Hasriani Proposal
Hasriani Proposal
Hasriani Proposal
OLEH:
NAMA: HASRIANI
2024
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL
KULIT BUAH TERAP (Artocarpus elasticus) DENGAN METODE DPPH
HASRIANI
518 011 005
Menyetujui
Tim Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bebas yang dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh sel-sel
antioksidan.
Salah satu genus tanaman yang memiliki potensi sebagai antioksidan yaitu
yang sama dengan sukun (A. communis), keluih (A. camansi) dan nangka
3
tetapi kandungan fenolik dinyatakan negatif. Pada penelitian Abu Bakar,
dkk. (2015) melakukan ekstraksi buah dan kulit buah terap menggunakan
dan ABTS bahwa kulit buah terap memiliki aktivitas lebih tinggi daripada
bagian buah. Hasil pengujian tersebut berkorelasi dengan total kadar fenolik
dan flavonoid yang menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah terap
Brazil dalam hal sumber daya tanaman obat di wilayah tropis. Di seluruh
(25%) yang diakui terdapat potensi kandungan sebagai tanaman obat. Dari
jumlah tersebut, sekitar 1.200 jenis pada saat bisa digunakan sebagai bahan
baku utama pada obat herbal. Trend gaya hidup ‘Kembali ke alam” semakin
4
tumbuhan Buah Terap ini banyak ditemukan di berbagai hutan tropis
Artocarpus yang secara tradisional bagian daun, kucup, akar dan buah dapat
digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit. Selain itu, genus ini juga
5
Adanya hal diatas maka dilakukanlah penelitian dengan menggunakan
daun terap dengan jenis yang berbeda dengan judul Uji Aktivitas
B. Rumusan Masalah
2. Berapa nilai IC50 ekstrak etanol kulit buah Terap (Artocarpus elasticus)?
(Artocarpus elasticus)?
C. Tujuan Penelitian
Tanin, Terpenoid dan Flavonoid dari ekstrak etanol kulit buah Terap
(Artocarpus elasticus)
2. Untuk menentukan nilai IC50 ekstrak etanol kulit buah Terap (Artocarpus
(Artocarpus elasticus)
6
D. Manfaat Penelitian
diperoleh dari ekstrak ekstrak etanol kulit buah Terap (Artocarpus elasticus).
antioksidan alami.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hammamelidae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
8
Gambar 1
Sumber: (Nabila, Nurmilawati and Primandiri, Poppy Rahmatika, 2022).
1. Morfologi Tanaman
Selain memiliki daun dan batang, Tarra juga menghasilkan buah dan bunga.
dan diselubungi oleh duri lunak di seluruh permukaannya. Saat buah mulai
menjadi cokelat. Buah Tarra hanya muncul sekali dalam setahun, khususnya
pada ujung dahan, terutama di akhir musim hujan. Bunga pohon Tarra
9
memiliki bentuk bulat atau lonjong.(Nabila, Nurmilawati and Primandiri,
2. Nama Daerah
3. Kandungan Kimia
4. Kegunaan
10
Menurut. (Jenis, dkk.., 2019). metabolit yang terdapat dalam ekstrak
B. Antioksidan
oksigen dan nitrogen yang dapat merusak jaringan tubuh dengan memberikan
elektron atau atom hidrogen dari gugus hidroksil (Apak, dkk., 2008; Carocho,
dkk., 2017). Selain itu, senyawa antioksidan juga akan merusak agen yang
menyebabkan reaksi oksidasi terjadi (Benzie & Strain, 1996). Mekanisme lain
dari antioksidan yaitu pengkelatan logam seperti Fe2+, Fe3+, Cu2+ dan Cu+.
Mekanisme ini penting untuk mencegah terjadinya reaksi logam dengan H 2O2
11
1. Kelompok pertama terdiri dari enzimatik dan non enzimatik: Superoksida
membran sel secara efektif dengan tujuan untuk melindungi membran asam
membran selular dan sub selular fosfolip dapat terjadi dengan pemberian
hidrogen kepada senyawa radikal peroksil pada PUFA (poly unsaturated fatty
α-tokoferol yang memiliki sifat bioaktif pada manusia. Bentuk natural vitamin
12
Mekanisme vitamin E sebagai antioksidan yaitu dengan menghilangkan
yang larut air, hal ini dikarenakan kelarutan vitamin E pada makanan
13
a. HAT Metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan antioksidan yang
dibandingkan dengan metode SET, maka metode ini jauh lebih dominan.
b. SET
Metode yang berbasis pada reaksi redoks. Antioksidan yang diuji akan
semakin besar perubahan warna maka semakin tinggi proses reduksi. Hal ini
14
Fe(II)-TPTZ dan terjadi perubahan warna dari kuning ke biru. TPTZ sendiri
dan linear hasil dari pengujian tersebut. Idealnya. sampel yang digunakan
>3000µM dan dilarutkan pada air ataupun ethanol, dan dilakukan uji
d. ABTS
Aktivitas dari ABTS ditandai dengan perubahan warna yang terjadi dari biru
e. Uji DPPH
(Kedare&Sigh, 2011). Pada uji ini, DPPH akan bewarna ungu karena adanya
15
delokalisasi, yang kemudian akan berubah warna menjadi kuning hydrazine
515 nm (Rahay, dkk.., 2009; Tamat, dkk.., 2007). DPPH sendiri hanya larut
dalam pelarut organik seperti methanol dan etil asetat, juga digunakan untuk
C. Proses ekstraksi
yang lebih pekat. Hasil akhir dari proses ekstraksi ini bisa berupa ekstrak
16
ekstraksi adalah larutnya senyawa yang bersifat polar dari suatu bahan ke
dalam pelarut yang juga bersifat polar, sementara senyawa yang bersifat
(Angriani, 2019).
non-polar larut ke dalam pelarut yang bersifat non-polar.
1. Cara dingin
a. Maserasi
menembus membran sel dan memasuki ruang sel yang mengandung bahan
aktif. Bahan aktif larut karena perbedaan konsentrasi antara larutan bahan
aktif di dalam sel dan di luar sel, yang menyebabkan larutan yang lebih
b. Perkolasi
Cairan sebagai penyaring harus di alirkan dari atas ke bagian bawah dan
melalui serbuk simplisia. Maka cairan yang emngalir akan membawa zat
aktif dari simplisia yang di lalui hingga sampai pada titik jenuhnya aliran.
17
Berbagai faktor memengaruhi proses perkolasi, termasuk gaya berat,
2. Cara panas
a. Refluks
jangka waktu tertentu. Proses ini sering dilakukan secara berulang, yakni 3-
6 kali, pada residu awal untuk mencapai hasil penyarian yang lebih baik
atau tanpa cacat. Melalui teknik ini, senyawa yang sensitif terhadap panas
b. Sokletasi
didihnya. Pada proses ini, simplisia dan ekstrak ditempatkan di labu yang
18
pelarut yang stabil. Proses ini dikenal sebagai ekstraksi berkelanjutan.
(Subehan, 2023) y
c. Infusa
bahan nabati menggunakan pelarut berupa air pada suhu sekitar 90 derajat
Celsius selama sekitar 15 menit. Biasanya, infusa dibuat dari simplisia yang
memiliki struktur jaringan lunak, seperti bunga dan daun, yang mengandung
d. Dekokta
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Alat
erlen meyer, gelas ukur, gelas piala, jangka sorong, tabung reaksi,
2. Bahan
aluminium foil, etanol 96%, Larutan DPPH, alkohol 96%, daun terap
20
Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium kimia, farmakognosi –
Sampel yang digunakan pada penilitian ini adalah kulit buah terap yang
21
maserasi kedua dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol
hingga mengering.
1. Uji Saponin
2. Uji alkaloid
dengan 3 tetes HCl 2N, tabung kedua ditambah dengan 3 tetes pereaksi
22
Mayer. Terbentuknya endapan menunjukkan bahwa sampel tersebut
dkk. 2015)
3 Uji terpenoid
kloroform dan ditambahkan 0,5 asam asetat pekat anhidrad. Asam sulfat
4 Uji flavonoid
23
ke dalam campuran. Timbulnya warna kuning, biru, jingga maupun merah
etanol 96% pada labu ukur 100 ml, sehingga kadarnya menjadi 100 ppm
hingga 50 ml.
hingga 50 ml.
24
3. Pembuaatan konsentrasi 30 ppm
hingga 50 ml
hingga 50 ml.
96% menggunakan labu tentukur 100 ml. Larutan dijaga pada suhu kamar,
etanol, di peroleh larutan stok dengan konsentrasi 100 ppm. Dari larutan stok
masing-masing di pipet 1,5 mL, 3 mL, 4,5 mL, 6 mL dan 7,5 mL dimasukkan
25
e. Penentuan Landa Maksimum
kemudian didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar yang terlindung sinar
26
matahari. Selanjutnya diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum
800nm.
Dimasukkan kedalam vial dan inkubasi selama 30 menit pada suhu 37 0C.
27
3. Analisis Data
100%
masing pada sumbu x dan y pada persamaan regresi linear. Persamaan sebesar
dinyatakan dengan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai
y−a
IC50. Nilai x (IC50) dapat dihitung dengan persamaan: x=
b
28
Skema Kerja Pembuatan Ekstrak kulit buah Terap
di rotary evaporator
Ekstrak kering
29
Skema Kerja Penetapan IC50 Sampel Ekstrak kulit buah Terap
Ditimbang 10 mg
ekstrak daun terap
Dicukupkan 50 ml
(Diperoleh)
Dipepet 2 ml masing-masing
konsentrasi dan ditambahkan 3
ml DPPH (40ppm)
Data
pengukuran
Hasil
30
Skema Kerja Penetapan IC50 Vitamin C
\
Ditimbang 10 mg
vitamin C
Dicukupkan 50 ml
Dipepet 2 ml masing-masing
konsentrasi dan ditambahkan 3
ml DPPH (40ppm)
Diinkubasi 30 menit
Analisis spektrofotometri
UV-VIS pada λ maksimum
Data
pengukuran
Hasil
31
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, M.F., Abdul Karim, F., dan Perisamy, E., 2015. Comparison of
Phytochemicals and Antioxidant Properties of Different Fruit Parts of
Selected Artocarpus Species from Sabah, Malaysia. Sains Malaysiana, 44:
355-363
Desriani, S. 2015. Formulasi Sediaan Masker Peel Off yang mengandung Ekstrak
Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L.). Padang: Universitas Andalas.
Guplin, Jekti, D.S.D., dan Zulkifli, L., 2017. Bakteri Endofit Kulit Batang Terap
(Artocarpus elasticus) dan Aktifitasnya Sebagai Antibakteri. Jurnal
Penelitian Pendidikan IPA, 3: 87-98
Dr. Zakaria, S.Pd., M.S. (2019) Fitokimia Tumbuhan Artocarpus, Sahifah.
Fernanda, t.p.l.s.m.a.h.f. (2019) aplikasi pemanfaatan daun
fitry magfirah (2023) ‘activity tests of ethanol extract of tamarillo peels ( solanum
bataceum ) on the growth of propionibacterium acnes and pseudomonas
aeruginosa uji aktivitas ekstrak etanol kulit buah terong belanda
( solanum bataceum ) terhadap pertumbuhan propionibacteriu’.i
Kemenkes RI (2021) ‘615.1 Ind p’, Journal of Pharmaceutical Analysis, 5(2), pp.
130–136. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.jpha.2015.11.005.
Kurniati, I.D., dkk.. (2015) Buku Ajar.
Liochev, S.I., 2013. Reactive Oxygen Species and The Free Radical Theory of
Aging. Free Radical Biology & Medicine, 60: 14
M a r m i, 2 0 1 3 . Gi z i D a l a m Ke s e h a t a n Reproduksi. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Halliwell, B., 2012. Free Radicals and Antioxidants: Updating A Personal View.
Nutrition Reviews, 70: 257-265.
Nabila, M.A.S., Nurmilawati, M. and Primandiri, Poppy Rahmatika, A.M.S.
(2022) ‘Karakteristik Morfologi Bendo ( Artocarpus elasticus Reinw .)
di Kabupaten Kediri’, Seminar Nasional Sains, Kesehatan, dan
Pembelajaran 2022, pp. 517–522.
Prawati, D.D. (2019) ‘Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Di Tambak
Sari, Kota Surabaya’, Jurnal PROMKES, 7(1), p. 34. Available at:
https://doi.org/10.20473/jpk.v7.i1.2019.34-45.
32
Susiarti, S., dkk.. (2020) ‘Utilization of “ Benda ” ( Artocarpus elasticus Reinw .
ex Blume ) in Bogor, West Java, Indonesia : An Ethnobotanical Case
Study’, (October), pp. 297–307.
Taufiq, N., dkk.. (2023) ‘Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Batang
Kayu Jawa (Lannea coromandelica) TERHADAP Staphylococcus
aureus DAN Escherichia coli’, Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia,
12(1), pp. 37–41. Available at: https://doi.org/10.51887/jpfi.v12i1.1761.
33
i
DOKUMENTASI SAMPEL