0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
246 tayangan16 halaman

Dasar Formula

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 16

BAB IV

PEMBAHASAN

I. Formula asli
Amoxicillin® suspensi
II. Rancangan formula
Tiap 20 mg dalam 60 ml mengandung:
Amoxicillin 125 mg/5 ml
PVP 5%
Na Benzoat 0,05%
Laktosa 20 mg

III. Master formula


Nama produk : pentaxicillin® suspense
Jumla produksi : 5 botol® 60 ml
Tanggal formula : 10 November 2019
Tanggal produksi : 10 Desember 2019
No. registrasi : DKL 19004802 33AI
No. batch : E 190040

Diproduksi Tanggal formula : 10 Dibuat oleh : kelompok


oleh PT. Penta November 2019 V
farma Tanggal produksi : 10 Disetujui oleh : Asisten
MKS- Desember 2019
Indonesia
Kode produksi Nama Kegunaan Perbotol Perbatch
bahan
001-Amox Amoxicillin Zat aktif 1,5 g 7,5 g
002- PVP Povidone Pengikat & 3g 15 g
pembasah
003- Na Natrium Penawet 0,3 g 0,15 g
Benzoat benzoate
Laktosa Pemanis 12 g 60 g
004- Lak
IV. Dasar formula

Suspense merupakan system heterogen yang terdiri dari dua fase,

fase kontinu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat

dan fase terdispersi atau fase dalaam terbuat dari partikel- partikel kecil

yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase

kontinu (Lachman II, 486).

Keuntungan dari suspense adalah untuk memudahkan anak-anak

atau orang dewasa yang kesulitan menelan tablet/ kapsul. Rasa tidak

enak dapaat ditutupi dengan penggunaan penggunaan suspensi. Waktu

penyimpanan suspense lebih lama dan memberikan penyebaran yang

sangat baik diseluruh cairan dibandingkan dengan bentuk sedian padatan

(Parrot, 344).

Ada beberapaa alas an pebuatan suspensi oral, saalah satu

adalah karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila adaa dalam

larutan tapi stabil bila disuspensi. Dalam hal seperti ini suspensi oral

menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan. Untuk

pasien, bentuk cairan lebih banyak disukai ketimbang bentuk padat (tablet

atau kapsul dari obat yang sama) karena mudahnya menelan cairan dan

memberikan dosis yang relative sangat besar, aman, mudah diberikan

untuk anak-anak, juga diatur penyesuaian dosisnya untuk anak-anak

(Ansel, 355).

Sejumlah preparat resmi dan diperdagangkan terdiri dari

campuran kering atau granula. Yang dimaksudkan untuk disuspensikan


dalam air atau pembawa lainnya sebelum pemberian. Sebagaimana telah

diketahui preparat resmi ini telah mencantumkan “untuk suspensi oral”

pada judul resminya yang membedakannya dari suspense yang sudah

disiapkan. Kebanyaakan dari obat-obat yang dibuat sebagai campuran

kering untuk suspense adalah obat antibiotik (Ansel, 374).

SuspensI oral antibiotik juga memberikan cara yang memuskan

dari pemberian sediaan kepada bayi dan anak-anak sebagaimana juga

pada orang dewasa yang lebih sering memilih sediaan cair daripada

bentuk sediaan padaat (Ansel, 73).

Granul adalah prasel yang bertujuan untuk meningkatkan aliran

serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan atau agregat-

agregat dalam bentuk beraturan yang disebut granul (Lachman, 680).

Antibiotic merupkan turunan ampicillin dan memiliki spektrum

antibaakteri yang sama. Obat ini diabsorbsi lebih baik daripada ampisilin

bila diberikan peroral dan menghasilkan kadar yang lebih tinggi dari

plasma dan jaringan. Tidak seperti absorbsinya tidak terganggu dengan

adanya makanan dalam lambung (IONI, 436).

Amoxicillin digunakan dosis 1 kapsul 250 mg/hari tablet 500 mg

serbuk injeksi 13 mg/oral, sirup kering 125 mg/5 ml (IONI, 361).


V. Alasan penggunaan bahan

1. Amoxicillin (Zat Aktif)

Zat aktif adalah bahan atau zat yang mempunyai efek utama

pada sediaan (Scoville’s : 94).

Amoxicillin adalah derivat hidroksi dengan aktivitas sama

seperti ampisilin. Tetapi reabsorbsinya lebih lengkap (+80 %) dan

pesat dengan kadar darah dua kali lipat dan plasma +1/2 nya lebih

kurang sama, tetapi difusinya kejaringan dan cairan tubuh

lebih kurang sama, tetapi difusinya kejaringan dan cairan tubuh lebih

baik. al. Kedalam air liur penderita bronchitis kronis. Begitu

pula kadar bentuk aktifnya dalam kemih jauh lebih baik daripada

ampisilin (+70 %) maka lebih tepat digunakan pada infeksi saluran

kemih (OOP : 77).

Amoxicillin (generik) kapsul 250 mg, kaptab 500 mg, serbuk

injeksi ig/vial, sirup kering 125 mg/mL, 250mg/mL (K) (IONI :361).

Dosis : oral 3 dd 375-1000 mg, anak-anak <10 tahun 3 dd 10

mg/kg, 3-19 tahun 3 dd 250 mg, 1-3 tahun 3 dd 125 mg juga

diberikan secara IM/IV (OOP : 77).

Amoxicillin putih, kristal putih, praktis tidak berbau, sedikit

larut dalam air dan alkohol metil, tidak larut dalam karbon

tetraklorida, kloroform, dan benzena, pH dari 0,2% dalam air adalah

3,5 hingga 6,0 simpan dalam wadah kedap udara (Martindle : 220).
Amoxicillin digunakan dosis 125 mg/mL karena obat ini

ditujukan untuk infeksi saluran kemih dengan amoxicillin 250 mg,

500 mg, 125/5 mL in:infeksi saluran saluran pernafasan dan kemih,

infeksi lain seperti septikimia dan endokarditid (ISO : 91).

Amoxicillin tersedia sebagai kapsul atau tablet berukuran

125, 250, dan 500 mg dan sirup 125 mg/5 Ml (F&T :673).

Pada formulai ini digunakan amoxicillin tryhidrat karena

amoxicillin tryhidrat setara dengan amoxicillin 500 mg/kap, 125

mg/5 Ml sirup suspensi kering, in : infeksi saluran napas, saluran

kemih dan kelamin, infeksi lain seperti salmonella sp, shigella kulit,

luka selulitis, furonkulosis (ISO : 92).

2. PVP (Zat pengikat dan pensuspensi)

Pengikat merupakan zat yang digunakan dalam bentuk

kering atau cairan selama granulasi basah yang untukmembentuk

granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak

langsung (Lachman : 701).

Pensuspensi harus digunakan untuk menahan pengendapan

agar dosis seragam dapat diukur untuk mencegah pengendapan

massa beton yang sulit digunakan resuspen dan untuk mencegah

koagulasi bahan resin dan lemak (Scoville’s : 300).

Povidone digunakan dalam berbagai formulasi farmasi

terutama digunakan dalm bentuk padat, dalam tablet larutan

povidone digunakan sebagai pengikat dalam proses granulasi


basah. Povidone juga ditambahkan dengan penambahan air,

alkohol, dan hidro alkohol. Povidone digunakan sebagai pelarut

dengan formulasi oral dan parental dan telahterbukti meningkat

pelarut obat yang tidak larut daalam bentuk sediaan padat

(Excipient : 11).

Povidone juga digunakan sebagai zat penstabil, atau

meningkatkan viskositas dalam sejumlah topikal dari suspensi serta

larutan. Kelarutan sejumlah obat aktif yang kurang larut dapat

ditingkatkan dengan mencampurkannya dengan povidone

(Excipient : 611).

Keuntungan povidone sebagai pengikat yaitu memiliki sifat

alir yang baik, sudut diam minimum, menghasilkan fines lebih

sedikit dan daya kompatibelnya lebih baik. PVP sebagai pengikat

dapat digunakan dalam bentuk larutan berair mauoun alkohol. PVP

juga berkemampuan sebagai pengikat kering (Banker dan Anderm :

1994).

Konsentrasi yang digunakan 5 % karena konsentrasi

povidone sebagai pengikat 0.5-5 % dan sebagai agen pensuspensi

sampai 5 % dan konsentrasi 5 % baik sebagai pengikat dan agen

pensuspensi (Excipient : 582).

