Laporan Karbohidrat Ansam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI PRATIKUM ANALISA SAMPEL

KARBOHIDRAT

OLEH:
FRANSISKA THEA SETYARATRI
31170130
B

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS BIOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan energy untuk beraktivitas
melalui makanan. Di dalam makanan terdapat berbagai kandungan seperti karbohidrat.
Karbohidrat memiliki fungsi penting bagi manusia yaitu penghasil energi. Selain itu,
karbohidrat juga berperan dalam menjaga keseimbangna tubuh dan pemanis alami.
Karbohidrat memiliki beberapa jenis seperti glukosa, laktosa, fruktosa, amilum. Contoh
makanan yang mengandung karbohidrat adalah kentang yang mengandung amilum dan
madu yang mengandung glukosa.
Pada percobaan teknik analisa karbohidrat dilakukan penentuan kadar glikogen,
penentuan kadar pati, dan penentuan gula laktosa yang bertujuan untuk mengetahui
kandungan karbohidrat glikogen dan amilum serta mengetahui produk hasil hidrolisis
karbohidrat yang dilakukan dengan berbagai metode pengujian.

1. 2. Tujuan
1. 2. 1 Menentukan kandungan karbohidrat glikogen dan amilum.
1. 2. 2 Menentukan produk hasil hidrolisis karbohidrat dengan berbagai metode
pengujian.
BAB II

DASAR TEORI

2. 1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau
turunan dari keduanya. Karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan gugus
formil atau gugus aldehida disebut polihidroksi aldehida sedangkan yang mengandung
gugus hidroksil dan gugus karbonil atau gugus keton disebut plihidroksi keton (Damin,
2009).
Pada awalnya, karbohidrat digunakan untuk menamai golongan senyawa yang
terdiri dari C, H, dan O dengan rumus umum (CH2O)n yang berarti bahwa senyawa yang
n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air (Philip, 2006).
Karbohidrat dibedakan menjadi tiga kelas yaitu monosakarida, disakarida, dan
polisakarida. Monosakarida adalah golongan senyawa yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti glukosa. Disakarida adalah golongan
senyawa yang dapat dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida seperti laktosa.
Polisakarida adalah golongan senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi monosakarida,
disakarida, atau sejenisnya seperti pati dan selulosa (Marsh dan Bugusu, 2007).
2. 2 Reagen
Larutan iodine merupakan larutan untuk mengetahui jenis karbohidrat pada
larutan. Larutan iodine dengan amilum akan membentuk iod-Amilum yang
menghasilkan warna biru sedangkan pada glikogen akan menghasilkan warna merah
kecoklatan. Amilum memiliki unit glukosa yang membentuk rantai heliks. Oleh karena
bentuk rantai heliks, apabila amilum bereaksi dengan iodine menyebabkan amilum dapat
membalik kompleks dengan molekul iodine yang dapat masuk ke dalam spiral amilum
sehingga terbentuk warna biru pada kompleks (Harold, 1983).
Reagen DNSA merupakan uji untuk mengetahui gula reduksi dengan teknik
kolorimetri. DNSA merupakan kepanjangan dari asam dinitro salisilat. Metode
penentuan komposisi gula reduksi pada sampel yang mengandung karbohidrat yang
digunakan adalah pereaksi dinitrosalisilat dan disebut sebagai metode kimiawi. Dalam
uji DNSA, terdapat kurva standar yang berfungsi untuk mengetahui standar dari sampel
yang digunakan sebagai pedoman untuk sampel pada percobaan. Kurva standar juga
berfungsi untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansi
sehingga konsentrasi pada sampel dapat diketahui (Campbell, 2002).
2. 3 Kurva Standar
Kurva standar adalah suatu kurva yang merupakan bagian dari teknik analisis
kuantitatif dengan cara dilakukan penambahan larutan standar dengan jumlah yang sudah
diketahui ke dalam sampel. Data pembuatan kurva standar merupakan larutan sampel
yang sudah ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi yang bervariasi. Pada kurva
standar dapat diketahui nilai regresi atau nilai kepercayaan dengan cara menarik garis
lurus yang memotong garis pada sumbu x yang merupakan konsentrasi sedangkan sumbu
y adalah hasil akhir (Riyanto, 2014).
2. 4 Glikogen
Glikogen merupakan suatu senyawa yang terdiri dari unit-unit yang terdapat
glukosil dan ikatan ∝-1,4-glikosidat dan ikatan ∝-1,6-glikosidat yang berperan untuk
menyatukan unit-unit glukosil. Glikogen terdapat di semua jenis sel dan berperan sebagai
cadangan unit glukosil yang memiliki fungsi untuk membentuk ATP melalui proses
glikolisis. Glikogen juga terdapat pada jaringan sebagai polimer yang memiliki berat
molekul (107-108). Glikogen dapat terurai menjadi glukosa 1-fosfat yang akan diubah
menjadi glukosa 6-fosfat yang digunakan dalam proses glikolisis anaerobic. Pada bagian
otot rangka, glukosa 6-fosfat akan masuk ke dalam jalur glikolitik dikarenakan glikogen
sebagai sumber bahan bakar untuk otot rangka ketika kebutuhan ATP meningkat dan
ketika glukosa 6-fosfat digunakan secara cepat dalam glikolisis anaerobic. Pada bagian
hati, glikogen berperan sebagai sumber glukosa pertama yang berfungsi untuk
mempertahankan kadar glukosa darah dan glukosa 6-fosfat dari penguraian glikogen
dihidrolisis oleh glukosa-6-fosfat menjadi glukosa (Marks, et.al, 2000).
BAB III

METODOLOGI

3. 1 Alat
3. 1. 1 Pisau
3. 1. 2 Mikropipet
3. 1. 3 Gelas ukur
3. 1. 4 Erlenmeyer
3. 1. 5 Tabung reaksi
3. 1. 6 Spektrofotometer
3. 2 Bahan
3. 2. 1 Hati ayam 3. 2. 10 Buffer fosfat 0,1 M pH= 6,7
3. 2. 2 Susu 3. 2. 11 Buffer fosfat pH=7
3. 2. 3 TCA 5% 3. 2. 12 Akuadest (H2Odest)
3. 2. 4 Etanol 95% 3. 2. 13 Enzim ∝-amilase
3. 2. 5 Larutan iodine (0,005 N 3. 2. 14 Reagen DNSA
dalam KI) 3. 2. 15 Reagen yodium
3. 2. 6 NaCl 3. 2. 16 Reagen ZnSO4
3. 2. 7 NaOH 0,75 N 3. 2. 17 Na2HPO4
3. 2. 8 Glikogen murni 50mg
3. 2. 9 Na2S2O3
3. 3 Cara kerja
3. 3. 1 Penentuan kadar glikogen
a. Preparasi glikogen dari liver

Liver ditimbang kemudian dipotong menjadi kecil-kecil dan dimasukkan


ke dalam homogenizer

Ditambahkan TCA 5% dingin kemudian dilakukan homogenisasi

Dilakukan penyaringan dekantir homogenatnya menggunakan kertas saring


Whatman dan dikumpulkan filtrate dekantir homogenat dalam tabung yang
direndam di dalam es.
Ditambahkan TCA sebanyak separuh dari volume mula-mula pada
endapan kemudian dilakukan homogenisasi dan disaring seperti perlakuan
2 dan 3.

Diambil 1 tetes dari masing-masing filtrat kemudian ditambahkan 1 tetes


larutan iodine dan diamati perubahan yang terjadi.

Dicampurkan kedua filtrate yang diperoleh kemudian ditambahkan etanol


95% sebanyak 2 kali volume filtrat.

Diaduk menggunakan stirrer sehingga terjadi presipitat glikogen. Jika


kesulitan dalam presipitasi glikogen maka ditambahkan sejimpit NaCl
kemudian diaduk.

Dilakukan sentrifugasi dan dipisahkan supernatannya kemudian


ditambahkan etanol 95% pada presipitat glikogen sebanyak 2 kali
volumenya.

Dilakukan sentrifugasi dan dicuci presipitat glikogen sebanyak 2 kali


menggunakan etanol 95% kemudian dicuci dengan sedikit eter.

Dikumpulkan presipitat dengan sentrifugasi kemudian dipindahkan ke


dalam gelas timbang dan dikeringkan di dalam desikalator vakum sampai
diperlukan.

b. Hidrolisis glikogen secara enzimatis

Dilarutkan 50 mg glikogen hasil presipitasi ke dalam 10 ml buffer fosfat


0,1 M dengan pH 6,7.

Dilarutkan 50 mg glikogen murni ke dalam 10 ml buffer fosfat 0,1 M


dengan pH 6,7 sebagai pembanding.
Diambil 1 ml dari larutan tersebut menggunakan pipet ke dalam 5 tabung
reaksi.

Ditambahkan 3 ml amylase yang sudah diencerkan dengan akuades


sebanyak 1000 kali.

Diinkubasi pada suhu 37o selama 1 jam.

Dilakukan perhitungan kadar gula (maltosa) dengan cara diambil 5 tabung


reaksi dengan interval waktu 10 menit

Ditambahkan 1 ml reagen DNSA untuk menghentikan reaksi

Dipanaskan di dalam pemanas air mendidih selama 10 menit.

Diukur absorbansi larutan tersebut pada panjang gelombang 620 nm.

Ditentukan kadar gula menggunakan kurva standar glukosa.

c. Pembuatan kurva standar maltose 0,1%


No. Penambahan Tabung nomor:
1 2 3 4 5 6
1 Larutan standar glukosa 0 0,4 0,8 1,2 1,6 2
2 Akuades 4 3,6 3,2 2,8 2,4 2
3 Reagen DNSA 1 1 1 1 1 1

Dilakukan seri pengenceran seperti pada tabel

Dipanaskan 6 tabung reaksi dalam air mendidih selama 10 menit kemudian


dilakukan homogenisasi dengan vortex
Diukur dan dicatat nilai absorbansi pada 6 tabung reaksi menggunakan
spektrofotometri dengan panjang gelombang 620 nm.

Dibuat dan digambarkan kurva standar maltose menggunakan data nilai


absorbansi.
3. 3. 2 Penentuan kadar pati
Pembuatan Kurva Standar Pati

Disiapkan 11 tabung reaksi kemudian diberi label 1-11

Dimasukkan larutan pati 0,1% dari tabung 1-11 sebanyak volume (ml) 0;
0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; dan 1

Ditambahkan buffer pH 7 dari tabung 1-11 sebanyak volume (ml) 1; 0,9;


0,8; 0,7; 0,6; 0,5; 0,4; 0,3; 0,2: 0,1 dan 1

Ditambahkan yodium 0,5 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi

Ditambahkan akuades sebanyak 8,5 ml ke dalam masing-masing tabung


reaksi

Diukur nilai absorbansinya dengan panjang gelombang 620 nm kemudian


dibuat kurva standar sesuai tabel dibawah ini.

No.Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Larutan - 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Pati 0,1%
(ml)
Buffer pH 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
7,0 (ml)
Yodium 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
(ml)
Akuades 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5
(ml)
3. 3. 3 Penentuan Kadar Gula Laktosa

Diambil 15 ml susu kemudian diencerkan dengan 15 ml akuades

Diambil 12,5 ml susu yang telah diencerkan ke dalam labu ukur 25 ml

Ditambahkan 2,5 ml ZnSO4 kemudian dihomogenkan

Ditambahkan 2,5 ml NaOH 0,75N kemudian dihomogenkan

Ditambahkan akuades sampai tanda batas kemudian didiamkan selama 10


menit

Disaring dengan menggunakan kertas saring untuk mengambil filtratnya

Diambil 2,5 ml filtrate kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 10 ml akuades kemudian dihomogenkan

Ditambahkan 10 ml larutan KI 10% kemudian dihomogenkan

Ditambahkan 25 ml larutan Chloramine kemudian dihomogenkan

Ditutup menggunakan kapas kemudian didiamkan selama 90 menit

Ditambahkan 5 ml HCL

Dititrasi dengan Na2S2O3 hingga berwarna kuning pucat

Ditambahkan 5 tetes yodium pH 2,9 ke dalam filtrate kemudian dititrasi


dengan Na2S2O3 hingga berwarna abu-abu
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Kurva Standar Maltosa 0,1%

Perhitungan:
Konsentrasi tabung 1 Konsentrasi tabung 4
M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,1 × 0 = M2 × (4+1) 0,1 × 1,2= M2 × (1,2+2,8+1)
0,1 ×0 0,1 ×1,2
M2 = =0M M2 = = 0,024 M
5 5

Konsentrasi tabung 2 Konsentrasi tabung 5


M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,1 × 0,4= M2 × (0,4+3,6+1) 0,1 × 1,6 = M2 × (1,6+2,4+1)
0,1 ×0,4 0,1 ×1,6
M2 = = 0,008 M M2 = = 0,032 M
5 5

Konsentrasi tabung 3 Konsentrasi tabung 6


M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,1 × 0,8= M2 × (0,8+3,2+1) 0,1 × 2= M2 × (2+2+1)
0,1 ×0,8 0,1 ×2
M2 = = 0,016 M M2 = = 0,04 M
5 5

Tabel nilai OD dan konsentrasi Maltosa 0,1%


Tabung Konsentrasi (M) OD (𝐴𝐴̇)
1 0 0
2 0,008 0,023
3 0,016 0,035
4 0,024 0,069
5 0,032 0,091
6 0,04 0,123
Kurva Standar Maltosa 0,1%

Kurva Standar Maltosa 0,1%


0.14 0.123
0.12
0.091
0.1
0.08 0.069
y = 3.0464x - 0.0041
OD

0.06 R² = 0.9857
0.035
0.04 0.023
0.02 0
0
-0.02 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045
Konsentrasi (M)

Pembahasan:
Pada percobaan penentuan kurva standar maltose 0,1% dilakukan seri
pengenceran dengan jumlah volume larutan maltose 0,1% yang berbeda-beda dan
ditambahkan akuades dengan jumlah yang berbeda-beda serta ditambahkan reagen
DNSA dengan volume yang sama. Setelah penambahan 3 larutan tersebut kemudian
dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit. Pada proses pemanasan berfungsi untuk
mempercepat reaksi dari reagen DNSA yang berfungsi untuk mengetahui gula reduksi
karena reagen DNSA dapat menjadi oksidator pada larutan (Campbell, 2002). Setelah
dipanaskan, diukur nilai absorbansi dengan panjang gelombang 620 nm dengan alat
spektrofotometri.
Kurva standar berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan konsentrasi dari
sampel yang akan diuji. Kurva standar maltose 0,1% diperoleh dari proses pengenceran
dan pengukuran nilai absorbansi. Pengenceran dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan menurunkan konsentrasi dari larutan awal dan dapat juga digunakan untuk
mengetahui nilai konsentrasi akhir pada larutan. Pengukuran nilai absorbansi berfungsi
untuk mendapatkan nilai OD. Pada kurva standar diperloh persamaan y = 3.0464x -
0.0041dengan nilai regresi (kepercayaan) R² = 0.9857. Berdasarkan nilai kepercayaan
dapat diketahui bahwa kurva standar yang terbentuk memiliki data yang valid.
Pada konsentrasi 0 didapatkan nilai OD 0, konsentrasi 0,008 M didapatkan nilai
OD 0,023𝐴𝐴̇, konsentrasi 0,016 M didapatkan nilai OD 0,035 𝐴𝐴̇, konsentrasi 0,024 M
didapatkan nilai OD 0,069 𝐴𝐴̇, konsentrasi 0,032 didapatkan nilai OD 0,091 𝐴𝐴̇, konsentrasi
0,04 didapatkan nilai OD 0,123𝐴𝐴̇. Perubahan nilai OD dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan karena semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak cahaya tidak terserap di
larutan sehingga nilai OD berubah dan semakin tinggi. Nilai OD juga berhubungan
dengan gula reduksi yaitu semakin tinggi nilai OD maka semakin banyak gula reduksi
yang terkandung dalam larutan.

4.2 Penentuan Kurva Standar Glikogen Murni

Perhitungan konsentrasi glikogen murni:


Tabung 1 0,110= 3,0464x-0,0041
Y= 3,0464x-0,0041 0,110+0,0041
X= = 0,037 M
3,0464
0= 3,0464x-0,0041
Tabung 4
0,0041
X= = 0,001 M Y= 3,0464x-0,0041
3,0464

Tabung 2 0,104= 3,0464x-0,0041


Y= 3,0464x-0,0041 0,104+0,0041
X= = 0,035 M
3,0464
0,150= 3,0464x-0,0041
Tabung 5
0,150+0,0041
X= = 0,051 M Y= 3,0464x-0,0041
3,0464

Tabung 3 0,065= 3,0464x-0,0041


Y= 3,0464x-0,0041 0,065+0,0041
X= = 0,023 M
3,0464

Tabel konsentrasi dan nilai OD glikogen murni


Tabung Konsentrasi (M) OD (𝑨𝑨̇)
1 0,001 0
2 0,051 0,150
3 0,037 0,110
4 0,035 0,104
5 0,023 0,065
Kurva standar glikogen murni

Kurva Standar Glikogen Murni


0.15
0.16
0.14
0.11
0.12 0.104
0.1
OD

0.065 y = 3.0234x - 0.0031


0.08 R² = 0.9995
0.06
0.04
0.02 0
0
-0.02 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Konsentrasi

Penentuan Kurva Standar Glikogen Hati Ayam


Perhitungan konsentrasi glikogen hati ayam:
Tabung 1 0,097+0,0041
X= = 0,033 M
3,0464
Y= 3,0464x-0,0041
Tabung 4
0= 3,0464x-0,0041
Y= 3,0464x-0,0041
0,0041
X= = 0,00134 M 0,067= 3,0464x-0,0041
3,0464

Tabung 2 0,067+0,0041
X= = 0,023 M
3,0464
Y= 3,0464x-0,0041
0,114= 3,0464x-0,0041 Tabung 5
0,114+0,0041
X= = 0,039 M Y= 3,0464x-0,0041
3,0464

Tabung 3 0,057= 3,0464x-0,0041


0,057+0,0041
Y= 3,0464x-0,0041 X= = 0,02 M
3,0464
0,097= 3,0464x-0,0041
Tabel konsentrasi dan nilai OD glikogen hati ayam
Tabung Konsentrasi (M) OD (𝑨𝑨̇)
1 0,00134 0
2 0,039 0,114
3 0,033 0,097
4 0,023 0,067
5 0,02 0,057
Kurva standar glikogen hati ayam

Kurva Standar Glikogen Hati Ayam


0.14
0.114
0.12 0.097
0.1
0.08 0.067
0.057
OD

y = 3.0382x - 0.0037
0.06
R² = 0.9998
0.04
0.02 0
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05
Konsentrasi

Pembahasan:
Preparasi glikogen dari liver dilakukan dengan cara ditimbang berat dari liver
ayam yaitu 39,47 gram kemudian ditambahkan TCA 5% dingin yang berfungsi untuk
menghentikan enzim yang dapat merusak glikogen, mendenaturasi protein sehingga
digunakan dalam suhu dingin, dan untuk melarutkan glikogen karena glikogen dapat larut
dalam larutan TCA. Setelah penambahan TCA 5% dilakukan homogenisasi kemudian
dilakukan penyaringan dekantir homogenate dengan kertas saring yang berfungsi agar
hanya glikogen yang terkumpul dan dikumpulkan filtrate dalam tabung yang dingin
berfungsi agar glikogen tidak rusak. Dilakukan penyaringan dekantir homogenate dari
liver yang sudah diberi tambahan TCA 5% dengan volume setengah dari volume mula-
mula. Diambil satu tetes dari masing-masing filtrate kemudian ditambahkan larutan
iodine yang berfungsi untuk indicator ada tidaknya glikogen pada filtrate. Jika warna
yang dihasilkan kuning kecoklatan menandakan ada glikogen sedangkan jika warna
bening maka tidak ada glikogen. Ditambahkan NaCl jika kesulitan dalam presipitat
glikogen kemudian disentrifugasi dan ditambahkan etanol 95% pada presipitat glikogen
yang berfungsi untuk mengendapkan glikogen tanpa mengendapkan glukosa.
Kurva standar glikogen pada pratikum diperoleh data yang valid dengan
persamaan y= 3,0382x-0,0037 dan nilai regresi (kepercayaan) sebesar 0,9998. Menurut
Damayanti (2010) bahwa kadar glikogen pada liver ayam dipengaruhi oleh jumlah
karbohidrat yang dimakan oleh ayam, waktu kecepatan penyimpanan glikogen, dan
konsumsi glikogen. Kadar glikogen yang rendah pada dapat disebabkan oleh banyaknya
konsumsi glikogen pada bagian otot karena bila glikogen terdapat pada otot maka tidak
dapat digunakan untuk organ liver. Hal ini juga dapat menyebabkan tidak adanya
glikogen ketika percobaan. Selain itu, tidak adanya glikogen juga dipengaruhi oleh
tingkat stress pada ayam karena semakin stress ayam maka kebutuhan karbohidrat akan
meningkat sehingga glikogen pada hati akan langsung dipecah menjadi glukosa melalui
proses glikogenolisis. Hal ini sesuai dengan teori dari Montgomery (1983) bahwa
glikogen pada hati dapat dipecah menjadi glukosa dan ditransfer ke bagian organ tubuh
yang membutuhkan.
Pada proses hidrolisis glikogen diperoleh data nilai OD untuk pembuatan kurva
standar glikogen murni dan kurva standar glikogen hati ayam. Pada hidrolisis glikogen
dberi buffer fosfat pH 7 yang berfungsi untuk meningkatkan kerja enzim amylase
dikarenakan enzim amylase dapat bekerja optimal ketika pH 7. Enzim amylase pada
hidrolisis glikogen berfungsi untuk menghidrolisis ikatan yang terdapat diantara D-
glukosa yaitu ikatan ∝-1. Pada inkubasi dilakukan pada suhu 370C yang berfungsi untuk
meningkatkan kerja enzim amylase dan pada inkubasi terdapat interval waktu yang
berfungsi untuk mempertahankan dan meningkatkan kerja enzim sehingga enzim tidak
rusak karena enzim memiliki interval waktu dan suhu khusus. Pemberian DNSA
berfungsi untuk mengetahui gula reduksi karena DNSA dapat menjadi oksidator
sehingga glikogen akan tereduksi menjadi 3-amino dan 5-nitrosalicylic acid. Pemberian
reagen DNSA pada pemanasan berfungsi untuk mempercepat kerja reagen DNSA.

4.3 Penentuan Kurva Standar Pati


Perhitungan:
Konsentrasi tabung 1 M1×V1 = M2×V2
M1×V1 = M2×V2 0,1 ×0,3
M2 = = 0,003 M
(0,3+0,7+0,5+8,5)
0,1 ×0
M2 = =0M Konsentrasi tabung 5
(0+1+0,5+8,5)

Konsentrasi tabung 2 M1×V1 = M2×V2


M1×V1 = M2×V2 0,1 ×0,4
M2 = = 0,004 M
(0,4+0,6+0,5+8,5)
0,1 ×0,1
M2 = = 0,001 M Konsentrasi tabung 6
(0,1+0,9+0,5+8,5)

Konsentrasi tabung 3 M1×V1 = M2×V2


M1×V1 = M2×V2 0,1 ×0,5
M2 = = 0,005 M
(0,5+0,5+0,5+8,5)
0,1 ×0,2
M2 = = 0,002 M Konsentrasi tabung 7
(0,2+0,8+0,5+8,5)

M1×V1 = M2×V2
Konsentrasi tabung 4 0,1 ×0,6
M2 = = 0,006 M
(0,6+0,4+0,5+8,5)
Konsentrasi tabung 8 Konsentrasi tabung 10
M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,1 ×0,7 0,1 ×0,9
M2 = = 0,007 M M2 = = 0,009 M
(0,7+0,3+0,5+8,5) (0,1+0,9+0,5+8,5)

Konsentrasi tabung 9 Konsentrasi tabung 11


M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,1 ×0,8 0,1 ×1
M2 = = 0,008 M M2 = = 0,01 M
(0,8+0,2+0,5+8,5) (1+0+0,5+8,5)

Tabel Kurva Standar Pati


Tabung Konsentrasi (M) OD (𝐴𝐴̇)
1 0 0
2 0,001 0,174
3 0,002 0,203
4 0,003 0,327
5 0,004 0,382
6 0,005 0,456
7 0,006 0,542
8 0,007 0,616
9 0,008 0,697
10 0,009 0,750
11 0,01 0,842
Kurva standar Pati

Kurva Standar Pati


0.842
0.9 0.75
0.8 0.697
0.7 0.616
0.542
0.6 0.456
0.5 0.382 y = 79.4x + 0.0565
OD

0.4 0.327 R² = 0.9906


0.3 0.174 0.203
0.2
0.1 0
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Konsentrasi

Pembahasan:
Pada percobaan kurva standar pati diperoleh persamaan y= 79,4x+0,0565
dengan nilai regresi (kepercayaan) sebesar 0,9906 yang berarti bahwa data dari kurva
valid. Konstanta dengan nilai OD berbanding lurus karena semakin tinggi nilai konstanta
maka semakin besar nilai OD.
Pada pati terdapat reagen yodium yang berfungsi untuk mengetahui ada
tidaknya kandungan amilum. Enzim yang digunakan untuk hidrolisis pati menjadi
amilum adalah enzim amylase karena enzim amylase dapat mendegradasi maltose dan
maltorisa secara cepat menjadi amilum.

4.4 Penentuan Gula Laktosa


Kadar laktosa dalam filtrat
100
A = (Tb-Ts) × N × 0,171 ×
5
100
= ( 9-3,3) × 0,1 × 0,171 ×
5

= 1,95
Kadar laktosa dalam 100 ml susu
48,4 100 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
Kadar laktosa= 2A× ×
100 12,5
48,4 100
=2 (1,95) × × = 15,10%
100 12,5

Pembahasan:
Pada percobaan diperoleh data kadar laktosa dalam filtrate yang diperoleh dari
volume titrasi sampel dan volume titrasi blanko. Kadar laktosa dalam filtrate sebesar
1,95%. Kadar laktosa dalam 100 ml susu diperoleh 15,10%. Laktosa berfungsi untuk
sumber energy, penyerapan mineral, meningkatkan kesehatan usus. Laktosa memiliki
peran penting bagi tubuh terutama untuk bayi dan balita dikarenakan pada ASI terdapat
laktosa. Bila terjadi kelebihan kadar laktosa pada tubuh akan menimbulkan intoleransi
laktosa. Intoleransi laktosa merupakan ketiakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa
atau terjadi malabsorpsi yang disebabkan oleh pertambahan usia, penurunan produksi
lactase untuk memecah laktosa.
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan karbohidrat dapat disimpulkan bahwa:

5.1 Kandungan karbohidrat pada glikogen dapat ditentukan dengan menggunakan


sampel liver ayam karena kandungan glikogen terdapat pada otot dan liver.
Kandungan karbohidrat pada amilum dapat ditentukan menggunakan kurva standar
dari seri pengenceran maltose 0,1%.
5.2 Produk hasil hidrolisis karbohidrat dengan berbagai metode pengujian adalah
amilum yang diperoleh dari penambahan enzim amylase yang berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan ∝-1 yang terdapat diantara D-glukosa.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, D. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot. Jakarta.


Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Kurchell, Philip. 2006. Schaum’s Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Marks, et.al. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC.
Marsh, K. dan B. Bugusu. 2007. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta: Kanisius.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kulian Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strara I Fakultas Bioesksakta. Jakarta: EGC.
Riyanto. 2014. Validasi dan Verifikasi. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai