0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
179 tayangan49 halaman

Pricilia Marlisa (Laporan Magang)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 49

JUDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BAYI BERAT LAHIR


RENDAH ( BBLR)

OLEH :

PRICILIA MARLISA
12113201180067

PEMINATAN KIA-KR
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA MALUKUAMBON
2021
1
DATA PESERTA MAGANG

Nama : PRICILIA MARLISA


NPM : 12113201180067

Alamat di Ambon : Lilibooi


Telepon : 085254230627
Tempat/ Tanggal Lahir : Tembaga Pura 13 April 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Pembimbing Akademik : M. Paunno ., S. SiT.MPH

Peserta Magang

PRICILIA MARLISA
1211320118006
2
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Magang ini telah disetujui oleh pembimbing akademik sebagai

salah satu syarat kegiatan Magang Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon.

Ambon,02 – Agustus -2021

Disetujui,
Pembimbing Akademik,

(M. Paunno., S.SiT. MPH)


NIDN : 0004086710

Mengetahui, Ketua
Program Studi
Kesehatan Masyarakat

(Gracia V. Souisa, S.Si, M.Kes)


NIDN.1201128802

3
PENILAIAN PELAKSANAAN MAGANG

UNTUK PEMBIMBING AKADEMIK

No Aspek Yang Dinilai Nilai Angka


1. Etika (nilai angka : 1-10)
2. Kedisiplinan (nilai angka : 1-10)
3. Kerjasama (nilai angka : 1-10)
4. Pelaksanaan Kegiatan (nilai angka : 1-10)
5. Jurnal/Catatan Harian (nilai angka : 1-10)

Komentar Pembimbing :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………

Ambon,02- Agustus -2021


Pembimbing Institusi

(M. Paunno., S.SiT. MPH


NIDN : 0004086710

4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas kasih dankarunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat
melaksanakan dan menyusun laporan magang penelitian dengan judul faktor- faktor
yang berhubungan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dikota ambon selama
kurang lebih 2 minggu yaitu 2 agustus sampai dengan 14 agustus.
Saya mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya kepada Bapak/ Ibu
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan materi kepada kami sehingga
proses magang ini berjalan dengan baik, ucapan terima kasih ini juga saya
sampaikan kepada pembimbing institusi, Ibu Siti Kaisuku. SKM. M. Kes Dinkes
Ambon. Serta pembimbing akademik Ibu yang telah banyak meluangkan waktu
dan kesempatan untuk melakukan pembimbingan kepada kami dalam kegiatan
magang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu dan
mengarahkan kami selama pelaksanaan kegiatan magang, yakni kepada:
1. G. V. Souisa, S.Si.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat
2. B. Talarima, SKM, M. Kes selaku dekan fakultas kesehatan
3. M. Paunno., S. SiT,MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Para
Dosen Pengajar Mata Kuliah Magang.
4. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, dimana yang telah
membantu dalam pelaksanaan magang hingga penyususnan laporan magang
ini sampai selesai.

Penulis menyadari dengan keterbatasan yang ada, laporan magang ini masih
memerlukan perbaikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak merupakan penghargaan tersendiri bagi Penulis untuk terus berkarya memperbaiki diri
demi kesempurnaan karya berikutnya, Amin.

Ambon, 02 – Agusutus - 2020

Penulis

5
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... 1

DAFTAR PESERTA MAGANG.................................................................................... 2

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... 3

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 5

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 6

DAFTAR TABEL............................................................................................................. 7

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ 8

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... 9

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 10
B. Tujuan ................................................................................................................. 10
C. Manfaat Magang................................................................................................. 12

BAB II .KEGIATAN MAGANG


A. Pengenalan Lokasi ............................................................................................. 13
B. Kegiatan Magang ............................................................................................... 16

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambar Umum Lokasi...................................................................................... 18
B. Hasil dan Pembahasan....................................................................................... 24-29

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 40
6
B. Saran................................................................................................................... 40

Daftar Pustaka

DAFTAR TABEL

1. Jumlah SDM Pada Puskesmas Airsalobar...........................................….. 22


2. Jumlah pelayanan yang ada di Puskesmas Airsalobar............................. 22

7
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 peta puskesmas Air Salobar.................................................. 18


2. Gambar 1.2 Puskesmas Air Salobar.......................................................... 19
3. Gambar 1.3 struktur organisasi Puskesmas Air Salob............................ 20
4. Gambar 1.4 farmasi Air Salobar .............................................................. 23

8
DAFTAR LAMPIRAN
1. Time Schedule............................................................................................................ 45
2. Jurnal/Catatan Kegiatan Harian.................................................................. 46

9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Program magang mahasiswa merupakan kegiatan mahasiswa untuk belajar dari


pengalaman kerja praktis di suatu institusi. Dengan adanya program ini diharapkan
dapat meningkatkan kompetisi lulusan dan menjadi tambahan pengetahuan serta
wawasan dunia kerja. Termasuk dalam pengalaman praktis pemagangan adalah
melakukan identifikasi permasalahan, analisis dan penyelesaian permasalahan, serta
penerapan ilmu dan teknologi, khususnya bidang Kesehatan Masyarakat.
Pengertian magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di
luar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai
dengan bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi.
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehtan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA dalam
upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan
persalinan.
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan mengalami BBLR jika
beratnya kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan berat badan normal bayi yaitu di atas
2,5 atau 3 kilogram.

B. Tujuan

Secara umum tujuan dari program magang mahasiswa adalah memberikan


pengalaman praktis lapangan kepada mahasiswa dengan cara ikut serta sehari-hari
sebagai bagian integral organisasi dalam suatu institusi, dinas kesehatan, rumah sakit
ataupun puskesmas dimana mahasiswa melakukan kegiatan Magang.

10
Tujuan yang lebih rinci dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja, baik dalam


hal konsep keilmuannya maupun aplikasi praktisnya.
2. Mengembangkan wawasan dunia kerja bagi mahasiswa, agar dapat
meningkatkan adaptasi kepribadian dan sosial kemasyarakatan

11
3. Meningkatkan kemampuan analisa mahasiswa, khususnya
terhadap masalah kesehatan masyarakat.
4. Menggali hubungan keterkaitan dan kesepadanan antara
perguruan tinggi dengan dunia kerja.

C. Manfaat Magang

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menimba pelajaran praktis dari lapangan dan


membandingkan ilmu yang diperoleh dengan dunia kerja yang sesungguhnya,
sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi kompetisi pendidikan.
2. Bagi Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi dalam hal ini Program Studi Kesehatan Masyarakat


Universitas Kristen Indonesia Maluku dapat memperkaya khasanah dunia kerja
melalui informasi yang diperoleh dari lapangan. Sehingga dapat melakukan
penyesuaian materi perkuliahan terhadap tuntutan dunia kerja yang pada
akhirnya dapat menghasilkan sarjana yang lebih kompetitif.

12
BAB II
KEGIATAN MAGANG

A. Pengenalan lokasi

Pembekalan magang di berikan oleh pembimbing institusi Ibu Siti Kaisuku, SKM.
M.Kes dengan materi yang di berikan Kesehatan ibu dan anak
Berikut ini uraian materi :
Indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak
1. Akses Pelayanan ANC
2. Pelayanan ANC Lengkap Atau K4
3. Persalinan Oleh Nakes
4. Pelayanan Nifas Lengkap Atau ( KF)
5. Pelayanan Komplikasi Obstetric ( PK)
6. Penjaringan Ibu Hamil Faktor Resiko Oleh Masyarakat

Pemantapan pelayanan KIA di utamakan pada kegiatan pokok :


1. Peningkatan Pelayanan Antenatal
2. Peningkatan Pertolongan Persalianan Oleh Nakes
3. Peningkatan Deteksi Dini Resiko Tinggi / Komplikasi
4. Peningkatan Penanganan Komplikasi
5. Peningkatan Pelayanan Neonatal Dan Ibu Nifas

Manfaat buku KIA


Umum
Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai
anak berumur 5 tahun.
Khusus
1. Untuk Mencatat Dan Memantau Kesehatan Ibu Dan Anak
2. Alat Komunikasi Dan Penyuluhan Yang Di Lengkapi Dengan Informasi Penting
Bagi Ibu, Keluarga Dan Masyarakat Tentang Kesehatan, Gizi Dan Standar

13
Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak.
3. Alat Untuk Mendeteksi Secara Dini Adanya Gangguan Atau Masalah Kesehatan
Ibu Dan Anak
4. Catatan Pelayananann Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Termasuk Rujukanny

Komponenen strategi buku KIA


1. Menyediakan informasi tentang kesehatan dan gizi ibu dan anak di tingkat
keluarga
2. Meningkatkan komunikasi antara petugas dan ibu/ keluarga dan mengenai KIA
3. Meningkatkan jangkauan dan kaualitas pelayanan KIA yang paripurna dan
bereksinambungan

Komponen ibu dalam buku KIA


Kesehatan
1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu nifas
4. KB
Catatan kesehatan ibu P4K (Perencanan, persalinan dan pencegahan
komplikasi)
Komponen anak dalam buku KIA
1. Kesehatan anak
2. Perawatan bayi baru lahir samapai balita
3. Perawatan sehari- hari balita
4. Perawatan anak sakit
5. Cara memberi makan anak
6. Cara merangsang perkembangan anak
7. Cara membuat MP- ASI
8. Catatan kesehatan anak
9. Kartu menuju sehat

14
Buku KIA dalam mendukung kesehatan ibu dan anak
1. Sebagai alat untuk mobilisasi sosial dan pemberdayaan masyarakat
2. Sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan KIA
3. Sebagai alat untuk meningkatkan survailance, monitoring, dan sisitem informasi
4. Sebagai alat untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan

Kesimpulan
1. Buku KIA salah satu intervesi pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan ibu dan anak
2. Bila buku KIA di manfaatkan secara maksimal sejak ibu hamil samapai anak
berusia 5 tahun di harapkan berkontribusi terhadap penurunan AKI, AKB dan
AKBAL
3. Peran kader dan profesi sangatlah penting untuk mendukung kelangsungan
pemanfaatan buku KIA dalam pelayanan yang integrative dan komprehensif.
4. Peran sarana pelayanan kesehatan sangatlah penting untuk mendukung
kelangsungan pemanfaat buku KIA dalam pelayanan yang intrgratif dan
komprehensif

Letak dan geografis


Lokasi Puskesmas Air Salobar berada pada Jalan DR. Malaihollo no. 75
Kelurahan Nusaniwe kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Puskesmas Air Salobar
mempunyai batas- batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan teluk Ambon, kelurahan Benteng, dan
kelurahan Wainitu
 Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Mangga Dua
 Sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Nona dan Dusun Siwang
 Sebelah baarat berbatsan dengan Desa Amahusu

15
Luas wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Air Salobar sekitar 82, 3 km di kelurahan Nusaniwe
16 km dan kelurahan Kudamati 66,3 km terdapat 14 RW masing- masing di di
kelurahan Nusaniwe 7 RW dan kelurahan kudamati 7 RW dan serta terdapat 43 RT
di kelurahan Kudamati dan kelurahan Nusaniwe 33 RT.

B. Kegiatan magang

Kegiatan magang dimulai saat mahasiswa pendapat pembekalan secara online


melalui aplikasi zoom pada hari sabtu tanggal 06 Agustus 2021 yang berlangsung
selama kurang lebih 3 jam yaitu dari jam 12:45 WIT sampai jam 15:05 WIT. Dalam
pembekalan tersebut mahasiswa di berikan materi oleh bapak Rudy. Umurela, SKM
selaku seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan Dinas Kota Ambon kemudian
dilanjutkan oleh dr. Augie.M.G.Joltuwu selaku kepala Puskesmas Waihaong dan
kemudian dilanjutkan lagi oleh ibu Sitri.Kaisuku,SKM selaku seksi kesehatan ibu dan
anak Dinas Kota Ambon. Setelah itu mahasiswa diberikan tanggung jawab untuk
membuat laporan magang dengan melihat masalah-masalah yang ada lingkungan
tempat mahasiwa tinggal.

Berikut ini adalah kegiatan yang di lakukan selama magang berlangsung:

1. 26 juli 2021 jam 19.00-20.00 WIT pertemuann dengan pembimbing


2. 2 Agustus 2021 jam 13.00- 14. 00 WIT pertemuan dengan pembimbing
3. Selasa 3- 5 agustus 09.00- 13.00 pendataan / tabulasi / analisis data.
4. Jumat 6 agustus 2021 09.00 – 11.00 penyusunan laporan
5. Jumat 6 agustus 2021 12.45 – 15.00 pembekalan magang dengan intitusi
6. Sabtu 7 agustus 2021 10.00 – 17.00 penyusunan laporan
7. Minggu 8 agsutus 2021 13.00 – 15.00 penyusunan laporan
8. Senin 9 agustus 2021 08.00 – 12,00 penyusunan laporan
16
9. selasa 10 agustus 2021 09.00 – 12.00 penyusunan laporan
10. Rabu 11- 12 agustus 2021 konsultasi laporan

Kegiatan ini dilakukakn secara online dengan studi kasus , menggunakan


metode literatur reveiew selama kegiatan magang , mahasiswa kesehatan masyarakat
khususnya peminatan KIA-KR dibekali dengan berbagai materi secara daring / online .

Metode penulisan laporan ini dengan mengunakan literature review Menurut


Hasibuan, Zainal A. (2007), Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan
bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan
kegiatan penelitian

Uraian Dalam bidang kesehatan literature review berfungsi untuk mencari bukti
ilmiah terkait penatalaksanaan tindakan perawatan yang akan dilakukan kepada
individu. Google scholar mencari Jurnal dalam penulis yaitu faktor- faktor yang
berhubungan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Tahapan literature review yaitu :


1. Formula permasalahan
Penulisan memilihtopik yang sesuai menarik, selain itu permasalah yang di
angkat harus ditulis dengan lengkap dan tepat
2. Mencari literature review
Literature yang dicari harus relevan dengan penelitian sehingga membantu
kita untuk mendapatkan gambaran (Overview) dari suatu topik penelitian
3. Evaluasi Data
Melihat dari literature yang ada , apa saja menajdi kotribusi tentang topik
yang dibahas . penulisan harus mencari dan menemukan sumber daya yang
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data bisa berupa pada data kuanlitatif ,
data kuantitatif maupun kombinasi dari keduanya.
4. Menganalisis dan menginterpretasikan
Mendiskusikan dan membahas literature review yang sudah ada didalam
jurnal .

17
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Magang

Gambar 1.1 Peta Puskesmas Air Salobar

Puskesmas Air Salobar di dirikan pada tahun 1974 dan terletak di Jl. Dr. Malaiholo, Nomor
75, Kelurahan Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, dengan jarak tempuh dari
pusat kota kurang lebih 7 km. Puskesmas Air Salobar adalah puskesmas non perawatan,
18
dengan luas wilayah kerja sekitar 82,3 km2, yang terbagi atas dua desa/keluarah dimana 16
km2 untuk kelurahan nusaniwe dan 66,3 km2 untuk kelurahan kudamati.

Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas Air Salobar adalah sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan teluk Ambon, Kelurahan Benteng dan Kelurahan
Wainitu.
 Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Mangga Dua
 Sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Nona dan DusunSiwang.
 Sebelah barat berbatasan dengan desa Amahusu.

Gambar 1.2 Profil Puskemas Air Salobar

Keterangan :
a. Tampak dari depan
b.Ruang tunggu pengambilan obat

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang
bekerja secara profesional. Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan
sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

19
undangan. (Premenkes No 43 Tahun 2019).
Puskesmas Air Salobar merupakan instansi yang bertanggung jawab atas
pembangunan kesehatan di kecamatan Nusaniwe. Untuk mengatur keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut di perlukan indikator. Indikator yang dipakai adalah
indikator kinerja dari standar pelayanan minimal bidang kesehatan.
Reformasi bidang kesehatan telah menerapkan visi pembangunan kesehatan yang tertuang
dalam undang – undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yaitu
bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus di wujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan peri
kemanusiaan, keseimbangan, manfaat perlindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiabn, keadilan, gender, dan nondiskriminatif dan norma- norma agama.

Gambar 3. 1 Struktur organisasi


Struktur Organisasi Puskesmas Air Salobar

20
Sumber: data profil Puskesmas Air Salobar Ambon Tahun 2019

Visi, Misi, Tujuan, Value dan Motto

Visi : “MEWUJUDKAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR YANG HANDAL,


DINAMIS, KREATIF, TERJANGKAU DAN MERATA DEMI TERWUJUDNYA
MASYARAKAT SEHAT “
Misi : Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas Puskesmas Air Salobar memiliki misi yaitu :
1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, mudah, cepat dan tepat
2. Menjalin dan meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sector dalam
melahirkan inovasi kesehatan yang mendorong kemandirian masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat

21
Tujuan :
 Tujuan umum
Tersedianya data atau informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam
rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna.

 Tujuan khusus
 Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan data, pengolahan,
analisis serta pengemasan informasi tentang pencapaian program yang telah
dilaksanakan Puskesmas Air Salobar tahun 2018.
 Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah di kumpilkan oleh berbagai
sistim pencatatan dan pelaporan di unit- unit kesehatan.
 Memberikan analisis- analisis yang mendukung penyediaan informasi dalam
menyususn alokasi dana/ anggaran program kesehatan.
 Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat provinsi dan nasional.

Value : Budaya kerja Puskesmas Air Salobar adalah “SEHATI “ :


S = Santun, sopan bertutur kata dan berperilaku
E = Empati, melayani dengan sepenuh hati
H = Handal, memberikan pelayanan terbaik oleh tenaga profesional
A = Adil, memebrikan pelayanan tanpa memihak, tidak semena- mena
T = Teladan, menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat dalam berperilaku sehat
I = Inovatif, dalam menerikan solusi untuk masalah kesehatan yang ada

22
Motto : “ kesehatan anda tujuan kami, kesembuhan anda harapan kami

Sumber Daya Manusia


Table 3. 2
Jumlah SDM puskesmas Airsalobar Kota Ambon

No Jenis Tenaga Kerja Keterangan


1 tenaga medis 3
2 tenaga kesehatan 23
3 Umum 3
Total 29
Sumber: data profil Puskesmas Air salobar 2019
Berdasarkan tabel di atas jumlah tenaga yang bekerja di Puskesmas Air salobar berjumlah 29
orang yang terbagi dalam 3 bagian: 3 tenaga medis , 23 tenaga kesehatan, dan 3 tenaga
kesehatan umur
Tabel 3. 3
Sarana Prasarana Yang Ada Di Puskesmas Air Salobar

No Jenis sarana prasarana


1 Ruang Rekamedik ( RR)
2 Ruang KIA/KB
3 Poli umum
4 Ruang gudang obat
5 Ruang poli gigi
6 Ruang UGD/ Tindakan
7 Ruang Laboratorium
Sumber : data profil Puskesmas Airsalobat Kota Ambon Tahun 2019
Berdasarkan tabel diatas jenis sarana prasaranan pada puskesmas salobar terdapat 7 jenis
yaitu, Ruangan Rekamedik (RR), Ruangan KIA/KB, Polio Umum, Ruangan Gudang Obat,
Ruangan Poli Gigi, Ruangan UGD/Tindakan dan Ruangan Laboratorium.

23
Gambar 1.4 Struktur Organisasi dan Alur Pelayanan Farmasi Puskesmas Air Salobar

Tugas dan kewenangan apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian adalah dalam
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat.

24
A. Hasil

Hasil penelitian berisi tentang uraian artikel yang telah di review dan di sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 3.4

Hasil literatur review dengan permasalahan yang di pilih

No Judul Penelitian Nama penelitian Tahun Lokasi Tujuan Desian penelitian Hasil

1. Faktor – faktor Fatima Anggi 2016 PUSKESMAS Faktor – faktor yang penelitian deskriptif 1.hubungan antara us
ibu dengan kejadia
yangberhubungan dengan Jayanti, Yudhy BANGETAYKOTA Berhubungan dengan analitik dengan
BBLR di Puskesmas
kejadian berat badan lahir Dharmawan, Ronny SEMARANG Kejadian berat badan rancangan case Bangetayu. Hal ini dap
dilihat pada 43 BBL
rendah di wilayah kerja Aruben lahir rendah (BBLR) control.
pada kelompok usia ib
puskesmas bangetayu kota berisiko berjumlah 29 ib
(67,4%) dan pad
semarang tahun 2016
kelompok usia ibu tidak
berisiko berjumlah 14 ib
(32,6%). Pada 43 BBL
pada kelompok usia ib
berisiko berjumlah 13 ib
(30,2%) dan pad
kelompok usia ibu
tidak berisiko berjumla
30 ibu (69,8%) denga
nilai p 0,001 dan nilai O
4,780.

25
2. dapat dilihat pada 4
BBLR pada kelompo
penambahan berat bada
berisiko berjumlah 35 ib
(81,4%) dan pad
kelompok penambahan
berat badan tidak berisik
berjumlah 8 ibu (18,6%)
2. faktor – faktor risiko yang Rini Febrianti 2019 Di RSUP . DR M. faktor – faktor risiko penelitian yang 1.Berdasarkan statist
memepengaruhi kejadian DJAMIL DI yang mempengaruhi bersifat analitik dengan uji Chi-Squar
berat lahir lahir rendah PADANG kejadian berat badan dengan desain case didapat nilai ρ value
( BBLR) di RSUP. DR . M. lahir rendah (BBLR) control dengan 0,005 (ρ< 0.05) artiny
DJAMIL PADANG menggunakan ada hubungan fakt
pendekatan risiko usia ibu terhada
retrospektif. kejadian Berat Bada
Lahir Rendah(BBLR)
RSUP Dr. M. Djam
Padang. Perhitunga
Odds Ratio (OR) = 2
artinya usia ibu yan
beresiko memiliki resik
2 kali melahirkan ba
BBLR, dibandingka
dengan usia ibu yan
tidak beresiko.

26
2. Berdasarkan statist
dengan uji Chi-Squar
didapat nilai ρ value
0,010 (ρ< 0.05) artiny
ada hubungan fakt
risiko anemia ibu terhada
kejadian Berat Bada
Lahir Rendah(BBLR)
RSUP Dr. M. Djam
Padang. Perhitunga
Odds Ratio (OR) = 2
artinya ibu yan
mengalami anem
beresiko 2 kali melahirka
bayi BBLR, dibandingka
dengan ibu yang tida
mengalami
Anemia

27
3. statistik dengan u
Chi-Square didap
nilai ρvalue = 0,000 (ρ
0.05) artinya ad
hubungan faktor risik
paritas ibu terhada
kejadian Berat Bada
Lahir Rendah(BBLR
di RSUP Dr. M. Djam
Padang.

3. Faktor – faktor yang Lia Yulianti 2021 di RSUD GUNUNG faktor – faktor yang Penelitian ini 1. Berdasarkan has
berhubungan dengan JATI DIKOTA berhubungan dengan menggunakan penelitian bahwa ba
kejadian bayi berat lahir CIREBON kejadian bayi berat metode deskriptif yang lahir dengan ber
rendah (BBLR) di RSUD lahir rendah (BBLR) dengan pendekatan badan rendah atau BBL
GUNUNG JATI KOTA kuantitatif. adalah bayi yang lah
CIREBON dari ibu yang umur ny
beresiko yaitu umur <20
>35 tahun. hasil u
statistik denga
menggunakan Chi Squar
terdapat adanya hubunga
antara umur ibu denga
kejadian bayi berat lah
rendah atau BBLR.

28
2. Berdasarkan has
penelitian didapatkan da
terbanyak adalah BBL
dari ibu dengan paritas
>4. Hasil uji statist
dengan menggunakan C
Square terdapat adany
hubungan antara parit
ibu dengan kejadian ba
berat lahir rendah ata
BBLR.

29
B. Pembahasan

Pengertian Bayi Berat Lahir Rendah


Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang usia gestasi. BBLR merupakan istilah untuk mengganti bayi premaur
karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram yaitu umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari
semestinya sekalipun cukup bulan atau karena kombinasi keduanya.
Klasifikasi BBLR
Menurut Proverawati dan Ismawati (2010), ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi
BBLR yaitu :
a. Berdasarkan harapan hidup
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 sampai <2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000 sampai <1500 gram.
3) Bayi berat lahir extrem rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram. 28

b. Berdasarakan usia gestasi


1) Prematuris murni
Bayi prematuris murni lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai
berat badan untuk masa kehamilan atau neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
(NKB-SMK).
2) Dismatur
Bayi dismatur lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhn intrauterin dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa kehamilannya.

Patofisiologi
1. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi
lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya
30
hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan
yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi dan keadaankeadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
2. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan
yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderita anemia.
3. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi
yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR
dan prematur juga lebih bes

Karakteristik BBLR
Menurut Proverawati dan Ismawati (2010), secara umum gambaran klinis dari bayi yang
lahir dengan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut :
a. Berat badan kurang dari 2500 gram.

31
b. Panjang badan kurang dari atau sama dengan 46 cm, lingkaran dada kurang dari atau
sama dengan 30 cm, dan lingkaran kepala kurang dari atau sama dengan 33 cm.
c. Kepala lebih besar dari badan.
d. Kulit tipis transparan, tampak mengkilat dan licin.
e. Rambut lanugo banyak.
f. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
g. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
h. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
i. Puting susu belum terbentuk sempurna.
j. Otot hipotonik lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah.
k. Genetalia belum sempurna. Pada bayi perempuan labia minora belum tertutup oleh
labia ayora, klitoris menonjol. Pada bayi laki-laki testis belum turun ke dalam
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang.
l. Pernapas tidak teratur, dapat terjadi apnea (gagal napas).
m. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus.
n. Reflek tonicneck lemah, reflek menghisap dan menelan belum sempurna

Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR

a. Faktor Ibu
1) Usia Ibu
Berdasarkan status kesehatan reproduksi, usia dibagi menjadi usia < 20 tahun, 20 –
30 tahun dan > 35 tahun. Menurut Rohyati dalam reproduksi sehat, usia yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, sedangkan yang berisiko untuk kehamilan dan
persalinan adalah usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
Usia berhubungan dengan kematangan sistem reproduksi seorang wanita. Kehamilan
di usia terlalu muda menyebabkan secara biologis kondisi rahim dan panggul ibu belum
berkembang secara sempurna. Hal tersebut menyebabkan aliran darah menuju serviks dan
rahim berkurang, sehingga asupan gizi untuk janin juga berkurang. Ibu yang hamil di usia
remaja masih mengalami masa pertumbuhan, sehingga terjadi ketidakseimbangan distribusi
32
gizi bagi ibu dan janin. Pada akhirnya, tubuh kesulitan untuk memenuhi gizi bagi ibu
maupun janin.

Usia berpengaruh terhadap kejadian BBLR, hal ini disebabkan karena melahirkan di
usia kurang dari 20 tahun terjadi persaingan nutrisi antara ibu dan janin dimana di usia
tersebut seorang wanita masih dalam masa pertumbuhan yang juga akan membutuhkan
asupan gizi yang besar untuk memenuhi masa pertumbuhannya. Begitu pula dengan usia
diatas 35 tahun, seorang wanita mengalami kemunduran fungsi biologis pada organ-organ
tubuh salah satunya penurunan mobilitas usus yang akan menyebabkan penurunan nafsu
makan sehingga mempengaruhi asupan nutrisi yang dibutuhkan antara ibu dan janin.
2) Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang perempuan.
Berdasarkan jumlahnya, paritas seorang perempuan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
nullipara, primipara, multipara, dan grandemultipara.
Paritas adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi kesejahteraan janin selama
kehamilan. Status paritas tinggi dapat meningkatkan faktor kejadian BBLR. Hal tersebut
terjadi karena kemampuan rahim dalam menyediakan nutrisi bagi kehamilan semakin
menurun sehingga penyaluran nutrisi antara ibu dan janin terhambat.
Paritas tinggi memberikan gambaran tingkat kehamilan yang banyak yang dapat
menyebabkan risiko kehamilan, dan kelahiran prematur. Semakin banyak jumlah kelahiran
yang dialami oleh ibu semakin tinggi risiko untuk mengalami komplikasi, hal ini dapat
diterangkan bahwa setiap kehamilan yang disusul dengan persalinan akan menyebabkan
kelainan uterus dalam hal ini kehamilan yang berulang-ulang menyebabkan sirkulasi nutrisi
ke janin terganggu.
Ibu grandemultipara beresiko melahirkan bayi dengan berat rendah, hal ini disebabkan
karena paritas yang tinggi akan mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal
fungsi pembuluh darah. Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai
masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Kehamilan dan persalinan
yang berulang-ulang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di dinding rahim dan terjadi
jaringan parut yang menyebabkan kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah
berulang kali diregangkan kehamilan. Jaringan parut tersebut mengakibatkan persediaan
33
darah ke plasenta berkurang, plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup uterus lebih luas.
Pada grandamultipara akan lebih beresiko mengalami perdarahan antepartum seperti solusio
plasenta maupun plasenta previa sehingga plasenta menipis dan cenderung timbul kelainan
letak ataupun kelainan pertumbuhan plasenta sehingga melahirkan bayi berat badan lahir
rendah .

3) Jarak kehamilan
Jarak kehamilan adalah selisih waktu antara kehamilan sebelumnya dengan
kehamilan selanjutnya. Jarak kehamilan yang terlalu dekat perlu diwaspadai karena fungsi
alat reproduksi tidak berfungsi secara optimal sehingga memungkinkan pertumbuhan janin
kurang baik. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun lebih berisiko karena kondisi rahim yang
belum pulih menimbulkan pertumbuhan janin yang kurang baik sehingga bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah, persalinan lama karena gangguan kekuatan kontraksi, dan
pendarahan saat persalinan. Jarak kelahiran yang optimal dianjurkan adalah 36 bulan akan
memberikan kesempatan kepada ibu untuk memperbiki gizi dan kesehatannya. Jarak
kehamilan yang terlalu dekat atau pendek meningkatkan terjadinya masalah yang beresiko.
Proses pemulihan pada alat reproduksi yang memerlukan waktu paling minimal 2 tahun.
Dan dalam 2 tahun ibu yang seharusnya terfokus pada pertumbuhan dan perkembangan anak
akan terbagi jika jarak kehamilan terjadi lagi kurang dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang < 2
tahun beresiko terjadinya BBLR.

4) Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, tingkat pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan rendah
(tamat SD, tamat SMP), pendidikan menengah (tamat SMA), dan pendidikan tinggi (tamat
Perguruan Tinggi).
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap
sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon
yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan alasan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan tersebut. Semakin tinggi pendidikan
34
seseorang, maka semakin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat sikap
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Tingkat pendidikan dengan penyebaran penyakit dan kematian memiliki hubungan
yang sangat erat, karena kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi cenderung lebih
mengetahui cara-cara mencegah penyakit. Pendidikan yag dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi pengetahuan dalam pengambilan keputusan secara tidak langsung akan
berpengaruh pada perilaku termasuk dalam hal memenuhi kebutuhan gizi melalui pola
makan serta memahami untuk melakukan antenatal care atau pemeriksaan selama
kehamilan.
Tingkat pendidikan yang dimiliki ibu mempunyai pengaruh kuat pada perilaku
reproduksi, kelahiran, kematian anak dan bayi, kesakitan, dan sikap serta kesadaran atas
kesehatan keluarga. Latar belakang pendidikan ibu mempengaruhi sikapnya dalam memilih
pelayanan kesehatan dan pola konsumsi makan yang berhubungan juga dengan peningkatan
berat badan ibu semasa hamil yang pada saatnya akan mempengaruhi kejadian BBLR. Ibu
yang berpendidikan rendah sulit untuk menerima inovasi dan sebagian besar kurang
mengetahui pentingnya perawatan pra kelahiran dan mempunyai keterbatasan mendapatkan
pelayanan antenatal yang adekuat dan keterbatasan mengkonsumsi makanan yang bergizi
selama hamil.

5) Umur kehamilan
Umur kehamilan adalah taksiran usia janin yang dihitung dari hari pertama haid terakhir
sampai saat melahirkan. Umur kehamilan terbagi menjadi tiga golongan yaitu:
a) Preterm : umur kehamamilan kurang dari 37 minggu.
b) Aterm ; umur kehamilan antara 37-42 minggu
c) Posterm : umur kehamilan lebih dari 4 minggu

Berat badan bayi akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan umur
kehamilan. Semakin pendek masa kehamilan maka semakin kurang sempurna/matang
pertumbuhan alat-alat tubuhnya sehingga pertumbuhan janin terganggu.
Usia kehamilan pada persalinan adalah penentu paling signifikan dari berat badan
35
bayi baru lahir. Usia kehamilan mempengaruhi pematangan organ dan efektifitas penyaluran
nutrisi dan oksigenasi plasenta yang dibutuhkan janin untuk tumbuh optimal.32 Pada
kehamilan kurang bulan (28-36 minggu) pematangan organ yang belum sempurna dan
kurang efektifitas dalam penyaluran nutrisi dan oksigenenisasi membuat pertumbuhan janin
tidak optimal, hal tersebut menyebabkan kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan
lahir rendah.

Berkembangnya peran dan fungsi organ tubuh bayi sejalan dengan usia kehamilan
ibu. Semakin matur usia kehamilan maka perkembangan organ tubuh bayi semakin
sempurna, sehingga bayi lebih siap untuk bertahan hidup di luar rahim. Kematuran usia
kehamilan juga dipengaruhi asupan nutrisi selama kehamilan. Pada setiap tahap proses
kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan nutrisi makanan dengan kandungan zat gizi
yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan perkembangan janin dan kondisi tubuh ibu. Oleh
karenanya pemantauan dan pengawasan kondisi ibu di setiap tahap kehamilan sangat
diperlukan agar ibu dan bayi terlahir sehat.

6) Status gizi

a) Kadar Hb
Status gizi pada hakikatnya merupakan hasil keseimbangan antara konsumsi zat-zat
makanan dengan kebutuhan dari tubuh. Apabila terjadi malnutrisi pada ibu hamil, volume
darah akan menurun, ukuran plasenta akan berkurang dan transfer nutrient melalu plasenta
ke janin berkurang sehingga pertumbuhan janin terganggu dan akan lahir dengan berat
badan rendah. Penilaian status gizi yang digunakan salah satunya menggunakan pemeriksaan
biokimia yaitu dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb. Hemoglobin adalah zat warna
dalam sel darah merah yng berfungsi untuk mengangkut oksigen. Apabila kadar hemoglobin
dalam darah berkurang maka kemampuan darah untuk mengikat dan membawa oksigen
akan berkurang, demikian pula zat-zat nutrisi yang dibawa oleh sel darah merah akan
berkurang. Keadaan ini menyebabkan janin kekurangan zat makanan dan oksigen sehingga
akan mengalami gangguan pertumbuhan.
Ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan oksigenasi uteroplasenta sehingga tidak
36
cukup mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin secara optimal. Jika
oksigen dalam darah berkurang maka janin akan mengalami hipoksia yang berakibat
terhadap gangguan pertumbuhan janin yang akan mempengaruhi berat badan lahir. Pada saat
kehamilan memerlukan aliran darah yang cukup untuk memenuhi nutrisi dalam rangka
mendukung pertumbuhan plasenta dan janin. Keadaan hipoksia akan menyebabkan
terjadinya stress oksidatif yaitu ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan
dan enzim-enzim yang berperan dalam proses menginaktifkan radikal bebas seperti
superoxide dismutase, katalase dan gluthatione pitoxidase. Akibat malnutrisi intrauterin
maka kadar antioksidan dan enzim-enzim tersebut lebih rendah karena mikronutrien yang
penting untuk sintesisnya berkurang sehingga pertumbuhan janin terganggu.
Ibu hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga karena pada masa ini janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah
lahir. Kejadian anemia meningkat dengan bertambahnya umur kehamilan disebabkan
terjadinya perubahan fisiologis pada kehamilan yang dimulai pada minggu ke-6, yaitu
bertambahnya volume plasma dan mencapai puncaknya pada minggu ke-26 sehingga terjadi
penurunan kadar Hb. Penurunan kadar Hb yang disebabkan oleh bertambahnya umur
kehamilan akan membentuk faktor bersama yang berpengaruh terhadap berat lahir bayi
sehingga ibu hamil akan mengalami anemia yang dapat menimbulkan hipoksia.
Bekurangnya aliran darah ke uterus yang akan menyebabkan aliran oksigen dan nutrisi ke
plasenta dan janin terganggu dan menyebabkan perkembangan janin terhambat sehingga
janin lahir dengan BBLR. Selama kehamilan diperlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Penurunan konsentrasi Hb akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi.
Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.

7) Kurang Energi Kronik (KEK)


Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan.
Apabila status gizi buruk, baik sebelum kehamilan maupun selama kehamilan akan
menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada janin, menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah infeksi, abortus
dan sebagainya sehingga memiliki risiko melahirkan bayi dengan BBLR.
37
Pengukuran antropometri LILA merupakan indikator lemak subkutan dan otot
sehingga dapat digunakan untuk mengetahui cadangan protein di dalam tubuh. Ukuran LILA
dapat digunakan sebagai indikator Protein Energy Malnutrition (PEM) pada anak-anak serta
mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur. Status gizi ibu
yang diukur berdasarkan LILA memperoleh hasil < 23,5 cm maka di kategorikan mengalami
KEK.33
Ibu yang tergolong KEK mengalami kekurangan energi dalam waktu yang lama,
bahkan sejak sebelum masa kehamilan. Asupan gizi yang tidak adekuat saat masa implantasi
embrio dapat berakibat fatal bagi perkembangan janin di trimester selanjutnya. Padahal,
sebelum dan saat hamil, ibu membutuhkan asupan gizi yang optimal untuk mempersiapkan
dan menunjang pertumbuhan serta perkembangan janin, sehingga jika ibu mengalami
kekurangan gizi maka asupan gizi yang diberikan untuk janin juga akan sulit untuk
terpenuhi, akibatnya terjadi hambatan pertumbuhan janin dan berat bayi lahir yang rendah.
8) Status sosial ekonomi
Tingkat sosio-ekonomi merupakan salah satu faktor yang paling dekat terkait dengan
status kesehatan penduduk. Status sosial ekonomi akan mempengaruhi dalam pemilihan
makanan sehari-hari. Dampak dari sosial ekonomi yang rendah adalah kurang gizi. Keluarga
dengan status sosial ekonomi yang baik kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tercukupi
untuk kehamilannya, sedangkan keluarga dengan status ekonomi kurang akan kurang
menjamin ketersedianaan jumlah dan keanekaragaman makanan. Dengan demikian, status
sosial ekonomi menjadi faktor penting bagi kualitas dan kuantitas makanan ibu hail untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin
b. Faktor janin
1) Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat
pembuahan. Bayi dengan kelainan kongenital yang berat mengalami retardasi pertumbuhan
sehingga berat lahirnya rendah.
2) Infark Plasenta
Infark Plasenta adalah terjadinya pemadatan plasenta, nodular dan keras, sehingga
tidak berfungsi dalam pertukaran nutrisi. Infark plasenta disebabkan oleh infeksi pada
pembuluh darah arteri dalam bentuk pariartritis atau enartritis yang menimbulkan nekrosis
38
jaringan dan disertai bekuan darah. Pada gangguan yang besar dapat menimbulkan
kurangnya pertukaran nutrisi, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, keguguran, lahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan kematian dalam
rahim.
3) Disfungsi Plasenta
Disfungsi plasenta adalah gangguan plasenta untuk dapat melakukan pertukaran O2
dan CO2 dan menyalurkan sisa metabolism menuju sirkulasi ibu untuk dibuang melalui alat
ekskresi. Akibat gangguan fungsi plasenta, perkembangan dan pertumbuhan janin dalam
rahim mengalami kelainan seperti persalinan prematuritas, bayi berat lahir rendah, dan
sampai kematian janin dalam rahim.
c. Faktor Lingkungan
1) Paparan asap rokok
Ibu hamil peroko aktif menyebabkan efek yang merugikan untuk kehamilannya.
Merokok selama kehamilan menghambat penyerapan vitamin B dan C serta asam folat.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan cacat pembuluh neural dan meningkatkan risiko
komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan. Wanita perokok cenderung akan makan
sedikit, sehingga pemenuhan nutrisi dari ibu ke janin juga berkurang. Merokok
menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi yang
berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah aliran darah ke dalam uterus dan yang
sampai ke dalam ruang intervillus.
Rokok mengandung bahan kimia berbahaya seperti nikotin, kotinin dan
karbonmonoksida yang apabila dihirup oleh orang lainjuga bisa menyebabkan gangguan
kesehatan. Nikotin pada rokok memiliki sifat vasoaktif karena dapat memengaruhi konstriksi
dan dilatasi pembuluh darah. Nikotin yang masuk ke dalam plasenta akan menurunkan
sirkulasi darah menuju janin. Apabila sirkulasi darah menuju janin rendah, maka pasokan zat
gizi untuk pertumbuhan janin juga akan terhambat.35 Di samping itu, zat karbonmonoksida
(CO) yang terhirup dan masuk ke dalam tubuh akan mengikat Hb dan pada akhirnya
mengakibatkan chronic fetal hypoxia. Fetal hypoxia kronis dapat mengakibatkan janin
kekurangan zat gizi dan oksigen, sehingga pada akhirnya bayi juga mengalami gangguan
pertumbuhan.
Asap rokok secara tidak langsung dapat membahayakan ibu hamil perokok pasif dan
39
janinnya yang sedang berkembang. Ketika ibu hamil menghirup asap rokok maka asap
tersebut akan menembus plasenta dan masuk ke dalam peredaran darah janin dengan semua
zat yang terkandung dalam rokok yang membahayakan bagi janin. risiko terpaparnya ibu
hamil dengan asap rokok dapat menyebabkan kelahiran BBLR.
2) Alkohol
Alkohol adalah teratogen yang dapat mempengaruhi janin meski sudah dalam fase
perkembangan embrionik awal. Alkohol menembus plasenta dan menciptakan konsentrasi
yang setara dengan sirkulasi janin. Alkohol menyebabkan gangguan retardasi pertumbuhan
janin sehingga bayi dapat mengalami BBLR.

40
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Adanya faktor- faktor yang berhubungan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
yaitu Ada hubungan antara usia ibu dan penambahan berat badan dengan kejadian
BBLR kejadian bayi berat lahir rendah di wilayah kerja puskesmas bangetayu
 Adanya faktor- faktor yang berhubungan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu ada
hubungan antara usia ibu , paritas kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah
Gunung Jati Kota Cirebon.
 Adanya faktor- faktor yang berhubungan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu usia
ibu , paritas dan anemia kejadian BBLR di di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
B. Saran
 Bagi Puskesmas

Disarankan puskesmas lebih intensif dalam melakukan pemantauan terhadap


faktorfaktor yang dapat berisiko terhadap berat badan lahir rendah terutama
usia ibu pada saat hamil, penambahan berat badan dan usia kehamilan.
 Bagi Ibu
1. . Ibu hamil yang memiliki usia < 20 atau > 35 tahun diharapkan lebih
sering melakukan kunjungan antenatal care guna untuk mengetahui
kondisi ibu dan juga janin sehingga apabila terdapat komplikasi selama
kehamilan dapat terdeteksi sejak dini.
2. Ibu hamil yang memiliki penambahan berat badan < 10 kg disarankan
untuk lebih sering mengkonsumsi makanan bergizi dari porsi makan
sebelum hamil.
3. Ibu hamil yang melahirkanpada usia kehamilan < 37 minggu disarankan
untuk sering melakukan check up ke memeriksakan bayi untuk melihat
tumbuh kembang bayi dan apabila terdapat gangguan dalam tumbuh
kembang bayi dapat terdeteksi sejak dini.
4. Upaya – upaya pencegahan yaang dilakukan ibu selama hamil
diantaranya pemeriksaan ANC secara teratur dan rutin serta mengikuti
41
penyuluhan-penyuluhan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
daerah setempat agar bisa meningkatkan pengetahuan tentang upaya
pencegahan bayi berat lahir rendah
5. Upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan pelayanan pemeriksaan
kehamilan yang berkualitas dan terpadu, meningkatkan pelaksanaan
Gerakan Sayang Ibu – Bayi Baru Lahir (GSI-B) dan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K),
meningkatkan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal
esensial, peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan melalui
peningkatan keterampilan dan pelatihan, meningkatkan fungsi keluarga
dalam perawatan bayi dan balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan
pemanfaatan buku KIA.

42
DAFTAR PUSTAKA

https://raharja.ac.id › 2020/10/13 › literature-review

https://ejournal.unaja.ac.id/index.php/SCJ/article/view/663

https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/article/view/1822

http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

43
LAMPIRAN

44
45
TIME SCHEDUL
MAHASISWA MAGANG KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
AMBON

N Kegiatan Hari ke
O
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pembekalan
2 Persiapan
3 Pendataan/tabulasi
hasil/analisis
4 pembuatan laporan
5 Konsultasi laporan
6 Pengumpulan laporan
magang

Ambon 02- Agustus - 2020


Pembimbing Institusi

(M. Paunno., S.SiT. MPH )


NIDN: 0004086710

46
47
JURNAL/CATATAN HARIAN MAHASISWA MAGANG KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU AMBON

NO HARI/TGL JAM KEGIATAN KET


1 Senin 26- Juli- 2021 19.00-20:00WIT Proses bimbingan kegiatanmagang serta
penyusunan laporan dengan
pembimbing akademik menggunakan Googel Meet

2. Senin 2-Agustus -2021 13:00 – 15:00 WIT Proses bimbingan persiapan kegiatan magang serta
penyusunan laporan dengan
pembimbing akademik menggunakan Googel Meet

3. Selasa 3-5 agustus – 2021 09:00- 13:00 Pendataan/ tabulasi/ analisis data

1. Jumat 6 - Agustus – 202 09:00- 11:00 WIT Pendataan/ tabulasi/ analisis data

Pembekalan Magang Bersama Dosen- Dosen Dan


2. Jumat 6 – Agustus – 2021 12:45 – 15:00 WIT Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dengan
mengunakan aplikasi zoom
5. Sabtu 7 – 8 Agustus – 2021 10:00 – 17:00 WIT Penyusunan Laporan

6. Senin 9 – 11 Agustus – 2021 08:00 – 9:00 WIT Penyusunan laporan

7. Rabu 12-15 agustus – 2021 19:00 – 20:00 WIT Konsultasi laporan

8. Senin 16 – agustus – 2021 10:00 Pengumpulan laporan


Magang

Ambon 02 – Agustus- 2021


PEMBIMBING AKADEMIK

(M. Paunno., S.SiT. MPH)

NIDN : 0004086710

Anda mungkin juga menyukai