100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
5K tayangan27 halaman

Kelompok 3 - Permasalahan Gizi Anak Usia Dini PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 27

MAKALAH

PERMASALAHAN GIZI ANAK USIA DINI


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Prof.Dr.H.M.Amir M, M.Kes/Maradona Sirajuddin,S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Roma Arta Nina Uli (1805125004)


Dhea Puspita Dewi Anjani (1805125005)
Gadisha Paramitha Dewi (1805125006)
Nurul (1805125024)
Devi (1805125026)
Emilia Rosanty (1805125029)
PG PAUD A 2018

Progam Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mulawarman

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PERMASALAHAN GIZI ANAK USIA DINI ”.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masi jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Samarinda, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................ii


Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................2
C. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A. Pengertian Gizi dan Anak Usia Dini........................................................3
B. Fungsi Gizi Untuk Anak Usia Dini..........................................................4
C. Jenis – Jenis Zat Gizi................................................................................4
D. Karakteristik Makanan Bergizi ................................................................10
E. Permasalahan Gizi Anak Usia Dini..........................................................11
F. Upaya Peningkatan Gizi Anak .................................................................21
BAB III PENUTUP ..................................................................................................22
A. Kesimpulan ..............................................................................................22
B. Saran ........................................................................................................22

Daftar Pustaka .........................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi adalah salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang


belum tuntas ditanggulangi didunia. Masalah gizi juga semakin rumit karena
timbul era transisi gizi yang meningkatkan kejadian obesitas dan penyakit kronis
secara bersamaan. Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan, terutama
pada masa balita dan anak-anak. Masalah gizi di Indonesia juga termasuk masalah
kesehatan masyarakat yang utama. Indonesia kini menghadapi beban ganda terkait
dengan masalah gizi masyarakat. Layaknya negara-negara berkembang lain di
dunia, di satu sisi masih menghadapi masalah kekurangan gizi bahkan gizi buruk
(deficiency, undernutrition), namun di sisi lain juga menghadapi masalah terkait
dengan kelebihan gizi (overnutrition), kelebihan berat badan (overweight) bahkan
kegemukan (obesitas). Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan karena
kegemukan bahkan obesitas pada usia anak-anak dapat memiliki kecenderungan
menderita hal yang sama pada masa dewasa dan akan mengakibatkan berbagai
macam penyakit kronis akibat kegemukan seperti kencing manis dan penyakit
jantung.

Permasalahan gizi pada balita dan anak terutama pada anak pra sekolah di
Indonesia merupakan masalah ganda, yaitu masih ditemukannya masalah gizi
kurang dan gizi lebih diantaranya adalah stunting, defisiensi zat gizi besi,
malnutrisi, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), kekurangan vitamin A
(KVA) dan Obesitas. (Sulistyoningsih, 2011: 188). Anak pra sekolah merupakan
salah satu golongan paling rawan karena pada rentang waktu ini anak masih
sering sakit dan anak merupakan komponen pasif yang sangat tergantung kepada
orang tuanya (Anik Maryunani, 2010: 254). Kekurangan gizi pada anak pra
sekolah akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang
apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak

1
mampu tumbuh dan berkembang secara optimal. Sehingga diperlukan upaya
serius dan strategi perbaikan status gizi (Santoso dan Lies, 2004: 88).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gizi?
2. Apa saja Fungsi gizi?
3. Apa saja jenis-jenis zat gizi?
4. Apa saja permasalahan gizi anak usia dini?
5. Apa saja upaya peningkatan gizi anak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu gizi
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi gizi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari zat gizi
4. Untuk mengetahui apa saja permasalahan gizi anak usia dini?
5. Untuk mengetahui upaya dalam peningkatan gizi anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi dan Anak Usia Dini

1. Pengertian Gizi
Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti “makanan”.
Gizi merupakan terjemahan dari kata “nutrition” yang dapat ditejemahkan
menjadi “nutrisi”. Gizi adalah suatu proses organism menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, petumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Menurut Tuti Sunardi,
Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis
makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan
kehidupan. Sedangkan menurut DR. I.K.G Suandi, SpA gizi merupakan
bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga
pemenuhan kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas tumbuh
kembang, sebagai sumber daya manusia di masa yang akan datang.

Dalam arti luas, Gizi adalah elemen atau unsur yang terkandung
dalam makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat secara
langsung bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat.
Seperti halnya lemak, karbohidrat, kalsium, protein, vitamin, mineral dan
air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang
masih dalam masa pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita yang
berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas
yang tepat dan seimbang. Kekurangan gizi terutama pada anak usia dini
akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang kurang gizi akan
tumbuh kecil, kurus dan pendek. Gizi kurang pada anak usia dini juga

3
berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak
(otak), fisik, serta berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas anak.

2. Pengertian Anak Usia Dini


Di Indonesia pengertian anak usia dini ditujukkan kepada anak yang
berusia 0-6 tahun, seperti dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14
yang menyatakan pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang
diperunttukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Sedang anak usia
dini menurut NAEYC (National Association for the Education of Young
Children), adalah anak yang berusia antara 0-8 tahun yang mendapatkan
layanan pendidikan di taman penitipan anak, penitipan dalam keluarga,
pendidikan prasekolah baik negeri maupun swasta, taman kanak-kanak (TK)
dan sekolah dasar.

B. Fungsi Gizi Untuk Anak Usia Dini


1. Agar pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal
2. Memperbaiki gizi anak
3. Menunjang pertumbuhan tulang dan otot
4. Mencegah kekurangan nutrisi
5. Menjaga tubuh tetap sehat
6. Meningkatkan kekebalan tubuh
7. Sumber energi

C. Jenis-jenis Zat Gizi

1. Karbohidrat
Karbohidrat sumber kalori utama bagi manusia. Karbohidrat
merupakan sumber energi bagi semua individu.Berdasarkan susunan kimia
dari karbohidrat, maka karbohidrat terbagi tiga, yaitu Monosakarida,
Disakarida, Polisakarida, dan Serat.

4
Fungsi karbohidrat bagi tubuh
1) Menghasilkan energy
2) Cadangan tenaga bagi tubuh
3) Memberikan rasa kenyang

2. Protein
Protein bukanlah merupakan zat tunggal akan tetapi terdiri dari unsur-
unsur pembentuk protein yang disebut asam amino. Protein sangat
diperlukan tubuh. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun sangat
diperlukan pada masa pertumbuhan. Pada masa bayi hingga remaja,
kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada
masa dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein
dibutuhkan untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti
sel-sel yang telah rusak.
Fungsi Protein Bagi Tubuh
• Untuk membangun sel-sel jaringan tubuh manusia
• Untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau aus
• Menjaga keseimbangan asam basa pada cairan tubuh
• Sebagai penghasil energi
Bahan makanan sumber protein
Menurut sumbernya protein terbagi dua, yaitu protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari berbagai bahan
makanan dari hewan, sedangkan protein nabati adalah protein yang
bersumber dari tumbuh-tumbuhan.
Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung protein hewan:
a. Daging
b.Telur
c. Susu
d. Ikan
Bahan-bahan makanan yang banyak mengandung Protein nabati adalah
beras sebagai sumber protein dan acang-kacangan.

5
Kebutuhan protein :
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung
protein yang diganti dalam tubuh. Kekurangan konsumsi protein pada anak-
anak dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan badan si anak.

Pada orang dewasa kekurangan protein mempunyai gejala yang kurang


spesifik, kecuali pada keadaan yang telah sangat parah seperti busung lapar.
Busung lapar yang banyak di derita oleh kelompok rawan gizi terutama bayi
dan balita sungguh memprihatinkan. Pemerintah dengan beberapa program
gizi telah berupaya untuk mengatasi masalah gizi tersebut. Akibat dari
kekurangan protein dapat menyebabkan kwashiorkor. Kwashiorkor
merupakan salah satu penyakit yang timbul akibat kekurangan protein,
kwashiorkor banyak diderita oleh bayi dan anak pada usia enam bulan
sampai usia tiga tahun (Balita).
Ciri Penderita Kwashiorkor:
1. Pembengkakan pada kaki dan tangan
2. Wajah sembab, otot kendur
3. Rambut kemerahan dan mudah putus
4. Muka seperti bulan
Pada usia ini merupakan masa yang sangat rawan, karena merupakan masa
peralihan dari ASI (air susu ibu) ke PASI (pengganti air susu ibu) atau ke
makanan sapihan. Banyak para ibu menganggap bahwa makanan pengganti
ASI atau makanan sapihan adalah makanan yang mengandung beras dan
serealia saja. Mereka kurang memperhatikan komposisi zat gizi yang harus
terkandung dalam makanan sapihan.

3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi selain karbohidrat dan protein.
Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak yang tersimpan sebagai
cadangan energi, maka jika seseorang berada dalam kondisi kekurangan

6
kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan
untuk mendapatkan energi setelah protein.
Fungsi Lemak Bagi Tubuh :
• Penghasil energi
• Penghasil asam lemak esensial.
• Sebagai pelarut vitamin.
• Memberi rasa kenyang
• Protein Sparer

Lemak dalam makanan :


Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan
dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering
kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai
tujuan. Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita
terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin
A, D, E, dan K. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu,
apokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau
minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut.

4. Vitamin
Vitamin pada mulanya dikenalkan oleh seorang ahli kimia Polandia
yang bernama Funk. Ia percaya bahwa zat penangkal penyakit beri-beri
yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebut
lahirlah istilah vitamine dan yang kemudian menjadi vitamin. Saat ini
vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang tidak
termasuk dalam golongan protein, karbohidrat, maupun lemak. Senyawa ini
terdapat dalam jumlah yang kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting
peranannya bagi tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta
pertumbuhan.
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin

7
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh
karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali
pada vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar
matahari. Vitamin pada umumnya dapat dikelompokan ke dalam dua
golongan utama yaitu:
1) Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K
2) Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B.
Fungsi vitamin A bagi tubuh.
a. Sebagai bahan untuk membuat rodopsin yang diperlukan dalam prosse
penglihatan.
b. Untuk pemeliharaan jaringan pelapis.
c. Untuk membantu proses pertumbuhan tubuh.
Sumber Vitamin A :
1) Bahan pangan hewani
Berbagai makanan hewani seperti susu, keju, kuning telur, hati dan
berbagai ikan yang tinggi kandungan lemaknya merupakan sumber utama
bagi retinol.
2) Bahan pangan nabati
Beberapa sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning atau merah,
terutama wortel kaya akan vitamin A. Sedangkan sayuran hijau penting
artinya sebagai sumber vitamin A bagi masyarakat di daerah pedesaan
karena murah dan mudah didapat secara lokal.
Vitamin D :
Tidak seperti halnya vitamin-vitamin lain, vitamin D dapat disintesis
dalam tubuh manusia dan hewan dalam bentuk vitamin D2. laju sintesis
vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar matahari yang diterima
serta konsentrasi pigmen di kulit. Agar tubuh tidak kekurangan vitamin D,
maka dianjurkan untuk selalu memanfaatkan sinar matahari untuk
kesehatan, terutama di pagi hari Dikenal 4 macam vitamin D, yaitu
vitamin D2, D3, D6, dan D4. Vitamin D1 tidak ada. Vitamin D2 terdapat
di dalam tumbuhtumbuhan dan disebut kalsiferol, sedangkan vitamin D3

8
terdapat didalam tubuh hewan tekenal dengan nama ergosterol yang
apabila terkena sinr matahari ( sinar ultra violet ) akan berubah menjadi
vitamin D aktif. Vitamin D tidak begitu penting artinya di negara beriklim
tropis karena agak jrang ditemukan penyakit akibat kekurangan vitamamin
ini, kecuali dibeberapa tempat tertentu.

Peranan vitamin D sangat penting bagi metabolisme kalsium dan


fosfor. Dengan adanya vitamin D, absorpsi kalsium oleh alat pencernaan
akan diperbaiki, Kalsium dan fosfor dari tulang dimobilisasi. Pengeluaran
kalsium dan fosfor dari tulang dimobilisasi, pengeluaran dan
keseimbangan mineral dalam darah ikut dikendalikan. Vitamin D dari
makanan yang dikonsumsi diserap bersama-sama lemak dan masuk ke
dalam saluran darah melalui dinding usus kecil jejunum dan ileum dan
diangkut ke dalam chylomicron melalui sirkulasi limpa.
Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium
dan fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur
tulang dan gigi.
Fungsi Vitamin D Bagi Tubuh
 Mengatur metabolisme garam dapur.
 Menggiatkan penyerapan gram kapur dan garam fosfor.
 Mengatur pembentukan garam fosfor dalam tubuh yang digunakan
untuk pengerasan tulang.

Kekurangan vitamin D mengakibatkan penyakit rakhitis. Pada


penyakit ini tulang tetap lunak, sehingga mudah berubah bebtuknya.
Kelebihan vitamin D menyebabkan keracunan. Kebutuhan akan vitamin
D, terutama bagi penduduk negaranegara beriklim tropis tidak bisa
dipastikan karena tubuh secara tidak lnsung dapat membuat vitamin D
sendiri. Vitamin tersebut kemudian diaktifkan oleh sinar matahari dan
diangkut ke berbagai alat tubuh untuk dimanfaatkan atau disimpan di

9
dalam hati. Karena itu konsumsi vitamin D tidak begitu penting dalam
pemenuhan kebutuhan vitamin D secara keseluruhan.

5. Kalsium
Tubuh kita mengandung kalsium yang lebih banyak dibandingkan
dengan mineral lain. Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau
sekitar 1,0-1,4 kg terdiri dari kalsium. Namun pada bayi kalsium hanya
sedikit (25-30 g). Setelah usia 20 tahun secara normal akan terjadi
penambahan sekitar 1.200 gram kalsium dalam tulang rawan dan gigi,
sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak.
Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu
membantu membentuk tulang gigi dan mengatur proses biologis dalam
tubuh. Keperluan kalsium terbesar pada waktu pertumbuhan, tetapi juga
keperluan-keperluan kalsium masih diteruskan meskipun sudah mencapai
usia dewasa. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru dibentuk, maka
tulang yang tua dihancurkan secara simultan.

D. Karakteristik Makanan Bergizi


Makanan yang bergizi akan sangat membantu perkembangan fisik dan
meningkatkan kecerdasan anak. Jika seorang anak tidak mendapatkan asupan
makanan yang bergizi, maka tidak hanya menghambat perkembangan otak dan
fisik, tetapi bisa menyebabkan seorang anak terserang penyakit dan menghambat
proses belajarnya. Pengaturan makanan yang seimbang menjamin terpenuhinya
kebutuhan gizi untuk energi dan pertumbuhan anak. Pengaturan makan yang baik
juga dapat melidungi anak dari penyakit dan infeksi serta membantu
perkembangan mental dan kemampuan anak.

10
Kebutuhan sehari-hari anak akan energi (kalor) dan zat gizi lainnya sangat
tinggi, terutama sewaktu anak sudah mulai berjalan. Di masa ini anak menjadi
lebih aktif dan tumbuh dengan pesat. Porsi makan untuk anak usia dini biasanya
sepertiga sampai setengah dari porsi orang dewasa. Karena anak juga
membutuhkan makanan selingan yang bergizi di antara 3 kali makanan utama.
Anak perlu makan makanan yang mudah dicerna dan bergizi tinggi. Ada 5
kelompok makanan bergizi, di antaranya yaitu:
1. Lemak dan Gula
Pengaturan makanan yang seimbang harus mengadung cukup lemak
dan gula. Hindari makanan manis yang terbuat dari pemanis buatan.
Berikanlah makanan olahan susu yang berlemak tinggi.
2. Daging dan alternatifnya
Setiap hari berikan 1 porsi daging, ikan atau telur, atau 2 porsi
tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan.
3. Makanan olahan susu
Setiap hari berikan sedikitnya 350 ml susu atau 2 porsi keju atau
yogurt
4. Buah dan sayuran
Setiap hari berikan sedikitnya 4 porsi buah atau sayuran.
5. Produk biji-bijian dan zat tepung
Setiap hari berikan sedikitnya 1 porsi nasi, roti, jagung, sereal,
ataupun tumbuhan yang mengandung zat tepung. Hindari makanan
yang terbuat dari biji-bijian yang kasar.

E. Permasalahan Gizi Anak Usia Dini

Menurut UNICEF ada tiga penyebab gizi buruk pada anak yaitu penyebab
langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Ada dua penyebab
langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi.
Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena terbatasnya asupan makanan
yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan.

11
Sedangkan infeksi menyebabkan rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga
tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik. Penyebab tidak langsung gizi
buruk yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak memadai dan sanitasi, air
bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai. Penyebab utama masalah
gizi buruk adalah karena krisis ekonomi, politik dan sosial termasukbencana alam
yang mempengaruhi ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan
pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai yang pada akhirnya
mempengaruhi status gizi balita (Septikasari, 2018).

Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu sistem masyarakat. Seiring


dengan berjalannya waktu serta perkembangan jaman, keluarga selalu mengalami
perubahan-perubahan baik struktur maupun bentuk. Tetapi, pada hakikatnya
substansi keluarga tidak akan pernah hilang (Hasanah & Nadiroh, 2018).
Kebutuhan gizi merupakan tanggung jawab dari keluarga juga, jika keluarga
mampu mencukupi kebutuhan gizi anak maka kondisi gizi buruk di Indonesia
tidak akan meningkat. Permasalahan gizi buruk tidak hanya mengganggu
pertumbuhan fisik tetapi juga mengancap kesehatan anak dan juga menyebabkan
kemiskinan. Pertumbuhan otak anak yang kurang gizi tidak akan optimal sehingga
dapat mempengaruhi kecerdasannya di masa depan. Berikut ini adalah permasalah
gizi anak usia dini:

1. Obesitas

Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak secara berlebihan


akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan pemakaian energi.
Permasalahan obesitas tidak semata-mata karena berat badan yang
berlebihan, akan tetapi yang lebih berbahaya adalah terjadinya proses
infl amasi yang kronis. Hal ini disebabkan karena terjadinya infi ltrasi
makrofag kedalam jaringan lemak yang mengalami hiperplasia dan
hipertropi. Situasi ini akan merangsang terbentuknya sitokin-sitokin pro-infl
amasi seperti interleukin-6 (IL-6), interleukin-1, dan TNF-α sehingga

12
kadarnya dalam plasma menjadi tinggi. Peningkatan kadar sitokin pro-
infl amasi ini erat kaitannya dengan terjadinya sindrom metabolik yang
meliputi hipertensi, resistensi insulin, dan hipertrigliseridemia.

Dr. Damayanti Rusli Sjarif SpA (K) menjelaskan ada dua faktor yang
mempengaruhi obesitas, pertama adalah faktor genetik. Sedangkan yang
kedua adalah faktor lingkungan, hal ini berkaitan dengan tingkat
metabolism tubuh anak, aktivitas fisik, budaya, dan asupan makanannya.
Obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar pancreas
yang memproduksi insulin. Fungsi insulin adalah mengatur kadar gula darah
dalam tubuh. Kadar gula darah ini dapat menjadi sumber tenaga manusia
dalam melakukan aktivitas atau dapat disimpan sebagai cadangan energi.
Selain itu, obesitas juga dapat mengganggu saluran pernapasan, tulang
penopang tubuh, menimbun lemak di hati, dan dapat menyerang anak secara
psikis karena kondisi tubuh yang tidak ideal.

Cara terbaik adalah mencegah obesitas pada anak dengan memberikan


ASI eksklusif selama 6 bulan, kemudian dilanjutkan sampai 2 tahun disertai
pemberian makanan pendamping ASI mulai usia 6 bulan dengan jumlah
yang cukup dan seimbang, aman serta tekstur sesuai dengan keterampilan
makan si anak.

2. Stunting

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi di


Indonesia. Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang
mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan
pembangunan bangsa. Hal ini karena sumber daya manusia stunting
memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya manusia
normal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang pada masa

13
balitanya mengalami stunting memiliki tingkat kognitif rendah, prestasi
belajar dan psikososial buruk (Achadi 2012).

Indeks TB/U menyatakan status gizi terdahulu atau status gizi jangka
panjang (kronis). Status gizi pendek dan sangat pendek menurut TB/U
menggambarkan kondisi anak gagal untuk mencapai tinggi yang cukup
berdasarkan usianya. Tinggi badan yang pendek atau sangat pendek
diasosiasikan dengan faktor jangka panjang seperti malnutrisi
kronisterutama malnutrisi protein energi, keadaan kesehatan yang buruk
seperti adanya penyakit yang mendasari, dan juga diasosiasikan dengan
konsumsi makanan yang tidak adekuat.

Anak yang mengalami severe stunting di dua tahun pertama


kehidupannya memiliki hubungan sangat kuat terhadap keterlambatan
kognitif di masa kanak-kanak nantinya dan berdampak jangka panjang
terhadap mutu sumberdaya (Brinkman et al. 2010; Martorell et al.2010).
Kejadian stunting yang berlangsung sejak masa kanak-kanak memiliki
hubungan terhadap perkembangan motorik lambat dan tingkat intelegensi
lebih rendah (Martorell et al. 2010). Penelitian lain menunjukkan anak (9—
24 bulan) yang stunting selain memiliki tingkat intelegensi lebih rendah,
juga memiliki penilaian lebih rendah pada lokomotor, koordinasi tangan dan
mata, pendengaran, berbicara, maupun kinerja jika dibandingkan dengan
anak normal (Chang et al.2010).

Anak-anak yang mengalami stunting pada dua tahun kehidupan


pertama dan mengalami kenaikan berat badan yang cepat, berisiko tinggi
terhadap penyakit kronis, seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes (Victora
et al.2008). Retardasi pertumbuhan postnatal memiliki potensi hubungan
terhadap berat badan sekarang dan tekanan darah. Menurut Barker (2008)
tekanan darah pada orang dewasa memiliki hubungan negatif terhadap berat
lahir dan tekanan darah pada masa kanak-kanak memiliki hubungan
terhadap ukuran bayi pada saat dilahirkan.

14
Cara mencegah stunting sangatlah mudah, dengan berkonsultasi pada
ahli gizi pada masa kehamilan dan pada masa menyusui agar asupan gizi
yang baik dapat diterima oleh anak. Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan
setelah melahirkan agar anak mampu memiliki daya tahan tubuh yang kuat
dan tidak mudah terserang penyakit. Bagi perempuan dapat mencegah
stunting mulai dari usia muda mulai memperbaiki nutrisi yang kita makan
untuk menjadi bekal untuk masa kehamilan nanti dan menjaga kebersihan
seperti mencuci tangan dengan air sebelum menyiapkan makan dan
memberi makan anak (Hanindita, 2018).

3. Kekurangan Vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau
minyak dan merupakan vitamin yang esensial untuk pemeliharaan kesehatan
dan kelangsungan hidup. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali
tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi.
(Olson dan Mello,2011). Vitamin A merupakan komponen penting dari
retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan.
Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai
peranan penting dalam jaringan epitel. (Marsetyo & Karta Sapoetra, 2003).

Vitamin A adalah slah satu zat gizi dan golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan
tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare dan penyakit infeksi).
Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu :

1) Retinol

15
Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena umumnya
sumber retinol diperoleh dar makanan hewani seperti telur, hati, munyak
ikan yang mudah dicerna dalam tubuh.

2) Betacaritine

Sering disebut pro-vitamin A, baru dapat dirasakan setelah mengalami


proses pengolahan menjadi retinol. Sumber betacarotene berasal dari
makanan yang berwarna orange atau hijau tua, seperti wortel, bayam, ubi
kuning, mangga dan pepaya.

Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal sebagai faktor
pencegahan xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan
pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf mata, Jumlah yang dianjurkan
berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (KGA-2004) per hari
400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol.Tubuh
menyimpan retinol dan betacarotene dalam hati dan mengambilnya jika
tubuh memerlukannya (Iskandar, 2012).

Sumber vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin


A1 (retinal) banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2 (retinol)
atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin
A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, sperti mentega, kuning
telur, keju, hati, daun hijau dan wortel. Warna hijau tubuh-tumbuhan
merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten (Rijal, 2012).

Kekurangan vitamin A terjadi ketika asupan vitamin A anak dari


makanan harian tidak mampu mencukupi kebutuhannya. Kondisi tersebut
bisa semakin memburuk jika anak rentan terserang penyakit infeksi, seperti
diare atau campak. Sulit melihat di malam hari juga termasuk salah satu
gejala khas karena kekurangan vitamin A. Dalam kondisi yang lebih parah,

16
kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kebutaan karena rusaknya bagian
retina dan kornea mata.

Jika tidak segera diatasi, anak yang kekurangan vitamin A berisiko


mengalami masalah pernapasan dan penyakit infeksi. Di sisi lain, kondisi ini
juga mengarah pada terhambatnya lau pertumbuhan serta perkembangan
anak.

4. Kekurangan Zat Besi

Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan
ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia zat besi
memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses
pembentukan energi di dalam sel. Untuk mengangkut oksigen, zat besi
harus bergabung dengan protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah
merah dan myoglobin di dalam serabut otot. Bila bergabung dengan protein
di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam
pembentukan energi di dalam sel.

Beberapa jenis makanan sumber zat besi dibedakan menjadi 2 macam,


yaitu makanan sumber zat besi yang berasal dari hewan (hewani) dan
makanan sumber zat besi yang berasal dari sayur dan buah-buahan (nabati).
Untuk produk hewani, sumber zat besi yang baik yaitu daging merah,
daging unggas, hati (ayam/sapi), telur, ikan tuna, sarden serta jenis kerang-
kerangan. Sedangkan untuk sumber zat besi yang berasal dari sayuran dan
buah-buahan antara lain bayam, brokoli, tahu, kedelai, sereal, kentang sera
berbagai buah-buahan yang dikeringkan (kismis, apricot, prune).

Kurangnya asupan mineral zat besi berisiko membuat anak mudah


terkena anemia. Kurang darah atau anemia terjadi ketika simpanan zat besi

17
yang ada di dalam darah habis, serta persediaannya di dalam otot sangat
sedikit. Jika sudah sampai mengalami anemia, artinya kondisi kekurangan
zat besi yang dialami anak tergolong parah. Dengan kata lain, kadar
hemoglobin dan hematokrit yang ada di dalam sel darah merah telah berada
di bawah nilai normal atau cut off.

Selain karena kadar zat besi yang kurang, anemia juga bisa
disebabkan oleh kondisi peradangan dan perdarahan. Kekurangan mineral
zat besi pada anak berisiko menurunkan produktivitas hariannya, serta
perkembangan fisik dan kognitifnya.

5. Malnutrisi

Malnutrisi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan


keadaan kurang nutrisi, terutama energi dan protein. Gizi buruk (malnutrisi)
merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, khususnya di berbagai
negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations Children’s Fund
(UNICEF) pada tanggal 12 September 2008, menyatakan malnutrisi sebagai
penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta kematian pada anak-anak dibawah usia
5 tahun di dunia.

Menurut klasifikasinya malnutrisi dibagi 3 yaitu :


1. marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor. Marasmus
merupakan bentuk malnutrisi protein kalori, terutama akibat
kekurangan kalori berat dan kronis, paling sering terjadi selama
tahun pertama kehidupan, disertai retardasi pertumbuhan serta
atrofi lemak subkutan dan otot. Ciri-cirinya (Marasmus):
1) Badannya kurus
2) Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging
daerah wajah yang menyusut,
3) Cenderung rewel dan mudah menangis,

18
4) Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin
terkikis,
5) Jaringan lemak berkurang,
6) Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang
memprihatinkan,
7) Sering mengalami penyakit infeksi,
8) Mengalami diare yang akut.
2. Kwashiorkor merupakan bentuk malnutrisi protein-energi yang
disebabkan defisiesi protein yang berat, asupan kalori biasanya
juga mengalami defisiensi. Tubuh membengkak, terutama
didaerah kaki dan wajah
1) Pandangan mata berubah menjadi sayu
2) Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa
menimbulkan rasa sakit pada anak
3) Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
4) Hati mereka membesar
5) Otot mengecil
6) Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi
hitam lalu mengelupas
7) Menderita anemia dan diare
8) Sering menderita penyakit infeksi
3. Sedangkan Marasmic – Kwashiorkor merupakan suatu keadaan
defisiensi kalori dan protein, disertai penyusutan jaringan yang
hebat, hilangnya lemak subkutan, dan biasanya dehidrasi. Ciri-ciri
dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-
ciri diatas bahkan mungkin lebih buruk lagi.

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah : Pemasukan kalori


yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat, kelainan metabolik,
malformasi kongenital. Kwashiorkor penyebab terjadinya kwashiorkor
adalah inadekuatnya intake protein yang berlangsung kronis.

19
Sedangkan Penyebab marasmic – kwashiorkor dapat dibagi menjadi dua
penyebab yaitu malnutrisi primer dan malnutrisi sekunder. Malnutrisi
primer adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun
energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder adalah malnutrisi yang terjadi
karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorbsi dan/atau
peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh.

Malnutrisi pada anak-anak akan sangat mengganggu proses


pertumbuhan dan perkembangannya, karena pada usia inilah zat-zat gizi
sangat diperlukan untuk membangun tubuh yang sehat dan mental yang
kuat. Anak yang kekurangan gizi akan tumbuh lebih kurus atau lebih
pendek dari kebanyakan anak lainnya. Anak juga biasanya rewel dan lebih
rentan menjadi sakit di banding anak lain yang cukup gizi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah malnutrisi adalah


dengan memberikan asi eksklusif sampai anak berumur 6 tahun, anak
diberikan makanan yang bervariasi dan seimbang antara kandungan protein,
lemak, vitamin, dan mineral, serta rajin menimbang dan mengukur tinggi
anak dengan mengikuti program posyandu.

6. Kurangnya Yodium

Yodium adalah jenis mineral yang penting untuk mendukung produksi


hormone tiroid, tiroksin, dan triiodotytonine. Sumber yodium bukan hanya
berasal dari garam saja, yodium juga dapat ditemukan pada makanan laut
seperti kerang, ikan, cumi-cumi, dan rumput laut. Selain itu, yodium juga
dapat diperoleh dari susu, telur dan daging.

Masalah gizi pada anak usia dini juga bisa terjadi karena kurangnya
mendapatkan masukan zat yodium. Akibatnya adalah terjadinya
pembengkakan pada kelenjar gondok, gangguan perkembangan fisik dan

20
fungsi mental. Kurang yodium bisa membahayakan kesehatan tubuh dan
gizi anak, bahkan pada kelangsungan hidupnya. Selain itu, prestasi anak
yang kekurangan yodium akan lebih rendah daripada anak yang
mendapatkan asupan yodium yang cukup.

Penyakit dan gangguan kesehatan yang disebabkan akibat kekurangan


yodium diistilahkan dengan Gaky (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
dan merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan retardasi mental,
namun sebelumnnya sangat mudah dicegah. Penyakit ini biasa disebut
dengan defisiensi yodium atau kekurangan yodium.

F. Upaya Peningkatan Gizi Anak

WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting


School, melalui upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitative yang berkualitas adalah :
1. Promotif dan Pencegahan
2. Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
3. Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani.
4. Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular.
5. Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah.
6. Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah.
7. Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar.
8. Imunisasi anak sekolah.

Pencegahan paling efektif agar selama masa tumbuh kembang anak


terhindar dari kekurangan gizi adalah dengan cara rajin mengikuti program
posyandu. Selain proses tumbuh kembang anak dapat terkontrol, para ibu juga
dapat melakukan konsultasi dan saling berinteraksi untuk berbagi pengalaman
dalam mengasuh anak.

21
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita
yang masih dalam masa pertumbuhan.

Rendahnya asupan gizi anak diakibatkan oleh banyak faktor. Pada usia ini
pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya. Asupan gizi
yang buruk dapat berakibat fatal apabila terus dibiarkan, defisiensi kalori yang
dihasilkan protein akan menimbulkan penyakit seperti marasmus, dan
kwashiorkor, defisiensi zat besi akan mengganggu kerja hemoglobin dalam
transportasi O2 keseluruh tubuh. Selain itu, buruknya status gizi anak semakin
memperburuk kondisi bangsa Indonesia karena generasi penerusnya tidak
produktif. Perbaikan status gizi yang baik akan memberikan banyak perubahan.
Orang tua saat ini terlalu membiarkan anak jajanan yang ada diluaran.
Membiasakan anak untuk sarapan merupakan cara yang efektif dalam mengurangi
kemungkinan anak membeli makanan di luar

Saran

Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan makanan yang bergizi
dan mengajarkan anak untuk mengkonsumsi atau memilih makanan yang bergizi.
Pendekatan yang baik dengan anak dan berkomunikasi atau cara penyampaian
pendidikan dasar mengenai makanan yang bergizi dapat membuat anak lebih
berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang diberikan hendaknya
memperhatikan nilai gizi dengan menyesuaikan kondisi sosial ekonomi.

22
Perlu penanganan secara khusus dari pemerintah untuk menangani
permasalahan ini. Sosialisasi mengenai asupan gizi yang dibutuhkan oleh anak
dapat dilakukan sebagai upaya promotif untuk meningkatkan status gizi anak usia
dini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Helentina, Silvia Rope. Masalah Gizi Buruk Mengakibatkan Stunting di


Indonesia. Universitas Negeri Jakarta.
https://www.researchgate.net/publication/333756499_Masalah_Gizi_Buruk
_Mengakibatkan_Stunting_di_Indonesia (Diakses pada 10 April 2020)

Marliyati, Sri Anna, Aji Nugraha dan Faisal Anwar (2014). ASUPAN VITAMIN A,
STATUS VITAMIN A, DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR. Jurnal Gizi dan
Pangan,9(2):109-116
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/8729/6810
(Diakses pada 6 April 2020)

Nadiyah, Dodik Briawan dan Drajat Martianto (2014). FAKTOR RISIKO


STUNTING PADA ANAK USIA 0—23 BULAN DI PROVINSI BALI, JAWA
BARAT, DAN NUSA TENGGARA TIMUR. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2):
125-132
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/8731/6812
(Diakses pada 7 April 2020)

Oktrarina, Zilda dan Trini Sudiarti (2013) FAKTOR RISIKO STUNTING PADA
BALITA (24—59 BULAN) DI SUMATERA. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(3):
175-180.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/7977/6259
(Diakses pada 6 April 2020)

Pramita, I Gusti Ayu Risma (2014). STATUS GIZI PADA BALITA DAN ANAK
VEGETARIAN DI KOMUNITAS ASRAM SRI SRI RADHA MADHAVA,
DESA SIANGAN, KABUPATEN GIANYARTAHUN 2014. Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/13827/9508 (Diakses pada 6 April
2020)

Septikasari, M. (2018). Status gizi anak dan faktor yang mempengaruhi.


Yogyakarta: UNY Press.

24

Anda mungkin juga menyukai