Makalah Uh BAB HADIS DHAIF (SELESAI)
Makalah Uh BAB HADIS DHAIF (SELESAI)
Makalah Uh BAB HADIS DHAIF (SELESAI)
HADIS DHAIF
Oleh :
Denny Prihartono (1808056106)
Richo Hartanto (1808056107)
Durotun Nikmah (1808056108)
i
KATA PENGANTAR
\ Semarang,April 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengetian Hadis Dhaif.....................................................................................................3
B. Macam-Macam Hadis Dhaif...........................................................................................4
C. Kemungkinan Hadis Dhoif Menjadi Hasan..................................................................19
D. Kehujjahan Hadis Dhaif................................................................................................19
E. Kitab-kitab yang Memuat Hadis Dhaif.........................................................................21
BAB III PENUTUP..................................................................................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................................22
B. Kritik dan Saran............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu hadis merupakan salah satu pilar-pilar tsaqofahi islam yang memang sudah
selayaknya dimiliki oleh setiap kaum muslim. Dewasa ini, begitu banyak opini umum
yang berkembang yang mengatakan bahwa ilmu hadis hanya cukup dipelajari oleh para
salafussholeh yang memang benar-benar memilki kredibilitas dalam ilmu agama sehingga
stigma ini membuat sebagian kaum muslim merasa tidak harus untuk mempelajari ilmu
hadis.
Hal ini tentu sangat tidak dibenarkan karena dapat membuat masyarakat muslim
menjadi kurang tsaqofah islamnya terutama dalam menjalankan sunnah-sunnah rosul.
Terlebih dengan keadaan saat ini dimana sangat bayak beredar hadis-hadis dhaif dan
hadis palsu yang beredar di tengah-tengah kaum muslim dan tentunya hal ini akan
membuat kaum muslimin menjadi pelaku bid’ah. Jika kaum muslim masih memandang
remeh tentang ilmu hadis ini maka tentu ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya bagi
aqidah kaumm muslimin dalam menjalankah sunnah rosul. Oleh karena itulah, perlunya
kita sebagai umat muslim memilki pengetahuan yang luas tentang ilmu hadis.
Seperti yang telah diketahui bahwa hadis dhaif adalah hadis yang lemah atau hadis
yang tidak memilki syarat-syarat hadis sahih dan hadis hasan.Dengan adanya khilafiah
atau perbedaan pendapat diantara para ulama,maka sangat perlulah kita sebagai umat
muslim mengetahui bagaimana cara kita bersikap dalam menghadapi hadis dhaif tersebut
karena hal ini akan langsung berkaitan dengan akidah dan ibadah-ibadah kita kepada
Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan macam-macam hadis dhaif ?
2. Apa pengertian dan bentuk contoh masing-masing hadis dhaif tersebut ?
3. Apakah hadis dhoif dapat dijadikan hujjah?
4. Apa saja kitab-kitab yang memuat hadis dhaif?
1
2
C. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan bagi penyusun khususnya dan para
pembaca pada umumnya untuk :
PEMBAHASAN
“Hadis yang tidak didapati syarat sahih dan tidak pula didapati syarat hasan”1
"hadis yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadis maqbul (hadis sahih atau
hadis hasan)."2
Pada definisi di atas,disebutkan secara jelas bahwa jika salah satu kriteria di
bawah terdapat di dalam suatu hadis , maka hadis tersebut termasuk hadis dhaif.Berikut
kriterianya :
1
sohari sahrani,Ulumul Hadis,hal. 118
2
Ibid,hal. 118
3
Ibid,hal. 1
3
4
a. Hadis Mursal
Dari segi bahasa, mursal berasal dari kata (- يحسرنسسسحل – إنسرلسسساَلل- ألسرلسسسلل
)حم س, artinya terlepas atau bebas tanpa ada ikatan.
َطللس ل
)حمسرلسلَلdengan makna (ق
Hadis dinamakan mursal karena sanadnya ada yang terlepas atau gugur, yaitu
dikalangan sahabat dan tabi'in. Dari segi istilah, ada beberapa pendapat
tentang pengertian hadis mursal ini.sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa
hadis mursal merupakan periwayatan tabi’in senior dari nabi. Sedangkan
menurut sebagian ulama muhadditsin,hadis mursal merupakan hadis yang
gugur dari akhir sanadnya orang setelah tabi’in (sahabat). Jadi Hadis mursal
adalah Hadis yang diriwayatkan oleh tabi'in dari Nabi baik perkataan,
perbuatan, atau persetujuan, baik diriwayatkan oleh tabi'in senior maupun
junior tanpa ada penghubung antara tabi'in dan nabi yaitu sahabat.Kemudian
Al-Hakim berpendapat bahwa hadis mursal dengan:
لماَ لرفللعهح الحِّتاَبننعيِ الللىَ الحِّرحسونل )ص( نمسن قلسورل السو فنسعرل السو تلسقريرر ل
صنغسيلرا لكاَلن السولكبنسيلرا
“Hadis yang disandarkan (langsung) oleh tabi’in kepada Rasul
SAW,baik perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya. Tabi’in tersebut,baik
termasuk tabi’in kecil maupun tabi’in besar.”4
Contoh Hadis Mursal berikut ini : Ibnu Sa'ad berkata dalam Thabaqatnya:
Memberitakan kepada kami Waki' bin Al-Jarrah, memberitakan kepada kami
Al-A'masy dari Abu Shalih berkata, Rasulullah bersabda:
َس إننحِّلماَ النلاَس لرسحلمةلَ حمسهلداةل
يلأ ليَيلهاَ الحِّناَ ح
4
Munzier Suparta,Ilmu Hadis,hal. 155
5
b. Hadis munqathi'
diriwayatkan oleh Al-Hakim, Ahmad, dan Al Bazzar dari Abdul Razzaq dari
Ats-Tsauri dari Abu Ishaq dari Zaid bin yutsai' dari Hudzaifah secara marfu':
ي ألنمسيلَن
ِإنلذا لولحِّسيتححمسولهاَ أللباَ بلسكرر فلقلنو ي
“Jika engkau serahkan kekuasaan kepada Abu Bakar, dia adalah lelaki
yang kuat dan terpercaya”.
Pada sanad hadis di atas ada seorang perawi yang digugurkan, yaitu
Syarik yang semestinya memiliki menempati posisi antara Ats-Tsauri dan Abu
Ishaq. Ats-Tsauri menerima hadis bukan dari Abu Ishaq secara langsung,
tetapi dari Syarik.Dan Syarik mendengarkannya dari Abu Ishaq.
c. Hadis Mu'dhal
“Yaitu hadis yang gugur dari sanadnya dua orang lebih secara berturut-terut”.6
Contoh Hadis Mu'dhal : Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam
Ma'rifat ulum Al-Hadis yang disandarkan kepada Al-Qa'nabi dari Malik telah
sampai kepadanya bahwa Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda:
ف إنحِّل لماَ تحنطسي ح
ق لنسللمسمحلونك ل
طلعاَحمهح لو نكسسلوتحهح لو لل يحلكلحِّ ح
d. Hadis Mu'allaq
َس لو حمسسلدلحِّ ل
Kata mudallas berasal dari kata (س َس – تلسدلنسيلساَ فلهحلو حمسسلدلص ل )لدلحِّ ل.
س – يحلدلص ح
Kata at-tadlis secara bahasa diartikan menyimpan atau menyembunyikan cacat
barang.Menurut istilah hadis mudallas adalah:
7
Ibid,hal.153
8
Ibid,hal.158
8
a. Al-Maudhu'
Al-Maudhu' adalah isim Maf'ul dari kata (ع ضلعاَ فلهحلو لمسو ح
َضسو ل ضحع – لو س
ضلع – يل ل
)لو ل
yang mempunyai arti meletakkan, menyimpan, mengada-ada, membuat-buat,
dan ditinggal. Sedangkan pengertian hadis maudhu menurut istilah adalah:
اح لعللسينه لو لسلحِّلم اسختنلللقاَ لو نكسذلباَ نمحِّماَ للسم يلقحسلهح السو يلسفلعسلهح السو يحقنحِّرهح
ِّصحِّلىَ ح
ب انللىَ الحِّرحسسونل ل
لماَ نحنس ل
9
Ibid,hal.159
9
ك – يلستحر ح
Dari segi bahasa kata matruk berasal dari akar kata (َك – تلسرلكا تللر ل
َ )فلهحلو لمستحر لyang artinya tertinggal. Orang Arab menyebutkan kulit telur setelah
ك
mengeluarkan anak ayam disebut ( )تلنرسيلكسسسة, artinya tertinggal, tidak ada
faedahnya. Pemberitahuan seseorang tertinggal dalam arti tidak didengar,
tidak dianggap, dan tidak dipercaya karena menyangkut pribadi yang tidak
baik. Dalam istilah, Hadis matruk adalah:
Contoh Hadis Matruk : Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ad-Dunya
dalam Qadha’ Al-Hawa’ij melalui jalan Juwaibir bin Sa’id Al-Azdi dari Adh-
Dhahhak dari Ibnu Abbas dari Nabi.
10
Ibid,hal.159
10
ِّب ح
اح لعحِّز لولجحِّل صلدقلنة الصسصر فلإ ننحِّلهاَ تح س
طف ل ح
ئ لغ ل صاَنرلع اليَسسونء لو لعللسيحكسم بن ل ع اسللمسعحرسو ن
ف فلإ ننحِّهح يلسمنلحع لم ل لعللسيحكسم نباَ س
ض ل صنطلناَ ن
Pada isnad diatas terdapat Juwaibir bin Sa'id Al-Azdi, An-Nasa'i dan Ad-
Daruquthni berkata bahwa ia matruk al-hadis.
c. Hadis Munkar
“Hadis yang diriwayatkan oleh orang yang lemah (perawi yang dha’if), yang
bertentangan dengan periwayatan orang kepercayaan.”11
كلوا البلح باَلتمر فإن ابن آدم إذا أكله غضب الشيطاَن
d. Hadis Majhul
Kata majhul berasal dari kata ( )لجنهلل – يلسجهلحل – لجسهلل فلهحلو لمسجهحلَل,berarti tidak
diketahui, antonim dari kata ma'lum ()لمسعحلولَم, perawi dalam hadis majhul tidak
diketahui asal usul dan latar belakangnya yang mengangkut kepercayaan
seseorang, padahal untuk menilai otentisitas hadis diperlukan pembawaannya
seorang yang memiliki kredibilitas yang dapat diandalkan. Menurut
istilah,hadis majhul adalah
11
Ibid,hal.159
11
ف لعسينحهح ألسو ن
صفلتحهح هحلو لمسن للسم تحسعلر س
a) Seseorang mempunyai banyak nama atau sifat, baik nama asli, nama
panggilan, gelar, profesi, atau suku dan bangsa. Sementara orang
tersebut hanya dikenal sebagian namanya saja, tetapi kemudian
disebutkan nama atau sifat yang tidak dikenal karena ada tujuan
tertentu, maka ia diduga perawi lain.
َان لو ألنحيَبوا ألسهلل بلسينتىَ لنححصبى ال لنلماَ يلسغحذسوحكسم بننه نمسن ننلعنمنه لوألنحيَبوننىَ لنحح ص
ِّب ح ِّألنحيَبوا ح
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah melalui itsam bin Ali
dari Al-A'masy dari Abu Ishaq dari Hani' bin Hani' berkata: Ammar masuk ke
rumah Ali, maka Allah menyebutkan: " Selamat datang seorang suci dan
disucikan" aku mendengar Rasulullah bersabda:
12
Ibid,hal.160
12
f. Hadis Mubham
Contoh mubham dalam sanad yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dalam sunannya, melalui Al-Hajjaj bin Farafishah dari seorang laki-
laki dari Abu Salamah dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah bersabda:
“Seorang mukmin itu dermawan lagi mulia,sedangkan orang yang bedosa itu
durhaka lagi keji.”
Dalam sanad di atas hanya disebutkan dari "seorang laki-laki" dari Abu
Salamah dari.... tanpa menyebutkan nama si laki-laki tersebut, maka
dinamakan mubham.
a. Hadis Mudraj
Berikut adalah hadis mudraj pada awal matan, adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Al-Khathib Al-Baghdadi dengan sanadnya dari Abu
Hurairah:
السسبنحغوااسلحو ح
ضولء لوسيلَل لنسللسعلقاَ ن
ب نملن الحِّناَنر
“Sempurnakanlah wudhu!Celakah tumit -tumit (yang tdak terkena air
wudhu) dari neraka.”
b. Hadis Maqlub
14
Ibid,hal.161
14
ب نفينه لعللىَ اللحند اليَرحِّوانة للسفنظ نفيِ اسللمتلنن السو انسسحم لرحجرل السو نللسبلهلَ نفيِ انلسسلناَند فلقللدلم لماَ لحقحِّهح التحِّأسنخيحر السو الحِّخلر لماَ لحقحِّهح اسللحندي ح
ث الحِّنذىِ انسنقللل ل
التحِّسقنديحم السو حو ن
ضلع لشسيِلَء لملكاَلن لشسيِرء
"Hadis yang lafaz mantannya tertukar oleh seorang perawi, atau seseorang
pada sanadnya. Kemudian didahulukan dalam penyebutannya, yang
seharusnya disebut belakangan, atau mengakhirkan penyebutan, yang
seharusnya didahulukan, atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat
yang lain.”15
Tertukarnya hadis disini, bisa terjadi pada matan dan sanad (maqlub fi
al-matan maqlub fi al-sanad). Kedua macam hadis maqlub ini tidak
dibenarkan dalam periwayatan, sebab bisa jadi akan mengubah maksud atau
makna hadis tersebut.
...ق نشلماَلححه
صلدقلرة السخلفاَلهاَ لححِّتىَ لل تلسعللحم يلنمينحهح لماَ تحسنفل ح صحِّد ل
ق بن ل لولرحجلَل تل ل
“Dan orang yang bersedekah dengan sedekah yang sembunyi-
sembunyi,tangan kirinya tidak mengetahui apa yang tangan kanannya
infakkan.”
c. Hadis Mudhtharib
السو نمسن لرانويلسينن السو حرحِّوارة حمتللقاَنربلةل,هحلو الحِّنذي يحسرلوىِ لعللىَ السو حجره حمسختللنفلرة نمسن لرارو لوانحرد لمحِّرتلسينن السو السكثللر
" Hadis yang diriwayatkan dengan bentuk yang berbeda-beda padahal dari
satu perawi (yang meriwayatkan) dua atau lebih, atau dari dua perawi atau
lebih yang berdekatan (dan tidak bisa ditarjih).”16
15
Ibid,hal.162
16
Ibid,hal.163
15
Contoh hadis mudhtharib yang terjadi pada sanad, seperti hadis Abu
Bakar berkata:Ya Rasulullah aku melihat engkau beruban. Rasulullah
menjawab:
صولرنة اسللخطص
ت الحملخللفلةح نفينه بنتلسغنييحر اليَنسقنط نفىَ اسللكلنلمنة لملع بللقاَنء ح
لماَ لوقللعلم ن
17
Ibid,hal.165
16
Perkataan sittan yang artinya enam oleh Abu Bakar Al-Shauly diubah
menjadi syai-an yang berarti sedikit, dengan demikian rusaklah maknanya.
"Ubay (bin Ka'ab) telah dihujani panah pada Perang Ahzab mengenai
lengannya….. "
a. Hadis Syadz
"Hadis yang diriwayatkan oleh orang yang maqbul, akan tetapi bertentangan
dengan (matan nya) dengan periwayatan dari orang yang kualitasnya lebih
utama. “18
Hadis yang diriwayatkan Abu Daud dan Tirmidzi dari hadisnya Abdul
Wahid bin Ziyad,dari al-‘Amsyi,dari Abishaleh,dari Abu Hurairah,secara
marfu’:
18
Ibid,hal.168
17
b. Hadis Mu’allal
Dengan kata lain hadis Mu’allal ini adalah hadis yang pada lahirnya
tampak selamat (shahih) tapi setelah dilakukan penelitian yang mendalam ada
kecacatan yang sangat parah, illatnya ini terdapat pada sanad dan juga matan.
“Dari Sufyan Al-Tsauri, dari Amr ibn Dinar dari Ibn Umar dari Nabi
SAW bersabda:
Illat hadis ini terdapat pada 'Amr bin Dinar, seharusnya bukan ia yang
meriwayatkan, melainkan 'Abdullah Ibn Dinar. Hal ini diketahui dari riwayat-
riwayat lain yang juga melalui sanad tersebut.
Para ahli hadis memasukan ke dalam kelompok hadis dha'if dari sudut
persandarannya ini adalah hadis yang mauquf dan hadis yang maqthu'.
a. Hadis Mauquf
19
Ibid,hal.169
18
“Hadis yang diriwayatkan dari para sahabat, baik berupa perkataan, perbuatan,
atau taqrirnya. Periwayatannya baik bersambung atau tidak”.20
Dengan kata lain, bahwa hadis mauquf adalah perkataan, perbuatan dan
taqrirnya sahabat. Dikatakan mauquf, karena sandarannya terhenti pada
thabaqah sahabat. Kemudian tidak dikatakan marfu', karena hadis ini tidak
dirafa'kan atau disandarkan kepada Rasulullah SAW.
(ل يقلدن احدكم دينه رجل فاَن امن امن و ان كفر كفر)رواه ابو نعيم:عن عبد ا بن مسعود قاَل
“Dari Abdullah bin Mas’ud,ia berkata,”Janganlah hendaknya salah seorang
dari kamu taqlid(percaya buta) agamanya dari seseorang,karena jika
seseorang itu beriman,maka ia ikut beriman,dan jika ia kufur,maka ia pun ikut
kufur juga.(HR.Abu Na’im)”
Abdullah bin Mas’ud adalah salah seorang sahabaat Nabi SAW, maka ucapan
di atas disandarkan kepada Abdullah bin Mas’ud.
b. Hadis maqthu
َطلعا ي نملن الحِّتاَبننعينن لمسن قلسورل للهح السو فنسعرل السو تلسقنريررحمتحِّ ن
صلل لكاَ لن السو حمسنقل ل لماَ حرنو ل
Dengan kata lain, bahwa Hadis maqthu' adalah perkataan dan perbuatan
tabi'in.
Sebagai Hadis mauquf, Hadis maqthu' dilihat sandarannya adalah Hadis yang
lemah, yang karenanya tidak dapat dijadikan hujjah. Diantara para ulama ada
yang menyebut Hadis mauquf dan Hadis maqthu' ini dengan istilah al-atsar
dan al-khabar.
20
Ibid,hal.170
21
Ibid,hal.171
19
(3 : 6 َكاَ ن سعيد بن المسيب يصلىَ العصر ركعتين )المحلى: عن قتاَدة قاَل
Sa’id bin Musaiyib adalah seorang tabi’in. Oleh karena itu,hadis di atas
termasuk hadis maqthu’.
Mahdy dan Abdullah ibn Al mubarak menerima pengalaman hadis dhaif sebatas fadhail al
‘amal saja, tidak termasuk urusan penetapan hukum seperti halal dan haram atau masalah
akidah.
Al-Qasiny memaparkan pendapat-pendapat ulama hadis yang lain tentang
penerimaan terhadap hadis dhaif ini, yang juga tidak jauh berbeda dengan pemaparan di
atas. Misalnya, ia mengutip pendapat ibnu Sholeah bahwa ia sendiri dalam kitabnya yang
biasa dikenal ‘’Muqaddimah Ibnu Al-Sholah’’ tidak banyak mengulas tentang hal ini,
selain kata ‘’hendaknya tentang fadhail dan semisalnya’’. Sementara Ibnu Hajar
mengemukakan tiga syarat yang harus ada pada hadis dhaif yang bisa diterima dan
diamalkan,yaitu :
1. Tingkat kelemahannya tidak parah: orang yang meriwayatkan bukan termasuk
pembohong atau tertuduh berbohong atau kesalahannya abanyak.
2. Tercakup dalam dasar hadis yang masih dibenarkan atau tidak bertentangan dengan
hadis yang shohih(yang bisa diamalkan).
3. Ketika mengamalkannya tidak seratus persen meyakini bahwa hadis tersebut
benar-benar datang dari Nabi SAW,tetapi maksud mengamalkannya semata-mata
untuk ikhtiyath.
Sementara As-Suyuti sendiri cendrung membolehkan beramal dengan hadis dhaif
termasuk dalam masalah hukum dengan maksud ikhtiyath. Ia mendasarkan pada pendapat
Abu Daud, Iama ibn Hambal yang berpendapat bahwa itu lebih baik dibanding
menggunakan akal atau rasio atau pendapat seseorang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hadis dhaif merupakan hadis yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadis
shohih dan syarat-syarat hadis hasan. Hadis dhaif ini menjadi penyebab mengapa
bisa tertolak di antaranya dengan sebab-sebab dari segi sanad dan juga dari segi
matan.
2. Kriteria hadis dhaif adalah karena sanadnya ada yang tidak bersambung,kurang
adilnya perawi,kurang dhobithnya perawi dan Ada syadz dalam hadis tersebut.
3. Hadis dhaif terbagi menjadi beberapa kelompok baik itu yang didasarkan atas
sebab –sebab tertemtu
4. Hadis dhaif dibagi karena gugurnya sanad, rawi tidak memiliki sifat adil,memiliki
cacat ke-dhabit-an,memiliki kecacatan/kejanggalan,dan dari segi matan.
5. Hadis dhaif bisa naik derajatnya menjadi Hadis hasan bila satu riwayat dengan
yang lainnya sama-sama saling menguatkan. Akan tetapi ketentuan ini tidak
bersifat mutlak.
22
DAFTAR PUSTAKA
23