Penambahan Ampas Mengkudu Sebagai Senyawa Bioaktif Terhadap Performans Ayam Broiler
Penambahan Ampas Mengkudu Sebagai Senyawa Bioaktif Terhadap Performans Ayam Broiler
Penambahan Ampas Mengkudu Sebagai Senyawa Bioaktif Terhadap Performans Ayam Broiler
2007
ABSTRACT
BINTANG, I.A.K., A.P. SINURAT and T. PURWADARIA. 2007. Supplementation of Morinda citrifolia waste as bioactive compound
on the performances of broiler. JITV 12(1): 1-5.
A study on the use of dried Morinda citrifolia waste as feed additive in broiler ration was conducted. One hundred day old
chicks (doc) were allocated into 4 levels (control; 0.0; 1.2; 2.4 and 4.8 g/kg feed) of M. citrifolia waste with 5 replication. Each
replication had 5 birds. The treatments were allocated in a completely randomized design. Variables measured were: feed intake,
live weight, feed conversion ratio (FCR), percentages of carcass and internal organs ( liver. gizard, abdominal fat, and thickness
of intestine). The results showed that M citrifolia waste supply did not significantly (P>0.05) affect all variables measured, but
feed intake of those fed with high levels (4,8 g/kg) of M. citrifolia waste was significantly (P<0.05) lower than those fed with 1.2
g/kg. FCR was significantly (P<0.05 ) lower as compared to the control; 1.2 and 2.4 g/kg. It is concluded that the best treatment
was the supplementation of M. citrifolia waste of 4.8 g/kg, this treatment improved feed efficiency by 5% as compared to the
control.
Key Words: M. citrifolia Waste, Performances, Broiler
ABSTRAK
BINTANG, I.A.K., A.P. SINURAT dan T. PURWADARIA. 2007. Penambahan ampas mengkudu sebagai senyawa bioaktif terhadap
performans ayam broiler. JITV 12(1): 1-5.
Suatu penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh penambahan ampas mengkudu sebagai imbuhan ransum broiler. Seratus
ekor anak ayam umur sehari dibagi 4 level ampas mengkudu (0,0; 1,2; 2,4 dan 4,8 g/kg) dengan 5 ulangan masing masing 5
ekor/ulangan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap. Peubah yang diamati konsumsi ransum, bobot hidup, konversi
ransum, karkas, organ dalam (hati, empela, lemak abdomen dan tebal usus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
ampas mengkudu dalam ransum tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0,05) terhadap parameter yang diukur, kecuali
yang mendapat ampas mengkudu level tertinggi (4,8 g/kg) mengkonsumsi ransum nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan
dengan 1,2 g/kg dan konversi ransum nyata (P<0,05) lebih rendah (lebih efisien) dibandingkan dengan kontrol; 1,2 dan 2,4
g/kg). Kesimpulan perlakuan terbaik yang mendapat ampas mengkudu 4,8 g/kg, dengan perbaikan konversi ransum 5% lebih
baik dibandingkan dengan kontrol.
Kata Kunci: Ampas Mengkudu, Performans, Broiler
1
BINTANG et al.: Penambahan ampas mengkudu sebagai senyawa bioaktif terhadap performans ayam broiler
2
JITV Vol. 12 No. 1 Th. 2007
Konsumsi ransum menunjukkan hasil yang berbeda broiler tidak selalu melalui peningkatan pertumbuhan
nyata (P<0,05). Peningkatan level ampas mengkudu seperti pada umumnya penggunaan growth promotant
dalam ransum diikuti penurunan konsumsi ransum. lainnya, akan tetapi dapat pula melalui efisiensi
Perbedaan nyata hanya terjadi pada pemberian ampas penggunaan ransum.
mengkudu level tertinggi (4,8 g/kg) dibandingkan Konsumsi ransum terendah terdapat pada ayam
dengan level yang lebih rendah (1,2 g/kg), yaitu naiknya yang mendapat ampas mengkudu level tertinggi. Hal ini
level ampas mengkudu diikuti turunnya konsumsi disebabkan tanaman berkhasiat umumnya mengandung
ransum. Pemberian ampas mengkudu tidak nyata satu atau lebih senyawa bioaktif seperti alkaloid, bitters,
(P>0,05) menyebabkan perbedaan jumlah konsumsi flavonoids, glycosida, saponin dan tanin (GILL, 1999).
ransum dengan kontrol, namun terdapat kecenderungan Penelitian tentang penggunaan ampas mengkudu belum
konsumsi ransum yang mendapat ampas mengkudu banyak dilaporkan akan tetapi penggunaan sari buah
level tertinggi (4,8 g/kg) lebih rendah dibandingkan mengkudu telah dilaporkan mengandung beberapa zat
dengan kontrol (Tabel 1). bioaktif antara lain: antrakinon bersifat anti bakteri
Konversi ransum menunjukkan hasil yang berbeda efektif membasmi bakteri seperti Escherichia coli,
nyata (Tabel 1). Konversi ransum yang mendapat Salmonella, Staphylococcus aureus, Pseudomonas.
ampas mengkudu level tertinggi (4,8 g/kg) nyata aeroginosa dan Bacillus subtilis (YOUNOS et al., 1990).
(P<0,05) lebih rendah atau lebih efisien dibandingkan Disamping itu damnacanthal pada buahnya dapat
dengan level yang lebih rendah (0,0-2,4 g/kg), menghambat sel-sel kanker sehingga memperpanjang
sementara 0,0; 1,2 dan 2,4 g/kg tidak berbeda nyata umur tikus (HLRAMATSU et al., 1993; HLRAZUMI et
(P>0,05). al.,1994).
Persentase karkas dan organ dalam (hati, empela, HEINICKE (1999) melaporkan bahwa buah
lemak abdomen dan tebal usus) tidak menunjukkan mengkudu yang masak mengandung enzim
hasil yang berbeda nyata (P>0,05) tetapi ada proxeronase. Enzim tersebut dapat mengkonversi
kecenderungan persentase bobot karkas dan empela proxeronase dalam tubuh menjadi xeronine. Xeronine
yang mendapat ampas mengkudu lebih tinggi, berfungsi mengatur keutuhan protein serta menetralkan
sebaliknya persentase lemak abdomen dan tebal usus racun yang dihasilkan oleh kapang dan jamur.
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kontrol Mengingat berbagai khasiat sari buah mengkudu,
(Tabe1 2). kemungkinan pada ampasnya masih tersisa berbagai zat
Bobot hidup tidak menunjukkan hasil yang berbeda bioaktif yang belum terdeteksi. Kandungan bioaktif
nyata. Hal ini kemungkinan disebabkan dosis yang pada ampas mengkudu belum banyak diteliti, akan
digunakan belum mencukupi sehingga belum mampu tetapi PURWADARIA et al. (2001) melaporkan bahwa
menghasilkan bobot hidup yang berbeda nyata. Faktor ampas mengkudu hasil perasan sari buah mengkudu
lain mekanisme perbaikan performans pada ayam
Perlakuan ampas mengkudu (g/kg) Bobot hidup akhir (g/ekor) Konsumsi ransum (g/ekor) Konversi ransum (g/g)
ab
Kontrol (0,0) 1108 1825 1,72a
1,2 1042 1888a 1,80a
ab
2,4 1035 1825 1,85a
4,8 1086 1692b 1,63b
Tabel 2. Pengaruh penambahan ampas mengkudu terhadap karkas dan organ dalam (lemak abdomen, hati, empela dan tebal usus)
Perlakuan ampas mengkudu (g/kg) Karkas (%) Lemak abdomen (%) Hati (%) Empela (%) Tebal usus (gfcm)
Kontrol (0,0) 67,7 2,52 2,25 2,07 0,25
1,2 68,4 1,63 2,29 2,27 1,20
2,4 68,9 1,52 2,21 2,31 0,19
4,8 68,1 1,76 2,17 2,15 0,24
3
BINTANG et al.: Penambahan ampas mengkudu sebagai senyawa bioaktif terhadap performans ayam broiler
masih mengandung zat bioaktif seperti polifenol dan menyebabkan proses metabolisme pencernaan lebih
saponin. Senyawa polifenol pada tanaman yang sempurna yang akhimya ransum yang dikonsumsi lebih
berhubungan dengan aktivitas metabolisme hewan sedikit, sehingga dapat meningkatkan efisiensi ransum
dapat berupa bentuk antrakinon. (HUYGHEBAERT dan DEGROTE, 1987). MANNER dan
Antrakinon merupakan senyawa polifenol yang BROWNSCH (1987) melaporkan bahwa penggunaan ZnB
bersifat antibakteri, senyawa ini banyak terdapat pada yang dikenal sebagai imbuhan pakan dapat
tanaman obat-obatan. Antrakinon sangat beragam meningkatkan pemakaian ME dalam proses
seperti aloin, antrasin, barbaloin, aloemoden (pada lidah pembentukan daging dan produksi telur. Sesuai dengan
buaya) dan morindon (pada mengkudu). Senyawa ini hasil penelitian ini bahwa pemberian ampas mengkudu
bersifat anti bakteri (TANAKA et al., 1997) dan antifungi (4,8 g/kg) menunjukkan adanya perbaikan konversi
(EDENHARDER et al., 1998; SURONO et al., 2000). ransum, yakni 5% lebih baik dibandingkan dengan
Kandungan antrakinon pada ampas mengkudu (1,20%) kontrol. Zat bioaktif pada ampas mengkudu bersifat anti
lebih tinggi dibandingkan dengan lidah buaya. bakteri, membunuh bakteri patogen, usus lebih tipis,
Antrakinon lidah buaya dapat menghambat ransum dikonsumsi lebih sedikit sehingga nilai konversi
pertumbuhan bakteri patogen seperti S. hadar dan E. ransum yang dihasilkan lebih baik (lebih efisien).
coli (PURWADARIA et al., 2001).
Konversi ransum yang mendapat ampas mengkudu
level tertinggi (4,8 g/kg) nyata lebih rendah KESIMPULAN
dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya (0,0; 1,2
dan 2,4 g/kg). Data ini menunjukkan perlakuan level Penambahan ampas mengkudu level tertinggi (4,8
tertinggi lebih efisien dalam penyerapan makanan. Hal g/kg) menghasilkan konsumsi ransum dan konversi
ini mungkin terkait dengan kandungan saponin dalam ransum lebih rendah (lebih efisien) dibandingkan
ampas mengkudu. Saponin merupakan senyawa yang dengan perlakuan pemberian ampas mengkudu dosis
telah dilaporkan bersifat bioaktif pada pertumbuhan yang lebih rendah (0,0 - 2,4 g/kg). Perlakuan terbaik
hewan dan mikroba pencernaan. Pemberian saponin yang mendapat ampas mengkudu 4,8 g/kg, diikuti
dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel pada perbaikan konversi ransum sebesar 5% dibandingkan
usus, meningkatkan penyerapan zat makanan sehingga dengan kontrol.
nilai konversi ransum yang dihasilkan lebih baik
(JOHNSON et al., 1986; ONNING et al., 1996). Pada kadar DAFTAR PUSTAKA
rendah saponin dapat meningkatkan transportasi zat
nutrisi antar sel, tetapi pada kadar yang tinggi dapat BARTON, M.D. and W.S. HART. 2001. Public health risks:
membunuh sel, saponin pada kadar 0,25% dapat antibiotic resistance-a review. Asian-Aust. J. Anim. Sci.
menurunkan populasi E. coli lebih dari 25% (SEN et al., 14: 414-422.
1998). Kandungan saponin fraksi metanol dan air DJAUHARIYA, E. 2006. Tiga tipe mengkudu (Morinda
ampas mengkudu masing-masing 490 ± 1,97 ppm dan citrifolia L ) sebagai pohon induk unggulan harapan.
179 ± 1,11 ppm. Pros. Sem. Nas. Pengembangan Tanaman Obat Menuju
Persentase karkas dan organ dalam tidak Kemandirian Masyarakat dalam Pengobatan Keluarga.
menunjukkan hasil yang berbeda nyata namun Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,
persentase lemak abdomen dan tebal usus cenderung Jakarta. 7 September. Jakarta. hlm. 188-195.
lebih rendah. Rendahnya persentase lemak abdomen DJAUHARIYA, E. dan TIRTOBOMA, 2001. Mengkudu (Morinda
pada perlakuan yang mendapat ampas mengkudu, citrifolia L.) tanaman obat multi khasiat. Warta
disebabkan bahan herbal pada umumnya mengandung Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Pusat
serat kasar tinggi berfungsi melarutkan lemak dalam Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor. 7: 1-
tubuh ayam sehingga persentase lemak abdomen yang 7.
dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. DJAUHARIYA, E., MONO RAHARDJO dan MAIMUN. 2006. Ciri
Penambahan ampas mengkudu menghasilkan usus morfologi dan mutu mengkudu (Morinda citrifolia L.)
cenderung lebih tipis dibandingkan dengan kontrol. di beberapa daerah di Pulau Jawa. Bul. Plasma Nutfah.
Kecenderungan tebal usus lebih rendah pada perlakuan 12: 1-9.
ampas mengkudu, disebabkan zat bioaktif pada ampas EDENHARDER, R., C. SPETH, M. DECKER and K.L. PLATT. 1998.
mengkudu mempunyai fungsi yang tidak berbeda atau The inhibition of naphthoquinones and anthraquinones
sama dengan antibiotika khususnya Zinc Bacitracin of 2 amino 3 methylimidazo (4,5) quinoline metabolic
(ZnB) sebagai yang telah dilaporkan beberapa peneliti. activation to a mutagen a structure activity relationship
LI et al. (2000) menyatakan bahwa penggunaan ZnB study. Abst. Food Res. Technol. 207: 464-471.
dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri Laktobacillus GILL, S. 1999. More science behind "botanicals": Herb and
dalam yeyunum, mengurangi pertumbuhan bakteri plant extract as growth enchancers. Feed Int. 20: 20-23.
patogen dan usus lebih tipis. Keadaan tersebut
4
JITV Vol. 12 No. 1 Th. 2007
GILL, S. and P. BEST. 1998. Antibiotic resistance in USA: MURDIATI, T.B., G. ADIWINATA dan D. HILDASARI. 2000.
Scientist to look more closely. Feed Int. 19: 16-17. Penelusuran senyawa aktif dari buah mengkudu
(Morinda citrifolia) dengan aktivitas antelmintik
GUO, F.C., H.F.J. SAVELKOUL, R.P. KWAKKEL, B.A. WILLIAMS terhadap Haemonchus contortus. JITV 5: 255-259.
and M.W. VERSTEGON. 2003. Immune active medicinal
properties of ushroomand herb polysaccharides and ONNING, G., Q. WANG, B.R. WESTROM, N.G. ASP and B.W.
their potential use in chicken diets. Worlds Poult. Sci. J. KARLSSON. 1996. Influence of oat saponins on intestinal
9: 427-440. permeability in vitro and vivo in the rat. J. Nutr. 76:
141-151.
HEINICKE, R.M. 1999. Xeronine. Morinda Inc. Hawai
HERTRAMPT, J. 2001. Alternative anti bacterial PURWADARIA, T., M.H. TOGATOROP, A.P. SINURAT, J. ROSIDA,
performance promoters. Poult. Int. 40: 50-55. S. SITOMPUL, H. HAMID dan T. PASARIBU. 2001.
Identifikasi zat aktif beberapa tanaman (lidah buaya,
HEYNE, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Terjemahan nimba dan mengkudu) yang potensial. Laporan
Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. Jilid 2. Yayasan Balitnak, Bogor. hlm. 88-89.
Sarana Wana Jaya. Jakarta.
SEN, S., H.P.S. MAKKAR, S. MUETZEL and K. BECKER. 1998.
HIRAZUML, A., E. FURRASAWA, S.C. CHOU and Y. HOKAMA. Effect of Quillaja saponaria saponins and Yucca
1994. Anti cancer activity of Morinda citrifolia on schidigera plant extract on growth of Escherichia coli.
intraperitonically implanted lewis lung carcinoma in Lett. Appl. MicrobioL. 27: 35 - 38.
syngenic mice. Proc. West Pharmacol. Soc. 37: 145-
146. STEEL, R.G.D. and J.H. TORRIE. 1980. Principles and
Procedure of Statistics. 2nd. Ed. McGraw Hill. New
HLRAMATSU, T., M. IMOTO, T. KOYANO and K. UMEZAWA. York.
1993. Induction of nonna phenotypes in ras transformed
cells by damnacanthal from Morinda citrifolia. Cancer SURONO, L.S., P. WASPODO dan H. KURNIAWAN. 2000 In vitro
Lett. 73: 237-244. anti mikroba dan antimutagenik jus mengkudu
(Morinda citrifolia). Pros. Sem. Nas. Industri Pangan
HUYGHEBAERT, G. and DE GROOTE. 1997. The bioefficacy of (PATP). Surabaya. hlm. 32-40.
Zinc Bacitracin in practical diets for broilers and laying
hens. Poult. Sci. 76: 849-856. SYAMSUHIDAYAT, S.S. dan L.R. HUTAPEA.1991. Inventarisasi
Tanaman Obat Indonesia. Jilid 1. Balitbang Kesehatan
JOHNSON, L.T., J.M. GEE, K. PRICE, C. CURL and G.R. RI, Jakarta. hlm. 390-399.
FENWICK. 1986. Influence of saponin on gut
permeability and active native transpot in vitro. J. Nut. TANAKA, M., T. FUKUSHIMA, Y. TSUJINO dan T. FUJIMOR1.
116: 2270-2277. 1997. Nigrosporins A and B, new phytotoxic and
antibacterial metabolites produced by a fungus
LEE, M.H., H.J. LEE and P.D. RYU. 2001. Public health risks. Nigrospora oryzae. Abstract. Biosci. Biotechnol
Chemical and antibiotic residues. Asian-Aust. J. Anim. Biochem. 61: 1848-1852.
Sci. 14: 297-306.
WALTON, J.R. 1977. A mechanism of growth promotion non
LI, D., S. ZANG, T. LI, Q. QIAO, P.A. THACKER and J.H. KIM. lethal feed antibiotic. Induced cell wall lesions in enteric
2000. Effect of feed antibiotics on the performance and bacteria. In: Antibiotics and Antibiosis Woodbine,
intestinal microflora of weanling pigs in China. Asian- M.Ed. Butterworths. London. pp. 259-264.
Aust. J. Anim. Sci. 13: 1554-1560.
WIJAYAKUSUMA, H.M.H., S. DALIMARTHA dan A.S. WIRIAN.
MANNER, K. and BROWNSCH. 1987. Zur wirkung von Zinc 1996. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid IV.
Bacitacin auf den energieurnsatz von - legehenmen bei Pustaka Kartini. Jakarta. hlm. 109-112.
unterchiedlichen urn gebungstemperaturen. J. Anim.
Physiol. Anim. Nutr. 58: 59-74. YOUNOS, C., A. ROLLAND, J. FLEURENTIN, M. LANHERS, R.
MISSLIN and F. MOTTHER. 1990. Analgesic and
MELLOR, S. 2000. Alternative to antibiotics. Feed Mix. behavioral effects of Morinda citrifolia. Plant Med. 56:
Special edition. Nopember 2000. pp. 6-8.
430-434.