Geometri Netral
Geometri Netral
Geometri Netral
OLEH KELOMPOK 7
Dalam geomatri netral tidak diperhatikan postulat, kesejajaran dari euclid, maka Geomatri ini ini disebut Geomatri absout atau Geomatri
netral, Geomatri Absolut ini termuat Geomatri terus, jadi pengertian pangkal Geomatri terurut juga menjadi pengertian pangkal geomatri
absolut, selain itu diperkenalkn pengertiaan pangkal ketiga yaitu kongurasi, suatu relasi untuk pasangan titik, segmen dan interval, jika
segmen 𝐴𝐵 konguren dengan segmen 𝐶𝐷, maka untuk menyatakan ini digunakan notasi 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷. Pengertian ini tidak didefinisikan.
1. Titik-titik 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷.....
2. Keantaraan
3. Kongruensi
TEORI GRUP 2
AKSIOMA-AKSIOMA
KONGRUENSI Aksioma 8.1
Jika A dan B titik berlainan, maka pada
sebarang sinar, sehingga AB maka pada
sebarang sinar yang berpangkal di C dan tepat
pada satu titik di D sedemikian, sehingga 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷
Aksioma 8.2
Jika 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 dan 𝐶𝐷 =𝐸𝐹, maka 𝐴𝐵 = 𝐸𝐴
Aksioma 8.3
𝐴𝐵 = 𝐵𝐴
TEORI GRUP 3
AKSIOMA-AKSIOMA
KONGRUENSI Aksioma 8.4
Aksioma 8.5
Teorema geomatri netral ini tepatnya disimpulan dari empat postulat pertama Euclid kecuali
postulat kesejajaran. Dalam mempelajari geomatri netral kita bertolak dari sebagaian teori Saccheri,
tetapi tidak menggunakan apa yang di tetapkan Saccheri, yakni postulat kesejajaran Euclid harus
dianggap valid, sebaliknya kita periksa kemungkinan penyatuan postulat lain sehingga pengetahuan
geomatri kita menjadi lebih dalam.
Kita pelajari geomatri netral dengan cara mengamati teorema-teorema, karena teorema
akibatnya dibuktikan sebelum pengenalan postulat kesejajaran, demikian juga pada proposisi-proposisi
geomatri netral. Istilah yang digunakan dalam pengukuran segmen garis dan sudut, misalnya sudut siku-
siku dan ukuran derajat sudut juga merupakan bagian dari geomatri netral.
1. Jumlah sudut-sudut suatu segitiga
2. Adakah persegi panjang itu?
3. jumlah sudut suatu segitiga
TEORI GRUP 5
1. Jumlah sudut-sudut suatu segitiga
Lemma 8.1
Jika diberikan ∆ 𝐴𝐵𝐶 𝑑𝑎𝑛 ∠ 𝐴, maka ada segitiga ∆ 𝐴1 𝐵1 𝐶1 sedemikian hingga ∆ 𝐴1 𝐵1 𝐶1
mempunyai jumlah sudut yang sama dengan ∆ ABC, dan m∠𝐴1 ≤ 1Τ2 𝑚∠ A.
Bukti :
Misalkan E titik tengah BC, dan F dipilih pada AE sedemikian hingga AE = EF dan E terletak
antara A dan F. maka ∆𝐵𝐸𝐴 ≅ ∆𝐶𝐸𝐹 dan sudut-sudut yang bersesuaian sama.
Kita tunjukkan ∆𝐴𝐹𝐶 adalah ∆𝐴1 𝐵1 𝐶1 yang kita cari, dengan memberikan nama sudut-
sudutnya seperti pada gambar, kita tahu bahwa:
Teorema 8.2.
Jika ada sebuah persegipanjang, maka akan ada juga sebuah persegipanjang dengan salah satu
sisinya lebih panjang dari pada ruas garis tertentu.
Bukti:
Misalkan ∆𝐴𝐵𝐶 mempunyai jumlah sudut 180° , pertama kita tunjukkann bahwa ada segitiga siku-siku dengan
jumlah sudut 180° . Potong∆𝐴𝐵𝐶 menjadi dua segitiga siku-siku yang masing-masing mempunyai jumlah sudut
𝑝 dan 𝑞, dengan menarik garis tinggi tertentu, misalnya 𝐵𝐷, maka:𝑝 + 𝑞 = 2.90° + 180° = 360° .
Kita tunjukkan 𝑝 = 180° . Menurut Teorema 8.1,𝑝 ≤ 180° . Jika 𝑝 < 180° , 𝑞 > 180° betentangan dengan
Teorema 8.1. jadi ada segitiga siku-siku , misalnya ∆𝐴𝐵𝐷 dengan sudut siku-siku di D, yang mempunyai
jumlah sudut 180° .
Tetapi
Jadi
𝑚∠𝐸𝐴𝐷 = 𝑚∠𝐸𝐵𝐷 = 90°