Bab II Tinjauan Kebijakan
Bab II Tinjauan Kebijakan
Bab II Tinjauan Kebijakan
2.1
2.1.1
kepentingan
dalam
pelaksanaan
dan
bersifat
pembangunan
pembagian
di
berbagai
peran
dengan
yang
bersifat
pelayanan
wilayah
perkotaan
dan
perdesaan.
sistematis
baik
dalam
pengaturan,
pembinaan,
pelaksanaan,
dan
keperluan,
tersedianya
jaringan
telekomunikasi,
mantapnya
irigasi
terpenuhinya
yang
pengendalian
berkelanjutan,
kebutuhan
air
banjir
dan
kekeringan,
mantapnya
bersih
dan
pelayanan
sanitasi
serta
ruang
diarahkan
untuk
mewujudkan
penataan
ruang
yang
LAPORAN PENDAHULUAN
II-2
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
mampu mewadahi perkembangan wilayah dan aktivitas perekonomiannya
dengan tetap menjaga keseimbangan daya dukung dan daya tampung
lingkungan. Hal tersebut diarahkan untuk mengendalikan perkembangan
kabupaten menjadi berkelanjutan melalui penerapan manajemen perkotaan
yang
meliputi
optimasi
dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
serta
Penataan
ruang
wilayah
Kabupaten
Indramayu
dapat
mewujudkan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
pada
kawasan
dengan
pertumbuhan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampungnya serta
melakukan upaya-upaya pelestarian dan rehabilitasi terhadap pemulihan kondisi
lingkungan
yang
ada.
Membangun
ruang
dimaksudkan
untuk
LAPORAN PENDAHULUAN
II-3
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
2.1.2
ini
bertujuan
untuk
mengendalikan
dan
mengembangkan
ini
bertujuan
untuk
merinci
arahan
pengelolaan
dan
LAPORAN PENDAHULUAN
II-4
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
5. Pengembangan kawasan pariwisata terpadu berbasis potensi alam.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan peruntukkan
pariwisata. Strategi :
a. Mengembangkan obyek wisata unggulan.
b. Mengembangkan zona wisata terpadu di bagian utara wilayah kabupaten.
c. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan.
6. Pengembangan usaha pertambangan mineral, minyak dan gas bumi.
Kebijakan
ini
bertujuan
mengoptimalkan,
menata,
dan
kegiatan
yang
terintegrasi
dan
dan
sistem
perkotaan,
mendorong
pertumbuhan
pemerataan wilayah.
c. Mengembangkan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah.
d. Mengoptimalkan dan mengembangkan jaringan kereta api.
LAPORAN PENDAHULUAN
dan
II-5
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
e. Meningkatkan
jangkauan
pelayanan
dan
mutu
sistem
jaringan
telekomunikasi.
f. Meningkatkan sistim dan optimalisasi sistem jaringan sumber daya air.
g. Mengembangkan pelayanan prasarana energi.
h. Mengembangkan prasarana pengelolaan lingkungan.
i. Menetapkan jalur evakuasi kawasan rawan bencana.
10. Pengendalian dan pelestarian kawasan lindung. Kebijakan ini bertujuan
mengendalikan dan dan melestarikan kawasan lindung. Strategi :
a. Memulihkan fungsi lindung.
b. Mencegah perkembangan kegiatan budidaya di kawasan lindung.
c. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat,
dan
fungsi lindung.
Menjaga kawasan lindung dari kegiatan budidaya.
Mempertahankan luasan kawasan lindung.
Meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lindung.
Mengembangkan ruang terbuka hijau pada kawasan
perlindungan setempat dan ruang evakuasi bencana
alam.
12. Pengembangan kawasan strategis sesuai kepentingan pertumbuhan ekonomi
Kebijakan ini bertujuan mengembangkan kawasan strategis sesuai dengan
kepentingan pertumbuhan ekonominya.Strategi :
a. Mengembangkan kegiatan ekonomi skala besar.
b. Menyediakan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
c. Menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah.
d. Mengembangkan kerjasama dalam penyediaan tanah.
e. Memanfaatkan potensi tanah terlantar dan lahan kritis.
13. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan negara.
Strategi :
a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi
khusus Pertahanan dan Keamanan.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-6
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
b. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di
sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan.
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi
khusus pertahanan dan keamanan
d. Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan
keamanan
2.1.3
Kecamatan
PKW
PKL
PKLp
PPK
Indramayu
Sindang
Balongan
Cantigi
Cantigi
Arahan
Arahan
6
7
Pasekan
Jatibarang
Widasari
Bangodua
10
Tukdana
11
Sliyeg
12
Kedokanbunder
13
Juntinyuat
14
Karangampel
15
Krangkeng
Indramayu
LAPORAN PENDAHULUAN
Pasekan
Jatibarang
Widasari
Bangodua
Tukdana
Sliyeg
Kedokanbunder
Juntinyuat
Karangampel
Krangkeng
II-7
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
16
Lohbener
17
Losarang
18
Lelea
19
Cikedung
20
Terisi
21
Kroya
22
Kandanghaur
23
Gabuswetan
24
Bongas
25
Patrol
26
Anjatan
27
Haurgeulis
28
Gantar
29
Sukra
30
Kertasemaya
31
Lohbener
Losarang
Lelea
Cikedung
Terisi
Kroya
Kandanghaur
Gabuswetan
Bongas
Patrol
Anjatan
Haurgeulis
Gantar
Sukra
Kertasemaya
Sukagumiwang
Sukagumiwang
Gabuswetan.
5. Pusat permukiman
Desa
Kedokangabus
berada
di
Kecamatan
Gabuswetan.
6. Pusat permukiman Desa Loyang berada di Kecamatan Cikedung.
7. Pusat permukiman Desa Karangasem berada di Kecamatan Terisi
8. Pusat permukiman Desa Manggungan berada di Kecamatan Terisi.
9. Pusat permukiman Desa Telagasari berada di Kecamatan Lelea.
10. Pusat permukiman Desa Tempel Kulon berada di Kecamatan Lelea.
11. Pusat permukiman Desa Wanasari berada di Kecamatan Bangodua.
12. Pusat permukiman Desa Tenajar berada di Kecamatan Kertasemaya.
13. Pusat permukiman Desa Bondan berada di Kecamatan Sukagumiwang.
14. Pusat permukiman Desa Singakerta berada di Kecamatan Krangkeng.
15. Pusat permukiman Desa Kapringan berada di Kecamatan Krangkeng.
16. Pusat permukiman Desa Dukuhjati berada di Kecamatan Krangkeng.
17. Pusat permukiman Desa Kedokanbunder Wetan berada di Kecamatan
Kedokanbunder.
18. Pusat permukiman Desa Segeran berada di Kecamatan Juntinyuat.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-8
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
19. Pusat permukiman Desa Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.
20. Pusat permukiman Desa Tugu berada di Kecamatan Sliyeg.
21. Pusat permukiman Desa Lobener berada di Kecamatan Jatibarang.
22. Pusat permukiman Desa Panyingkiran Lor berada di Kecamatan
Cantigi.
23. Pusat permukiman Desa Karanganyar berada di Kecamatan Pasekan.
24. Pusat permukiman Desa Kiajaran Kulon berada di Kecamatan
Lohbener.
25. Pusat permukiman Desa Cidempet berada di Kecamatan Arahan.
26. Pusat permukiman Desa Jumbleng berada di Kecamatan Losarang.
27. Pusat permukiman Desa Wirakanan berada di Kecamatan
Kandanghaur.
28. Pusat permukiman Desa Kertamulya berada di Kecamatan Bongas.
29. Pusat permukiman Desa Cipedang berada di Kecamatan Bongas.
30. Pusat permukiman Desa Kedungwungu berada di Kecamatan Anjatan.
31. Pusat permukiman Desa Sumuradem berada di Kecamatan Sukra.
32. Pusat permukiman Desa Bugel berada di Kecamatan Patrol.
Tabel 2. 2 Sistem Perdesaan Kabupaten Indramayu
8.
Kecamata
n
Pasekan
Cantigi
Arahan
Jatibarang
Bangodua
Sliyeg
Kedokanbunde
r
Juntinyuat
9.
Krangkeng
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
10. Lohbener
11. Losarang
12. Lelea
13. Cikedung
14. Terisi
15. Kroya
16. Kandanghaur
17. Gabuswetan
18. Bongas
19. Patrol
LAPORAN PENDAHULUAN
II-9
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
20.
21.
22.
23.
24.
Anjatan
Gantar
Sukra
Kertasemaya
Sukagumiwang
Kedungwung
u
Sanca
Sumurade
m
Tenajar
Bondan
LAPORAN PENDAHULUAN
II-10
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
C. Rencana Jalan
Sistem jaringan jalan terbagi menjadi sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa
untuk
pengembangan
semua
wilayah
di
tingkat
nasional,
dengan
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
1.
1.
2.
3.
4.
2.
Kolektor primer
Nasional
1.
2.
3.
4.
5.
(1),
status
LAPORAN PENDAHULUAN
II-11
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
3.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
Kolektor
Provinsi
primer
(2),
status
4.
Kolektor
Provinsi
primer
(3),
status
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
6.
7.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-12
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
8.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
Lokal sekunder (1) dalam Perkotaan 1.
Indramayu, status Kabupaten
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-13
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
LAPORAN PENDAHULUAN
II-14
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
13.
1.
2.
3.
4.
5.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-15
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
13.
1.
2.
3.
4.
5.
LAPORAN PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
II-16
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
15.
16.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-17
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
LAPORAN PENDAHULUAN
II-18
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO.
KLASIFIKASI
FUNGSI/STATUS JALAN
17.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
18.
19.
Jalan lingkungan
20.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-19
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
LAPORAN PENDAHULUAN
II-20
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
a. Jaringan trayek angkutan penumpang meliputi :
1. Layanan angkutan umum antar kota antar provinsi (AKAP) dengan trayek
Indramayu Jakarta.
2. Layanan angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi:
Trayek Indramayu Cirebon.
Trayek Indramayu Pamanukan.
Trayek Indramayu Bandung.
3. Layanan angkutan umum lokal dikembangkan di setiap
wilayah layanan PKL.
4. Layanan angkutan umum perkotaan dikembangkan di PKW.
b. Jaringan lintas angkutan barang.
Jaringan lintas angkutan barang berada pada jaringan jalan primer meliputi
jalan arteri, kolektor, dan lokal. Setiap pengembangan suatu kawasan yang
menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas harus disertai dengan dokumen
analisa dampak lalu lintas.
D. Rencana Perkeretaapian
Rencana sistem jaringan perkeretaapian terdiri atas:
a. Pengembangan jaringan rel kereta api jalur lintas utara yang menghubungkan
Cirebon Jakarta meliputi:
1. Kecamatan Haurgeulis;
2. Kecamatan Kroya;
3. Kecamatan Terisi;
4. Kecamatan Cikedung;
5. Kecamatan Lelea;
6. Kecamatan Widasari;
7. Kecamatan Jatibarang; dan
8. Kecamatan Kertasmaya.
b. Pengembangan stasiun kereta api meliputi :
1. Stasiun kereta api Haurgeulis berada di Kecamatan Haurgeulis;
2. Stasiun kereta api Cilegeh berada di Kecamatan Kroya;
3. Stasiun kereta api Kedokangabus berada di Kecamatan Gabuswetan;
4. Stasiun kereta api Terisi berada di Kecamatan Terisi;
5. Stasiun kereta api Telagasari berada di Kecamatan Lelea;
6. Stasiun kereta api Jatibarang berada di Kecamatan Jatibarang; dan
7. Stasiun kereta api Kertasemaya berada di Kecamatan Kertasmaya.
c. Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA (kereta api) lintas
utara-selatan yang menghubungkan Kecamatan Indramayu Kecamatan
Jatibarang;
d. Pembangunan jaringan jalur KA meliputi:
1. Terminal Khusus Batubara Kecamatan Sukra; dan
2. Pelabuhan Pengumpul Kecamatan Losarang.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-21
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
e. Pembangunan dan peningkatan sistem jaringan jalur KA (kereta api) lintas
utara-selatan yang menghubungkan Perkotaan Jatibarang Bandara Udara
Kertajati yang melewati:
1. Kecamatan Jatibarang;
2. Kecamatan Widasari;
3. Kecamatan Bangodua; dan
4. Kecamatan Tukdana.
E. Rencana Tranportasi Laut
Rencana sistem jaringan transportasi laut meliputi :
a. Tatanan kepelabuhan.
Tatanan Kepelabuhanan adalah suatu sistem kepelabuhanan yang memuat
peran, fungsi, jenis, hierarki pelabuhan, Rencana Induk Pelabuhan, dan lokasi
pelabuhan serta keterpaduan intra-dan antarmoda serta keterpaduan dengan
sektor lainnya.
Tatanan kepelabuhan di Kabupaten Indramayu meliputi:
1. Pengembangan terminal khusus.
Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan
Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan
bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai
dengan usaha pokoknya.
Terminal khusus di Kabupaten Indramayu meliputi :
dan
Terminal khusus batubara berada di Kecamatan Sukra.
2. Pembangunan pelabuhan pengumpul.
Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani
kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri
dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi. Pembangunan pelabuhan pengumpul di
Kabupaten Indramayu berada di Kecamatan Losarang.
F. Rencana Jaringan Energi
Rencana sistem jaringan energi di Kabupaten Indramayu terdiri atas:
1. Pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi meliputi :
a. Kecamatan Balongan;
b. Kecamatan Juntinyuat;
LAPORAN PENDAHULUAN
II-22
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
c. Kecamatan Karangampel;
d. Kecamatan Kertasemaya;
e. Kecamatan Kedokanbunder;
f. Kecamatan Lohbener;
g. Kecamatan Losarang;
h. Kecamatan Kandanghaur;
i. Kecamatan Gabuswetan;
j. Kecamatan Kroya;
k. Kecamatan Bongas;
l. Kecamatan Anjatan;
m. Kecamatan Haurgeulis;
n. Kecamatan Patrol; dan
o. Kecamatan Sukra.
2. Pembangunan dan pengembangan pembangkit tenaga listrik meliputi :
a. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah ada
berada di Desa Sumuradem Timur Kecamatan sukra.
b. Pembangunan PLTU Tahap II berada di Kecamatan Patrol meliputi :
1. Desa Mekarsari;
2. Desa Patrol; dan
3. Desa Patrol Lor;
c. Pengembangan gardu induk (GI) listrik meliputi :
1. GI berada di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu;
2. GI berada di Desa Tambi Kecamatan Sliyeg;
3. GI berada di Desa Plosokerep Kecamatan Terisi; dan
4. GI berada di Desa Cipancuh Kecamatan Haurgeulis.
d. Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri dan pembangkit
listrik.
e. Pengembangan instalasi dan jaringan distribusi listrik melalui desa mandiri
f.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-23
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
e. Jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) berada di setiap
kecamatan; dan
f.
Areal konservasi pada jaringan SUTT meliputi kurang lebih 20 meter pada
setiap sisi jaringan.
G. Rencana Jaringan Telekomunikasi
LAPORAN PENDAHULUAN
II-24
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Peningkatan pengelolaan Cekungan Air Tanah (CAT) diarahkan untuk penataan
dan penyusunan sistem informasi air tanah, peningkatan prasarana dan sarana
konservasi air tanah, serta penataan dan peningkatan prasrana dan sarana
pendayagunaan air tanah. Peningkatan pengelolaan Cekungan Air Tanah (CAT)
tersebut berupa Cekungan Air Tanah (CAT) lintas kabupaten yang meliputi
Cekungan Air Tanah (CAT) Subang, Cekungan Air Tanah (CAT) Indramayu, dan
Cekungan Air Tanah (CAT) Sumber Cirebon.
Peningkatan pengelolaan sistem jaringan irigasi dilakukan dengan cara
meningkatkan kualitas saluran irigasi, melakukan perlindungan terhadap daerah
aliran air, melakukan pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air, dan mencegah
terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi. Pemanfaatan sumber daya air
untuk kepentingan irigasi dilakukan dengan cara pengaturan dalam bentuk
kerjasama dengan proporsi yang seimbang, dan pengaturan kebutuhan irigasi
dan komposisi antar wilayah.
Tabel 2. 4 Jaringan Irigasi di Wilayah Kabupaten Indramayu
No.
1
2
Kewenangan
PEMERINTAH
PROVINSI
KABUPATEN
Luas
(ha)
DI. Rentang
66.692
DI. Jatiluhur
24.511
DI. Cipancuh
6.319
DI. Cipanas I
3.963
DI. Cipanas II
3.265
DI. Cipanas II
2.855
DI. Pedati
1.499
DI. Cibelerang
325
DI. Cilalanang
597
DI. Cipapan
240
DI. Cipondoh
700
DI. Lebiah
217
DI. Legeh
408
DI. Niwo
173
DI. Sangkep
DI. Situbolang
98
365
382
LAPORAN PENDAHULUAN
II-25
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
LAPORAN PENDAHULUAN
II-26
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
I.
Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya dalam hal ini berupa jaringan
prasarana lingkungan. Jaringan prasarana lingkungan tersebut terdiri atas sistem
jaringan persampahan, sistem jaringan limbah, sistem jaringan drainase, sistem
jaringan air minum perkotaan, serta jalur dan ruang evakuasi bencana. Sistem
jaringan prasarana lingkungan dapat dilihat pada gambar 2.4.
Sistem jaringan persampahan meliputi pengembangan sistem pengangkutan
diprioritaskan pada kawasan permukiman perkotaan dan pusat kegiatan
masyarakat, pengembangan sistem composting pada kawasan perdesaan dan
permukiman berkepadatan rendah, pengembangan Tempat Pengolahan dan
Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS), dan peningkatan sistem pengelolaan
TPPAS
LUAS (HA)
LAPORAN PENDAHULUAN
LOKASI
II-27
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
TPPAS Pecuk
TPPAS Kebulen
Desa Kebulen
Kecamatan Jatibarang
TPPAS
Kertawinangun
Desa Kertawinangun
Kandanghaur
TPPAS Mekarjati
Desa Mekarjati
Kecamatan Haurgeulis
LAPORAN PENDAHULUAN
II-28
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Sistem jaringan air limbah meliputi sistem jaringan air limbah non domestik dan
domestik. Sistem jaringan air limbah non domestik berupa pembangunan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja
(IPLT) pada kegiatan industri, rumah sakit, hotel, dan restoran yang berada di
seluruh wilayah kabupaten. Sistem jaringan air limbah domestik berupa
pembangunan jamban umum dan mandi cuci kakus (MCK) pada kawasan
permukiman.
Sistem jaringan drainase dilakukan dengan cara mengembangkan saluran
drainase pada kawasan terbangun, melakukan pemeliharaan dan pembangunan
saluran-saluran primer, sekunder dan tersier, mengoptimalkan dan memadukan
fungsi saluran besar, sedang dan kecil, mengembangkan sistem drainase yang
terintegrasi dengan sistem DAS dan sub DAS untuk kawasan perdesaan,
mengembangkan sistem drainase terpadu untuk kawasan perkotaan yang rentan
banjir, menangani sistem mikro, menangani sistem makro yang dilakukan melalui
perbaikan dan normalisasi badan air dari endapan lumpur dan sampah, serta
pengelolaan drainase yang diprioritaskan di sepanjang sisi jalan kolektor dan
lokal.
Penanganan sistem mikro jaringan drainase meliputi :
1. Pembangunan tanggul penahan banjir dan saluran baru.
2. Perbaikan inlet saluran air hujan dari jalan ke saluran.
3. Perbaikan dan normalisasi saluran dari endapan lumpur dan sampah.
4. Memperlebar dimensi saluran.
Sistem jaringan air minum perkotaan meliputi pengembangan jaringan perpipaan
air minum, pengembangan jaringan non air minum, dan pemberdayaan
LAPORAN PENDAHULUAN
II-29
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
kelompok pengelola air minum sendiri. Pengembangan jaringan perpipaan air
minum meliputi 25 perkotaan di wilayah kabupaten, sedangkan pengembangan
jaringan non perpipaan air minum meliputi 6 perkotaan di wilayah kabupaten
yang belum memiliki jaringan perpipaan air minum. Pelayanan sistem jaringan
perpipaan air minum perkotaan dapat dilihat pada tabel 2.7.
Tabel 2. 7 Pelayanan Sistem Jaringan Perpiaan Air Minum Perkotaan
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Indramayu
PERKOTAAN
KETERANGAN
Terlayani
Sindang
Balongan
Pasekan
Arahan
Cantigi
Lohbener
Juntinyuat
Karangampel
Krangkeng
Kedokanbunder
Sliyeg
Jatibarang
Kertasemaya
Sukagumiwang
Widasari
Bangodua
Tukdana
Lelea
Losarang
Kandanghaur
Patrol
Sukra
Anjatan
Gabuswetan
Haurgeulis
Gantar
Cikedung
Terisi
Bongas
Kroya
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Terlayani
Belum terlayani
Belum terlayani
Belum terlayani
Belum terlayani
Belum terlayani
Belum terlayani
Jalur dan ruang evakuasi bencana di wilayah kabupaten Indramayu meliputi jalur
evakuasi rawan bencana banjir dan gelombang pasang, serta ruang evakuasi
bencana alam. Jalur evakuasi rawan bencana banjir dan gelombang pasang
diarahkan pada jaringan jalan terdekat menuju ruang evakuasi bencana meliputi
LAPORAN PENDAHULUAN
II-30
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
28 ruas jalan yang tersebar lokasinya. Ruang evakuasi bencana alam meliputi
ruang terbuka yang terkonsentrasi di suatu wilayah, gedung pemerintah, gedung
sekolah, gedung pertemuan, gedung olahraga, dan bangunan lainnya yang
memungkinkan sebagai ruang evakuasi bencana pada daerah rawan bencana.
Jalur dan ruang evakuasi bencana dapat dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2. 8 Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana
NO
JALUR EVAKUASI
BENCANA
DAERAH RAWAN
BENCANA
KETERANGAN
BENCANA
1.
Kecamatan
Sukra,
Patrol, Banjir dan gembang
Kandanghaur, Losarang, dan pasang
Lohbener.
2.
Kecamatan
Lohbener,
Sindang, dan Indramayu
3.
4.
Kecamatan Indramayu
Banjir
Kecamatan Indramayu, Sliyeg, Banjir
Juntinyuat, dan Karangampel
5.
Ruas
Karangampel
Singakerta
Kecamatan
Karangampel
dan Krangkeng
Gelombang
dan banjir
6.
Ruas
Karangampel
Jatibarang
Kecamatan
Jatibarang,
Sliyeg, dan Karangampel
Banjir
7.
Banjir
8.
Banjir
9.
Banjir
Banjir
10.
11.
Kecamatan Indramayu
Kecamatan Patrol, Anjatan,
dan Haurgeulis
Banjir
Banjir
12.
Ruas Jalan
Gantar
Haurgeulis
Kecamatan Haurgeulis
Banjir
13.
Ruas Jalan
Wanguk
Gabuskulon
Kecamatan
Gabuswetan,
Kroya, dan Bongas
Banjir
14.
Ruas
Jalan
Legok
Margamulya
Ruas Jalan Margamulya
Cipedang
Ruas
Jalan Karangsinom
Gabuskulon
Ruas Jalan Muntur
Manggungan
Ruas
Jalan Rajasinga Kroya
Ruas Jalan Terisi Tugu
Ruas Jalan Larangan Tugu
Ruas Jalan Pekandangan
Jatibarang
Ruas
Jalan Bangkir Cemara
Ruas Jalan Kiajaran Kulon
Cangkring
Ruas
Jalan Sindang Pecuk
Banjir
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
LAPORAN PENDAHULUAN
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
Banjir
pasang
II-31
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
NO
25.
26.
27.
28.
JALUR EVAKUASI
BENCANA
DAERAH RAWAN
BENCANA
Tegaltaman
Kecamatan Pasekan
Kecamatan Pasekan
Kecamatan Krangkeng
Kecamatan Sukra
KETERANGAN
BENCANA
Banjir dan gelombang
pasang
Banjir
Gelombang pasang
Gelombang pasang
2.1.4
Jenis/Tipe
Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi
Kawasan
Hutan
Kecamatan
pantai berhutan
Losarang,
bakau
Cantigi dan
sesuai SK Menhut
Pasekan
No. 419/Kpts
II/1999
2. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya
LAPORAN PENDAHULUAN
Luas
8.023 Ha
II-32
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
Kawasan
resapan air
Jenis/Tipe
Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Kawasan dengan Non Hutan
curah hujan ratarata lebih dari 1000
mm/tahun.
Lapisan tanahnya
berupa pasir halus
berukuran minimal
1/16 mm.
Mempunyai
kemampuan
meluluskan
air
3.2 Sempadan
sungai
Sekurangkurangnya 5 meter
di sebelah luar
sepanjang kaki
tanggul di luar
kawasan perkotaan
dan 3 meter di
sebelah luar
sepanjang kaki
tanggul di dalam
kawasan
perkotaan.
Sekurangkurangnya 100
meter di kanan kiri
sungai besar dan
50 meter di kanankiri sungai kecil
yang tidak
bertanggul diluar
kawasan
perkotaan.
Sekurangkurangnya 10
meter dari tepi
sungai untuk yang
mempunyai
LAPORAN PENDAHULUAN
Lokasi
Luas
Kecamatan Gantar,
Kroya, Terisi,
Cikedung, Lelea,
Widasari,
Bangodua dan
Tukdana
8.805 Ha
Non Hutan
Kecamatan
Krangkeng,
Karangampel,
Juntinyuat,
Balongan,
Indramayu, Cantigi,
Pasekan,
Losarang,
Kandanghaur,
Patrol dan Sukra.
7.458Ha
Non Hutan
Sungai
Cimanuk,
Cipanas,
Cipunegara,
Cilalanang,
Pangkalan,
Kumpulkuista,
Pamengkang dan
Cimanis.
1.917 Ha
II-33
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
Jenis/Tipe
Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi
Non Hutan
Situ Bolang di
kecamatan
Cikedung
Situ
Buburgadung
berada
di
Kecamatan
Cikedung
Rawa Bedahan
di Kecamatan
Cikedung
Rawa Cirakit di
Kecamatan
Cikedung
Rawa Sinang di
Kecamatan
Cikedung
Rawa Bacin di
Kecamatan Tukdana
Waduk
Bojongsari
di
Kecamatan
Waduk Cipancuh
di Kecamatan
Haurgeulis
Luas
kedalaman tidak
lebih besar dari 3
meter.
Sekurangkurangnya 15
meter dari tepi
sungai untuk
sungai yang
mempunyai
kedalaman lebih
dari 3 meter - 20
meter.
Sekurangkurangnya 20
meter dari tepi
sungai untuk
sungai yang
mempunyai
kedalaman lebih
dari 20 meter.
Sekurangkurangnya 100
meter dari tepi
sungai untuk
sungai yang
terpengaruh oleh
pasang surut air
laut, dan berfungsi
sebagai jalur hijau
3.3 Kawasan
sekitar
waduk
dan situ
Daratan sepanjang
tepian waduk dan
situ yang lebarnya
proporsional dengan
bentuk dan kondisi
fisik waduk dan situ
sekurang-kurangnya
50 meter dari titik
pasang tertinggi ke
arah darat.
LAPORAN PENDAHULUAN
738 Ha
II-34
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
3.4 Kawasan
sempadan
jaringan irigasi
Jenis/Tipe
Kriteria
Garis
sempadan air
untuk bangunan,
diukur dari tepi
atas
samping
saluran atau dari
luar kaki tangkis
saluran
atau
bangunannya
dengan jarak : 5
meter
untuk
saluran irigasi
dan pembuangan
dengan
kemampuan
4
m3/detik atau
lebih,
3
meter untuk
saluran irigasi
dan
pembuangan
dengan
kemampuan
1
sampai 4 m3/detik,
2 meter untuk
saluran irigasi
dan
pembuangan
dengan
saluran dengan
Klasifikasi
Fisik
Non Hutan
Lokasi
Luas
Lokasi tersebar di
Kabupaten/Kota
21.406 Ha
Lokasi tersebar di
setiap kecamatan
1.722 Ha
lebar jalan
minimum 3 meter.
3.5 RTH
Perkotaan
Lahan dengan
luas paling sedikit
2.500
meter persegi.
Berbentuk
satu hamparan,
berbentuk
jalur,
atau kombinasi
dari bentuk
satu hamparan
dan jalur.
Didominasi
komunitas
tumbuhan.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-35
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
Jenis/Tipe
Kriteria
4.1 Kawasan
suaka
margasatwa
Kawasan
yang ditunjuk
merupakan tempat
hidup dan
perkembangan dari
suatu jenis satwa
yang perlu
dilakukan upaya
konservasi.
Memiliki
keanekaraga-man
dan/atau keunikan
satwa.
Memiliki luas
yang cukup
sebagai habitat
jenis satwa yang
bersangkutan.
4.2 Kawasan
cagar budaya
dan ilmu
pengetahuan
Benda buatan
manusia, bergerak
atau tidak bergerak
yang berupa
kesatuan atau
kelompok, atau
bagian-bagiannya
atau sisa-sisanya,
yang berumur
sekurangkurangnya 50
tahun atau
mewakili masa
gaya yang khas
dan sekurangkurangnya 50
tahun serta
dianggap
mempunyai nilai
penting bagi
sejarah, ilmu
pengetahuan, dan
kebudayaan.
Lokasi yang
mengandung atau
diduga
mengandung
benda cagar
budaya
LAPORAN PENDAHULUAN
Klasifikasi
Fisik
Hutan
Non Hutan
Lokasi
Luas
Suaka
Margasatwa di
Desa Bulak
Kecamatan
Jatibarang
4 Ha
Kawasan Pulau
Biawak di
Kecamatan
Pasekan
Kawasan situs
yang tersebar di
Kecamatan
Sindang,
Indramayu,
Karanganpel,
Krangkeng,
Jatibarang,
Sliyeg, dan
Sukagumiwang.
15.540
Ha
12 Ha
II-36
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
Jenis/Tipe
Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lahan dengan
luas paling sedikit
2.500
meter persegi.
Berbentuk
satu hamparan,
berbentuk
jalur,
atau kombinasi dari
bentuk
satu
hamparan
dan
jalur.
Didominasi
komunitas
tumbuhan.
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
4.1 Kawasan
Kawasan
Hutan
suaka
yang ditunjuk
merupakan tempat
margasatwa
hidup dan
perkembangan dari
suatu jenis satwa
yang perlu
dilakukan upaya
konservasi.
Memiliki
keanekaraga-man
dan/atau keunikan
satwa.
Memiliki luas
yang cukup
sebagai habitat
jenis satwa yang
bersangkutan.
3.5 RTH
Perkotaan
4.2 Kawasan
cagar budaya
dan ilmu
pengetahuan
Benda buatan
manusia, bergerak
atau tidak bergerak
yang berupa
kesatuan atau
kelompok, atau
bagian-bagiannya
atau sisa-sisanya,
yang berumur
sekurangkurangnya 50
tahun atau
mewakili masa
gaya yang khas
dan sekurangkurangnya 50
LAPORAN PENDAHULUAN
Non Hutan
Lokasi
Luas
Lokasi tersebar di
setiap kecamatan
1.722 Ha
Suaka
Margasatwa di
Desa Bulak
Kecamatan
Jatibarang
4 Ha
Kawasan Pulau
Biawak di
Kecamatan
Pasekan
Kawasan situs
yang tersebar di
Kecamatan
Sindang,
Indramayu,
Karanganpel,
Krangkeng,
Jatibarang,
Sliyeg, dan
Sukagumiwang.
15.540
Ha
12 Ha
II-37
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
Jenis/Tipe
Kriteria
Klasifikasi
Fisik
Lokasi
tahun serta
dianggap
mempunyai nilai
penting bagi
sejarah, ilmu
pengetahuan, dan
kebudayaan.
Lokasi yang
mengandung atau
diduga
mengandung
benda cagar
budaya
5. Kawasan rawan bencana alam
5.1. Kawasan
Kawasan sekitar
Non Hutan
gelombang
pantai yang rawan
pasang
terhadap
gelombang pasang
dengan kecepatan
antara 10 sampai
dengan 100
kilometer per jam
yang timbul akibat
angin kencang atau
gravitasi bulan atau
matahari.
Kawasan yang
diidentifikasi sering
dan berpotensi
tinggi mengalami
bencana
gelombang pasang.
5.2 Kawasan
Kawasan yang
Non Hutan
rawan banjir
diidentifikasi sering
dan berpotensi tinggi
mengalami bencana
banjir.
Kecamatan
Sukra, Patrol,
Kandanghaur,
Losarang,
Cantigi, Pasekan,
Indramayu,
Balongan,
Juntinyuat,
Karangampel, dan
Krangkeng.
Kecamatan Sukra,
Patrol,
Kandanghaur,
Losarang, Cantigi,
Arahan, Lohbener,
Sindang,
Indramayu,
Balongan,
Juntinyuat,
Karangampel,
Krangkeng,
Pasekan, Cikedung,
Terisi,
Bongas,
Gabuswetan, Lelea,
Widasari,
Bangodua,
Tukdana, Gantar,
Haurgeulis dan
Jatibarang.
LAPORAN PENDAHULUAN
Luas
II-38
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
Jenis/Tipe
Kriteria
b. Kawasan
rawan
gerakan
tanah
Kawasan dengan
kerentanan tinggi
untuk terpengaruh
gerakan tanah,
terutama jika
kegiatan manusia
menimbulkan
gangguan pada
lereng di kawasan ini.
Meliputi kriteria
kawasan imbuhan air
tanah :
Memiliki jenis
fisik batuan tanah
dengan
kemampuan
meluluskan air
dengan jumlah
yang berarti.
Memiliki
lapisan penutup
tanah berupa
pasir sampai
lanau.
Memiliki
hubungan
hidrogeologis yang
menerus dengan
daerah lepasan;
dan/atau
Memiliki muka
air tanah tidak
tertekan yang
tinggi daripada muka
air tanah yang
tertekan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Klasifikasi
Fisik
Non Hutan
Non Hutan
Hutan dan
Non hutan
Lokasi
Kecamatan
Sukra, Patrol,
Kandanghaur,
Losarang, Cantigi,
Pasekan,
Indramayu,
Balongan,
Juntinmyuat,
Karangampel, dan
Krangkeng.
Kecamatan Gantar
Luas
1.653 Ha
14 Ha
Kecamatan
29.890 Ha
Indramayu,
Sindang, Pasekan,
Cantigi,
Arahan,
Lohbener, Widasar,
Jatibarang,
Bangodua,
Tukdana, Cikedung,
Terisi, Kroya dan
Gantar.
II-39
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Fungsi
Jenis/Tipe
Kriteria
7.1 Kawasan
perlindungan
plasma nutfah
Areal yang
ditunjuk memiliki
jenis plasma nutfah
tertentu yang
belum terdapat di
dalam kawasan
konservasi yang
telah ditetapkan.
Merupakan
areal tempat
pemindahan satwa
yang merupakan
tempat kehidupan
baru bagi satwa
tersebut
mempunyai luas
cukup dan
lapangannya tidak
membahayakan.
Kawasan
perlindungan
plasma nutfah
adalah kawasan di
luar kawasan
suaka alam dan
pelestarian alam
yang
diperuntukkan bagi
pengembangan
dan pelestarian
pemanfaatan
plasma nutfah
tertentu.
7.2 Kawasan
terumbu
karang
Berupa
kawasan yang
berbentuk dari
koloni masif dari
hewan kecil
yang secara
bertahap
membentuk
terumbu karang.
Terdapat di
sepanjang pantai
dengan kedalaman
paling dalam 40
meter.
Dipisahkan
oleh laguna
dengan
kedalaman antara
40 sampai dengan
75 meter
LAPORAN PENDAHULUAN
Klasifikasi
Fisik
Non Hutan
Perairan
Laut
Lokasi
Muara Cimanuk
di Kecamatan
Pasekan.
Pulau Biawak
di
Kecamatan
Pasekan.
Pantai
Majakerta di
Kecamatan
Balongan.
Kawasan
Pulau Biawak
di Kecamatan
Pasekan.
Luas
II-40
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Gambar 2. 4 Peta Rencana Kawasan Lindung
LAPORAN PENDAHULUAN
II-41
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
B. Rencana Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Indramayu
berupa kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat,
kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan
peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan
pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan kawasan peruntukan budidaya
lainnya.
A. Rencana Hutan Produksi
Hutan Produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan
dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi
masyarakat, industri dan ekspor. Kawasan peruntukan hutan produksi di
Kabupaten Indramayu yaitu berupa hutan produksi tetap seluas 32.004 Ha yang
berlokasi di Kecamatan Haurgeulis, Gantar, Terisi, Kroya, Cikedung, dan
Tukdana. Dengan memperhatikan kriteria kawasan budidaya hutan produksi
yang
terdapat
dalam
RTRWN
dan
RTRWP
Jawa
Barat
maka
arah
ekonomi sekitarnya.
Meningkatkan fungsi lindung.
Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya hutan.
Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat.
Meningkatkan kesempatan kerja terutama masyarakat setempat.
Mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di
daerah setempat.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-42
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
1. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mengubah fungsi pokok kawasan peruntukan hutan produksi.
b. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan
pertambangan dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai oleh Menteri
terkait dengan memperhatikan batasan luas dan jangka waktu tertentu
serta kelestarian hutan/lingkungan.
c. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan
pertambangan terbuka harus dilakukan dengan ketentuan khusus dan
secara selektif.
2. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi mencakup
tentang
kegiatan
pemanfaatan
kawasan,
kegiatan
pemanfaatan
jasa
lingkungan, kegiatan pemanfaatan hasil kayu dan atau bukan kayu, dan
kegiatan pemungutan hasil kayu dan atau bukan kayu.
3. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus terlebih
dahulu memiliki kajian studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
yang diselenggarakan oleh pemrakarsa yang dilengkapi dengan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).
B. Rencana Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat di Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih
38.516 Ha berada di setiap kecamatan. Pengembangan kawasan peruntukan
hutan rakyat dapat memanfaatkan kawasan lain berdasarkan daya dukung
lingkungan dan nilai ekonomis. Kawasan lain tersebut meliputi:
a. Kawasan sempadan pantai.
b. Kawasan sempadan sungai.
c. Kawasan sekitar waduk dan situ.
Melalui pembangunan hutan rakyat berkelanjutan dari tahun ke tahun serta
pengelolaannya diarahkan sebagai usaha kelompok tani secara mandiri,
diharapkan akan mempercepat upaya rehabilitasi lahan, perbaikan lingkungan,
pemenuhan kebutuhan kayu sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perdesaan disekitar hutan. Sasaran lokasi hutan rakyat adalah lahan milik rakyat,
tanah adat atau lahan di luar kawasan hutan yang memiliki potensi untuk untuk
pengembangan hutan rakyat dapat berupa lahan tegalan dan lahan pekarangan
yang luasnya memenuhi syarat sebagai hutan rakyat dalam wilayah DAS
Prioritas.
C. Rencana Kawasan Pertanian
LAPORAN PENDAHULUAN
II-43
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Indramayu meliputi :
1. Kawasan tanaman pangan seluas 92.370 Ha berada di setiap kecamatan.
Selanjutnya Kawasan tanaman pangan tersebut akan ditetapkan sebagai
lahan pertanian pangan berkelanjutan.
2. Kawasan hortikultura seluas 3.407 Ha berada di setiap kecamatan.
3. Kawasan perkebunan seluas 1.155 Ha berada di setiap kecamatan.
4. kawasan peternakan meliputi :
a. Itik tersebar di wilayah Daerah dengan sentra pengembangan komoditas
itik meliputi: Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Krangkeng, Kecamatan
Jatibarang, Kecamatan Sindang, Kecamatan Anjatan, Kecamatan Gantar,
Kecamatan Terisi, Kecamatan Cikedung, Kecamatan Widasari, Kecamatan
Kertasemaya, Kecamatan Karangampel, dan Kecamatan Pasekan.
b. Kambing dan domba tersebar di wilayah Daerah dengan sentra
pengembangan
komoditas
kambing-domba
meliputi
Kecamatan
ayam
ras
Gantar,
pedaging
meliputi
Kecamatan
Kroya,
Kecamatan
Kecamatan
Haurgeulis,
Gabuswetan,
Kecamatan
Kedokanbunder,
Krangkeng,
Kecamatan
Kecamatan
Lohbener,
LAPORAN PENDAHULUAN
Karangampel,
Kecamatan
II-44
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Kawasan perikanan budidaya air payau di Kabupaten Indramayu adalah seluas
14.083 Ha yang berlokasi di Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat,
Balongan, Indramayu, Sindang, Pasekan, Cantigi, Kandanghaur, Patrol, Sukra,
dan Losarang. Sedangkan perikanan budidaya air tawar berlokasi tersebar di
setiap kecamatan dengan luas 405 Ha. Sementara itu kawasan perikanan
budidaya laut meliputi kawasan pesisir dikabupaten Indramayu yang mencakup
38 desa dan 11 kecamatan dengan laut sejauh 4 mil. Adapun kawasan perikanan
budidaya laut ini juga meliputi kawasan peruntukan pelabuhan
pendaratan ikan yaitu :
1. Pelabuhan samudera Karangsong yang dilengkapi tempat pelelangan ikan
berada di Kecamatan Indramayu.
2. Pelabuhan perikanan pantai Dadap dan tempat pelelangan ikan Dadap
berada diKecamatan Juntinyuat.
3. Pelabuhan pendaratan ikan Eretan Wetan dan Eretan Kulon yang dilengkapi
tempat pelelangan ikan berada di Kecamatan Kandanghaur.
4. Pelabuhan pendaratan ikan Glayem yang dilengkapi tempat pelelangan ikan
berada di Kecamatan Juntinyuat.
5. Pelabuhan pendaratan ikan Tegalagung yang dilengkapi tempat pelelangan
ikan berada di Kecamatan Sukra.
6. Pelabuhan pendaratan ikan Ujunggebang yang dilengkapi tempat pelelangan
ikan berada di Kecamatan Sukra.
7. Pelabuhan pendaratan ikan Bugel berada di Kecamatan Patrol.
8. Pelabuhan pendaratan ikan Cemara berada di Kecamatan Losarang.
9. Pelabuhan pendaratan ikan Cangkring berada di Kecamatan Cantigi.
10. Pelabuhan pendaratan ikan Majakerta berada di Kecamatan Balongan.
11. Pelabuhan pendaratan ikan Lombang yang dilengkapai tempat pelelangan
ikan berada di Kecamatan Juntinyuat.
12. Pelabuhan pendaratan ikan Limbangan yang dilengkapi tempat pelelangan
ikan berada di Kecamatan Juntinyuat.
13. Pelabuhan pendaratan ikan Juntinyuat berada di Kecamatan Juntinyuat.
Kawasan pengolahan di Kabupaten Indramayu berupa industri pengolahan hasil
perikanan yang berlokasi di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat, Desa
Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Desa Karangsong Kecamatan Indramayu,
Desa Kenanga Kecamatan Sindang, Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu,
Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan Kulon Kecamatan
Kandanghaur, dan Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra. Kawasan minapolitan
di Kabupaten Indramayu terdiri dari 4 kawasan minapolitan, yaitu minapolitan
garam berada di Desa Santing Kecamatan Losarang, minapolitan perikanan
tangkap berada di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, minapolitan
LAPORAN PENDAHULUAN
II-45
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
perikanan budidaya di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan dan Desa Krimun
Kecamatan Losarang serta minapolitan pengolahan hasil perikanan berada di
Desa Kenanga Kecamatan Sindang.
E. Rencana Kawasan Pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Indramayu meliputi kawasan
pertambangan mineral dan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi.
Kawasan pertambangan mineral terdiri atas mineral bukan logam dan batuan,
dimana mineral bukan logam adalah berupa tanah liat yang berlokasi tersebar di
setiap kecamatan. Sedangkan batuan berupa sirtu yang berlokasi di Desa
Bantarwaru Kecamatan Gantar dan pasir urug yang berada di Kecamatan
Gantar, Lohbener, Arahan dan Sukagumiwang.
Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Indramayu berlokasi
di Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Sliyeg, Kedokanbunder, Kertasemaya,
Jatibarang, Losarang, Lohbener, Kandanghaur, Sukra, Anjatan, Bongas, Kroya,
Gabuswetan, Patrol, Haurgeulis dan Balongan.
F. Rencana Kawasan Perindustrian
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Indramayu terdiri atas
1. Industri besar seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Balongan.
2. Industri menengah seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Losarang,
Kecamatan Kandanghaur, Kecamatan Patrol, dan Kecamatan Sukra.
3. Industri kecil dan makro tersebar di wilayah Daerah meliputi :
a. Industri krupuk ikan dan udang berada di Desa Kenanga Kecamatan
Sindang.
b. Industri batik yang berlokasi di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu,
Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu, Desa Penganjang Kecamatan
Sindang, Desa Terusan Kecamatan Sindang dan Desa Babadan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kecamatan Sindang.
Industri gitar mini berada di Desa Lelea Kecamatan Lelea.
Industri kain bordir berada di Desa Sukawera Kecamatan Kertasemaya.
Industri dodol berada di Kecamatan Karangampel.
Industri keripik melinjo berada di Kecamatan Karangampel.
Industri gerabah/keramik berada di Kecamatan Kandanghaur.
Industri kerajinan topeng berada di Kecamatan Sliyeg.
Industri tenun gedogan dan waring berada di Kecamatan Juntinyuat.
Industri ayaman bambu dan pandan yang berada di Kecamatan Sliyeg,
Arahan dan Lelea.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-46
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
G. Rencana Kawasan Pariwisata
Pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Indramayu diarahkan kepada :
1. Pariwisata budaya.
Pariwisata budaya di Kabupaten Indramayu berupa Situs Sejarah Wiralodra
Indramayu seluas kurang lebih 2 Ha berada di Desa Sindang Kecamatan
Sindang dan Cagar budaya Batu Wadon, Batu Lanang, dan rumah adat kayu
seluas kurang lebih 3 Ha berada di Desa Cikawung Kecamatan Terisi.
2. Pariwisata alam.
Pariwisata alam di Kabupaten Indramayu meliputi:
a. Situ Bolang berada di Kecamatan Cikedung.
b. Taman wisata alam laut Kawasan Pulau Biawak seluas kurang lebih 15.540
Ha yang berada di Kecamatan Pasekan.
c. Pantai Tirtamaya seluas kurang lebih 9 Ha berada di Kecamatan
d.
e.
f.
g.
Juntinyuat.
Pantai Glayem berada di Kecamatan Juntinyuat.
Pantai Ujunggebang berada di Kecamatan Sukra.
Pantai Balongan berada di Kecamatan Balongan.
Agrowisata mangga seluas kurang lebih 110 Ha yang berada di Kecamatan
Jatibarang.
3. Pariwisata buatan.
Pariwisata buatan di Kabupaten Indramayu yaitu Waterboom Bojongsari dan
Waduk Bojongsari seluas kurang lebih 15 Ha yang berada di Kelurahan
Bojongsari Kecamatan Indramayu dan Kampung Wisata Air seluas kurang
lebih 10 Ha yang berada di Desa Wanantara Kecamatan Sindang.
4. Pariwisata minat khusus.
Pariwisata minat khusus meliputi:
a. Pondok Pesantren Al-Zaytun seluas kurang lebih 1.200 (seribu dua ratus)
hektar berada di Kecamatan Gantar.
b. Mangrove centre seluas kurang lebih 5 (lima) hektar berada di Desa
Pabean Ilir Kecamatan Pasekan.
c. Kerajinan batik di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu.
d. Upacara adat istiadat yaitu:
Upacara Ngarot berada Kecamatan Lelea.
Pesta laut Nadran di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur,
Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, Desa Karangsong
Kecamatan Indramayu, Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Desa
LAPORAN PENDAHULUAN
II-47
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Lombang
Kecamatan
Juntinyuat
dan
Desa
Dadap
Kecamatan
Juntinyuat.
Pesta Sedekah Bumi tersebar di setiap kecamatan.
Pesta Ngunjungan tersebar di setiap kecamatan.
Jaringan berada di Kecamatan Kandanghaur.
Pesta Mapag Tamba tersebar di setiap kecamatan;.
Pesta adat Mapag Sri tersebar di setiap kecamatan.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-48
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Sementara arahan pengembangan kawasan permukiman perdesaan diarahkan
pada :
1. Pengembangan ruang permukiman horizontal mencakup kegiatan pertanian,
kehutanan, perikanan, pengelolaan sumberdaya alam, pelayanan jasa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-49
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
j. Kecamatan Juntinyuat.
k. Kecamatan Losarang.
l. Kecamatan Lelea.
m. Kecamatan Anjatan.
n. Kecamatan Cikedung.
o. Kecamtan Haurgeulis.
p. Kecamatan Kandanghaur.
q. Kecamatan Gabuswetan.
4. Markas Sub Detasemen Polisi Militer III/3-3 yang berlokasi di Kecamatan
Indramayu.
5. Markas Sub Detasemen Zeni Bangunan 073/III Indramayu berada di
Kecamatan Indramayu.
6. Markas Polisi Resor Indramayu berada di Kecamatan Indramayu.
7. Markas Polisi Sektor tersebar di setiap kecamatan.
8. Pos TNI Angkatan Laut Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.
9. Pos TNI Angkatan Laut Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.
10. Sub Pos Polair Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.
11. Sub Pos Polair Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.
LAPORAN PENDAHULUAN
II-50
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
2.2
Visi dalam RPJMD merupakan penjabaran visi Bupati/Wakil Bupati terpilih hasil
Pemilihan Kepala Daerah yang dilaksanakan secara langsung pada tahun 2010.
Visi
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Indramayu
adalah
Mewujudkan
LAPORAN PENDAHULUAN
II-51
Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Terisi
Kabupaten Indramayu
Misi Pertama, Mengembangkan SDM Bermutu berbasis Ajaran Agama, Ilmu
Pengetahuan dan Budaya Lokal. Tujuan : Meningkatkan Mutu Sumber Daya
Manusia. Sasaran : taraf pendidikan, derajat kesehatan, aksebilitas informasi,
apresiasi budaya lokal, prestasi olahraga, intensitas wisata/rekreasi, laju
pertumbuhan penduduk serta penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Misi Kedua, Mengelola Wilayah secara Selaras, Lestari dan Optimal Tujuan :
Menyelaraskan tata ruang, keamanan dan kelestarian lingkungan serta
meningkatkan kelayakan permukiman dan keparasaranaan. Sasaran : Tata
ruang, lingkungan hidup, bencana alam dan permukiman dan prasarana wilayah.
Misi Ketiga, Meningkatkan Peran Perempuan dalam Pembangunan Daerah
Berbasis
Kesetaraan
Gender
Tujuan
Meningkatkan
Kualitas
Hidup,
prima,
kepatisipatifan
pembangunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
pembangunan
dan
inovasi
manajemen