Laporan Pendahuluan Fek
Laporan Pendahuluan Fek
Laporan Pendahuluan Fek
Disusun Oleh :
Nama : Annisa Novia Hasanah
NIM : 1811040092
Ruang : Dahlia
II. ETIOLOGI
Kebanyakan fistula berawal dari kelenjar dalam di dinding anus atau
rektum. Kadang-kadang fistula merupakan akibat dari pengeluaran nanah pada abses
anorektal. Tetapi lebih sering, penyebabnya tidak dapat diketahui.
Fistula sering ditemukan pada penderita:
─ penyakit Crohn
─ tuberkulosis
─ divertikulitis
─ kanker atau cedera anus maupun rektum.
─ Akibat pembedahan
─ Trauma, khususnya trauma penestrasi seperti luka bacok atau luka tembak
─ Proses inflamasi
─ Infeksi
Fistula enterokutaneus biasanya diakibatkan :
a. Spontaneous (15% sampai 25%)
- Radang usus buntu
- Lubang duodenal ulcers
- Radiasi
- Penyakit diverticular
- Ischemic usus
- Malignancies.
b. Postoperative (75% hingga 85%)
- Kegagalan anastomotic
- Penutupan abdominal.
- Operasi kanker
- Lysis yang adhesions
III. MANIFESTASI KLINIS
Entero cutaneous fistula tidak mempunyai tanda- gejala spesifik tergantung
pada segmen usus yang terkena , antara lain :
- Diare
- Malabsorption of nutrisi
- Dehidrasi
- Terjadi kebocoran pada usus dan ada yang menembus sampai kulit
IV. PATOFISIOLOGI
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan. Biasanya
karena terjadi kurangnya ke sterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang
merusak abdomen. Maka kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya
peradangan pada peritoneum sehingga keluarnya eksudat fibrinosa (abses),
terbentuknya abses biasanya disertai dengan demam dan rasa nyeri pada lokasi abses.
Infeksi biasanya akan meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan
(perlengketan/adesi), karena adanya perlengketan maka akan terjadinya kebocoran
pada permukaan tubuh yang mengalami perlengketan sehingga akan menjadi
sambungan abnormal diantara 2 permukaan tubuh. Maka dari dalam fistel akan
meneluarkan drain atau feses.
Karena terjadinya kebocoran pada permukaan tubuh yang mengalami
perlengketan maka akan menyumbat usus dan gerakan peristaltik usus akan berkurang
sehingga cairan akan tertahan didalam usus halus dan usus besar (yang bisa
menyebabkan edema), jika tidak di tangani secara cepat maka cairan akan merembes
kedalam rongga peritoneum sehingga terjadinya dehidrasi.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laborat
Hitung darah lengkap untuk mengkaji HMT , Kadar Hb yang biasanya menurun
serta hitung sel darah putih ( yang mungkin meningkat ). Laju Sedimentasi
biasanya akan meningkat. Kadar albumin dan protein menurun yang
menunjukkan malnutrisi
2. Pemeriksaan Rontgen
Dengan radio pague untuk mengetahui antomi fistule
Bila fistel terjadi pada colon penggunaan contras enema ( pemberian contras di
berikan melalui rektum ) lebih bermanfaat
3. CT Scan Abdomen
Untuk mengetahui peradangan atau infeksi
4. Fistulogram
Dengan memberikan cairan radio opaque disuntikan dalam fistul
enterocutaneus,kemudian di rontgen maka hasilnya akan tampak lebih bagus.
II. PENATALAKSANAAN
1. Fistul akan menutup dengan sendirinya setelah beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Tergantung keadaan kliniknya, yaitu klien mendapatkan
tambahan nutrisi per IV , tanpa suplemen makanan fistul akan menutup
2. Masukan diit dan cairan
Cairan oral , diit rendah residu tinggi protein tinggi kalori dan terapi suplemen
vitamin dan pengganti zat besi untuk diberikan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
3. Terapi obat-obatan
Obat-obatan sedatif dan antidiare atau antiperistaltik digunakan untuk mengurangi
peristaltic sampai minimun untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi
4. Pembedahan
Pembedahan akan dilakukan pada bagian tertentu, untuk membuka bagian usus
tertentu seandainya mengalami kesulitan penyembuhan
5. Segera periksa :
─ Bila anda menemukan perubahan yang signifikan pada kebiasaan eliminasi,
diare yang hebat
─ Ada kebocoran dari usus atau kebocoran dari kulit setelah pembedahan
III. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien fisula adalah :
a. Infeksi
b. Gangguan fungsi reproduksi
c. Gangguan dalam berkemih
d. Gangguan dalam defekasi
e. Ruptur/ perforasi organ yang terkait
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan fistel enterokutaneus :
a. Kekurangan gizi
b. Dehidrasi
c. Masalah kulit
d. keracunan darah
IV. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan TD (efek pembesaran ginjal)
b. Eliminasi
Gejala : Penurunan kekuatan /dorongan aliran urin, tetesan
Tanda : Feses keluar melalui fistula
c. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia; mual dan muntah
Tanda : Penurunan Berat Badan
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri suprapubik, daerah fistula dan nyeri punggung bawah
e. Keamanan
Gejala : Demam
f. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Rencana pembedahan
Rencana Pemulangan :
Memerlukan bantuan dengan manajemen terapi
V. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses
pembedahan
c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan pola defekasi.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan
interpretasi.
VI. RENCANA TINDAKAN
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasional
a. Dorong pasien untuk a) Mencoba untuk mentoleransi
melaporkan nyeri. nyeri tanpa analgesik.
b. Kaji laporan kram abdomen b) Nyeri sebelum defekasi sering
atau nyeri, catat lokasi, terjadi pada KU dengan tiba-
lamanya, intensitas. tiba, dimana dapat berat dan
c. Catat petunjuk non-verbal, terus-menerus.
mis.gelisah, menolak untuk c) Dapat digunakan pada
bergerak, berhati-hati hubungan petunjuk verbal untuk
dengan abdomen. mengidentifikasi luas/ beratnya
d. Kaji ulang faktor-faktor masalah
yang meningkatkan/ d) Dapat menunjukkan dengan
menghilangkan nyeri tepat pencetus atau faktor
e. Bersihkan area rektal pemberat
dengan sabun ringan dan e) Melindungi kulit dari asam
air/lap setelah defekasi dan usus, mencegah ekskoriasi.
berikan perawatan kulit. f) Dapat menunjukkan terjadinya
f. Observasi/ catat distensi obstruksi usus karena inflamasi,
abdomen, peningkatan edema, dan jaringan parut.
suhu, penurunan TD
DAFTAR PUSTAKA