Kak MK Monpera
Kak MK Monpera
Kak MK Monpera
Uraian Pendahuluan
2. Maksud dan : 1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi
Tujuan Konsultan Manajemen Konstruksi yang memuat masukan, azas,
kriteria, keluaran, dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam tugas
perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Manajemen
Konstruksi dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik
untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
1
b. materi dan penggandaan laporan;
c. pembelian dan atau sewa peralatan;
d. sewa kendaraan;
e. biaya rapat;
f. perjalanan lokal dan luar kota;
g. biaya komunikasi;
h. penyiapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi;
i. penyiapan dokumen pendaftaran;
j. asuransi atau pertanggungan (indemnity insurance);
k. dan pajak dan iuran daerah lainnya
3. Pembayaran biaya Konsultan Manajemen Konstruksi
didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan.
a. Persiapan Pelakanaan Konstruksi fisik sebesar 10%
(sepuluh per seratus)
b. pengawasan teknis pelaksanaan konstruksi fisik yang
dibayarkan berdasarkan prestasi pekerjaan konstruksi fisik
di lapangan sampai dengan serah terima pertama
(Provisional Hand Over ) pekerjaan konstruksi sebesar 80%
(delapan puluh per seratus); dan
c. pemeliharaan sampai dengan serah terima akhir (Final
Hand Over) pekerjaan konstruksi sebesar 10% (sepuluh per
seratus).
4. Sumber Dana : APBD Provinsi Jawa Barat TA. 2020.
DPA SKPD No. 1.04.1.04.040.015 Tanggal 31 Desember 2019
Tentang DPA SKPD Kegiatan Penataan Monumen Perjuangan
Rakyat dan Gasibu.
Data Penunjang
2
Rakyat dan Gasibu dalam hal ini yaitu di Kawasan Monumen
Perjuangan Rakyat dan Kawasan Gasibu Kota Bandung.
8. Standar Teknis : SNI-SNI tentang Bangunan Gedung serta standar teknis terkait.
9. Studi-studi : -
terdahulu
10. Referensi Hukum : 1. Undang Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
2. Undang Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
3. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
4. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah
5. Peraturan Presiden RI Nomor : 73 tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan
7. Permen PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
10. Permen PU No.07/PRT/M/2019 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui penyedia.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016
tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum
12. Perda Provinsi Jawa Barat No. 13 Tahun 2013 tentang
Bangunan Gedung
13. Pergub Jabar No. 99 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan Jasa Konstruksi Pembangunan Bangunan
Gedung Daerah.
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
15. Peranturan Menteri PU Nomor 02 Tahun 2015 tentang
Bangunan Gedung Hijau.
16. Peraturan Walikota Bandung nomor 1023 Tahun 2016
tentang Bangunan Gedung Hijau.
17. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha / Dan
atau Kegiatan Yang Wajib Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
18. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan
/ Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan
masalah bangunan.
3
serah terima pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan
konstruksi; dan
c. pengawasan tahap pemeliharaan pekerjaan konstruksi
sampai dengan serah terima akhir (Final Hand Over)
pekerjaan konstruksi.
Kegiatan pengawasan konstruksi meliputi aspek:
a. Mutu;
b. Kuantitas;
c. Jadwal;
d. Pelaporan;
e. Keselamatan Konstruksi; dan
f. Rekayasa Teknis.
4
f. meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop
drawing) yang diajukan oleh penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi. meneliti gambar-gambar
yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As
Built Drawing) sebelum serah terima I.
g. menyusun daftar cacat atau kerusakan sebelum
serah terima I, dan mengawasi perbaikannya pada
masa pemeliharaan.
h. bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan
konstruksi menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung.
i. menyusun berita acara persetujuan kemajuan
pekerjaan, serah terima pertama, berita acara
pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua
pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk
pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.
j. Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan
fungsi bangunan gedung terbangun sesuai dengan
IMB. membantu pengelola kegiatan dalam
menyusun Dokumen Pendaftaran.
k. membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan
kelengkapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
dari Pemerintah Kabupaten atau Kota setempat.
vi. menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen
konstruksi.
5
14. Peralatan : Sesuai kebutuhan.
Material, Personil
dan Fasilitas dari
Penyedia Jasa :
15. Lingkup : - Manajemen konstruksi memiliki tanggung jawab memberikan
Kewenangan rekomendasi kelaikan fungsi bangunan gedung yang diawasi
Penyedia Jasa : sesuai dengan dokumen Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
kepada Pengguna Anggaran.
- Memberikan masukan/usulan/pendapat teknis dalam
penyesuaian rencana sesuai petunjuk/pengarahan dari PPK
sesuai ketentuan yang berlaku.
- Mediator dan wakil dari pemberi tugas atau pemilik anggaran
dalam menjalankan komunikasi dengan para pelaksana
kegiatan.
Jumlah
B. Tenaga Pendukung Pendidikan Pengalaman
Or.Bln.
Assisten Profesional S1 Teknik Sipil > 0 – 3 Tahun 2 orang x 6 OB
Struktur Bangunan
Gedung
6
Assisten Profesional S1 Teknik Arsitektur > 0 – 3 Tahun 2 orang x 6 OB
Arsitektur
Assisten Profesional S1 Teknik Arsitektur > 0 – 3 Tahun 1 orang x 6 OB
Lansekap
Assisten Profesional S1 Teknik Sipil > 0 – 3 Tahun 1 orang x 6 OB
Quantity Engineer
Tenaga Sub Profesional D3 Teknik Bangunan > 0 – 3 Tahun 2 orang x 4 OB
CAD/CAM Operator Gedung/ Arsitektur
18. Klasifikasi dan Klasifikasi Konsultan Lainnya Sub Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi
Sub Klasifikasi Bangunan (KL 403)
Penyedia
19. Tenaga Tetap Memiliki minimal 1 orang tenaga ahli ahli tetap, tenaga ahli Madya Arsitektur
Perusahaan yang dibuktikan dengan bukti setoran pajak PPh Pasal 21 Form 1721 atau form
1721-A1 dan memiliki SKA Sesuai dengan SBU
20.Jadwal Tahapan
Pelaksanaan
Kegiatan
Bulan ke-
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Tahap Pelaksanaan
Konstruksi Fisik
2 Tahap pemeliharaan
21. Laporan Laporan pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
Pendahuluan a. Pemahaman terhadap lingkup layanan konsultansi selama masa kontrak;
b. Rencana kerja dan pengorganisasian pekerjaan;
c. Jadwal pelaksanaan dan penugasan tenaga ahli; dan Ringkasan kemajuan
pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).
d. Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 hari hari
sejak tanggal SPMK.
22. Laporan Laporan harian disusun berdasarkan buku harian yang berisi catatan mengenai
Harian dan rencana dan realisasi pekerjaan harian. Buku harian disusun untuk
Mingguan kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Buku harian yang disusun oleh kontraktor paling sedikit memuat hal-hal
sebagai berikut :
Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan;
a. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan
yang diperlukan;
b. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia;
c. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
d. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
f. Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
7
g. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan design,
gambar kerja (shop drawing), spesifikasi
h. teknis, keterlambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya
Laporan harian disusun dan disampaikan setiap hari kepada PPK.
Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub pekerjaan,
pemenuhan kualitas dan kuantitas bahan yang digunakan; daftar peralatan
yang meliputi jenis, jumlah dan kondisi peralatan; serta penempatan
tenaga kerja untuk setiap pekerjaan dan/atau sub pekerjaan;
b. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan;
c. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan serta kondisi khusus lainnya yang berdampak atau
berpotensi berdampak pada pelaksanaan pekerjaan;
d. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja,
catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record),
dan lain-lain sebagaimana yang disyaratkan di dalam peraturan;
e. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja,
catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record),
dan lain-lain sebagaimana yang disyaratkan di dalam peraturan;
f. Informasi terkait Keselamatan Konstruksi harus diperiksa oleh Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas. Laporan harian Keselamatan Konstruksi dapat
dapat dijadikan satu dalam format Laporan harian atau dapat juga
menggunakan format terpisah;
g. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya; dan
h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan desain,
gambar kerja (shop drawing), spesifikasi
i. teknis, kelambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
Dalam laporan harian harus dapat diperoleh informasi terkait sebab-sebab
terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan karena
kerusakan peralatan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk.
Laporan Mingguan
Laporan mingguan disusun dan disampaikan di setiap minggu pada hari Senin
di minggu berikutnya kepada PPK.
Laporan mingguan paling sedikit memuat capaian pelaksanaan pekerjaan
selama 1 (satu) minggu dan rencana capaian minggu berikutnya yang
disampaikan setiap minggu. Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal
sebagai berikut:
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan
minggu sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana
kegiatan dan sasaran capaian pada minggu berikutnya.
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu
beserta tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala
pada minggu berikutnya;
c. Dukungan yang diperlukan dari Kasatker/PPK, Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;
d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang
diajukan beserta statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi,
termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi
kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain
23. Laporan : Laporan bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
Bulanan a. Ringkasan pelaksanaan kegiatan pengawasan pekerjaan
b. daftar pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status
persetujuannya;
8
c. Laporan sumber daya manusia tim Konsultan Pengawas (personil, time
sheet, dll);
d. Daftar dan status persetujuan yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas;
e. Daftar dan status instruksi yang dikeluarkan Konsultan Pengawas kepada
Peyedia;
f. Daftar dan status persetujuan dokumen yang harus ditindaklanuti oleh PPK;
g. Kendala yang dihadapi Konsultan Pengawas, tindakan yang telah dan akan
dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan;
h. Penyerahan laporan bulanan sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak.
Laporan Khusus (jika diperlukan)
Laporan khusus berisi tentang kejadian, kegiatan, keadaan khusus yang perlu
dilaporkan atau atas permintaan Kasatker/PPK.
24. Laporan Akhir : Laporan akhir harus mencakup seluruh layanan dalam masa kontrak Konsultan
Pengawas yang paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rencana kerja awal untuk selama periode pengawasan; Renca kerja yang
dimutakhirkan selama periode pengawasan;
b. Realisasi pelaksanaan pengawasan;
c. Jadwal dan realisasi pelaksanaan dan penggunaan tenaga ahli selama masa
periode pengawasan; dan
d. Evaluasi pelaksanaan pengawasan secara menyeluruh dan saran kepada
PPK.
Penyampaian laporan akhir diserahkan dengan melampirkan salinan seluruh
keluaran yang dipersyaratkan dalam kontrak selama pelaksanaan periode
pengawasan serta salinan dokumentasi lainnya yang dipandang penting.
25. Laporan : Dokumentasi merupakan kumpulan visual kegiatan yang dimulai dari 0%
Dokumentasi sampai dengan 100%.
Dokumentasi dilakukan untuk setiap tahapan pekerjaan untuk semua jenis
pekerjaan, dokumentasi dilakukan dalam bentuk visual yang kemas dalam
bentuk magazine yang menggambarkan alur cerita setiap tahapan / proses
pembangunan gedung disertai dengan keterangan narasi pada setiap gambar
visual yang disajikan.
Format magazine dibuat dalam bentuk tayangan
Untuk melengkapi laporan dokumentasi dibuat juga dalam bentuk audio visual
selama masa pelaksanaan konstruksi dalam bentuk film documenter
26. Produksi : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
Dalam Negeri wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
27. Persyaratan : Jika kerja sama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerja sama. pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi : ---
Bandung, 2020
9
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
MANAJEMEN KONSTRUKSI PENATAAN MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT
10