EMOSI
EMOSI
EMOSI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 3
2. Tujuan Umum 3
3. Tujuan Khusus 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Emosi pada manusia diperlukan untuk melakukan adaptasi dengan lebih mudah.
Ketika individu dapat mengendalikan emosi secara positif, maka individu akan mampu
mengendaliakan dirinhya sendiri.
2. TUJUAN UMUM
3. TUJUAN
Diharapkan Kita dapat :
1. Menjelaskan Teori-teori Terkait Emosi
2. Menjelaskan Bagaimana Emosi Mempengaruhi Tubuh Individu Secara
Fisiologis Beserta Contoh
3. Menjelaskan Berbagai Jenis Emosi Yang Ada Dan Menjelaskan Proses
Terjadi Masing-Masingnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori James-Lange
Teori ini dicetuskan oleh dua orang yaitu William James dari Amerika Serikat
dan Carl Lange dari Denmark. Carl Lange (dalam Sarlito, 2000:85-86) mengemukakan
bahwa emosi identik dengan perubahan-perubahan dalam sistem peradaran darah.
Contoh tentang teori ini sebagai mana yang dijelaskan oleh Atkinson:
3
3. Sensasi yang disebabkan perubahan bagian-bagian tubuh tersebut yang
disalurkan kembali ke otak
4. Impuls balik itu kemudian dipahami oleh otak, dan setelah dikombinasikan
dengan persepsi stimulus pertama, menghasilkan objek yang dirasakan secara
emosional.
2. Teori Cannon-Bard
Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi
yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi
yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard hendak menjelaskan bahwa
persepsi terhadap objek yang dapat menimbulkan emosi diproses secara simultan oleh
dua instansi yakni:
(1) organ dalam tubuh dan otot otot eksternal untuk tubuh berekspresi.
(2) ke korteks serebral dimana pola diterima sebagai emosi yang dirasakan.
Degup jantung, bulu roma berdiri, nafas berat terenga-engah terjadi bersamaan
dengan emosi takut. Emosi yang dirasakan dan respon dari tubuh merupakan keadaan
yang berdiri sendiri.
Teori ini menjelaskan juga bahwa emosi adalah reaksi yang diberikan oleh
organisme dalam situasi darurat. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa ada
antagonisme antara saraf-saraf simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral
daripada susunan saraf otonom. Jadi, kalau saraf-saraf simpatif aktif, saraf otonom
nonaktif, dan begitu sebaliknya.
Jadi emosi dengan perubahan fisiologis terjadi secara simultan. Jadi menurut
teori ini tidak mungkin terjadi perubahan faali yang menyebabkan munculnya emosi
sebagaimana deskripsi teori James-Lange.Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini
menyatakan bahwa perasaan dan reaksi tubuh berdiri sendiri sendiri.
4
3. Teori Shachter-Singer
Teori emosi yang menempatkan kognisi pada posisi yang sangat menentukan
dikembangkan oleh Stanley Schachter dan Jerome Singer. Mereka meyakini bahwa
emosi merupakan fungsi interaksi antara faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan
fisiologis. Setiap pengalaman yang membangkitkan emosi akan diberi label di dalam
peta kognitif. Label-label itu kemudian dijadikan pola bagi pengalaman-pengalaman
baru. Setiap stimulus yang diterima akan dinilai berdasarkan label yang telah tersimpan.
Dimulai dari stimulus yang diterima dari luar kemudian memicu terjadinya
perubahan fisiologis dalam tubuh. Selanjutnya terjadi persepsi dan interpretasi terhadap
keterbangkitan itu pada situasi khusus yang sudah dikenal dari informasi dan
pengalaman yang sudah tersimpan sebelumnya, kemudian terjadilah emosi yang
bersifat subyektif.
4. Teori Kognitif-Penilaian
Teori Kognitif-Penilaian adalah teori emosi yang berbasis pada teori Kognitif
seperti pada teori Schachhter-Singer. Bedannya hanya terletak pada penekanannya.
Teori Schachter-Singer lebih menekankan pada kognisi, sedangkan teori ini lebih
menekankan pada hasil penilaian atau evaluasi terhadap informasiyang datang dari
situasi lingkungan yang terjadipada saat itu dan penilaian dari diri sendiri. Tokoh yang
mengembangkan teori ini adalah Richard S. Lazarus.
Untuk memahami teori ini ada baiknya kita cermati ilustrasi berikut:
Jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini adalah musuh
besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut
berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang teman karibmu,
5
maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado tersebut tanpa
curiga.
Jadi dalam teori kognitif pada emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama
kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan
lampau. Karena, pada akhirnya pengalaman menunjukkan bahwa penilaian tidak
selamanya benar atau keliru. Disamping itu, penilaian (appraisal) dan reappraisal sangat
tergantung pada realitas lingkungan dan faktor-faktor kepribadian.
Teori ini menjelaskan bahwa setiap emosi yang dialami manusia mempunyai
tiga dimensi yang bergerak pada salah satu kutub yang berlawanan. Contohnya:
Seorang ibu yang sembahyang tahajjud di malam hari, maka emosi yang mungkin
menyertainya adaah lust, losung, beruhigung. Jika seseorang takut pada ular, maka
emosi yang muncul adalah unlust, spannung, dan erregung. Demikian seterusnya terjadi
pada setiap emosi yang dirasakan, yaitu selalu muncul tiga dimensi dari dua kutub yang
berlawanan.
6. Teori Proses-berlawanan
Jika emosi A terjadi kemudian disebut sebagai emosi primer, maka emosi B
yang menjadi lawannya dan disebut sebagai emosi sekunder. Akan muncul pula hingga
6
emosi turun kembali pada titik normal seperti sediakala. Otaklah yang terus-menerus
berfungsi memelihara keseimbangan atau menjaga kondisi ekuilibrium itu.
Para penerjun payung amatiran akan merasa senang ketika berhasil mendarat
dengan selamat. Senang merupakan lawan dari emosi takut yang dialaminya sebelum
terjun hingga parasut mengembang. Setelah beberapakali terjun, rasa takut itupun
berkurang, tetapi rasa senang masih cukup kuat sehingga aksipenerjunan masih tetap
dilakukan. Emosi takut adalah emosi primer, dan senang adalah emosi sekunder.
7. Teori Emosi-Motivasi
Emosi dan motivasi sering dijelaskan secara bersamaan atu seiring di dalam
literatur karena kaitan anatrkeduanya memang sangat erat. Bahkan, salah satu teori
emosi menempatkan emosi sebagai rangkaian dari motivasi. Emosi dan motif adalah
sama, dalam arti emosi merupakan bagian dari motif-motif (doronga-dorongan). Pakar
psikologi yang berpendapat seperti ini adalah R.W. Leeper. Untuk menunjukkan hal
tersebut, ia merujuk pada peran proses kognitif dalam emosi dan motif, dan tidak
dianggap kognisi dan emosi sebagai hal yang dikotomis.
Ketika seorang anak merasa takut bencana kebakaran yang telah merembet ke
rumah tetangganya, ia terdorong untuk lari menyelamatkan diri sambil menjinjing
sebuah pesawat televisi keluar rumah dengan enteng saat itu. Jadi, menurut teori ini,
emosi yang dirasakan akan memperkuat tambahan energi pada motivasi tingkah laku.
7
2. Cara Emosi Mempengaruhi Tubuh Individu Secara Fisiologis
Beserta Contoh
2. Kemarahan - Hati
4. Takut - Ginjal
Jika ketakutan dirasakan terlalu dalam dan untuk jangka waktu lama, dapat
mulai mempengaruhi ginjal Anda dengan cara yang berbahaya. Ini menjelaskan
dorongan untuk buang air kecil setiap kali seseorang takut, khususnya anak-anak.
8
5. Bingung - Limpa
Bingung dikaitkan dengan proses berpikir berat yang dapat menguras energi
Anda dan menyebabkan ketidakharmonisan. emosi melankolis ini diketahui
mempengaruhi limpa dan dapat menyebabkan kelesuan dan kurangnya konsentrasi.
1. Cinta
Rasa cinta adalah emosi di dalam diri manusia dimana seseorang memiliki
perasaan terikat dengan orang lain, benda, ataupun hal lainnya. Manusia biasanya akan
mencintai hal yang membuatnya bahagia, aman, dan nyaman. Perasaan cinta ini akan
mengikat perasaan manusia dengan orang lain didekatnya seperti keluarga, teman,
bahkan negaranya. Contoh rasa cinta; persahabatan, kepercayaan, rasa dekat,
kemesraan, hormat.
Motivasi untuk berkorban demi orang yang dekat atau bagi negara akan lahir
dari rasa cinta yang dimiliki. Rasa cinta juga yang membuat seseorang dapat merasakan
berbagai hal seperti empati, belas kasihan, kemurahan hati, dan memberi cara menjadi
pribadi yang menyenangkan bagi seseorang, dan lain – lain.
2. Benci
Benci adalah lawan dari cinta. Itu berarti manusia yang merasakan emosi berupa
kebencian akan merasakan ketidaksukaan kepada hal – hal yang tidak membuatnya
bahagia, mendatangkan kesedihan, atau menyakiti dirinya.
9
3. Takut
Rasa takut adalah emosi dalam diri manusia yang muncul pada saat situasi
genting yang dihadapi seseorang. Contoh perasaan takut; cemas, gugup, khawatir, was-
was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri.
takut adalah salah satu emosi yang kerap dirasakan. Ketika merasa terancam
atau berada pada suatu situasi yang gawat, seseorang akan merasa takut karena merasa
bahwa situasi itu dapat membuat dirinya tersakiti secara mental dan fisik. Namun rasa
takut ini juga dapat memberikan manfaat bagi manusia, karena dapat membuat
seseorang menjauhi bahaya dan merasakan inisiatif untuk memberikan perlindungan
atau mencari perlindungan.
4. Ketakutan biasanya muncul ketika ancaman terjadi secara langsung. Emosi ini
akan menumbuhkan dan memupuk rasa berani, sehingga akan membuat Anda
lebih tangguh ketika mengalami kondisi yang sama.
4. Marah
Ketika sesuatu kehendak atau harapan seseorang terhadap suatu hal tidak
terpenuhi karena adanya hambatan tertentu, maka bisa saja emosi alami yang muncul
adalah rasa marah. Misalnya, merasa diperlakukan tidak adil oleh orang lain. Bila tidak
dikendalikan, rasa marah ini dapat menjadi destruktif dan merusak diri sendiri serta
orang lain.
Hal ini penting dilakukan sejak masih berusia dini, contohnya mencari cara
mengatasi anak pemarah agar tidak berlanjut menjadi seorang yang tidak bisa
mengendalikan amarahnya. Karena itulah seseorang perlu memiliki pengendalian diri
yang kuat untuk mengelola amarahnya sendiri.
10
Proses terjadi marah:
Ketika seseorang marah, otot-otot tubuh menegang. Di dalam otak, bahan kimia
yang berfungsi sebagai neutrontransmitter yang bernama catecholamine
dilepas,menyebabkan ledakan energi yang bertahan selama beberapa menit. Pada saat
yang bersamaan, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan demikian juga laju
pernapasan. Wajah biasanya kemerah-merahan seiring dengan peningkatan aliran darah
menuju anggota badan, sebagai persiapan aksi fisik. Dalam rangkaian yang cepat,
tambahan hormon dan neutrontransmitter otak, adrenalin dan noradrenalin dilepaskan,
yang akan memicu suatu kondisi rangsangan yang lebih lama.
Jika marah punya suatu fase persiapan psikologis untuk melampiaskannya secara
fisik, dia punya fase “pendinginan” juga. Tubuh mulai rileks menuju posisi normal
(sebelum marah), ketika target kemarahan tidak terjangkau atau ada ancaman
mendadak.
5. Malu
Rasa malu adalah emosi dalam diri manusia akibat sebuah tindakan yang
dilakukannya sebelumnya, dan kemudian ingin ditutupinya.
Perasaan ini akan timbul ketika seseorang merasa telah melakukan suatu
perbuatan yang tercela atau mempertaruhkan harga dirinya. Seseorang bisa merasa
malu apabila ia tahu bahwa perbuatannya itu adalah suatu hal yang buruk dan tidak etis,
serta takut bahwa perbuatannya itu akan diketahui umum.
Ada sisi positif dari perasaan malu, yaitu bisa memberikan ciri kepribadian yang
positif dengan mencegah seseorang melakukan perbuatan yang salah seperti bermaksiat
dan berbuat dosa. Ada beberapa tipe kepribadian manusia, yaitu salah satunya adalah
kepribadian ambivert dan kepribadian ganda.
11
6. Dengki
Rasa dengki adalah emosi negatif di dalam diri seseorang dimana orang tersebut
merasa kurang senang melihat orang lain beruntung. Makna “dengki” di dalamnya
bercampur dengan iri hati, benci, tidak suka, cemburu, dan sirik terhadap orang lain.
Rasa dengki adalah emosi yang dimiliki oleh banyak orang, hanya kadarnya
berbeda – beda setiap orang. Yang membedakan adalah kemampuan orang untuk
mengelola perasaan negatif berupa dengki di dalam dirinya sehingga tidak menguasai
seluruh tindakan serta sifatnya.
Dengki muncul apabila merasa iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, rasa
mencintai apa yang menjadi milik orang lain dan mengharapkan bahwa hal itu akan
menjadi miliknya juga. Dengki juga bisa timbul karena tidak suka melihat kesuksesan
orang lain dan berharap dirinya lah yang menjadi nomor satu.
7. Cemburu
Rasa cemburu adalah emosi di dalam diri manusia yang merujuk pada fikiran
negatif dan perasaan terancam, takut, dan khuatir kehilangan sesuatu yang dianggap
berharga dalam hubungan antar manusia.
Ketika seseorang merasa cintanya tersaingi terhadap suatu objek tertentu, maka hal itu
akan melahirkan perasaan cemburu dan semangat untuk bersaing memperlihatkan yang
terbaik kepada objek cintanya.
12
8. Gembira
Emosi gembira akan dirasakan apabila seseorang merasa bahagia, dan itu berarti
ada suatu hal yang menyenangkan hatinya. Orang biasanya merasa gembira apabila
mendapatkan hal yang baik dalam hidupnya, atau mendapati bahwa harapannya
terkabul sesuai dengan apa yang dia inginkan sejak awal atau mendapatkan hal yang
menjadi tujuannya.
9. Terkejut
Kondisi ini biasanya terjadi sangat singkat akibat sesuatu hal yang tidak
terduga. Tanpa Anda sadari, emosi ini ternyata penting untuk perilaku seseorang. Sebab
rasa terkejut atau kaget dapat memotivasi seseorang untuk bersikap lebih tenang dan
belajar untuk mengontrol diri dan emosi. Beberapa cara untuk mengekspresikan rasa
kaget atau terkejut, antara lain:
10. Sedih
Sedih adalah emosi yang dirasakan ketika seseorang mengalami hal yang
mengecewakan dan menyakiti hatinya. Juga mengalami kehilangan sesuatu yang
13
disayangi atau dicintai, misalnya ketika putus cinta atau mengalami kematian orang
terdekat.
Rasa sedih bisa meliputi duka cita, depresi jika mengalami kesedihan dalam
waktu lama. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional dalam psikologi akan
mampu mengelola rasa sedihnya sebelum mencapai tahap depresi.
2. Diam
5. Menangis
14
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Emosi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Emosi dapat
mendatangkan keburukan ketika kita tidak dapat mengendalikannya dan kebaikan
ketika diri kita dapat mengolahnya dengan baik.
Berbagai macam emosi dimniliki manusia sebagai makhluk yang sempurna.
baik buruknya suatu emosi tergantung bagaimana kita menyikapinya. Emosi terdiri dari
beberapa jenis yaitu cinta, benci, takut, marah, malu, dengki, cemburu, gembira,
terkejut, dan sedih.
15
DAFTAR PUSTAKA
Saleh Rahman Abdul dan Wahab Abdul Muhbib.Psikologi Suatu Pengantar (Dalam
Prespektif Islam).Kencana. Jakarta.2009
16