Makalah Pengkajian Betty Neuman
Makalah Pengkajian Betty Neuman
Makalah Pengkajian Betty Neuman
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teori dan Ilmu Keperawatan”
Disusun oleh :
TAUFIQ FAJAR SETYAWAN (A11200834)
Dosen Pembimbing :
Rina Saraswati, S.Kep.Ns
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Prodi S1 Keperawatan
Tahun ajaran 2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
Betty Neuman mandefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistik danpendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman manusia merupakan makhluk dengan
kombinasi kompleks yang dinamis dan fisiologis,sosiokultural dan variabel perkembangan
yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka manusia
berinteraksi,beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan yang digambarkan sebagai
stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatuyang mempengaruhi (intrapersonal)
yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal terdiri dari segala sesuatu yang
berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha klien
untuk menciptakan lingkungan yang aman,yang mungkin terbentuk oleh mekanisme yang
didasari maupun yang tidak didasari. Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh
stressor yang dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stressor
intrapersonal,interpersonal dan ekstrapersonal.
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan
dari keperawatan adalah membanyu individu, keluarga dan kelompok dalam mencapai dan
mempertahankan tingkat kesehatan ang optimal. Perawat mengkaji, mengatur dan
mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi
respon klien terhadap stressor. Tindakan perawat terdiri dari pencegahan primer, sekunder,
dan tersier. Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui
identifikasi faktor-faktor resiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui
penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak. Sedangkan
pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan tersier
adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan
kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah terjadinya masalah yang sama.
Betty Neuman lahir di Ohio tahun 1924, dia anak kedua dari 3 bersaudara dan
merupakan anak perempuan satu-satunya.Ketika berumur 11 tahun bapaknya meninggal
setelah 6 tahun dirawat karena CRF. Pujian bapaknya terhadap perawat mempengaruhi
pandangan Neuman tentang perawat dan komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu
dekat dengan pasien.Pekerjaan ibunya sebagai bidan di desa juga sangat mempengaruhi
secara signifikan. Setelah lulus SMA Neuman tidak dapat melanjutkan pendidikan
keperawatan. Dia bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru
masak di Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta
adiknya. Adanya program wajib militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke
sekolah keperawatan.Neuman lulus program diploma RS Rakyat (sekarang RSUP Akron
Ohio) tahun 1947. Neuman menerima gelar BS pada keperawatan Kesehatan Masyarakat
tahun 1957 dan MS Kesehatan Masyarakat serta Konsultan Keperawatan Jiwa tahun 1966
dari Universitas California LA. Tahun 1985 Neuman menyelesaikan PHD dalam bidang
Clinical Psychology dari Universitas Pasific Western. Dia mempraktekkan bed side nursing
sebagai staf kepala dan Private Duty Nurse di berbagai RS. Pekerjaannya di komunitas
termasuk di sekolah-sekolah, perawatan di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di klinik
obstetric suaminya dan konseling intervensi krisis di keperawatan jiwa di komunitas. Tahun
1967, 6 bulan setelah mendapat gelar MS dia menjadi kepala fakultas dari program dimana ia
lulus dan memulai kontribusinya sebagai guru, dosen, penulis dan konsultan dalam berbagai
disiplin ilmu kesehatan. Tahun 1973, Neuman dan keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia
sebagai konsultan kesehatan jiwa, menyediakan program pendidikan berkelanjutan dan
melanjutkan perkembangan dari modelnya, dia yang pertama kali mendapatkan California
Licensed Clinical Fellows of the American Association of Marriage & Family Therapy dan
tetap melakukan praktek konseling. Model Neuman aslinya berkembang tahun 1970 ketika
itu ada permintaan lulusan Universitas of California LA untuk pembukaan kursus yang
memberikan wawasan tentang aspek fisiologi,psikologi,sosiokultural dan aspek
pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman 1995). Model ini dikembangkan untuk
menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspek-aspek diatas secara holistic.Setelah 2 tahun
dievaluasi model tersebut dipublikasikan dalam 3 edisi ( 1982,1989, 1995).
BAB II
TINJAUAN TEORI
Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif untuk gagguan pada garis pertahanan resisten
dapat berupa:
a. Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat.
Misal: melatih klien duduk atau berjalan
b. Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah.
c. Melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor untuk penyelesaian masalah.
d. Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawata bisa lintas program dan lintas sektor.
F. Aplikasi Penerapan Model Konseptual Betty Neuman
Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu komunitas
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri
dari lima tahapan :
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan komunitas atau keluarga
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok adalah :
Care atau inti
Delapan sub sistem yang mempengaruhi komunitas
1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk.
2) Pendidikan komunitas. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuannya.
3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat
tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di
komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit.
7) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan upah minimum regional, dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan ditujukan
pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8) Rekreasi. Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau komunitas
atau tidak.
iagnosis keperawatan komunitas dan kelompok
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen :
P ( problem atau masalah )
E ( etilogi atau penyebab)
S (symtom atau menifestasi/ data penunjang)
3. Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan adalah :
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler
2) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui pemeriksaan
tekanan darah
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang berisiko
5) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki
lingkungan atau komunitas apabila menjadi penyebab stressor
6) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan
4. Pelaksanaan
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya :
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di komunitas
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan peningkatan
kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskuler
4) Sebagai advokat komunitas yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.
5. Evaluasi dan penilaian
1) Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
2) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
Modek Sistem Neuman (1982) dapat digunakan untuk menjelaskan kerangka konsep
duka cita. Variabel yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem klien, yaitu : fisiologis,
psikilogis, rohani, perkembangan, dan sosial budaya, dapat digunakan untuk menguraikan
atribut dari duka cita. Kehilangan di masa lalu dapat dijelaskan sebagai sebuah stressor, dan
akibat dari duka cita diartikan sebagai suatu proses yang serupa dengan konsep Neuman yaitu
rekonstitusi. Intervensi untuk membantu klien dalam menghadapi pengalaman duka cita
dapat dikatagerikan sebagai upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Reed,2003).
Penggunaan terminologi dari teori Neuman untuk menguraikan konsep duka cita
dimulai dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul
sebelumnya. Dalam terminologi Neuman, kejadian di masa lalu merupakan stressor, dan
dalam kasus duka cita, stressor adalah perasaan kehilangan. Perasaan kehilangan mugkin
bersifat intra-personal (misalnya : kehilangan salah satu anggota badan. Kehilangan peran
atau fungsi), interpersonal (misalnya : berpisah dengan pasangannya, anak, atau orangtua),
atau ekstra-personal (misalnya : hilangnya pekerjaan, rumah, atau hilangnya limgkungan
yang dikenal).Neuman (1995) menyatakan bahwa dampak dari stressor dapat didasarkan
pada dua hal, yaitu : kekuatan stressor dan banyaknya stressor.
Modifikasi terhaap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi dari beberapa
pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang terdiri dari
hubungan antara orang yang berduka dengan objek yang hilang, sifat alami dari kehilangan,
dan kehadiran sistem pendukung (support system). Faktor-faktor lain memiliki efek yang
kuat pada perasaan duka cita, seeperti penglaman individu yang sama
sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang dianut. Penjelasan mengenai modofikasi
respon duka cita sama halnya dengan gagasan Neuman mengenai interaksi antar variabel
(fisik, psikologis, sosial budaya, perkembangan , dan rohani). Kombinasi beberapa variabel
yang unik pada diri seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka cita, nilai-nilai,
kepercayaan spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang lainnya) dapat
dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis pertahanan normal (normal
lines of defense) dan garis perlawanan. Masing-masing garis pertahanan dan garis
perlawanan memodifikasi pada tingkatan tertentu dimana stressor mempumyai efek yang
negatif pada diri seseorang. Garis pertahanan normal membantu sistem klien untuk
menyeduaikan dengan stres akibat kehilangan ; garis perlawanan bertindak sebagai kekuatan
untuk membantu klien kembali ke kondisi yang stabil. Faktor yang lain, seperti pengalaman
individu sebelumnya dengan perasaan kehilangan dan duka cita, budaya, dan kepercayaan
religius menjadibagian dari struktur dasar individu. Garis pertahanan dan perlawanan
melindungi struktur dasar dari gangguan stres yang menimpa individu (Reed, 1993).
H. Analisa
1. Analisis Internal
Asumsi didefinisikan sebagai dalil yang diterima tanpa harus dibuktikan, beberapa tipe
asumsi, tetapi asumsi dengan banyak kesesuaian antara implisit dan explicit . secara garis
besar asumsi diidentifikasi Neuman sebagai berikut :
a Setiap orang adalah individual unik dengan range respon yang normal.
b Beberapa tipe stressor mungkin dalam garis keseimbangan individual ( garis pertahanan
normal ). Stressor alamiah mungkin berdampak keluar yang mana seseorang mungkin
menggunakan garis pertahanan yang flexible.
c suatu waktu manusia dalam respon normal yang mana mereka dalam garis pertahanan
normal.
d Garis pertahanan flexible adalah system reaksi yang digunakan untuk pertahanan stressor,
ketika garis pertahanan flexible tidak dapat digunakan untuk pertahanan stressor, stressor
mempengaruhi keseimbangan seseorang.
e Garis pertahanan internal individu stabil dan menghasilkan individu yang normal.
f Kesakitan adalah hubungan yang dinamis antara fisiologi, psikologi, sosio budaya dan
perkembangan status.
g Pencegahan utama/primer adalah mengidentifikasi dan semua faktor resiko berhubungan
dengan stressor.
h Pencegahan sekunder berhubungan dengan gejala dan stretegi intervensi.
i Pencegahan tersier berhubungan dengan adaptasi atau hasil rekontruksi.
Asumsi direfleksikan dalam element dasar pada modul ini. System klien dalam intraksi
dengan lingkungan. Dalam perawatan kesehatan professional dapat dari sebuah model yan
spesifik yang mana intervensi antara stressor dan klien, contoh seorang terapi fisik mungkin
mengindentifikasi stressor akan mempengaruhi otot atau tolong maka intervensi spesifik akan
diatur dari pengetahuan.
Beberapa implikasi dapat diasumsikan lebih baik, contoh individu klien mempunyai
nilai dan usaha stabilitas atau kesehatan yang prima. Kesehatan professional klien lebih baik
mempunyai respon yang besar untuk status kesehatan ini. Tambahan, perawatan kesehatan
professional adalah dapat membantu klien mencapai dan bertahan dalam kondisi sehat.
Komunitas dan keluarga yang direferensikan Neuman, tetapi dapat diasumsikan hanya
untuk klien. Neuman mempunyai pernyataan walaupun mengasumsikan konssep yang
original dalam terminology klien. Dia berharap akan meluaskan. Dia percaya mereka
menampilkan yang lebih baik dalam system yang lain. Asumsi untuk system perawatan
kesehatan yang lebih besar yaitu komunitas atau keluarga menjadi petunjuk, contoh neuman
melaporkan dari Ontorio Canada dan propinsi Manitoba mempunyai kreteria dasar untuk
praktek perawatan kesehatan masyarakat dalam system model Neuman, yang mana sukses
dalam implementasi ( Neuman, kominikasi personal ).
b. Kelemahan
1). Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, sehingga untuk
profesi keperawatan menjadi tidak spesifik
2). Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih dirasakan
belum ada perbedaan yang jelas
3). Model system Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat –klien, padahal
hubungan perawat klien merupakan domain penting dalam Asuhan Keperawatan
I. Contoh Kasus
Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama mereka.
Sabg ibu telah mengandung 2 bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami perdarahan dan
menurut dokter kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu dilakukan aborsi
untuk menyelamatkan jiwa ibuny
Pada kasus di atas, perasaan duka cita dari pasangan tersebut memiliki karakteristik
yang kompleks. Misalnya, sang ibu berduka karena calon bayinya tidak bisa dipertahankan
(kehilangan interpersonal), atau hilangnya harapan terhadap kehamilan yang telah ditunggu-
tunggu(kehilangan intrapersonal), atau barangkali merasa bersalah kepada anggota keluarga
lainnya karena tidak sesuai harapan mereka (kehilangan ekstrapersonal). Ketika kita akan
menentukan tingkat pengaruh kehilangan pada diri seseorang, kita jiga harus mengkaji
dampak dari perasaa kehilanhan tersebut pada kehidupan mereka sehari-hari, cara mereka
mengatasi mengatasi kesedihannya, atau nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut mengenai
kehilangan. Secara umum kita akan mengkaji fungsi dari masing-masing garis pertahanan
fleksibel, garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan struktur dasar. Pengkajian harus
meliputi banyak aspek, meliputi : aspek fisiologis, spiritual, psikologis, perkembangan, dan
sosial budaya.
Untuk membantu pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan interpersonal dan
ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji. Siapakah anggota keluarga yang
dapat memberikan dukungan positif?. Apakah sistem pendukung secara kultural dapat
diterima oleh pasangan trsebut?. Setiap oragtua akan memberikan reaksi yang berbeda,
tergantung pada struktur dasar yang dimilikinya. Sebuah penelitian telah membuktikan
adanya perbedaan respon berdasarkan jenser terhadap perasaan kehilangan pada masa
perinatal, maka respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akn
sama termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Perbedaan dalam proses duka cita
tentu akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua.Selanjutnya, faktor-taktor
ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka.
Setelah dilakukan pengkajian scara menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan,
intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama. Perangkat penilaian akan
mengukur hal-hal yang akan berdmpak secara khusus pada aspek-aspek fisiologis, psikologis
rohani, sosial budaya, dan perkembangan. Misalnya aspek sosial budaya akan mempengaruhi
jenis intervensi yang bisa diterima oleh keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan
suatu pengalaman yang sangat pribadi bagi banyak orang. Pemahaman mengenai arti dari
pengalaman pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menentukan intervensi
yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis yang dapat menghalangi
proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug kondisi klien, misalnya perubahan pola
tidur, nutrisi, dan sebagainya. Aelanjutnya, perawat perlu mempertimbangkan aspek
perkembangan seseorang dari perasaan berduka. Intervensi yang sesuai untuk ibu muda
primigravida tentunya akan sangat berbeda dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.
BAB III
KESIMPULAN
Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan memandang
keluarga sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap tressor dan lingkungan.
Variabel klien adalah fisiologis, psikologis, social budaya, perkembangan dan spiritual.
Intervensi keperawatan terjadi melalui tiga cara pencegahan yaitu pencegahan primer,
sekunder dan tertier. Model ini digunakan dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi
dan langsung dipelayanan keperawatan.
Penggunaan model konsep keperawatan untuk menganalisis suatu konsep tertentu
dapay memberikan pedoman bagi kita dala pengembangan perangkat penilaian dan
oengukuran yang lebih spesifik, andal (reliable) dan akurat. Sebab fokus utama keperawatan
adalah klien, lingkungan, dan kesehatan. Model keperawatan memberikan kerangka pikir
holistik dan tak terpisahkan untuk menila konsep-konsep yang menarik perhatian bagi rofesi
perawat. Sudut pandang yang holistik sepertiitu penting sekali digunakan bila perawat
berhadapan dengan variabel yang bersifat multidimensional, misalnya duka cita, nyeri, takut,
marah, atau hal-hal lain yang penting dalam asuhan keperawatan.
Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model keperawatan akan
membantu perawat dalam mendefinisikan area panilaian dan memberikan pedoman untuk
menentukan standar outcome yang sesuai. Ketika perawat melakukan sebuah riset
keperawatan, maka model konseptualakan membantu dalam menyusun struktur yang logis
dan konsisten dengan asumsi-asumsi yang sudah ada, terutama dalam menyusun berbagai
instrumen, metode, dan indikator hadil pengukuran. Sebab banyak dari konsep-konsep
keperawatan yang justru menggunakan atau dijelaskan dengan pendekatan disiplin ilmu lain.
Seharusnya, kita dapat mendeskripsikan suatu terminologi dengan perspektif ilmu
keperawatan. Reformulasi informasi hasil penelitian kedalam model keperawatan dapat
memperkuat tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge) keperawatan sehingga akan lebih
mudah mempelajari dan memahami manusia beserta iplikasinya.
DAFTAR PUSTAKA