Ti07985 PDF
Ti07985 PDF
Ti07985 PDF
Disusun oleh:
Tashika Onasi
NPM : 14 06 07985
2018
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan-Nya penulis
dapat menyelesaikan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja praktek di
PT. Riau Andalan Pulp and Paper yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari
2018 sampai dengan 10 Maret 2018.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................... 1
1.2. Tujuan........................................................................................ 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ......................... 2
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................... 3
2.2. Struktur Organisasi .................................................................... 9
2.3. Manajemen Perusahaan .......................................................... 12
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 60
5.2. Saran ....................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... ix
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.12. Kategori Pin Chip Kayu ........................................................ 33
Gambar 3.13. Kategori Fines Kayu ............................................................. 33
Gambar 3.14. Proses Produksi Kertas ....................................................... 36
Gambar 4.1. Flowchart Pelaksaan Pekerjaan ............................................. 46
Gambar 4.2. Container Yard ....................................................................... 47
Gambar 4.3. Grafik Data Stok Kontainer dan Kebutuhan Kontainer ............ 50
Gambar 4.4. Kerangka Fishbone Diagram .................................................. 52
Gambar 4.5. Fishbone Diagram .................................................................. 52
Gambar 4.6. Grafik Data Kebutuhan Kontainer........................................... 56
Gambar 4.7. Range Optimal Stok Kontainer ............................................... 57
Gambar 4.8. Aliran Layout Awal ................................................................ 59
Gambar 4.9. Aliran Layout Rekomendasi .................................................. 59
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1. Mengenali ruang lingkup perusahaan
2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
4. Mengamati perilaku sistem
5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
6. Melaksanakan ujian kerja praktek
1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Januari 2018 sampai dengan 10
Maret 2018 di PT Riau Andalan Pulp and Paper, Jalan Lintas Timur, Kecamatan
Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau 28654. Waktu jam kerja pada hari
Senin hingga Jumat yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB
dengan jam istirahat yang dimulai pada pukul 12.00 hingga 13.30 WIB dan pada
hari Sabtu yang dilaksanakan pada pukul 08.00 hingga 12.00. Pelaksanaan Kerja
praktek tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan penyusunan laporan kerja
praktek dan penilaian serta ujian kerja praktek. Selama kerja praktek berlangsung,
penulis ditempatkan pada Departemen Shipping (Supply Chain Management).
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pulp and Paper Palm Oil Industry Specialty Cellulose Viscose Staple Integrated Energy Provider
Shared
Service
Riau Fiber Riau Pulp Riau Paper Riau Power
(Common
Service)
Pada Gambar 2.1. menunjukkan bahwa PT Riau Andalan Pulp and Paper memiliki
beberapa bagian perusahaan, antara lain:
a. Riau Fiber merupakan unit yang mengelola kayu mulai dari bidang pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, dan penebangan kayu untuk menjadi produksi
bahan baku serta pengembangan untuk jenis bibit kayu.
b. Riau Pulp merupakan unit yang memproduksi pulp dengan kayu dari Riau Fiber
sebagai bahan baku.
3
c. Riau Paper merupakan unit yang memproduksi kertas dengan pulp dari Riau
Pulp sebagai bahan baku.
d. Riau Power merupakan unit yang mengelola pada bidang pembangkitan energi
listrik dan mengolah kembali black liquor, air, dan bahan kimia.
e. Shared Service (Common Service) merupakan unit yang mengelola pada
bidang pelayanan seluruh unit dan mengelola keseluruhan logistik perusahaan,
diantaranya adalah supply chain management, finance, HRD, dan accounting.
PT. Riau Andalan Pulp and Paper berada di Pangkalan Kerinci, Kecamatan
Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Produk yang dihasilkan oleh PT.
Riau Andalan Pulp and Paper adalah BAKP (Bleached Acacia Kraft Pulp) dan
UCWF (Uncoated Wood Free Paper) yang biasa digunakan pada percetakan dan
foto copy mulai dari 55 gsm hingga 150 gsm. Merek paper yang diproduksi pada
PT. Riau Andalan Pulp and Paper ini adalah Dunia Mas, Copy&Laser, Lazer IT,
ZAP, Ixora, PPLite, Excellent Copy Paper, Perfect Print, BMO (Bright White Multi
Purpose Office) yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. (April Group, 2017)
Produk unggulan yang diproduksi pada PT. Riau Andalan Pulp and Paper adalah
merk PaperOne™ yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. (April Group, 2017)
4
Gambar 2.3. Produk Unggulan PT. Riau Andalan Pulp and Paper
Saat ini produk produk yang telah di produksi pada PT. Riau Andalan Pulp and
Paper ini telah dijual lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
5
Dengan adanya sertifikat ini, perusahaan dapat meyakinkan kepada konsumen
mengenai bahan yang digunakan dalam pembuatan kertas dikelola dengan
mengutamakan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi dengan bersumber pada
hutan yang dikelola secara berkelanjutan dan menggunakan bahan bahan yang
diawasi. Selain itu, sertifikat ini juga menunjukkan tanggung jawab atas
penggunaan produk sebagai bentuk nyata komitmen perusahaan dalam
melestarikan lingkungan.
b. OHSAS 18001
OHSAS 18001 (Occupational Health and Safety) merupakan standar internasional
untuk penerapan sistem manajemen keselamatan. Operasional di perusahaan ini
telah bersertifikat OHSAS 18001 yang dapat ditunjukkan pada Gambar 2.5.
c. ISO 9001
ISO 9001 merupakan standar internasional untuk penerapan sistem manajemen
mutu yang menjamin kualitas produk dan proses produksi pada perusahaan.
Perusahaan ini telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 yang dapat ditunjukkan
pada Gambar 2.6.
6
Gambar 2.6. Sertifikat Perusahaan ISO 9001
d. ISO 14001
ISO 14001 merupakan standar internasional untuk penerapan sistem manajemen
lingkungan untuk perlindungan lingkungan. ISO 14001 berfungsi sebagai penanda
bahwa setiap proses yang dilakukan dan produk yang dihasilkan telah memenuhi
komitmen terhadap lingkungan. Perusahaan telah mendapatkan sertifikat ISO
14001 yang dapat ditunjukkan pada Gambar 2.7.
7
e. Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL)
Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) merupakan kegiatan yang
dilaksanakan untuk memproduksi hutan tanaman yang menjamin keberlanjutan
dari produksi, ekologi, sosial, dan mematuhi regulasi pemerintah. Perusahan
meraih penghargaan ini sejak tahun 2006 dibawah standar Ekolabel Institut
Indonesia (LEI) yang ditunjukkan pada Gambar 2.8.
f. PHPL-SVLK
PHPL-SVLK merupakan sertifikat pengelolaan hutan produksi berkelanjutan dan
verifikasi legalitas kayu yang bertujuan untuk memastikan pabrik hanya dapat
menerima dan menggunakan kayu yang legal dan barang barang import yang
digunakan dapat diverifikasi keberadaannya. Perusahaan menerima penghargaan
ini pada bulan Oktober 2012 yang telah dikembangkan oleh Uni Eropa dengan
pemerintah Indonesia.
8
Internal Eksternal
SCM BU Head SCM BU Head
Deputy
SCM
Supply Chain
Logistic Manager Planning Manager
Dy. Logistic
Manager
Team Team Team Team ICS Paper ICS Pulp Shipping Sales Admin
Team Pulp Team Paper Team
Logistic Futong Buatan Container Head Head Head Head
Warehouse Warehouse Break Bulk
Accountant Port Port Yard
Team
Team ICS Team ICS Team Team Team Barge Team
Custom
Paper Pulp Container Booking and Closing Invoicing
Docs
9
2.2.2. Deskripsi Pekerjaan
Pada Gambar 2.9. akan dideskripsikan setiap bagian pada departemen Supply
Chain Management:
a. Internal SCM BU Head
Internal SCM BU Head merupakan bagian yang memimpin pada internal
operation.
b. External SCM BU Head
External SCM BU Head merupakan bagian yang memimpin pada external
operation.
c. Deputy SCM
Deputy SCM merupakan bagian yang membantu mengawasi dan mengkoordinasi
pada seluruh bagian kegiatan di supply chain management.
d. Logistic Manager
Logistic Manager merupakan bagian yang bertanggung jawab atas operasional
pada bagian logistik.
e. Supply Chain Planning Manager
Supply Chain Planning merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
perencanaan pada bagian supply chain.
f. Deputy Logistic Manager
Deputy Logistic Manager merupakan bagian yang membantu logistic manager
atas operasional pada bagian logistik.
g. Team Pulp Warehouse
Team pulp warehouse merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
pengendalian gudang untuk produksi pulp.
h. Team Paper Warehouse
Team paper warehouse merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
pengendalian gudang untuk produksi kertas.
i. Team Logistic Accountant
Logistic Accountant merupakan bagian yang bertanggung jawab atas proses
pembayaran dan menghitung biaya pengeluaran yang terjadi pada perusahaan.
j. Team Break bulk
Team break bulk merupakan bagian yang bertanggung jawab atas proses
pengiriman barang yang menggunakan transportasi break bulk.
10
k. Team Futong
Team Futong merupakan bagian yang bertanggung jawab atas proses pengiriman
barang ke Pelabuhan Futong dengan menggunakan break bulk.
l. Team Buatan
Team Buatan merupakan bagian yang bertanggung jawab atas proses pengiriman
barang ke Pelabuhan Buatan dengan menggunakan kontainer.
m. Team Container Yard
Team Container Yard merupakan bagian yang bertanggung jawab atas bagian
container, transportasi, dan tracking.
n. ICS Paper Head
ICS Paper Head merupakan bagian yang memimpin atas operasional pada bagian
ICS Paper.
o. ICS Pulp Head
ICS Pulp Head merupakan bagian yang memimpin atas operasional pada bagian
ICS Pulp.
p. Shipping Head
Shipping merupakan bagian yang memimpin pada proses pengiriman barang
dengan mempersiapkan container, booking, dan kapal.
q. Sales Admin Head
Sales Admin merupakan bagian yang memimpin atas operasional pada bagian
invoice dan custom document.
r. ICS Paper Supervisor
ICS Paper Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
ketersediaan kargo paper dan menjadi penghubung antara bagian sales dan
bagian shipping.
s. ICS Pulp Supervisor
ICS Pulp Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
ketersediaan kargo pulp dan menjadi penghubung antara bagian sales dan bagian
shipping.
t. Container Supervisor
Container Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
pengecekan ketersediaan kontainer.
u. Booking Supervisor
Booking Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pengecekan
status konfirmasi booking
11
v. Barge and Closing Supervisor
Barge and Closing Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
pengecekan ketersediaan kapal dan bertanggung jawab pada bagian jadwal kapal
yang ingin diberangkatkan
w. Invoicing Supervisor
Invoicing Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab atas nota
pembayaran customer
x. Custom Docs Supervisor
Custom Docs Supervisor merupakan bagian yang bertanggung jawab melayani
pemintaan sertifikat legal yang berkaitan dengan produk yang akan dikirim pada
customer.
12
b. Ownership
Perusahaan memelihara rasa memiliki (ownership) untuk senantiasa mencapai
hasil dengan nilai yang terbaik setiap saat.
c. People
Perusahaan mengembangkan sumber daya manusia (people) untuk tumbuh
bersama.
d. Integrity
Perusahaan bertindak dengan penuh integritas (integrity).
e. Customer
Perusahaan memahami dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan (customer).
f. Continuous Improvement
Perusahaan tidak mudah berpuas diri dan selalu mengusahakan perbaikan terus
menerus (continuous improvement).
2.3.3. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja pada PT. Riau Andalan Pulp and Paper berjumlah sekitar
5966 orang. Pada unit Shared Service (Common Service) bagian departemen
supply chain management, jumlah karyawan yang bekerja berjumlah 300 orang.
Untuk jam kerja pada PT. Riau Andalan Pulp and Paper memilki dua pembagian
jam kerja yaitu jam kerja shift dan jam kerja general, untuk mendukung operasional
perusahaan yang menjalankan aktivitas selama 24 jam. Untuk jam kerja shift
terbagi atas beberapa macam sesuai dengan kebijakan pada masing masing
departemen dan hari kerja karyawan. Untuk jam kerja umum PT. Riau Andalan
Pulp and Paper adalah setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 08.00 hingga
17.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 hingga 13.30 WIB dan hari
Sabtu pada pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WIB. Salah satu departemen di PT.
Riau Andalan Pulp and Paper yang mengikuti jam kerja general adalah
Departemen Supply Chain Management.
2.3.4. Pemasaran
PT. Riau Andalan Pulp and Paper melakukan pemasaran produk di dalam negeri
dan di luar negeri. Semua pemasaran produk dilakukan oleh Trading Agent yang
berlokasi di Singapura dan Malaysia. Sistem pemasaran pada perusahaan ini
dapat ditunjukkan pada Gambar 2.10.
13
Gambar 2.10. Pemasaran PT. Riau Andalan Pulp and Paper
Dari Gambar 2.10 menunjukkan perusahaan ini memiliki dua trading agent yang
utama, yang terdiri dari AIE (April International Enterprise) yang bertanggung
jawab atas pembelian dari India, Kamboja, Myanmar, Malaysia, Filipina,
Singapura, Thailand, Vietnam, Afrika, dan Timur Tengah dan AFEMY (April Far
East Malaysia) yang bertanggung jawab atas pembelian dari Australia, China,
Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea, Selandia Baru, Turki, Taiwan, USA,
Kanada, Eropa, dan Pacific Island. Jumlah produk yang di ekspor lebih banyak
sekitar 75% perusahaan memenuhi permintaan pada pasa luar negeri dibanding
pada jumlah produk yang dikirim dalam negeri. Tujuan ekspor pada perusahaan
ini lebih dari 70 negara. PT. Riau Andalan Pulp and Paper menggunakan sistem
make to order sehingga pesanan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Proses pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan transportasi kapal dan
transportasi darat (truk). PT. Riau Andalan Pulp and Paper ini memiliki dua
pelabuhan yaitu Pelabuhan Buatan dan Pelabuhan Futong. Pelabuhan Buatan
digunakan untuk transportasi produk pulp dan paper baik secara dalam negeri
maupun keluar negeri dengan menggunakan kontainer. Pelabuhan Futong
digunakan untuk transportasi produk pulp ke luar negeri dengan menggunakan
break bulk. PT. Riau Andalan Pulp and Paper menggunakan sistem incoterm yang
telah disepakati dengan customer. Contoh sistem incoterm dapat dilihat pada
Gambar 2.11.
14
DDU / DDP
CFR / CIF
BUATAN PSA
PT. RIAU ANDALAN
PORT (SINGAPORE)
PULP AND PAPER
DESTINATION CONSUMEN
PORT WAREHOUSE
FUTONG PSA
PORT (SINGAPORE)
FOB
Gambar 2.11. Sistem INCOTERM PT. Riau Andalan Pulp and Paper
Sistem incoterm merupakan sistem yang digunakan antara penjual dan pembeli
untuk menjelaskan tentang hak dan kewajiban pengiriman barang dalam sistem
perdagangan internasional. Hak dan kewajiban tersebut meliputi proses
pengiriman barang, penanggung jawab ekspor dan impor, penanggung jawab
biaya, dan penanggungan resiko barang apabila saat terjadi perubahan kondisi
barang. Sistem incoterm yang digunakan oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper
ini adalah FOB, CFR, CIF, DDU, dan DDP.
FOB (Free On Board) merupakan bagian dari istilah yang melakukan penyerahan
barang di atas kapal pada suatu tempat tertentu yang berdampak kepada pembeli
harus menanggung semua biaya dan resiko yang terjadi pada kehilangan atau
kerusakan barang mulai dari tempat tersebut dan penjual wajib untuk mengurus
formalitas ekspor. PT. Riau Andalan Pulp and Paper memiliki dua tempat FOB
yaitu Pelabuhan Futong dan PSA (Pelabuhan Singapura) yang mengangkut
barang dari Pelabuhan Buatan.
15
merupakan istilah yang melakukan penyerahan barang sampai di negara tujuan
dan penjual wajib menanggung semua biaya dan resiko termasuk bea cukai,
pajak, dan pungutan lainnya. DDU dan DDP perusahaan dilakukan hingga sampai
pada warehouse perusahaan. Biasanya penggunaan sistem DDU atau DDP ini
dilakukan pada kegiatan dalam negeri (domestik).
Tujuan destinasi pengiriman dalam negeri dari Pelabuhan Buatan yaitu Pelabuhan
Tanjung Priok di Jakarta, Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang dan Pelabuhan
Tanjung Perak di Surabaya. Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pusat pelabuhan
pengiriman yang akan dikirim pada beberapa tempat lokal lainnya seperti
Kalimantan, Batam, dan bagian sekitar Jawa Barat. Pelabuhan Tanjung Perak
menjadi tempat transit terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priok dengan
harga pengiriman yang lebih murah untuk dapat dikirim pada tempat lokal lainnya
seperti Makassar, Bali, dan sekitarnya. Tujuan luar negeri dari Pelabuhan Buatan
dan Pelabuhan Futong yaitu 70 negara.
2.3.5. Fasilitas
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan layanan fasilitas guna untuk
menunjang kenyamanan pada pekerja di perusahaan ini. Berikut dibawah ini
merupakan fasilitas yang diberikan dari PT. Riau Andalan Pulp and Paper, antara
lain:
a. Transportasi
Kawasan pada perusahaan ini sangat luas sehingga akan memerlukan waktu yang
lama untuk berjalan kaki dari tempat tinggal menuju kantor. Oleh karena itu, PT.
Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan transportasi berupa bus dan taxi
commuter. Gambar transportasi dapat ditunjukkan pada Gambar 2.12
Bus yang disediakan oleh perusahaan ini juga berbagai macam sesuai dengan
tujuan akhir bus tertentu, misalnya Bus Riau Paper, Bus Mill, Bus ALI, dan lain lain.
16
Bus akan mengangkut penumpang pada setiap halte atau tempat tertentu dan
akan diturunkan sesuai dengan tujuan setiap bus. Bus akan mengantar karyawan
sesuai dengan jam masuk, jam istirahat, dan jam pulang. Ada beberapa taxi
commuter yang dimiliki oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper dan setiap taxi
commuter tersebut memiliki jadwal untuk kawasan pabrik dan area luar pabrik.
b. Perumahan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan perumahan bagi setiap pekerja
yang bekerja di perusahaan ini. Perusahaan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang terbaik salah satunya dengan meningkatkan kenyaman bagi para
karyawan sehingga dapat menunjang kinerja para karyawan secara optimal dalam
bekerja. Bagi pekerja yang belum menikah akan ditempatkan pada mess dan bagi
pekerja yang telah menikah akan ditempatkan pada rumah. Salah satu contoh
bentuk perumahan yang dibangun oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper dapat
ditunjukkan pada Gambar 2.13.
c. Foodcourt
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan foodcourt atau tempat makan bagi
para karyawan perusahaan yang dapat dilihat pada Gambar 2.14.
17
Foodcourt ini terdiri dari beberapa macam gerai makan dan didalam foodcourt ini
juga menyediakan toko roti dan minimarket sehingga kebutuhan para karyawan
perusahaan dapat terpenuhi meskipun berada dalam kawasan perusahaan.
d. Hotel
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan hotel yang bernama Hotel
Unigraha, Pangkalan Kerinci yang ditunjukkan pada Gambar 2.15. Hotel ini
berfungsi sebagai tempat penginapan bagi para tamu perusahaan atau pendatang
luar yang ditugaskan selama beberapa hari serta terbuka untuk umum.
e. Fasilitas olahraga
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan fasilitas olahraga atau sport center
bagi para pekerja atau warga sekitar yang ingin menggunakan fasilitas olahraga
ditunjukkan pada Gambar 2.16. Fasilitas olahraga yang disediakan oleh
perusahaan diantaranya adalah lapangan tenis, lapangan sepak bola, lapangan
voli, lapangan basket, jogging track, kolam renang, fitness center, dan golf course.
18
f. Klinik
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan klinik bagi karyawan atau warga
sekitar untuk pengecekan kesehatan atau penanganan pertama pada pekerja
yang mengalami kecelakaan. Klinik perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar
2.17.
g. Sekolah
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menyediakan sekolah bagi karyawan atau
pekerja yang memiliki anak yang telah mencukupi umurnya untuk bersekolah.
Perusahaan memiliki tiga sekolah yaitu Sekolah Global Andalan yang memiliki
tingkatan dari TK hingga SMP yang dapat dilihat pada Gambar 2.18., Mutiara
International School yang memiliki tingkatan dari TK hingga SMA yang dapat
dilihat pada Gambar 2.19., dan Taruna Andalan yang memiliki tingkatan dari TK
hingga SMA yang dapat diihat pada Gambar 2.20. Total siswa pada ketiga sekolah
tersebut berjumlah 2500 siswa.
19
Gambar 2.19. Mutiara International School
h. Sarana ibadah
Karyawan perusahaan memiliki beragam agama sehingga perusahaan
menyediakan beberapa tempat sarana ibadah seperti masjid, gereja, dan cetiya
yang berada dalam kompleks perusahaan.
i. Fasilitas tambahan
Fasilitas tambahan yang diberikan bagi perusahaan ini adalah beasiswa bagi anak
anak berprestasi yang ingin melanjutkan pada dunia pendidikan yang lebih tinggi.
Beasiswa yang diberikan berupa beasiswa dalam negeri dan beasiswa luar negeri.
Salah satu contoh beasiswa yang dapat diberikan adalah Tanoto Foundation.
20
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
Selanjutnya, divisi ICS akan mengambil data dari SAP untuk mengecek stok
produk dan menginput data pada SAP untuk ketersediaan space. Terdapat empat
kemungkinan yang terjadi pada saat melakukan pengecekan. Pertama, apabila
produk dan space tersedia maka divisi ICS menginformasikan kepada divisi sales
untuk menyampaikan info kepada konsumen dan produk akan dikirim. Kedua,
apabila produk tersedia dan space tidak tersedia maka ICS akan menginput
permintaan ketersediaan space pada SAP dan lanjut pada divisi shipping untuk
mengurusi bagian ketersediaan kapal. Ketiga apabila produk tidak tersedia dan
space tersedia maka ICS akan menginput data jumlah produksi dalam sistem SAP
dan produk akan diproduksi terlebih dahulu kemudian lanjut pada divisi shipping
untuk pengiriman produk. Keempat apabila produk dan space tidak tersedia maka
ICS akan menginput jumlah produksi dan permintaan ketersediaan space dalam
sistem SAP. Departemen supply chain juga berkaitan dengan departemen PPIC
yang berfungsi sebagai perencanaan jadwal produksi yang memiliki hubungan
dengan bagian ICS. Departemen PPIC akan mengecek kebutuhan produksi pada
21
SAP dan menginput jumlah produksi pada sistem PMIS (Paper Machine
Information System). PPIC akan merencanakan jadwal untuk proses produksi dan
outputnya berupa data exmill yang akan diinput pada sistem SAP. Data exmill
merupakan data penjadwalan yang berupa tanggal perkiraan produksi jadi.
Proses selanjutnya yaitu pada bagian divisi produksi yang menerima data exmill
produksi dari SAP dan melakukan proses produksi berupa output paper roll yang
disimpan dalam storage. Paper roll akan diproses kembali sesuai dengan pesanan
konsumen yang terdiri atas tiga bagian, yaitu produk cut size (Gambar 3.3.),
produk customer roll (Gambar 3.7.), dan produk folio sheet (Gambar 3.8). Proses
ini termasuk pada bagian finishing yang merupakan bagian untuk proses produk
jadi. Paper roll akan diambil dari storage dan dipotong sesuai dengan data
produksi. Setelah itu, produk akan dipackage dan diberi label produk. Terakhir,
produksi akan disimpan untuk proses pengiriman.
Setelah produk telah jadi, bagian shipping akan melakukan proses pengiriman
barang lewat jalur kapal. Untuk proses pengiriman, produk jadi akan dimasukkan
kedalam kontainer agar produk tetap terjaga. Oleh karena itu, divisi shipping akan
menginput jumlah dan ukuran kontainer yang akan dimasukkan kedalam sistem
DHL. DHL merupakan suatu perusahaan multinasional yang bekerja sama dengan
PT. Riau Andalan Pulp dan Paper untuk mengurusi bagian logistik pengiriman
barang dan jalur rute pengiriman. Kemudian, divisi shipping akan mengecek
ketersediaan kapal pada sistem DHL. Apabila tesedia, maka produk dapat dikirim
ke customer. Jika kapal tidak tersedia, maka divisi carrier akan mencari alternatif
kapal yang lain. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tidak adanya kapal,
antara lain space yang kurang untuk produk, adanya kapal yang tidak dapat
digunakan karena adanya hari libur nasional, dan kapal yang maintenance.
Setelah mendapatkan alternatif lain, carrier akan membuat jadwal kapal yang
disesuaikan dengan jumlah dan ukuran kontainer yang diambil pada sistem DHL.
Data jadwal akan diterima pada divisi shipping dan diberitahukan kepada
customer. Jika customer sepakat, maka pengiriman barang akan dilakukan. Jika
customer tidak sepakat, maka divisi carrier akan mencari alternatif kargo yang lain
dan hal tersebut sesuai dengan kesepakatan antara divisi shipping dengan
customer karena hal tersebut berhubungan dengan perbedaan harga ongkos
pengiriman. Setelah itu, produk akan dikirim dan kegiatan proses bisnis selesai
pada saat produk telah diterima oleh customer.
22
Gambar 3.1. Proses Bisnis Supply Chain Management
23
3.2. Produk yang Dihasilkan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper menghasilkan produk berupa pulp dan paper.
Produk paper dibagi menjadi tiga bagian yaitu cut size, customer roll, dan folio
sheet yang terdiri dari berbagai jenis ukuran.
3.2.1. Pulp
Pulp merupakan bubur kertas yang merupakan bahan setengah jadi dalam proses
pembuatan paper. PT. Riau Andalan Riau Pulp and Paper ini membuat pulp dalam
bentuk dua jenis yaitu pulp berbentuk lembaran yang akan dijual pada konsumen
dan pulp berbentuk bubur yang digunakan oleh perusahaan untuk proses
pembuatan paper. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis pulp, diantaranya
adalah pulp normal, HS (High Strength), XP (Extra Prime), AE (Akasia Eukaliptus)
24
Pada PT. Riau Andalan Pulp and Paper memproduksi berbagai jenis ukuran
produk cut size, diantaranya adalah
a. A4 = 210 x 297 mm
b. Letter = 216 x 279 mm
c. F4 = 215 x 330 mm
d. A3 = 297 x 420 mm
e. B4 = 257 x 364 mm
f. B5 = 182 x 257 mm
g. A4S = 215 x 297 mm
h. Quarto = 215 x 280 mm
Produk paper cut size yang utama adalah dengan merek dagang PaperOneTM
dengan tiga jenis produk yaitu PaperOneTM all purpose, PaperOneTM Copier, dan
PaperOneTM digital.
a. PaperOneTM All Purpose
PaperOneTM All Purpose merupakan produk kertas yang dapat digunakan dalam
kebutuhan percetakan sehari-hari baik di rumah maupun di kantor. Produk ini
mampu menyesuaikan dengan mesin printer atau mesin fotokopi sehingga dapat
memberikan hasil cetak yang baik. Produk PaperOneTM All Purpose dapat dilihat
pada Gambar 3.4 dan spesifikasinya pada Tabel 3.1.
Spesifikasi
Sifat (Satuan) Uji Metode Toleransi
Kualitas
Basis Weight (g/m2) ISO 536 4% 80
Thickness (µm) ISO 534 3 110
CIE Whiteness (#) ISO 11475 2 167
ISO Brightness (%) ISO 2470 2 99
ISO Opacity (%) ISO 2471 2 95
Surface Roughness (ml/min) ISO 8791-2 40 140
25
b. PaperOneTM Copier
PaperOneTM Copier merupakan produk kertas yang digunakan untuk kebutuhan
percetakan dalam jumlah yang besar dan kecepatan yang tinggi. Produk
PaperOneTM Copier dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan spesifikasinya pada Tabel
3.2.
c. PaperOneTM Digital
PaperOneTM Digital merupakan produk kertas yang digunakan untuk kebutuhan
percetakan dengan teknologi digital printing. Produk PaperOneTM Digital dapat
dilihat pada Gambar 3.6 dan spesifikasinya pada Tabel 3.3.
26
Tabel 3.3. Spesifikasi PaperOneTM Digital
Pada PT. Riau Andalan Pulp and Paper memproduksi customer roll berdasarkan
permintaan customer. Perusahaan akan menetapkan diameter untuk customer roll
ini adalah sebesar 1000 mm dengan lebar yang dapat dibuat menurut pesanan
(customize)
27
Gambar 3.8. Folio sheet
28
Mangium, Acacia Crassicarpa, dan Eucalyptus. Jenis kayu ini sangat cocok
digunakan dalam perindustrian karena ketiga kayu ini tergolong cepat dalam
pertumbuhannya yang membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk mencapai masa
panen di Indonesia. Dalam waktu 5 tahun, jenis kayu ini dapat tumbuh hingga
mencapai tinggi 30 meter dengan diameter 25-30 cm. Kayu ini memiliki 3
komponen serat yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Untuk proses pembuatan
pulp ini hanya membutuhkan serat selulosa dan serat hemiselulosa.
b. Paper
Untuk memproduksi kertas dibutuhkan empat bahan yaitu bubur pulp, bale pulp,
kertas reject, dan bahan kimia
i. Bubur Pulp
Bubur pulp merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan kertas. Pulp
yang digunakan pada proses pembuatan kertas ini terdiri dari dua jenis yaitu pulp
yang memiliki serat pendek dan pulp yang memiliki serat panjang. Untuk pulp yang
memiliki serat pendek diperoleh dari produk pulp perusahaan dari Riau Pulp dalam
bentuk bubur kertas yang langsung dialiri dengan conveyor ke proses mixing.
29
dari hasil pemotongan kertas yang salah dan side trim dari proses winding dan
cutting. Kertas reject tersebut akan dihancurkan kembali menjadi bubur kertas dan
dialiri dengan conveyor ke proses mixing.
a. Pulp
Proses produksi pulp terbagi menjadi beberapa tahap diantaranya adalah wood
handing, digester cooking, deknotting, screening, washing, oxygen delignification,
bleaching stages, dan pulp dryer.
30
Gambar 3.9. Proses Produksi Pulp
i. Wood Handing
Pada Gambar 3.9. proses log delivery hingga chip screening termasuk dalam
proses wood handing. Proses ini merupakan tahap awal pada proses pembuatan
pulp. Penerimaan kayu yang telah dipanen dan dikirim dari Riau Fiber ke Riau
Pulp. Terdapat dua jenis bahan kayu yang dikirim yaitu kayu yang belum dikuliti
dan kayu yang telah dikuliti. Kayu yang belum dikuliti akan masuk ke dalam log
storage dan ditumpuk serta dijemur selama satu hingga dua bulan untuk
menurunkan kadar lignin yang terdapat dalam kayu. Lignin merupakan lapisan luar
kayu yang mengikat serat selulosa dan hemiselulosa. Kayu yang telah dikuliti
langsung masuk pada proses log feeding. Setelah itu, kayu diangkut menuju log
feeding yang merupakan jalur konveyor sebelum masuk pada proses debarking.
Jalur ini dibuat agar pada pengisian kayu pada proses debarking dapat
berlangsung dengan baik.
Proses debarking merupakan proses pengupasan kulit kayu karena kulit kayu sulit
untuk dimasak menjadi bubur kertas serta dapat meninggalkan noda hitam pada
pulp. Pada proses debarking, kayu akan dimasukkan pada drum yang diisi dengan
kapasitas 50% dari total drum dan drum akan berotasi dengan kecepatan yang
telah ditentukan sehingga kayu yang berada dalam drum akan saling beradu dan
menyebabkan kulit kayu terkelupas. Kulit kayu akan digunakan sebagai bahan
31
bakar pada power boiler. Setelah proses debarking selesai, kayu akan dikirim ke
proses chipping. Proses pengiriman ke proses chipping ini menggunakan roller
table dan washing station yang dilengkapi dengan metal detector yang berfungsi
sebagai alat pendeteksi besi yang masih tertancap pada kayu. Pada roller table
diberikan gerigi pada setiap permukaannya untuk mengupas sisa kulit kayu dan
washing station berfungsi sebagai penyemprot air agar kayu lebih mudah untuk
dicacah serta membersihkan sisa sisa kulit kayu yang masih menempel pada
kayu.
Kayu yang telah selesai melewati proses pengulitan akan masuk pada proses
chipping. Chipping merupakan proses penyerpihan agar kayu mudah untuk
dimasak sesuai dengan spesifikasinya. Proses chipping ini dilakukan agar saat
proses pemasakan dapat menghasilkan ukuran yang seragam. Proses ini memiliki
7 line yang memiliki kapasitas sebesar 30.000 ton chip dalam setiap harinya.
Setelah proses chipping selesai, chip akan dimasukkan pada chip storage. Chip
storage berfungsi untuk menjaga ketersediaan chip sebelum dimasak di digester.
Chip storage pada perusahaan ini terdiri atas dua rectangular chip pile, satu
circular chip pile, dan satu pin chip pile. Setelah itu, chip masuk dalam tahap
screening. Chip screening merupakan pemisahan chip yang berukuran kecil dan
besar yang bertujuan untuk menjaga keseragaman ukuran chip. Kategori chip
terbagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Oversize atau overthick
Pada proses chipping dapat menghasilkan ukuran yang oversize atau overthick.
Oversize pada chip kayu memiliki ukuran diameter lebih dari 45 mm dan overthick
pada chip kayu memiliki ukuran tebal lebih dari 8 mm. Untuk gambar oversize dan
overthick pada chip kayu dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Chip kayu yang termasuk pada kategori ini akan kembali dipotong dengan mesin
pemotong khusus dan akan dikembalikan pada chip screening.
32
2. Accept
Pada proses chipping menghasilkan ukuran yang dapat diterima (accept). Chip
kayu yang dapat diterima ini memiliki ukuran diameter 8 mm hingga 45 mm dan
tebal ukuran 7 mm hingga 8 mm. Untuk gambar chip kayu yang diterima dapat
dilihat pada Gambar 3.11.
3. Pin
Pada proses chipping dapat menghasilkan ukuran yang beragam salah satunya
adalah ukuran pin. Pin chip ini memiliki ukuran diameter 3 mm hingga 7 mm.
Kategori ini masih dapat diterima untuk proses pembuatan pulp. Untuk gambar pin
chip dapat dilihat pada Gambar 3.12.
4. Fines
Proses chipping dapat menghasilkan ukuran yang memiliki diameter kurang dari 3
mm yang disebut sebagai fine. Ukuran ini tidak dapat dibuat menjadi pulp dan akan
dikirim sebagai bahan bakar untuk power boiler. Untuk gambar fines dapat dilihat
pada Gambar 3.13.
33
ii. Digester Cooking
Kayu yang diterima akan dimasak dengan menggunakan white liquor. Proses ini
bertujuan untuk menghancurkan lignin pada kayu. Untuk mendapatkan serat
tersebut maka lignin perlu dihancurkan dengan menggunakan larutan basa.
Senyawa aktif yang terdapat pada white liquor adalah Na2S dan NaOH. Terdapat
tiga digester yang digunakan yaitu 2 digester mode superbatch dengan masing
masing memiliki 14 unit digester dan 1 digester mode continuous digester.
iv. Washing
Proses ini merupakan tahap pembersihan pulp setelah proses pemasakan dengan
cara memisahkan serat kayu dari kotoran yang tidak diinginkan dalam proses
produksi pulp. Kotoran yang terdapat saat proses digester adalah lignin, soda, dan
white liquor yang telah berubah menjadi black liquor. Proses pencucian dilakukan
secara berulang kali agar kotoran dapat terpisahkan dari pulp sehingga diharapkan
agar pulp lebih banyak mengandung air daripada black liquor sisa hasil
pemasakan.
v. Oxygen Delignification
Selanjutnya, pulp masuk pada tahap delignifikasi oksigen. Proses delignifikasi
merupakan proses penurunan kadar lignin dalam pulp sebelum masuk pada
proses bleaching. Bahan kimia yang digunakan pada proses ini adalah gas
oksigen dan NaOH. Oksigen berfungsi sebagai penurun kadar lignin dan dapat
memutihkan pulp. Hasil dari proses ini diharapkan pulp memiliki kadar brightness
sebesar 50% agar bahan kimia yang digunakan pada proses bleaching dapat
diminimalisir.
34
vi. Bleaching Stages
Proses ini merupakan proses pemutihan yang dilakukan setelah pulp
didelignifikasi. Proses ini juga bertujuan untuk menghilangkan kadar lignin yang
masih tersisa setelah proses delignifikasi. Lignin dapat dihilangkan dengan cara
menggunakan reaktor yang bersuhu tinggi. Akan tetapi, kandungan serat selulosa
dan hemiselulosa pada kayu sensitif terhadap suhu tinggi sehingga kelemahan
pada proses ini adalah memutuskan rantai selulosa dan hemiselulosa menjadi
lebih pendek. Oleh karena itu, hasil dari pulp perusahaan ini memiliki serat yang
pendek. Pada Gambar 3.9. tahapan bleaching stage adalah D0-EOP-D1-D2 yang
dilaksanakan secara berurutan.
Tahap D0 merupakan tahap awal dari proses pemutihan yang bertujuan untuk
memisahkan kadar lignin dalam pulp dan menaikkan brightness secara drastis.
Pada tahap D0 menggunakan reaksi ClO2 yang merupakan bahan kimia ECF
(Element Chlorine Free) ramah lingkungan. Tahap EOP (Ekstrasi, Oksidasi, dan
Peroksida) merupakan tahap mengekstrasi dan mengoksidasi lignin sehingga
kandungan lignin dapat hilang dari pulp. Tahap ini menggunakan senyawa H2O2
yang berfungsi sebagai pemutih, NaOH yang berfungsi sebagai pelarut lignin pada
tahap D0, O2 untuk proses oksidasi lignin. Tahap D1 merupakan tahap
peningkatan brightness hingga mencapai standar baku mutu pulp yang layak jual
dengan tingkat brightness sebesar 90%. Pada tahap ini menggunakan senyawa
ClO2.
Setelah proses pemutihan selesai, pulp akan dikirim ke tangki penyimpanan untuk
menurunkan suhu dan homogenisasi. Pada perusahaan ini memiliki lima tangki
penyimpanan. Untuk tangki 1, 2, dan 5 akan dikirim pada proses pulp dryer untuk
dikeringkan sehingga dapat dijual. Tangki 3 dan 4 akan dikirim ke paper machine
untuk diproses menjadi kertas.
35
sebanyak 50% dan setelah itu, pulp akan dikeringkan pada drying section
sehingga menghasilkan kadar air 10%. Pulp yang telah kering akan masuk pada
proses baling line (finishing). Proses ini adalah pemotongan pulp agar
mempermudah pengiriman pulp.
b. Kertas
Proses produksi kertas ini terbagi atas beberapa tahap diantaranya adalah stock
preparation, paper machine, winder, roll wrapping, intermediate, dan finishing
product. Untuk proses produksi kertas dapat dilihat pada Gambar 3.14.
i. Stock Preparation
Proses ini merupakan proses awal dalam pembuatan produksi kertas. Proses ini
berfungsi sebagai penyediaan bahan baku yang dibutuhkan dengan
mencampurkan serat dan bahan kimia dengan perbandingan yang dibutuhkan
sebelum masuk pada proses paper machine. Pulp mill, bale pulp, dan bahan kimia
bercampur secara homogen untuk mendapatkan persentase campuran bubur
kertas yang diinginkan.
36
proses ini akibat adanya gaya gravitasi adalah 15 – 25%. Untuk mendapatkan hasil
kertas yang memiliki kandungan air yang rendah dibutuhkan proses pressing yang
bertujuan untuk menghilangkan kandungan air. Cara kerja pada proses pressing
adalah dengan menekan lembaran secara mekanis agar air dapat keluar dengan
sendirinya dari serat kertas. Proses pressing ini membuat konsistensi akhir produk
kertas sebanyak 33%-55%. Selanjutnya, kertas akan dikeringkan dengan proses
penguapan. Proses penguapan ini dilakukan agar menghilangkan air dari
lembaran tanpa merusak struktur dari serat kertas yang telah di produksi. Proses
pengeringan ini membuat konsistensi akhir produk kertas sebesar 92-95%.
Setelah kertas telah dikeringkan, selanjutnya adalah proses penggulungan kertas
menjadi paper roll jumbo. Pada saat proses penggulungan, dilakukan juga proses
pemotongan tepi kertas yang tidak rata.
iii. Winder
Setelah melewati proses paper machine, kertas selanjutnya masuk dalam proses
winder. Proses ini adalah proses pemotongan kertas menjadi ukuran yang
diinginkan sesuai dengan permintaan konsumen. Ukuran tersebut dapat menjadi
customer roll, roll untuk cut size, dan roll untuk folio sheet.
v. Intermediate Storage
Proses ini merupakan proses penyimpanan produk yang telah selesai diproduksi
sesuai dengan tujuannya. Tempat penyimpanan pada perusahaan ini terbagi
menjadi dua bagian yaitu SMC dan AWA. SMC merupakan tempat penyimpanan
paper roll untuk memproduksi cut size yang disusun secara horizontal dan mampu
menampung sebanyak 2496 roll. AWA merupakan tempat penyimpanan paper roll
untuk semua jenis yang disusun secara vertical dan mampu menampung
sebanyak 4618 roll.
37
berdasarkan ukuran standar yang telah ditentukan. Plastik pembungkus pada
paper roll akan dibuka dan diletakkan pada mesin cut size. Mesin cut size akan
memotong kertas sesuai dengan lebar kertas. Kertas yang telah dipotong akan
dikumpulkan per ream dan akan dibungkus sesuai dengan packagingnya. Apabila
ada kerusakan pada packaging atau pada produk kertasnya maka akan dikatakan
produk cacat yang akan dikirim untuk diproses menjadi produk baru kembali.
Setelah produk dibungkus, produk cut size akan ditumpuk untuk masuk pada
proses packaging selanjutnya yaitu pengkartonan. Kemudian, produk diletakkan
diatas pallet untuk dibungkus kembali dengan menggunakan pallet wrapping serta
pemberian kode label produksi. Produk cut size akan disimpan pada warehouse
dan siap untuk dikirim kepada customer.
2. Customer roll
Untuk produk customer roll, paper roll yang diambil dari storage (gudang
penyimpanan) akan diinspeksi pengiriman untuk mengecek produk yang cacat
atau rusak. Produk yang telah lolos inspeksi akan diberi kode label produksi dan
produk siap untuk dikirim kepada customer.
3. Folio sheet
Untuk membuat produk folio sheet, paper roll akan dibawa dengan menggunakan
conveyor menuju finishing line bagian folio sheet. Plastik pembungkus pada paper
roll akan dibuka dan diletakkan pada mesin folio sheet. Mesin folio akan memotong
kertas sesuai dengan lebar kertas. Kertas yang telah dipotong akan dikumpulkan
per ream dan akan dibungkus sesuai dengan packagingnya. Apabila ada
kerusakan pada packaging atau pada produk kertasnya maka akan dikatakan
produk cacat yang akan dikirim untuk diproses menjadi produk baru kembali.
Setelah produk dibungkus, produk folio sheet akan ditumpuk untuk masuk pada
proses packaging selanjutnya yaitu pengkartonan. Kemudian, produk diletakkan
diatas pallet untuk dibungkus kembali dengan menggunakan pallet wrapping serta
pemberian kode label produksi. Produk folio sheet akan disimpan pada warehouse
dan siap untuk dikirim kepada customer.
38
Pengecekkan quality control ini menggunakan sistem otomasi. Pemeriksaan pada
kertas akan diukur berdasarkan kekasaran, ketebalan, kekakuan, warna, debu,
kelenturan, dan ukuran. Setiap kategori tersebut memiliki ukuran dengan batas
toleransi yang telah ditentukan.
Selain itu, adapula pemeriksaan yang dilakukan secara manual untuk menentukan
daya serap pada kertas yang disebut dengan blotting. Sampel kertas akan diambil
dan dipotong dengan ukuran yang telah ditentukan. Kemudian, kertas akan
ditimbang dan dicatat berat kertas tersebut sebelum blotting. Kemudian, bagian
atas kertas akan diletakkan pada wadah penjepit untuk melakukan pemeriksaan
daya serap. Wadah akan diisi dengan air dan dihitung selama 45 detik. Setelah
itu, air akan dibuang dan kertas akan diambil dari wadah penjepit serta dikeringkan
pada kertas blot. Kemudian, kertas yang telah dikeringkan akan ditimbang kembali
sertas dicatat setelah melakukan blotting.
b. Digester
Digester merupakan alat yang digunakan untuk memasak chip menjadi pulp.
Digester yang digunakan berjumlah tiga buah yang terdiri atas dua buah super
batch digester dan satu buah continuous digester. Super batch digester digunakan
untuk proses memasak dari rectangular chip pile sedangkan continuous digester
digunakan untuk proses memasak dari pin chip pile.
39
c. Washing tank
Washing tank merupakan alat yang digunakan untuk menyaring debu particular
yang terdapat pada pulp dan mencuci pulp dari lignin hasil pemasakan.
f. Pulp Dryer
Pulp dryer merupakan alat yang digunakan untuk mengeringkan pulp agar dapat
berbentuk lembaran (sheet) untuk dijual pada konsumen. Pulp dryer yang
digunakan pada perusahan ini adalah merk VALMET.
g. Paper Machine
Paper machine merupakan alat yang digunakan untuk memproses dari pulp
menjadi kertas dan mesin yang digunakan perusahaan mempunyai merk
VALMET.
h. Mesin Finishing
Mesin finishing merupakan mesin yang digunakan untuk memproses produk
kertas dari jumbo roll menjadi cut size dan folio sheet. Mesin yang digunakan
perusahaan untuk proses finishing mempunyai merek Bielomatic dan ECH Will.
b. Conveyor
Conveyor merupakan mesin penggerak transportasi yang digunakan pada saat
proses pembuatan produk. Pada setiap proses pengerjaan menggunakan
conveyor yang berbeda beda tergantung produk yang diangkut.
40
c. Forklift
Forklift merupakan mesin pengangkut palet dari satu tempat ke tempat lain. Forklift
digunakan pada saat pemindahan palet dari produk yang telah siap dikemas
menuju gudang penyimpanan serta pemindahan palet dari warehouse menuju
container.
d. Handlift
Handlift merupakan alat yang mengangkut pallet dengan menggunakan tekanan
hidrolik.
e. Pallet
Pallet merupakan alat yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat
peletakkan produk yang cut size atau folio sheet yang telah siap dikemas dan
dapat memudahkan pengangkutan barang.
b. Sample punch
Sample punch merupakan alat konvensional yang digunakan untuk melubangi
kertas dan diambil sebagai sampel. Prinsip penggunaan sample punch ini adalah
dengan meletakkan kertas yang ingin dilubangi dan menekan tuas pada alat
tersebut. Kertas yang diambil sebagai sample adalah kertas yang telah dipotong
dengan alat sample punch.
41
c. Micrometer
Micrometer merupakan alat konvensional yang digunakan untuk mengukur
ketebalan kertas. Prinsip penggunaan micrometer ini adalah dengan meletakkan
sample kertas pada micrometer dan akan tertera ukuran dari ketebalan sample
kertas.
e. L&W Elrepho
L&W Elrepho merupakan mesin konvensional yang digunakan untuk melihat
warna kertas. Prinsip penggunaan mesin ini adalah sample kertas akan dilihat
warnanya dengan menggunakan lampu ultraviolet dan penentuan warna
ditentukan secara manual.
42
yang telah ditentukan dan diletakkan pada mesin tersebut. Mesin akan menarik
kertas hingga putus sehingga keluar hasil angka dari kelenturan kertas tersebut.
h. Kertas blot
Kertas blot berfungsi sebagai alat yang mengeringkan kertas sampel pada saat
melakukan pengujian blotting.
i. Wadah penjepit
Wadah penjepit berfungsi sebagai alat untuk menguji daya serap air.
c. Masker
Masker merupakan sarana pelindung yang diberikan perusahaan kepada setiap
pekerja. Pekerja dapat menggunakan masker sebagai pelindung dari gas dan
debu yang terjadi akibat dari proses produksi.
d. Helm
Helm merupakan sarana pelindung yang diberikan perusahaan kepada setiap
pekerja. Helm digunakan sebagai pelindung dari kecelakaan kerja yang memiliki
resiko jatuh. Perusahaan memiliki beberapa warna helm sebagai penanda yang
terdiri atas warna putih, kuning, dan, merah. Helm yang berwarna putih
menandakan bahwa helm tersebut digunakan oleh pekerja. Helm yang berwarna
kuning menandakan bahwa helm tersebut digunakan oleh visitor (pengunjung dari
43
luar). Helm yang berwarna merah menandakan bahwa helm tersebut digunakan
oleh pekerja yang ditugaskan untuk menjaga keamanan (safety).
e. Sarung tangan
Sarung tangan merupakan sarana pelindung yang diberikan perusahaan kepada
sebagian pekerja. Pekerja yang bekerja pada area pabrik wajib memiliki atau
menggunakan sarung tangan saat melakukan pengambilan sampel atau saat
diadakannya maintenance. Sarung tangan berfungsi sebagai pelindung tangan
dari kecelakaan kerja yang dapat terjadi.
f. Kacamata
Kacamata merupakan sarana pelindung yang diberikan perusahaan kepada
sebagian pekerja. Pekerja yang bekerja pada area maintenance wajib
menggunakan kacamata yang berfungsi sebagai pelindung mata dari kecelakaan
kerja yang dapat terjadi
g. Body Hardness
Body hardness merupakan sarana pelindung yang diberikan perusahaan kepada
sebagian pekerja. Pekerja yang bekerja pada area maintenance yang memiliki
ketinggian minimal 1,8 meter wajib menggunakan body hardness. Body hardness
berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kecelakaan kerja yang dapat terjadi.
44
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
45
perusahaan, dan berdiskusi dengan mentor mengenai tugas khusus dan
perkembangan selama kerja praktek pada perusahaan.
Mulai
Mendapatkan
tugas khusus
Pengambilan
data
Identifikasi
Masalah
Studi Literatur
Analisa data
Saran
rekomendasi
Selesai
46
domestik perhari ditemukan adanya permasalahan. Oleh karena itu, penulis
diminta untuk memberikan saran rekomendasi untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa batasan dan asumsi yang
digunakan yaitu:
a. Batasan Masalah
i. Penelitian ini hanya membahas tentang kontainer domestik.
ii. Pengambilan data diambil dari sistem CAS (Container Administration System)
mulai dari tanggal 1 Januari 2018 – 8 Februari 2018.
iii. Pekerjaan ini hanya memberikan rekomendasi bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dan tidak membahas implementasi dari
hasil penelitian yang dilakukan.
b. Asumsi
i. Data yang digunakan merepresentasikan sistem aktual.
ii. Pergerakan produk dan kontainer konstan.
47
Dalam penggunaan kapasitas kontainer digunakan satuan berupa TEUS (Twenty-
foot Equivalent Unit). Pada tabel 4.1. ditemukan produksi paper dalam satuan
kilogram (kg) dan produksi pulp dalam satuan ton yang harus diubah dalam satuan
TEUS. Untuk 1 TEUS sama dengan 15.000 kg atau sama dengan 15 ton. Setelah
didapatkan hasil produksi paper dan produksi pulp dalam bentuk satuan TEUS,
selanjutnya adalah menjumlahkan hasil produksi pulp dan paper yang tercantum
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data Kontainer Domestik dan Total Kontainer yang Dibutuhkan
48
Tabel 4.1. Lanjutan
Produksi Paper Produksi Pulp
Kontainer Total
Tanggal Domestik Container
Kg TEUS Ton TEUS (TEUS)
(TEUS)
49
Data Stok Kontainer dan Kebutuhan Kontainer
800
700 671
636 654
610 633 636 584 589
600 573
558 559 567 545 554
539 548 530 532
499 553 535 508
500 494 518 537
Jumlah (TEUS)
Tanggal (2018)
50
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, terdapat selisih antara jumlah kontainer
yang dibutuhkan dengan stok kontainer. Seperti pada kasus tanggal 1 Januari,
kebutuhan kontainer yang dibutuhkan berjumlah 39 TEUS sedangkan stok
kontainer perusahaan berjumlah 464 TEUS. Ada beberapa kasus kebutuhan
kontainer melebihi kapasitas CY yang berjumlah 618 TEUS dan kebutuhan
kontainer yang tidak lebih dari 100 TEUS. Akibatnya, dapat menimbulkan
detention charge (denda) yang dikarenakan kontainer melebihi batas waktu
penggunaan yang diberikan oleh liner ke perusahaan. Batas waktu yang diberikan
oleh liner berjumlah 21 hari. Setelah melebihi batas waktu, akan ditimbulkan denda
sebesar Rp30.000/TEUS/hari. Oleh karena itu, diperlukan rekomendasi yang
sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut Ohno (1988) terdapat tujuh jenis waste yang dapat terjadi pada
perusahaan, yaitu:
1. Transportation merupakan jenis pemborosan yang terjadi dalam proses
transportasi material atau barang jadi dari satu proses ke proses lainnya
2. Inventory merupakan jenis pemborosan yang terjadi akibat kelebihan
kapasitas inventory material mulai dari aliran bahan baku hingga bahan jadi
3. Motion merupakan jenis pemborosan yang terjadi akibat adanya gerakan yang
tidak perlu atau tidak memberikan nilai tambah
4. Waiting merupakan jenis pemborosan yang terjadi akibat proses menunggu
tanpa melakukan aktivitas yang memberikan nilai tambah
5. Overproduction merupakan jenis pemborosan yang terjadi akibat kelebihan
produksi yang sebenarnya belum dibutuhkan
6. Overprocessing merupakan jenis pemborosan yang terjadi akibat melakukan
sesuatu yang lebih tetapi tidak memberikan nilai tambah
7. Defect merupakan jenis pemborosan yang terjadi akibat adanya produk yang
cacat
51
Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang terjadi adalah dengan menggunakan fishbone diagram. Fishbone diagram
merupakan diagram yang menggunakan metode grafis untuk menemukan
penyebab suatu masalah dengan cara melalui teknik brainstorming. Gambar 4.4.
menunjukkan contoh kerangka fishbone diagram.
52
Gambar 4.5. diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dengan mentor kerja
praktek dan rekan kerja yang menunjukkan bahwa adanya permasalahan pada
stok kontainer yang melebihi kapasitas kontainer yang dibutuhkan. Terdapat
empat bagian yang dapat menimbulkan masalah, yaitu metode, mesin, manusia,
dan material. Bagian metode terdapat dua penyebab yaitu pengiriman kontainer
tidak sesuai dengan kebutuhan dan waktu pergerakan untuk pemindahan
kontainer yang lama. Pengiriman kontainer yang dikirim ke perusahaan selalu
melebihi kapasitas yang dibutuhkan yang dikarenakan tidak adanya batas
pemesanan kontainer dari liner. Liner merupakan pihak yang bekerja sama
dengan perusahaan dan bertanggung jawab atas rute perjalanan dan penyewaan
kontainer. Tidak adanya batas pemesanan yang dapat menyebabkan masalah
yang terjadi yaitu stok kontainer yang melebihi kapasitas kontainer yang
dibutuhkan. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya perhitungan pasti untuk stok
kontainer. Pihak perusahaan masih menggunakan perkiraan dalam pemesanan
kontainer. Bagian metode yang menjadi penyebab masalah lainnya adalah waktu
pergerakan untuk pemindahan kontainer yang lama. Hal ini dikarenakan jumlah
mesin forklift sedikit yaitu 1 unit yang dapat dilihat pada Gambar 4.2. pada bagian
equipment.
Bagian mesin memiliki satu penyebab yaitu aging kontainer lama yang disebabkan
karena sistem FIFO (First In First Out) yang tidak berjalan. Aging kontainer
merupakan lamanya waktu kontainer yang disimpan dalam perusahaan.
Perusahaan diberikan waktu selama 21 hari dalam penyewaan satu kontainer.
Apabila lebih dari 21 hari maka akan ada denda yang dikeluarkan oleh perusahaan
yaitu sebesar Rp30.000/TEUS/hari. Kontainer yang masuk pada perusahaan akan
ditempatkan pada tempat yang kosong dan tidak memberlakukan sistem FIFO
karena tidak adanya tanda yang diberikan pada kontainer yang memiliki aging
lama.
53
yang diakibatkan oleh sistem yang belum diupdate. Informasi ini dapat
mengakibatkan stok kontainer dapat melebihi kapasitas kontainer yang
dibutuhkan. Contoh penyampaian informasi yang salah adalah terdapat kontainer
yang tidak di-input dalam sistem CAS (Container Administration System) sehingga
kontainer tidak dapat digunakan untuk pengangkutan produksi pulp atau paper.
Pada bagian material terdapat dua penyebab masalah yaitu kontainer yang datang
tidak sesuai dengan yang ingin digunakan dan adanya empty kontainer yang tidak
memenuhi standar. Kontainer yang datang tidak sesuai dengan yang ingin
digunakan menyebabkan adanya penumpukan pada kapasitas CY dan akan
berakibat pada denda yang dapat terjadi jika terlalu lama tidak digunakan. Untuk
permasalahan empty kontainer yang tidak sesuai standar disebabkan oleh tingkat
ketelitian pada quality control yang rendah. Empty kontainer yang tidak memenuhi
standar harus diperbaiki terlebih dahulu apabila terjadi kerusakan kontainer saat
kontainer telah sampai di perusahaan. Hal tersebut dapat mengakibatkan stok
kontainer dapat berlebih.
Oleh karena itu, untuk mengurangi waste tersebut salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengetahui jumlah optimal pada kontainer domestik
sehingga dapat mengontrol jumlah kontainer domestik yang datang ke
perusahaan. Adapun beberapa keuntungan apabila dapat mengetahui jumlah
optimal kontainer domestik, yaitu:
a. Kapasitas CY (Container Yard) dapat terjaga
b. Dapat memudahkan aliran pergerakan kontainer
c. Dapat menjalankan sistem FIFO lebih teratur
d. Mengurangi detention charge yang dapat terjadi
Berdasarkan Gambar 4.5. yang akan dibahas secara rinci adalah diagram yang
memiliki lingkaran merah yang terbagi atas tiga bagian yaitu pengiriman kontainer
yang tidak sesuai dengan kebutuhan dilakukan dengan cara mencari nilai optimal
yang dilanjutkan dengan perbaikan berkelanjutan untuk mengurangi penumpukan
kontainer yang lama dan mengurangi kapasitas pada CY, kurang awareness pada
kapasitas CY dilakukan dengan cara memberikan saran rekomendasi, dan adanya
empty kontainer yang tidak memenuhi standar dengan menggunakan
rekomendasi prinsip lean.
Untuk menentukan angka optimal stok kontainer domestik yang dapat digunakan
pada perusahaan, maka dibutuhkan range optimal yang terdiri atas batas atas dan
54
batas bawah. Perhitungan awal untuk mengetahui angka optimal adalah dengan
melihat rata-rata kebutuhan kontainer. Diketahui rata-rata kebutuhan kontainer
yaitu sebanyak 40 TEUS/hari yang dapat dilihat pada Gambar 4.6. Rata-rata
kebutuhan kontainer diperoleh dari rata-rata harian pada kebutuhan kontainer dari
tanggal 1 Januari 2018 hingga 8 Februari 2018. Perhitungan rata rata ini untuk
data perhitungan awal dalam menentukan batas bawah untuk range optimal.
PT. Riau Andalan Pulp and Paper memiliki data exmill yang merupakan data
perencanaan produksi yang sudah jadi dan digunakan untuk perencanaan 3 hari
kedepan sehingga perhitungan untuk range optimal batas bawah dapat diketahui
sebagai berikut:
Range optimal batas bawah = Rata-rata kebutuhan kontainer 3 hari (4.1.)
= 40 TEUS/hari 3 hari
= 120 TEUS/hari
Untuk mencari range optimal batas atas dapat digunakan dengan target produksi
domestik perbulan yaitu sebesar 28.000 ton. Sebelum mencari range optimal
batas atas, perlu diketahui target produksi dalam satuan TEUS dengan
perhitungan sebagai berikut.
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 ∶ 15 𝑡𝑜𝑛
Target produksi (TEUS) = (4.2.)
30 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑡𝑜𝑛
28000 ∶ 15 𝑡𝑜𝑛
𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Target produksi (TEUS) = = 62,22 63 TEUS/hari
30 ℎ𝑎𝑟𝑖
Range optimal batas atas = Target produksi 3 hari
= 63 TEUS/hari 3
= 189 TEUS/hari
Berdasarkan data dari tanggal 1 Januari hingga 8 Februari 2018 diperoleh range
optimal stok kontainer yang dapat dilihat pada Gambar 4.7. Kontainer yang telah
melebihi kapasitas, dapat dilakukan saran rekomendasi untuk mencapai hasil
yang optimal.
55
Kebutuhan Container
120
100
80
Jumlah (TEUS)
108
60
80 Kebutuhan container
73 71
40 62 62 60 AVERAGE PROD
56 58
48 53
45 48 41 41 45
39 43 35 40 42 42
20 30 24 29 29
26
18 21 19 17 17 12
1 2 0 3 1 5
0
Tanggal (2018)
56
Jumlah (TEUS)
20
40
60
80
0
100
120
140
180
200
160
1-Jan
2-Jan
3-Jan
4-Jan
5-Jan
6-Jan
7-Jan
8-Jan
9-Jan
10-Jan
11-Jan
12-Jan
13-Jan
14-Jan
15-Jan
16-Jan
Batas Atas 17-Jan
18-Jan
57
19-Jan
20-Jan
21-Jan
Tanggal (2018)
22-Jan
23-Jan
Batas Bawah
24-Jan
25-Jan
Gambar 4.7. Range Optimal Stok Kontainer
Range Optimal Kontainer Stok
26-Jan
27-Jan
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
1-Feb
2-Feb
3-Feb
4-Feb
5-Feb
6-Feb
7-Feb
8-Feb
4.4.2. Saran Rekomendasi
Agar hasil kontainer dapat optimal maka ada rekomendasi yang dapat diberikan
pada perusahaan. Rekomendasi ini bertujuan untuk membangun kesadaran
(awareness) dari pekerja apabila kontainer dihitung berdasarkan biaya. Berikut
rekomendasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan:
a. Menggunakan stok kontainer yang ada di CY hingga mencapai hasil yang
optimal dan tidak melakukan pemanggilan kontainer ke liner. Apabila
perusahaan menggunakan stok kontainer ini, maka ada biaya yang dikeluarkan
akibat menyimpan kontainer lebih dari 21 hari. Misalnya data yang diambil pada
tanggal 7 Februari terdapat 342 kontainer. Kontainer yang lebih dari 21 hari
sebanyak 103 kontainer dengan aging yang berbeda-beda. Denda pada
kontainer berjumlah Rp30.000/TEUS/hari. Total denda yang harus dibayar
pada tanggal 7 Februari 2018 adalah Rp70.228.603,00. Rekomendasi ini akan
diberitahukan selama satu kali dalam seminggu kepada semua karyawan
mengenai potensi denda yang dapat terjadi.
b. Mengembalikan kontainer yang telah memiliki aging lebih dari 21 hari. Apabila
mengembalikan kontainer akan terkena biaya pengembalian
Rp250.000/kontainer dan diasumsikan apabila ingin digunakan kembali maka
akan terkena biaya pengiriman Rp250.000/kontainer. Terdapat 103 kontainer
yang dikembalikan dan total biaya yang harus dikeluarkan untuk pengiriman
dan penarikan kontainer adalah Rp72.000.000,00.
Pada kontainer yang tidak sesuai dengan standar akan ditolak oleh perusahaan
berdasarkan prinsip lean. Prinsip lean terdiri atas tiga bagian yaitu, don’t create
defect, don’t accept defect, dan don’t pass reject. Untuk aliran penggunaan
kontainer setelah kontainer optimal, CY dapat melakukan perbaikan berkelanjutan
dengan menggunakan sistem FIFO. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
penumpukan kontainer lama dan dapat mengurangi kapasitas pada CY. Sistem
FIFO yang digunakan dapat dilakukan dengan cara mengubah aliran CY. Layout
semula pada kapasitas CY diletak berdasarkan tempat yang kosong yang dapat
dilihat pada Gambar 4.8. Hal tersebut dapat memperlama pekerjaan apabila ingin
58
mengambil kontainer karena harus mencari kontainer terlebih dahulu, mengambil
kontainer, dan meletakkannya di truk. Setelah mengganti aliran layout, kontainer
akan disusun berdasarkan tanggal masuk (aging) kontainer ke perusahaan pada
setiap blok yang dapat dilihat pada Gambar 4.9. Blok pertama yang akan ditempati
adalah blok F terlebih dahulu sehingga dapat mempercepat aliran keluar
masuknya kontainer dan juga dapat mengetahui kontainer yang telah memiliki
aging yang lama sesuai dengan penempatan blok CY.
59
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan, yaitu:
a. Permasalahan pada hasil pengamatan pada PT. Riau Andalan Pulp and
Paper adalah pada kontainer domestik yang melebihi kapasitas produksi.
b. Solusi untuk kontainer domestik yang melebihi kapasitas produksi tersebut
adalah dengan menghitung angka optimal berdasarkan data pada tanggal 1
Januari hingga 8 Februari 2018 untuk kontainer domestik dan diperoleh range
optimalnya antara 120 hingga 189 TEUS untuk jumlah kapasitas kontainer
yang berada di CY setiap harinya.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis diperoleh usulan saran, yaitu:
a. Rekomendasi untuk membuat hasil kontainer dapat optimal adalah dengan
menghitung denda kontainer dan akan diberitahukan selama satu kali dalam
seminggu kapada semua karyawan mengenai potensi denda yang dapat
terjadi.
b. Menerapkan prinsip lean yaitu don’t create defect, don’t accept defect, dan
don’t pass defect untuk solusi permasalahan adanya empty kontainer yang
tidak memenuhi standar dengan cara memeriksa dan tidak menerima
kontainer yang tidak memenuhi standar.
c. Perbaikan berkelanjutan dapat menggunakan sistem FIFO dengan
mengubah aliran layout kontainer yang akan disusun berdasarkan aging
kontainer.
60
DAFTAR PUSTAKA
APRIL GROUP (2017). OTHER BRANDS. Diakses tanggal 26 Februari 2018 dari
http://www.paperone.com/other-brands
APRIL GROUP (2017). OUR PRODUCTS. Diakses tanggal 26 Februari 2018 dari
http://www.paperone.com/products
Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (2015). Tentang APRIL. Diakses
tanggal 1 Februari 2018 dari http://www.aprilasia.com/id/tentang-april/
RGE (2018). Lebih Lanjut Mengenai RGE. Diakses tanggal 1 Februari 2018 dari
http://www.rgei.com/id/bisnis-kami/april
ix