Rencana Lima Tahun Cithus
Rencana Lima Tahun Cithus
Rencana Lima Tahun Cithus
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 6 : Penutup
1
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
tuntunan dan penyertaanNya sehingga Rencana Kerja Lima Tahunan Klinik Citra Husada
dapat diselesaikan dengan baik.
Rencana Kerja Lima Tahunan Klinik Citra Husada yang disusun ini merupakan
Implementasi dari Rencana Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun
2021 - 2026 sebagai arah dalam pembangunan Kabupaten Jombang dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggung jawaban penyelenggaraan pelayanan kesehatan di lingkungan fasilitas
kesehatan Klinik Citra Husada, untuk itu diharapkan kepada semua elemen Klinik Citra
Husada antara lain Penanggung Jawab dan staf agar memiliki komitmen, dukungan dan
kerjasama yang baik antara para petugas yang ditunjang dengan tata penyelenggaraan
kesehatan yang baik demi terwujudnya masyarakat yang Sehat, Mandiri, dan Berkualitas.
Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Kerja Lima
Tahunan Klinik Citra Husada ini diucapkan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melindungi dan menyertai kita sekalian.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
e. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4578);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97);
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
l. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
m. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain
(Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2010 Nomor 9);
4
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan Renstra Klinik Citra Husada sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
Bab 2 : Gambaran Pelayanan Klinik Citra Husada
2.1 Definisi dan Struktur Organisasi Klinik Citra Husada
2.2 Sumber Daya Klinik Citra Husada
2.3 Kinerja Pelayanan Klinik Citra Husada
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Klinik
Bab 3 : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.1 Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi
3.2 Telaahan Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan
dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
3.3 Penentuan Isu-isu Strategis
Bab 4 : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1 Visi dan Misi Klinik
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Klinik
4.3 Strategi dan Kebijakan Klinik
BAB 5 : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif Lima Tahunan
BAB 6 : Penutup
5
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN KLINIK CITRA HUSADA
2. Jenis Klinik
1) Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar yang dilayani
oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini
dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan.
2) Klinik Utama
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti mengkhususkan pelayanan pada
satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit
tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan
perijinannya, klinik ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.
6
Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama yang menyelenggarakan rawat inap, harus memiliki
izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai kepemilikan klinik, dapat dimiliki secara perorangan
ataupun badan usaha. Bagi klinik yang menyelenggarakan rawat inap maka klinik tersebut
harus menyediakan berbagai fasilitas yang mencakup: (1) ruang rawat inap yang memenuhi
persyaratan; (2) minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari; (3) tenaga
medis dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi; (4). dapur gizi dan (5) pelayanan
laboratorium klinik pratama (Permenkes RI No.9, 2014).
3. Kewajiban Klinik
Klinik memiliki kewajiban yang meliputi:
1) Memberikan pelayanan aman, bermutu, mengutamakan kepentingan pasien, sesuai standar
profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional;
2) Memberikan pelayanan gawat darurat pada pasien sesuai kemampuan tanpa meminta uang
muka terlebih dahulu/mengutamakan kepentingan pasien;
3) Memperoleh persetujuan tindakan medis;
4) Menyelenggarakan rekam medis;
5) Melaksanakan sistem rujukan;
6) Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar profesi, etika dan peraturan
perundang-undangan;
7) Menghormati hak pasien;
8) Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya;
9) Memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
10) Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan (Permenkes RI No.9, 2014) .
Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan klinik ini dilakukan oleh pemerintah
dan pemerintah daerah. Bagi klinik yang melakukan pelanggaran, maka pemerintah dapat mengenakan
sanksi administratif berupa teguran, teguran tertulis dan pencabutan izin (Permenkes RI No.9, 2014) .
7
5. Bangunan dan Ruangan Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung
dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Dan juga bangunan klinik harus memenuhi
persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Bangunan klinik
juga harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat,
anak-anak dan orang usia lanjut. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas: 1) Ruang
pendaftaran/ruang tunggu; 2) Ruang konsultasi; 3) Ruang administrasi; 4) Ruang obat dan bahan
habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi; 5) Ruang tindakan; 6) Ruang/pojok
asi; 7) Kamar mandi/wc; dan 8) Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan (Permenkes RI No.9,
2014) . 12 f. Prasarana Klinik Berdasarkan permenkes RI No.9, 2014 tentang klinik disebutkan
bahwa prasarana klinik meliputi: 1) Instalasi air; 2) Instalasi listrik; 3) Instalasi sirkulasi udara; 4)
Sarana pengelolaan limbah; 5) Pencegahan dan penanggulangan kebakaran; 6) Ambulans, untuk
klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan 7) Sarana lainnya sesuai kebutuhan. Prasarana
sebagaimana dimaksud di atas harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. g.
Peralatan Klinik Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
mutu, keamanan, dan keselamatan. Selain memenuhi standar, peralatan medis juga harus memiliki
izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan. Peralatan medis yang digunakan di
klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji atau pihak 13 pengkalibrasi
yang berwenang untuk mendapatkan surat kelayakan alat. Peralatan medis yang menggunakan
radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus
berdasarkan indikasi medis (Permenkes RI No.9, 2014) . h. Ketenagaan Klinik Pimpinan klinik
pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi. Pimpinan klinik utama adalah dokter spesialis atau
dokter gigi spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya. Pimpinan klinik
sebagaimana dimaksud pada ayat dan ayat merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap
sebagai pelaksana pelayanan. Tenaga medis pada klinik pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang
dokter dan/atau dokter gigi. Lain hal nya dengan klinik utama, minimal harus terdiri dari 1 (satu)
orang dokter spesialis dari masingmasing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan. Klinik
utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana pelayanan
medis. Dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud di atas harus memiliki kompetensi setelah
mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga 14 kesehatan lain serta tenaga non kesehatan disesuaikan
dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik. Setiap tenaga medis yang
berpraktik di klinik harus mempunyai surat tanda registrasi dan surat izin praktik (SIP) sesuai
ketentuan peraturan perundang - undangan. Begitu juga tenaga kesehatan lain yang bekerja di
klinik harus mempunyai surat izin sebagai tanda registrasi/ surat tanda registrasi dan surat izin kerja
(SIK) atau surat izin praktik apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
8
prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien. dan juga klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan
warga negara asing (Permenkes RI No.9, 2014) . i. Perijinan Klinik Untuk mendirikan dan
menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah
mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Dinas kesehatan
kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik.
Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan: 1) Surat rekomendasi dari dinas kesehatan
setempat; 15 2) Salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan; 3)
Identitas lengkap pemohon; 4) Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah
setempat; 5) Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi
yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan; 6) Dokumen upaya pengelolaan
lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL); 7) Profil klinik yang akan didirikan
meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan
serta pelayanan yang diberikan; dan 8) Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan. Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlaku izinnya. Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan
diterima harus menetapkan menerima atau menolak permohonan izin atau permohonan
perpanjangan izin. Permohonan 16 yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya kepada pihak penanggung jawab klinik
pratama yang bersangkutan (Permenkes RI No.9, 2014).
9
Klinik Citra Husada adalah Puskesmas yang dibentuk pada awal tahun 1990 yang
tadinya merupakan salah satu Puskesmas Pembantu bagian dari wilayah kerja
Puskesmas Laang Tanduk. Dibangun pada tahun 2005 dengan luas wilayah 1,53
Km2, yang terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu Kelurahan Rantepao, Karassik, Pasele,
Rante Pasele, Penanian, Malango, dan Singki dengan jarak tempuh terjauh dari
kelurahan ke Puskesmas ±2 Km. (selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1). Tiap
kelurahan dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2/roda 4.
Data umum puskesmas tentang sumber daya meliputi: ketenagaan ( Format 2a)
Obat dan bahan habis pakai (Format 2b), peralatan (Format 2c), sumber pembiayaan
(Format 2d), sarana dan prasarana (Format 2e), data peran serta masyarakat
(Format 3), data penduduk dan sasaran program (Format 4), data sekolah (Format 5),
data kesehatan lingkungan (Format 6).
10
DATA WILAYAH DAN FASILITAS PELAYANAN
Analisa tabel:
1. Tidak perlu peningkatan akses pelayanan semua dapat terjangkau.
2. Perlu peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yaitu: 1 gedung Poskelkel yaitu di Pasele.
3. Ada potensi untuk upaya kesehatan pengembangan yaitu: UKS, PKPR
11
4. Karena ada beberapa praktek dokter-dokter/ BPS/ RS Swasta harus ada kerja sama khususnya untuk
peningkatan cakupan.
12
Data Ketenagaan
Yang
Status
No Jenis Ketenagaan ada Ket.
Kepegawaian
sekarang
1 Dokter 3 PNS
2 Dokter Gigi 1 PNS
5 S.Kep,Ns 5 PNS
7 SKM 1 PNS
8 Akper 5 PNS
9 Bidan 11 PNS
10 Apoteker 1 PNS
11 Petugas Gizi 1 PNS
12 Fisioterapi 1 PNS
13 Analis Kesehatan 0
14 Perawat Gigi (SPRG) 1 PNS
15 SMA 2 PNS
16 Cleaning Service 0
17 Penata Komputer 0
18 PHT 28
19 Magang/Sukarela 9
Jumlah 69
HASIL
NO KOMPONEN KEGIATAN
CAKUPAN (%)
1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN 40.50
2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 84.31
UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK
3 74.96
KELUARGA BERENCANA
4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 78.48
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
5 70.32
PENYAKIT MENULAR
6 UPAYA PENGOBATAN 419.56
7 UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 78.96
13
adanya tantangan ini dengan bantuan pemerintah daerah(Kerja sama lintas
sector) yang sangat baik untuk bekerja sama dengan Klinik Citra Husada
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan demi terwujudnya kecamata
rantepao sebagai daerah yang masyarakatnya sehat, mandiri dan berkualitas.
Bab III
Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.2 Telaahan Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan dalam
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara
14
masyarakat Kabupaten Toraja Utara menyadari, mau, dan mampu
untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi, sehingga bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit maupun bencana, serta lingkungan dan
perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Hasil dari penjabaran visi tersebut yang merupakan misi pembangunan
kesehatan di Kabupaten Toraja Utara, antara lain:
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat toraja utara, melalui
pemberdayaan masyarakat termasuk swasta.
b. melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan;
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan di
seluruh kecamatan dan desa.
d. Menciptakan pelayanan yang bermutu dan berkualitas
15
- Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit melalui
sistem kewaspadaan dini dengan pengembangan kebijakan bidang
kesehatan dan peningkatan sistem informasi kesehatan.
16
- Peningkatan pembiayaan kesehatan sebagai perwujudan jaminan
kesehatan nasional (JKN);
- Pemerataan dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang kompeten;-
- Penanganan gizi kurang dan gizi buruk pada balita dan ibu hamil;
3. Dalam rangka mewujudkan misi III, yaitu “Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumber daya kesehatan di seluruh kecamatan dan desa “
ditetapkan kebijakan dalam rangka:
- Peningkatan pencegahan, surveilans, serta pengobatan penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan lainnya;
- Peningkatan pengembangan kebijakan dan sistem informasi menuju
pembangunan berwawasan kesehatan;
- Peningkatan pelayanan kesehatan dengan menempatkan tenaga medis,
para medis di setiap sarana kesehatan
4. Dalam rangka mewujudkan misi IV, yaitu “Meningkatkan pelayanan
yang bermutu dan berkualitas”
Ditetapkan kebijakan dalam rangka :
- Peningkatan SDM bagi petugas kesehatan;
- Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.
17
Bab IV
Motto, Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
18
(PKRT).
2. Melindungi kesehatan masyarakat kecamatan rantepao dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata
bermutu, dan berkeadilan.
Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang
akan dicapai adalah :
a. Tujuan :
1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kesehatan
2) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan pelatihan bidang
kesehatan
3) Mendayagunakan sumber daya manusia kesehatan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya masyarakat yang mengikuti pendidikan di
institusi pendidikan kesehatan
2) Meningkatnya kualitas institusi pendidikan kesehatan
3) Meningkatnya sumber daya manusia kesehatan yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan
4) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
5) Meratanya distribusi tenaga kesehatan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi
petugas kesehatan yang tersedia .
a. Tujuan :
1) Meningkatkan SDM para petugas kesehatan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya peran pemerintah kabupaten/ kota dalam
pembangunan kesehatan
19
Bab V
Rencana Upaya Kesehatan, Tujuan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif Lima Tahunan
20
Bab VI
Penutup
Rantepao,
KEPALA PUSKESMAS……………
KABUPATEN PROBOLINGGO
………………………………..
21