Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Sawit Off-Grade Menggunakan Katalis Cao/Serbuk Besi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/308363569

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK SAWIT OFF-GRADE MENGGUNAKAN


KATALIS CAO/SERBUK BESI

Conference Paper · August 2016

CITATIONS READS

0 1,350

4 authors, including:

Zuchra Helwani Edy Saputra


Universitas Riau Universitas Riau
50 PUBLICATIONS   1,016 CITATIONS    37 PUBLICATIONS   596 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Warman Fatra
Universitas Riau
13 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Heterogeneous Catalytic Oxidation of Toxic Organics for Wastewater Treatment View project

Production of bio diesel from CALLOPHYLLUM INOPHYLLUM oil using Cengar Clays as catalyst View project

All content following this page was uploaded by Zuchra Helwani on 21 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Industri Kimia dan Sumber Daya Alam 2016
ISBN 978-602-70195-1-5
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK SAWIT OFF-GRADE


MENGGUNAKAN KATALIS CAO/SERBUK BESI
Zuchra Helwani1)*, Edy Saputra1), Warman Fatra2), Syamsu Herman1)
1)
Laboratorium Teknologi Oleokimia Jurusan Teknik Kimia
2)
Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Panam, Pekanbaru

*Email : zuchrahelwani@yahoo.com

Abstrak - Biodiesel dapat disintesis dari minyak sawit off-grade menggunakan katalis CaO/serbuk besi
pada tahap transesterifikasi. Penggunaan serbuk besi sebagai penyokong katalis CaO memiliki
keuntungan yaitu ramah lingkungan dan pemisahan katalis secara magnetik. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat pengaruh suhu reaksi, rasio mol metanol : minyak dan konsentrasi CaO/Serbuk besi
terhadap yield biodiesel. Proses pembuatan biodiesel dilakukan dengan reaksi esterifikasi dan
dilanjutkan dengan reaksi transesterifikasi. Data hasil percobaan dianalisis dengan rancangan
percobaan (design experiment) metode statistik Central Composite Design (CCD) dan diolah dengan
menggunakan program Design Expert 7.0. Perolehan biodiesel tertinggi didapat sebanyak 68% pada
suhu reaksi 60 oC, rasio metanol : minyak 6 : 1 dan konsentrasi katalis CaO/serbuk besi 3%-b.
Karakteristik biodiesel berupa densitas, viskositas kinematik, angka asam dan titik nyala telah sesuai
dengan standar biodiesel Indonesia. Kondisi proses yang paling memberikan pengaruh nyata terhadap
yield biodiesel adalah konsentrasi katalis.

Kata kunci : biodiesel, CaO, sawit off-grade, serbuk besi, transesterifikasi.

Abstract - Biodiesel is one of renewable energy that formed as liquid fuel and has same property with
petrodiesel. Biodiesel is able to besynthesized from off-grade palm oil using CaO/Wasted iron as catalyst
in transesterification process. Employing Wasted iron as support in CaO has a good impact due to
environmentally friendly and magnetic separation of the catalyst. Biodiesel production in this study aims
is to see the influence of reaction temperature, molar ratio of methanol and oil and concentration of
CaO/Wasted iron towards biodiesel yield. The process was conducted through reaction of esterification
and followed by transesterification reaction. Processing of the data in this study was conducted by
response surface methodology (RSM) using Design Expert 7.0 program which is experimental design
determined by central composite design (CCD) which consists of three variables. The highest result of
biodiesel yield was 68% at 60 oC reaction temperature, molar ratio of methanol : oil is 6 : 1 and catalyst
concentration of CaO/Wasted iron 3%-w. Biodiesel characteristics like as density, kinematic viscosity,
acid value and flash point has been appropriate by Indonesian biodiesel standard. The most significant
process condition affecting the yield of biodiesel was catalyst concentration.

Keywords : biodiesel, CaO, off grade palm oil, wastes iron, transesterification

PENDAHULUAN Tidak semua buah sawit dapat


Biodiesel merupakan bahan bakar cair yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
mempunyai sifat menyerupai diesel dengan hasil biodiesel. Pengolahan sawit off-grade menjadi
pembakaran lebih bersih dibandingkan dengan bahan baku alternatif biodiesel memiliki nilai
diesel [Helwani dkk., 2009]. Biodiesel dapat profit yang tinggi dan dapat mengurangi biaya
disintesis dari minyak jarak pagar, bunga matahari, produksi karena selama ini sawit off-grade dijual
kedelai, sawit dan sebagainya. Namun, biodiesel kepihak lain dengan harga 30-40% lebih murah
dari minyak sawit lebih banyak dikembangkan dari tandan buah segar (TBS), sehingga hal ini
mengingat ketersediaannya yang banyak di dapat merugikan petani maupun pihak pabrik sawit
Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik tahun [Arifin, 2009]. Sawit off-grade memiliki kadar
2013 menunjukkan bahwa luas area perkebunan Asam Lemak Bebas (ALB) yang tinggi. Kadar
sawit di Indonesia tahun 2008 mengalami ALB yang tinggi akan mempersulit proses
peningkatan dari 4,5 juta hektar menjadi 5,6 juta produksi biodiesel dan menurunkan yield
hektar pada tahun 2013 dan diperkirakan akan biodiesel. Salah satu perlakuan awal yang
terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. digunakan untuk menurunkan kadar ALB adalah

13
Seminar Nasional Industri Kimia dan Sumber Daya Alam 2016 SNIKSDA 2016
ISBN 978-602-70195-1-5 Banjarbaru, 27 Agustus 2016
Kalimantan Selatan

reaksi esterifikasi. Setelah kadar ALB <2% maka Pembuatan Katalis CaO/Serbuk Besi
dilanjutkan ke tahap transesterifikasi. CaO/serbuk besi disintesis dengan cara
Katalis yang biasa digunakan pada tahap impregnasi CaO dengan serbuk besi. Serbuk besi
transesterifikasi adalah katalis basa homogen. dan Ca(NO3)2 ditimbang dengan persentase berat
Katalis basa homogen pada reaksi transesterifikasi 55%-b serbuk besi dan 45%-b Ca(NO3)2. Ca(NO3)2
dapat bereaksi dengan ALB membentuk sabun, yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke
sehingga akan menyulitkan pemisahan gliserol dan dalam labu leher tiga dan ditambahkan aquades.
mengurangi yield biodiesel [Yan dkk., 2009]. Kondisi proses dilakukan pada temperatur 80oC
Menurut Chouhan dan Sarma (2011), katalis selama 1 jam dengan kecepatan pengadukan 400
homogen dapat digantikan dengan katalis rpm. Kemudian, serbuk besi yang telah ditimbang
heterogen yang lebih ramah lingkungan, stabil ditambahkan dan diaduk kembali selama 4 jam.
pada suhu tinggi, memiliki pori yang besar dan Hasil dari pencampuran dikeringkan pada suhu
harga yang relatif murah. Keuntungan penggunaan Setelah itu (Ca(OH)2 dan serbuk besi) di-furnace
katalis heterogen pada transesterifikasi adalah selama 2 jam pada suhu 900oC (Liu dkk., 2010).
mengurangi air yang terbuang dan katalis dapat Katalis yang didapatkan akan diuji kebasaannya
digunakan kembali untuk proses selanjutnya menggunakan indikator phenolptalein serta
[Sharma dkk., 2011]. Katalis heterogen yang saat komposisi kimianya menggunakan metode X-Ray
ini telah dikembangkan diantaranya CaO, CaCO 3 Diffraction (XRD).
dan Ca(OH)2 [Kouzu dkk., 2007], Ca(OCH2CH3)2
[Liu dkk., 2008b], CaO/Fly ash [Ho dkk., 2014], Pembuatan Biodiesel
Zeolit Alam-KOH [Ulfayana dan Helwani, 2014] Proses esterifikasi minyak sawit off grade
dan sebagainya. dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya
Menurut Ho dkk (2014), pengembangan (Budiawan dkk., 2013). Proses transesterifikasi
CaO sebagai katalis pada proses transesterifikasi dilakukan untuk mendapatkan biodiesel dengan
difokuskan untuk melihat kemampuan CaO mengkonversi trigliserida yang terdapat di dalam
sebagai katalis yang dapat digunakan kembali. minyak sawit off-grade. Lapisan bawah pada
Keuntungan menggunakan CaO antara lain pemisahan produk hasil reaksi esterifikasi
kebasaan yang tinggi, kelarutan yang rendah, dimasukkan ke dalam reaktor transesterifikasi
penggunaan yang lebih mudah. Namun ion sebanyak 100 ml, kemudian dipanaskan hingga
oksigen (O2-) pada permukaan CaO mudah mencapai suhu reaksi (50 oC, 60 oC, dan 70oC).
membentuk ikatan hidrogen dengan metanol atau Setelah suhu reaksi yang telah ditentukan tercapai,
gliserol sehingga akan menyulitkan proses tambahkan pereaksi metanol dengan perbandingan
pemisahan. Untuk mengatasi masalah tersebut, rasio mol metanol : minyak (6 : 1, 8 : 1, dan 10 :1)
CaO harus diimpregnasi dengan penyokongnya dan konsentrasi katalis CaO/serbuk besi (1%-b,
[Liu dkk., 2010]. Serbuk besi merupakan logam 2%-b, dan 3%-b).
transisi bersifat feromagnetik yang merupakan Kondensor dipasang dan pengaduk mulai
bahan yang dapat ditarik magnet dengan kuat dan dijalankan pada kecepatan pengadukan 400 rpm.
bersifat inert sehingga dapat digunakan sebagai Setelah reaksi berlangsung selama 2 jam,
support pada katalis dan pemisahan katalis dapat kemudian campuran didinginkan dan katalis
dilakukan dengan menggunakan magnet (Anwar, dipisahkan dengan menggunakan magnet (Liu
2011; Liu dkk, 2010). dkk., 2010). Filtrat dilanjutkan ke proses
pemisahan dan pemurnian biodiesel (Kusuma dkk.,
METODE PENELITIAN 2011).
Bahan yang digunakan yaitu minyak dari
sawit off-grade, aquades, serbuk besi, HASIL DAN PEMBAHASAN
Ca(NO3)2.4H2O, metanol p.a, H2SO4 pekat, etanol Karakteristik minyak sawit off-grade
teknis, asam oksalat, kertas saring, indikator PP ditampilkan pada Tabel 1. Sawit off-grade yang
dan KOH. Alat-alat yang digunakan dalam digunakan pada proses pembuatan biodiesel
penelitian ini adalah ayakan 100 dan 200 mesh, memiliki kadar air dan kadar (ALB) yang tinggi.
labu leher tiga 500 ml, megnetic stirrer, oven, Kadar air yang tinggi dalam minyak menyebabkan
furnace, heating mantel, hot plate, timbangan terjadinya hidrolisis yang merupakan salah satu
analitik, reaktor biodiesel, kondenser, spindle penyebab terbentuknya ALB. Selain itu, air juga
press, piknometer 10 ml, viskometer Oswald, gelas dapat bereaksi dengan katalis sehingga akan
piala 250 ml, buret, erlenmeyer, pipet tetes, gelas menyebabkan jumlah katalis pada reaksi berkurang
ukur 50 ml, hot plate, Cleveland Flash Point (Ulfayana dan Helwani, 2014). Kadar ALB awal
Tester, statif, GC–MS (Kromatografi Gas- minyak adalah 6,19% dan setelah reaksi
Spektrometer Massa), XRD (X-Ray Diffraction). esterifikasi menjadi 0,96%. Densitas minyak sawit
off grade sebesar 892,11 kg/m3, viskositas 29,47

14
Seminar Nasional Industri Kimia dan Sumber Daya Alam 2016 SNIKSDA 2016
ISBN 978-602-70195-1-5 Banjarbaru, 27 Agustus 2016
Kalimantan Selatan

mm2/det dan kadar air sebesar 3,5%. Penggunaan transesterifikasi minyak menjadi biodiesel akan
katalis CaO/Serbuk besi pada proses mempengaruhi kualitas, jumlah produk dan
kondisi proses. Sifat dari CaO yang mudah 60 oC, dan konsentrasi katalis 3%. Hasil yang
bereaksi dengan CO2 dan H2O akan diperoleh lebih rendah dibandingkan Liu dkk.,
mengakibatkan terjadinya penurunan selektivitas (2010). Hal ini disebabkan terbentuknya Ca(OH)2
katalis yang juga berpengaruh terhadap produk pada katalis yang mengakibatkan reaksi
yang dihasilkan. Gliserol dan metanol akan pembuatan biodiesel lebih lama karena permukaan
membentuk emulsi dengan CaO sehingga akan katalis terhidrasi (Kouzu dkk., 2008). Selain
menyulitkan proses pemisahan (Liu dkk., 2010). daripada itu, jumlah Ca+2 yang diimpregnasikan
Proses kalsinasi CaO/Serbuk besi dilakukan pada penelitian ini sebesar 3 gr, sehingga
pada temperatur 900 oC selama 2 jam. Katalis perbandingan Fe dengan Ca+2 hanya 1:0,4.
CaO/Serbuk besi kemudian diuji kebasaannya. Sedangkan Liu dkk., (2010) menggunakan
Berdasarkan indikator Hammet (fenolftalein), perbandingan Fe dengan Ca+2 sebesar 1:7. Hal ini
terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menunjukkan bahwa yang berperan besar sebagai
menjadi ungu. Hal ini menandakan bahwa katalis sisi aktif katalis adalah CaO. Sedangkan serbuk
memiliki kebasaan H_ > 9,3 (Helwani dkk., 2013). besi pada katalis berperan sebagai sifat logam
Hasil analisa XRD menunjukkan bahwa katalis ini yang dimiliki katalis. Sehingga pada proses
memiliki karakteristik yang mirip dengan katalis pemisahan katalis dapat menggunakan magnet.
CaO/serbuk besi (Ca2Fe2O5). Hasil XRD katalis Sementara itu, biodiesel yang diperoleh
CaO/serbuk besi yang diperoleh memiliki puncak dianalis untuk membandingkan karakteristik
pada 2Ɵ: 13 o, 17 o, 23 o, 25 o, 30 o, 33o, 34 o, 35 o, biodiesel yang dihasilkan dengan standar mutu
39 o, 42 o, 44 o, 48 o, 49 o, 50 o, 53 o, 56 o, 57 o, 58 o, biodiesel Indonesia SNI 04 – 7182 – 2006.
59 o, 61 o, 66 o, dan 71 o. Hasil ini menyerupai Karakteristik yang dianalisis diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Liu dkk., [2010]. densitas (879,33 kg/m3), viskositas kinematik 4,71
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat mm2/det), titik nyala 135 °) dan angka asam (0,396
disimpulkan bahwa katalis Ca2Fe2O5 telah mg-KOH/g-biodiesel) menunjukkan bahwa
terbentuk dengan menggunakan limbah serbuk karakteristik biodiesel telah memenuhi SNI.
besi dan CaO dari Ca(NO3)2. Namun, masih Bahan baku dalam pembuatan biodiesel
terdapat senyawa lain seperti Ca(OH)2 pada sudut akan mempengaruhi komposisi kimia dari minyak
2Ɵ: 18o, 28 o,35o, dan 51o, Fe2O3 pada sudut 2Ɵ: yang dihasilkan. Berdasarkan hasil analisa Gas
36o, 41 o, 49o, 64o dan 84 o, sedangkan CaO pada Chromatography – Mass Spectrometry (GC-MS),
sudut 2Ɵ: 32o,37o, 55o, dan 65 o. Adanya senyawa diketahui bahwa komposisi biodiesel didominasi
Ca(OH)2 terbentuk akibat kontak antara oleh metil palmitat dan metil oleat masing –
permukaan padatan CaO dengan uap air dari udara masing sebesar 43,66% dan 39,78%. Sedangkan
bebas [Kouzu dkk., 2008]. Sedangkan CaO dan komposisi yang paling kecil metil miristat sebesar
Fe2O3 dimungkinkan kurang sempurnanya proses 1,19%, metil lLinoleat sebesar 10,41% dan metil
impregnasi seperti yang disampaikan oleh Liu, dkk stearat sebesar 4,96%. Hasil konversi dari gugus
[2010] dan Kouzu, dkk [2008]. asam karboksilat menjadi metil ester pada proses
Yield biodiesel terendah sebesar 5,35% produksi biodiesel mencapai 100%. Hal ini
diperoleh pada mol metanol : minyak 8 : 1, suhu menandakan bahwa produk biodiesel yang
reaksi 60 oC, dan konsentrasi katalis 0%. dihasilkan sangat murni tanpa adanya pengotor
Sedangkan yield tertinggi sebesar 69% diperoleh lain seperti sisa katalis, air, metanol dan gliserol.
pada rasio mol metanol : minyak 6 : 1, suhu reaksi

15
Seminar Nasional Industri Kimia dan Sumber Daya Alam 2016 SNIKSDA 2016
ISBN 978-602-70195-1-5 Banjarbaru, 27 Agustus 2016
Kalimantan Selatan

Tabel 2. Hasil Percobaan Pada Variasi Kondisi Proses


Standar Run Natural Variable Coded Variable Response
   X1 X2 X3 Yield
1 11 50.00 6.00 1.00 -1 -1 -1 27,03
2 17 70.00 6.00 1.00 1 -1 -1 45,8
3 20 50.00 10.00 1.00 -1 1 -1 27,63
4 13 70.00 10.00 1.00 1 1 -1 30,43
5 12 50.00 6.00 3.00 -1 -1 1 50,81
6 10 60.00 6.00 3.00 1 -1 1 68
7 19 50.00 10.00 3.00 -1 1 1 46,5
8 16 70.00 10.00 3.00 1 1 1 53,7
9 5 45.00 8.00 2.00 -1.68 0 0 24,3
10 15 77.00 8.00 2.00 1.68 0 0 55,81
11 3 60.00 5.00 2.00 0 -1.68 0 54,8
12 6 60.00 12.00 2.00 0 1.68 0 56,6
13 9 60.00 8.00 0.00 0 0 -1.68 5,35
14 7 60.00 8.00 4.00 0 0 1.68 64
15 8 60.00 8.00 2.00 0 0 0 26,21
16 4 60.00 8.00 2.00 0 0 0 25,32
17 14 60.00 8.00 2.00 0 0 0 21,35
18 18 60.00 8.00 2.00 0 0 0 21,44
19 1 60.00 8.00 2.00 0 0 0 21,51
20 2 60.00 8.00 2.00 0 0 0 22,45

Desain penelitian dilakukan untuk Data yield biodiesel pada Tabel 2


melihat pengaruh variasi kondisi proses selanjutnya diolah dengan menggunakan
terhadap yield biodiesel. Data hasil percobaan program Design Expert 7.0 sehingga diperoleh
dianalisis dengan rancangan percobaan (design persamaan orde dua seperti ditampilkan
experiment) metode statistik Central Composite persamaan 1.
Design (CCD) dan diolah dengan menggunakan
program Design Expert 7.0. Berdasarkan hasil y = 23,01 + 6,79 X1 – 4,46 X2 + 12,96 X3 – 3,20
pengujian P-value, semua kondisi proses X1X2 + 6,61 X12 + 10,82 X22 + 3,06 X32
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ....(1)
yield biodiesel. Pengaruh temperatur reaksi
(X1), rasio mol metanol : minyak (X2), dan Dari pengolahan data dengan menggunakan
konsentrasi katalis CaO/Serbuk besi (X3). Data program Design Expert 7.0, analisis varian
hasil percobaan pada berbagai kondisi proses dapat diringkas dalam Tabel 3.
ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 3. Analisis Varian untuk Pengaruh Variabel Terhadap Yield Biodiesel


Sumber Jumlah Derajat Rata-rata FHitung Prob > F FTabel
Varian Kuadrat Kebebasan Kuadrat (F0,05.9.10)
Model 5867,56 9 651,95 55,65 < 0,0001 3,02
X1 599,02 1 599,02 51,13 < 0,0001
X2 264,18 1 264,18 22,55 0,0008
X3 2669,79 1 2669,79 227,88 < 0,0001
X1X2 81,92 1 81,92 6,99 0,0246
X1X3 0,72 1 0,72 0,065 0,8046
X2X3 1,51 1 1,51 0,13 0,7267
X12 535,64 1 535,64 45,72 < 0,0001
X22 1995,88 1 1995,88 170,36 < 0,0001
X32 243,64 1 243,64 20,80 0,0010
Residu / 117,16 10 11,72
Error
Total 5984,72 19
Catatan : Keterangan F0,05.9.19
0,05 : nilai probabilitas error (α = 5%)
9 : derajat kebebasan model
10 : derajat kebebasan residu

16
Prosiding Seminar Nasional Industri Kimia dan Sumber Daya Alam 2016
ISBN 978-602-70195-1-5
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat

Rasio mol metanol : minyak berpengaruh Lemak”. Tesis. Program S2 Teknik Kimia
terhadap yield biodiesel. Pada stoikiometri reaksi Universitas Sumatra Utara. Medan.
transesterifikasi, satu mol minyak membutuhkan Badan Standardisasi Nasional. 2006. “Standar
tiga mol alkohol untuk memproduksi tiga mol Nasional Indonesia : Biodiesel”. SNI 04-
metil ester dan satu mol gliserol (Budiawan dkk., 7182-2006.
2013). Penambahan jumlah mol metanol bertujuan Badan Standardisasi Nasional. 2006. “Standar
agar reaksi bergerak kearah produk karena reaksi Nasional Indonesia : Minyak Kelapa Sawit
yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. Mentah”. SNI 01-2901-2006.
Yield terhadap rasio mol metanol : minyak Budiawan, R. Zulfansyah, W. Fatra dan Z.
menurun setelah rasio 6 : 1. Hal ini disebabkan Helwani. 2013. “Off-grade Palm Oil as A
metanol dapat bertindak sebagai emulsifier dalam Reneweble Raw Material for Biodiesel
campuran reaksi dan metanol yang terlalu Production by Two-Step Processes”.
berlebihan akan menyebabkan gliserol terlarut ChESA Conference. Januari. Banda Aceh.7:
dalam metanol sehingga terbentuk emulsi antara 40 – 50.
katalis dengan metanol dan gliserol yang akan Dhar, B.P dan K. Kirtania. “Excess Methanol
menghambat reaksi transesterifikasi (Yanti Recovery in Biodiesel Production Process
dkk.,2011 ; Santoso dkk., 2013). Using a Distillation Column : A Simulation
Konsentrasi katalis CaO/Serbuk besi Study”. Chemical Engineering Research
dipengaruhi oleh komposisi kimianya. Komposisi Bulletin. 13 : 55- 60.
CaO berperan penting sebagai katalis pada proses Helwani, Z., M. R. Othman, N. Aziz, J. Kim dan
transesterifikasi. Semakin tinggi konsentrasi W. J. N. Fernando. 2009. “Solid
katalis CaO/Serbuk besi akan meningkatkan Heterogeneus Catalyst for
konsentrasi CaO dan meningkatkan pengaruh Transesterification of Triglycerides with
perpindahan massa sehingga yield biodiesel juga Methanol : A Review”. Applied Catalysis A
akan semakin meningkat (Liu dkk., 2008 ; Kotwal : General. 369: 1 -10.
dkk., 2009). Konsentrasi katalis memberikan Helwani, Z., N. Aziz, M.Z.A. Bakar, H. Mukhtar,
pengaruh paling signifikan terhadap yield adalah J. Kim dan M.R. Othman. 2013.
konsentrasi katalis. “Conversion of Jatropha Curcas Oil into
Biodiesel Using Re-Crystallized
KESIMPULAN Hydrotalcite”. Energy Conversion and
Biodiesel dapat dihasilkan dari minyak Management. 73 : 128 – 134.
sawit off-grade yang berkualitas rendah melalui Julianti, N, K., T.K. Wardani, I. Gunardi dan A.
reaksi esterifikasi dan transesterifikasi dengan Roesyadi. 2014. “Pembuatan Biodiesel dari
menggunakan katalis CaO/serbuk besi yang Minyak Kelapa Sawit RBD dengan
memiliki kebasaan ≥ 9,3 pada tahap Menggunakan Katalis Berpromotor Ganda
transesterifikasi. Yield biodiesel tertinggi didapat Berpenyangga γ-Alumina (CaO/MgO/ γ-
sebanyak 69% pada kondisi proses suhu reaksi 60 Al2O3) dalam Reaktor Fluidized Bed”.
o
C, rasio mol metanol : minyak 6:1 dan konsentrasi Jurnal Teknik POMITS Vol. 3, No.2 ISSN:
katalis CaO/serbuk besi 3%. Model persamaan 2337-3539
orde dua yang digunakan adalah: y = 23,01 + 6,79 Kementrian Perindustrian. 2014. “Strategi Peran
X1 – 4,46 X2 + 12,96 X3 – 3,20 X1X2 + 6,61 X12 + Strategis ISPO Dalam Bisnis Produk
10,82 X22 + 3,06 X32. Kondisi operasi yang paling Kelapa Sawit”. Institute for Development
memberikan pengaruh signifikan terhadap yield of Economics and Finance. Jakarta.
biodiesel adalah konsentrasi katalis. Kotwal, M.S., P.S. Niphadkar, S.S. Deshpande,
V.V. Bokade dan P.N. Joshi. 2009.
UCAPAN TERIMA KASIH “Transesterification of Sunflower Oil
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Catalysed by Fly Ash-Based Solid
Universitas Riau yang telah mendanai penelitian Catalysts”. Fuel. 88 : 8-1773.
ini dari dana PNBP Tahun 2016. Kouzu, M., T. Kasuno, M. Tajika, Y. Sugimoto, S.
Yamanaka dan J. Hidaka. 2008. “Calcium
DAFTAR PUSTAKA Oxide as Solid Base Catalyst for
Anwar, N. 2011. “Pembuatan Magnet Permanen Transesterification of Soybean Oil and its
Nd2Fe14B Melalui Metode Mechanical Application to Biodiesel Production”. Fuel.
Alloying”. Skripsi. Program Studi Fisika. 87:2798 -2806.
Universitas Islam Negeri Syarif Kusuma, R.I., J.P. Hadinoto, A. Ayucitra dan S.
Hidayatullah. Jakarta. Ismadji. 2011. “Pemanfaatan Zeolit Alam
Arifin, J.K. 2009. “Pemanfaatan Buah Sawit Sisa sebagai Katalis Murah dalam Proses
Sortiran sebagai Sumber Bahan Baku Asam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa

17
Seminar Nasional Industri Kimia dan Sumber Daya Alam 2016 SNIKSDA 2016
ISBN 978-602-70195-1-5 Banjarbaru, 27 Agustus 2016
Kalimantan Selatan

Sawit”. Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian dan Pengabdian


Fundamental dan Aplikasi Teknik Kepada Masyarakat Universitas Katolik
Kimia.Institut Teknologi Sepuluh Prahayangan. III/LPPM/2013-09/84-P.
November. Surabaya. Ulfayana, S. dan Z. Helwani. 2014. “Natural
Liu, C., L.V., Pengmei. Yuan, Z., F. Yan dan W. Zeolite for Transesterification Step
Luo. 2010. “The Nanometer Magnetic Solid Catalysts in Biodiesel Production from
Base Catalyst for Production of Biodiesel”. Palm Off Grade”. Abstract Book : Regional
Renewable Energy.15 : 1531-1536. Conference on Chemical Engineering.
Liu, X., Piao, X., Y. Wang dan S. Zhu. 2008. Desember. Yogyakarta. 7 : 22.
“Calcium Ethoxide as A Solid Catalyst for Yan, S., O. Steven, Salley dan K.Y. Simon. 2009.
The Transesterification of Soybean Oil to “Simultaneous Transesterification and
Biodiesel”. Energy & Fuels. 22 : 1313- Esterification of Unrefined or Waste Oils
1317. Over ZnO-La2O3 Catalysts”. Applied
Montgomery, D.C. 1991. “Design and Analysis of Catalysis A : General. 353:203 – 212.
Experiments 3rd edition”. John Wiley and Yanti, P, H., A. Awaluddin dan P. Sartika. 2011.
Sons Inc. Singapore. “Pembuatan Katalis Menggunakan Katalis
Santoso, H., I. Kristiaonto dan A. Setyadi. 2013. Kalsium Asetat yang Dikalsinasi”. Jurnal
“Pembuatan Biodiesel Menggunakan Teknobiologi. ISSN : 2087 – 5428.
Katalis Basa Heterogen Dasar Kulit Telur”.

18

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai