LK 1 - Pedagogik Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN


Judul Kegiatan Belajar 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan
(KB) 2. Karakteristik Peserta Didik KegiatanBelajar
3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep KB 1 (Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan)
(istilah dan definisi)
di modul ini

Konsep dasar,
rasional, ilmu
pendidikan

Landasan-
Pokok landasan ilmu
Materi pendidikan

Penerapan
berbagai
landasan ilmu
pendidikan
dalam praktik
pendidkkan

1. Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan

 Pendidik yang mampu menghadapi tantangan tersebut


adalah pendidik yang profesional yang memiliki kualifikasi
akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara
lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang
berkualitas dan seimbang antara softskill dan hardskill

2. Landasan Ilmu Pendidikan


Landasan
Filosofis

Landasan Yuridis
Landasan
Konseptual
Ilmu
Pendidikan Landasan
Empiris

Landasan Religi

 Landasan Filosofis
Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-
pandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan
mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai serta
perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga
pendidikan.

 Landasan Yuridis
Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum
yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan
pendidikan

 Berikut ini beberapa landasan hukum sistem pendidikan


di Indonesia

Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan Nasional


 Ayat 1 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan.
 Ayat 2 menyatakan bahwa setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
 Ayat 3 menyatakan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang.
 Ayat 4 menyatakan bahwa negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20% dari APBN dan APBD 22 untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.
 Ayat 5 menyatakan bahwa pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusi

Undang-Undang tentang pokok pendidikan dan kebudayaan

 UU No 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional


Pasal 1 ayat
1 dan 2
 UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang
ini memuat 84 pasal tentang ketentuan profesi
guru dan dosen di Indonesia
 UU No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Peraturan Pemerintah

 Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang


Standar Nasional Pendidikan (SNP).
 Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2006 tentang
standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
 Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
 Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 Tentang
Guru.
 Peraturan Menteri No. 13 Tahun 2007 Tentang
Kepala Sekolah.
 Peraturan Menteri No 16 Tahun 2007 dan No 32
Tahun 2008 tentang Guru.
 Peraturan Menteri No 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan.
 Peraturan Menteri No 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian.
 Peraturan Menteri No 24 Tahun 2007 dan Permen
No. 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan
Prasarana.
 Peraturan Menteri No 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses.
 Peraturan Menteri No 47 Tahun 2008 tentang
Standar Isi.
 Peraturan Menteri No 24 Tahun 2008 tentang TU.
 Peraturan Menteri No 25 Tahun 2008 tentang
Perpustakaan.
 Peraturan Menteri No 26 Tahun 2008 tentang
Laboratorium.

 Landasan Empiris

 Landasan
Empiris

Landasan Landasan
Psikologis Religi

Landasan Landasan
Sosiologis Historis

 Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan
yang ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia
ataupun hewan, yang pemanfaatannya untuk kepentingan
individu atau manusia baik disadari ataupun tidak, yang
diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah tertentu serta
mempelajari penerapan dasar-dasar atau prinsip-prinsip,
metode, teknik, dan pendekatan psikologis untuk
memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam
pendidikan

 Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga
tercipta nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya
menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing
anggota masyarakat

 Landasan Historis
Landan historis pendidikan nasional di Indonesa tidak
terlepas dari sejarah bangsa indonesia itu sendiri. Bangsa
Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang sejak zaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah
serta menguasai bangsa Indonesia.

 Landasan Religi
Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber
dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam
rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan

3. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik


Pendidikan
 Landasan Filosofis
 Landasan Yuridis
 Landasan Empiris
 Landasan Psikologis
 Landasan Sosiologis
 Landasan Historis
 Landasan Religius

KB 2 (Karakteristik Peserta Didik KegiatanBelajar)

1. Pengertian Karakteristik Peserta Didik


Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan
pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta
didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan,
sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-
cita atau tujuannya. Informasi terkait 54 karakteristik
peserta didik sangat diperlukan untuk kepentingan-
kepentingan dalam perancangan pembelajaran

2. Ragam Karakteristik Peserta Didik


 Etnik
 Kultural
 Status Sosial
 Minat
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas.
 Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget dalam Masganti (2012: 83) secara lengkap
dapat disajikan sebagai berikut:
 0,0 - 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
 2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
 7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional kongkret
 11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional formal
 Kemampuan/pengetahuan awal
Kemampuan awal atau entry behavior menurut Ali (1984:
54) merupakan keadaan pengetahuan dan keterampilan
yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik
sebelum mempelajari pengetahuan atau keterampilan
baru
 Gaya belajar
 Masganti (2012: 49) didefinisikan sebagai cara yang
cenderung dipilih seseorang untuk menerima
informasi dari lingkungan dan memproses
informasi tersebut
 DePorter dan Hemacki dalam Masganti (2012; 49)
gaya belajar adalah kombinasi dari cara menyerap,
mengatur dan mengolah informasi.
 Motivasi
Motivasi yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
 Perkembangan emosi
Sugihartono (2013: 20) mendefinisikan emosi sebagai
tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-
perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, dan
jantung berdebar.
 Perkembangan sosial
Perkembangan sosial peserta didik merupakan
kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada
kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling
berkomunikasi dan kerja sama.
 Perkembangan Moral dan Spiritual
 Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik merupakan proses yang sejalan
dengan bertambahnya usia secara bertahap dan
berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat
dari keadaan sederhana, tidak terorganisir, dan tidak
terampil, kearah penguasaan keterampilan motorik yang
kompleks dan terorganisir dengan baik

KB 3 (Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran)

Behavioristik Kognitif
Teori
Belajar

Humanistik Konstruktivistik

1. Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam


pembelajaran
 Pandangan Teori Belajar Behavioristik
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antar stimulus dan respon

 Impliaksi Teori Behavioristik dalam Kegiatan


Pembelajaran
Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran
tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan
pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta
didik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia

2. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam


pembelajaran
 Pandangan Teori Belajar Kognitif
Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun dalam
diri seseorang melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak,
terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir,
bersambung dan menyeluruh ( Siregar & Hartini, 2010).
 Implikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai
suatu aktifitas belajar yang berkaian dengan penataan
informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal.

3. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam


pembelajaran

 Pengertian Belajar Menurut Pandangan Konstruktivistik


Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai
proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh
peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri
seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986).

 Implikasi Teori Belajar konstruktivistik dalam


Pembelajaran
Beberapa implikasi teori konstruktivistik dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut
 Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke
bagian-bagian dan lebih mendekatkan kepada konsep-
konsep yang lebih luas
 Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan
pertanyaan dan ide-ide peserta didik
 Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada
sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan
 Peserta didik dipandang sebagai pemikir-peikir yang dapat
memunculkan teori-teori tentang dirinya.
 Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik terjalin
di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara
guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan peserta
didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan
 Peserta didik-peserta didik banya belajar dan beerja di
dalam group proses
 Memandang pengetahuan adalah non objektif, berifat
temporer, selalu berubah, dan tidak menentu h. Belajar
adalah penyusunan pengetahuan, sedangkan mengajar
adalah menata lingkungan agar peserta didik termotivasi
dalam menggali makna

4. Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam


pembelajaran

 Pengertian Belajar Menurut Teori Belajar Humanistik


Teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan
psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar.

 Implikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan


Pembelajaran
Dalam prakteknya teori humanistik ini cenderung
mengarahkan peserta didik untuk berfikir induktif,
mementingkan pengalaman, serta membutuhkan
keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar
KB 4 (Kurikulum Pendidikan di Indonesia)

1. Konsep Dasar Kurikulum


 Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran
 Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa
 Kurikulum sebagai rencana atau program belajar

2. Pembaharuan kurikulum di Indonesia


Perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1945, setidaknya kita telah
mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari
kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
kurikulum berbasis kompetensi 2004, KTSP 2006 dan
kurikulum 2013

3. Peran, Fungsi, dan Komponen Kurikulum


 PERAN
 Peran Konservatif
Peran konservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikan
sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya
masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini.
 Peran Kreatif
Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan
perubahan tersebut
 Peran Kritis dan evaluatif

 FUNGSI
 Fungsi pendidikan umum
Fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar
menjadi anggota masyarakat baik sebagai warga negara
dan warga dunia yang baik dan bertanggung jawab.
 Suplementasi
Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat
memberikan pelayanan kepada setiap peserta didik sesuai
dengan perbedaan yang dimilikinya.
 Eksplorasi
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus
dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat
peserta didik.
 Keahlian
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik sesuai dengan keahliannya yang didasarkan
atas minat dan bakat peserta didik.

4. Hakikat Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses
penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang
harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya

Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller


menyangkut enam aspek yaitu :
a. Tujuan Pendidikan menyangkut arah kegiatan
Pendidikan.
b. Pandangan tentang anak : apakah anak dianggap
sebagai organisme yang aktif atau pasif.
c. Pandangan tentang lingkungan : apakah lingkungan
belajar harus dikelola secara formal, atau secara bebas
yang dapat memungkinkan anak bebas belajar
d. Konsepsi tentang peranan guru : apakah guru harus
berperan sebagai instruktur yang bersifat otoriter, atau
guru dianggap sebagai fasilitator yang siap memberi
bimbingan dan bantuan pada anak untuk belajar.
e. Evaluasi belajar : apakah mengukur keberhasilan
ditentukan dengan tes atau non tes.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
kurikulum

6. Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa


depan

Strategi dalam penerapan kurikulum dipengaruhi oleh kesiapan


mental guru dalam menyikapi perubahan yang akan terjadi di
masa depan, sehingga kita perlu mengkaji tantangan-tantangan
apa saja di masa depan yang dapat dijadikan acuan dalam
menentukan strategi dalam penerapan kurikulum.

 Kesiapan guru menerima perubahan


 Keterbukaan pola berpikir
2 Daftar materi yang KB 1 : Landasan Pendidikan Indonesia
sulit dipahami di KB 2 : Perkembangan Kognitif
modul ini Menurut Piaget dalam Masganti (2012: 83) secara lengkap
dapat disajikan sebagai berikut:
 0,0 - 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
 2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
 7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional kongkret
 11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional formal

3 Daftar materi yang KB 4 : Fungsi pendidikan umum


sering mengalami Fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar
miskonsepsi menjadi anggota masyarakat baik sebagai warga negara dan
warga dunia yang baik dan bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai