Laprak Teknologi Benih Kelompok 3 Uji Vigor Benih

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH

“UJI VIGOR BENIH”

DISUSUN OLEH :
SINTIA OKTAVIANI (1810631090002)

AULIA MALIK IBRAHIM (1810631090054)

YULI YULIANTI (1810631090059)

ARIS APRILIANTO (1810631090096)

SURYANA FIRDAUS (1810631090107)

CLARISSA YOLANDA SIANTURI (1810631090129)

REGINA MILENIA ZOURGIA (1810631090138)

WULAN WARAS INGGIT ANDRIANI (1810631090161)

SHINTA CLAUDYA FADILLAH (1810631090167)

2C AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya kepada penyusun sehingga praktikum dan penyusunan laporan ini yang berjudul “
Laporan Praktikum Vigor Benih" merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah
Ilmu dan Teknologi Benih dan agar dapat melanjutkan studi yang lebih lanjut lagi.
Dalam Praktikum Ilmu dan Teknologi Benih penyusun memperoleh banyak pengetahuan tentang
benih dan teknik pengujian benih serta tentang sertifikasi benih sehingga sangat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi penyusun. Dalam penyusunan laporan lengkap penyusun menyadari
bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan
pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan bahwa semoga laporan yang penyusun buat ini
bisa jadi panduan dalam melakukan praktikum berikutnya dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang akan datang.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. 2


DAFTAR ISI………..……………………………………………………………………… 3
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………….……………. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………. 6
BAB III
HASIL PENGAMATAN…………………………………………………………………… 6
BAB IV
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………. 8
BAB V
KESIMPULAN…………………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 13
LAMPIRAN………………………………………………………………………………... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman,artinya benih memiliki
fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi agar mampu
menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimal.
Vigor benih adalah kemampuan benih untuk bertahan hidup maupun daya kecambahnya pada
kondisi lingkungan yang suboptimum. Kondisi suboptimum dapat berupa tanah salin, tanah asam
maupun kekeringan. Benih yang mampu menghadapi kondisi tertentu termasuk lot benih yang
bervigor tinggi. Pengamatan dan penilaian dalam mengidentifikasi dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Tolak ukur kecepatan tumbuh (KCT) mengindikasikan Vigor
Kekuatan Tumbuh (Vkt) karena benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi
lapang yang suboptimum.KCT diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau
etmal pada kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum. Secara teoritis, KCT maksimal
ialah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100% sesudah dua etmal.
Tolak ukur Vkt yang lain misalnya Keserempakan Tumbuh (Kst).Analisis vigor benih didasarkan
persentase kecambah normal yang tumbuh kuat dihitung pada satu Momen Periode Viabilitas
(MPV).Baik untuk analisis vigor benih dengan tolak ukur KCT maupun KST benih ditanam pada
media yang optimum. Analisis vigor juga dapat dilakukan pada media yang tidak
optimum.Misalnya, kita membuat analisis vigor benih terhadap kekeringan. Pada kondisi
kekeringan dapat dijabarkan oleh media yang memilki tekanan osmotik tinggi. Pada kondisi
demikian benih memerlukan energi yang lebih tinggi untuk menyerap air. Hanya benih yang vigor
saja yang lebih menyerap air dan tumbuh normal. Substrat kertas merang yang dicelup dalam
larutan garam NaCL dapat digunakan untuk menciptakan tekanan osmose yang tinggi, dan selama
tidak memberikan efek peracunan substrat demikian dapat mengindikasikan Vkt kekeringan.
Analisis vigor terhadap salinasi dapat pula dilakukan analisis seperti untuk vigor terhadap
kekeringan.
Analisis vigor benih ternyata dapat kita kembangkan terus. Betapa besarnya variasi kondisi lapang,
dan betapa besarnya jumlah spesies yang benihnya harus dianalisis, vigor benih itu dibagaikan
gatra yang tidak bakal habis untuk dikaji. Analisis vigor benih memerlukan banyak inovasi orang-
orang benih karena viabilitas absolut diperlukan untuk selalu diinformasikan kepada konsumen
benih.
Ekstensifikasi pertanian sering mendapat hambatan karena jumlah lahan yang sesuai untuk
dijadikan lahan pertanian semakin terbatas. Lahan yang terbatas ini selalu menjadi masalah, di satu
sisi produksi tanaman harus ditingkatkan untuk memenuhi ketahanan pangan, di lain sisi tanah dan
produktivitasnya bermasalah. Sebagian tanah tersebut tidak sesuai dijadikan sebagai lahan
pertanian karena adanya faktor pembatas seperti tanah masam, salin, dll.

4
Di Indonesia semakin sering dijumpai tanah salin akibat akumulasi garam yang tinggi di lapisan
permukaan. Semua jenis tanah yang tersebar di daerah arid dan semi arid serta sepanjang pesisir
pantai dapat berkembang menjadi tanah salin dengan akumulasi garam yang tinggi di lapisan
permukaan. Masalah salinitas timbul apabila konsentrasi NaCl, Na2CO3, Na2SO4 dan garam-
garaman Mg terdapat dalam jumlah berlebihan. Garam NaCl adalah yang paling dominan karena
Natrium (Na+) akan terakumulasi pada lapisan tan
METODE KERJA

Metode Oven
Pengukuran kadar air dengan metode oven dapat dilakukan dengan oven suhu rendah konstan
(103±20C) dan oven suhu tinggi konstan (130±20C) sesuai dengan jenis benihnya. Dalam
persiapan pengujian, ada benih yang perlu dihaluskan terlebih dahulu.

1. Masukkan cawan benih beserta tutupnya kedalam oven 1050 selama 5-10 menit,
kemudian dinginkan dalam desikator dan timbang beratnya (M1).

2. Siapkan benih yang akan diuji kadar airnya. Masukkan benih tersebut kedalam cawan
yang telah disiapkan dan timbang beratnya bersama-sama (M2).

3. Masukkan cawan beserta benih ke dalam oven pada suhu 130±20C selama 1 jam. Tutup
cawan harus dibuka selama di dalam oven.

4. Setelah 1 jam, angkatlah cawan dari oven (cawan harus ditutup). Kemudian masukkan ke
dalam desikator selama 30-45 menit agar dingin.

5. Timbanglah benih beserta cawannya (M3). Lakukan perhitungan kadar air benih dengan
menggunakan rumus :

(M2 –M1) – (M3 – M1) x 100%


(M2 –M1)

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
benih mencangkup vigor benih dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup
benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala metabolism. Sedangakan vigor
adalah kemampuan benih menumbuhkantanaman normal yang berproduksi normal pada kondisi
lapangan yg optimum maupun suboptimum (Sajad, 1994).
Praktikum uji vogor yang dilakukan adalah menanam kacang hijau kedelai serta
kacang,hijau dengan metode uji kertas digulung didirikan diplastik, serta air NACL(Garam) dan
air control. Apabila benih mampu tumbuh dan berkembang dengan baik pada media tersebut,
maka dapat dinyatakan bahwa benih kemampuan vigor benih tinggi. Vigor benih menentukan
tingkat keserempakan tumbuh tanaman.
Pengujian benih sangatlah penting untuk dilakukan, terujinya benih berarti terhindarnya
petani dari berbagai kerugian yang dapat timbul dari pelaksanaan usaha taninya. Pengujian benih
merupakan sala satu cara untuk menentukan kualitas dan mutu benih.

BAB III
HASIL PENGAMATAN
Kacang Kedelai Kontrol Kacang Hijau Kontrol
Kelompok
KN ABN BSTT MT KN ABN BSTT MT
1 17 5 3 0 17 4 4 0
Persentase
68% 68%
(%)
2 20 5 0 0 20 2 3 0
Persentase
80% 80%
(%)
3 21 2 1 1 24 0 1 0
Persentase
84% 96%
(%)
4 21 1 2 1 19 5 0 1
Persentase
84% 76%
(%)

Kacang Kedelai Garam (NaCl) Kacang Hijau Garam (NaCl)


Kelompok
KN ABN BSTT MT KN ABN BSTT MT
1 17 5 3 0 18 5 1 1
Persentase 68% 72%

6
(%)
2 20 2 3 0 19 3 3 0
Persentase
80% 76%
(%)
3 19 1 4 1 23 0 2 0
Persentase
76% 92%
(%)
4 20 1 2 2 18 2 5 0
Persentase
80% 72%
(%)

Keterangan : KN = Kecambah Normal


ABN = Abnormal
BSTT = Benih Sehat Tidak Tumbuh
MT = Mati

Data Perhitungan kelompok 3

1. Kacang Kedelai Kontrol


∑𝐾𝑁
∑DB : ∑𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 × 100%
21
: 25 × 100% = 84%

2. Kacang Hijau Kontrol


∑𝐾𝑁
∑DB : ∑𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 × 100%
24
: 25 × 100% = 96%

3. Kacang Kedelai Garam (NaCl)


∑𝐾𝑁
∑DB : ∑𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 × 100%
19
: 25 × 100% = 76%

4. Kacang Hijau Garam (NaCl)


∑𝐾𝑁
∑DB : ∑𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 × 100%
23
: 25 × 100% = 92%

7
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan data diatas dan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa uji kekuatan
tumbuh sangat mempengaruhi tingkat vigor suatu benih.Vigor benih dapat diamati melalui
perlakuan NaCl pada benih.
Kelangsungan daya hidup benih ditunjukkan oleh persentase benih yang akan menyelesaikan
perkecambahan, kecepatan perkecambahan dan vigor akhir yang akan menyelesaikan
perkecambahannya. Proses perkecambahan suatu benih, memerlukan kondisi lingkungan yang
baik, viabilitas benih yang tinggi dan pada beberapa jenis tanaman tergantung pada upaya
pemecahan dormansinya. Daya kecambah (viabilitas) dan vigor benih dapat menjadi informasi
penting untuk mengetahui kemampuan tumbuh normal dalam kondisi optimal dan sub optimal.
Penyusutan suatu lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan akan sandang dan pangan,
tanaman budidaya tidak hanya ditanam pada lahan subur dan tersedia cukup air (lahan sawah),
tetapi juga sudah merambah ke lahan marjinal (sub-optimum). Masalah utama yang dihadapi
tanaman budidaya dilahan marginal adalah cekaman kekeringan atau salinitas. Tanah salinitas
tidak cukup baik untuk pertumbuhan tanaman budidaya pertanian, apalagi untuk berproduksi
tinggi guna memenuhi kebutuhan manusia. Akibat keterbatasan lahan, para ahli mulai meneliti
dan mengembangkan benih tanaman pertanian yang tahan/toleran terhadap cekaman kekeringan
maupun salinitas. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita untuk menguji benih jenis varietas apa
saja yang dapat ditanam pada tanah salin atau kekeringan. Sehingga lahan yang ada dapat
dimanfaatkan oleh tanaman budidaya pertanian dengan kerugian yang bisa ditekan, atau
setidaknya tanah tersebut bisa menumbuhkan benih yang kita tanam untuk dipetik hasilnya.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengujian uji vigor benih yang mana
nantinya diharapkan berbagai kemungkinan untuk mendapatkan hasil pengujian benih yang bagus
dengan asumsi benih itu benar-benar bermutu dan berkualitas tinggi. Berbagai hal yang ada pada
saat ini yaitu, adanya benih - benih yang illegal (Non- Bersertifikat), hal inilah yang menjadikan
masyarakat mengalami kerugian yang mendasar dengan adanya hal tersebut.Dengan demikian,
adanya kegiatan praktikum uji vigor benih ini diharapkan bisa menangani masalah dan problema-
problema dalam kegiatan pertanian masa, dan dengan adanya ujui vigor benih yang telah kami
lakukan bisa menjadikan masyarakat bisa memahami dengan adanya benih yang bersertifikat
tentunya benih yang bersertifikat itu telah dilakukan berbagai pengujian seperti halnya uji vigor
ini.Dalam pengujian vigor ini banyak hal yang bisa ketahui apakah benih yang mau kita semaikan
dilapangan itu bagus atau tidak dalam perkecambahannya yang nantinya dalam hal ini jika banyak
yang berkecambah maka benih itu bagus untuk digunakan, begitu pula sebaliknya jika benih dalam
perkecambahannya hanya sedikit maka benih ttidak layak untuk digunakan.
Pengujian mutu benih, yang meliputi pengujian mutu fisik, genetis dan fisiologis, merupakan
metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Didalam setiap pengujian, standar tolak
ukur untuk mutu kualitas benih memiliki berbeda-beda. Karena itu, komponen-komponen mutu
benih yang menunjukkan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapangan harus di evaluasi
pengujian.
8
Pengujian benih dapat dilakukan mengikuti aturan ISTA (International Seed Testing
Association) atau OASA (Assocation Official Seed Analysts) deng an beberapa penyesuaian.
Penyesuaian tersebut antara lain penyederhanakan prosedur pengujian benih, yang salah satunya
adalah pengujian mutu fisiologis benih. Pengujian mutu fisiologis benih dapat dilakukan melalui
uji viabilitas dan vigor benih. Uji viabilitas benih meliputi pengukuran daya kecambah dan kadar
air benih. Sedang uji vigor benih meliputi uji pengusangan dipercepat dan uji daya hantar listrik.
Pengujian-pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sampel benih yang mewakili lot
(kumpulan) benih.
Berdasarkan data diatas dan pengamatn yang dilakukan beberapa hari dapat diketahui bahwa
uji keserampakan dan kekuatan tumbuh benih sangat mempengaruhi tingkat vigor suatu
benih.Vigor benih dapat diamati melalui prlakuan NaCl pada benih.Pada perlakuan NaCl 2%,
masih terdapat benih hidup akan tetapi kuantitas lebih rendah dari perlakuan control. Tetapi pada
perlakuan NaCl 5% , tidak ada satu benih pun yang mampu hidup.Artinya dari fakta ini dapat
diketahui bahwa benih masih bisa bervigor apabila kandungan garam dalam tersebut masih
diambang batas 2%. Sedangkan tanah yang kandungan garam yang tinggi benih cenderung mati
atau tidak dapat mentolerir lingkungan tersebut
Pada pengamatan uji vigor benih terhadap kekeringan pada kelompok 3,kami mendapatkan data
untuk benih kacang kedelai kontrol dengan benih normal sebanyak 21 benih, benih mati sebanyak
1,benih Abnormal sebanyak 2 dan benih tidak tumbuh sebanyak 1.Dan didapatkan % DB untuk
benih kacang kedelai garam adalah 84% data tersebut menunjukan vigor benih dengan perlakuan
kontrol cukup tinggi.
Pada benih kacang kedelai garam (Nacl) dengan benih normal sebanyak 19 benih, benih mati 1
dan benih segar tidak tumbuh sebanyak 4. Dan didapatkan %DB untuk benih kacang kedelai garam
(Nacl) adalah 76 % data tersebut menunjukan vigor benih terhadap garam (nacl) rendah.
Pada benih kacang hijau kontrol didapatkan benih normal sebanyak 24 benih dan benih segar
tidak tumbuh sebanyak 1.didapatkan %DB benih kacang hijau kontrol 96 % dari data tersebut
benih dengan perlakuan kontrol, menunjukan vigor benih yang tinggi.
Pada benih kacang hijau garam (Nacl) didapatkan benih normal sebanyak 23 benih dan benih
segar tidak tumbuh sebanyak 2 benih. Didapatkan %DB benih kacang hijau garam (Nacl) adalah
92%.data tersebut menunjukan vigor benih terhadap garam (nacl) lebih rendah dibanding dengan
perlakuan kontrol pada benih.
Pada kelompok 2 untuk benih kacang kedelai air kontrol, benih normal sebanyak 20 benih, benih
abnormal sebanyak 5 benih dan tidak ada benih yang tidak tumbuh Dan didapatkan %DB benih
kacang hijau air kontrol adalah 80%.data tersebut menunjukan vigor benih dengan perlakuan
kontrol, menunjukan vigor benih cukup tinggi.
Pada benih kedelai air garam (Nacl) didapatkan benih normal sebanyak 20 benih, benih abnormal
sebanyak 2 benih dan benih tidak tumbuh sebanyak 3 benih. Didapatkan % Db untuk benih kedelai
air garam (Nacl) adalah 80%.hal tersebut menunjukan vigor benih dengan perlakuan air garam
(nacl) masih cukup tinggi sama seperti dengan benih air kontrol.

9
Pada benih kacang hijau kontrol didapatkan benih normal sebanyak 20 benih, benih abnormal
sebanyak 2 benih dan benih tidak tumbuh sebanyak 3 benih. Didapatkan %DB pada benih kacang
hijau kontrol adalah 80% .data tersebut menunjukan benih kacang hijau dengan perlakuan kontrol,
menunjukan vigor benih yang cukup tinggi.
Pada benih kacang hijau air garam (nacl), benih normal sebanyak 19 benih, benih abnormal
sebanyak 3 benih dan benih tidak tumbuh sebanyak 3 benih. Didapatkan % DB pada benih kacang
hijau air garam( Nacl) adalah 76 %. Data tersebut menunjukan vigor benih dengan perlakuan air
garam (Nacl) rendah.
Pada kelompok 1 untuk benih kacang hijau kontrol, benih normal sebanyak 17, benih abnormal
sebanyak 5 benih dan benih segar tidak tumbuh sebanyak 3 benih. Dan didapatkan %DB untuk
benih kacang kedelai kontrol adalah 68%. Menunjukan benih kacang kedelai dengan perlakuan air
kontrol menunjukan vigor benih yang cukup rendah.
Pada benih kacang hijau air garam (nacl), benih normal sebanyak 17, benih abnormal sebanyak 5
benih, dan benih segar tidak tumbuh sebanyak 3 benih. Dan didapatkan %DB pada benih kacang
hijau garam (Nacl) adalah 68%. Dalam kelompok 1 tidak terjadi perubahan pada hasil %DB bailk
oleh air kontrol maupun air garam (Nacl)
Pada benih kacang kedelai kontrol, benih normal sebanyak17, benih abnormal sebanyak 4,dan
benih segar tidak tumbuh sebanyak 4. Dan didapatkan %DB pada benih kacang kedelai kontrol
adalah 68%..data tersebut menunjukan benih kacang hijau dengan perlakuan kontrol, menunjukan
vigor benih cukup rendah.
Pada benih kacang kedelai garam (Nacl),benih normal sebanyak 18 benih, benih abnormal
sebanyak 5, benih segar tidak tumbuh sebanyak 1,dan benih mati sebanyak 1. Didapatkan %DB
pada benih kacang kedelai garam adalah 72%. Dalam data tersebut menunjukan jumlah % pada
benih dengan perlakuan air garam lebih tinggi dibanding dengan benih air kontrol.
Pada kelompok 4, untuk benih kacang hijau kontrol benih normal sebanyak 19, benih abnormal
sebanyak 5, dan benih mati sebanyak 1 benih. Didapatkan %DB sebesar 76%. Data tersebut
menunjukan vigor benih cukup baik.
Pada benih kacang hijau nacl, benih normal sebanyak 18, benih abnormal sebanyak 2 dan benih
segar tidak tumbuh sebanyak 5 benih. Didapatkan %DB sebesar 72% data tersebut menunjukan
vigor benih yang dihambat oleh air garam, vigornya masih cukup tinggi.
Pada benih kedelai kontrol, benih normal sebanyak 21 benih, benih abnormal sebanyak 1 benih,
benih segar tumbuh sebanyak 2,dan benih mati sebanyak 1 benih. Didapatkan %DB sebesar 84%.
data tersebut menunjukan vigor benih yang tinggi.
Pada benih kedelai air garam (Nacl), benih normal sebanyak 20 benih, benih abnormal sebanyak
1,benih segar tidak tumbuh sebanyak 2 dan benih mati sebanyak 2 benih. Didapatkan %DB sebesar
80%.data tersebut menunjukan
Dari data pengamatan dan perbandingan dengan kelompok lain, maka didapatkan hasil uji vigor
benih terhadap kekeringan yang paling baik terdapat pada kelompok 3 untuk benih kacang hijau

10
yaitu 92% dan untuk benih kacang kedelai paling baik terdapat pada kelompok 3 yaitu 84% dan
kelompok 4 yaitu 84%.
Uji vigor benih terhadap kekeringan dilakukan karena ekstensifikasi pertanian sering mendapat
hambatan karena jumlah lahan yang sesuai untuk dijadikan lahan pertanian semakin terbatas.
Lahan yang terbatas ini selalu menjadi masalah, di satu sisi produksi tanaman harus ditingkatkan
untuk memenuhi ketahanan pangan, di lain sisi tanah dan produktivitasnya bermasalah. Sebagian
tanah tersebut tidak sesuai dijadikan sebagai lahan pertanian karena adanya faktor pembatas seperti
tanah masam, salin, dll.

Di Indonesia semakin sering dijumpai tanah salin akibat akumulasi garam yang tinggi di lapisan
permukaan. Semua jenis tanah yang tersebar di daerah arid dan semi arid serta sepanjang pesisir
pantai dapat berkembang menjadi tanah salin dengan akumulasi garam yang tinggi di lapisan
permukaan. Masalah salinitas timbul apabila konsentrasi NaCl, Na2CO3, Na2SO4 dan garam-
garaman Mg terdapat dalam jumlah berlebihan.
Toleransi tanaman terhadap salinitas tergantung pada jenis dan tingkat pertumbuhan tanaman.
Setiap tanaman mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap salinitas. Tanaman pertanian
sangat peka terhadap kandungan garam dalam tanah. Benih yang ditanam di daerah dengan
keadaan salinitas tinggi sangat sulit atau tidak dapat berkecambah sama sekali.
Karena fungsi NaCl adalah menghambat imbibibisi, maka NaCl dapat digunakan sebagai inhibitor
pada benih rekalsitran. Benih rekalsitran itu kandungan airnya tinggi dan rentan terhadap
penurunan kadar air, karena itu pula daya simpannya rendah. Kadar air yang tinggi menyebabkan
proses perkecambahannya cepat terjadi, maka dalam penyimpanannya dapat menggunakan larutan
NaCl untuk menghambat terjadinya proses imbibisi, proses perkecambahan juga dihambat.

11
BAB V
KESIMPULAN
Hasil uji NJ menunjukan bahwa perlakuan aquadess memberikan potensi tumbuh tertinggi
akan tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan NaCI.pengujian keserempakan dan vigor benih
bertujuan mengetahui benih bervigor yag mampu hidup di kondisi suboptimum
Kesalahan dalam penyusunan benih atau peletakan yang tidak rapih dapat menyeabkan
plumulanya membengkok sehingga menjadi benih abnormal.Benih dikatakan vigor apabila
menunjukkan kekuatan dan keserempakan tumbuh yang homogeny,faktor yang mempengauhi
tumbuh benih antara lain mutubenih yang rendah,krang selektif dalam memilih benih dan faktor
lingkungan itu sendiri saat dilakukan pratikum

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Aryuni, Mira. (2013). Uji vigor benih.[oline]. Tersedia :
http://miraaryuni15.academia.com/2013/12/uji-vigor-terhadap-kekeringan.html?m=1 [2019, 5
april]
2. Zawatinurrahman. (2012). Vigor benih.[online]. Tersedi :
http://arinalhaqizzawatinurrahma.academia.com/2012/02/uji-vigor-benih.html?m=1 [2019, 5
april]
3. Ulilmoucil. (2013). Viabilitas dan vigor benih.[online]. Tersedia :
http://ulilmoucil.cendekia.com/2013/03/viabilitas-dan-vigor-benih.html?m=1 [2019, 5 april]
4. Anonim. (2016). Uji vigor benih.[online]. Tersdia : http://ujivigor.blogspot.com/2016/11/kata-
pengantar-puji-syukur-penulis_48.html?m=1 [2019, 5 april]
5. Masyuddin.2015. “uji nacl pada vigor benih”. Makalah pada pengujian vigor benih mengunakan
nacl, kendari.
6. Putrimian. Cutserya.2015. “teknologi benih”. Makalah pada laprak teknologi benih acara 9.
7. Anonim.2015. “tekologi benih : uji vigor terhadap kekeringan”. Journal of IPB.
8. Aryuni, Mira.2012. uji vigor terhadap kekeringan.[online]. Tersedia :
https://www.academia.edu/12738775/uji_vigor [2019, 5 april]
9. Julian, dede.2014. Benih uji vigor terhadap kekeringan.[onlne]. Tersedia :
https://www.academia.edu/31844583/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKNOLOGI_BENIH_UJi_VIGOR
[2019, 5 April]

13
LAMPIRAN

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai