Permenhut 2006
Permenhut 2006
Permenhut 2006
Nomor : P. 64/Menhut-II/2006
TENTANG
MENTERI KEHUTANAN
MEMUTUSKAN
Pasal I
Pasal 7
Dalam hal kawasan hutan yang dimohon telah dibebani izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) pada hutan alam atau izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan
tanaman, maka :
a. Direkyur Jenderal Bina Produksi Kehutanan memberikan pertimbangan teknis dengan
memperhatikan pengurangan produk kayu atau bukan kayu setinggi-tingginya 10% dari rencana
kelestarian pengelolaan hutan dan disertai pembenanan kewajiban kepada pemohon untuk
meningkatkan produktifitas hutan pada areal kerja unit pengelolaan hutan tersebut.
b. Pengurangan produksi kayu atau bukan kayu sebagaimana butir a diatur sebagai berikut:
1) ≤ 30.000 hektar maksimum 10%.
2) 30.000-50.000 hektar maksimum 6%.
3) 50.000-70.000 hektar maksimum 4%
4) > 70.000 hektar maksimum 3%.
2. Ketentuan Pasal 8 ayat (2) diubah nan menembah 2 (dua) ayat baru sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 8
(3) Permohonan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan survey dan penyelidikan
umum/eksplorasi pertambangan diajukan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah/Direksi
Perusahaan kepada Menteri, dengan tembusan disampaikan kepada :
a. Sekretaris Jendaral departemen kehutanan;
b. Kepala Badan Palnologi Kehutanan;
c. Direktur Jendaral Bina Produksi Kehutanan;
d. Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;
e. Direktur Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial.
Pasal 9
4. Ketentuan Pasal 11 ayat (4) diubah dan menambah 1 (satu) ayat baru sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 11
(4) Dalam hal permohonan penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan survey dan
penyelidikan umum/eksplorasi pertambangan disetujui, Kepala Badan Planologi
Kehutanan, Menteri menerbitkan surat persetujuan izin kegiatan di dalam kawasan hutan
yang memuat kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemohon.
(5) Kewajiban sebagaimana dimaksud ayat (4) dan Pasal 11 ayat (3) Permenhut No.
P.14/Menhut-II/2006 dipenuhi oleh pemohon dalam jangka waktu selambat-lambatnya 2
(dua) tahun.
5. Ketentuan Pasal 12 ayat (5) diubah dan menambah 1 (satu) ayat baru sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 12
(5) Kewajiban pemohon yang mendapat persetujuan izin kegiatan di dalam kawasan hutan
untuk kegiatan survei dan penyidikan umum/eksplorasi pertambangan, sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan di dalam kawasan hutan.
b. Membuat laporan secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Menteri.
c. Membayar ganti rugi nilai tegakan hutan atau membayar PSDH dan DR atas pohon
yang rusak/ditebang pada hutan alam.
d. Menjaga keamanan kawasan hutan dan bertanggungjawab terhadap dampak negative
lingkungan sekitarnya sebagai akibat kegiatan survey dan penyelidikan
umum/eksplorasi pertambangan.
e. Tidak dibenarkan membuat bangunan yang bersifat permanent.
f. Menghindari timbulkan bahaya kebakaran, kerusakan hutan, erosi, dan tanah longsor
di sekitar lokasi kegiatan.
g. Melakukan reklamasi dan rehabilitasi atas kawasan hutan yang dibuka/digunakan.
h. Memberikan kemudahan bagi aparat kehutanan maupun daerah untuk melakukan
monitoring dan evaluasi di lapangan.
i. Membuat surat pernyataan akan memenuhi semua kewajiban dihadapan notaris.
(6) Pemanfaatan kayu di kawasan hutan yang digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dan Pasal 12 ayat (3) dan (4) Permenhut No. P.14/Menhut-II/2006 diatur sesuai dengan
kehutanan yang berlaku
6. Ketentuan Pasal 13 ayat (3) diubah dan menambah 1 (satu) ayat baru sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 13
(3) Dispensi untuk melaksanakan kegiatan penggunaan kawasan hutan dilapapangan sebelum
dipenuhinya kawajiban-kewajiban dapat diberikan oleh Menteri, untuk keadaan-keadaan
sebagai berikut :
a. Penanganan akibat bencana alam :
b. Penanganan kegiatan darurat untuk kepentingan Hankam ;
c. Proyek yang bersifat strategis yang karena penundaan pelaksanaannya berdampak
pada kerugian Negara ;
d. Perpanjangan perjanjian / izin pinjam pakai kawasan hutan dan persetujuan prinsip
penggunaan kawasan hutan yang harus menyesuaikan pemenuhan persyaratan sesuai
dengan peraturan ini.
(4) Dalam hal penangana bencana alam dan kegiatan darurat untuk kepentingan hankam yang
sifatnya sangat mendesak sebagimana Pasal 13 ayat (3) huruf a dan b, maka Menteri dapat
menerbitkan persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan tanpa menunggu kelengkapan
persyaratan sebagimana Pasal 8 ayat (2) peraturan ini.
Pasal 19
(1) Izin pinjam pakai diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang dapat diperpanjang
setiap 5 (lima) tahun sesuai dengan masa berlakunya izin/kontrak kegiatan di luar
kehutanan yang bersangkutan.
(2) Izin kegitan survey dan penyelidikan umum/eksplorasi pertambangan dalam kawasan
hutan diberikan selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang sesuai denag rencana kerja
sektornya.
9. Ketentuan Pasal 24 ayat (3) diubah dan menambah ayat baru sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 24
(3) Apabila terjadi perubahan fungsi kawasan hutan pada kawasan hutan yang dipinjam
pakai, maka perjanjian pinjam pakai kawasan hutan atau izin pinjam pakai kawasan hutan
yang telah ada sebelum ditetapkannya peraturan ini tetap berlaku sesuai dengan fungsi
hutan semula sampai berakhirnya jangka waktu izin.
(4) Jika inventasi penggunaan kawasan hutan bersifat jangka panjang dan perjanjian pinjam
pakai atau izin pinjam pakai kawasan hutan telah berakhir dan akan diperpanjang, maka
Menteri mengubah fungsinya menjadi fungsi semula pada saat perjanjian/izin pertama
diberikan sesuai peraturan yang berlaku.
(5) Lahan kompensasi yang telah diproses dengan ketentuan yang berlaku sebelum
ditetapkannya peraturan ini dinyatakan tetap berlaku diproses sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada saat itu.
(6) Perpanjangan perjanjian pinjam pakai kawasan hutan yang ada sebelum ditetapkannya
peraturan ini tetapi belum memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku saat ini,
maka diberikan persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan dengan mencantumkan
syarat-syarat sesuai dengan hasil evaluasi dan peraturan yang berlaku.
(7) Bagi persetujuan prinsip penggunaan kawasan hutan yang belum mencantumkan
kewajiban menyediakan dan menyerahkan lahan kompensasi, maka diterbitkan
persetujuan prinsip baru sesuai denga peraturan ini.
Pasal II
1. Dengan ditetapkannya Peraturan menteri Kehutanan ini, maka ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2006, dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 17 Oktober 2006
ttd.