0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
213 tayangan13 halaman

Makalah PPC PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 13

MAKALAH

PRODUCTION PLANNING & CONTROL “PPC”

Mata Kuliah Proses Manufaktur Kereta Api

Oleh :
1. Nisa Kurnia Salsabila (184308018)
2. Dwitya Solihati Amalia (184308019)
3. Daffa Zulkifa Baliska (184308032)
4. Hilman Nufal Rafi (184308045)

JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI D4 PERKERETAAPIAN
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I (PENDAHULUAN) ...................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
BAB II (PEMBAHASAN) ....................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Production Planning and Control (PPC) ........................................................ 4
2.2 Tujuan Production Planning and Control (PPC) .............................................................. 4
2.3 Fungsi Production Planning and Control (PPC) .............................................................. 5
2.4 Tingkatan Production Planning and Control (PPC) ......................................................... 6
2.5 Tahapan Production Planning and Control (PPC) .......................................................... 7
2.5.1 Perencanaan Strategis (Strategic Plans) .................................................................... 7
2.5.2 Perencanaan Taktis (Tactical Plans) .......................................................................... 9
2.5.3 Perencanaan Operasional (Operational Plans) ........................................................ 11
2.5.4 Perencanaan Eksekusi (Execution Planning) .......................................................... 11
BAB III (PENUTUP) ............................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia industri pada saat ini mengalamai peningkatan yang sangat
pesat, hal ini sudah menjadi suatu bagian penting dari perkembangan dunia secara
keseluruhan. Perkembangan dunia industri ini semakin memberikan kesadaran pada manusia
betapa pentingnya fungsi manufacturing dalam industri. Dengan sistem dan perencanaan
manufacturing yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, maka perusahaan akan dapat
menjalankan produksinya dengan baik sehingga tujuan dari perusahaan juga dapat tercapai
sesuai dengan target yang diinginkan.
Untuk membantu dalam merencanakan proses manufacturing tersebut, maka
digunakan suatu pendekatan dengan menggunakan alat bantu PPC (Producting Planning and
Control). Metode dalam PPC akan membantu merencanakan proses manufacturing dengan
memberikan informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam merencanakan suatu sistem
produksi. Metode dalam PPC dapat memberikan informasi mengenai perkiraan permintaan
terhadap suatu produk dalam jumlah periode tertentu ke depan berdasarkan data permintaan-
permintaan produk di periode-periode sebelumnya (forecasting), mengenai jumlah dan kapan
suatu jenis bahan baku harus dipesan dari supplier sehingga proses produksi berjalan lancar.
Perkiraan permintaan terhadap suatu produk memegang peran penting tersendiri
dalam merencanakan suatu sistem produksi. Perkiraan permintaan dapat menjadi suatu acuan
tersendiri bagi perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang harus diproduksi untuk
periode ke depannya agar dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar. Jika permintaan
pasar tidak dapat terpenuhi maka ada kemungkinan para pelanggan akan mencari barang
pengganti dan dapat menyebabkan pelanggan pindah ke produk yang lain sehingga
menyebabkan kerugian tersendiri bagi perusahaan. Dan jika permintaan menurun maka
jumlah produk yang diproduksi juga disesuaikan sehingga tidak menyebabkan penumpukkan
barang di gudang perusahaan. Perencanaan pengadaan bahan baku pun harus direncanakan
sebaik mungkin, karena jika bahan baku utama yang dibutuhkan tidak tersedia, maka proses
produksi tidak dapat berjalan, dan akan menimbulkan berbagai macam kerugian, seperti
misalnya tidak dapat memenuhi pesanan atau permintaan pasar, tenaga kerja yang
menganggur, dan masalah-masalah lainnya. Manajemen material yang efektif sangat krusial
untuk memperoleh performansi yang baik dari perusahaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Production Planning and Control (PPC)

Production Planning and Control (PPC) dapat diartikan dengan banyak pengertian.
Namun bila dilihat dari susnan katanya, PPC dapat diartikan sebagai suatu sistem
pengendalian proses produksi dengan dilakukannya perencanaan, pengaturan, dan
pemeriksaan setiap aspek dalam kegiatan produksi. Menurut suatu artikel yang berjudul
Pendahuluan Perencanaan dan Pengaturan Produksi , definisi PPC dapat disimpulkan sebagai
proses perencanaan dan pengendalian arus produksi untuk dicapainya penghematan dalam
biaya bahan, pemanfaatan sumber daya baik fasilitas, tenaga kerja atau waktu yang optimal
untuk tercapainya keuntungan yang optimal. Untuk itulah pada setiap proses produksi selalu
ada Production Planning and Control (PPC).
Dengan harapan dapat menekan proses produksi untung mencapai keuntungan
maksimal tanpa membebani kapasitas produksi dan tidak memberikan efek negatif bagi
proses produksi itu sendiri. Adapun ruang lingkup PPC yaitu, meliputi kegiatan perencanaan
dan pengendalian proses produksi mulai dari, penjadwalan, penyediaan material,
penghitungan material, dan mengontrol kegiatan produksi agar tercapai sesuai target. Semua
kegiatan itu sangatlah penting pada setiap proses produksi agar proses produksi tidak
terhambat. Namun pada pelaksanaannya, PPC sangatlah dipengaruhi oleh divisi yang saling
berhungan dengan PPC baik divisi yang di atas ataupun yang di bawah pada struktur
organisasi. Jadi dapat dikatakan PPC tidak dapat dilaksanakan secara tunggal atau berdiri
sendiri.

2.2 Tujuan Production Planning and Control (PPC)

Tujuan secara umum yaitu untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam
suatu proses produksi baik barang maupun jasa sehingga dapat memuaskan permintaan
pembeli atau pengguna dan menghasilkan keuntungan bagi investor atau pihak perusahaan.
Dilihat dari tujuannya yang sangat berpengaruh bagi pihak internal maupun dengan eksternal
atau konsumen/pembeli, maka pelaksanaannya haruslah tepat sasaran dan tepat guna. Baik
atau tidaknya proses pelaksaan PPC langsung mempengaruhi proses produksiya.
2.3 Fungsi Production Planning and Control (PPC)

Fungsi dari PPC yang utama yaitu agar dapat menentukan peramalan
permintaan/penjualan untuk periode yang akan dating, perencanaan produksi agar tidak
terjadi bentrokan proses produksi, penjadwalan produksi agak tepat sesuai target yang telah
ditetapkan, dan pengendalian persediaan, agar terjaminnya kelancaran proses produksi.
Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) pada industri manufaktur apapun akan
memiliki fungsi yang sama. Fungsi atau aktivitas-aktivitas yang ditangani oleh departemen
PPC atau PPIC secara umum adalah sebagai berikut :
1. Mengelola pesanan (order) dari pelanggan. Para pelanggan memasukkan pesanan-
pesanan untuk berbagai produk. Pesanan-pesanan ini dimasukkan dalam jadwal produksi
utama, ini bila jenis produksinya make to order.
2. Meramalkan permintaan. Perusahaan biasanya berusaha memproduksi secara lebih
independent terhadap fluktuasi permintaan. Permintaan ini perlu diramalkan agar
skenario produksi dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan tersebut. Permintaan ini
harus dilakukan bila tipe produksinya adalah make to stock.
3. Mengelola persediaan. Tindakan pengelolaan persediaan berupa melakukan transaksi
persediaan, membuat kebijakan persediaan pengaman, kebijakan kuantitas pesanan, dan
mengukur performansi keuangan dari kebijakan yang dibuat.
4. Menyusun rencana agregat (penyesuaian permintaan dengan kapasitas). Pesanan
pelanggan dan atau ramalan permintaan harus dikompromikan dengan sumber daya
perusahaan (fasilitas, mesin, tenaga kerja, keuangan, dan lain-lain). Rencana agregat
bertujuan untuk membuat skenario pembebanan kerja untuk mesin dan tenaga kerja
(reguler,lembur, dan subkontrak) secara optimal untuk keseluruhan produk dan sumber
daya secara terpadu (tidak per produk).
5. Membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). JIP adalah suatu rencana terperinci mengenai
apa dan berapa unit yang harus diproduksi pada suatu periode tertentu untuk setiap item
produksi. JIP dibuat dengan cara (salah satunya) memecah (disagregat) rencana agregat
kedalam rencana produksi (apa, kapan, dan berapa) yang akan direalisasikan JIP ini
apabila telah dikoordinasikan dengan seluruh departemen akan jadi dasar dalam PPC. JIP
ini akan di-”review” secara periodik atau bila ada kasus. JIP ini dapat berubah bila ada
hal yang harus diakomodasikan.
6. Merencanakan kebutuhan. JIP yang telah berisi apa dan berapa yang harus dibuat
selanjutnya harus diterjemahkan ke dalam kebutuhan komponen, sub-assembly, dan
bahan penunjang untuk penyelesaian produk. Perencanaan kebutuhan material bertujuan
untuk menentukan, apa, berapa, dan kapan komponen, sub-assembly, dan bahan
penunjang yang harus disiapkan. Untuk membuat perencanaan kebutuhan diperlukan
informasi lain berupa struktur produk (Bill of Material) dan catatan persediaan. Bila hal
ini belum ada, maka tugas departemen PPC untuk membuatnya.
7. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi. Penjadwalan ini meliputi
urutan pengerjaan, waktu penyelesaian pesanan, kebutuhan waktu penyelesaian, prioritas
pengerjaan, dan lain-lainnya.
8. Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja dibanding kapasitas produksi. Kemajuan
tahap demi tahap dimonitor dan dibuat laporannya untuk dianalisis. Apakah pelaksanaan
sesuai rencana yang telah dibuat?
9. Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas. Bila realisasi tidak sesuai rencana, maka
rencana agregat, JIP, dan penjadwalan dapat diubah/disesuaiakan kebutuhan. Untuk
jangka panjang, evaluasi ini dapat digunakan untuk mengubah (menambah) kapasitas
produksi.

2.4 Tingkatan Production Planning and Control (PPC)

A. Perencanaan jangka panjang


Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan,
perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial.

B. Perencanaan jangka menengah


Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhan material, jadwal
induk produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi.

C. Perencanaan jangka pendek


Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan dan pengendalian
input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian
purchase, dan manajemen proyek . Secara singkatnya, kegiatan perencanaan dan
pengendalian produksi berupa peramalan kuantitas permintaan, perencanaan
pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu, perencanaan persediaan: jenis,
jumlah, dan waktu, perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas,
penjadwalan produksi dan tenaga kerja, penjaminan kualitas, monitoring aktivitas
produksi, pengendalian produksi dan juga pelaporan dan pendataan.
2.5 Tahapan Production Planning and Control (PPC)

2.5.1 Perencanaan Strategis (Strategic Plans)


Perencanaan Strategis atau Strategic Planning menentukan kerangka visi suatu
organisasi dan cara-cara yang harus dilakukan oleh Organisasi tersebut untuk merealisasikan
visinya. Jangka waktu Perencanaan Strategis sekitar 3 tahun hingga 5 tahun (Jangka panjang).
Perencanaan Strategis menentukan tujuan jangka panjang suatu organisasi/perusahaan
serta strategi dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Tujuan Organisasi atau Tujuan Perusahaan yang ditetapkan merupakan penentuan arah
perusahaan secara keseluruhan sehingga Perencanaan Strategis ini dilakukan oleh
Manajemen Puncak atau Top Management Perusahaan.
Perencanaan Strategis harus memiliki fleksibilitas dan dapat mengakomodasi
perkembangan organisasi di kemudian hari. Perencanaan Strategis ini harus berisi kerangka
kerja dan memberikan arah yang jelas untuk perencanaan di tingkat yang lebih rendah.
Adapun yang menjadi tujuan perencanaan strategis itu sangat penting, diantaranya
sebagai berikut:
1. Dapat mengalokasikan perusahaan agar bisa menggunakan konsep pemasaran efektif.
2. Dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan meningkatkan kualitas kerja
karyawan lebih terarah.
3. Menciptakan etika bisnis yang kondusif dan aman.
4. Meminimalisasi resiko akibat dari perubahan dan pergeseran kondisi.
5. Kesenjangan dalam tugas-tugas anggota dapat dikurangi. Strategi perusahaan juga
akan mengatur pengalokasian sumber daya perusahaan sehingga optimal dalam
melaksanakan tugasnya.

2.5.1.1 Tahap Peramalan (Forecasting)


Peramalan atau dalam bahasa inggris disebut dengan forecasting adalah seni dan ilmu
memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Peramalan merupakan salah satu
fungsi yang sangat penting karena hampir semua keputusan bisnis diambil berdasarkan
peramalan apa yang akan terjadi di masa depan. Beberapa definisi peramalan menurut
Lalu Sumayang, (2003:24), Peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan
menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu dimasa yang akan datang.
➢ Langkah-langkah Peramalan (Forecasting)
Berikut ini adalah langkah-langkah yang diperlukan dalam proses peramalan.
1. Menentukan Tujuan Peramalan
Dalam tahap ini, kita juga perlu menentukan setiap detail dari
peramalan tersebut, contoh jenis produk, unit yang diperlukan (berapa kotak
atau unit) dan jangka waktu (misalnya mingguan, bulanan atau tahunan).
2. Mengevaluasi dan Menganalisis Data yang Sesuai
Langah ini melibatkan identifikasi data apa yang diperlukan dan data
apa saja yang tersedia. Pengidentifikasian data ini akan berdampak pada
pemilihan metode peramalan nanti. Misalnya, jika kita ingin meramalkan
jumlah penjualan pada suatu produk baru, mungkin kita tidak memiliki data
historis penjualan sehingga membatasi kita untuk menggunakan metode
peramalan yang bersifat kuantitatif.
3. Memilih dan Menguji Metode Peramalan
Umumnya, Metode Peramalan yang dipilih adalah metode yang telah
mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya dan kemudahan
penggunaannya. Selain itu, satu faktor yang terpenting adalah faktor
keakuratan peramalan. Cara yang paling umum adalah dengan mencari dua
atau tiga metode yang terbaik kemudian mengujinya pada data historis untuk
melihat metode atau model forecasting mana yang paling akurat.
4. Menghasilkan Peramalan
Setelah menentukan metode atau model forecast/peramalan mana yang
akan kita gunakan, selanjutnya adalah menghasilkan ramalan yang kita
butuhkan.
5. Memantau Keakurasian Peramalan
Peramalan merupakan proses yang berkelanjutan. Setelah membuat
ramalan, kita harus mencatat apa yang sebenarnya terjadi (aktual) dan
kemudian menggunakan informasi tersebut untuk memantau keakurasian
peramalan kita. Perlu diketahui bahwa metode peramalan yang terbaik pada
masa lalu belum tentu bisa memberikan hasil yang terbaik untuk masa depan.
Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap-siap untuk merevisi metode
peramalan kita seiring dengan perubahan data kita.

2.5.1.2 Tahap Perencanaan Agregat (Agregat Planning)


Perencanaan Agregat juga dikenal sebagai penjadwalan agregat merupakan suatu
pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan
kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan
ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk
memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat
tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain
yang dapat dikendalikan.
➢ Tujuan Perencanaan Agregat
Bertujuan berusaha untuk memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam
biaya atau keuntungan pada periode perencanaan. Namun bagaimanapun juga,
terdapat permasalahan strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya
rendah. Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi
permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau
memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur,
jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan
rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan
menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.
➢ Sifat Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan sumber
daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi
permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input
yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk sebuah
fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat,
rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak
produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dari produk tersebut.
Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa
banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau
empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.

