
10. Rencanakan strategi pengembangan diri kita, bagaimana cara kita mencapai
ambisi kita.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
27
baik pula. Misalnya saja dengan memberikan voucher potongan pembelian,
member card, memberikan giftset bagi konsumen yang sering berbelanja di
toko mereka. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu menjadi pihak deliver
values kepada pelanggannya dengan lebih baik jika dibandingkan dengan para
pesaingnya serta selalu menjadi agent of maintenance bagi para pelanggan
mereka.
B. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
http://rinisuryaningputrisetyawati.blogspot.com/2011/04/faktor-yang-
mempengaruhi-citra-diri.html
http://regulasidesa.blogspot.com/2016/03/membangun-citra-diri.html
29
30