Laporan Karbohidrat Ansam
Laporan Karbohidrat Ansam
Laporan Karbohidrat Ansam
KARBOHIDRAT
OLEH:
FRANSISKA THEA SETYARATRI
31170130
B
FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan energy untuk beraktivitas
melalui makanan. Di dalam makanan terdapat berbagai kandungan seperti karbohidrat.
Karbohidrat memiliki fungsi penting bagi manusia yaitu penghasil energi. Selain itu,
karbohidrat juga berperan dalam menjaga keseimbangna tubuh dan pemanis alami.
Karbohidrat memiliki beberapa jenis seperti glukosa, laktosa, fruktosa, amilum. Contoh
makanan yang mengandung karbohidrat adalah kentang yang mengandung amilum dan
madu yang mengandung glukosa.
Pada percobaan teknik analisa karbohidrat dilakukan penentuan kadar glikogen,
penentuan kadar pati, dan penentuan gula laktosa yang bertujuan untuk mengetahui
kandungan karbohidrat glikogen dan amilum serta mengetahui produk hasil hidrolisis
karbohidrat yang dilakukan dengan berbagai metode pengujian.
1. 2. Tujuan
1. 2. 1 Menentukan kandungan karbohidrat glikogen dan amilum.
1. 2. 2 Menentukan produk hasil hidrolisis karbohidrat dengan berbagai metode
pengujian.
BAB II
DASAR TEORI
2. 1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau
turunan dari keduanya. Karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan gugus
formil atau gugus aldehida disebut polihidroksi aldehida sedangkan yang mengandung
gugus hidroksil dan gugus karbonil atau gugus keton disebut plihidroksi keton (Damin,
2009).
Pada awalnya, karbohidrat digunakan untuk menamai golongan senyawa yang
terdiri dari C, H, dan O dengan rumus umum (CH2O)n yang berarti bahwa senyawa yang
n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air (Philip, 2006).
Karbohidrat dibedakan menjadi tiga kelas yaitu monosakarida, disakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah golongan senyawa yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti glukosa. Disakarida adalah golongan
senyawa yang dapat dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida seperti laktosa.
Polisakarida adalah golongan senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi monosakarida,
disakarida, atau sejenisnya seperti pati dan selulosa (Marsh dan Bugusu, 2007).
2. 2 Reagen
Larutan iodine merupakan larutan untuk mengetahui jenis karbohidrat pada
larutan. Larutan iodine dengan amilum akan membentuk iod-Amilum yang
menghasilkan warna biru sedangkan pada glikogen akan menghasilkan warna merah
kecoklatan. Amilum memiliki unit glukosa yang membentuk rantai heliks. Oleh karena
bentuk rantai heliks, apabila amilum bereaksi dengan iodine menyebabkan amilum dapat
membalik kompleks dengan molekul iodine yang dapat masuk ke dalam spiral amilum
sehingga terbentuk warna biru pada kompleks (Harold, 1983).
Reagen DNSA merupakan uji untuk mengetahui gula reduksi dengan teknik
kolorimetri. DNSA merupakan kepanjangan dari asam dinitro salisilat. Metode
penentuan komposisi gula reduksi pada sampel yang mengandung karbohidrat yang
digunakan adalah pereaksi dinitrosalisilat dan disebut sebagai metode kimiawi. Dalam
uji DNSA, terdapat kurva standar yang berfungsi untuk mengetahui standar dari sampel
yang digunakan sebagai pedoman untuk sampel pada percobaan. Kurva standar juga
berfungsi untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansi
sehingga konsentrasi pada sampel dapat diketahui (Campbell, 2002).
2. 3 Kurva Standar
Kurva standar adalah suatu kurva yang merupakan bagian dari teknik analisis
kuantitatif dengan cara dilakukan penambahan larutan standar dengan jumlah yang sudah
diketahui ke dalam sampel. Data pembuatan kurva standar merupakan larutan sampel
yang sudah ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi yang bervariasi. Pada kurva
standar dapat diketahui nilai regresi atau nilai kepercayaan dengan cara menarik garis
lurus yang memotong garis pada sumbu x yang merupakan konsentrasi sedangkan sumbu
y adalah hasil akhir (Riyanto, 2014).
2. 4 Glikogen
Glikogen merupakan suatu senyawa yang terdiri dari unit-unit yang terdapat
glukosil dan ikatan ∝-1,4-glikosidat dan ikatan ∝-1,6-glikosidat yang berperan untuk
menyatukan unit-unit glukosil. Glikogen terdapat di semua jenis sel dan berperan sebagai
cadangan unit glukosil yang memiliki fungsi untuk membentuk ATP melalui proses
glikolisis. Glikogen juga terdapat pada jaringan sebagai polimer yang memiliki berat
molekul (107-108). Glikogen dapat terurai menjadi glukosa 1-fosfat yang akan diubah
menjadi glukosa 6-fosfat yang digunakan dalam proses glikolisis anaerobic. Pada bagian
otot rangka, glukosa 6-fosfat akan masuk ke dalam jalur glikolitik dikarenakan glikogen
sebagai sumber bahan bakar untuk otot rangka ketika kebutuhan ATP meningkat dan
ketika glukosa 6-fosfat digunakan secara cepat dalam glikolisis anaerobic. Pada bagian
hati, glikogen berperan sebagai sumber glukosa pertama yang berfungsi untuk
mempertahankan kadar glukosa darah dan glukosa 6-fosfat dari penguraian glikogen
dihidrolisis oleh glukosa-6-fosfat menjadi glukosa (Marks, et.al, 2000).
BAB III
METODOLOGI
3. 1 Alat
3. 1. 1 Pisau
3. 1. 2 Mikropipet
3. 1. 3 Gelas ukur
3. 1. 4 Erlenmeyer
3. 1. 5 Tabung reaksi
3. 1. 6 Spektrofotometer
3. 2 Bahan
3. 2. 1 Hati ayam 3. 2. 10 Buffer fosfat 0,1 M pH= 6,7
3. 2. 2 Susu 3. 2. 11 Buffer fosfat pH=7
3. 2. 3 TCA 5% 3. 2. 12 Akuadest (H2Odest)
3. 2. 4 Etanol 95% 3. 2. 13 Enzim ∝-amilase
3. 2. 5 Larutan iodine (0,005 N 3. 2. 14 Reagen DNSA
dalam KI) 3. 2. 15 Reagen yodium
3. 2. 6 NaCl 3. 2. 16 Reagen ZnSO4
3. 2. 7 NaOH 0,75 N 3. 2. 17 Na2HPO4
3. 2. 8 Glikogen murni 50mg
3. 2. 9 Na2S2O3
3. 3 Cara kerja
3. 3. 1 Penentuan kadar glikogen
a. Preparasi glikogen dari liver
Dimasukkan larutan pati 0,1% dari tabung 1-11 sebanyak volume (ml) 0;
0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; dan 1
No.Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Larutan - 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Pati 0,1%
(ml)
Buffer pH 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
7,0 (ml)
Yodium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
(ml)
Akuades 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5
(ml)
3. 3. 3 Penentuan Kadar Gula Laktosa
Ditambahkan 5 ml HCL
Perhitungan:
Konsentrasi tabung 1 Konsentrasi tabung 4
M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,1 × 0 = M2 × (4+1) 0,1 × 1,2= M2 × (1,2+2,8+1)
0,1 ×0 0,1 ×1,2
M2 = =0M M2 = = 0,024 M
5 5
0.06 R² = 0.9857
0.035
0.04 0.023
0.02 0
0
-0.02 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045
Konsentrasi (M)
Pembahasan:
Pada percobaan penentuan kurva standar maltose 0,1% dilakukan seri
pengenceran dengan jumlah volume larutan maltose 0,1% yang berbeda-beda dan
ditambahkan akuades dengan jumlah yang berbeda-beda serta ditambahkan reagen
DNSA dengan volume yang sama. Setelah penambahan 3 larutan tersebut kemudian
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit. Pada proses pemanasan berfungsi untuk
mempercepat reaksi dari reagen DNSA yang berfungsi untuk mengetahui gula reduksi
karena reagen DNSA dapat menjadi oksidator pada larutan (Campbell, 2002). Setelah
dipanaskan, diukur nilai absorbansi dengan panjang gelombang 620 nm dengan alat
spektrofotometri.
