0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
199 tayangan24 halaman

Kti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 24

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Ketepatan Kodefikasi Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II Pada


Laporan Morbiditas Rawat Jalan di RS Anna Medika Bekasi
Tahun 2020

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

KEVIN HANDYNATA
20180306154

Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


Fakultas Ilmu–Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul
2021
UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Ketepatan Kodefikasi Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II Pada


Laporan Morbiditas Rawat Jalan di RS Anna Medika Bekasi
Tahun 2020

Proposal
KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

KEVIN HANDYNATA
20180306154

Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


Fakultas Ilmu–Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum................................................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
1.4.1. Bagi Penulis...................................................................................................5
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan................................................................................5
1.4.3. Bagi Rumah Sakit...........................................................................................6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
LANDASAN TEORI.............................................................................................7
2.1. Landasan Teori...................................................................................................7
2.1.1. Rekam Medis..............................................................................................7
2.1.2. Koding / Kodefikasi...................................................................................7
2.1.3. Laporan Morbiditas....................................................................................8
2.2. Hasil Penelitian Lain..........................................................................................9
2.3. Kerangka Berpikir............................................................................................13
2.4. Kerangka Konsep.............................................................................................14
BAB III..................................................................................................................15
METODE PENELITIAN....................................................................................15
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................15
3.2. Metodologi Penelitian...............................................................................15
3.3. Populasi dan Sampel.................................................................................15
3.4. Definisi Operasional Variabel..................................................................16
3.5. Teknik Pengumpulan Data......................................................................17
3.6. Teknik Analisis Data.................................................................................17

iii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Lain..........................................................................................9
Y
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel..........................................................................16

iv
v
DAFTAR GAMBAR

YGambar 2.1 Kerangka Berpikir...............................................................................


Gambar 2. 2 Kerangka Konsep..............................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan kodefikasi adalah pemberian penetapan kode dengan
menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka
yang mewakili kompenen data. Kegiatan yang dilakukan dalam koding
meliputi kegiatan pengodean diagnosis penyakit dan pengodean tindakan
medis. Kode klasifikasi penyakit oleh World Health Organization WHO
bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera,
gejala, dan faktor yang mempengaruhi kesehatan. (Budi, 2011)

Klasifikasi Penyakit atau kodefikasi berdasarkan dari buku


International Classification of Disease (ICD) mengartikan bahwa
kodefikasikasi merupakan sistem kategori tempat jenis penyakit
dikelompokkan sesuai dengan kriteria yang ditentukan yang memiliki
tujuan untuk memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas
serta juga analisis, interpretasi dan pembandingan sistematis data tersebut
antara berbagai wilayah dan jangka waktu dan juga dapat digunakan
sebagai pengubah diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain mejadi
kode alfa-numerik, sehingga penyimpanan, pengambilan dan analisis
data dapat dilakukan dengan mudah.

Dalam praktek pengkodeanpun International Classification of


Disease (ICD) telah menjadi standard internasional untuk semua tujuan
epidemiologi umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan yang
mencakup analisis situasi kesehatan yang terjadi dalam masyarakat,
pemantauan insiden dan juga prevelansi penyakit dan juga masalah
kesehatan lain. Walaupun memang International Classification of
Disease (ICD) dirancang untuk klasifikasi semua diagnosis resmi
penyakit dan cedera tetapi tidak semua penyakit dan cedera dapat
dikategorikan sehingga terdapat satu bab khusus (BAB XVIII) yang
meliputi gejala, tanda, serta penemuan klinis dan laboratorium yang
abnormal dan untuk mengklasifikan segala faktor yang mempengaruhi
kesehatan dan asuhan kesehatan juga ada pada satu bab khusus (BAB
XXI). Sehingga International Classification of Disease (ICD) dapat juga
dipakai untuk mengklasifikasikan data diagnosis, alasan admisi, kondisi
yang diobati hingga alasan konsultasi yang terdapat pada berbagai
catatan yang merupakan sumber statistic dan informasi kesehatan.
(World Health Organization, 2016)

1
Dalam melakukan Tindakan kodefikasi terdapat panduan sebagai
acuan untuk melakukan kodefikasi yang tepat dan benar yaitu buku
International Classification of Diseases (ICD) yang terdiri atas ICD 10
dan dijuga terdapat 3 volume yang dimana Volume 1 untuk
pengklasifikasian secara Tabular List atau numerik dan Volume 3
memiliki fungsi yang sama untuk pengklasifikasian penyakit secara
Alfabetical. Sementara, Volume 2 berisikan tentang instruksi manual
bagaimana cara pengkodean atau pengklasifikasian penyakit.
Berdasarkan permenkes yang berisikan tentang petunjuk teknis sistem
Indonesian case base groups (INA-CBGs) dalam Bab empat disebutkan
bahwa, koding adalah kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan
diagnosis sekunder sesuai dengan ICD-10. (Kemenkes R.I., 2014).
Kodefikasi yang tepat dan benar terhadap suatu penyakit akan
mempengaruhi berbagai elemen di rumah sakit, contohnya seperti
pembuatan indeks dan statistik suatu penyakit di rumah sakit tersebut
hingga pendataan mortalitas dan morbiditas suatu penyakit. Sehingga
penting bahwa seorang perekam medis untuk memahami bagaimana
melakukan kodefikasi atau pengklasifikasian penyakit secara baik dan
benar sesuai dengan aturan yang terdapat dalam buku ICD volume 2
sehingga pengklasifikasian akan tepat dan benar juga sesuai.

Morbiditas memiliki arti sebagai salah satu faktor yang digunakan


untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin tinggi morbiditas,
menunjukkan derajat kesehatan penduduk semakin buruk sementara
semakin rendah maka derajat kesehatan penduduk semakin baik.
Pengertian morbiditas (kesakitan) adalah kondisi seseorang dikatakan
sakit apabila keluhan kesehatan yang dirasakan mengganggu aktivitas
sehari-hari yaitu tidak dapat melakukan kegiatan seperti bekerja,
mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya secara normal sebagaimana
biasanya. (Hanum & Purhadi, 2013).

Melansir data World Health Organization (WHO) penyebab


kematian nomor satu adalah penyakit tidak menular dengan persentase
63.50% yang dimana berdasarkan perkiraan WHO 422 Juta orang yang
berusia diatas 18 Tahun hidup dengan diabetes yang dimana meningkat
hampir 4 kali lipatnya dari tahun 1980 yang hanya 108 juta jiwa.

Sementara pada jumlah penderita Diabetes Melitus, berdasarkan

2
peringkat dari total 10 negara terbanyak Indonesia menempati peringkat
nomor 4 didunia dengan jumlah penderita diabetes di tahun 2000
berjumlah 8.4 juta jiwa dan pada tahun 2030 diperkirakan akan menjadi
21.3 juta penduduk yang menderita diabetes. Berdasarkan dari pusat data
dan informasi kementerian kesehatan republik Indonesia atau Pusdatin
Kemnkes RI pada data tahun 2018 dan riskedas 2018 Prevalensi Diabetes
Melitus berdasarkan diagnosis dokter pada semua umur menurut provinsi
terdapat 2% yang dimana meningkat dari hasil tahun 2013 yaitu 1.5%.
(Pusdatin, 2016)

World Health Organization (WHO) mengartikan Diabetes adalah


penyakit kronis yang serius yang terjadi baik ketika pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah, atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara
efektif menghasilkan. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat
yang penting, salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas
(NCD) menjadi sasaran aksi para pemimpin dunia. Baik jumlah kasus
maupun prevalensi diabetes yang dimilikiterus meningkat selama
beberapa dekade terakhir. (World Health Organization, 2018). Diabetes
sendiri merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap remeh karena tidak
hanya terjadi pada usai tertentu tapi bisa terjadi pada semua kalangan usia
baik muda maupun tua. Dapat terjadi dikarenakan gaya hidup yang
kurang sehat seperti konsumsi makanan manis yang berlebih, jarang
melakukan kegiatan atau aktifitas fisik seperti olahraga dan kelebihan
berat badan, sementara penyebab terjadinya diabetes bisa melalui garis
keturunan yang memiliki kemungkinan jauh lebih besar pada keturunan
berikutnya.

Meninjau dari beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan


ketepatan kodefikasi, pada penelitian di RS PKU Muhammadiyah Bantul
terkait dengan ketepatan kodefikasi Diabetes Mellitus pada hasil
penelitian yang menggunakan 106 sampel ditemukan hanya 86 sampel
yang ditemukan kodefikasi yang digunakan sudah lengkap (Nikmah,
2018). Dilengkapi hasil akhirnya Lalu pada penelitian yang dilakukan di
RS PKU Aisyiyah Boyolali pada Tahun 2017 pada hasil penelitiannya
ditemukan bahwa terdapat 59 dokumen yang tidak tepat klasifikasi dan
kodefikasi khususnya pada pasien Diabetes Mellitus dari 84 dokumen
rekam medis yang di jadikan sampel. (Maryati et al., 2018)
Presentasenya

3
Rumah Sakit Anna Medika yang merupakan sebuah rumah sakit tipe
C dengan alamat jalan Perjuangan No.45, RT.003/RW.003, Harapan
Baru, Kec. Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat yang mempunyai …
jumlah tempat tidur dengan fasilitas rawat jalan seperti poliklinik umum,
gigi, spesialis, kebidanan, bedah syaraf, bedah umum, THT, Jantung,
Akupuntur, Bedah Orthopedi, Paru, Syaraf, Kulit & Kelamin, dan
Rehabilitasi Medik lalu juga terdapat fasilitas rawat inap meliputi kamar
rawat inap dan berjumlah 141 kamar rawat inap yang terbagi atas kamar
suite, kamar VVIP, kamar VIP, dan kamar rawat kelas 1,2, dan 3.
Kemudian dari hasil observasi awal didapatkan sejumlah 6.503 berkas
rekam medis untuk pasien Diabetes Mellitus type II dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2020. Melihat beberapa Masalah yang
ada di RS terkait. Data Sebagian yang ada. Minta contoh laporan

Hal ini harus menjadi perhatian khusus, agar pendataan morbiditas


menjadi akurat dan presisi karena walaupun hanya melalui data
kodifikasi penyakit di dalam rekam medis kesalahan kodefikikasi seperti
yang sudah dikatakan sebelumnya dapat memberikan pengaruh dalam
kevalidasian data. Karena dengan kodefikasi yang tidak tepat dan sesuai
dan benar akan menyebabkan ketidakvalidan laporan morbiditas dan
ketidaksesuaian kodefikasi pada rekam medis pasien diabetes mellitus.
Ketepatan kodefikasi yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan intruksi
manual yang ada dalam buku ICD 10 juga akan menimbulkan keraguan
apakah ada kesalahan baik dalam diagnosa sehingga kodefikasinya tidak
tepat atau kesalahan yang terjadi karena ketidaktepatan kodefikasi. Hal
tersebut yang menjadi alasan utama mengapa perlu adanya pembahasan
mendalam terkait dengan “Ketepatan kodefikasi pada pelaporan
morbiditas pasien Diabetes Mellitus di RS Anna Medika”. Karena,
dimulai dengan satu rumah sakit yang mencakup masyarakat didaerah
tersebut dapat dilihat ada berapa banyak jumlah penderita diabetes
mellitus dan apakah kodefikasi sudah tepat dan laporan morbiditas sudah
sesuai dengan kodefikasi yang dilakukan.

4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan adalah tinjauan ketepatan kodefikasi terhadap laporan
morbiditas pasien diabetes mellitus di RS Anna Medika.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran ketepatan kodefikasi dalam
laporan morbiditas pasien diabetes mellitus tipe II di RS Anna
Medika tahun 2020.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui Standar Prosedur Operasional dalam kodefikasi
penyakit Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Anna
Medika.

b. Mengetahui ketepatan kodefikasi terhadap penyakit Diabetes


Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Anna Medika.

c. Mengetahui ketepatan data jumlah pasien diabetes mellitus


pada laporan morbiditas penyakit Diabetes Mellitus Tipe II di
Rumah Sakit Anna Medika.

d. Mengetahui hambatan ketepatan kodefikasi dalam laporan


morbiditas penyakit Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit
Anna Medika.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi
program studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah


didapatkan selama masa perkuliahan, menambah
pengalaman dan juga wawasan baru

5
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Memperoleh gambaran tentang bagaimana ketepatan
kodefikasi khususnya dalam laporan morbiditas pasien diabetes
mellitus di Rumah Sakit Anna Medika.

1.4.3. Bagi Rumah Sakit


Sebagai bahan masukan untuk rumah sakit khususnya dalam
unit rekam medis terutama dalam melakukan kodefikasi yang tepat
dalam laporan morbiditas pasien diabetes mellitus tipe II, sehingga
dapat menjadi acuan dalam peningkatan laporan morbiditas

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2020 – Maret
2021 pada unit Rekam Medis RS Anna Medika yang merupakan sebuah
rumah sakit tipe C dengan alamat jalan Perjuangan No.45,
RT.003/RW.003, Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara, Kota Bks, Jawa
Barat 17123. Penelitian ini membahas dan meninjau terkait dengan
ketepatan kodefikasi dalam laporan morbiditas pasien diabetes mellitus
dengan metode analisis deskriptif kuantitatif, karena berdasarkan latar
belakang perkembangan penyakit diabetes melitus semakin meningkat.
Populasi yang digunakan adalah Rekam Medis pasien rawat jalan
dengan penyakit diabetes mellitus tipe II pada tahun 2020 berjumlah
6.503 Rekam Medis dengan sampel berjumlah 376 Rekam Medis.
Penelitian dilakukan dengan metode observasi dengan melihat ketepatan hasil
kodefikasi penyakit diabetes mellitus tipe II dalam sampel yang diambil dengan
kodefikasi yang ada di dalam buku ICD volume 3 dan juga dengan melakukan
wawancara untuk mengetahui bagaimana proses kodefikasi yang dilakukan
khususnya pada penyakit Diabetes Mellitus tipe II oleh koder RS Anna Medika.
Disesuaikan dengan melihat bulanan laporannya. Dipertegas laporan
bulanannya ada atau tidak ?

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Rekam Medis
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 menjelaskan bahwa rekam
medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, Tindakan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Penyelenggaraan rekam medis sendiri adalah merupakan proses
kegiatan yang dimulai pada saat pasien tiba di rumah sakit,
diteruskan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien selama
pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan
dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan dari
pasien atau untuk keperluan lainnya. (Kemenkes, 2008).

2.1.2. Koding / Kodefikasi


Pengertian koding sendiri adalah merupakan kegiatan
pemberiaan penetapan kode dengan menggunakan huruf dan angka
atau kombinasi antara huruf dan angka yang mewakili komponen
data. Kegiatan yang dilakukan dalam koding meliputi kegiatan
pengkodean diagnosis penyakit dan pengkodean Tindakan medis.
Tenaga medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas
keakuratan kode. (Budi, 2011)

Tujuan dari koding sendiri adalah pengklasifikasian dan


penyeragaman nama dan golongan penyakit, cedera, gejala dan
faktor yang mempengaruhi kesehatan yang dimana sejak tahun
1993 World Health Organization (WHO) mengharuskan negara
anggotanya termasuk Indonesia menggunakan klasifikasi penyakit
revisi 10 (ICD-10, International Statistical Classification of
Disease and Related Health Problem Tenth Revision). Namun, di
Indonesia sendiri penggunaan ICD-10 baru ditetapkan untuk

7
menggantikan ICD-9 pada sekitar tahun 1998 melalui Surat
Keputusan Menkes RI No.50/MENKES/KES/SK/I/1998.
Sedangkan untuk pengkodean tindakan medis dilakukan
menggunakan ICD-9-CM. (Budi, 2011). Dimasukan bagaimana
cara kodefikasi DM Tipe II sumber dari ICD & WHO

Dijabarkan dalam kode apa dan klasifikasi diikuti manual dari


volume 1 icd 10 ditambahkan paraphrase pribadi

2.1.3. Laporan Morbiditas


Laporan morbiditas atau RL2B adalah formulir standar untuk
data keadaan morbiditas pasien rawat jalan yang merupakan
formulir rekapitulasi dari jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan
yang terdapat pada unit rawat jalan rumah sakit untuk periode
triwulan. Data dikumpulkan dari tanggal 1 Januari s/d 31 Maret, I
April s/d 30 Juni, 1 Juli s/d 30 September dan 1 Oktober s/d 31
Desember setiap tahunnya. Untuk semua kasus baru yang ada pada
tanggal 1 Januari s/d 31 Maret, dan triwulan berikutnya dibuatkan
rekapitulasinya & dilaporkan dengan mengisi formulir RL2b.

Pengelompokkan jenis penyakit yang terdapat pada formulir


RL2b disusun menurut pengelompokan jenis penyakit sesuai
dengan Daftar Tabulasi Dasar dan penambahan kelompok DTD
pada gabungan sebab sakit, terdapat penambahan 47 kelompok
DTD dari 451 kelompok mejadi 496 kelompok. Penambahan
kelompok DTD pada golongan sebab luar morbiditas dan
mortalitas, terdapat penambahan 12 kelompok DTD, dari 17
kelompok meniadi 29 kelompok untuk penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja. Data tentang jumlah kasus baru untuk
setiap jenis penyakit diperoleh dari masing - masing unit rawat
jalan kecuali dari radiologi, dan gizi.

Data jumlah kasus baru untuk setiap jenis penyakit diperinci


menurut golongan umur dan jenis kelamin dari kasus baru tersebut.
Formulir RL2b dibuat dalam rangkap 6 lembar pertama untuk
Departemen Kesehatan sedangkan lembar berikutnya untuk
masing-masing instansi sesuai dengan ketentuan saluran
pengiriman data (Depkes RI, 2003)

8
2.2. Hasil Penelitian Lain
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Lain
No Nama Peneliti Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel yang diteliti Hasil / Kesimpulan
.
1. Eka Safitri 2008 Manajemen Data Keadaan -Formulir RL2B di RSUD 1. Alur perolehan data
Sri, dkk Morbiditas Rawat Jalan Dr.Soediran Mangun Sumaro morbiditas penyakit pasien
RL2B Di Rumah Sakit Kabupaten Wonogiri tahun rawat jalan di peroleh dari
Umum Daerah Dr.Soediran 2008 sensus harian rawat jalan
Mangun Sumarso Wonogiri -Petugas Koding/Indeksing diolah kodenya oleh petugas
yang mengkode diagnosis dan coding kemudian di indeks
data indeks, di komputer dan di sortir
Analising/Reporting membuat berdasarkan diagnosis kode
rekapitulasi dan pelaporan di penyakit.
RSUD dr.Soediran Mangun 2. Pengolahan data
Sumarso Kabupaten Wonogiri. morbiditas dilakukan
melalui program pelaporan
RL dicetak sesuai dengan
kasus yang diminta.
Pelaporan data morbiditas
khusus rawat jalan di rumah
sakit umum daerah wonogiri
sesuai dengan kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonogiri yaitu dilaporkan
setiap bulan sekali.
3. Pelaporan data 10 besar
penyakit khususnya pasien

9
rawat jalan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota setiap
sebulan sekali, tetapi disini
dalam pelaporan ke pihak
eksternal Dinas Kesehatan
Kabupaten mengalami
keterlambatan selama 1
bulan dalam pelaporannya
dikarenakan adanya
keterlambatan dalam proses
rekap indek rawat jalan.
4. Pemanfaatan laporan
morbiditas penyakit setiap
triwulan untuk mengetahui
penyakit dan kondisi pasien
rawat jalan di rumah sakit
umum daerah wonogiri.
Dimana angka kunjungan
tertinggi di tahun 2008
adalah penyakit Diabetes
Melitus dengan jumlah
kunjungan 2070 kunjungan
sedangkan diagnosis
terendah adalah penyakit
Tubercolosis Paru dengan
902 kunjungan.

10
2. Nisrina Ulin 2018 Ketepatan Kode Diagnosis Kelengkapan dan Ketepatan Dari 96 Sampel berkas
Nikmah Diabetes Mellitus di Rumah Kode Diagnosis pada kasus rekam medis rawat inap
Sakit Umum PKU Diabetes Mellitus. dengan kasus Diabetes
Muhammadiyah Bantul Mellitus ditinjau dari
kelengkapan pengodean
diagnosis pada kasus
Diabetes Mellitus di RSU
PKU Muhammadiyah
Bantul dari segi
kelengkapan sebanyak 89
Berkas dari 96 sudah
lengkap. Sementara dalam
hal pengodean diagnosis
pada kasus Diabetes
Mellitus di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul
terdapat 86 kode yang tidak
tepat dari 106 kode yang
ada.
3. Ivana Putri 2020 Pengaruh Ketepatan -573 Kode diagnosis rawat Dari 573 kode diagnosis
Risyanti, Kodefikasi Penyakit jalan di RS X rawat jalan di RS X
Syafira Atikah terhadap validasi laporan -laporan morbiditas bulan diketahui bahwa kode
Yudianti morbiditas rawat jalan di RS agustus – oktober 2017 diagnosis rawat jalan yang
X tepat sejumlah 362 (63,2%)
dan yang tidak tepat

11
sejumlah 211 (36,8%).
Pengisian laporan
morbiditas yang sesuai
sebanyak 527 (92%) dan
yang tidak sesuai sebanyak
46 (8%) dari 573 kasus
penyakit dalam rawat jalan.
Terdapat pengaruh antara
ketepatan kode penyakit
rawat jalan dengan laporan
morbiditas rawat jalan di RS
X yaitu dengan nilai p=
0,000. Saran dari penelitian
ini adalah pelaksanaan
kodefikasi rawat jalan
berdasarkan diagnosis yang
ada di rekam medis pasien
rawat jalan bukan
berdasarkan sensus harian
rawat jalan dan membuat
Standar Operasional
Prosedur tentang laporan
morbiditas rawat jalan.

12
2.3. Kerangka Berpikir

Dalam pelaksanaan kodefikasi yang memiliki ketepatan pada unit


rekam medis dan infromasi kesehatan memiliki peranan penting dalam
laporan morbiditas khususnya pada pasien Diabetes Mellitus, maka
kerangka berpikiranya dapat digambarkan sebagai berikut :

Ketepatan Kodefikasi Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II Pada


Laporan Morbiditas Rawat Jalan

Tepat Tidak Tepat

1. Laporan
morbiditas pada
1. Laporan
penyakit Diabetes
Morbiditas tidak
Mellitus sesuai
tepat dengan
dengan jumlah
jumlah kodefikasi
kodefikasi.
2. Laporan
2. Validitas laporan
morbiditas tidak
morbidtas tercapai
memiliki validitas
melalui kodefikasi
yang tepat.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

1
2.4. Kerangka Konsep

Untuk mendapatkan ketepatan kodefikasi terhadap laporan pasien


diabetes mellitus ini. Peneliti membutuhkan data – data dari RS Anna
Medika Bekasi berupa standar operasional prosedur (SPO) dalam
melakukan kodefikasi, Sumber Daya Manusia (SDM) yang melakukan
kodefikasi, rekam medis pasien diabetes mellitus, jumlah pasien diabetes
mellitus dan laporan morbiditas diabetes mellitus. Setelah dari data
tersebut didapatkan peneliti akan melakukan peninjauan dan perhitungan
terkait dengan kodefikasi yang tepat dan sesuai dan membandingkan
jumlah kodefikasi dengan jumlah yang terdapat pada laporan morbiditas.
Adapun kerangka konsep yang bisa digambarkan sebagai berikut :

INPUT PROSES OUTPUT

 Standar  Mengidentifikasi
Operasional SPO dalam
Prosedur / SPO melakukan
kodefikasi Kodefikasi
 Sumber Daya  Mengidentifikasi
Manusia / SDM jumlah SDM
yang melakukan yang melakukan
kodefikasi kodefikasi
 Rekam Medis  Meninjau jumlah
 kodefikasi yang
pasien Diabetes rekam medis
tepat dalam
Mellitus Tipe II pasien Diabetes
laporan
 Jumlah pasien Mellitus Tipe II
morbiditas pasien
Diabetes Mellitus yang sudah
rawat jalan pada
Tipe II terkodefikasi
diabetes mellitus
 Laporan
 Menghitung dan
Tipe II.
Morbiditas meninjau jumlah
diabetes Mellitus pasien diabetes
Tipe II mellitus Tipe II
 Meninjau dan
mengidentifikasi
laporan
morbiditas
diaebets mellitus
Tipe II

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep

2
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini dilaksanakan di unit rekam medis dan informasi
kesehatan di RS Anna Medika yang beralamat di jalan Perjuangan No.45,
RT.003/RW.003, Harapan Baru, Kec. Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa
Barat 17123. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2020

3.2. Metodologi Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif untuk
melihat perbedaan ketepatan kodefikasi diabetes mellitus dengan laporan
morbiditas pada pasien diabetes mellitus. Metode ini digunakan dengan
tujuan untuk menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan angka
yang menggambarkan karakteristik subjek yang diteliti yaitu ketepatan
kodefikasi diabetes mellitus dengan laporan morbiditas pasien diabetes
mellitus tipe II. Dibuat lebih to the point.

3.3. Populasi dan Sampel


Pada Penelitian ini populasi yang digunakan adalah rekam medis
rawat jalan pasien Diabetes Mellitus tipe II pada bulan Januari, Febuari
dan Maret dan laporan morbiditas rawat jalan pada triwulan pertama yaitu
bulan Januari, Febuari dan Maret di unit rekam medis RS Anna Medika.
Yang kemudian akan dihitung dengan Rumus Slovin sebagai berikut

N
n=
1+ N e 2

Cara pengambilan sample menggunakan random sampling yang


dimana memiliki definisi sebagai suatu Teknik pengambilan sampel atau
elemen secara acak, dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

3.4. Definisi Operasional Variabel (Sesuai urutan tujuan khusus)

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

3
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur
Rekam Berkas yang Observasi Jumlah Ada -
Medis berisikan Rekam
catatan dan Medis
dokumen
tentang
identitas
pasien,
pemeriksaan,
pengobatan,
Tindakan dan
pelayanan lain
yang terlah
diberikan
kepada pasien
Laporan Formulir Observasi Hasil Ada -
Morbidita standar untuk Laporan
s data keadaan Morbiditas
morbiditas
pasien rawat
jalan yang
merupakan
formulir
rekapitulasi
dari jumlah
kasus baru dan
jumlah
kunjungan
yang terdapat
pada unit
rawat jalan
rumah sakit
untuk periode
triwulan
Standar Standar Observasi Daftar Tilik Sesuai Nominal
Prosedur prosedur /
Opersional operasional Tidak
pengkodefikasi Sesuai
rekam medis
rawat jalan
Ketepatan Ketepatan Observasi Hasil Sesuai -
Kodefikasi pemberian Kodefikasi /
kode diagnosis pada rekam Tidak
pada penyakit medis Sesuai
berdasarkan berdasarka
ICD - 10 n ICD 10

4
3.5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati dan melihat rekam medis juga
laporan morbiditas pasien diabetes mellitus yang ada di unit rekam medis.
Instrument yang digunakan adalah lembar observasi untuk mencatat
jumlah rekam medis dan hasil laporan morbiditas yang akan dihitung dan
dinilai ketepatan antara rekam medis dan laporan morbiditas pasien
diabetes mellitus.

b. Wawancara
Wawancara adalah untuk mengumpulkan data dengan membuat daftar
pertanyaan yang diajukan untuk kepala rekam medis dan bagian
kodefikasi unit rekam medis RS Anna Medika agar mendapatkan
informasi terkait kendala dalam penyediaan rekam medis. Instrument
yang digunakan adalah pedoman wawancara

c. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah untuk mengumpulkan data berdasarkan teori-teori
yang dikemukakan dalam buku-buku dan bahan tulisan yang
berhubungan dengan materi penelitian

3.6. Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan melalui observasi pada unit rekam medis di
RS Anna Medika yang kemudian akan diolah dan dihitung guna menilai
ketepatan kodefikasi pasien diabetes mellitus Tipe II dalam laporan
morbiditas dengan rekam medis yang sesuai di RS Anna Medika.

Data yang digunakan akan di kumpulkan dengan cara mengambil


sample secara acak berdasarkan rekam medis yang terdapat di dalam
laporan morbiditas pada triwulan pertama, setelah data yang diperlukan
sudah terkumpul dengan cara sampel acak data akan diolah dengan
mencocokkan rekam medis yang menjadi sample dengan kodefikasi yang
ada di dalam laporan morbiditas dan mencocokkan dengan kodefikasi
yang terdapat dalam buku ICD 10 yang kemudian akan dihitung
ketepatannya dengan rumus slovin sehingga akan didapatkan presentase
ketepatan kodefikasi diabetes mellitus tipe II pada laporan morbiditas.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, S. C. (2011). Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Quantum

5
Sinergis Media.
Depkes RI. (2003). Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia. Sistem
Pelaporan Rumah Sakit, 5, 2–8.
Hanum, D., & Purhadi. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Morbiditas
Penduduk Jawa Timur dengan Multivariate Geographically Weighted
Regression ( MGWR ). Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 2(2), 189–194.
Kemenkes. (2008). permenkes ri 269/MENKES/PER/III/2008. In Permenkes Ri
No 269/Menkes/Per/Iii/2008 (Vol. 2008, p. 7).
Kemenkes R.I. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Sistem INA CBGs.
Maryati, W., Wannay, A. O., & Suci, D. P. (2018). Hubungan Kelengkapan
Informasi Medis Dan Keakuratan Kode Diagnosis Diabetes Mellitus. Jurnal
Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 1(2), 96.
https://doi.org/10.31983/jrmik.v1i2.3852
Nikmah, N. U. (2018). Ketepatan Kode Diagnosis Daibetes Mellitus di Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul.
Pusdatin. (2016). Infodatin-Diabetes.Pdf. Diakses kapan
World Health Organization. (2016). ICD-10 Volume 2. 2(3), 244.
World Health Organization. (2018). Global Report On Diabetes. 88.

Lampiran
Lembar observasi
Pedoman wawancara
Foto Laporan RL2Bnya

Anda mungkin juga menyukai