Makalah Gigantisme Kelompok 3 - Farmasi 2a
Makalah Gigantisme Kelompok 3 - Farmasi 2a
Makalah Gigantisme Kelompok 3 - Farmasi 2a
”GIGANTISME”
DISUSUN OLEH :
PIRANTI (31117034)
FARMASI 2A
TASIKMALAYA
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan karunianya salah satu mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler yaitu
tentang Review Jurnal mengenai Gigantisme ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Seks
Peningkatan IGF-I sama pada pria dan wanita.Dalam serangkaian 12
anak-anak, adenoma sekresi GH terjadi dengan rasio perempuan ke laki-laki
dari 1:2. Mengingat ukuran kecil dari seri ini, gangguan ini tidak akan
menampilkan bias seks selama masa kanak-kanak.
2. Umur
Gigantisme dapat mulai setiap usia sebelum penutupan epifisis yaitu
sebelum masa pubertas.
c. Patofisiologi
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. keadaan ini
diakibatkan oleh tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis
anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis
tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat
tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali,
termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu
sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi
badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi
terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak
menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa
di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah.
Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat
hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira
10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus.
Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita
panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme
biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh
terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.
Bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan remaja, maka
pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat , dan pasien akan menjadi
seorang raksasa. Setelah pertumbuhan somatic selesai , hipersekresi GH tidak
akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang
dan jaringan lunak yang disebut akromegali. Penebalan tulang terutama pada
wajah dan anggota gerak. Akibat penonjolan tulang rahang dan pipi, bentuk
wajah menjadi kasar secara perlahan dan tampak seperti monyet. Tangan dan
kaki membesar dan jari-jari tangan kaki dan tangan sangat menebal. Tangan
tidak saja menjadi lebih besar, tetapi bentuknya akan makin menyerupai
persegi empat (seperti sekop) dengan jari-jari tangan lebih bulat dan tumpul.
Penderita mungkin membutuhkan ukuran sarung tangan yang lebih besar. Kaki
juga menjadi lebih besar dan lebih lebar, dan penderita menceritakan mereka
harus mengubah ukuran sepatunya. Pembesaran ini biasanya disebabkan oleh
pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan jaringan
lunak. Sering terjadi gangguan saraf perifer akibat penekanan saraf oleh
jaringan yang menebal. Dan karena hormone pertumbuhan mempengaruhi
metabolisme beberapa zat penting tubuh, penderita sering mengalami problem
metabolisme termasuk diabetes mellitus.
Selain itu, perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis pada
inspeksi. Raut wajah menajdi makin kasar, sinus paranasalis dan sinus frontalis
membesar. Bagian frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin
nyata, dan terjadi deformitas mandibula disertai timbulnya prognatisme
(rahang yang menjorok ke depan) dan gigi-geligi tidak dapat menggigit.
Pembesaran mandibula menyebabkan gigi-gigi renggang. Lidah juga
membesar, sehingga penderita sulit berbicara. Suara menjadi lebih dalam
akibat penebalan pita suara.
Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan,
mengakibatkan timbulnya nyeri di punggung dan perubahan fisologik lengkung
tulang belakang. Pemeriksaan radiografik tengkorak pasien akromegali
mnunjukkan perubahan khas disertai pembesaran sinus paranasalis, penebalan
kalvarium, deformitas mandibula (yang menyerupai bumerang), dan yang
paling penting ialah penebalan dan destruksi sela tursika yang menimbulkan
dugaan adanya tumor hipofisis.Bila akromegali berkaitan dengan tumor
hipofisis, maka pasien mungkin mengalami nyeri kepala bitemporal dan
gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran
supraseral tumor tersebut, dan penekanan kiasma optikum.
Pasien dengan akromegali memiliki kadar basal GH dan IGF-1 yang tinggi
dan juga dapat diuji dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal,
induksi hiperglikemia dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya,
pada pasien, akromegali atau gigantisme kadar GH gagal ditekan. CT scan dan
MRI pada sela tursika memperlihatkan mikroadonema hipofisis, serta
makroadonema yang meluas ke luar sel mencakup juga sisterna di atas sela,
dan daerah sekitar sela, atau sinus sphenoid
Terapi sinar gamma atau gamma knife radiosurgery adalah metode alternatif
yang dilakukan untuk mengobati tumor di otak. Terapi ini akan memaparkan
ratusan sinar radiasi kecil pada tumor. Walau lebih efektif serta dapat
mengembalikan level hormon pertumbuhan menjadi normal, terapi ini dapat
berisiko memicu terjadinya gangguan emosional pada anak-anak, obesitas, dan
ketidakmampuan belajar. Terapi sinar gamma umumnya diambil sebagai pilihan
terakhir jika metode operasi standar mengalami kegagalan.
Antagonis reseptor GH. Obat ini bekerja dengan menghambat kinerja GH dan
menurunkan konsentrasi hormon IGF-1.
Gigantisme yang Bikin Bablu Dipanggil Anak Setan. Bablu yang selalu
dipanggil "anak setan" terpaksa lari dari kampung halaman untuk memulai
kehidupan baru di Mumbai. Julukan "anak setan" diberikan lantaran lengan
sebelah kirinya berukuran lebih besar dibanding sebelah kanan. Orang-orang yang
memberikan julukan itu mungkin tidak mengerti kondisi yang sedang dialami
Bablu. Dunia kedokteran biasa menyebut kondisi itu dengan gigantisme. Ia
mengaku kepada wartawan di sana yang mengikuti kesehariannya bahwa baik ibu
maupun sang ayah tak lagi mengakuinya sebagai anak, sehingga para tetangga
berpikir kalau dia adalah anak setan. Stigma itu yang memaksa Bablu bermigrasi
ke Mumbai. "Dia pikir akan menghilang dalam kerumunan jutaan orang dan mulai
mencari nafkah. Tapi ternyata ia mengalami nasib yang sama, karena orang takut
dengan tangannya," kata sang wartawan dikutip dari Daily Mail, Jumat
(27/5/2016). Gigantisme juga dikenal dengan acromegaly, hasil dari hormon
pertumbuhan yang berlebihan. Gigantisme menyebabkan bagian tertentu dari
tubuh untuk tumbuh secara berlebihan juga. Paling sering jari tangan dan kaki,
tapi bisa juga seperti Bablu, anggota tubuhnya yang lain ikut membesar. Kelenjar
pituitari, yang berada hanya di bawah otak, bertanggung jawab memproduksi
hormon pertumbuhan dan melepasnya ke dalam darah. Ketika ini terjadi, hati akan
merangsang agar dapat menghasilkan hormon yang lain. Yang nantinya
menyebabkan otot dan tulang untuk tumbuh. Gigantisme terjadi ketika tubuh
memproduksi terlalu banyak hormon pertumbuhan, sehingga jaringan tubuh
tumbuh secara berlebihan. Hal ini biasanya terjadi sebagai akibat dari tumor otak
jinak di kelenjar hipofisi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Holt RI, Hanley NA. Essential Endocrinology and Diabetes. Sixth edition A
John Wiley & Sons, Ltd., Publication. 2013. p73-82
Biermasz N, Pereira AP, Smit JW, Romijn JA, Roelfsema F. Morbidity after
LongTerm Remission for Acromegaly: Persisting Joint-Related Complaints Cause
Reduced Quality of Life. 2009.
Neggers SJ, de Herder WW, Feelders RA, van der Lely AJ. Conversion of
daily pegvisomant to weekly pegvisomant combined with long-acting
somatostatin analogs, in controlled acromegaly patients. Pituitary. 2011;14:2:p53–
258.