Pricilia Marlisa (Laporan Magang)
Pricilia Marlisa (Laporan Magang)
Pricilia Marlisa (Laporan Magang)
OLEH :
PRICILIA MARLISA
12113201180067
PEMINATAN KIA-KR
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA MALUKUAMBON
2021
1
DATA PESERTA MAGANG
Peserta Magang
PRICILIA MARLISA
1211320118006
2
LEMBARAN PENGESAHAN
salah satu syarat kegiatan Magang Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Disetujui,
Pembimbing Akademik,
Mengetahui, Ketua
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
3
PENILAIAN PELAKSANAAN MAGANG
Komentar Pembimbing :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas kasih dankarunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat
melaksanakan dan menyusun laporan magang penelitian dengan judul faktor- faktor
yang berhubungan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dikota ambon selama
kurang lebih 2 minggu yaitu 2 agustus sampai dengan 14 agustus.
Saya mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya kepada Bapak/ Ibu
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan materi kepada kami sehingga
proses magang ini berjalan dengan baik, ucapan terima kasih ini juga saya
sampaikan kepada pembimbing institusi, Ibu Siti Kaisuku. SKM. M. Kes Dinkes
Ambon. Serta pembimbing akademik Ibu yang telah banyak meluangkan waktu
dan kesempatan untuk melakukan pembimbingan kepada kami dalam kegiatan
magang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu dan
mengarahkan kami selama pelaksanaan kegiatan magang, yakni kepada:
1. G. V. Souisa, S.Si.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat
2. B. Talarima, SKM, M. Kes selaku dekan fakultas kesehatan
3. M. Paunno., S. SiT,MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Para
Dosen Pengajar Mata Kuliah Magang.
4. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, dimana yang telah
membantu dalam pelaksanaan magang hingga penyususnan laporan magang
ini sampai selesai.
Penulis menyadari dengan keterbatasan yang ada, laporan magang ini masih
memerlukan perbaikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak merupakan penghargaan tersendiri bagi Penulis untuk terus berkarya memperbaiki diri
demi kesempurnaan karya berikutnya, Amin.
Penulis
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... 3
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 5
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 6
DAFTAR TABEL............................................................................................................. 7
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ 8
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................... 9
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 10
B. Tujuan ................................................................................................................. 10
C. Manfaat Magang................................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 40
6
B. Saran................................................................................................................... 40
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR LAMPIRAN
1. Time Schedule............................................................................................................ 45
2. Jurnal/Catatan Kegiatan Harian.................................................................. 46
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
10
Tujuan yang lebih rinci dapat dipaparkan sebagai berikut :
11
3. Meningkatkan kemampuan analisa mahasiswa, khususnya
terhadap masalah kesehatan masyarakat.
4. Menggali hubungan keterkaitan dan kesepadanan antara
perguruan tinggi dengan dunia kerja.
C. Manfaat Magang
1. Bagi Mahasiswa
12
BAB II
KEGIATAN MAGANG
A. Pengenalan lokasi
Pembekalan magang di berikan oleh pembimbing institusi Ibu Siti Kaisuku, SKM.
M.Kes dengan materi yang di berikan Kesehatan ibu dan anak
Berikut ini uraian materi :
Indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak
1. Akses Pelayanan ANC
2. Pelayanan ANC Lengkap Atau K4
3. Persalinan Oleh Nakes
4. Pelayanan Nifas Lengkap Atau ( KF)
5. Pelayanan Komplikasi Obstetric ( PK)
6. Penjaringan Ibu Hamil Faktor Resiko Oleh Masyarakat
13
Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak.
3. Alat Untuk Mendeteksi Secara Dini Adanya Gangguan Atau Masalah Kesehatan
Ibu Dan Anak
4. Catatan Pelayananann Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Termasuk Rujukanny
14
Buku KIA dalam mendukung kesehatan ibu dan anak
1. Sebagai alat untuk mobilisasi sosial dan pemberdayaan masyarakat
2. Sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan KIA
3. Sebagai alat untuk meningkatkan survailance, monitoring, dan sisitem informasi
4. Sebagai alat untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan
Kesimpulan
1. Buku KIA salah satu intervesi pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan ibu dan anak
2. Bila buku KIA di manfaatkan secara maksimal sejak ibu hamil samapai anak
berusia 5 tahun di harapkan berkontribusi terhadap penurunan AKI, AKB dan
AKBAL
3. Peran kader dan profesi sangatlah penting untuk mendukung kelangsungan
pemanfaatan buku KIA dalam pelayanan yang integrative dan komprehensif.
4. Peran sarana pelayanan kesehatan sangatlah penting untuk mendukung
kelangsungan pemanfaat buku KIA dalam pelayanan yang intrgratif dan
komprehensif
15
Luas wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Air Salobar sekitar 82, 3 km di kelurahan Nusaniwe
16 km dan kelurahan Kudamati 66,3 km terdapat 14 RW masing- masing di di
kelurahan Nusaniwe 7 RW dan kelurahan kudamati 7 RW dan serta terdapat 43 RT
di kelurahan Kudamati dan kelurahan Nusaniwe 33 RT.
B. Kegiatan magang
Uraian Dalam bidang kesehatan literature review berfungsi untuk mencari bukti
ilmiah terkait penatalaksanaan tindakan perawatan yang akan dilakukan kepada
individu. Google scholar mencari Jurnal dalam penulis yaitu faktor- faktor yang
berhubungan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR).
17
BAB III
Puskesmas Air Salobar di dirikan pada tahun 1974 dan terletak di Jl. Dr. Malaiholo, Nomor
75, Kelurahan Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, dengan jarak tempuh dari
pusat kota kurang lebih 7 km. Puskesmas Air Salobar adalah puskesmas non perawatan,
18
dengan luas wilayah kerja sekitar 82,3 km2, yang terbagi atas dua desa/keluarah dimana 16
km2 untuk kelurahan nusaniwe dan 66,3 km2 untuk kelurahan kudamati.
Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas Air Salobar adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan teluk Ambon, Kelurahan Benteng dan Kelurahan
Wainitu.
Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Mangga Dua
Sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Nona dan DusunSiwang.
Sebelah barat berbatasan dengan desa Amahusu.
Keterangan :
a. Tampak dari depan
b.Ruang tunggu pengambilan obat
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang
bekerja secara profesional. Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan
sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
19
undangan. (Premenkes No 43 Tahun 2019).
Puskesmas Air Salobar merupakan instansi yang bertanggung jawab atas
pembangunan kesehatan di kecamatan Nusaniwe. Untuk mengatur keberhasilan
pembangunan kesehatan tersebut di perlukan indikator. Indikator yang dipakai adalah
indikator kinerja dari standar pelayanan minimal bidang kesehatan.
Reformasi bidang kesehatan telah menerapkan visi pembangunan kesehatan yang tertuang
dalam undang – undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yaitu
bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus di wujudkan sesuai dengan cita- cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan peri
kemanusiaan, keseimbangan, manfaat perlindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiabn, keadilan, gender, dan nondiskriminatif dan norma- norma agama.
20
Sumber: data profil Puskesmas Air Salobar Ambon Tahun 2019
21
Tujuan :
Tujuan umum
Tersedianya data atau informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam
rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna.
Tujuan khusus
Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan data, pengolahan,
analisis serta pengemasan informasi tentang pencapaian program yang telah
dilaksanakan Puskesmas Air Salobar tahun 2018.
Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah di kumpilkan oleh berbagai
sistim pencatatan dan pelaporan di unit- unit kesehatan.
Memberikan analisis- analisis yang mendukung penyediaan informasi dalam
menyususn alokasi dana/ anggaran program kesehatan.
Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat provinsi dan nasional.
22
Motto : “ kesehatan anda tujuan kami, kesembuhan anda harapan kami
23
Gambar 1.4 Struktur Organisasi dan Alur Pelayanan Farmasi Puskesmas Air Salobar
Tugas dan kewenangan apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian adalah dalam
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat.
24
A. Hasil
Hasil penelitian berisi tentang uraian artikel yang telah di review dan di sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel 3.4
No Judul Penelitian Nama penelitian Tahun Lokasi Tujuan Desian penelitian Hasil
1. Faktor – faktor Fatima Anggi 2016 PUSKESMAS Faktor – faktor yang penelitian deskriptif 1.hubungan antara us
ibu dengan kejadia
yangberhubungan dengan Jayanti, Yudhy BANGETAYKOTA Berhubungan dengan analitik dengan
BBLR di Puskesmas
kejadian berat badan lahir Dharmawan, Ronny SEMARANG Kejadian berat badan rancangan case Bangetayu. Hal ini dap
dilihat pada 43 BBL
rendah di wilayah kerja Aruben lahir rendah (BBLR) control.
pada kelompok usia ib
puskesmas bangetayu kota berisiko berjumlah 29 ib
(67,4%) dan pad
semarang tahun 2016
kelompok usia ibu tidak
berisiko berjumlah 14 ib
(32,6%). Pada 43 BBL
pada kelompok usia ib
berisiko berjumlah 13 ib
(30,2%) dan pad
kelompok usia ibu
tidak berisiko berjumla
30 ibu (69,8%) denga
nilai p 0,001 dan nilai O
4,780.
25
2. dapat dilihat pada 4
BBLR pada kelompo
penambahan berat bada
berisiko berjumlah 35 ib
(81,4%) dan pad
kelompok penambahan
berat badan tidak berisik
berjumlah 8 ibu (18,6%)
2. faktor – faktor risiko yang Rini Febrianti 2019 Di RSUP . DR M. faktor – faktor risiko penelitian yang 1.Berdasarkan statist
memepengaruhi kejadian DJAMIL DI yang mempengaruhi bersifat analitik dengan uji Chi-Squar
berat lahir lahir rendah PADANG kejadian berat badan dengan desain case didapat nilai ρ value
( BBLR) di RSUP. DR . M. lahir rendah (BBLR) control dengan 0,005 (ρ< 0.05) artiny
DJAMIL PADANG menggunakan ada hubungan fakt
pendekatan risiko usia ibu terhada
retrospektif. kejadian Berat Bada
Lahir Rendah(BBLR)
RSUP Dr. M. Djam
Padang. Perhitunga
Odds Ratio (OR) = 2
artinya usia ibu yan
beresiko memiliki resik
2 kali melahirkan ba
BBLR, dibandingka
dengan usia ibu yan
tidak beresiko.
26
2. Berdasarkan statist
dengan uji Chi-Squar
didapat nilai ρ value
0,010 (ρ< 0.05) artiny
ada hubungan fakt
risiko anemia ibu terhada
kejadian Berat Bada
Lahir Rendah(BBLR)
RSUP Dr. M. Djam
Padang. Perhitunga
Odds Ratio (OR) = 2
artinya ibu yan
mengalami anem
beresiko 2 kali melahirka
bayi BBLR, dibandingka
dengan ibu yang tida
mengalami
Anemia
27
3. statistik dengan u
Chi-Square didap
nilai ρvalue = 0,000 (ρ
0.05) artinya ad
hubungan faktor risik
paritas ibu terhada
kejadian Berat Bada
Lahir Rendah(BBLR
di RSUP Dr. M. Djam
Padang.
3. Faktor – faktor yang Lia Yulianti 2021 di RSUD GUNUNG faktor – faktor yang Penelitian ini 1. Berdasarkan has
berhubungan dengan JATI DIKOTA berhubungan dengan menggunakan penelitian bahwa ba
kejadian bayi berat lahir CIREBON kejadian bayi berat metode deskriptif yang lahir dengan ber
rendah (BBLR) di RSUD lahir rendah (BBLR) dengan pendekatan badan rendah atau BBL
GUNUNG JATI KOTA kuantitatif. adalah bayi yang lah
CIREBON dari ibu yang umur ny
beresiko yaitu umur <20
>35 tahun. hasil u
statistik denga
menggunakan Chi Squar
terdapat adanya hubunga
antara umur ibu denga
kejadian bayi berat lah
rendah atau BBLR.
28
2. Berdasarkan has
penelitian didapatkan da
terbanyak adalah BBL
dari ibu dengan paritas
>4. Hasil uji statist
dengan menggunakan C
Square terdapat adany
hubungan antara parit
ibu dengan kejadian ba
berat lahir rendah ata
BBLR.
29
B. Pembahasan
Patofisiologi
1. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi
lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya
30
hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan
yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi dan keadaankeadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
2. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan
yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderita anemia.
3. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi
yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR
dan prematur juga lebih bes
Karakteristik BBLR
Menurut Proverawati dan Ismawati (2010), secara umum gambaran klinis dari bayi yang
lahir dengan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut :
a. Berat badan kurang dari 2500 gram.
31
b. Panjang badan kurang dari atau sama dengan 46 cm, lingkaran dada kurang dari atau
sama dengan 30 cm, dan lingkaran kepala kurang dari atau sama dengan 33 cm.
c. Kepala lebih besar dari badan.
d. Kulit tipis transparan, tampak mengkilat dan licin.
e. Rambut lanugo banyak.
f. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
g. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
h. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
i. Puting susu belum terbentuk sempurna.
j. Otot hipotonik lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan lemah.
k. Genetalia belum sempurna. Pada bayi perempuan labia minora belum tertutup oleh
labia ayora, klitoris menonjol. Pada bayi laki-laki testis belum turun ke dalam
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang.
l. Pernapas tidak teratur, dapat terjadi apnea (gagal napas).
m. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus.
n. Reflek tonicneck lemah, reflek menghisap dan menelan belum sempurna
a. Faktor Ibu
1) Usia Ibu
Berdasarkan status kesehatan reproduksi, usia dibagi menjadi usia < 20 tahun, 20 –
30 tahun dan > 35 tahun. Menurut Rohyati dalam reproduksi sehat, usia yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, sedangkan yang berisiko untuk kehamilan dan
persalinan adalah usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
Usia berhubungan dengan kematangan sistem reproduksi seorang wanita. Kehamilan
di usia terlalu muda menyebabkan secara biologis kondisi rahim dan panggul ibu belum
berkembang secara sempurna. Hal tersebut menyebabkan aliran darah menuju serviks dan
rahim berkurang, sehingga asupan gizi untuk janin juga berkurang. Ibu yang hamil di usia
remaja masih mengalami masa pertumbuhan, sehingga terjadi ketidakseimbangan distribusi
32
gizi bagi ibu dan janin. Pada akhirnya, tubuh kesulitan untuk memenuhi gizi bagi ibu
maupun janin.
Usia berpengaruh terhadap kejadian BBLR, hal ini disebabkan karena melahirkan di
usia kurang dari 20 tahun terjadi persaingan nutrisi antara ibu dan janin dimana di usia
tersebut seorang wanita masih dalam masa pertumbuhan yang juga akan membutuhkan
asupan gizi yang besar untuk memenuhi masa pertumbuhannya. Begitu pula dengan usia
diatas 35 tahun, seorang wanita mengalami kemunduran fungsi biologis pada organ-organ
tubuh salah satunya penurunan mobilitas usus yang akan menyebabkan penurunan nafsu
makan sehingga mempengaruhi asupan nutrisi yang dibutuhkan antara ibu dan janin.
2) Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang perempuan.
Berdasarkan jumlahnya, paritas seorang perempuan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
nullipara, primipara, multipara, dan grandemultipara.
Paritas adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi kesejahteraan janin selama
kehamilan. Status paritas tinggi dapat meningkatkan faktor kejadian BBLR. Hal tersebut
terjadi karena kemampuan rahim dalam menyediakan nutrisi bagi kehamilan semakin
menurun sehingga penyaluran nutrisi antara ibu dan janin terhambat.
Paritas tinggi memberikan gambaran tingkat kehamilan yang banyak yang dapat
menyebabkan risiko kehamilan, dan kelahiran prematur. Semakin banyak jumlah kelahiran
yang dialami oleh ibu semakin tinggi risiko untuk mengalami komplikasi, hal ini dapat
diterangkan bahwa setiap kehamilan yang disusul dengan persalinan akan menyebabkan
kelainan uterus dalam hal ini kehamilan yang berulang-ulang menyebabkan sirkulasi nutrisi
ke janin terganggu.
Ibu grandemultipara beresiko melahirkan bayi dengan berat rendah, hal ini disebabkan
karena paritas yang tinggi akan mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal
fungsi pembuluh darah. Paritas yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai
masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Kehamilan dan persalinan
yang berulang-ulang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di dinding rahim dan terjadi
jaringan parut yang menyebabkan kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah
berulang kali diregangkan kehamilan. Jaringan parut tersebut mengakibatkan persediaan
33
darah ke plasenta berkurang, plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup uterus lebih luas.
Pada grandamultipara akan lebih beresiko mengalami perdarahan antepartum seperti solusio
plasenta maupun plasenta previa sehingga plasenta menipis dan cenderung timbul kelainan
letak ataupun kelainan pertumbuhan plasenta sehingga melahirkan bayi berat badan lahir
rendah .
3) Jarak kehamilan
Jarak kehamilan adalah selisih waktu antara kehamilan sebelumnya dengan
kehamilan selanjutnya. Jarak kehamilan yang terlalu dekat perlu diwaspadai karena fungsi
alat reproduksi tidak berfungsi secara optimal sehingga memungkinkan pertumbuhan janin
kurang baik. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun lebih berisiko karena kondisi rahim yang
belum pulih menimbulkan pertumbuhan janin yang kurang baik sehingga bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah, persalinan lama karena gangguan kekuatan kontraksi, dan
pendarahan saat persalinan. Jarak kelahiran yang optimal dianjurkan adalah 36 bulan akan
memberikan kesempatan kepada ibu untuk memperbiki gizi dan kesehatannya. Jarak
kehamilan yang terlalu dekat atau pendek meningkatkan terjadinya masalah yang beresiko.
Proses pemulihan pada alat reproduksi yang memerlukan waktu paling minimal 2 tahun.
Dan dalam 2 tahun ibu yang seharusnya terfokus pada pertumbuhan dan perkembangan anak
akan terbagi jika jarak kehamilan terjadi lagi kurang dari 2 tahun. Jarak kehamilan yang < 2
tahun beresiko terjadinya BBLR.
4) Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, tingkat pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan rendah
(tamat SD, tamat SMP), pendidikan menengah (tamat SMA), dan pendidikan tinggi (tamat
Perguruan Tinggi).
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap
sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon
yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan alasan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan tersebut. Semakin tinggi pendidikan
34
seseorang, maka semakin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat sikap
terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Tingkat pendidikan dengan penyebaran penyakit dan kematian memiliki hubungan
yang sangat erat, karena kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi cenderung lebih
mengetahui cara-cara mencegah penyakit. Pendidikan yag dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi pengetahuan dalam pengambilan keputusan secara tidak langsung akan
berpengaruh pada perilaku termasuk dalam hal memenuhi kebutuhan gizi melalui pola
makan serta memahami untuk melakukan antenatal care atau pemeriksaan selama
kehamilan.
Tingkat pendidikan yang dimiliki ibu mempunyai pengaruh kuat pada perilaku
reproduksi, kelahiran, kematian anak dan bayi, kesakitan, dan sikap serta kesadaran atas
kesehatan keluarga. Latar belakang pendidikan ibu mempengaruhi sikapnya dalam memilih
pelayanan kesehatan dan pola konsumsi makan yang berhubungan juga dengan peningkatan
berat badan ibu semasa hamil yang pada saatnya akan mempengaruhi kejadian BBLR. Ibu
yang berpendidikan rendah sulit untuk menerima inovasi dan sebagian besar kurang
mengetahui pentingnya perawatan pra kelahiran dan mempunyai keterbatasan mendapatkan
pelayanan antenatal yang adekuat dan keterbatasan mengkonsumsi makanan yang bergizi
selama hamil.
5) Umur kehamilan
Umur kehamilan adalah taksiran usia janin yang dihitung dari hari pertama haid terakhir
sampai saat melahirkan. Umur kehamilan terbagi menjadi tiga golongan yaitu:
a) Preterm : umur kehamamilan kurang dari 37 minggu.
b) Aterm ; umur kehamilan antara 37-42 minggu
c) Posterm : umur kehamilan lebih dari 4 minggu
Berat badan bayi akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan umur
kehamilan. Semakin pendek masa kehamilan maka semakin kurang sempurna/matang
pertumbuhan alat-alat tubuhnya sehingga pertumbuhan janin terganggu.
Usia kehamilan pada persalinan adalah penentu paling signifikan dari berat badan
35
bayi baru lahir. Usia kehamilan mempengaruhi pematangan organ dan efektifitas penyaluran
nutrisi dan oksigenasi plasenta yang dibutuhkan janin untuk tumbuh optimal.32 Pada
kehamilan kurang bulan (28-36 minggu) pematangan organ yang belum sempurna dan
kurang efektifitas dalam penyaluran nutrisi dan oksigenenisasi membuat pertumbuhan janin
tidak optimal, hal tersebut menyebabkan kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan
lahir rendah.
Berkembangnya peran dan fungsi organ tubuh bayi sejalan dengan usia kehamilan
ibu. Semakin matur usia kehamilan maka perkembangan organ tubuh bayi semakin
sempurna, sehingga bayi lebih siap untuk bertahan hidup di luar rahim. Kematuran usia
kehamilan juga dipengaruhi asupan nutrisi selama kehamilan. Pada setiap tahap proses
kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan nutrisi makanan dengan kandungan zat gizi
yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan perkembangan janin dan kondisi tubuh ibu. Oleh
karenanya pemantauan dan pengawasan kondisi ibu di setiap tahap kehamilan sangat
diperlukan agar ibu dan bayi terlahir sehat.
6) Status gizi
a) Kadar Hb
Status gizi pada hakikatnya merupakan hasil keseimbangan antara konsumsi zat-zat
makanan dengan kebutuhan dari tubuh. Apabila terjadi malnutrisi pada ibu hamil, volume
darah akan menurun, ukuran plasenta akan berkurang dan transfer nutrient melalu plasenta
ke janin berkurang sehingga pertumbuhan janin terganggu dan akan lahir dengan berat
badan rendah. Penilaian status gizi yang digunakan salah satunya menggunakan pemeriksaan
biokimia yaitu dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb. Hemoglobin adalah zat warna
dalam sel darah merah yng berfungsi untuk mengangkut oksigen. Apabila kadar hemoglobin
dalam darah berkurang maka kemampuan darah untuk mengikat dan membawa oksigen
akan berkurang, demikian pula zat-zat nutrisi yang dibawa oleh sel darah merah akan
berkurang. Keadaan ini menyebabkan janin kekurangan zat makanan dan oksigen sehingga
akan mengalami gangguan pertumbuhan.
Ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan oksigenasi uteroplasenta sehingga tidak
36
cukup mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin secara optimal. Jika
oksigen dalam darah berkurang maka janin akan mengalami hipoksia yang berakibat
terhadap gangguan pertumbuhan janin yang akan mempengaruhi berat badan lahir. Pada saat
kehamilan memerlukan aliran darah yang cukup untuk memenuhi nutrisi dalam rangka
mendukung pertumbuhan plasenta dan janin. Keadaan hipoksia akan menyebabkan
terjadinya stress oksidatif yaitu ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan
dan enzim-enzim yang berperan dalam proses menginaktifkan radikal bebas seperti
superoxide dismutase, katalase dan gluthatione pitoxidase. Akibat malnutrisi intrauterin
maka kadar antioksidan dan enzim-enzim tersebut lebih rendah karena mikronutrien yang
penting untuk sintesisnya berkurang sehingga pertumbuhan janin terganggu.
Ibu hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga karena pada masa ini janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah
lahir. Kejadian anemia meningkat dengan bertambahnya umur kehamilan disebabkan
terjadinya perubahan fisiologis pada kehamilan yang dimulai pada minggu ke-6, yaitu
bertambahnya volume plasma dan mencapai puncaknya pada minggu ke-26 sehingga terjadi
penurunan kadar Hb. Penurunan kadar Hb yang disebabkan oleh bertambahnya umur
kehamilan akan membentuk faktor bersama yang berpengaruh terhadap berat lahir bayi
sehingga ibu hamil akan mengalami anemia yang dapat menimbulkan hipoksia.
Bekurangnya aliran darah ke uterus yang akan menyebabkan aliran oksigen dan nutrisi ke
plasenta dan janin terganggu dan menyebabkan perkembangan janin terhambat sehingga
janin lahir dengan BBLR. Selama kehamilan diperlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.
Penurunan konsentrasi Hb akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi.
Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
40
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya faktor- faktor yang berhubungan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
yaitu Ada hubungan antara usia ibu dan penambahan berat badan dengan kejadian
BBLR kejadian bayi berat lahir rendah di wilayah kerja puskesmas bangetayu
Adanya faktor- faktor yang berhubungan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu ada
hubungan antara usia ibu , paritas kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah
Gunung Jati Kota Cirebon.
Adanya faktor- faktor yang berhubungan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu usia
ibu , paritas dan anemia kejadian BBLR di di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
B. Saran
Bagi Puskesmas
42
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.unaja.ac.id/index.php/SCJ/article/view/663
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jik/article/view/1822
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
43
LAMPIRAN
44
45
TIME SCHEDUL
MAHASISWA MAGANG KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
AMBON
N Kegiatan Hari ke
O
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pembekalan
2 Persiapan
3 Pendataan/tabulasi
hasil/analisis
4 pembuatan laporan
5 Konsultasi laporan
6 Pengumpulan laporan
magang
46
47
JURNAL/CATATAN HARIAN MAHASISWA MAGANG KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU AMBON
2. Senin 2-Agustus -2021 13:00 – 15:00 WIT Proses bimbingan persiapan kegiatan magang serta
penyusunan laporan dengan
pembimbing akademik menggunakan Googel Meet
3. Selasa 3-5 agustus – 2021 09:00- 13:00 Pendataan/ tabulasi/ analisis data
1. Jumat 6 - Agustus – 202 09:00- 11:00 WIT Pendataan/ tabulasi/ analisis data
NIDN : 0004086710