Arief Wibisana Kasus 4 - SWAMED 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PRAKTEK STUDI KASUS FARMASI PRAKTIS


“SWAMEDIKASI”

Dosen Pengampu :
Apt. Dewi Ekowati, M. Sc

Disusun oleh :

Arief Wibisana 2120414601

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dry eye syndrome (sindroma mata kering) adalah penyakit multifaktorial


dengan gejala berkurangnya cairan air mata dan gangguan pada permukaan mata
akibat perubahan permukaan epitel sehingga menurunkan jumlah air mata dan
sensitifitas permukaan mata dimana hal ini menyebabkan reaksi inflamasi (Alkozi
et al., 2014). Kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya fungsi visual,
perubahan jaringan secara kronis, kelainan struktur atau fungsi dari kelopak mata,
kelenjar penutup dan sekresinya, konjungtiva atau kornea. Komplikasi dry eye
adalah risiko terjadinya infeksi dan peradangan kronis sehingga mengakibatkan
penurunan penglihatan (Scott et al., 2011).
Faktor resiko dry eye syndrome meliputi usia lanjut, ras Asia, kehamilan,
beberapa penyakit seperti kekurangan vitamin A, infeksi hepatitis C, diabetes
mellitus, infeksi HIV, keratoplastik, isotretinoin, sarkoidosis, disfungsi ovarium,
penyakit pada jaringan ikat, diet asam lemak omega 3 dan omega 6, obat-obatan
seperti antihistamin, antidepresan trisiklik, penghambat serotonin secara selektif,
diuretik, β-bloker, antikolinergik, ankiolitis, antipsikosis, kontrasepsi oral,
kemoterapi sistemik, terpapar laser, terapi radiasi, transplantasi stem sel
hematopoietik, merokok, alkohol, dan lingkungan dengan kelembaban rendah
(Stapleton et al., 2015). Faktor resiko lainnya adalah Reumatoid Artritis, penyakit
Grave’s dan ketidaknormalan kelopak mata atau permukaan mata (Scott et al.,
2011). Selain itu, dry eye syndrome dapat diakibatkan oleh aktifitas visual seperti
membaca, menggunakan komputer, dan berkendara pada saat malam hari (Al
Mahmood & Al-Swailem, 2014).
Manajemen terapi sindroma mata kering dilakukan dengan edukasi oleh
dokter mata kepada pasien tentang penyebab alami dan kronik dari dry eye dan
tujuan terapi sehingga manajemen terapi dapat tercapai. Terdapat beberapa
kategori perawatan untuk dry eye syndrome berdasarkan International Dry eye
Workshop tahun 2007 yaitu perawatan lingkungan, pengobatan topikal dan
sistemik, pembedahan, dan lainnya. Perawatan lingkungan meliputi edukasi untuk
memodifikasi lingkungan dan mengeliminasi serangan pengobatan topikal atau
sistemik. Pengobatan topikal berupa air mata buatan, obat antiinflamasi seperti
siklosporin dan kortikosteroid, agen mukolitik, dan serum air mata autologous
(Coleman et al., 2013).
Artificial tears atau air mata buatan bertujuan untuk mengurangi osmolaritas,
homeostasis normal dari permukaan mata, membersihkan kotoran pengiritasi dan
toksik pada lapisan air mata dan melindungi permukaan mata. Pemakaian artificial
tears sampai saat ini merupakan terapi yang paling penting dan paling banyak
diberikan pada penderita dry eye (Fatma, 2007). Komposisi lain pada artificial
tears adalah agen viskositas seperti turunan selulosa, karbomer, polivinil alkohol,
polivinil pirolidon, parafin, hidroksipropil guar, sodium hyaluronat, gliserin, dll.
Agen viskositas berfungsi meningkatkan retensi, mempertahankan kelembapan
epitel kornea, menurunkan tegangan permukaan, menurunkan penguapan air mata,
dan menstabilkan lapisan air mata (Essa, 2014)
BAB II

ISI

A. Kasus 4 :

Seorang bapak umur 50 tahun pergi ke apotik dan ingin ketemu seorang
apoteker. Bapak tersebut mengeluh pada waktu membaca koran sering mata
terasa kering seakan kurang cairan. Tapi bapak tersebut juga menderita sakit
rematik pada punggung nya sakit dan mempunyai tensi yg 150 . Bapak tersebut
minta di beri obat yang bisa dibeli tanpa resep dokter.

B. Analisis Kasus

Subjek Objek Assesment Plan


Seorang bapak Usia 50 tahun Dry eye Terapi farmakologi = Insto Dry

mengalami mata Menderita syndrome Eyes, voltaren gel

kering dan rematik (sindroma mata Terapi non-farmakologi = Makan

terasa sakit Tensi = 150 kering) makanan yang mengandung

dipunggung. Riwayat vitamin A(wortel, brokoli,

pengobatan = salmon)

tidak ada Hindari mengucek mata

Istirahat mata( jangan terlalu lama

membaca).
C. Dialog

Apoteker : Selamat siang pak, perkenalkan saya arief wibisana, apoteker yang
sedang bertugas, ada yang bisa saya bantu?
Pasien : iya pak saya ingin beli obat buat penyakit saya
Apoteker: Keluhannya apa ya pak?
Pasien : pada saat membaca koran mata saya sering terasa kering,
Apoteker: maaf kalo boleh tau namanya siapa dan umurnya berapa ya pak?
Pasien : saya faturohman mas, umur saya 50 tahun
Apoteker: biasanya minum obat apa pak?
Pasien : belum pernah mas,
Apoteker: apakah bapak memiliki riwayat penyakit dan alergi terhadap obat
tertentu?
Pasien : tidak mas. tetapi bagian punggung terasa sakit dan tensi saya sekitar
150
Apoteker: baiklah saya rokemendasikan obat untuk bapak. tunggu sebentar ya
pak,
Pasien : baik mas
Apoteker: ini obat yang saya rekomendasikan pak, insto dry eyes untuk sakit
mata bapak.
Pasien : cara pakai bagaimana mas?
Apoteker: cara pakainya itu 1-2 tetes 3 kali sehari, sebelum menggunakannya
cuci tangan terlebih dahulu
Pasien : kalo penyimpanannya mas?
Apoteker: disimpan
di suhu ruangan, bisa dipakai maksimal 1 bulan setelah botol terbuka.
Pasien : oh.. begitu baiklah mas
Apoteker: selain itu salah satu penyebab sakit mata bapak itu adalah nyeri
punggung bapak.
Pasien : iya mas, adakah obat untuk menghilangkan rasa nyeri punggung saya
ini gak mas?
Apoteker: ada pak, tunggu ya saya ambilin sebentar. Ini yang diminum asam
mefenamat dan yang dioles voltaren gel, bapak mau yang mana?
Pasien : saya ambil yang dioles aja mas.
Apoteker: baik pak, cara pakainya 3 sampai 4 kali sehari dioleskan di
punggung ya pak.
Pasien : baik mas.
Apoteker: ini obatnya pak. apakah bapak sudah paham penjelasan saya tadi?
Kalo sudah tolong bapak coba ulangi penjelasan saya tadi ya pak
Pasien : baik mas, obat tetesnya dipakai 3 kali sehari 1-2 tetes, sebelum
menggunakan obat cuci tangan terlebih dahulu. Dan obat olesnya di oleskan di
punggung 3 kali sehari.
Apoteker: sepertinya bapak sudah paham, sebaiknya bapak juga perbanyak
makan makanan yang mengandung vitamin A seperti wortel, brokoli, ikan
salmon. Hindari mengucek mata ya pak dan jangan terlalu lama membaca.
Pasien : baiklah mas
Apoteker: baiklah pak, kalo dalam 3 hari sakitnya tidak sembuh sebaiknya
perikasakan diri ke dokter. apakah ada lagi yang bisa saya bantu?
Pasien : tidak mas, terimakasi
Apoteker : sama sama pak, terimaksih semoga sehat selalu

D. Gambar Obat

BAB III
PENUTUP

Berdasarkan kegiatan swamedikasi pada kasus ini dapat disimpulkan bahwa


penyakit mata kering dapat dilakukan swamedikasi dengan pemberian obat insto
dry eyes dengan aturan pemakaian yang sesuai dan nyeri punggung diberikan
voltaren gel.
Daftar Pustaka

Al Mahmood, A. M., & Al-Swailem, S. A. (2014). Essential fatty acids in the


treatment of dry eye syndrome: A myth or reality? Saudi Journal of
Ophthalmology. https://doi.org/10.1016/j.sjopt.2014.06.004
Alkozi, H. A., Colligris, B., & Pintor, J. (2014). Recent developments on dry eye
disease treatment compounds. Saudi Journal of Ophthalmology.
https://doi.org/10.1016/j.sjopt.2013.12.003
Coleman, A. L., Emptage, N. P., Nancy, C., Doris, M., Jessica, R., & Lum, F. C.
(2013). Dry Eye Syndrome. American Academy of Ophthalmology.
Essa, L. (2014). What is The Optimum Artificial Tears Treatment for Dry Eye?
Aston University, USA.
Fatma, A. (2007). Dry Eye Syndrome (Sindroma Mata Kering). Dexa Media,
20(4).
Scott, C. A., Catania, L. J., Larkin, K. M., Melton, R., Semes, L. P., Shovlin, J. P.,
Heath, D. A., Adamezyk, D. T., Amos, J. F., Mathie, B. E., & Miller, S. C.
(2011). Optometric clinical practice guideline: care of the patient with ocular
surface disorders. Available at: Http://Www.Aoa.Org/Documents/CPG-
10.Pdf.
Stapleton, F., Garrett, Q., Chan, C., & Craig, J. P. (2015). The Epidemiology of
Dry Eye Disease. https://doi.org/10.1007/978-3-662-44106-0_2

Anda mungkin juga menyukai