2.5.2 Perencanaan Taktis (Tactical Plans)


Perencanaan Taktis atau Tactical Plans adalah Perencanaan yang memuat taktik-taktik
para manajer untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah direncanakan oleh Top
Management (Manajemen Puncak) dalam perencanaan strategis.
Perencanaan Taktis merupakan Perencanaan Jangka Menengah (biasanya kurang dari
3 tahun) yang dibuat dan dikembangkan oleh Manajer tingkat menengah atau kepala
bagian/kepala divisi. Perencanaan Taktis merinci setiap tindakan yang harus dilakukan oleh
setiap bagian/divisi dalam rangka pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh Top Management
pada Perencanaan Strategisnya. Perencanaan Taktis juga merencanakan pengalokasian
sumber daya dan tugas-tugas untuk setiap sub-unit dari masing-masing divisi atau
departemen.
2.5.2.1 Tahap Jadwal Produksi Induksi
Master Production Schedule atau Jadwal Induk Produksi adalah perencanaan
produksi jangka pendek pada suatu perusahaan yang berisi tentang rencana
menyeluruh serta perinciannya dalam menghasilkan produk akhir (produk jadi).
Dalam Jadwal Induk Produksi juga memuat prioritas model produk yang akan
diproduksi, jadwal pembelian bahan-bahan produksi, jadwal pelaksanaan proses
produksi dan jadwal kerja karyawan serta jadwal operasional mesin. Jadwal Induk
Produksi ini juga bermanfaat dalam merencanakan kapasitas produksi dan kebutuhan
material untuk aktivitas produksi.
Interval waktu pada Jadwal Induk Produksi pada dasarnya tergantung pada
jenis, volume dan jangka waktu produksi untuk produk yang bersangkutan.
Kebanyakan perusahaan-perusahaan menggunakan interval waktu mingguan untuk
jadwal induk produksi ini, namun ada juga yang menggunakan interval waktu harian.
Sedangkan Horison waktu pada Jadwal Induk Produksi sangat tergantung pada
karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Namun ada juga Jadwal Induk
Produksi yang mencakup beberapa mingguan hingga ke periode tahunan. MPS ini
pada umumnya disusun berdasarkan order (pesanan) pelanggan dan perkiraan order
(Forecast) yang dibuat oleh perusahaan sebelum dimulainya sistem MRP.

➢ Fungsi Jadwal Induk Produksi


Berikut ini adalah beberapa fungsi utama Master Production Schedule /
Jadwal Induk Produksi :
1. Untuk menerjemahkan Perencanaan Agregat menjadi produk-produk akhir
secara spesifik.
2. Mengevaluasi Jadwal-jadwal alternatif.
3. Menentukan bahan-bahan produksi yang dibutuhkan.
4. Memanfaatkan Kapasitas dengan efektif.
5. Menentukan kapasistas produksi
6. Memfasilitasi pemrosesan informasi.
2.5.2.2 Tahap Perencanaan Material
Perencanaan material adalah penentuan jumlah material yang diperlukan untuk
memenuhi MPS dan saat pemenuhan material tersebut. Perencanaan kebutuhan
material atau biasa disebut dengan Material Requirements Planning (MRP) juga
merupakan suatu konsep dalam manajemen produksi yang didalamnya membahas
cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam proses produksi. Dengan
menggunakan teknik MRP ini, barang yang diperlukan bisa direncanakan diterima
pada saat yang tepat, dengan jumlah yang sesuai serta tanpa mengakibatkan
persediaan barang yang berlebihan.
➢ Tujuan Material Requirement Planning
1. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman
2. Meminimalkan persediaan
3. Meningkatkan efisiensi
4. Komitmen yang realistis

2.5.3 Perencanaan Operasional (Operational Plans)


Perencanaan Operasional merupakan Perencanaan yang berjangka waktu pendek
(kurang dari satu tahun), Tindakan-tindakan pada Perencanaan Operasional ini dirancang dan
dikembangkan spesifik untuk mendukung perencanaan strategis (Strategic Plans) dan
perencanaan Taktis (Tactical Plans).
Operational Plans ini biasanya direncanakan oleh para Manajer atau supervisor dan
pemimpin tim untuk memenuhi tanggungjawabnya dalam mencapai sasaran yang telah
direncanakan pada Perencanaan Taktis. Perencanaan Operasional ini juga mengatur
operasional harian sebuah organisasi.
2.5.4 Perencanaan Eksekusi (Execution Planning)
Perencanaan Eksekusi merupakan dokumen utama yang mendefinisikan proyek yang
akan dilakukan yang berisi dokumen untuk mengatur serta menetapkan saran untuk
melaksanakan, memantau dan juga mengendalikan proyek yang direncanakan. Isinya berisi
manajer proyek dan tim proyek yang memiliki kemampuan untuk memulai sebuah proyek,
dan terus melakukan kegiatan-kegiatan proyek secara konsisten dan berkesinambungan.
Dimana dalam perencanaan eksekusi dilakukan setelah perencanaan material lalu dilakukan
pengiriman rilis pesanan yang direncakan sebelumnya yang isinya berupa jadwal oder
pembelian, jadwal produksi dan penjadwalan ulang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Production Planning and Control dapat diartikan dengan banyak pengertian. Menurut
suatu artikel yang berjudul Pendahuluan Perencanaan dan Pengaturan Produksi , definisi PPC
dapat disimpulkan sebagai proses perencanaan dan pengendalian arus produksi untuk
dicapainya penghematan dalam biaya bahan, pemanfaatan sumber daya baik fasilitas, tenaga
kerja atau waktu yang optimal untuk tercapainya keuntungan yang optimal.
PPC memiliki beberapa tujuan dan fungsi salah satunya adalah PPC untuk
memanfaatkan sumber daya yang terbatas dalam suatu proses produksi baik barang maupun
jasa sehingga dapat memuaskan permintaan pembeli dan menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Secara tahapan umum PPC dibagi menjadi 3 bagian yaitu Strategic Planning yang
meliputi tahap Peramalan dan Perencanaan Agregat, Tactical Planning yang meliputi Jadwal
Produksi Induk dan Perencanaan Material, dan Execution Planning yang meliputi Order
Pembelian, Jadwal Produksi dan Penjadwalan Ulang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7848433/Production_Planning_and_Control_PPC_
(Diunduh pada 1 November 2020)
https://pdfslide.tips/documents/sistem-production-planniing-and-control.html
(Diakses pada 1 November 2020)
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/pengertian-perencanaan-planning-dan.html
(Diakses pada 1 November 2020)
https://www.harmony.co.id/blog/rencana-strategis-pengertian-konsep-dan-tahapan-
penerapannya
(Diakses pada 1 November 2020)
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-peramalan-forecasting/
(Diakses pada 1 November 2020)
http://ekayanahidayat.blogspot.com/2013/11/perencanaan-agregat.html
(Diakses pada 1 November 2020)
http://repository.atmaluhur.ac.id/bitstream/handle/123456789/566/BAB%20III%20PEMODE
LAN%20PROYEK.pdf?sequence=4&isAllowed=y#:~:text=Project%20Execution%20Plan%
20adalah%20dokumen%20utama%20yang%20mendefinisikan%20proyek%20yang%20akan
%20dilakukan.&text=PEP%20ini%20berisi%20manajer%20proyek,proyek%20secara%20ko
nsisten%20dan%20berkesinambungan
(Diunduh pada 1 November 2020)
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2018/03/perencanaan-kebutuhan-material.html
(Diakses pada 1 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai