0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
208 tayangan42 halaman

Askep Gastritis

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 42

DAFTAR ISI

kHALAMAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan ................................................................................ 2
1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi ................................................................................................ 4
2.2 Klasifikasi ........................................................................................... 4
2.3 Etiologi ................................................................................................ 5
2.4 Patofisiologi / Fathway ....................................................................... 5
2.5 Manifiestasi Klinis .............................................................................. 7
2.6 Komplikasi .......................................................................................... 7
2.7 Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................... 7
2.8 Penatalaksanaan .................................................................................. 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian Keperawatan ..................................................................... 9
3.2 Analisa Data ........................................................................................ 18
3.3 Masalah Keperawatan ......................................................................... 19
3.5 Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 19
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan .......................................................... 23
3.7 Implementasi Keperawatan ................................................................ 27
3.8 Catatan Perkembangan................................................................................. 31
3.9 Evaluasi Perawat .......................................................................................... 32

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan......................................................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 37
5.2 Saran ................................................................................................... 37
RENCANA PASIEN PULANG
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Assalamu”alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur saya khadiratkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat
dan karunianya lah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn”A” DENGAN GASTRITIS
DIRUANG RAWAT INAP MUZDALIFAH RS” sebagai salah satu syarat untuk
menjadi karyawan tetap RS.

Penulis menyadari dalam proses penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna baik penulisan maupun keterbatasan
dalam literature dan pengetahuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini , penulis banyak mendapat bantuan baik berupa
informasi atau data maupun dalam bentuk yang lainnya. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama dalam
mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng dalam
proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel di tubuh.

Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah
lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan
lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar
normalnya fungsinya sangat penting.

Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung
(gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau
mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai ruang Penyakit
Dalam (IPD jilid II Edisi 3), Gastritis akut merupakan penyakit yang sering
ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri (Patofisiologi Sylvia & Wilson).

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan
peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastrtits ini cukup berbahaya dan
bisa mengakibatkan kematian.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis.

2. Tujuan Khusus

1
a. Perawat mampu melaksanakan pendekatan pada pasien dan menganalisa
sehingga dapat mengetahui kebutuhan pasien dan dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Gastritis

b. Perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan


Gastritis.

c. Perawat mampu melaksanakan tindakan keperawatan sebagai pelaksanaan


dari rencana tindakan keperawatan pada pasien gastritis.

d. Perawat mampu melaksanakan evaluasi pada klien pada pasien dengan


gastritis.

1.3 Manfaat Penulisan

Bagi rumah sakit

Makalah ini bermanfaat sebagai bahan informasi dalam upaya pemberi asuhan
keperawatan yang ditujukan kepada pasien dengan gastritis.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang


berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan sebagai cara
pemecahan masalah. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan percakapan langsung dengan klien, keluarga dan


perawat ruangan.

2. Observasi

Pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan sistematis

2
3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan diagnostik, laboratorium, dan catatan


kesehatan lainnya.

4. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data didapat dari sumber-sumber yang relevan untuk menunjang data,
dan selain itu dengan melakukan searching di internet.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari IV bab, Dalam penyusunan makalah ini penulis menguraikan
sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis

Berisi tentang konsep dasar yang mencakup pengertian, anatomi fisiologi, etiologi,
patofisiologi, komplikasi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic,
penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan, analisa data, diagnosa yang
mungkin muncul dan perencanaan tindakan keperawatan.

BAB III Tinjauan Kasus

Berisi tentang pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, proses keperawatan


dan catatan perkembangan.

BAB IV Pembahasan

BAB V Kesimpulan Dan Saran

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. (Priyanto,
2008. Hal 69). Dan Menurut Suratun (2010. Hal 59) gastritis adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik
anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. Sedangkan
menurut Broker (2009. Hal 571) gastritis adalah imflamasi mukosa yang melapisi
lambung dan gastritis dapat terjadi secara akut ataupun kronis.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa


gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut maupun kronis.

2.2 Klasifikasi

Menurut Robbins (2009. Hal: 474) gastritis dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu :

a, Gastritis akut

Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan biasanya terjadi
sepintas pada mukosa lambung. Keadaan ini paling sering berkaitan dengan
penggunaan obat obat anti inflamasi nonsteroid (khususnya, aspirin) dalam waktu
yang lama dan dosis tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan perokok berat.
Stress berat (luka bakar dan pembedahan), iskemia dan syokjuga menyebabkan
gastritis akut, seperti halnya kemoterapi, uremia, infeksi sistemik, tertelan zat asam
atau alakali, iradiasi lambung, trauma mekanik, dan gastrektomi distal.

b, Gastritis kronis

Gastritis kronis di artikan sebagai keadaan terdapatnya perubahan inflamatorik yang


kronis pada mukosa lambung sehingga akhirnya terjadi atrofi mukosa dan metaplasia
epitel. Keadaan ini menjadi latar belakang terjadinya dysplasia dan karsinoma.

4
2.3 Etiologi

Menurut Suratun (2010. Hal: 60) ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan
seseorang menderita gastritis antara lain yaitu :

a. Mengkonsumsi obat obatan kimia (asetaminofen (aspirin), steroid


kortikosteroid), digitalis. Asetaminofen dan kortikosteroid dapat
mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti
inflammation drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis prostaglandin
sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi
sangat asam sehingga menimbulkan iritasi mukosa lambung.
b. Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan gaster.
c. Terapi radiasi, refluk empedu, zat zat korosif (cuka, lada) menyebabkan
kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan.
d. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan
susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCI lambung.
e. Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschericia coli, salmonella dan
lain lain.

2.4 Patofisiologi /Pathway Gastritis

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosive). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi
lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka
terjadi difusi HCI ke mukosa HCI akan merusak mukosa. Pepsin merangsang
pelepasan histamin dari sel mast. Histamine akan menyebabkan penningkata
permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstra sel
dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada
lambung.

Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan menjadi
terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga
lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor
intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau menghilang
sehingga cobalamin (Vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Pada akhirnya
klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan
terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratun, 2010. Hal: 61).

5
Fathway

6
2.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada pasien dengan gastritis menurut Robbins (2009. Hal: 474)
ialah sebagai berikut :

a. Gastritis akut : gambaran klinisnya gastritis akut berkisar dari keadaan


asimtomatik, nyeri abdomen yang ringan hingga nyeri abdomen akut dengan
hematemesis.
b. Gastritis kronis : gastritis kronis biasanya asimtomatik, kendati gejala nausea,
vomitus atau keluhan tidak nyaman pada abdomen atas dapat terjadi; kadang
kadang, ditemukan anemia pernisiosa yang manifes. Hasil laboratoriumnya
meliputi hipoklorhidria lambung dan hipergastrinemia serum. Resiko
terjadinya kanker untuk jangka panjang adalah 2 (dua) persen hingga 4
(empat) persen.

2.6 Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis dan melena, dapat
berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan
dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada
tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksihelicobacterpylori, sebesar 100%
pada tukak duodenum dan 60%-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi (Mansjoer, 2000, hal : 493).

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

Menrurut Suratun (2010. Hal: 71) pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan
gastritis meliputi :

a. Darah lengkap bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.


b. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui adanya
defesiensi B12.
c. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d. Analisa gaster bertujuan untuk mengetahui kandungan HCI
lambung.Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.

7
e. Test antibody serum. Bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel
pariental dan faktor instrinsik lambung terhadap helicobacter pylori.
f. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.

2.8 Penatalaksanaan

Menurut Manjoer (2000. Hal 493) penatalaksanaan medis pada pasien Gastritis, baik
gastritis akut maupun gastritis Kronis ialah sebagai berikut :

a. Gastritis akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung, dengan porsi
kecil dan sering. Obat obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung,
berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid.
Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglanding.

b. Gastritis kronis

Penatalaksanaa diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apa lagi jika
test serologi negatif. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan
menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris
berupa antasid, antagonis H2/ inhibitor pompa proton dan obat obatan prokinetik. Jika
endoskopidapat dilakukan, dilakukan terapi eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur
dan PA ketiganya negatif atau hasil serologi negatif.

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data Keperawatan

No. Register :

Ruang : Musdalifah

Tanggal/Jam MRS : 21 November 2017/ 11.00 WIB

Tanggal Pengkajian : 21 November 2017

Diagnosa Medis : Gastritis

3.1.1 Identitas

a. Biodata Pasien

Nama : Nn “A”

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 14 tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jl. Halmahera Perumahan Gumai

b. Penanggung Jawab

Nama : Tn. H

9
Umur : 42 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Hubungan dengan px : Ayah

Alamat : Jl. Halmahera Perumahan Gumai

3.1.2 Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri ulu hati kurang lebih dua hari sebelum masuk rumah sakit
disertai mual muntah.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa
nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyeri itu seperti diremas-remas serta
terasa panas..

c. Riwayat Penyakit Dahulu

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti


Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC.

10
3.1.3 Pola Aktivitas Sehari - hari

a. Nutrisi

Di Rumah : makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis dalam
1 porsi. Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan, pasien
minum 6-7 gelas ( ±1500-1700cc) setiap hari.

Di Rumah Sakit : pasien mengatakan pagi hanya makan bubur habis


1/4 porsi karena pasien merasa mual setiap kali mau makan dan sehabis makan pasien
sering muntah. Pasien minum air putih habis 4-5 gelas(1000-1200cc) setiap hari.

b. Eliminasi

Di Runah : pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan


konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAB.

Klien BAK ± 2-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan pasien tidak ada
kesulitan dalam BAK.

Di Rumah Sakit : pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB
dengan frekuensi 1x sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil),
warna hitam, bau khas dan pasien mengeluh sulit untuk BAB.

Pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6xsehari warna kekuningan, bau khas
dan tidak ada keluhan dalam BAK.

c. Istirahat dan Tidur

Di Rumah :pasien mengatakan tidur selama 7jam mulai tidurpukul


22.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB. Pasien jarang tidur siang.

Di Rumah Sakit :pasien mengatakan tidur selama 9jam mulai pukul


21.00 WIB, kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas, pasien
bangun pukul 06.00 WIB.

11
d. Aktifitas Fisik

Di Rumah : pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan


orang lain maupun alat bantu.

Di Rumah Sakit : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari


sesuai kemampuan, pasien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, pasien
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene, pasien mengatakan
lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak.

e. Personal Hygiene

Di Rumah :pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, ganti baju 1
kali sehari, dan tidak ada gangguan apapun.

Di Rumah Sakit :pasien diseka oleh keluarga 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
dengan tidak memakai sabun.

3.1.4 Data Psikososial

a. Status Emosi

Emosi pasien stabil.

b. Konsep Diri

✓ Body Image : pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan


membutuhkan pengobatan agar cepat sembuh
✓ Self Ideal : pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat
dan mendapat perhatian yang cukup dari keluarga
✓ Self Eksterm : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke
rumah
✓ Role : pasien sebagai Anak pertama
✓ Identity : pasien bernama Nn. “A” dengan usia 14 tahun yang
beralamatkan di Jl. Halmahera Perumahan Gumai

12
c. Interaksi Sosial

Hubungan pasien dengan perawat serta pasien lain dalam satu ruangan baik. Pasien
juga kooperatif dan dapat berinteraksi baik dengan tenaga kesehatan serta
hubungannya dengan keluarga juga baik.

d. Spiritual

Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak bisa
menjalankan sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi kesembuhannya.

3.1.5 Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Keadaan umum kurang

b. Kesadaran

CM (Composmentis) 4-5-6

c. Tanda-Tanda Vital

TD : 120/80 mmHg S : 37°C

N : 80 x/menit RR : 20 x/menit

d. Kepala

• Kulit Kepala

Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.

• Wajah

13
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.

• Mata

Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.

• Hidung

Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.

• Telinga

Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

• Mulut

Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan
gusi.

e. Leher

Tidak terdapat pembesaran tiroid.

f. Dada dan Thorak

Inspeksi : bentuk simetris

Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor

Auskultasi : bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)

g. Abdomen

Inspeksi : simetris, datar

Palpasi : ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)

14
Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus ± 8x/menit

h. Ekstremitas

Ekstremitas atas : terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri,
tidak terdapat oedem.

Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak
oedem.

i. Genetalia

Tidak terpasang kateter.

3.1.6 Pemeriksaan Penunjang

✓ Hb : 12,8
✓ Leukosit : 8.400
✓ GSE :15
✓ Casinovil :3
✓ Basofil :0
✓ Batang :0
✓ Segment : 54
✓ Limfosit : 35
✓ Monosil :8
✓ Eritrosit : 416
✓ Trombosit : 204.000
✓ Hematocrit : 37

3.1.7. Terapi dan Penatalaksanaan

Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

15
Injeksi :

Pantoz 1x40mg

Oral :

✓ Sucralfate Syr 3x1c


✓ Spasmoment 3x1 tab

16
3.2 Analisa Data

Nama : Nn.“A” No.Reg :

Umur : 14 tahun Ruang : Musdalifah

NO. PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH

21 DS: Peradangan pada Nyeri Akut


November dinding mukosa
2017 1. Nn. “A” mengatakan kalau lambung (gaster)
daerah ulu hatinya terasa panas dan
terbakar

2. Nn.“A” mengatakan kalaunyeri


nya hilang timbul jika epigastrium
di tekan

3. Nn.“A”
mengeluh seringmerasa mual dan
muntah

DO:

1. Diagnosa medis dari


Tn.“S”adalah gastritis

2. Skala nyeri klien 7 dari skala


(0-10)

3. Nyeri tekan pada daerah


uluhati (epigastrium) Nn.“A”

DS : Pemenuhan Gangguan
nutrisi tidak pola makan:
1. Nn.“A” sering merasa mual adekuat kurang dari
dan muntah kebutuhan
2. Nn.“A” mengatakan kalau dia

17
hilang selera makan tubuh

3. Nn.“A” sering merasa kenyang

DO :

1. Diagnosa Medis dari Nn.“A”


adalah Gastritis

2. Nn.“A” tampak lemah dan


tidak berenergi

3. Kesadaran Nn.“A”
Composmentis

DS: Kurang aktivitas Konstipasi

1. Nn.“A” mengatakan di rumah


sakit BAB dengan konsistensi feses
keras

2. Nn. “A” mengatakan lebih


banyak berbaring di tempat

DO:

1. Palpasi abdomen : teraba keras


di perut sebelah kiri bawah

2. Auskultasi pada
abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

3. tidur karena perut terasa sakit


saat bergerak

DS: Kurang informasi Kurang


pengetahuan
1.Nn.“A” mengatakan hal yang
dipikirkan terhadap penyakitnya
adalah penyakit jantung karena di

18
ulu hati terasa perih, panas dan
kemeng-kemeng.

DO:

1.Nn.“A” tampak bingung


terhadap penyakitnya

3.3 Masalah Keperawatan

1. Nyeri Akut
2. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh
3. Konstipasi
4. Kurang pengetahuan

3.4 Diagnosa Keperawatan

Nama : Nn.“A” No.Reg :

Umur : 14 tahun Ruang : Musdalifah

NO. TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. 21 Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10)berhubungan peradangan


November pada dinding mukosa lambung (gaster)
2017
DS:

1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar

2.Nn.“A” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di

Tekan

3.Nn.“A” mengeluh sering merasa mual dan muntah

DO:

1.Diagnosa medis dari Nn.“A” adalah gastritis

19
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)

3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Nn.“A”

2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan


pemenuhan nutrisi tidak adekuat

DS :

1.Nn.“A” mengatakan sering merasa mual dan muntah

2.Nn.“A” mengatakan kalau dia hilang selera makan

3.Nn.“A” mengatakan sering merasa kenyang

DO :

1. Diagnosa Medis dari Nn.“A” adalah Gastritis

2. Nn.“A” tampak lemah dan tidak berenergi

3. Kesadaran Nn.“A” Composmentis

3.
Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas

DS:

1. Nn.“A” mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses


keras

2. Nn. “A” mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena


perut terasa sakit saat bergerak

DO:

1. Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah

2. Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

20
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

DO:

1. Nn.“A” mengatakan bingung terhadap penyakitnya

DS:

1. Nn.“A” mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah


penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.

21
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan / Intervensi

Nama : Nn.“A” No.Reg :

Umur : 14 tahun Ruang : Musdalifah

NO. TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
KRITERIA
HASIL

1. 21 Nyeri Akut berhubungan Rasa Nyeri klien 1.Catat keluhan nyeri, 1.nyeri tidak
November dengan peradangan pada berkurang dengan termasuk lokasi, selaluada tetapi bila ada
2017 dinding mukosa lambung tidak lamanya, intensitas harus dibandingkan
(gaster) ada peradangan (skala 0-10) dengan gejala nyeri
atau iritasi pada pasien
mukosa lambung 2.Kaji ulang faktor sebelumnya,dimana
Nn.A dalam yangmeningkatkan dapat membantu
waktu 2 x 24 jam atau menurunkan mendiagnosa etiologi
dengan kriteria: nyeri perdarahan dan
3.Berikan makanan terjadinya komplikasi.
1.Skala Nyeri
Nn.A berkurang sedikit tapi sering 2.membantu dalam
sesuai indikasi membuat diagnosa dan
2.Nn.A tidak untuk pasien kebutuhan terapi.
merasanyeri pada
4.Bantu latihan

22
epigastrium rentang gerak aktif 3.makanan mempunyai
(uluhati) /pasif efek penetralisir asam,
juga menghancurkan
3.Nn.A tidak 5.Berikan perawatan kandungan
meringis (tidak oral sering dan gaster.Makan sedikit
nyeri tekan tindakan kenyamanan mencegah distensi dan
abdomen) (pijatan punggung, haluaran gastrin
perubahan posisi)
4. menurunkan
Kolaborasi: kekakuan
1.Berikan obat sesuai sendi,meminimalkan
indikasi, misal : nyeri ketidaknyamanan.
Antasida 5.Napas bau karena
2.Antikolinergik tertahanya sekretmulut
(misal : belladonna, menimbulkan tak nafsu
atropin) makan dan dapat
meningkatkan mual.
Gingivitis dan masalah
gigi dapat meningkat

1.menurunkan
keasaman gaster dengan
absorbsi atau dengan
menetralisir kimia

2.diberikan pada waktu

23
tidur untuk menurunkan
motilitas
gaster,menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan gaster, dan
menghilangkan nyeri
nokturnal.

2. Gangguan pola makan: Pola Makan dari 1.Timbang berat 1.Mengevaluasi


kurang dari kebutuhan tubuh Nn.A teratur badan sesuaiindikasi keefektifan
berhubungan dengan dengan cukup ataukebutuhan
pemenuhan nutrisi memenuhi 2.Aukultasibising usus mengubah pemberian
tidak adekuat kebutuhan nutrisi 3.Berikan makanan nutrisi
dalam waktu 2 x dalam jumlah kecil
24 jam dengan 2.Membantu dalam
dan dalam waktu yang menentukan respon
kriteria: sering dan teratur untuk makan
1.Klien tidakmual 4.Tentukan makanan atau berkembangnya
yang komplikasi
2.Klien tidak
merasa nyeri Tidak membentuk 3.Meningkatkan proses
akibat gastritis gas. pencernaandan toleransi
atau iritasi dari 5.Berikan pasien terhadap nutrisi
perawatan oral yang diberikan dan

24
mukosa lambung teratur, sering dan dapat meningkatkan
teratur kerjasama pasien saat
termasuk minyak makan
untuk bibir
4.Dapat mempengaruhi
nafsu makan/pencernaan
dan membatasi masukan
nutrisi

5.Mencegah
ketidaknyamanankarena
mulut kering dan
bibir pecah yang
disebabkan
oleh pembatasan cairan

3. Konstipasi berhubungan BAB dari Nn.A 1.Ajarkan alih baring 1.Banyak aktivitas
dengan kurang aktivitas lancar dengan setiap 2 jam sekali bisa merangsanggerakan
bisa melakukan peristaltik
aktivitas (banyak 2.Anjurkan pada klien
gerak) ditempat untuk minum banyak 2.Banyak minum untuk
tidur dalam (10-12 gelas) mencairkanfeses
waktu 2 x 24 jam 3.Anjurkan pada klien 3.Serat sangat berfungsi
dengan kriteria: untuk makan tinggi untuk melancarkan
1.Feses serat (pepaya) proses defekasi karena
serat bisa melunakan
4.Kolaborasi

25
lunak(normal) pemberian obat konsistensi feses
laksatif.
2.Mudah 4.Untuk melancarkan
prosesdefekasi proses defekasi

4. Kurang Nn.A mengetahui 1.Kaji tingkat 1.Untuk mengetahui


pengetahuan berhubungan masalah yang dia pengetahuantentang sampai
dengan kurang informasi alami dengan penyakitnya mana pengetahuan klien
memberikan sehingga memudahkan
informasi 2.Berikan pendidikan untuk
terhadap masalah kesehatantentang memberikan penyuluhan
dari Nn.A dalam penyakitnya
waktu 1 x 24 jam 2.Untuk menambah
3.Motivasi informasi
dengan kriteria: klienuntuk melakukan
1.Nn.A tahu anjuran 3.Untuk menambah
tentang penyakit dalam pendidikan semangat danharapanya
dan tidak salah kesehatan klien mau
persepsi melakukan hal positif
4.Beri kesempatan untuk kesehatan
2.Nn.A tidak untuk klien bertanya
bingungterhadap tentang penyakitnya 4.Untuk menambah
masalahkesehatan pengetahuan klien
yang diaalami

26
3.6 Tindakan Keperawatan / Implementasi

Nama : Nn.“A” No.Reg :

Umur : 14 tahun Ruang : Musdalifah

Tanggal/jam Dx Implementasi Respon TTD

21 November I 1. Menjelaskan pendekatan pada px Px kooperatif


2017 dan keluarga dengan BHSP

2. Menjelaskan pada px dan keluarga


tentang penyebab nyeri px dalam Px kooperatif
pelaksanaan asuhan keperawatan

3. Melibatkan keluarga px dalam


pelaksanaaan asuhan keperawatan
Px dan keluarga
4. Mengkaji skala nyeri dan lokasi kooperatif dan bersedia
nyeri
Px kooperatif
5. Memberikan makanan sedikit
tapisering sesuai indikasi untuk pasien Px merasa diperhatikan

6. Menganjurkan pasien untuk


mengubah posisi
Px bersedia dan
7. Memberikan perawatan oral melaksanakannya

8. Melakukan kolaborasi dengan tim Px merasa senang


dokter dalam pemberian obat
Px kooperatif
9. Melakukan pemeriksaan TTV

T : 120/80 mmHg
Px merasa diperhatikan
RR : 20x/menit

N : 80x/menit

S : 37 C

27
22 November 1. Memberikan makan sedikit tapi Px kooperatif
2017 sering

2. Memberikan lingkungan yang


tenang dan nyaman Px merasa senang

3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi


nyeri Px kooperatif
4. Memberikan perawatan oral Px merasa diperhatikan
5. menganjurkan tekhnik relaksasi Px kooperatif
dengan nafas dalam

6. menganjurkan px untuk mengubah


posisi Px kooperatif

7. melakukan observasi TTV

T : 110/70 mmHg Px merasa diperhatikan

RR : 20x/menit

N : 84x/menit

S : 37,5 C

1. Memberikan makan sedikit tapi


23 November sering
2017 Px kooperatif
2. Memberikan lingkungan yang
tenang dan nyaman
Px merasa senang
3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi
nyeri

4. Memberikan perawatan oral Px kooperatif


5. menganjurkan tekhnik relaksasi

28
dengan nafas dalam Px merasa diperhatikan

6. menganjurkan px untuk mengubah Px kooperatif


posisi

7. melakukan observasi TTV


Px kooperatif
T : 120/80 mmHg

RR : 20x/menit
Px merasa diperhatikan
N : 80x/menit

S : 37,3 C

29
3.7 Catatan Keperawatan

Nama : Nn.“A” No.Reg :

Umur : 14 tahun Ruang : Musdalifah

Tanggal/jam Catatan perawat TTD

21 November · Bina Hubungan Saling Percaya dengan px dan


2017 keluarga

· Memberikan makanan sedikit tapi sering

· Menganjurkan px untuk mengubah posisinya

· Melakukan TTV

· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

Injeksi :

✓ Pantoz 1x40mg

Oral :

✓ Sucralfate Syr 3x1c


✓ Spasmoment 3x1 tab

· Memberikan makanan sedikit tapi sering


22 November
2017 · Menganjurkan px untuk mengubah posisinya

· Mengajarkan teknik relaksasi pada px

· Melakukan observasi TTV

· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

Injeksi :

✓ Pantoz 1x40mg

30
Oral :

✓ Sucralfate Syr 3x1c


✓ Spasmoment 3x1 tab

· Memberikan makanan sedikit tapi sering


23 November
2017 · Menganjurkan px untuk mengubah posisinya

· Mengajarkan teknik relaksasi pada px

· Melakukan observasi TTV

· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

Injeksi :

✓ Pantoz 1x40mg

Oral :

✓ Sucralfate Syr 3x1c


✓ Spasmoment 3x1 tab

31
3.8 Evaluasi

Nama : Nn.“A” No.Reg : 09011538

Umur : 14 tahun Ruang : Musdalifah

No. Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi

1 21 Dx I DS:
November
2017 1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya
terasa nyeri, panas dan terbakar

2.Nn.“A” mengatakan nafsu makannya


berkurang

3.Nn.“A” mengeluh sering mual dan muntah

O : keadaan lemah

Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas

T : 120/80 mmHg

N : 80x/menit

RR: 20x/menit

S : 37 C

A : nyeri , masalah belum teratasi

P : R dilanjutkan

· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

· Injeksi :

Cefo (1gr)

Ranitidine (2x1 mg)

· Oral :

Antasida (3x500 mg)

32
2 22 DS:
November
2017 1.Nn. “S” mengatakan kalau daerah ulu
hatinya masih terasa nyeri.

2.Nn.“S” mengatakan masih belum nafsu


makan

3.Nn.“S” mengeluh sering merasa mual dan


muntah

O : keadaan cukup

Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas

T : 110/70 mmHg

N : 84x/menit

RR: 20x/menit

S : 37,5 C

A : masalah teratasi sebagian

P : R dilanjutkan

· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

· Injeksi :

Cefo (1gr)

Ranitidine (2x1 mg)

· Oral :

Antasida (3x500 mg)

3. 23 S: 1.Nn. “A” mengatakan kalau nyerinya masih

33
November terasa di daerah ulu hati
2017
2.Nn.“A” mengatakan nafsu makannya sudah
bertambah

3.Tn.“A” mengatakan sudah tidak merasa mual


dan muntah

O : keadaan cukup

Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas

T : 120/80 mmHg

N : 80x/menit

RR: 20x/menit

S : 37,3 C

A : masalah teratasi sebagian

P : R dilanjutkan

· Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

· Injeksi :

Cefo (1gr)

Ranitidine (2x1 mg)

· Oral :

Antasida (3x500 mg)

34
BAB IV

PEMBAHASAN

Perawat melakukan asuhan keperawatan pada Nn”A” dengan kasus Gastritis


di ruang Rawat Musdalifah RS. dari tanggal 21-11-2017 dengan 23-11-2017
menggunakan teori yang ada dan membandingkan dengan kondisi pasien

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa keperawatan yang


timbul pada Ny”H” terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu:
1. Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan peradangan
pada dinding mukosa lambung (gaster)
2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
pemenuhan nutrisi tidak adekuat
3. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan peradangan pada
dinding mukosa lambung (gaster). Diagnosa ini muncul setelah dilakukan pengkajian
kepada pasien dan terdapat nyeri tekan pada epigastrum, selain itu pasien juga
mengatakankalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar, dan setelah dilakukan
pengukuran nyeri dengan skala didapatkan nilai skala nyeri 7 dari skala 0 10.

Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan


pemenuhan nutrisi tidak adekuat, hal ini dipicu karena adanya keluhan mual muntah
dan naiknya asam dalam lambung yang menyebabkan hilangnya selera makan, dan
juga pasien kelihatan lemah tidak bertenaga dikarenakan kurang asupan nutrisi dalam
tubuh.

Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas, diagnose ini muncul karena


kurangnya aktivitas yang bisa mengakibatkan gangguan pada pergerakan peristaltic
usus, sebagai planning dari masalah ini hal yang bisa dilakukan adalah merencanakan
agar pasien selalu melakukan aktivitas yang terkontrol agar konstipasi dapat
dihindari.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, diagnose ini muncul


akibat kurangnya informasi yang diterima pasien mengenai penyakit gastritis, dalam
keadaan ini kurang nya pengetahuan pasien dengan penyakit ini “gastritis” dapat

35
berakibat fatal contohnya saja dengan makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh
dimakan. Jadi untuk mengurangi. Untuk menghindari ini maka sebagai perawat
haruslah memberikan pendidikan kepada pasien mengenai penyakit yang sedang
diderita.

BAB V

36
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut / lambung dan itis yang berarti inflamasi /
peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter
pylori.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan


mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit
pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap
biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan
terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak
menyebabkan apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif
Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh
seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada
penampakan gejala (asimptomatik).

5.2 Saran

• Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman
yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori.
Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila
stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan
pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung,
oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.
• Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih
berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko
infeksi pada lapisan lambung.

37
PERENCANAAN PASIEN PULANG

Nama Nn”A” No. Rekam Medis


Umur 14 tahun Ruang Musdalifah
Jenis kelamin Perempuan Diagnosa Medis gastritis
Dokter Dr. Sppd Tanggal Masuk 21-11-2017

Kondisi pasien (Vital sign)


TD: 120/80mmHg Suhu : 36,20c Nadi: 82 x/m RR: 20x/m
Kesadaran: Compos Mentis
Diet: Nasi Lunak
Pengobatan Lanjutan:
• Sucralfate syr 3 x 1C
• Lansoprazole 1x1 cap
• Spasmomen 3x1
Konsultasi Lanjutan: control ulang Ke PPK1
Bimbingan nasehat yang diberikan:
- Istirahat yang cukup
- Minum obat secara teratur.
- Hindari makanan yg dapat meningkatkan asam lambung seperti santan dan juga
makanan pedas.
- Seimbangkan antara aktivitas dan istirahat.
- Anjurkan makan sedikit tapi sering.
, November 2017
Perawat

38
DAFTAR PUSTAKA

• Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:


Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
• Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2,
Edisi 8, EGC, Jakarta
• Suratun, Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.
• Mansjoer Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edidi 3 Jilid 2, Jakarta:
Media Aesculapius.
• http://www.akkesaskep.com/2017/02/lp-gastritis-lengkap.html. Diakses tgl 30
Januari 2018

39

Anda mungkin juga menyukai