Makalah Manajemen Peserta Didik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR PENEMPATAN DAN PENGELOMPOKAN

PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu: Suheri Mukti, S.Ag., M.Pd.I.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Manajemen Peserta Didik

Disusun Oleh:

Aisyah Almas Nurul Izzah (22001020005)


Dita Aprianisa (22001020009)

PROGRAM STUDI MANAGEMENT PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AMANAH AL-GONTORY

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Dasar Penempatan dan Pengelompokan Peserta
Didik”. Tugas makalah ini dibuat guna untuk memenuhi nilai tugas dalam
mata kuliah Manajemen Peserta Didik.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritk dan saran yang
membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua.

Pondok Aren, 02 September 2021

Kelompok III

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... I
Daftar Isi................................................................................................................II

Bab I Pendahuluan..............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................1

Bab II Pembahasan............................................................................................. 2
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik...............................................................2
B. Pengelompokan Peserta Didik..........................................................................3
C. Dasar Pengelompokan Peserta Didik................................................................4
D. Jenis-jenis Pengelompokan Peserta Didik.......................................................4

Bab III Penutup...................................................................................................10


A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang didirikan dengan
tujuan agar setiap warga Negara yang masuk dalam usia sekolah mendapat fasilitas
yang memadai untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam sekolah terdapat manajemen
yang mengatur segala hal mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
menunjang proses belajar mengajar, yang mana manajemen tersebut terdapat suatu
pengaturan mengenai peserta didik atau sering disebut dengan Manajemen Peserta
Didik (MPD).
Dalam manajemen tersebut terbagi lagi menjadi beberapa bagian, salah
satunya adalah pengelompokkan peserta didik.1 Pengelompokkan peserta didik
dilakukan setelah peserta didik tersebut diterima dan melakukan daftar ulang. Dalam
makalah ini akan dijelaskan beberapa hal mengenai pengelompokkan peserta didik,
mulai dari alasan, pengertian, dasar pengelompokkan, dan jenis pengelompokkan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari:
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Peserta Didik?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengelompokkan Peserta Didik?
3. Apa sajakah Dasar Pengelompokkan Peserta Didik?
4. Dan, apa sajakah Jenis-jenis Pengelompokkan Peserta Didik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu diharapkan untuk:
1. Mengetahui penjelasan tentang Pengertian Manajemen Peserta Didik.
2. Mengetahui penjelasan tentang Pengelompokkan Peserta Didik.
3. Mengetahui Penjelasan tentang Dasar Pengelompokkan Peserta Didik.
4. Mengetahui penjelasan tentang Jenis-jenis Pengelompokkan Peserta Didik.

1
Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik di Sekolah, (Malang: IKIP Malang 1994) h.34

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik.

Secara etimologis kata manajemen merupakan terjemahan dari kata management


(bahasa Inggris) yang terdiri dari kata manage atau to manage yang berarti
menyelenggarakan, membawa, atau mengarah. Kata manage juga bermakna
mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola atau menata (Danim dan Danim,
2010:16). Beberapa konsep ahli tentang pengertian manajemen adalah sebagai
berikut:

1. Manajemen merupakan proses mendesain dan memelihara lingkungan, di


mana individu bekerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu secara efisien (Koontz dan Weihrich dalam Danim dan Danim,
2010:18).
2. Manajemen adalah aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan
untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien
(Sikula dalam Nasihin dan Sururi, 2009:204).

Kemudian terkait dengan konsep manajemen peserta didik dijelaskan


Suryosubroto (2010:74) bahwa manajemen peserta didik adalah pekerjaan-pekerjaan
atau kegiatan pencatatan peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat
peserta didik meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada
sekolah tersebut.
Manajemen peserta didik menurut Gunawan (1996:9) adalah seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontiniu terhadap seluruh peserta didik dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan

2
agar dapat mengikuti proses belajarmengajar secara efektif dan efisien demi
-tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah dipahami bahwa manajemen
peserta didik adalah sebagai suatu usaha untuk mengatur, mengawasi, dan melayani
berbagai hal yang memiliki kaitan dengan peserta didik agar peserta didik mampu
mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai peserta didik tersebut lulus dari sekolah.2

B. Pengelompokkan Peserta Didik.


Pengelompokan lazim dikenal dengan grouping didasarkan atas pandangan
bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai
perbedaan. Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran
penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada
pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok
yang berbeda.3
Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mengkotak-kotakkan peserta didik,
melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal
mungkin. Jika maksud pengelompokan demikian malah tidak tercapai, maka peserta
didik justru tidak perlu dikelompokkan atau digolong-golongkan. Dengan adanya
pengelompokan peserta didik juga mudah dikenali. Sebab, tidak jarang peserta didik
di dalam kelas berada dalam keadaan heterogen dan bukannya homogen. Tentu,
heterogenitas demikian, seberapa dapat diketahui tingkatannya sangat bergantung
kemampuan diskriminan alat ukur yang digunakan untuk membedakan. Semakin
tinggi tingkat kemampuan membedakan alat ukur yang digunakan, semakin tinggi
pula tingkat heterogenitas peserta didik yang ada di sekolah.
Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa
peserta didik secara terus menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. 4 Agar perkembangan
peserta didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya,

2
Rifai, Muhammad, Manajemen Peserta Didik, (Medan, CV Widya Puspita:2018) h.7
3
Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik di Sekolah, (Malang: IKIP Malang 1994) h.39
4
Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik di Sekolah, (Malang: IKIP Malang 1994) h.40-41

3
maka dilakukanlah pengelomokan peserta didik, tidak jarang dalam pengajaran
menggunakan sistem klasikal, peserta didik yang lambat, tidak akan dapat mengejar
peserta didik yang cepat.
Adapun alat ukur yang bisa dipergunakan untuk membedakan peserta didik
antara lain adalah tes. Dalam hal ini, banyak tes yang dipergunakan untuk
membedakan peserta didik. Tes kemampuan umum seperti tes kemampuan verbal dan
numerical, dapat digunakan untuk membedakan kemampuan umum peserta didik.5

C. Dasar Pengelompokkan Peserta Didik


Pengelompokan peserta didik didasarkan asumsi sebagai berikut:6
1. Peserta didik memiliki sejumlah kesamaan sekaligus memiliki
sejumlah perbedaan satu dengan lainnya.
2. Perkembangan atau kematangan peserta didik satu dengan
lainnya bisa berbeda. Agar kematangan yang lebih dulu tidak
menunggu kematangan yang lambat, atau sebaliknya, maka
peserta didik perlu dikelompokkan berdasarkan tingkat
kematangannya.
3. Memudahkan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
karakteristik tertentu yang hampir sama, misalnya kemampuan.
4. Melalui pengelompokan tertentu, peserta didik lebih mudah
dikenali, dan lebih mudah memberikan pelayanan secara
individual yang optimal.

D. Jenis-jenis Pengelompokan Peserta Didik


Ada banyak jenis pengelompokan peserta didik yang dikemukakan oleh para
ahli. Mitchun (Ali Imron, 1995:74) mengemukakan dua jenis pengelompokan peserta
didik. Yang pertama, ia namai dengan ability grouping, sedangkan yang kedua ia
namai dengan sub grouping with in the class. Yang dimaksud ability grouping adalah

5
Prihatin, Eka, Manajemen Peserta Didik, (Bandung:Alfabeta, 2014) h.69-70
6
Rifai, Muhammad, Manajemen Peserta Didik, (Medan, CV Widya Puspita:2018) h.61

4
pengelompokan berdasarkan kemampuan di dalam setting sekolah. Sedangkan sub-
grouping with in the class adalah pengelompokan dalam setting kelas.7
Pengelompokan yang didasarkan atas kemampuan adalah suatu
pengelompokan dimana peserta didik yang pandai dikumpulkan dengan yang pandai,
yang kurang pandai dikumpulkan dengan yang kurang pandai. Sementara
pengelompokan dalam setting kelas adalah suatu pengelompokan di mana peserta
didik pada masing-masing kelas, dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokan ini juga memberi kesempatan kepada masing-masing individu untuk
masuk kedalam lebih dari satu kelompok.8 Pengelompokan berdasarkan kemampuan
dalam setting sekolah meliputi:

1. Pengelompokan dalam kelas-kelas


Agar proses belajar-mengajar bisa berjalan dengan baik, peserta didik
yang berjumlah besar perlu dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok yang
disebut kelas. Banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah peserta didik
yang baru diterima, sedangkan jumlah peserta didik untuk besarnya kelas
(class size), untuk setiap tingkat dan jenis sekolah bisa berbeda.
Sebagai pedoman dibawah ini:
a) Untuk tingkat Sekolah Dasar, besar kelas jangan
sampai melebihi 50 orang siswa.
b) Untuk tingkat Sekolah Menengah Umum besar kelas
sekitar 40 orang siswa.
c) Untuk Sekolah Menengah Kejuruan besar kelas lebih
baik kurang dari 40 orang siswa. Dalam menentukan
berapa besar kelas ini, berlaku prinsip semakin kecil
kelas semakin baik. Karena, dengan demikian guru
akan bisa lebih memperhatikan peserta didiknya
secara teliti

2. Pengelompokan berdasarkan bidang studi


7
Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik di Sekolah, (Malang: IKIP Malang 1994) h.36-37
8
Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik di Sekolah, (Malang: IKIP Malang 1994) h.37

5
Pengelompokan berdasar bidang studi yang lazim disebut juga dengan
istilah penjurusan, ialah pengelompokan siswa yang disesuaikan dengan
minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat ini didasarkan pada hasil
prestasi belajar (angka-angka) yang dicapai dalam mata pelajaran yang
diikuti. Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam berbagai mata
pelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada jurusan dimana ia
memperoleh nilai-nilai baik pada mata pelajaran untuk jurusan tersebut.
Contohnya: kalau di Sekolah Menengah Atas seperti penjurusan IPA, IPS,
bahasa dan lain sebagainya.

3. Pengelompokkan berdasarkan spesialisasi


Pengelompokkan berdasarkan spesialisasi (pengkhususan) terdapat
pada Sekolah-sekolah Menengah Kejuruan. Pengelompokkan berdasarkan
spesialisasi pada hakekatnya sama dengan penjurusan, namun
penjurusannya lebih mengkhususkan pada bidang studi, misalnya
penjurusan di Sekolah Menengah Kejuruan seperti jurusan kecantikan, tata
boga, dan lain-lain.

4. Pengelompokkan dalam sistem kredit


Pengajaran system kredit ialah system pengajaran yang menggunakan
ukuran satuan kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran.
Bobot satu kredit, lengkapnya satuan kredit semester (1 SKS). Di
Perguruan Tinggi, pengajaran system kredit bisa dilaksanakan dengan dua
cara, yaitu system kredit dengan system paket dan system kredit dengan
system system pilihan. Dalam system kredit dengan system paket, untuk
tiap semester telah ditentukan mata kuliah apa saja yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik. Sehingga pengelompokkan ini tidak ada bedanya
dengan pengajaran biasa (bukan system kredit).
Sistem kredit dengan system pilihan pada semester I (permulaan
mahasiswa baru mengikuti perkuliahan) dilakukan system paket. Seluruh
mahasiswa harus mengikuti sejumlah mata kuliah yang disajikan pada

6
semester I yang pada umumnya adalah mata kuliah dasar umum dan mata
kuliah prasyarat. Sistem paket mungkin bisa diteruskan sampai semester
II. Tapi juga bisa sejak semester II sudah dimulai dengan system pilihan.
Setiap mahasiswa diberi kebebasan untuk memprogram dan memilih mata
kuliah yang disajikan. Inilah yang disebut dengan system kredit dengan
system pilihan. Dengan demikian pengelompokkan mahasiswa didasarkan
pada peserta mata kuliah, atau disebut juga dengan pengelompokkan
berdasar mata kuliah. Jika kelompok peserta mata kuliah terlalu besar
jumlahnya, bisa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Yang masing-
masing berukuran 30 atau 40 mahasiswa.

5. Pengelompokkan berdasarkan kemampuan


Pengelompokkan berdasarkan kemampuan (ability grouping) pernah
dilakukan di Sekolah Dasar Laboratorium Universitas Negeri Malang.
Pada setiap awal tahun ajaran diadakan “pemeriksaan” terhadap tingkat
kemampuan belajar. Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan test
keberhasilan belajar (achievement test). Berdasarkan hasil/prestasi yang
dicapai, siswa-siswa dalam kelas dikelompokkan dalam tiga golongan
yaitu: kelompok cepat, kelompok sedang, kelompok lambat. Materi
pelajaran yang diberikan sesuai dengan kelompok-kelompok tersebut.
Demikian seorang guru dalam mengajar harus menyiapkan materi untuk
tiga kelompok dan melayani ketiga kelompok tersebut. Pengelompokkan
ini disebut “achievement grouping”.
Pembagian siswa dalam kelompok di atas, untuk setiap mata pelajaran bisa
berbeda. Contoh: Amir, untuk pelajaran matematika termasuk kelompok
cepat. Untuk bahasa Indonesia bisa masuk kelompok sedang, dan mata
pelajaran lain untuk mata pelajaran lain. Namun, status kelompok ini
sifatnya tidak permanen. Seorang yang termasuk kelompok sedang, suatu
saat karena prestasinya naik bisa dipindahkan kekelompok cepat begitu
sebaliknya.

7
6. Pengelompokkan Berdasarkan Minat
Pengelompokkan berdasarkan minat banyak dilaksanakan dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
cukup banyak jenisnya, maka kepada para siswa diberi kebebasan untuk
memilih jenis kegiatan sesuai dengan minatnya. Jenis kegiatan yang
diselenggarakan disesuaikan dengan jumlah kelompok peminatnya. Jenis
kegiatan yang hanya diminati oleh sekelompok kecil siswa, lebih baik
tidak diadakan dan peminatnya bisa dialihkan kejenis kegiatan lain. Jika
mungkin seluruh siswa harus mengikuti salah satu jenis kegiatan
ekstrakurikuler. Sebaliknya seorang siswa jangan dibiarkan tidak
mengikuti sama sekali atau terlalu banyak kegiatan ekstrakurikuler ini agar
tidak mengganggu belajarnya. Adapun kelompok-kelompok kecil pada
masing-masing kelas demikian dapat dibentuk berdasarkan karakteristik
individu. Menurut Regan (Khusnu ridlo, 2010) ada 7 macam
pengelompokan atau grouping. Pengelompokan yang dikemukakan oleh
Regan tersebut didasarkan atas realitas pendidikan di sekolahdasar.
Ketujuh pengelompokan tersebut adalah:9
1) Pengelompokan Berdasarkan Minat (Interest
Grouping)
Yang dimaksud dengan interest grouping adalah
pengelompokan yang didasarkan atas minat peserta
didik. Peserta didik yang berminat pada pokok
bahasan tertentu, pada kegiatan tertentu, pada topik
tertentu atau tema tertentu, membentuk kedalam
suatu kelompok.

2) Pengelompokan Berdasarkan Kebutuhan Khusus


(Special Need Grouping)
Yang dimaksud dengan special need grouping,
adalah pengelompokan berdasarkan kebutuhan-

9
Khusnuridlo, Pengaturan Pengelompokkan PesertaDidik, (Jakarta: Kencana 2010) h. 27

8
kebutuhan khusus peserta didik.Peserta didik yang
sebenarnya sudah tergabung dalam kelompok-
kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk
belajar ketrampilan khusus.

3) Pengelompokan Beregu (Team Grouping)


Yang dimaksud dengan team grouping adalah
suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau
lebih peserta didik ingin bekerja dan belajar secara
Bersama memecahkan masalah-masalah khusus.

4) Pengelompokan Tutorial (Tutorial Grouping)


Yang dimaksud dengan tutorial grouping adalah
suatu pengelompokan di mana peserta didik
bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatan-
kegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang
dilakukan oleh kelompok Bersama dengan guru
tersebut, telah disepakati terlebih dahulu. Antara
kelompok satu dengan yang lain, bisa berbeda
kegiatannya, karena mereka sama-sama mempunyai
otonomi untuk menentukan kelompokny amasing-
masing.

5) Pengelompokan Penelitian (Research Grouping)


Yang dimaksud dengan research grouping
adalah suatu pengelompokan di mana dua atau lebih
peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk
dilaporkan di depan kelas. Bagaimana cara
penggarapan, penyajian serta system kerja yang
dipergunakan bergantung kepada kesepakatan
anggota kelompok.

9
6) Pengelompokan Kelas Utuh (Full-Class
Grouping)
Yang dimaksud dengan full-class grouping
adalah suatu pengelompokan di mana peserta didik
secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan
pengalaman di bidang seni. Misalnya saja kelompok
yang berlatih drama, musik, tari dan sebagainya.

7) Pengelompokan Kombinasi (Combined Class


Grouping)
Yang dimaksud dengan combined class
grouping adalah suatu pengelompokan di mana dua
atau lebih kelas yang dikumpulkan dalam suatu
ruangan untuk bersama-sama menyaksikan
pemutaran film, slide, TV dan media audio visual
lainnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengelompokan peserta didik didasarkan atas pandangan bahwa disamping
peserta didik mempunyai kesamaan, peserta didik juga mempunyai perbedaan.
Kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran penempatan
pada kelompok yang sama, sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta
didik melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.
Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih mendalam,
akan didapati perbedaan antar individu dan perbedaan intra individu.
Pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik
secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar perkembangan peserta didik yang
cepat tidak mengganggu peserta didik yang lambat dan begitu sebaliknya,
dilakukanlah pengelompokan peserta didik.

B. SARAN
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan
kami dengan adanya tulisan ini bisa memberikan manfaat dan sebuah saran sangat
kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari Para Dosen yang telah
membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Imron, Ali, 1994, Manajemen Peserta Didik di Sekolah, Malang: IKIP Malang.

Rifai, Muhammad, 2018, Manajemen Peserta Didik, Medan: CV Widya Puspita.

Prihatin, Eka, 2014, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta.

Khusnuridlo, 2010, Pengaturan Pengelompokkan Peserta Didik, Jakarta: Kencana.

12

Anda mungkin juga menyukai