Modul 8 Fix
Modul 8 Fix
Modul 8 Fix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Refac Group berdiri sejak awal tahun 2016 dan didirikan oleh 5
(lima) orang direktur yang bergerak dalam bidang produksi mobil mainan
Tamiya 4WD. Dalam memulai usahanya sebagai perusahaan baru, PT. Refac
Group mempunyai strategi yaitu dengan melakukan perencanaan terhadap
seluruh kegiatan produksinya sehingga bisa menjadikan perusahaan PT. Refac
Group yang dapat bersaing dengan perusahaan yang lainnya. Perencanaan yang
dimaksud adalah meliputi perencanaan produksi dan kebutuhan material.
Perencanaan dalam suatu perusahaan merupakan menjadi hal yang utama dan
menjadi fungsi utama manajemen yang juga melingkupi perkiraan serta
penghitungan mengenai seluruh kegiatan produksi yang akan dilakukan pada
suatu waktu tertentu.
Perencanaan agregat adalah perencanaan yang dibuat untuk memenuhi
total demand dari seluruh elemen produksi dan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Perencanaan agregat ini berfungsi untuk membantu perusahaan
dalam menatur jumlah dan waktu yang tepat dalam melaksanakan proses
produksi. Terdapat dua komponen penting perencanaan yang harus dilakukan
perusahaan yaitu perencanaan produksi dan kebutuhan material.
Perencanaan produksi berfungsi untuk memenuhi total semua kebutuhan
produk yang akan dihasilkan menggunakan sumber daya yang ada. Sedangkan
perencanaan kebutuhan material adalah digunakan untuk perencanaan dan
pengendalian item komponen yang saling bergantung pada item-item yang ada
ditingkat lebih tinggi. Perencanaan produksi dan kebutuhan material sangatlah
penting untuk menjamin kelancaran dalam proses produksi. Apabila kedua
perencanaan tersebut dapat dilakukan maka perusahaan dapat
memperhitungkan kebutuhan yang dibutuhkan dengan sumber daya yang
tersedia sehingga apabila terdapat kendala dalam proses produksi dapat segera
ditangani sedini mungkin dan proses produksi menjadi lancar.
1
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
3
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
- Data Hasil Peramalan
- Data Biaya
- Data Hari Kerja/Periode
- Data Jam Kerja/Hari
- Lead time
- Inventory
Menghitung Kapasitas
Produksi yang Tersedia
dengan RRP
Melakukan Perencanaan
Agregat (AP)
Melakukan peramalan
end item dengan JIP
Melakukan perhitungan
RCCP
Melakukan perhitungan
MRP tiap part
Melakukan perhitungan
manual semua metode
Analisa
Selesai
4
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
5
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resource Requirement Planning (RRP)
Perencanaan kebutuhan sumber daya merupakan tingkat perencanaan
tertinggi dalam hirearki perencanaa kapasitas. Perhitungan jumlah stasiun kerja
ini mengunakan rumus:
Total Demand x Waktu Baku
Jumlah Stasiun Kerja=
Jam Kerja
∑ Jumlah Hari Kerja x Hari
Sedangkan untuk menghitung kapasitas produksinya:
Kapasitas RT (jam) = hari kerja x jam kerja x stasiun kerja
Kapasitas OT (jam) = 25% x RT
Kapasitas RT (unit) = kapasitas RT (jam) x (3600/Wb)
Kapasitas OT (unit) = kapasitas OT (jam) x (3600/Wb)
Perhitungan RRP ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar
kapasitas produksi dari RT dan OT yang dapat dipakai apabila ternyata
kapasitas produksi dari RT tidak dapat memenuhi demand. RRP digunakan
untuk merencanakan berapa kapasitas produksi yang kita butuhkan apakah
cukup menggunakan RT saja atau perlu tambahan bila ternyata tidak memenuh
permintaan.
2.2 Agregate Planning (AP)
Perencanaan agregat merupakan perencanaan mengenai jumlah tenaga
kerja dan tingkat produksi pada fasilitas yang diberikan dalam perencanaan
agregat. Rencana tersebut dibuat secara umum sekali setiap periode untuk
periode selanjutnya. Keputusan perencanaan dibuat untuk meminimasi biaya
total dalam memenuhi permintaan yang diramalkan. Rencana tersebut
memperhitungkan bermacam-macam jenis biaya. Tujuan dari perencanaan
agregat adalah penggunaan yang produktif baik atas sumber daya manusia
maupun sumber daya perlengkapan.
6
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Material Capacity
Requirement Requirement
Planning Planning
Production Input/Output
Vendor Follow Control &
Activity
Up System Operation
Control
Scheduling
7
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
8
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
9
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
- Subkontrak
Salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan perusahaan adalah
dengan mensubkontrakkan sebagian produksi ketika terjadi
permintaan melebihi kapasitas produksi.
- Mempengaruhi permintaan
Manajemen dapat membuat keputusan untuk mempengaruhi
permintaan, cara yang dapat dilakukan antara lain adalah
denganmemberikan diskon, bonus, promosi dan lain-lain karena
permintaan meupakan salah satu sumber utama permasalahan
agregate planning.
b) Strategi Campuran (Mixed Strategies)
Strategi campuran adalah strategi dalam agregate planning yang
melibatkan dua atau lebih variabel yang dapat dikontrol untuk
mencapai rencana yang feasibel. Beberapa kombinasi pengubahan
dari beberapa controllable (decision) variable bisa menghasilkan
suatu strategi Agregate Planning yang terbaik dan feasible untuk
dijalankan. Misalnya perusahaan dapat menggunakan kombinasi
antara jam lembur, subkontrak, dan pemerataan persediaan sebagai
strategi mereka.
Mixed strategy lebih sering digunakan ketika suatu perusahaan
mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi yang
bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi
yang bervariasi tersebut, maka perusahaan baru akan menyadari
tantangan yang sedang dihadapinya. Bagian pengendalian produksi
dan bagian pemasaran harus menghasilkan master schedule yang
mencakup beberapa kebijakasanaan perubahan dan prosedur
pengoperasian.
10
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
11
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
12
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
13
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
S/T :
I t−1−St −1=I t−1−St −1+ Pt −F t untuk t = 1,2,3,....,
Rt =Rt −1 + H t −Lt untuk t = 1,2,3,....,T
Ot −U t =k Pt −R t untuk t = 1,2,3,....,T
Pt , Rt , O t , I t , St , H t , Lt , U t ≥ 0 untuk t = 1,2,3,....,T
2.2.4 Satuan Agregat
Satuan agregate adalah satuan yang dapat mewakili berbagai
macam produk sehingga total kebutuhan untuk produk-produk tersebut
dapat dibandingkan dengan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia.
Satuan agregat akan mewakili agregasi seluruh item produk sehingga
permintaan total untuk kebutuhan selama satu kurun waktu perencanaan
14
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
dapat dihitung. Contoh yang dapat dikemukakan ialah satuan agregat ton
baja walaupun baja yang dihasilkan dapat berupa baja batangan, baja
kawat, baja lembaran atau baja rol. Dalam hal satuan agregat ini dapat
digunakan satuan unit surrogate product (produk yang mewakili) atau
satuan jam orang atau satuan jam mesin. Tujuan dari satuan agregate
adalah membuat perencanaan produksi sesuai permintaan pasar dengan
kriteria minimisasi biaya produksi. Penggunaan satuan agregat ini
dilakukan mengingat keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh
antara lain:
a. Kemudahan dalam pengolahan data
Dengan menggunakan satuan agregat maka pengolahan data tidak
dilakukan untuk setiap individual produk. Keuntungan ini akan
semakin terasa jika pabrik tempat perencanaan dilakukan
memproduksi banyak jenis produk.
b. Ketelitian hasil yang didapatkan
Dengan hanya mengolah satu jenis data produk maka kemungkinan
untuk menerapkan metode yang canggih semakin besar sehingga
ketelitian hasil yang didapatkan semakin baik.
c. Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisme sistem
produksi yang terjadi dalam implementasi rencana.Secara garis besar
terdapat tiga strategi murni yang dapat dilakukan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan ini, yaitu:
- Melakukan pengaturan setiap saat atas jumlah tenaga kerja yang
dipergunakan dalam hal ini merekrut tenaga kerja baru bila
permintaan meningkat dan memberhentikan sebagian tenaga
kerja bila permintaan menurun.
- Tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja tetapi yang diatur
adalah kecepatan produksi, misalnya jika permintaan meningkat
kecepatan produksi ditingkatkan misalkan dengan mengadakan
jam lembur.
15
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
16
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
17
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
18
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
- Production plan.
- Demand data.
- Inventory status.
- Ordering policy
2.3.2 Teknik Disagregasi
Disagregasi adalah sebuah proses penerjemahan rencana agregat
menjadi rencana persediaan dan penjadwalan yang terperinci. Tujuan dari
disagregasi adalah untuk membuat jadwal produksi setiap item produk
secara terperinci, lalu JIP atau MPS adalah hasil rincian tentang:
- Penjadwalan pekerjaan
- Alokasi jangka pendek aktivitas produksi
- Jumlah produksi item yang spesifik
- Waktu order produksi item yang spesifik
Metode disagregasi sendiri terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Metode Cut & Fit
Proses disaagregasi dengan menggunakan pendekatan metode cut and
fit ini relative lebih sederhana dibandingkan dengan menggunakan
metode lainnya. Umumnya perusahaan mencoba berbagai variasi
alokasi kapasitas produk dalam suatu grup sampai tercapai suatu
kombinasi yang memuaskan.
Rumus yang digunakan dalam disagregasi pendekatan metode cut
and fit:
Demand agregat . % Item
y=
Faktor konversi
Dimana:
y: Hasil permalan disagregasi item
% item: presentasi kebutuhan masing-masing item
Demand agregat: Agregat plan hasil pengolahan data rencana
produksi agregat.
19
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
20
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
∑ Pijt −W jt −O jt ≤0
i∈ L untuk semua j J
W jt −W j. t−1−H jt + F jt =0 untuk semua j J
21
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Dimana:
Aj = Biaya pemesanan family j
Dij = Permintaan item i family j
Hij = ongkos simpan per unit/periode
4. Menghitung kuantitas produksi agregat dari item i family j
Qij (adj) = Qij* xkij
dimana kij = faktor konversi
jumlah total Qij(adj) > Pt dengan nilai Qij total sebagai berikut:
Qij (adj)total = ∑ Qij (adj) (2.20)
maka kuantitas jumlah produk setiap item i pada family j perlu
disesuaikan dengan faktor penyesuaian:
Pt
Q ij =
Q ij ( adj ) total
5. Kuantitas produk setiap item menjadi sebagai berikut:
Qij =rx Q y .
6. Menghitung jumlah produk agregat yang akan diproduksi
Dengan diketahui harga jumlah produk yang disesuaikan maka
jumlah produk agregat dapat diketahui dengan persamaan.
Pij t =k ij x Qij )
2.4 Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Rough cut capacity planning adalah perencanaan kapasitas dengan lebih
sedikit kalkulasi dan perhitungan. Artinya, kalkulasi masih dilakukan secara
22
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
kasar. RCCP akan digunakan untuk menguji kelayakan kapasitas dari suatu
rencana jadwal induk produksi sebelum MPS tersebut ditetapkan. Prosedur ini
dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa MPS yang ditetapkan tidak
akan melebihi kapasitas produksi terpasang pada seluruh pusat kerja. Apabila
pusat kerjanya cukup banyak, pengujian itu umumnya hanya dilakukan pada
pusat kerja yang mungkin menjadi bottleneck.
Pada dasarnya, RCCP didefinisikann sebagai proses konversi dari rencana
produksi dan atau MPS ke dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan
sumber-sumber daya kritis seperti: ttenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas
gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber daya keuangan.
RCCP serupa dengan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya (Resource
Requirements Planning = RRP), kecuali bahwa RCCP adalah lebih terperinci
daripada RRP dalam beberapa hal seperti: RCCP didisagregasikan ke dalam
level item atau SKU (Stock Keeping Unit); dan RCCP mempertimbangkan
lebih banyak sumber daya produksi.
Kemudahan pelaksanaan RCCP:
1. Teknik yang digunakan relatif sederhana.
2. Hanya meliputi batasan atau work Centre yang utama.
3. Tidak memerlukan faktor perhitungan yang presisi.
Kelemahan RCCP:
1. Hanya membedakan nilai pendekatan untuk sumber daya yang diperlukan
dalam produksi.
2. Tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan kapasitas dalam tahap
perencanaan kebutuhan material.
Pada dasarnya terdapat empat langkah untuk melaksanakan RCCP, yaitu:
1. Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS
2. Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu
3. Menentukan bill of resources
4. Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP
23
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
24
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
25
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
26
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
27
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
28
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
H = biaya penyimpanan
Ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan dalm penggunaan
metode EOQ, yaitu sebagai berikut:
a. Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam
b. Kebutuhan/permintaan barang yang diketahui dan konstan
c. Biaya pemesnan dan biaya penyimpanan diketahui dan konstan
d. Barang yang dipesan diterima dalam satu kelompok (batch)
e. Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dibeli
f. Waktu tenggang (lead time) diketahui dan konstan
Kelebihan:
Merupakan teknik yang mudah yang memasukkan parameter biaya
dan teknik yang menentukan trade off antara biaya biaya pesan, set
up dan ongkos simpan.
Kekurangan:
Metode ini mengabaikan kemungkinan permintaan yang akan datang
pada MRP. Teknik ini bukan teknik eksak sehingga sering
mengakibatkan adanya sisa dari persediaan sehingga akan
meningkatkan ongkos simpan.
3. Period Order Quantity (POQ)
Metode POQ ini menentukan jumlah perioda yang akan dimasukkan
ke dalam sekali pemesanan. Langkah-langkah penentuan ukuran lot
dengan metode ini adalah:
1. Hitung economic order quantity (EOQ).
2. Hitung jumlah (frekuensi) pemesan N, yaitu dengan membagi
permintaan per tahun (D) dengan EOQ. Bulatkan ke atas bila
hasil pembagian (nilai N) bukan bilangan bulat
3. Hitung POQ dengan membagi jumlah minggu per tahun dengan
N. Hasil pembagian ini kemudian dibulatkan ke atas
4. Fixed Order Quantity (FOQ)
29
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
30
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
31
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
e
Z ce=C+ h ∑ ( Qce−Qci ) untuk 1 ≤ c ≤ e ≤ N
i=c
Dengan:
C= ongkos pesan
h = ongkos simpan per unit per perioda
e
Qce =∑ D k
k=c
32
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
3.1.1 Data Ramalan 12 Periode
Berdasarkan ramalan yang telah dilakukan sebelumnya, metode terpilih
dalam melakukan peramalan yaitu dengan menggunakan metode Weight
Moving Average. Adapaun data hasil peramalan untuk 12 periode dapat
dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1 Data Peramalan 12 Periode
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Deman 3209 3209 3209 3209 3209 3209 3209 3209 3209 3209 3209
32093
d 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Jumlah lini :2
Waktu Siklus : 30,84 detik = 0,008 jam
116,73 unit 116 unit
Output Standar : ≈
jam jam
34
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
35
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
36
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
37
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
%=
∑ demand tamiyahitam x 100 %
∑ tamiya hitam dan putih
187399
%= x 100 %
378442
%=49,5 %
2. Menghitung Persentase Tamiya Putih
%=
∑ demand tamiya putih x 100 %
∑ tamiya hitam dan putih
191043
%= x 100 %
378442
%=50,5 %
Setelah dilakukan perhitungan persentase, maka dapat dilakukan
perhitungan pembagian banyaknya demand antara tamiya hitam dan
tamiya putih menggunakan persentase masing-masing tamiya yang telah
didapat sebelumnya. Kemudian persentase tersebut dikalikan pada data
demand peramalan 12 periode kedepan yang telah diramalkan. Berikut ini
adalah contoh perhitungan hasil ramalan end item pada periode 6:
38
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Peramal Tamiya
an Hitam Putih
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
32093 15892 15893
Jumlah 190704 190712
Total 381416
39
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
RCCP
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
40
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Tamiya
41
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
a. Safety Stock
Tamiya Hitam
Diketahui: Z = 95% (dalam tabel L3 = 1,645)
σ = 5,70 x 10-12
Lead Time = 1
safety stock=Z x σ x √ Lead Time
safety stock=1,645 x ( 5,70 x 10−12) x √1
safety stock=9,38 x 10−12 ≈ 0
Tamiya Putih
Diketahui: Z = 95% (dalam tabel L3 = 1,645)
σ= 0
Lead Time = 1
s afety stock=Z x σ x √ Lead Time
safety stock=1,645 x 0 x √1=0
b. Netting
Contoh perhitungan:
Tamiya Hitam
P OH =OH−SS
POH =589−0=589
N R=GR−SR−POH
NR 1=GR 1−SR1−POH
NR 1=15892−0−589=15303
Tamiya Putih
P OH =OH−SS
POH =1025−0=1025
N R=GR−SR−POH
NR 1=GR 1−SR1−POH
NR 1=15893−0−1025=14868
42
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Berikut ini adalah tabel hasil netting untuk tamiya hitam dan putih:
Tabel 3.9 Netting Tamiya Hitam
Lot Size O H SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
WWA 589 0 1 GR 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 589 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 15303 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892
Level 1
Tabel 3.11 MRP komponen bodi atas level 1 metode FPR Tamiya Hitam
Lot Size OH SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FPR T =2 589 0 1 GR 15303 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 589 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 14714 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892 15892
POP 30606 0 31784 0 31784 0 31784 0 31784 0 31784 0
POR 0 31784 0 31784 0 31784 0 31784 0 31784 0 0
43
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Tabel 3.13 MRP komponen chasis level 1 metode FPR Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FPR T =2 1614 0 1 GR 30171 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 1614 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POP 60342 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0
POR 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 0
44
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Level 2
Tabel 3.16 MRP komponen pink gear level 2 metode FPR Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Pe riode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FPR T =2 3228 0 1 GR 0 127139 0 127139 0 127139 0 127139 0 127139 0 0
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 3228 3228 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR -3228 123911 0 127139 0 127139 0 127139 0 127139 0 0
POP 120683 0 127139 0 127139 0 127139 0 127139 0 0 0
POR 0 127139 0 127139 0 127139 0 127139 0 0 0 0
45
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
46
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Tabel 3.23 MRP komponen plat depan level 2 metode FPR Tamiya Hitam dan Putih
Lot Siz e OH SS LT Pe riode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FPR T=2 1614 0 1 GR 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 0
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 1614 1614 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR -1614 61955 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 0
POP 60341 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 0 0
POR 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 0 0 0
47
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
48
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Tabel 3.30 MRP blue gear level 3 metode FPR Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FPR T =2 1614 0 1 GR 0 63569 0 63569 0 63569 0 63569 0 0 0 0
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 1614 1614 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR -1614 61955 0 63569 0 63569 0 63569 0 0 0 0
POP 60341 0 63569 0 63569 0 63569 0 0 0 0 0
POR 0 63569 0 63569 0 63569 0 0 0 0 0 0
49
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
50
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Tabel 3.37 MRP roller besar level 3 metode FPR Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FPR T =2 3228 0 1 GR 0 127139 0 127139 0 127139 0 127139 0 0 0 0
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 3228 3228 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR -3228 123911 0 127139 0 127139 0 127139 0 0 0 0
POP 120683 0 127139 0 127139 0 127139 0 0 0 0 0
POR 0 127139 0 127139 0 127139 0 0 0 0 0 0
51
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
NR 28557 31742 31677 31612 31547 31482 31742 31677 31612 31547 31482 31742
POP 28600 31850 31850 31850 31850 31525 31850 31850 31850 31850 31525 31850
POR 31850 31850 31850 31850 31525 31850 31850 31850 31850 31525 31850 0
52
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
3. POQ
Tabel 3.42 MRP komponen penutup baterai metode POQ Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Pe riode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
POQ = 1 1614 0 1 GR 30171 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 1614 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POP 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POR 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 0
53
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
5. LUC
Tabel 3.44 MRP 1 komponen penutup baterai metode LUC Tamiya Hitam dan Putih
inc. cum.
Demand cum. TRC (T) /
Period T holding Holding TRC (T)
(RT) Demand cum. RT
cost cost
1 1 30171 30171 0 0 1000 0,0331444
2 2 31785 61956 19071000 19071000 19072000 307,83136
2 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
3 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
3 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
4 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
4 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
5 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
5 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
6 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
6 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
7 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
7 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
8 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
8 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
9 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
9 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
10 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
10 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
11 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
11 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
12 2 31785 63570 19071000 19071000 19072000 300,01573
12 1 31785 31785 0 0 1000 0,0314614
Tabel 3.45 MRP 2 komponen penutup baterai metode LUC Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
LUC 1614 0 1 GR 30171 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 1614 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POP 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POR 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 0
54
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
6. LTC
Tabel 3.46 MRP 1 komponen penutup baterai metode LTC Tamiya Hitam dan Putih
Tabel 3.47 MRP 2 komponen penutup baterai metode LTC Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
LT C 1614 0 1 GR 1 30171 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 1614 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POP 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POR 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 0
55
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
Tabel 3.48 MRP 1 komponen penutup baterai metode PPB Tamiya Hitam dan Putih
Periode Demand Lama Disimpan Nilai Akumulasi Kondisi
1 30171 0 0 0 0<2
*1, 2 31785 1 31785 31785 31785>2
3 31785 0 0 0 0<2
*3, 4 31785 1 31785 31785 31785>2
5 31785 0 0 0 0<2
*5, 6 31785 1 31785 31785 31785>2
7 31785 0 0 0 0<2
*7, 8 31785 1 31785 31785 31785>2
9 31785 0 0 0 0<2
*9, 10 31785 1 31785 31785 31785>2
11 31785 0 0 0 0<2
*11, 12 31785 1 31785 31785 31785>2
Tabel 3.49 MRP 2 komponen penutup baterai metode PPB Tamiya Hitam dan Putih
Lot Size OH SS LT Periode PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PPB 1614 0 1 GR 30171 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
POH 1614 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NR 28557 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785 31785
POP 60342 0 63570 0 63570 0 63570 0 63570 0 63570 0
POR 0 63570 0 63570 0 63570 0 63570 0 63570 0 0
56
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
57
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Resource Requirement Planning
Pada tahap RRP dilakukan perhitungan mengenai kapasitas-kapasitas
yang diperlukan dalam melakukan agregat planning yaitu kapasitas untuk
reguler time dalam satuan jam dan unit, over time dalam satuan jam dan unit
serta subkontrak dalam satuan jam dan unit.
Reguler time merupakan jadwal utama dalam melakukan produksi,
dimana apabila kapasitas waktu yang dimiliki pada Reguler time tidak mampu
mencukupi permintaan, maka akan dilakukan Over time atau yang biasa disebut
waktu tambahan atau lembur. Waktu lembur ditentukan sebesar 25% dari waktu
reguler. Adapun subkontrak yaitu melakukan pemesanan secara langsung
terhadap pabrik cadangan apabila demand tidak tercukupi meski telah
melakukan over time.
Berdasarkan jumlah lini yaitu 2 dan jumlah hari kerja per periode yang
dapat dilihat pada tabel 3.2, maka data yang didapat (dengan mengambil contoh
periode ke-6) yaitu reguler time selama 352 jam sehingga dapat menghasilkan
40.832 unit, over time selama 88 jam sehingga dapat menghasilkan 10.208 unit
dan subkontrak selama 35,2 jam atau 35 jam sehingga dapat menghasilkan
4.803 unit.
Hasil reguler time tertinggi terdapat pada periode 3, 6 dan 7, dengan hasil
352 jam dan reguler time terendah terdapat pada periode 2, 5, dan 9 dengan
hasil 304 jam, hasil overtime tertinggi terdapat pada periode 3, 6 dan 7, dengan
hasil 88 jam dan overtime terendah terdapat pada periode 2, 5, dan 9 dengan
hasil 76 jam dan hasil sub kontrak tertinggi terdapat pada periode 3, 6 dan 7
dengan hasil 35 jam dan sub kontrak terdapat pada periode 2, 5, dan 9 dengan
hasil 30 jam. Kapasitas reguler time terbanyak terdapat pada periode 3, 6, dan 7
dengan hasil 40832 unit dan kapasitas reguler time terkecil pada periode 2, 5,
dan 9 dengan hasil 35264 unit, kapasitas overtime terbanyak terdapat pada
periode 3, 6, dan 7 dengan hasil 10208 unit dan kapasitas overtime terkecil
58
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
terdapat pada periode 2, 5, dan 9 dengan hasil 8816 unit, kapasitas sub kontrak
terbanyak terdapat pada periode 3, 6, dan 7 dengan hasil 4083 unit dan
kapasitas overtime terkecil terdapat pada periode 2, 5, dan 9 dengan hasil 3526
unit.
4.2 Analisa Agregat Planning
Agregat planning dibuat untuk meminimasi biaya total dalam memenuhi
permintaan yang telah diramalkan. Dalam perencanaan agregat, pada setiap
periodenya kapasitas reguler time, over time dan subkontrak yang tersedia
berbeda, biaya untuk setiap kapasitas pun berbeda. Kapasitas tersebut dalam
satuan jam dan unit didapat dari perhitungan perencanaan kebutuhan sumber
daya, yang dapat dilihat pada tabel 3.4. Selain itu, terdapat inventori awal
sebanyak 1614. Dalam perhitungan agregat planning periode ke-6 yang dapat
dilihat pada tabel 3.5, kapasitas yang tersedia untuk reguler time, over time dan
subkontrak masing-masing sebanyak 40.832, 10.208 dan 4.083. Kapasitas
reguler time yang terpakai sebanyak 32.093 unit, kapasitas over time dan
subkontrak yang dipakai sebanyak 0 unit. Kapasitas yang terpakai akan
dihitung perunitnya dengan biaya reguler time sebesar Rp 10.000 per unit,
biaya pada over time sebesar Rp 12.500 per unit dan biaya subkontrak sebesar
Rp 13.500 per unit. Sehingga biaya total pada periode 6 sebesar Rp
320.930.000,-. Biaya yang dikeluarkan pada setiap periodenya dihitung dengan
mengalikan kapasitas yang terpakai dengan biaya dari tiap kapasitas.
Berdasarkan perhitungan diketahui biaya yang diperlukan untuk 12 periode
ialah sebanyak Rp 3.835.020.000,-
4.3 Analisa Jadwal Induk Produksi
Jadwal Induk ditentukan berdasarkan data demand masa lalu yang dapat
dilihat pada tabel 3.6. Data demand masa lalu berguna untuk mengetahui
persentase masing-masing tamiya, dimana persentase tersebut akan digunakan
untuk menghitung masing-masing porsi untuk tamiya hitam dan putih pada
periode yang telah diramalkan. Adapun persentase yang didapat untuk tamiya
hitam sebesar 49,5% dan tamiya putih sebesar 50,5%. Berdasarkan data
59
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
peramalan 12 periode mendatang yang dapat dilihat pada tabel 3.7, maka hasil
ramalan end item untuk masing-masing tamiya yaitu 15.892 unit untuk tamiya
hitam dan 15.893 unit untuk tamiya putih. Hasil tersebut konstan selama 12
periode ke depan dikarenakan data peramalan juga konstan sebesar 32.093 unit.
4.4 Analisa Rough Cut Capacity Planning
RCCP berguna untuk mengetahui kemampuan produksi suatu perusahaan
guna memenuhi demand. Berdasarkan data kapasitas tiap-tiap periode yang
dapat dilihat pada tabel 3.8, maka didapatlah data RCCP berupa grafik yang
dapat dilihat pada grafik 3.1. Demand pada grafik tersebut merupakan batangan
berwarna biru dengan nilai konstan sebesar 31.785 yaitu jumlah dari end item
tamiya hitam dan putih. Pada grafik berwarna orange yang merupakan
kapasitas reguler time, maka dapat dilihat bahwa demand dapat dipenuhi hanya
dengan reguler time. Sehingga untuk over time dan subkontrak tidak akan
digunakan untuk memenuhi demand selama 12 periode ke depan dan akan
terdapat kapasitas tak terpakai pada reguler time, over time dan subkontrak
untuk tiap-tiap periode produksi. Hal ini dapat mengurangi besar biaya yang
digunakan, mengingat biaya untuk over time dan subkontrak jauh lebih besar
dibandingkan dengan biaya pada reguler time.
4.5 Analisa Material Requirement Planning
Perhitungan MRP pada Tamiya putih dan Tamiya hitam dilakukan
berdasarkan input pada hasil JIP, kemudian melakukan perhitungan pada safety
stock untuk mendapatkan nilai Net Requirement (NR) yang menunjukan
kebutuhan bersih yang dibutuhkan perusahaan dengan kebutuhan kotor (gross
requirement) dikurang dengan jadwal penerimaan persediaan (schedule receipt)
dikurang persediaan awal yang tersedia (on hand). Setelah itu dilakukan lot
sizing dengan metode FPR (Fixed Periode Requirement) pada komponen yang
terbagi menjadi 3 level. Level 1 yaitu terdiri dari body atas, chasis, pengunci
body dan penutup body dengan biaya minimum dari keempat komponen
tersebut yaitu pada body atas pada Tamiya hitam dengan biaya sebesar Rp
79.472.000,-. Kemudian pada level 2 yang terdiri atas gear(pink), as roda, gear
60
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
(kuning), rumah dynamo, tuas on/off, tutup chasis, garden 4wd, plat depan,
plat belakang dan bumper belakang serta plat belakang kecil dengan biaya
minimum pada level 2 terdapat pada tuas on/off, plat depan dan plat belakang
keci dengan biaya sebesar Rp 127.144.000,- dan level 3 dengan komponen
seperti roda assy, eyelet, dynamo, blue gear, pengunci dynamo, poros blue gear,
gear dynamo, roller kecil, bantalan roller, baut panjang, roller besar, ring kecil
dan baut pendek. Dari ke13 komponen pada level 3 terdapat biaya minimum
pada komponen gear dynamo sebesar Rp 95.350.000,-.
4.6 Analisa Perhitungan Manual Semua Metode
Perhitungan salah satu komponen menggunakan berbagai metode guna
membandingkan metode yang menghasilkan biaya terkecil yaitu seperti LFL,
EOQ, POQ, LUC, FPR, FOQ, LTC, PPB dan AWW. Adapun komponen yang
digunakan yaitu Penutup Bodi pada Level 1. Berdasarkan dari ke 9 metode
yang telah dilakukan, maka didapatlah biaya minimum yaitu pada metode PPB
sebesar Rp 158.925.000,-.
61
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan untuk praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Cara menyusun RRP dengan menghitung Reguler Time, Over Time dan
Subkontrak masing-masing dengan satuan unit dan jam. Kemudian
perhitungan keseluruhan direkap ke dalam satu tabel.
2. Aggregat Planning disusun dengan menggunakan metode Transportasi.
Adapun batasan kapasitas pada Reguler Time, Over Time dan Subkontrak
didapat dari tabel RRP.
3. Jadwal Induk Produksi dapat disusun dengan menggunakan inputnya yaitu
data demand masa lalu. Kemudian masing-masing jenis tamiya (dalam
praktikum kali ini jenisnya yaitu tamiya hitam dan putih) dihitung
persentasenya yang akan digunakan untuk menentukan ramalan end item
masing-masing tamiya.
4. Cara menyusun RCCP yaitu dengan menggunakan data kapasitas RRP
yang telah didapat, kemudian bandingkan hasil kapasitas dengan data
demand dalam bentuk grafik.
5. MRP dapat disusun dengan menggunakan 9 metode yaitu Lot For Lot,
Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Fixed Order Quantity,
Fixed Periode Requirement, Least Unit Cost, Least Total Cost, Part Period
Balancing dan Wagner-Whitin Algoritma. Penyusunan MRP dapat
dilakukan dengan mengikuti tata cara masing-masing metode.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk praktikan yang akan melakukan praktikum, sebaiknya memahami
dan menguasai materi praktikum terlebih dahulu agar dapat teliti dalam
melakukan praktikum.
62
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
2. Untuk peralatan praktikum agar dapat lebih dilengkapkan lagi agar dapat
mendukung jalannya proses praktikum dengan baik.
63
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura
Praktikum Terintegrasi Industri II
Modul 8 Perencanaan Produksi
Kelompok 5
DAFTAR PUSTAKA
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/717/jbptunikompp-gdl-yadisuhary-35831-6-
bab2ti-a.pdf
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00536-TI%20bab%202.pdf
http://imandede.blogspot.co.id/2009/10/perencanaan-agregat.html
https://susantobagus.wordpress.com/2013/06/30/18/
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3737/Bab
%202.pdf?sequence=7
http://acepmiftahudin.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-master-production-
schedule.html
http://tengkuyuniie.blogspot.co.id/2014/10/tugas-praktikum-modul-2.html
64
Program Studi Teknik Industri
Universitas Tanjungpura