Pengawasan Dan Pengendalian PR Kaw DAS Jateng

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 29

STRATEGI PERLINDUNGAN FUNGSI SDEW

DALAM RANGKA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN


RUANG KAWASAN DAS
KEMENTERIAN AGRARIA DAN Disampaikan Oleh:
TATA RUANG/BPN Dr. Andi Renald, ST, MT
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG DAN PENGUASAAN TANAH Kepala Sub Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah II
DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pada Acara:
Rapat Koordinasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang di
Jawa Tengah, 23 Juli 2018

Semarang, 23 Juli 2018


SISTEMATIKA PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

TINJAUAN KEBIJAKAN
PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG DAN PERTANAHAN DI
KAWASAN SDEW

PENUTUP
DEFINISI

1) Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di
dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. (Peraturan
Menteri PU No. 28/2015 Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau)

2) Situ merupakan suatu wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami
maupun buatan dan merupakan sumber air baku. Air yang berasal dari air tanah/sumber air lain atau
air hujan. (Depdagri dan BPN)

3) Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alamiah jauh melebihi ruas-
ruas lain dari sungai yang bersangkutan. (Permen PUPR No. 28/2015 tentang penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau)

4) Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini
bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai. (Peraturan Pemerintah No. 35/1991 Tentang
Sungai)

5) Embung adalah kolam penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan digunakan pada saat
musim kemarau. (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso Instalasi Penelitian Dan Pengkajian Teknologi Pertanian)

6) Sempadan Danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu dari tepi badan
danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau. (Peraturan Menteri PU No. 28/2015 Penetapan Garis Sempadan Sungai
dan Garis Sempadan Danau)

Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
Kesatuan wilayah pengelolaan sumber suatu wilayah daratan yang merupakan satu
daya air dalam satu atau lebih daerah kesatuan dengan sungai dan anak-anak
aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil sungainya, yang berfungsi menampung,
yang luasnya kurang dari atau sama menyimpan dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
dengan 2.000 km2.”
alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai
dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan.
Sumber: Permen PUPR No. 4 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai

Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
PERAN DAN FUNGSI SDEW

Mempengaruhi karakter aliran pada DAS

Menjadi elemen pengatur tata air

mempunyai peran dalam mengatur pola ,


karakreristik aliran yang diharapkan

mempunyai peran dalam mengatur pola,


karakteristik aliran yang diharapkan

Mendukung tujuan pengelolan SDA:


• Pemanfaatan daya guna air
• Pengendalian daya rusak air
• Konservasi air

Perlu dilindungi karena bertugas Menempati ruang dan berinteraksi


Bersifat alami, buatan,
melindungi dan melayani dengan kegiatan dan lingkungan di
maupun campuran
sistem kagiatan sekitarnya (berkonflik, bersinergi)

Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
POSISI SDEW

S D E
Sumber: http://bpusdataru-pc.jatengprov.go.id/hidrologi/

HULU TENGAH HILIR


SDEW MERUPAKAN WADAH
• SEBAGAI • SEBAGAI • SEBAGAI UNTUK PENYIMPANAN AIR.
SUMBER AIR TAMPUNGAN TAMPUNGAN AIR
• HANYA AIR • DIPENGARUHI KEBERADAAN SDEW
DIPENGARUHI • DIPENGARUHI OLEH KONDISI MERUPAKAN BAGIAN
OLEH DAERAH HULU
OLEH KONDISI
SEKITARNYA
DAERAH HULU
DAN TENGAH DARI SISTEM HIDROLOGI
(BUFFER ZONE) (CATCHMENT
AREA) YANG TERJADI PADA DAS.
Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
KEDUDUKAN SDEW DALAM FUNGSI HIDROLOGI DAN KEWILAYAHAN
Menjadi
komponen yang
Dapat diatur dalam Perencanaan Tata
dikontekskan rencanan tata Ruang:
dalam ruang dan ruang sehingga konservasi SEDW Kebutuhan ruang perencanan,
Kota sebagai struktur kota/ menjadi subyek melalui kegiatan ekonomi pemanfaatan &
fungsi beban wilayah pengendalian pendekatan ruang sosial pengendalian

SDEW sebag ai
SDEW sebagai SDEW sebagai SDEW sebagai ruang proses SDEW sebagai
fungsi SDEW dalam subjek infrastruktur dan hidrologis yang
sebagai subyek
interaksi ruang elemen berpotensi
pengandalian
penyeimbang pengaturan konservasi terganggu/
terokupansi

DAS sebagai Dapat Menjadi Perencanaan Kebutuhan ruang Pendekatan


fungsi daya dikontekskan komponen yang Sumber Daya: proses hidrologi struktur (daya
dukung dalam ruang dan diatur dalam SEDW sebagai alamiah guna air & daya
struktur DAS rencana pola infrastruktur rusak air) dan
DAS, tata ruang pendekatan non-
air struktur
(konservasi)

Nurcahyo, 2018
Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
SDEW SEBAGAI SISTEM FUNGSI PELAYANAN KOTA DAN DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN

Semakin banyak fungsinya


& semakin luas cakupan
pelayanannya maka
semakin perlu untuk
dilindungi

Nurcahyo, 2018
Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
ALUR KEBUTUHAN PERLINDUNGAN SDEW BERDASARKAN
FUNGSINYA

SDEW

KARAKTERISTIK DAN FUNGSI SDEW

BERDASARKAN PEMBENTUKANNYA
MENGATUR
HIDROGRAFI
ALAMI CAMPURAN BUATAN (mencegah kekurangan
air dan mengendalikan
banjir)
Dedikasi
terhadap fungsi
FUNGSI PERLINDUNGAN FUNGSI PELAYANAN pelayanan kota
PEMANFAATAN AIR:
 Irigasi
 Pertanian
 Air Baku
KONSERVASI  PLTA

Dedikasi terhadap daya


dukung lingkungan

Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
URGENSI PENGENDALIAN KAWASAN SDEW

• Eksistensi situ, danau, embung, dan


waduk (SDEW) yang ada di Indonesia
Situ Rompong mengalami penurunan, baik secara jumlah
akibat berubahnya alih fungsi lahan menjadi
Situ Kayu Antap
kawasan terbangun maupun secara luasan
SDEW berkurang dari luas semula.
• Berkurangnya SDEW dipengaruhi oleh
lemahnya pengendalian pemanfaatan ruang
dan kurangnya pemahaman masyarakat
Situ Rawa Gede terhadap rencana tata ruang.
• Dalam rangka perlindungan dan optimalisasi
fungsi SDEW, maka perlu disusun strategi
pengendalian pemanfaatan ruang dan perlu
adanya proses pendaftaran tanah kawasan
SDEW agar jelas kepemilikannya dan memiliki
Situ Tujuh Muara
kekuatan hukum atas deliniasi kawasan SDEW.

Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan DAS
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

UU 26/2007 tentang Penataan Ruang PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang


Penjelasan Pasal 5 Ayat (2) huruf B Pasal 185

Menjelaskan terkait dengan aturan dalam


wilayah sempadan, antara lain:
“kawasan perlindungan setempat, a. melanggar batas sempadan yang telah
antara lain, sempadan pantai, ditentukan;
sempadan sungai, kawasan b. melanggar ketentuan koefisien lantai
sekitar danau/waduk, dan bangunan yang telah ditentukan;
kawasan sekitar mata air” c. melanggar ketentuan koefisien dasar
bangunan dan koefisien dasar hijau;
d. melakukan perubahan sebagian atau
keseluruhan fungsi bangunan;
Mangacu pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang e. melakukan perubahan sebagian atau
Penataan Ruang, kawasan SDEW termasuk dalam
keseluruhan fungsi lahan; dan/atau
Kawasan Perlindungan Setempat
f. tidak menyediakan fasilitas sosial atau
fasilitas umum sesuai dengan persyaratan
dalam izin pemanfaatan ruang.

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pasal 7
Garis sempadan sungai bertanggul di
dalam kawasan perkotaan, ditentukan
paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari
tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

Pasal 8 Tujuan Penetapan Sempadan


Permen PU No. 28 Tahun Garis sempadan sungai bertanggul di luar Sungai dan Pantai
2015 kawasan perkotaan, ditentukan paling 1. Fungsi sungai tidak terganggu
oleh aktifitas yang berkembang
Tentang sedikit berjarak 5 (lima) meter dari tepi
di sekitarnya;
Penetapan Garis Sempadan luar kaki tanggul sepanjang alur sungai. 2. Meningkatkan nilai manfaat
sumber daya yang ada di sungai
Sungai dan dan menjaga kelestarian fungsi
Pasal 11
Garis sempadan danau sungai;
Garis sempadan mata air, ditentukan 3. Membatasi daya rusak air
mengelilingi mata air paling sedikit sungai;
berjarak 200 (dua ratus) meter dari pusat 4. kelestarian fungsi ekosistem
dan segenap sumber daya di
mata air. wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil;
Pasal 12 Ayat (1) 5. Menjaga kehidupan masyarakat
di wilayah pesisir dan pulau-
Garis sempadan danau ditentukan pulau kecil dari ancaman
mengelilingi danau paling sedikit berjarak bencana alam;
50 (lima puluh) meter dari tepi muka air 6. alokasi ruang untuk akses
publik melewati pantai; dan
tertinggi yang pernah terjadi. 7. alokasi ruang untuk saluran air
dan limbah.
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

1 Ilustrasi Potongan Melintang Sempadan Sungai 2 Ilustrasi Potongan Melintang Sempadan Pantai

3 Ilustrasi Potongan Melintang Sempadan Danau

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

AMANAT UNTUK MELAKUKAN PENYELAMATAN AIR DAN PERLINDUNGAN SDEW


Kesepakatan Bersama 8 Kesepakatan Bersama 8 Kesepakatan Bersama 8 Eselon I di
Instruksi Presiden Kementerian Eselon I di 8 Kementerian 8 Kementerian

28 April 2005 Mei 2015 14 November 2016 10 Oktober 2017

Hasil Rumusan:
1. Diperlukan upaya legalisasi kekayaan
negara (SDEW dan sumber air permukaan
lainnya) berupa sertipikat;
2. Kementerian ATR/BPN sebagai leader
sedangkan Kementerian PUPR harus
menentukan klaim atas batas tanah SDEW
dan sumber air permukaan lainnya;
3. Kementerian ATR/BPN melalui Ditjen
PPRPT melakukan penyusunan instrumen
pengendalian pemanfaatan ruang pada
SDEW dan sumber air permukaan lainnya;
4. Kementerian ATR/BPN melakukan
langkah-langkah percepatan legalisasi aset
SDEW;
5. Kemendagri mengawal urusan Pemerintah
Daerah yang terkait dengan proses
penetapan batas serta legalisasi SDEW; dan
6. Ketiga kementerian segera menyusun
rencana kerja dan penganggarannya.
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Keterangan:
PENGELOLAAN SDEW DALAM 1 Bagian Hulu
Pengembangan kws Resapan Air, RTH, sumur resapan,
LINGKUP KAWASAN Pengelolaan Sampah, Limbah dan Sedimentasi,

2 Peningkatan Konservasi Air Pengendalian


jaring apung, dan pengembangan wisata air

1 3 Sempadan Situ
Penghijauan sempadan sungai (50m)
1 Pengembangan wisata hijau tepi situ

1 4 Bagian Hilir
Pengendalian Banjir/daya rusak air,
3 Efisiensi dan efektivitas penggunaan air

3 2
3

4 4
4
4
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

TATA CARA PERLINDUNGAN DAN OPTIMALISASI SDEW DALAM


KONTEKS TATA RUANG DAN PERTANAHAN

• Perlindungan SDEW,
dilakukan dengan cara
mendaftarkan sertipikat
tanah SDEW
• Optimalisasi fungsi SDEW
dilakukan dengan
menyusun perlindungan
pemanfaatan ruang
kawasan SDEW
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SDEW


Pengendalian pemanfaatan ruang secara umum terdiri dari:
1. peraturan zonasi;
2. perizinan;
3. insentif dan disinsentif; dan
4. sanksi.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

STRATEGI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SDEW


Peraturan zonasi disusun untuk mengendalikan penggunaan lahan di kawasan SDEW, peraturan zonasi ini
dimaksudkan untuk menentukan penggunaan lahan yang dibolehkan, tidak dibolehkan, dibolehkan secara
bersyarat, dan dibolehkan secara terbatas pada kawasan SDEW.
• Identifikasi penggunaan lahan eksisting • Penetapan kualitas minimum (kondisi zona yang diinginkan)
Penyusunan

• Identifikasi status HAT • Penyusunan Peraturan Zonasi


Kegiatan

• Identifikasi fungsi keberadaan SDEW • Penyusunan daftar kegiatan


PZ

• Penyusunan matrix ITBX


• Identifikasi permasalahan SDEW
• Penyusunan ketentuan khusus dan ketentuan tambahan
• Penetapan delineasi kawasan SDEW • Penentuan Teknik Pengaturan Zonasi
• Penetapan rencana zona • Expose hasil penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan SDEW

Badan Badan
Air Air
Jarak sempadan situ
sejauh 50 meter, Green Belt
dihitung dari muka
air tertinggi Zona Perlindungan 1
Zona Perlindungan 2
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

STRATEGI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SDEW


Perizinan disusun dalam rangka mengawasi perizinan pembangunan dan perizinan
kepemilikan lahan yang ada di kawasan SDEW. Dengan disusunnya perizinan pada kawasan
SDEW, maka perkembangan kawasan SDEW dapat dikendalikan oleh pemerintah.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

STRATEGI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SDEW


Insentif dan disinsentif disiapkan dalam rangka
perlindungan kawasan SDEW agar tidak berubah
penggunaan lahannya.
Insentif diberikan kepada pihak yang sudah mematuhi
tata ruang,
Disinsentif dikenakan kepada pihak yang tidak
mematuhi aturan tata ruang.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

STRATEGI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SDEW


Sanksi diberikan kepada pihak yang sudah terbukti melanggar aturan tata ruang, sanksi yang
diberikan dapat berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

STRATEGI PENGUATAN LEGALITAS PERTANAHAN DI KAWASAN SDEW

Situ Rawalumbu
SERTIPIKASI
SITU DI JABODETABEK
(Kota Bekasi)
Program sertipikasi SDEW
di Jabodetabek
merupakan Pilot Project
yang digagas T.A. 2017 sbg
aksi kongkret terhadap
Situ Pagam tindak lanjut PKS 3
(Kab. Bogor) Kementerian pd 10
Oktober 2018

Sertipikasi situ dilakukan


Situ Tlajung Udik sebagai salah satu upaya untuk
(Kab. Bogor) menjaga dan melindungi situ
dari okupasi pembangunan.

Situ yang disertipikatkan


Situ Cogreg merupakan situ yang sudah
(Kab. Bogor) dinyatakan clean and clear.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

TANTANGAN KE DEPAN
DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN
PERTANAHAN KAWASAN SDEW
1. Perlu dilakukan identifikasi terhadap status dan keberadaan SDEW di semua
wilayah di seluruh Indonesia.
2. Perlu konsistensi dan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder
terhadap pentingnya fungsi SDEW dalam menunjang keseimbangan kualitas
DAS dan kawasan sekitarnya.
3. Perlu ketegasan terhadap adanya pelanggaran pemanfaatan ruang di
kawasan SDEW dan sekitarnya.
4. Belum maksimalnya penerapan instrumen pengendalian pemanfaatan
ruang.
5. Harus ada penyamaan persepsi terhadap proses pendaftaran tanah SDEW.
6. Harus ada payung hukum yang legal untuk proses pendaftaran tanah SDEW
yang tidak ada nilai perolehannya.
7. Harus ada format formulir pendaftaran tanah khusus untuk SDEW.
8. Penyiapan sumber daya manusia dan peralatan penunjang di daerah.
9. Kesiapan dana untuk pembiayaan pendaftaran tanah untuk SDEW.
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEGIATAN DIREKTORAT
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG TA 2018

Danau Rawa 1. Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan


Danau Toba pada Pening pada DAS
DAS Toba Asahan Jratunseluna Pertanahan dalam Rangka Optimalisasi
SDEW pada Penyelamatan Fungsi Situ, Danau,
DAS Bengawan Solo Embung, dan Waduk di Daerah Aliran
SDEW pada
Danau
Maninjau
DAS Brantas Sungai
pada DAS Danau Limboto
pada DAS Limboto
2. Pengumpulan Data dan Informasi Situ,
Antokan
Danau, Embung, dan Waduk dalam
Rangka Mendukung Mitigasi dan
Adaptasi Bencana di Daerah Aliran
Sungai

SDEW pada
DAS Citarum

SDEW pada
DAS Ciliwung
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Jl. Raden Patah I No. 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
E-mail : pprwilayahdua@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai