Hikmah Fhi
Hikmah Fhi
Hikmah Fhi
Risalah islam yang telah disampaikan oleh Baginda Muhammad SAW tidak lain adalah
sebuah bentuk perhatian Tuhan terhadap para hamba-Nya. Segala kententuan dan aturan Tuhan
ynag harus dipatuhi oleh para hamba-Nya tercakup dalam risalah suci itu. Bahkan, segala
aktifitas manusia baik yng bersifat vertical ataupun ynag bersifat horizontal telah dijelaskan
aturan mainnya dalam risalah tersebut.
Secara psikis, spriti seorang hamba dalam menjalankan syariat Tuhannya akan lebih
meningkat, jika ia mengetahui hikmah dibalik syariat tersebut. Dengan kata lain, nalar dan hati
manusia akan lebih mantap dalam menjalankan titah Tuhannya dan menjauhi larangan-Nya jika
ai mengetahui maslahat dari titah dan larangan tersebut.
Rahasia – rahasia hukum islam, atau disebut dengan Asrar al-Ahkam, dan ada juga yang
menyebutkan Asrar al-Tasyri’ atau Asrar al Syari’ah, merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari falsafah hukum islam. Asrar ini, jika ditinjau dari segi sebab – sebab hukum
disyariatkan maka di namakan Asrar al-Tasyri’. Dan jika dintinjau dari segi materi hukum itu
sendiri, maka dinamakan Asrar al-Ahkam, atau Asrar al-syari’ah.
Pendapat bahwwa kita tidak boleh mengungkapkan hikmah dan ilat hukum, tidak boleh
mendasarkan hukum kepada ilat dan hikmah itu, kerana tidak ada keharusan terkaitnya
antara taklif dan hikmah.
Pendapat yang mengatakan bahwasanya setiap perbuatan mukallaf yang disyari’atkan
Allah mengandung hikmah, mempunyai hukum dan disertai rahasia-rahasia ynag harus
diketahui dan kita ungkapkan.
Dalam mengungkap rahasia-rahasia hukum (‘ilat dan hikmah hukum), perlu duperhatikan dua
hal berikut;
Dalam menghadapi kewajiban agama, khusus dalam bidang ibadah, jangan mengatakan
bahwa kewajiban agama perlu dilaksanakan kerana untuk memperbaiki jiwa.
Keharusan berhati-hati dalam menghadapi ilat hukum (jangan segera meninggalkan
hukum dikeranakan ilat dampak tidak jelas)
Illat pada pokoknya dapat dibagi kepada tiga macam atas dasar sumber pengambilannya,
yaitu illat diperolehi dengan dalil naqli, nash yang diperolehi dengan ijma’ dan illat yang
diperolehi dengan jalan istimbath (pemahaman kepada nash).
Untuk mementukan illat dengan jalan istimbath ditempuhi dengan 2 cara yaitu;
Jika di dalam sesuatu ketentuan hukum terdapat beberapa hal yang dirasakan sesuai benar
sebagai illat hukum, untuk menentukan mana diantara hal itu yang benar-benar sebagai
illat dilakukan taqsim dan sabr.
Menetapkan kesesuaian illat bagi sesuatu ketentuan hukum dengan mengkaji illat yang
sesuai dengan hukum, kemudian menetapkan berlakunya illat itu terhdapa hukum
bersangkutan.
Metode ta’lili ini banyak dikembangkan oleh al Farabi dalam mengungkapkan rahasia-
rahasia hukum islam, beliau mebagi ta’lili (subtansi kajian qiyas) menjadi lima macam
yaitu
Ta’lili Burhani, yaitu suatu pendekatan (qiyas) yang memberikan keyakinan
tentang hukum
Ta’lili Jadali, yaitu suatu pendekatan (qiyas) yang terdiri dari hal-hal yang sudah
terkenal dan bisa diterima (al-Masyhurat wa Al-Musallamat)
Ta’lili Sofistika, yaitu pendekatan atau qiyas yang menimbulkan sangkaan bahwa
sesuatu yang tidak benar atau sebaliknya
Ta;lili Khatabi, yaitu pendekatan atau qiyas yang menimbulkan dugaan yang tidak
begitu kuat
Ta’lili Syi’ri, yaitu suatu pendekatan atau qiyas yang memakai perasaan dan
khyalan untuk menarik orang lain
Sudut bahasa, yaitu menerangkan hukum islam dengan melihat teks ayat atau
hadis yang teliti.
Sudut Makna, yaitu menerangkan rahasia hukum islam dengan melihat konteks
makna pada ayat atau hadis yang teliti.
Menurut Ibnu Rusyd, Asrar al-Ahkam hanya berlaku hanya bagi hukum-hukum amaliah
lahiriyah, belum sampai pada akidah.
Soalan Dan Jawapan
Hikmahnya ialah untuk menjadikan manusia itu patuh atau menurut perintah yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT dan menjadi hamba yang taat kepada-Nya serta
Nabi Mahammad SAW.
2. Jika seorang hamba itu taat kepada perintah-Nya maka apakah yang akan
meningkat pada dirinya?
Nalar dan hati manusia akan lebih mantap dalam menjalankan titah Tuhannya dan
menjahui larangan-Nya jika ia mengetahui maslahat dari titah dan larangan
tersebut.
3. Dalam mengungkap rahasia-rahasia hukum ada hal yang perlu diperhatikan, sila
senaraikan;
Sudut bahasa, yaitu menerangkan hukum islam dengan melihat teks ayat atau
hadis yang teliti.
Sudut Makna, yaitu menerangkan rahasia hukum islam dengan melihat konteks
makna pada ayat atau hadis yang teliti
Menurut Ibnu Rusyd, Asrar al-Ahkam hanya berlaku hanya bagi hukum-hukum
amaliah lahiriyah, belum sampai pada akidah. Kerana hukum akidah diharuskan
memakai dalili-dalil yang qath’i yang tidak dipertentangkan, baik dari golongan
orang-orang Rosikh ilmunya maupun orang awam.