0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan5 halaman

Gizi Balita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gizi seimbang adalah gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak
terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat (Ira Mafira, 2012). Pemenuhan
kebutuhan gizi merupakan indikator penting dalam proses tumbuh
kembang balita. Anak di bawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok
yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat
gizi yang maksimal setiap kilogram berat badannya. Permasalahan gizi
balita adalah kurangnya pemenuhan gizi seimbang yang disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi balita pada
masa pertumbuhan (Sibagariang, 2010: 98). Jika masalah gizi pada balita
tidak mampu teratasi maka akan menyebabkan berat badan kurang, mudah
terserang penyakit, badan letih, penyakit defisiensi gizi, malas,
terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik maupun
psikomotor dan mental (Widodo, Rahayu, 2010: 45).
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta
anak usia di bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko
meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan
dengan anak yang normal (WHO, 2013). Berdasarkan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) pada tahun 2007 prevalensi gizi
kurang pada balita angkanya sebesar 18,4 %, terjadi peningkatan pada
tahun 2013 angkanya yaitu 19,6%. Di Indonesia jumlah balita yang
12
mengalami kekurangan gizi sebesar 3,7 juta. Pada tahun 2012 jumlah gizi
buruk di jawa timur 2,35%, gizi lebih 2,90%, gizi kurang 10,28%, gizi
baik 84,45%. Di Ponorogo jumlah anak sangat kurus 12,77%, kurus
32,73%, normal 54,55% (DinKes Ponorogo, 2014). Dari hasil studi
pendahuluan melalui kuesioner yang dilakukan tanggal 27 Desember 2014
di posyandu Dusun Mangunsuman Wilayah Kerja Puskesmas
Ronowijayan Ponorogo, dari 10 responden yang mempunyai persepsi
positif 40% responden, sedangkan yang mempunyai persepsi negatif 60%.
Sampai saat ini belum di ketahui bagaimanakah persepsi ibu balita tentang
gizi seimbang pada balita di Wilayah tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan ketidak tahuan orang tua dalam
memenuhi gizi seimbang pada anaknya (Sibagariang, 2010). Keterbatasan
ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi
pada anak, sedangkan apabila kita cermati pemenuhan gizi pada anak
tidak mahal, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang
harus dibeli ketika berobat di Rumah Sakit. Lingkungan yang kurang baik
juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, sebagai contohnya “seringnya
anak jajan sembarangan di tepi jalan”. Faktor yang paling terlihat pada
lingkungan adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang
harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru
membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah
makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi (Eva
Ellya, 2010: 96). 3
Pemenuhan gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari
indikator yang diharapkan. Perhatian orangtua yang seharusnya
bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan gizi pada anak
anaknya belum sepenuhnya diwujudkan. Dua alasan pokok yang secara
rasional sulit untuk diterima, anggapan mereka menyiapkan makanan
khusus pada anak diusia balita hanya sampai usia 1 tahun, selebihnya
mengikuti makanan orang dewasa mereka menganggap tidak perlu secara
khusus disiapkan makanannya. Hal tersebut akibat dari ketidaktahuan
orangtua dalam memenuhi gizi seimbang pada balita (Marimbi, 2009).

BAB 2 TUJUAN DAN MANFAAT


Untuk mengetahui persepsi ibu balita tentang gizi seimbang pada
balita Di Posyandu Desa Ronowijayan Kecamatan Siman Kabupaten
Ponorogo.
A. TUJUAN

1. Tujuan instruksional umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, diharapkan ibu yang


mempunyai bayi dan balita akan mampu mengetahui kebutuhan gizi pada bayi dan
balita.

2. Tujuan instruksioanal khusus

Setelah mengikuti selama mengikuti 15 menit , ibu diharapkan akan mampu

a. Menyebutkan perngertian gizi

b. Menyebutkan 3 kandungan zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan balita

c. Menyebutkan 2 sumber-sumber protein, karbohidrat dan lemak

B. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Gizi seimbang menjadi bagian yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan balita. Apabila zat gizi ini tidak
terpenuhi maka tubuh balita mudah terserang penyakit dan kecerdasan
berkurang (Eva Ellya, 2010: 9).4
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi (Fakultas Ilmu Kesehatan)
Sebagai dokumen untuk menambah bahan bacaan serta
menambah pengetahuan tentang persepsi ibu balita dalam
memenuhi gizi seimbang pada balita
b. Bagi Peneliti
Sebagai sumber data penelitian tentang persepsi ibu balita
dalam memenuhi gizi seimbang pada balita dan mengaplikasikan
mata kuliah metode penelitian
c. Bagi Ibu
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang gizi
seimbang pada balita sehingga bisa memperbaiki prilaku ibu dalam
memenuhi gizi seimbang pada balita.
d. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan penyuluhan
tentang gizi seimbang pada balita.
3. PELAKSANA KEGIATAN
a. Masalah yang dihadapi
Masalah gizi di Indonesia pada umumnya masih didomisili oleh masalah
kurang energi protein, masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan
yodium, masalah kurang vitamin, dan masalah obesitas terutama dikota besar.
b. Penyelesaian masalah
Penyuluhan yang tepat harus dapat dilakukan oleh si penyuluh, tujuan
diketahuinya cara-cara penyuluhan yang tepat akan memudahkan penyuluh untuk
dapat memahami cara yang tepat untuk menyampaikan masalah gizi.
c. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah ibu yang memiliki anak bayi dan balita.
d. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi.
BAB 4 HASIL KEGIATAN
Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Jadi yang dapat diambil adalah bagaimana kita mempelajari dan memahami
gizi-gizi dan cara penyuluhan yang baik karena penyuluhan yang baik dan tepat
sasarn akan menghasilkan suatu sasaran yang baik pula, karena melalui
penyuluhan tersebut banyak masyarakat luas baik dari dalam lingkungan keluarga
sendiri, lingkungan sekolah yang mencakup anak sekolah yang akan membentuk
pemikiran atau jalan pemikiran yang berbeda dan mengarah pada suatu yang
positif, penyuluhan kepada masyarakat umum akan memberikan dampak yang
baik pula jika penyuluhan tersebut tepat sasaran.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan harus sesuai kenyataan atau riil, selain itu
penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh sebaiknya dapat diterima dengan baik
oleh pendengar sehingga apa yang disampaikan oleh penyuluh dapat menambah
wawasan pendengar dan dapat mengubah pola pikir pendengar yang kurang
paham akan gizi yang baik menjadi paham akan gizi yang baik. Cara
penyampaian dalam melakukan penyuluhan harus dipertepat lagi sehingga
maksud yang diingkan dapat tercapai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
S. setiawati,A.c.Dermawan.proses pembelajaran dalam Pendidikan
kesehatan.Jakarta,2008
M,Sc,Prof.DR.Achmad Djaeni Sediaoetama.ILMU GIZI untuk mahasiswa dan
propesi.Pulo gadung,2004

Anda mungkin juga menyukai