PUHH Diklat

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDM LHK

PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU


INDIKATOR KEBERHASILAN
Peserta dapat :

1. Mengidentifikasi Peraturan/prosedur Penatausahaan Hasil


Hutan (PUHH) Kayu Bundar
2. Mengidentifikasi peralatan dan perlengkapan Penatausahaan
Hasil Hutan (PUHH) Kayu Bundar
3. Menjelaskan prosedur Pemeriksaan penandaan pada kayu
bundar.
4. Menjelaskan cara verifikasi penetapan jenis dan pengukuran
dimensi kayu melalui Sistem Informasi Penatausahaan Hasil
Hutan (SIPUHH)
PENGERTIAN PUHH

Kegiatan PENCATATAN dan PELAPORAN

Perencanaan Pemanenan Pengukuran Pengangkutan


Produksi atau Pengujian Penandaan atau Pengolahan
Penebangan Peredaran

“Penatausahaan Hasil Hutan yang selanjutnya disingkat


PUHH adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan atas
perencanaan produksi, pemanenan atau penebangan,
pengukuran, pengujian, penandaan, pengangkutan/
peredaran, pengolahan, dan pemasaran hasil Hutan. ”
OBJEK PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN
KAYU

1. Kayu Bulat hasil kegiatan pemanfaatan pada Hutan


alam dan Hutan tanaman pada Hutan Produksi;
2. Kayu Bulat tumbuh alami hasil kegiatan pemanfaatan
pada areal yang telah dibebani hak atas tanah; dan
3. Kayu Olahan berupa kayu gergajian, veneer dan
serpih pada tempat Pengolahan Hasil Hutan Kayu.
PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN KAYU YANG
BERASAL DARI HUTAN NEGARA
LANDASAN PERATURAN
UU No. 41/1999 - Fungsi hutan → Konservasi, Lindung, PRODUKSI
UU No. 11/2020 - Pemanfaatan Hutan Produksi → PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU
DAN BUKAN KAYU
- Pemanfaatan hutan produksi melalui PERIZINAN BERUSAHA

PP No. 23/2021 - Pemegang izin sah WAJIB melaksanakan PUHH


- Tujuan → PENGENDALIAN dan PEMASARAN dalam rangka:
➢ Melindungi hak negara atas hasil hutan
➢ Menjamin legalitas
➢ Tertib peredaran hasil hutan
➢ Kelestarian hutan

- Subyek → Pemegang Izin Sah


Peraturan Menteri - Obyek → Hasil Hutan dari Perizinan Sah
- Pelaksana → GANISPH
- Dokumen PUHH berfungsi :
➢ Identitas hasil hutan sah
➢ Melindungi HH dari izin sah dalam peredaran untuk
diakui dan diperlakukan sebagai HH sah
PEMANFAATAN HUTAN
Pemanfaatan
Hutan
Sah Tidak Sah

UU No. 41/1999
PP No. 23/2021 UU No. 18/2013

Pengendalian
melalui PUHH
PENEGAKAN
HUKUM
Sanksi administratif
P.39/Menhut-II/2008
P.17/Menhut-II/2009
Pengendalian PENEGAKAN
Pemegang Izin HUKUM

P.66/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10
/2019 UU No. 18/2013
P.67/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10
/2019 Pasal 12 huruf a, b, c
• Pemanfaatan tanpa izin /tidak dilarang melakukan
• Subjek PUHH → sesuai izin/tidak sah dikenakan penebangan pohon dalam
Pemegang izin sah sanksi UU No. 18/2013 kawasan hutan :
• Objek PUHH → • Pelanggaran pada perizinan sah
a. tidak sesuai izin,
hasil hutan dari izin b. tanpa memiliki izin
dikenakan sanksi administratif. pejabat berwenang,
sah
c. secara tidak sah.

• Surat keterangan • Pengangkutan tidak dilengkapi Pasal 12 huruf e


surat keterangan sahnya hasil dilarang mengangkut,
sahnya hasil hutan
hutan dikenakan sanksi pidana menguasai, atau memiliki
terdiri dari :
• Pelanggaran administrasi hasil hutan kayu yang tidak
SKSHHKB/SKSHHKO/ dilengkapi secara bersama
pengangkutan hasil hutan dari izin
SAL/Nota Angkutan/ sah dikenakan sanksi administratif surat keterangan sahnya
Nota Perusahaan hasil hutan *)

*) proses hukum harus didahului dari pemeriksaan Petugas


Berwenang
DASAR PERATURAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2021
TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA
PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DI HUTAN
LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI
TUGAS 1: PISAHKAN PERMENLHK 8 TH 2021 KHUSUS TENTANG PUHH, TERMASUK
DOKUMEN LAMPIRANNYA
PERENCANAAN PRODUKSI
HUTAN ALAM HUTAN TANAMAN
1. Inventarisasi Tegakan/Timber Cruising (TC) 1. Inventarisasi Tegakan/Timber Cruising
(TC)
2. Pasang ID Barcode pada pohon yang akan
ditebang 2. Tidak pasang ID Barcode pada pohon
yang akan ditebang
3. Membuat Laporan Hasil Cruising (LHC) 3. Membuat Laporan Hasil Cruising
4. TC dilaksanakan oleh GANISPH-CANHUT (LHC)
(Apabila tdk memiliki dapat pinjam pakai 4. TC dilaksanakan oleh GANISPH-
pada Pemegang Izin lain/Dinas/Balai) CANHUT (Apabila tdk memiliki dapat
pinjam pakai pada Pemegang Izin
lain/Dinas/Balai)
Izin Perhutanan Sosial => TC dapat
dilakukan oleh tenaga sarjana kehutanan
atau lulusan SMK Kehutanan pada
Dinas/KPH/Balai/Pokja PPS
5. Membuat Rencana Kerja Tahunan/ Rencana 5. Membuat Rencana Kerja Tahunan/
Penebangan Rencana Penebangan

Timber Cruising adalah kegiatan pengukuran, pengamatan dan pencatatan terhadap pohon yang direncanakan akan ditebang, pohon inti, pohon
yang dilindungi, permudaan dan data lapangan lainnya untuk mengetahui jenis, jumlah, diameter, tinggi pohon serta informasi tentang keadaan
lapangan/lingkungan yang dilaksanakan dengan intensitas tertentu sesuai ketentuan
RINGKASAN PROSES PEMANFAATAN KAYU

Dok Rencana
ITSP Penebangan

• Paling lambat • LHC


2 bln sebelum • RLHC (LHC x 0,7)
penebangan • Berita Acara Hasil TC
• Dilakukan • Pakta Integritas
oleh GANIS GANIS CANHUT
PH CANHUT • SK Pengangkatan/
• IS 100% Penugasan Tim
Inventarisasi
terhadap
pohon • Foto udara/citra
resolusi tinggi
berdimater
10 cm ke atas • Peta rencana kerja
• Copy IPPKH TEBANG

BUKU UKUR*
ANGKUT* *Aplikasi Buku Ukur
*Order IDBarcode
*GANISPH-PKB

Bayar PSDH/DR* LHP*


DIGUNAKAN SENDIRI** *Melalui SIPNBP *Melalui SIPUHH
**Berita Acara DKDS *GANISPHPL-PKB

WAJIB punya akun SIPUHH, SIPNBP (DAFTAR ONLINE)


PASCA PENEBANGAN

• Seluruh Kayu Bulat hasil penebangan dilakukan Pengukuran


dan Pengujian oleh GANISPH Pengujian Kayu Bulat dan
dicatat pada buku ukur sebagai dasar pembuatan LHP-Kayu
• Kayu Bulat yang telah dilakukan Pengukuran dan Pengujian
batang per batang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan penandaan pada bontos dan/atau badan kayu
menggunakan label ID quick response code.
PENGUKURAN & PENGUJIAN
• Seluruh kayu bulat dari hutan alam/tanaman dilakukan
penetapan jenis dan pegukuran pengujian oleh GANIS
PH-PKB di TPK (Tempat Pengumpulan Kayu)

• Pengukuran : Batang per batang (m3), staple


meter/penimbangan (sm)

• Staple meter (sm) dikonversi ke m3


• Hasil Kurji dicatat ke dalam Buku Ukur Elektronik dan
diunggah ke dalam aplikasi SIPUHH sebagai dasar
pembuatan LHP

• Laporan Hasil Produksi yang selanjutnya disingkat LHP


adalah dokumen yang memuat data produksi hasil Hutan
baik kayu maupun bukan kayu.

• Kayu bulat yang telah dilakukan pengukuran pengujian


dipisahkan antara hasil pengukuran batang per batang
dengan staple meter
PENANDAAN

• Dilakukan untuk pengukuran kayu bulat batang per batang

• Menggunakan ID quick response code

• Ditempelkan pada bontos atau badan kayu


• Apabila ada pembagian batang, diberikan ID Barcode Turunan dengan cara
menambahkan nomor 01, 02, 03 dst
PEMBUATAN LHP
• Kayu Bulat yang memiliki diameter sekurang-kurangnya 10 cm dicatat sebagai produksi
dan dibuatkan LHP
• LHP dibuat secara elektronik melalui aplikasi SIPUHH oleh GANIS PH PKB yang ditugaskan
sebagai Pembuat LHP, sekurang-kurangnya pada setiap akhir bulan untuk masing-masing
kelompok sortimen kayu bulat
• KBK => pengukuran dlm staple meter => LHP tersendiri dlm SIPUHH
• LHP berasal dari tebangan di 2 Wil. Kabupaten/Kota => LHP dibuat untuk masing-masing
Kabupaten/Kota
• LHP => Dasar pengenaan PSDH dan DR
• LHP diterbitkan apabila LHP sebelumnya telah dibayar lunas PSDH dan DR
• Dalam hal setelah Rencana Penebangan berakhir masih terdapat kayu hasil penebangan
dan belum di buat LHP, Dinas dan/atau Balai melakukan stock opname
• BA Stock Opname => dasar pembuatan LHP dan Pengenaan PSDH dan DR

Laporan Hasil Produksi (LHP) adalah dokumen yang memuat data hasil penebangan pohon yang didasarkan pada Buku Ukur
Bukur Ukur adalah catatan berupa data hasil pengukuran pengujian kayu hasil penebangan dari blok kerja tahunan/petak kerja tebangan yang
ditetapkan
DOKUMEN ANGKUTAN HASIL HUTAN KAYU

• Setiap pengangkutan, penguasaan, atau pemilikan hasil hutan kayu


dilengkapi bersama-sama dengan dokumen angkutan Surat
Keterangan Sahnya Hasil Hutan Kayu (SKSHHK)
• SKSHHK berlaku untuk 1 kali pengangkutan dengan 1 tujuan
• Jenis dokumen angkutan: SKSHHK, Nota Angkutan dan Nota
Perusahaan
Kayu Bulat dari:
1. TPK Hutan
SKSHHKB 2. TPK Antara
3. TPT-KB
4. Industri Primer
SKSHHK

Kayu Olahan (Kayu Gergajian, Veneer dan


SKSHHKO
Serpih) dari dan / atau ke Industri Primer

1. Pengangkutan arang kayu/kayu daur ulang


Dokumen Nota 2. Pengangkutan bertahap KB/KO dari lokasi
Angkutan Angkutan penerbitan SKSHHK ke pelabuhan muat dan/
atau dari pelabuhan bongkar ke tujuan akhir
3. Pengangkutan lanjutan kayu hasil lelang
4. Pengangkutan kayu impor dari pelabuhan ke
industry pengolahan kayu

Nota Pengangkutan kayu olahan di luar ketentuan SKSHHK dan Nota


Perusahaan Angkutan

Penerbitan Nota Angkutan Kayu Daur Ulang setelah terlebih dahulu dilakukan verifikasi oleh Instansi Kehutanan setempat
Penetapan nomor seri dan penyediaan blanko SKSHHK dilakukan melalui Aplikasi SIPUHH
INDUSTRI PRIMER Tempat Penampungan KO

SKSHHKO

SKSHHKB
SKSHHKO

SKSHHKO
SKSHHKB

SKSHHKO
HUTAN SKSHHKB INDUSTRI
TPT-KB LANJUTAN
NOTA PERUSAHAAN
ALUR PENGGUNAAN
DOKUMEN SURAT
KETERANGAN SAHNYA RUMAH TANGGA/
HASIL HUTAN KONSUMEN AKHIR
PENERBITAN DOKUMEN ANGKUTAN #1
• SKSHHKB hanya dapat diterbitkan untuk melindungi hasil hutan kayu bulat yang telah
dibayar lunas PNBP
• SKSHHKO hanya dapat diterbitkan untuk melindungi hasil hutan Kayu Olahan berupa
kayu gergajian, veneer dan serpih yang berasal dari bahan baku Kayu Bulat yang sah
dan diolah oleh Industri Primer yang memiliki izin sah
• SKSHHK diterbitkan oleh PENERBIT SKSHHK yang merupakan karyawan pemegang izin
yang memiliki kualifikasi GANISPH sesuai kompetensinya
• Nota Angkutan diterbitkan oleh KARYAWAN PEMEGANG IZIN
• Nota Perusahaan diterbitkan oleh PENGIRIM
• SKSHHK yang telah habis masa berlakunya dalam perjalanaan atau perubahan alat
angkut, maka SKSHHK dilengkapi dengan Surat Keterangan bermaterai cukup yng
dibuat oleh Nakhoda Kapal/Pengemudi yang berisi penjelasan mengenai sebab-sebab
yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan pengangkutan atau perubahan alat
angkut
PENERBITAN DOKUMEN ANGKUTAN #2
• Dalam hal Industri Primer yang karena lokasinya tidak memungkinkan melakukan
pengangkutan Kayu Olahan langsung dari industry, dapat menetapkan lokasi
penampungan Kayu Olahan di luar areal industrinya setelah mendapatkan persetujuan
dari Kepala Dinas setempat

• Tempat penampungan Kayu Olahan tersebut hanya dipergunakan untuk menampung


Kayu Olahan dari Industri Primer yang bersangkutan dan PUHH nya menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Industri Primer tersebut
• Pengangkutan Kayu Olahan dari Industri Primer ke tempat penampungan Kayu Olahan
tersebut dilengkapi bersama-sama SKSHHK

• Pengangkutan Kayu Olahan dari tempat penampungan Kayu Olahan tersebut


dilengkapi bersama-sama SKSHHK atas nama industry yang bersangkutan
PERLAKUAN DOKUMEN DI TEMPAT TUJUAN
• GANISPH harus membubuhkan stempel “TELAH DIGUNAKAN” di halaman muka SKSHHK
pada saat kayu diterima
• GANIS PH melakukan pemeriksaan fisik terhadap Kayu Bulat/Kayu Olahan sesuai
ketentuan
• GANIS PH tersebut adalah GANISPH yang ditugaskan sebagai PENERIMA KAYU
• GANIS PH membuat BERITA ACARA PEMERIKSAAN dan menyampaikannya ke BPHP
• SKSHHK yang menyertai pengangkutan Kayu Bulat dengan tujuan Pengrajin/Industri
Rumah Tangga/Pengguna Akhir diberikan keterangan “TELAH DIGUNAKAN” dan dicatat
oleh penerima. Selanjutnya disampaikan kepada Balai Pengelolaan Hutan Produksi
• Dalam hal pengangkutan kayu yang transit dan bongkar di pelabuhan mengalami
perubahan tujuan sebagian atau seluruhnya maka GANIS PH penerima kayu melakukan
pencatatan penerimaan SKSHHK dan menerbitkan SKSHHK baru

SNI 7533.3:2011 Kayu Bundar – Bagian 3: Pemeriksaan


SNI 7537.3:2011 Kayu Gergajian – Bagian 3: Pemeriksaan
PENERIMAAN KAYU BULAT SEDANG DAN
BESAR
TIDAK SESUAI

GANIS PH-PKB • Beda Jumlah Batang


• Beda Jenis Kayu Berita Acara
• Beda Volume > 5 %

• 1 x 24 Jam
2.Menerakan 1. Memeriksa Fisik
stempel “TELAH (Jenis
DIGUNAKAN”
dan Jumlah
Batang) KB dan • 7 hari (dikirim
SKSHHK SESUAI ke Balai)
• Beda Volume ≤ 5
%
PENERIMAAN KAYU BULAT KECIL
TIDAK SESUAI, jika

• Beda Jenis
GANIS PH-PKB • Terdapat kayu
diameter > 20 cm Berita Acara
• Beda Volume > 10 %

1. Memeriksa • 1 x 24 Jam
2. Menerakan Jenis dan
stempel “TELAH
DIGUNAKAN”
Diameter
Batang KBK
• 7 hari (dikirim
dan SKSHHK SESUAI ke BPHP)
• Beda Volume ≤
10 %
SIPUHH #1

• PUHH Kayu dari Hutan Negara


menggunakan SIPUHH

• Sistem informasi berbasis web


yang digunakan sebagai sarana
pencatatan dan pelaporan secara
elektronik dalam pelaksanaan
penatausahaan hasil hutan
UM-HA UM-HT
IPK/IPPKH

H H TPK Antara
TPK Antara
P U
S I
TPT-KB

ALUR UM PELAKSANA
INDUSTRI PRIMER TPT-KO SIPUHH

IPKL/Konsumen NON SIPUHH


Mekanisme SIPUHH Kayu Hutan Alam
Kurji:
• Barcode
Batang
Rencana • Collect data
Produksi PNBP
e-Buku Ukur

e-LHP

Pengangkutan:
• Collect batang
Cruising : • e-SKSHHK
Penerimaan:
• Barcode pohon
• Collect batang
• Collect data pohon e-LMKB • Collect dokumen
TPn/
TPK Hutan Pengangkutan KB:
e-LHC • Collect batang
TPK Antara / • e-SKSHHK

TPT-KB Pengolahan:
Target RKT: • Data penggunaan
• Database pohon Penerimaan:
KB
yang ditebang • Collect batang
• Data produksi KO
• Collect dokumen
Pengangkutan KO:
Pengangkutan: • e-SKSHHK
• Collect batang
• e-SKSHHK e-LMKB
e-LMKO
e-LMKB Industri
Primer
MEKANISME SIPUHH KAYU TANAMAN
Kurji:
Rencana • Stapel Meter/
Timbang
Produksi PNBP
e-Buku Ukur

e-LHP
Pengangkutan:
• e-SKSHHK
Cruising Penerimaan:
e-LMKB • Collect dokumen

e-LHC TPn/ Pengangkutan KB:


TPK Hutan • e-SKSHHK

TPK Antara / Pengolahan:


Target RKT: • Data penggunaan
• Volume TPT-KB KB
Penerimaan: • Data produksi KO
• Collect dokumen
Pengangkutan KO:
• e-SKSHHK
Pengangkutan:
• e-SKSHHK e-LMKB
e-LMKO
e-LMKB Industri
Aliran dokumen
Proses verifikasi/validasi Primer IPKL/
- Basis verifikasi adalah volume
TPT-KO
SIPUHH #2
• Seluruh pencatatan dan pelaporan pada setiap segmen PUHH dilaksanakan melalui
SIPUHH
• Hak akses diberikan kepada : Administrator, Dinas Provinsi, BPHP, Pengelola Hutan,
Pemegang Izin/Industri Primer/TPT-KB dan Pihak Lain melalui persetujuan Direktur
Jenderal PHL
• Hak akses pada Dinas Provinsi diberikan sebagai sarana pemantauan pelaksanaan PUHH
dan pelacakan
• Hak akses pada Balai diberikan sebagai sarana entry upload data sesuai lingkup
kewenangannya, sarana pemantauan pelaksanaan PUHH dan pelacakan
• Hak akses diberikan melalui pendaftaran daring/online pada halaman utama SIPUHH
• BPHP melakukan verifikasi data perizinan, kepemilikan dan persyaratan administrasi yang
berkenaan dengan pendaftar sebagai dasar untuk menyetujui atau menolak pendaftaran
• Notifikasi pendaftaran, hak akses (login name dan password) atau penolakan
disampaikan melalui e-mail pendaftar
SIPUHH #3
• Untuk menjamin keakuratan, kebenaran dan kesesuaian data SIPUHH dapat dilakukan
rekonsiliasi data antara pemegang izin dengan administrator

• Dalam hal terjadi gangguan pada SIPUHH (belum terselesaikan dalam jangka waktu 6
jam terhitung sejak laporan gangguan diterima administrator melalui email helpdesk)
yang berakibat terhentinya proses penerbitan SKSHHK, dapat diterbitkan SKSHHK
pengganti
• Apabila SIPUHH dapat dipergunakan kembali, maka pemegang izin menerbitkan
SKSHHK sesuai SKSHHK pengganti
• Hak akses dapat berakhir atau ditutup sementara
Hak Akses Berakhir, jika Hak Akses Ditutup Sementara, jika
1. Masa berlaku izin berakhir 1. Ditemukan adanya indikasi
2. Dikenakan sanksi pencabutan pelanggaran PUHH
2. Belum terpenuhinya kewajiban
pembayaran PNBP
3. Adanya permintaan pihak lain
yang dapat
dipertanggungjawabkan
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN

• Kepala KPH, Kepala BPHP dan Kepala Dinas yang membidangi Kehutanan
di Provinsi, melakukan pembinaan teknis dan pengendalian terhadap
pelaksanaan penatausahaan hasil hutan di wilayah kerjanya
• Berdasarkan data dan informasi awal dari aplikasi SIPUHH, Direktorat
Jenderal PHL bersama-sama KPH, Balai dan Dinas Provinsi dapat
melaksanakan post audit terhadap pelaksanaan penatausahaan hasil hutan
pada pemegang izin
SANKSI
• Pemegang izin yang tidak melaksanakan PUHH, dikenakan
sanksi administrative sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan

• PUHH yang dimaksud adalah :

Pada Hutan Alam: Pada Hutan Tanaman:


1. Membuat LHC sesuai dengan 1. Membuat LHP sesuai dengan
nomor petak, nomor, jenis, volume kayu yang ditebang
ukuran pohon 2. Melaksanakan seluruh
2. Membuat LHP sesuai dengan tahapan PUHH melalui
nomor batang, jenis, jumlah SIPUHH
dan volumenya
3. Membuat LHP sesuai dengan
jumlah pohon yang ditebang
4. Melaksanakan seluruh
tahapan PUHH melalui
SIPUHH
KETENTUAN LAIN-LAIN
• Tempat Penampungan Terdaftar Kayu Olahan (TPT-KO) dinyatakan tidak berlaku

• PUHH yang berasal dari Perum Perhutani diatur tersendiri oleh Direksi Perum Perhutani
dan dilaksanakan secara daring/online melalui system informasi yang dibangun dan
dikembangkan oleh Perum Perhutani

• Sistem informasi yang berkenaan dengan rencana pemanenan, Penerbitan LHP,


Pembayaran PNBP dan Penerbitan SKSHHK terintegrasi dengan SIPUHH

• Dalam hal pada RKT pada IUPHHK-HTI terdapat rencana pemanenan hutan alam maka
PUHH nya mengikuti ketentuan PUHH pada Hutan Alam

• Pemanenan Hutan Alam oleh Pemegang Izin Perhutanan Sosial mengikuti ketentuan yang
berlaku di bidang Perhutanan Sosial
PUHH LELANG DAN EKSPOR/IMPOR
KETENTUAN UMUM

• Pengangkutan kayu hasil hutan lelang baik sekaligus maupun


bertahap wajib disertai bersama-sama Surat Angkutan Lelang (SAL)
yg diterbitkan oleh WASGANISPH sesuai kompetensinya yg ada di
Dinas yang membidangi kehutanan di Provinsi
• Pengangkutan lanjutan hasil hutan berupa lelang kayu bulat
dan/atau kayu olahan disertai bersama-sama Nota Angkutan
dengan dilampiri foto copy SAL
• Dalam pelaksanaan ekspor kayu olahan, pengangkutan menuju
pelabuhan dilengkapi bersama-sama SKSHHK atau Nota
Perusahaan
• Pengangkutan kayu impor dari pelabuhan ke industry pengolahan
kayu dilengkapi Nota Angkutan industry yang bersangkutan dengan
dilampiri fotokopi dokumen impor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai