Askep Gastritis
Askep Gastritis
Askep Gastritis
kHALAMAN
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan ................................................................................ 2
1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................... 3
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan......................................................................................... 35
i
KATA PENGANTAR
Assalamu”alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur saya khadiratkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat
dan karunianya lah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn”A” DENGAN GASTRITIS
DIRUANG RAWAT INAP MUZDALIFAH RS” sebagai salah satu syarat untuk
menjadi karyawan tetap RS.
Dalam penulisan makalah ini , penulis banyak mendapat bantuan baik berupa
informasi atau data maupun dalam bentuk yang lainnya. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama dalam
mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng dalam
proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel di tubuh.
Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah
lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan
lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar
normalnya fungsinya sangat penting.
Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung
(gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau
mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai ruang Penyakit
Dalam (IPD jilid II Edisi 3), Gastritis akut merupakan penyakit yang sering
ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri (Patofisiologi Sylvia & Wilson).
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan
peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastrtits ini cukup berbahaya dan
bisa mengakibatkan kematian.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1
a. Perawat mampu melaksanakan pendekatan pada pasien dan menganalisa
sehingga dapat mengetahui kebutuhan pasien dan dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Gastritis
Makalah ini bermanfaat sebagai bahan informasi dalam upaya pemberi asuhan
keperawatan yang ditujukan kepada pasien dengan gastritis.
1. Wawancara
2. Observasi
2
3. Studi Dokumentasi
4. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data didapat dari sumber-sumber yang relevan untuk menunjang data,
dan selain itu dengan melakukan searching di internet.
Makalah ini terdiri dari IV bab, Dalam penyusunan makalah ini penulis menguraikan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Berisi tentang konsep dasar yang mencakup pengertian, anatomi fisiologi, etiologi,
patofisiologi, komplikasi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic,
penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan, analisa data, diagnosa yang
mungkin muncul dan perencanaan tindakan keperawatan.
BAB IV Pembahasan
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. (Priyanto,
2008. Hal 69). Dan Menurut Suratun (2010. Hal 59) gastritis adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik
anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. Sedangkan
menurut Broker (2009. Hal 571) gastritis adalah imflamasi mukosa yang melapisi
lambung dan gastritis dapat terjadi secara akut ataupun kronis.
2.2 Klasifikasi
Menurut Robbins (2009. Hal: 474) gastritis dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu :
a, Gastritis akut
Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan biasanya terjadi
sepintas pada mukosa lambung. Keadaan ini paling sering berkaitan dengan
penggunaan obat obat anti inflamasi nonsteroid (khususnya, aspirin) dalam waktu
yang lama dan dosis tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan perokok berat.
Stress berat (luka bakar dan pembedahan), iskemia dan syokjuga menyebabkan
gastritis akut, seperti halnya kemoterapi, uremia, infeksi sistemik, tertelan zat asam
atau alakali, iradiasi lambung, trauma mekanik, dan gastrektomi distal.
b, Gastritis kronis
4
2.3 Etiologi
Menurut Suratun (2010. Hal: 60) ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan
seseorang menderita gastritis antara lain yaitu :
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosive). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi
lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka
terjadi difusi HCI ke mukosa HCI akan merusak mukosa. Pepsin merangsang
pelepasan histamin dari sel mast. Histamine akan menyebabkan penningkata
permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke ekstra sel
dan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada
lambung.
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan menjadi
terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga
lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor
intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau menghilang
sehingga cobalamin (Vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Pada akhirnya
klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan
terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratun, 2010. Hal: 61).
5
Fathway
6
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien dengan gastritis menurut Robbins (2009. Hal: 474)
ialah sebagai berikut :
2.6 Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemasis dan melena, dapat
berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan
dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada
tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksihelicobacterpylori, sebesar 100%
pada tukak duodenum dan 60%-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi (Mansjoer, 2000, hal : 493).
Menrurut Suratun (2010. Hal: 71) pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan
gastritis meliputi :
7
e. Test antibody serum. Bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel
pariental dan faktor instrinsik lambung terhadap helicobacter pylori.
f. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
g. Sitologi bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.
2.8 Penatalaksanaan
Menurut Manjoer (2000. Hal 493) penatalaksanaan medis pada pasien Gastritis, baik
gastritis akut maupun gastritis Kronis ialah sebagai berikut :
a. Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung, dengan porsi
kecil dan sering. Obat obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung,
berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid.
Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglanding.
b. Gastritis kronis
Penatalaksanaa diberikan seperti pada pasien dengan sindrom dispepsia, apa lagi jika
test serologi negatif. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan
menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris
berupa antasid, antagonis H2/ inhibitor pompa proton dan obat obatan prokinetik. Jika
endoskopidapat dilakukan, dilakukan terapi eradikasi kecuali jika hasil CLO, kultur
dan PA ketiganya negatif atau hasil serologi negatif.
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Register :
Ruang : Musdalifah
3.1.1 Identitas
a. Biodata Pasien
Nama : Nn “A”
Umur : 14 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
9
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri ulu hati kurang lebih dua hari sebelum masuk rumah sakit
disertai mual muntah.
Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa
nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyeri itu seperti diremas-remas serta
terasa panas..
10
3.1.3 Pola Aktivitas Sehari - hari
a. Nutrisi
Di Rumah : makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis dalam
1 porsi. Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan, pasien
minum 6-7 gelas ( ±1500-1700cc) setiap hari.
b. Eliminasi
Klien BAK ± 2-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan pasien tidak ada
kesulitan dalam BAK.
Di Rumah Sakit : pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB
dengan frekuensi 1x sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil),
warna hitam, bau khas dan pasien mengeluh sulit untuk BAB.
Pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6xsehari warna kekuningan, bau khas
dan tidak ada keluhan dalam BAK.
11
d. Aktifitas Fisik
e. Personal Hygiene
Di Rumah :pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, ganti baju 1
kali sehari, dan tidak ada gangguan apapun.
Di Rumah Sakit :pasien diseka oleh keluarga 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
dengan tidak memakai sabun.
a. Status Emosi
b. Konsep Diri
12
c. Interaksi Sosial
Hubungan pasien dengan perawat serta pasien lain dalam satu ruangan baik. Pasien
juga kooperatif dan dapat berinteraksi baik dengan tenaga kesehatan serta
hubungannya dengan keluarga juga baik.
d. Spiritual
Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak bisa
menjalankan sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi kesembuhannya.
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
CM (Composmentis) 4-5-6
c. Tanda-Tanda Vital
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
d. Kepala
• Kulit Kepala
Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.
• Wajah
13
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
• Mata
• Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
• Telinga
• Mulut
Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan
gusi.
e. Leher
g. Abdomen
14
Perkusi : timpani
h. Ekstremitas
Ekstremitas atas : terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri,
tidak terdapat oedem.
Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak
oedem.
i. Genetalia
✓ Hb : 12,8
✓ Leukosit : 8.400
✓ GSE :15
✓ Casinovil :3
✓ Basofil :0
✓ Batang :0
✓ Segment : 54
✓ Limfosit : 35
✓ Monosil :8
✓ Eritrosit : 416
✓ Trombosit : 204.000
✓ Hematocrit : 37
15
Injeksi :
Pantoz 1x40mg
Oral :
16
3.2 Analisa Data
3. Nn.“A”
mengeluh seringmerasa mual dan
muntah
DO:
DS : Pemenuhan Gangguan
nutrisi tidak pola makan:
1. Nn.“A” sering merasa mual adekuat kurang dari
dan muntah kebutuhan
2. Nn.“A” mengatakan kalau dia
17
hilang selera makan tubuh
DO :
3. Kesadaran Nn.“A”
Composmentis
DO:
2. Auskultasi pada
abdomen: peristaltik ± 4x/mnt
18
ulu hati terasa perih, panas dan
kemeng-kemeng.
DO:
1. Nyeri Akut
2. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh
3. Konstipasi
4. Kurang pengetahuan
1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar
Tekan
DO:
19
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
DS :
DO :
3.
Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas
DS:
DO:
20
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
DO:
DS:
21
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan / Intervensi
1. 21 Nyeri Akut berhubungan Rasa Nyeri klien 1.Catat keluhan nyeri, 1.nyeri tidak
November dengan peradangan pada berkurang dengan termasuk lokasi, selaluada tetapi bila ada
2017 dinding mukosa lambung tidak lamanya, intensitas harus dibandingkan
(gaster) ada peradangan (skala 0-10) dengan gejala nyeri
atau iritasi pada pasien
mukosa lambung 2.Kaji ulang faktor sebelumnya,dimana
Nn.A dalam yangmeningkatkan dapat membantu
waktu 2 x 24 jam atau menurunkan mendiagnosa etiologi
dengan kriteria: nyeri perdarahan dan
3.Berikan makanan terjadinya komplikasi.
1.Skala Nyeri
Nn.A berkurang sedikit tapi sering 2.membantu dalam
sesuai indikasi membuat diagnosa dan
2.Nn.A tidak untuk pasien kebutuhan terapi.
merasanyeri pada
4.Bantu latihan
22
epigastrium rentang gerak aktif 3.makanan mempunyai
(uluhati) /pasif efek penetralisir asam,
juga menghancurkan
3.Nn.A tidak 5.Berikan perawatan kandungan
meringis (tidak oral sering dan gaster.Makan sedikit
nyeri tekan tindakan kenyamanan mencegah distensi dan
abdomen) (pijatan punggung, haluaran gastrin
perubahan posisi)
4. menurunkan
Kolaborasi: kekakuan
1.Berikan obat sesuai sendi,meminimalkan
indikasi, misal : nyeri ketidaknyamanan.
Antasida 5.Napas bau karena
2.Antikolinergik tertahanya sekretmulut
(misal : belladonna, menimbulkan tak nafsu
atropin) makan dan dapat
meningkatkan mual.
Gingivitis dan masalah
gigi dapat meningkat
1.menurunkan
keasaman gaster dengan
absorbsi atau dengan
menetralisir kimia
23
tidur untuk menurunkan
motilitas
gaster,menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan gaster, dan
menghilangkan nyeri
nokturnal.
24
mukosa lambung teratur, sering dan dapat meningkatkan
teratur kerjasama pasien saat
termasuk minyak makan
untuk bibir
4.Dapat mempengaruhi
nafsu makan/pencernaan
dan membatasi masukan
nutrisi
5.Mencegah
ketidaknyamanankarena
mulut kering dan
bibir pecah yang
disebabkan
oleh pembatasan cairan
3. Konstipasi berhubungan BAB dari Nn.A 1.Ajarkan alih baring 1.Banyak aktivitas
dengan kurang aktivitas lancar dengan setiap 2 jam sekali bisa merangsanggerakan
bisa melakukan peristaltik
aktivitas (banyak 2.Anjurkan pada klien
gerak) ditempat untuk minum banyak 2.Banyak minum untuk
tidur dalam (10-12 gelas) mencairkanfeses
waktu 2 x 24 jam 3.Anjurkan pada klien 3.Serat sangat berfungsi
dengan kriteria: untuk makan tinggi untuk melancarkan
1.Feses serat (pepaya) proses defekasi karena
serat bisa melunakan
4.Kolaborasi
25
lunak(normal) pemberian obat konsistensi feses
laksatif.
2.Mudah 4.Untuk melancarkan
prosesdefekasi proses defekasi
26
3.6 Tindakan Keperawatan / Implementasi
T : 120/80 mmHg
Px merasa diperhatikan
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 37 C
27
22 November 1. Memberikan makan sedikit tapi Px kooperatif
2017 sering
RR : 20x/menit
N : 84x/menit
S : 37,5 C
28
dengan nafas dalam Px merasa diperhatikan
RR : 20x/menit
Px merasa diperhatikan
N : 80x/menit
S : 37,3 C
29
3.7 Catatan Keperawatan
· Melakukan TTV
Injeksi :
✓ Pantoz 1x40mg
Oral :
Injeksi :
✓ Pantoz 1x40mg
30
Oral :
Injeksi :
✓ Pantoz 1x40mg
Oral :
31
3.8 Evaluasi
1 21 Dx I DS:
November
2017 1.Nn. “A” mengatakan kalau daerah ulu hatinya
terasa nyeri, panas dan terbakar
O : keadaan lemah
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37 C
P : R dilanjutkan
· Injeksi :
Cefo (1gr)
· Oral :
32
2 22 DS:
November
2017 1.Nn. “S” mengatakan kalau daerah ulu
hatinya masih terasa nyeri.
O : keadaan cukup
T : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,5 C
P : R dilanjutkan
· Injeksi :
Cefo (1gr)
· Oral :
33
November terasa di daerah ulu hati
2017
2.Nn.“A” mengatakan nafsu makannya sudah
bertambah
O : keadaan cukup
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,3 C
P : R dilanjutkan
· Injeksi :
Cefo (1gr)
· Oral :
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Nyeri Akut dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan peradangan pada
dinding mukosa lambung (gaster). Diagnosa ini muncul setelah dilakukan pengkajian
kepada pasien dan terdapat nyeri tekan pada epigastrum, selain itu pasien juga
mengatakankalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar, dan setelah dilakukan
pengukuran nyeri dengan skala didapatkan nilai skala nyeri 7 dari skala 0 10.
35
berakibat fatal contohnya saja dengan makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh
dimakan. Jadi untuk mengurangi. Untuk menghindari ini maka sebagai perawat
haruslah memberikan pendidikan kepada pasien mengenai penyakit yang sedang
diderita.
BAB V
36
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut / lambung dan itis yang berarti inflamasi /
peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama
dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter
pylori.
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit
pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap
biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan
terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak
menyebabkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif
Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh
seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada
penampakan gejala (asimptomatik).
5.2 Saran
• Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman
yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori.
Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila
stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan
pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung,
oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.
• Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih
berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko
infeksi pada lapisan lambung.
37
PERENCANAAN PASIEN PULANG
38
DAFTAR PUSTAKA
39