LP Atresia Duodenum Ridho
LP Atresia Duodenum Ridho
LP Atresia Duodenum Ridho
Atresia Duodenum
OLEH:
RIDHO FADILA ALFAJRI
I4051201004
2. Etiologi
Meskipun penyebab yang mendasari terjadinya atresia duodenum masih
belum diketahui, patofisologinya telah dapat diterangkan dengan baik.
Seringnya ditemukan keterkaitan atresia atau stenosis duodenum dengan
malformasi neonatal lainnya menunjukkan bahwa anomali ini disebabkan oleh
gangguan perkembangan pada masa awal kehamilan. Atresia duodenum
berbeda dari atresia usus lainnya, yang merupakan anomali terisolasi
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah mesenterik pada perkembangan
selanjutnya. Tidak ada faktor resiko maternal sebagai predisposisi yang
ditemukan hingga saat ini. Meskipun hingga sepertiga pasien dengan atresia
duodenum menderita pula trisomi 21 (sindrom Down), namun hal ini
bukanlah faktor resiko independen dalam perkembangan atresia duodenum.
3. Klasifikasi
Gray dan Skandalakis membagi atresia duodenum menjadi tiga jenis,
yaitu:
1) Tipe I (92%)
Mukosal web utuh atau intak yang terbentuk dari mukosa dan submukosa
tanpa lapisan muskularis. Lapisan ini dapat sangat tipis mulai dari satu
hingga beberapa millimeter. Dari luar tampak perbedaan diameter
proksimal dan distal. Lambung dan duodenum proksimal atresia
mengalami dilatasi
(Mucosal web Tipe I atresia). Arteri mesenterika superior intak.
2) Tipe II (1%)
Dua ujung buntu duodenum dihubungkan oleh pita jaringan ikat (Fibrous
cord Tipe II atresia). Arteri Mesenterika intak.
3) Tipe III (7%)
Dua ujung buntu duodenum terpisah tanpa hubungan pita jaringan ikat
(Complete separation Tipe III atresia).
4. Pathofisiologi