3. Natrium benzoat (bahan pengawet)


Pengawet merupakan suatu zat yang digunakan dalm
mempercepat cair dan prepaeratsetenfgah padat umtuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme (Ansel : 145).
Diantara pengawet-pengawet yang umum digunkan sebagai

bahan pengawrt dengan konsentrasi lazim yang efektif adalah

asam benzoat (0,1 – 0,2 %), natrium benzoat (0.1 – 0,2 %) dan

berbagai cammpuram metilparaben dan metilprpil.

Alasan penggunaan natrum benzoat dibandingkan dengan

asam benzoat, metilparaben, dan propilparaben yaitu dilihat dari

kelarutannya. Dimana kelarutan dari asam benzoatyaitu laruta

dalam 330 bagian air (sukar larut),kelarutan metilparaben dalam air

yaitu 400 bagian air (sukar larut), kelarutan metilparaben dalam air

yaitu 400 bagian air (sukar larut), dan propil paraben mempunyai

benzoat yaitu 1,8 bagian air (mudah larut) sehingga dipilih natrium

benzoat yang larut dalam pelarut aquadest.

Natrium benzoat digunakan terutama sebagai pengawet

terutama sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, makanan

dan obat-obatan, ini diguanakan dalam konsentrasi 0,002 - 0,5 %

dalam kosmetik. Kegunaan natrium benzoat sebagai pengawet

dibatasi oleh efektivitasnya pada rentang pH yang sempit

(Excipient : 662).

4. Laktosa (bahan pemanis)

Zat pemanis adalah suatu bagian besar dari isi zat padat

danb bentuk sediaaan–sediaan yang membutuhkannya

(Lachman 2 : 965).
Laktosa anhdrat adalah apl,ikasi tablet kompresi langsung

dan sebagai tablet dan pengisi kapsul dan pengikat. Laktosa juga

digunakan dengan obat yang sensitif terhadap kelembapan karena

kadar airnya yang rendah (Excipient : 385).

Laktosa terjadi sebagai pertikel atau bubuk kristal putih

keputihan. Laktosa banyak digunbakan dalam formulasi farmasi

sebagai pengencer dan dalam kapsul oral dan formulasi tablet.

Efejk samping terhadap laktosa sebagian besar disebabkan oleh

intolerensi laktosa, yang terjadi pada individu dengan difisiensi

enzim laktosa usus dan berhubungan dalam konsumsi oral dalam

jumlah jauh diatas yang dslam bentuk sediaan padat atau cair

(Excipient : 386).

Pada fomulasi ini digunakan konsentrasi ad 20% karen

laktosa digunakan sebagai pengisi pada sediaan tablet atau kapsul

pada kosnsentarsi 70 – 80 % dan pemanis pada konsentrasi 20 –

30 % (Excipient : 385).
VI. Uraian bahan

1. Amoxicillin (FI III, 95)

Nama resmi : AMOXICILIN

Nama lain : Amoksisilin

RM/BM : C16H19N8O5S/ 365,40

Pemerian : serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut

dalam benzene, dalam karbon tetra klorida dan

dalam kloroform.

pH : antara 3,5 sampai 6,0

penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar

terkendali

kegunaan : sebagai zat aktif

stabilitas : tidak tahan terhadap paparan cahaya

2. Natrium Benzoat (FI. III, 395 dan Excepient, 663)

Nama resmi : NATRII BENZOAT

Nama lain : Natrium Benzoat

RM/BM : C2H5NaO2/ 144,11

Pemerian : butiran atau serbuk hablur putih, tidak berbau,

stabil di udara

Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol dan lebih mudah dalam etanol 90%


Inkompabilitas : inkom dengan senyawa kuaterner gelatin

garam besi, garam kalsium dan dari logam

berat, termasuk perak, timbale dan merkuri.

Stabilitas : larutan berair dapat disterilkan dengan filtrasi

atau autoklaf.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pengawet

3. PVP (FI. III, 510 dan Excepient, 500)

Nama resmi : POVIDONUM

Nama lain : polivinil piroliben (PVP)

RM : CH9NO

Pemerian : serbuk putih atau putih kekuningan, bau

lemah atau tidak berbau, higroskopik.

Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)

dan dalam kloroform P, kelarutan tergantung

dari bobot molekul rata-rata, praktis tidak larut

dalam eter P.

Inkompabilitas : ditambahkan thimorosol akan membentuk

senyawa kompleks, kompabiliti terhadap gerak

organik asam, resin sintetik dan senyawa

lainnya. Akan terbentuk senyawa sulfathiazok,

sodium sensual, asam salisilat, fenol barbital

dan komponen lainnya.


Stabilitas : stabil pada suhu 110-130◦C, mudah terurai

dengan adanya daya udara dari luar, dapat

bercampur dengan air, stabil di tempat kering

pH : 3,0 sampai 7,0

penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

kegunaan : Sebagai pengikat/ pembasah

4. Laktosa (FI. IV, 488 dan Excepient, 302)

Nama resmi : LACTOSUM

Nama lain : Laktosa

RM/BM : C11H22O11/ 360, 31 g/mol

Pemerian : serbuk hablur, putih atau putih crem, tiddak

berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara

tetapi mudah menyerap bau.

Kelarutan : mudah (pelan-pelan) larut dalam air dan lebih

mudah larut dalam air mendidih, tidak sukar

larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform

dan dalam eter.

Inkompabilitas : laktosa dapat berubah menjadi warna ciklat

jika bereaksi dengan senyawa yang

mengandung gugus amina primer.

Stabilitas : pada kondisi lembab (RH> 80%) dapat terjafi

pembentukan kapang selama disimpan,

laktosa dapat lembab warna menjadi


kecoklatan, reaksi ini diperoleh oleh panas dan

kondisi lembab.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai pemanis


VII. Perhitungan

 Suspensi amoxicillin untuk 1 botol 60 ml

125 𝑔
- Amoxicillin = x 60 ml = 1,5 mg
5 𝑚𝑙

5𝑔
- PVP = x 60 ml = 3 mg
100 𝑚𝑙

0,05 𝑔
- Na. benzoat = x 60 ml = 0,03 mg
100 𝑚𝑙

Ʃ = 4,53 g

- Laktosa 20 g = 20 g - Ʃ bahan

= 20 g – 4,53 g

= 15,47 g

 Perhitungan per bobot

Sirup yang dibuat 60 ml untuk 5 botol

Perhitungan rekonstruksi :

125 𝑔
- Amoxicillin = x 300 ml = 7,5 g
5 𝑚𝑙

𝐵𝑀 𝐴𝑚𝑜𝑥
- Amox trihydrat = x 7,5 g
𝐵𝑀 𝐴𝑚𝑜𝑥 𝑇𝑟𝑖

419,5 𝑔
= x 300 ml = 8,6 mg
365,4 𝑔

 Air untuk rekonstruksi

- Bobot teoritis = 8,6 g + 15 g + 1,15 g + 77,35 g

= 101,1 g

- Bobot praktek = 100 g

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
- Faktor rekonstruksi air = x 300 ml
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
100 𝑔
= x 300 ml = 296 ml
101 𝑔

60 𝑚𝑙
- Bobot yang diserahkan = x bobot praktek
𝐹𝑅.𝐴

60 𝑚𝑙
= x 100 g
296 𝑚𝑙

= 20,27 g

Jadi, bobot granul 1 botol yaitu 20,27 g

20,27 x 4 = 81,08 g

100 – 81,08 = 18,92 g

Jadi, sisa granul yaitu 18,92 g

- PVP =3gx5 = 15 g

- Na. benzoat = 0,03 g x 5 = 0,15 g

- Laktosa = 15,47 g x 5 = 37,35


VIII. Cara Kerja

1. Digiling obat dengan zat tambahan

2. Dicampurkan serbuk yang telah digiling

3. Dikompres menjadi granul yang berukuran besar yang disebut slug

4. Dilakukan pengayakan pada sluge

5. Dimasukkan hasil granul ke dalam botol sesuai perhitungan

6. Diberi etiket dan dimasukkan ke dalam kemasan beserta

brosurnya.
BAB III

METODOLOGI PEMBUATAN

A. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan adalah alat penggiling, ayakan,

batang pengaduk, botol coklat, gelas kimia, gelas ukur.

Adapun bahan yang digunakan adalah amoxicillin, natrium

benzoat, laktosa dan povidone.

B. Cara kerja

1. Digiling obat dengan zat tambahan

2. Dicampurkan serbuk yang telah digiling

3. Dikompres menjadi granul yang berukuran besar yang disebut slug

4. Dilakukan pengayakan pada sluge

5. Dimasukkan hasil granul ke dalam botol sesuai perhitungan

6. Diberi etiket dan dimasukkan ke dalam kemasan beserta

brosurnya.

Anda mungkin juga menyukai