Kurva standar berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan konsentrasi dari
sampel yang akan diuji. Kurva standar maltose 0,1% diperoleh dari proses pengenceran
dan pengukuran nilai absorbansi. Pengenceran dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan menurunkan konsentrasi dari larutan awal dan dapat juga digunakan untuk
mengetahui nilai konsentrasi akhir pada larutan. Pengukuran nilai absorbansi berfungsi
untuk mendapatkan nilai OD. Pada kurva standar diperloh persamaan y = 3.0464x -
0.0041dengan nilai regresi (kepercayaan) R² = 0.9857. Berdasarkan nilai kepercayaan
dapat diketahui bahwa kurva standar yang terbentuk memiliki data yang valid.
Pada konsentrasi 0 didapatkan nilai OD 0, konsentrasi 0,008 M didapatkan nilai
OD 0,023𝐴𝐴̇, konsentrasi 0,016 M didapatkan nilai OD 0,035 𝐴𝐴̇, konsentrasi 0,024 M
didapatkan nilai OD 0,069 𝐴𝐴̇, konsentrasi 0,032 didapatkan nilai OD 0,091 𝐴𝐴̇, konsentrasi
0,04 didapatkan nilai OD 0,123𝐴𝐴̇. Perubahan nilai OD dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan karena semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak cahaya tidak terserap di
larutan sehingga nilai OD berubah dan semakin tinggi. Nilai OD juga berhubungan
dengan gula reduksi yaitu semakin tinggi nilai OD maka semakin banyak gula reduksi
yang terkandung dalam larutan.
Tabung 2 0,067+0,0041
X= = 0,023 M
3,0464
Y= 3,0464x-0,0041
0,114= 3,0464x-0,0041 Tabung 5
0,114+0,0041
X= = 0,039 M Y= 3,0464x-0,0041
3,0464
y = 3.0382x - 0.0037
0.06
R² = 0.9998
0.04
0.02 0
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
Konsentrasi
Pembahasan:
Preparasi glikogen dari liver dilakukan dengan cara ditimbang berat dari liver
ayam yaitu 39,47 gram kemudian ditambahkan TCA 5% dingin yang berfungsi untuk
menghentikan enzim yang dapat merusak glikogen, mendenaturasi protein sehingga
digunakan dalam suhu dingin, dan untuk melarutkan glikogen karena glikogen dapat larut
dalam larutan TCA. Setelah penambahan TCA 5% dilakukan homogenisasi kemudian
dilakukan penyaringan dekantir homogenate dengan kertas saring yang berfungsi agar
hanya glikogen yang terkumpul dan dikumpulkan filtrate dalam tabung yang dingin
berfungsi agar glikogen tidak rusak. Dilakukan penyaringan dekantir homogenate dari
liver yang sudah diberi tambahan TCA 5% dengan volume setengah dari volume mula-
mula. Diambil satu tetes dari masing-masing filtrate kemudian ditambahkan larutan
iodine yang berfungsi untuk indicator ada tidaknya glikogen pada filtrate. Jika warna
yang dihasilkan kuning kecoklatan menandakan ada glikogen sedangkan jika warna
bening maka tidak ada glikogen. Ditambahkan NaCl jika kesulitan dalam presipitat
glikogen kemudian disentrifugasi dan ditambahkan etanol 95% pada presipitat glikogen
yang berfungsi untuk mengendapkan glikogen tanpa mengendapkan glukosa.
Kurva standar glikogen pada pratikum diperoleh data yang valid dengan
persamaan y= 3,0382x-0,0037 dan nilai regresi (kepercayaan) sebesar 0,9998. Menurut
Damayanti (2010) bahwa kadar glikogen pada liver ayam dipengaruhi oleh jumlah
karbohidrat yang dimakan oleh ayam, waktu kecepatan penyimpanan glikogen, dan
konsumsi glikogen. Kadar glikogen yang rendah pada dapat disebabkan oleh banyaknya
konsumsi glikogen pada bagian otot karena bila glikogen terdapat pada otot maka tidak
dapat digunakan untuk organ liver. Hal ini juga dapat menyebabkan tidak adanya
glikogen ketika percobaan. Selain itu, tidak adanya glikogen juga dipengaruhi oleh
tingkat stress pada ayam karena semakin stress ayam maka kebutuhan karbohidrat akan
meningkat sehingga glikogen pada hati akan langsung dipecah menjadi glukosa melalui
proses glikogenolisis. Hal ini sesuai dengan teori dari Montgomery (1983) bahwa
glikogen pada hati dapat dipecah menjadi glukosa dan ditransfer ke bagian organ tubuh
yang membutuhkan.
Pada proses hidrolisis glikogen diperoleh data nilai OD untuk pembuatan kurva
standar glikogen murni dan kurva standar glikogen hati ayam. Pada hidrolisis glikogen
dberi buffer fosfat pH 7 yang berfungsi untuk meningkatkan kerja enzim amylase
dikarenakan enzim amylase dapat bekerja optimal ketika pH 7. Enzim amylase pada
hidrolisis glikogen berfungsi untuk menghidrolisis ikatan yang terdapat diantara D-
glukosa yaitu ikatan ∝-1. Pada inkubasi dilakukan pada suhu 370C yang berfungsi untuk
meningkatkan kerja enzim amylase dan pada inkubasi terdapat interval waktu yang
berfungsi untuk mempertahankan dan meningkatkan kerja enzim sehingga enzim tidak
rusak karena enzim memiliki interval waktu dan suhu khusus. Pemberian DNSA
berfungsi untuk mengetahui gula reduksi karena DNSA dapat menjadi oksidator
sehingga glikogen akan tereduksi menjadi 3-amino dan 5-nitrosalicylic acid. Pemberian
reagen DNSA pada pemanasan berfungsi untuk mempercepat kerja reagen DNSA.
M1×V1 = M2×V2
Konsentrasi tabung 4 0,1 ×0,6
M2 = = 0,006 M
(0,6+0,4+0,5+8,5)
Konsentrasi tabung 8 Konsentrasi tabung 10
M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,1 ×0,7 0,1 ×0,9
M2 = = 0,007 M M2 = = 0,009 M
(0,7+0,3+0,5+8,5) (0,1+0,9+0,5+8,5)
Pembahasan:
Pada percobaan kurva standar pati diperoleh persamaan y= 79,4x+0,0565
dengan nilai regresi (kepercayaan) sebesar 0,9906 yang berarti bahwa data dari kurva
valid. Konstanta dengan nilai OD berbanding lurus karena semakin tinggi nilai konstanta
maka semakin besar nilai OD.
Pada pati terdapat reagen yodium yang berfungsi untuk mengetahui ada
tidaknya kandungan amilum. Enzim yang digunakan untuk hidrolisis pati menjadi
amilum adalah enzim amylase karena enzim amylase dapat mendegradasi maltose dan
maltorisa secara cepat menjadi amilum.
= 1,95
Kadar laktosa dalam 100 ml susu
48,4 100 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
Kadar laktosa= 2A× ×
100 12,5
48,4 100
=2 (1,95) × × = 15,10%
100 12,5
Pembahasan:
Pada percobaan diperoleh data kadar laktosa dalam filtrate yang diperoleh dari
volume titrasi sampel dan volume titrasi blanko. Kadar laktosa dalam filtrate sebesar
1,95%. Kadar laktosa dalam 100 ml susu diperoleh 15,10%. Laktosa berfungsi untuk
sumber energy, penyerapan mineral, meningkatkan kesehatan usus. Laktosa memiliki
peran penting bagi tubuh terutama untuk bayi dan balita dikarenakan pada ASI terdapat
laktosa. Bila terjadi kelebihan kadar laktosa pada tubuh akan menimbulkan intoleransi
laktosa. Intoleransi laktosa merupakan ketiakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa
atau terjadi malabsorpsi yang disebabkan oleh pertambahan usia, penurunan produksi
lactase untuk memecah laktosa.
BAB V
KESIMPULAN