Pestis Ida
Pestis Ida
Pestis Ida
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pestisida
mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata pest yang berarti
hama dan cida yang berarti pembunuh. Jadi secara sederhana pestisida diartikan
yang disebabkan oleh fungi, bakteri, virus, nematode, siput, tikus, burung dan hewan
lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk membrantas atau mencegah
hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil
binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat
dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi
a. Pestisida organik : pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang
berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal : neem oil yang berasal dari
pohon mimba.
b. Pestisida elemen : pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti:
sulfur.
kimia.
a. Pestisida sistemik : adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian
yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah
b. Pestisida kontak langsung: adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila
bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan.
Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. Contoh :
Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang
lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di
Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury dan
serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke-
15. Kemudian pada abad ke-17 nicotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai
digunakan sebagai insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua jenis pestisida alami
yaitu, pyretrum yang diekstrak dari chrysanthemum dan rotenon yang diekstrak dari
Pada tahun 1874 Othmar Zeidler adalah orang yang pertama kali mensintesis
ditemukan oleh ahli kimia Swiss, Paul Hermann Muller pada tahun 1939 yang dengan
penemuannya ini dia dianugrahi hadiah nobel dalam bidang Physiology atau
Medicine pada tahun 1948 (NobelPrize.org). Pada tahun 1940an mulai dilakukan
produksi pestisida sintetik dalam jumlah besar dan diaplikasikan secara luas (Daly et
al., 1998). Beberapa literatur menyebutkan bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai
Penggunaan pestisida terus meningkat lebih dari 50 kali lipat semenjak tahun
1950, dan sekarang sekitar 2,5 juta ton pestisida ini digunakan setiap tahunnya
(Miller, 2002). Dari seluruh pestisida yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75%
penggunaan pestisida kimia terutama DDT mulai nampak setelah Rachel Carson
menulis buku paling laris yang berjudul “Silent Spring” tentang pembengkakan
beberapa negara maju, penjualan dan penggunaan pestisida diatur oleh pemerintah.
Protection Agency (EPA) yang bertanggung jawab atas regulasi pestisida (Willson,
dikontrol, maka pada tahun 1979 Presiden Carter mendirikan Interagency Integrated
dan penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) atau Integrated Pest Management
(IPM). PHT merupakan sistem yang mendukung dalam pengambilan keputusan untuk
memilih dan menggunakan taktik pengendalian hama, satu cara atau lebih yang
dikoordinasi secara harmonis dalam satu strategi manajemen, dengan dasar analisa
biaya dan keuntungan yang berpatokan pada kepentingan produsen, masyarakat dan
Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga,
buah, biji, kulit, dan batang yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau
senyawa bioaktif. Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan- bahan kimia
aspek fisiologis tanama lainnya, namun berpengaruh terhadap sistem saraf otog,
bahan kimia yang merupakan bahan metabolit sekunder dan digunakan oleh
tumbuhan sebagai alat pertahanan alami bioaktif. Lebih dari 2 400 jenis tumbuhan
yang termasuk kedalam 235 famili dilaporkan mengandung bahan pestisida, oleh
karena itu apabila tumbuhan tersebut dapat diolah menjadi bahan pestisida, maka
yang ada di sekitarnya. Ada 4 kelompok insektisida nabati yang telah lama dikenal
yaitu :
fumigan atau racun perut, terbatasnya pada serangga yang kecil dan bertubuh
lunak.
syaraf pusat, dicampur dengan minyak wijen, talk atau tanah lempung digunakan
untuk lalat, minyak, kecoa, hama gudang dan hama penyerang daun.
(Pachyrrzus eroses) aktif sebagai racun kontak dan racun perut untuk berbagai
pengisap sejenis wereng dan penggulung daun, baru terurai setelah satu minggu.
perbedaannya bahan aktif pestisida nabati disintesa oleh tumbuhan dan jenisnya dapat
lebih dari satu macam (campuran). Bagian tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji,
kulit, batang dan sebagainya dapat digunakan dalam bentuk utuh, bubuk ataupun
ekstrak (air atau senyawa pelarut organik). Bila senyawa (ekstrak) ini akan digunakan
di alam, maka tidak boleh mengganggu kehidupan hewan lain yang bukan sasarannya
(Rhudy, 2003).
Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau
pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli
beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang
demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan
dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik.
Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal
disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah
sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk
1. Persiapan
keperluannya, dan peralatan yang sesuai dengan cara yang akan digunakan
Pestisida.
kebocoran.
memasukkan Pestisida kedalam tangki. Siapkan ember dan isi air secukupnya
2. Kalibrasi
Untuk memperoleh hasil aplikasi yang optimal, maka alat aplikasi Pestisida
harus dikalibrasi agar dosis yang kita capai sesuai dengan anjuran. Langkah-langkah
a. Menyiapkan alat aplikasi dalam kondisi baik ember berukuran sedang, gelas
ukur 100 ml atau 500 ml, stop watch, air, tali rapia, dan meteran.
tangki tertutup, alat aplikasi diberi tekanan atau dipompa sampai mencapai
c. Selanjutnya air dari dalam tangki, disemprotkan ke dalam ember (hindari agar
air jangan sampai ada yang keluar dari ember) selama beberapa menit. Lalu
air dari ember ditakar dengan gelas ukur. Dengan demikian diketahui waktu
sudah terukur.
dihitung dengan menggunakan data tersebut di atas (misal volume cair yang
terukur 10 liter dalam waktu 10 menit), maka waktu aplikasi yang diperlukan
perhektar (misal volume larutan yang diperlukan adalah volume tinggi sekitar
500 liter/ hektar atau disebut volume tinggi) adalah : 500/10X10 menit = 500
menit. Dengan demikian luas area yang dapat disemprot per menit adalah :
10.000/500 =20 m² /menit. Hal ini dapat dipraktekkan dengan membuat suatu
area yang terukur (misal 4 m X 5 m) dan dibatasi dengan tali rapia, lalu
berjalan untuk aplikasi seluas 20 m², menghabiskan 1 (satu) liter dalam waktu
1 (satu) menit.
3. Ketentuan Aplikasi
berikut :
a. Pada waktu aplikasi Pestisida, operator pelaksana atau petani harus memakai
panjang, topi, sepatu kebun, dan masker/ sapu tangan bersih untuk menutup
b. Pada waktu aplikasi, jangan berjalan berlawanan dengan arah datangnya angin
dan tidak melalui area yang telah diaplikasi Pestisida. Aplikasi sebaiknya
penyemprotan Pestisida terus menerus lebih dari 4 (empat) jam dalam sehari.
dewasa, sehat, tidak ada bagian yang luka, dan dalam keadaan tidak lapar.
4. Pembuangan Sisa
a. Sisa campuran Pestisida atau larutan semprot tidak dibiarkan/ disimpan terus
b. Cuci tangki yang telah kosong dan peralatan lainnya sebersih mungkin
sebelum disimpan. Simpan peralatan semprot yang telah dicuci terpisah dari
dapur, tempat makanan, kamar mandi, dan kamar tidur serta jauhkan dari
c. Air bekas cucian tidak mencemari saluran air, kolam ikan, sumur, sumber air
hari ribuan petani dan para pekerja di pertanian diracuni oleh pestisida dan setiap
tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat
dan para pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi) pestisida pada proses
masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terpapar pestisida melalui udara,
tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang
Amerika Tengah dan Amerika Latin. Tetapi, negara-negara berkembang ini hanya
25% saja dari pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian
Menurut WHO, hal ini disebabkan rendahnya tingkat edukasi petani-petani di negara-
negara tersebut sehingga cara penggunaannya sangat tidak aman dan cenderung
“ngawur”.
dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada 3 juta orang yang bekerja pada
diperkirakan setiap tahunnya ada setengah juta orang keracunan pestisida dan 500
pencemaran DDT pada masa muda dengan menderita kanker payudara pada masa
tuanya (Barbara and Mary, 2007). Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Harvard
parkinson meningkat sampai 70% pada orang yang terekspose pestisida meski dalam
bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Penggunaan pestisida pada petani dengan cara penyemprotan. Petani yang tidak
dilengkapi alat pelindung diri pada saat menggunakan pestisida, besar kemungkinan
akan terpapar pestisida yang dapat memasuki tubuh baik melalui pernapasan maupun
kontak dengan kulit. Selain kecerobohan pada saat penggunaan pestisida di bidang
dengan cara menempel enzim tersebut. Sehingga asetilkolin tidak dapat dipecah
menjadi kolin dan asam asetat oleh enzim kolinesterase. Apabila terdapat pestisida
tersebut, sehingga terjadi penumpukan substrat asetilkolin pada sel efektor. Keadaan
normal sudah dinyatakan sebagai keracunan. Sedangkan Ames, et, al, (1999), di
darah merah sebesar 30% dan plasma 40% sebagai keracunan. Penetapan keracunan
yang dilakukan menurut ketentuan Direktorat Jenderal PPM & PLP. Depkes. RI.
petani dapat melalui kulit, sistem pernapasan maupun oral. Selanjutnya dijelaskan
keracunan yang bersifat akut, efek sistemik biasanya timbul setelah 30 menit terpapar
melalui inhalasi; 45 menit setelah tertelan (ingested); 2 – 3 jam setelah kontak dengan
kulit.
lain: (1) golongan organoklorin, yaitu sakit kepala, pusing, mual, muntah-muntah,
mencret, badan lemah, gugup, gemetar dan kesadaran hilang. Mekanisme terjadi
keracunan yaitu pestisida mempengaruhi sistem saraf pusat dan cara kerjanya belum
diketahui dengan jelas; (2) golongan organofosfat, yaitu timbulnya gerakan otot
tertentu, pupil atau mata menyempit menyebabkan penglihatan kabur, mata berair,
mulut berbusa dan berair liur banyak, sakit kepala, pusing, keringat banyak, detak
jantung sangat cepat, mual, muntah-muntah, kejang perut, mencret, sukar bernafas,
otot tidak dapat digerakkan atau lumpuh dan pingsan. Mekanisme terjadi keracunan
adalah pestisida berikatan dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur
kerjanya saraf, yaitu kolinesterase. Apabila kolinesterase terikat, maka enzim tidak
dikendalikan; dan (3) Golongan karbamat gejala dan tanda keracunan sama dengan
tubuh. Menurut Hallenbeck dan Cunningham (1995) bahwa gejala yang timbul akibat
paparan pestisida antara lain: mual, muntah, susah tidur, penurunan kadar
kolinesterase darah, hipertensi, sakit kepala, otot-otot kejang, depresi pernapasan, dan
diare.
1. Golongan Organofosfat
Pestisida yang termasuk dalam golongan ini antara lain : asetat (Lancer 75
SP), dimetoat (Decafen 400 EC), fention (Lebaycid 500 EC), malation (Fyfanon 440
EW), profenofos (Akron 500 EC, Curacron 500 EC dan profile 430 EC).
pupil atau celah iris mata menyempit menyebabkan penglihatan kabur, mata berair,
mulut berbusa dan berair liur banyak, sakit kepala, pusing, keringat banyak, detak
muntah-muntah, kejang perut, mencret, sukar bernafas, otot tak dapat digerakkan atau
pernafasan. Berkaitan dalam enzim dalam darah yang berfungsi mengatur kerjanya
2. Golongan Karbamat
dan Sevin 85 SP), karbofuran (Curater 3 GR, Dharmafur 3 GR, Kumbokarno 3 GR),
BPMC (Bassa 500 EC, Baycarb 500 EC dan Dharmabas 500EC) dan MIPC (Ancin
kholinesterase tetapi berlangsung singkat, karena karbamat cepat terurai dalam tubuh
3. Golongan Bipiridilium.
(Gramoxone S, Para-Col 250/180 SL dan Herbatop 276 SL dan Supretox 276 SL).
Tanda dan gejala keracunan : Keracunan baru terlihat setelah 24-72 jam dan
4. Golongan Antikoagulan.
Pestisida yang termasuk golongan ini antara lain : Brodifakum (Klerat 0,005
BB), kumatetralil (Racumin 0,0375 GR,Racumin 0,0375 PA), warfarin (Dora 0,105
GR).
pada kulit,air seni dan tinja berdarah,timbul lebam pada lutut,siku dan pantat,juga
merusak ginjal.
adalah faktor dalam tubuh (internal) dan faktor dari luar tubuh (eksternal), faktor-
a. Usia, usia merupakan fenomena alam, semakin lama seseorang hidup maka
usiapun akan bertambah. Seseorang dengan bertambah usia maka kadar rata-
b. Status gizi, buruknya keadaan gizi seseorang akan berakibat menurunnya daya
tahan dan meningkatnya kepekaan terhadap infeksi. Kondisi gizi yang buruk,
protein yang ada tubuh sangat terbatas dan enzim kholinesterase terbentuk
Dikatakan bahwa orang yang memiliki tingkat gizi baik cenderung miliki
c. Jenis Kelamin, kadar kholin bebas dalam plasma darah laki-laki normal rata-
relatif konstan dan kadar ini tidak meningkat setelah makan atau pemberian
oral sejumlah besar kholin. Ini menunjukkan adanya mekanisme dalam tubuh
untuk mempertahankan kholin dalam plasma pada kadar yang konstan. Jenis
bahayanya juga lebih baik jika di bandingkan dengan tingkat pendidikan yang
lebih baik.
objek, maka akan terbentuk pula sikap positif terhadap obyek yang sama.
Apabila sikap positif terhadap suatu program atau obyek telah terbentuk,
maka diharapkan akan terbentuk niat untuk melakukan program tersebut. Bila
niat itu betul-betul dilakukan, hal ini sangat bergantung dari beberapa aspek
tindakan, misalnya menggunakan alat pelindung diri secara baik dan benar
a. Dosis, semua jenis pestisida adalah racun, dosis semakin besar semakin
b. Lama kerja sebagai petani, semakin lama bekerja menjadi petani akan
yang baik bila searah dengan arah angin dengan kecepatan tidak boleh
melebihi 750 m per menit. Petani pada saat menyemprot yang melawan arah
angin akan mempunyai risiko lebih besar bila dibanding dengan petani yang
pestisida, hal ini berkaitan dengan suhu lingkungan yang dapat menyebabkan
keluarnya keringat lebih banyak terutama pada siang hari. Sehingga waktu
sesuai dengan ketentuan. Waktu yang dibutuhkan untuk dapat kontak dapat
f. Jumlah jenis pestisida yang digunakan, jumlah jenis pestisida yang digunakan
bila dibanding dengan pengunaan satu jenis pestisida karena daya racun atau
tertentu, baik yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan kerja. Alat
pelindung diri berguna dalam mecegah atau mengurangi sakit atau cidera.
Pestisida umumnya adalah racun bersifat kontak, oleh sebab itu penggunaan
alat pelindng diri pada petani waktu menyemprot sangat penting untuk
pemaparan pestisida.
pernafasan dari kontaminasi yang berbentuk gas, uap, maupun partikel zat
padat.
5) Alat pelidung tangan, alat ini biasanya berbentuk sarung tangan, untuk
yan kedap air serta tidak bereaksi dengan bahan kimia yang terkandung
dalam pestisida.
6) Alat pelindung kaki, biasanya berbentuk sepatu dengan bagian atas yang
panjang sampai dibawah lutut, terbuat dari bahan yang kedap air, tahan
4) Setiap kali selesai digunakan perlengkapan pelindung diri harus dicuci dan
Keluhan Kesehatan