Makalah Perpindahan Panas 2
Makalah Perpindahan Panas 2
Makalah Perpindahan Panas 2
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam
industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau
pengeluaran kalor, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang
dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan
yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi umpamanya bila pengerjaan harus
berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan jalan
pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu mempertahankan
keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada pengerjaan
eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini dapat
juga merupakan pengerjaan secara alami. Dengan demikian, Pada pengembunan
dan penghabluran (kristalisasi) kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan dan pada
umumnya juga pada pelarutan, kalor harus dimasukkan. Hukum alam menyatakan
bahwa kalor adalah suatu bentuk energi.
Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang
suhunya berbeda disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi. Proses ini
disebut sebagai perpindahan panas (Heat Transfer). Dari titik pandang teknik
(engineering), Analisa perpindahan panas dapat digunakan untuk menaksir biaya,
kelayakan, dan besarnya peralatan yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah
panas tertentu dalam waktu yang ditentukan. Ukuran ketel, pemanas, mesin
pendingin, dan penukar panas tergantung tidak hanya pada jumlah panas yang
harus dipindahkan, tetapi terlebih-lebih pada laju perpindahan panas pada kondisi-
kondisi yang ditentukan. Beroperasinya dengan baik komponen-komponen
peralatan, seperti misalnya sudu-sudu turbin atau dinding ruang bakar, tergantung
pada kemungkinan pendinginan logam-logam tertentu dengan membuang panas
secara terus menerus pada laju yang tinggi dari suatu permukaan. Juga pada
rancang-bangun (design) mesin-mesin listrik, transformator dan bantalan, harus
diadakan analisa perpindahan panas untuk menghindari konduksi-konduksi yang
akan menyebabkan pemanasan yang berlebihan dan merusakan peralatan.
Berbagai contoh ini menunjukkan bahwa dalam hampir tiap cabang keteknikan
dijumpai masalah perpindahan panas yang tidak dapat dipecahkan dengan
penalaran termodinamika saja, tetapi memerlukan analisa yang didasarkan pada
ilmu perpindahan panas.
Dalam perpindahan panas, sebagaimana dalam cabang-cabang keteknikan
lainnya, penyelesaian yang baik terhadap suatu soal memerlukan asumsi
(pengandaian) dan idealisasi. Hampir tidak mungkin menguraikan gejala fisik
secara tepat, dan untuk merumuskan suatu soal dalam bentuk persamaan yang
dapat diselesaikan kita perlu mengadakan beberapa pengira-iraan
(approximation).
2. TUJUAN
Menentukan jenis-jenis perpindahan panas dan aplikasi perpindahan panas
dibidang teknik kimia.
3. MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis perpindaham panas dan
pengaplikasian perpindahan panas dibidang teknik kimia.
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
H : Panas
k : Konduktivitas termal
T : Perbedaan suhu
x : Perbedaan panjang/ jarak
A : Luas permukaan
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
u q
Tw
Dinding
H= h A (Tw-T ) Keterangan:
H : Perpindahan panas
=hA T h : Koefisien konveksi
A : Luas permukaan
T : Perpindahan suhu
P
e
r
p
i
n
d
a
h
a
n
panas konveksi
(a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,
(c) pendidihan, (d) kondensasi
R= e
Keterangan:
e : Emisivitas
: Konstanta Stefan-Boltzeman (5,67 x 10-8 W/m2K4)
T : Suhu
Bahan yang dianggap mempunyai ciri yang sempurna adalah jasad hitam.
Disamping itu, sama seperti cahaya lampu, adakalanya tidak semua sinar
mengenai permukaan yang dituju. Jadi dalam masalah ini kita mengenal satu
faktor pandangan yang lazimnya dinamakan faktor bentuk. Maka jumlah kalor
yang diterima dari satu sumber akan berbanding langsung sebahagiannya terhadap
faktor bentuk ini. Dalam pada itu, sifat terma permukaan bahan juga penting.
Berbeda dengan proses konveksi, medan aliran fluida disekeliling permukaan
tidak penting, yang penting ialah sifat terma saja. Dengan demikian, untuk
memahami proses radiasi dari satu permukaan kita perlu memahami juga keadaan
fisik permukaan bahan yang terlibat dengan proses radiasi yang berlaku.
Pada saat mendidihkan air panas, berarti kita mendapatkan air panas.
Bagaimana caranya agar air ini tetap panas? Tentunya kita masukkan ke dalam
thermos. Thermos merupakan salah satu alat untuk menyekat kalor.
Bagaimanakah cara kerja thermos hingga dapat menyekat kalor agar air tetap
panas? Pada thermos terdapat dinding kaca di mana bagian dalam dan bagian
luarnya dibuat mengkilap. Bagian dalam kaca dibuat mengkilap agar kalor dari air
panas tidak terserap pada dinding. Sementara bagian luar dinding kaca dibuat
mengkilap berlapis perak agar tidak terjadi perpindahan kalor secara radiasi.
Ruang hampa di antara bagian dalam dan luar berfungsi untuk mencegah
perpindahan kalor secara konveksi. Tutup thermos terbuat dari bahan isolator,
seperti gabus, untuk mencegah terjadinya perpindahan kalor secara konduksi.
Dengan demikian air di dalam thermos tetap panas.
Aplikasi ini merupakan aplikasi pada geometri dua plat datar. Perpindahan
kalor konveksi dalam medan aliran merupakan gejala yang dipengaruhi oleh
distribusi kecepatan aliran dan sifat-sifat fluida setempat. Distribusi kecepatan
dalam medan aliran ini harus memenuhi dua persamaan secara serentak.
persamaan momentum dan persamaan kontinuitas. Bila harga tekanan yang tepat
disubstitusi ke dalam persamaan momentum, maka medan kecepatan yang
dihasilkan akan memenuhi persamaan kontinuitas.
APLIKASI CFD
Di bidang proses industry : design dan analisa pipa pada industry oil &
gas, analisa blade pompa, proses terjadinya kavitasi pada pompa maupun pipa,
Heat Exchanger., water mixer, milk heater, etc
ABSTRAK
Kata kunci : bahan lateks, laju aliran panas, jenis aliran fluida, pipa perambatan
panas, daya pengaduk.
1.PENDAHULUAN
MULAI
Pengumpulan data
Putaran agitator
Perhitungan
Analisis
SELESAI…
ρ : Massa Jenis Fluida di dapat pada lampiran 1 sifat air pada temperature 1000C
sampai 2000C dalah 958,4 kg/m3
V : Kecepatan Fluida ( kecepatan steam ) : 30 m/s
D : diameter jaket : 3180 mm : 3,18 m
μ : Viskositas dinamik fluida ( Vikositas dinamik steam ) : 2,84 x 10-5
kg/m.s
Maka : Dari hasil perhitungan yang diperoleh dari data – data yang ada,
nilai viskositas dinamik pada steam adalah 2,84 x 10-5 kg/ms. Maka untuk
menentukan aliran fluida pada jaket dengan menggunakan bilangan Reynolds.
Dari perhitungan bilangan reynolds didapat nilai 3219414084,5, dengan hasil
perhitungan tersebut lebih dari 4000 maka aliran yang terdapat pada jaket adalah
aliran terbulen karena aliran 39 .steam yang alirannya terbulen sesuai dengan
fluidanya jadi pencampuran dua fluida mengalami keseragaman dan akan didapat
produk yang diinginkan.
ρ : Massa Jenis Fluida di dapat pada tabel 2.1 sifat – sifat cairan jenuh
pada temperatur 1400 C adalah 928,27 kg/m3
ϑ : Viskositas Kinematik di dapat pada tabel 2.1 sifat – sifat cairan jenuh
pada temperatur 1400 C adalah 0,214 x 10-6 m2/s
Maka :Dari perhitungan yang didapat, viskositas dinamik pada produk
atau latek di dapat 1,98 x 10-4 kg/m.s, viskositas dinamik pada produk atau lateks
didapatkan mendekati kapasitas fluidanya.
ρ : Massa Jenis Fluida di pada tabel 2.1 sifat – sifat cairan jenuh pada
15000W /m20C
t = 1480C
Dimana :
Massa Jenis (ρ ) = Massa Jenis Fluida di pada tabel 2.1 sifat – sifat cairan jenuh
pada temperatur 1400 C adalah 928,27 kg/m3 Viskositas Dinamik Produk ( μ ) =
1,98 x 10-4 kg/m.s
4.7.1.2 Power
1. KESIMPULAN
1. Viskositas dinamik fluida atau kekentalan fluida pada latek atau produk adalah
1,98 x 104 kg/m.s, sedangkan vikositas dinamik fluida atau kekentalan fluida
pada steam adalah 2,84 x 10-5 kg/m.s..
2. Aliran fluida pada reaktor alir tangki berpengaduk adalah aliran turbulen.
3. Laju perpindahan panas yang terjadi pada tanki dan jaket adalah konduksi dan
konveksi dimana nilai masing-masing laju perpindahan panasnya adalah sebagai
berikut:
2. SARAN
1. Reaktor alir tangki berpengaduk lebih efisien apabila menggunakan pipa half
coil
2. Desain jaket yang digunakan akan lebih efisein apabila menggunakan sistem
spiral keatas dan berada diluar tanki berpengaduk untuk mendapatkan panas yang
lebih cepat dan merata.
1. http://diairfan-mydiari.blogspot.com/2010/11/reaktor-kimia.html
2. http://lontar.ui.ac.id/file/123754-12220851/2008.pdf
3.http://www.spiraxsarco.com/resources/steam-engineering-tutorials/steam-
engineeringprinciples-and-heat-transfer/heat-transfer.asp
4. http://syarifta.blogspot.com/2012/09/agitator-pengaturan-pengaduk-biasa.html
5. Munson, Bruce R, Young, Donald F, Okiishi, Theodore H. 2006 Mekanika
Fulida, Edisi Keempat, Jakarta, Erlangga.
6. Pauliza, Osa.,2008, Fisika Untuk SMK Kelompok Teknologi dan Kesehatan
XI,Bandung.
7. Siemens., 2008, DC Motor, Catalog DA12.
8. Wahyudi, Bagus., 2007, Mekanika Fluida, Bandung: PEDC