Rencana Lima Tahun Cithus

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Daftar Isi

Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan

Bab 2 : Gambaran Pelayanan Klinik Citra Husada


2.1 Defenisi, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Puskesmas
2.2 Sumber Daya Puskesmas
2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Puskesmas

Bab 3 : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi


3.1 Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi
3.2 Telaahan Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan dalam
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara
3.3 Penentuan Isu-isu Strategis

Bab 4 : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan


4.1 Visi dan Misi Puskesmas
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Puskesmas
4.3 Strategi dan Kebijakan Puskesmas

BAB 5 : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan


Pendanaan Indikatif lima tahunan (2016-2021)

BAB 6 : Penutup

1
Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
tuntunan dan penyertaanNya sehingga Rencana Kerja Lima Tahunan Klinik Citra Husada
dapat diselesaikan dengan baik.
Rencana Kerja Lima Tahunan Klinik Citra Husada yang disusun ini merupakan
Implementasi dari Rencana Lima Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun
2021 - 2026 sebagai arah dalam pembangunan Kabupaten Jombang dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggung jawaban penyelenggaraan pelayanan kesehatan di lingkungan fasilitas
kesehatan Klinik Citra Husada, untuk itu diharapkan kepada semua elemen Klinik Citra
Husada antara lain Penanggung Jawab dan staf agar memiliki komitmen, dukungan dan
kerjasama yang baik antara para petugas yang ditunjang dengan tata penyelenggaraan
kesehatan yang baik demi terwujudnya masyarakat yang Sehat, Mandiri, dan Berkualitas.
Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Kerja Lima
Tahunan Klinik Citra Husada ini diucapkan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melindungi dan menyertai kita sekalian.

Jombang, 3 November 2021


Penanggung Jawab Klinik Citra Husada

dr. Almira Yulianingrum

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan sesuai dengan amanat Undang-undang No. 36 Tahun
2009 dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan yang diwujudkan dalam
bentuk dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
yang sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, sebagai pedoman bagi SKPD dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
Rencana Strategis Klinik Citra Husada disusun berdasarkan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sebagai dokumen perencanaan untuk periode 5
(lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan Klinik Citra Husada, disusun sesuai tugas & fungsi Klinik serta berpedoman
kepada RPJMD dan Renstra Dinkas Kesehatan Kabupaten Jombang.
Proses penyusunan Renstra Klinik Citra Husada dimulai dengan merumuskan
strategi dan kebijakan jangka menengah Klinik guna mencapai target kinerja program
prioritas dan pencapaian RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan serta merumuskan
rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
selama 5 (lima) tahun.

1.2 Landasan Hukum


Landasan hukum dalam penyusunan Renstra Klinik, antara lain :
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
d. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3
e. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4578);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97);
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
l. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
m. Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain
(Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara Tahun 2010 Nomor 9);

1.3 Maksud Dan Tujuan


Maksud penyusunan Renstra Klinik Citra Husada adalah menyediakan dokumen
perencanaan kesehatan lima tahunan berpedoman pada dokumen Renstra Dinas
Kesehatan dan RPJMD Kabupaten Jombang periode 2021-2026. Melalui penyusunan
Renstra Klinik Citra Husada periode 2021-2026 diharapkan dapat tersedianya suatu
dokumen perencanaan strategis dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi
perumusan masalah daerah, tersedianya perencanaan indikatif yang memuat arah
kebijakan dan strategi, program pembangunan kesehatan strategis sesuai dengan target-
target yang harus dicapai daerah di bidang kesehatan, serta menjadi acuan dan pegangan
Klinik Citra Husada dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan
kesehatan.

4
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan Renstra Klinik Citra Husada sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
Bab 2 : Gambaran Pelayanan Klinik Citra Husada
2.1 Definisi dan Struktur Organisasi Klinik Citra Husada
2.2 Sumber Daya Klinik Citra Husada
2.3 Kinerja Pelayanan Klinik Citra Husada
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Klinik
Bab 3 : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.1 Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi
3.2 Telaahan Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan
dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
3.3 Penentuan Isu-isu Strategis
Bab 4 : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1 Visi dan Misi Klinik
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Klinik
4.3 Strategi dan Kebijakan Klinik
BAB 5 : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif Lima Tahunan
BAB 6 : Penutup

5
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN KLINIK CITRA HUSADA

2.1 Defenisi, Fungsi dan Struktur Organisasi Klinik Citra Husada


1. Defenisi Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medis
dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh
seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014) .

2. Jenis Klinik
1) Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar yang dilayani
oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini
dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan.
2) Klinik Utama
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti mengkhususkan pelayanan pada
satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit
tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan
perijinannya, klinik ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.

Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama adalah:


1) Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis dasar, sementara pada klinik
utama mencangkup pelayanan medis dasar dan spesialis;
2) Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara pada klinik utama
pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis;
3) Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap, sementara pada klinik
pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam hal klinik berbentuk badan usaha;
4) Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter atau dokter gigi,
sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang spesialis untuk masing-masing jenis
pelayanan.

Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:


1) Rawat jalan;
2) Rawat inap;
3) One day care;
4) Home care;
5) Pelayanan 24 jam dalam 7 hari.

6
Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama yang menyelenggarakan rawat inap, harus memiliki
izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai kepemilikan klinik, dapat dimiliki secara perorangan
ataupun badan usaha. Bagi klinik yang menyelenggarakan rawat inap maka klinik tersebut
harus menyediakan berbagai fasilitas yang mencakup: (1) ruang rawat inap yang memenuhi
persyaratan; (2) minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari; (3) tenaga
medis dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi; (4). dapur gizi dan (5) pelayanan
laboratorium klinik pratama (Permenkes RI No.9, 2014).

3. Kewajiban Klinik
Klinik memiliki kewajiban yang meliputi:
1) Memberikan pelayanan aman, bermutu, mengutamakan kepentingan pasien, sesuai standar
profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional;
2) Memberikan pelayanan gawat darurat pada pasien sesuai kemampuan tanpa meminta uang
muka terlebih dahulu/mengutamakan kepentingan pasien;
3) Memperoleh persetujuan tindakan medis;
4) Menyelenggarakan rekam medis;
5) Melaksanakan sistem rujukan;
6) Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar profesi, etika dan peraturan
perundang-undangan;
7) Menghormati hak pasien;
8) Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya;
9) Memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
10) Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan (Permenkes RI No.9, 2014) .

4. Kewajiban Pihak Penyelenggara Klinik


Pihak penyelenggara klinik memiliki kewajiban yaitu:
1) Memasang papan nama klinik;
2) Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di klinik beserta nomor surat
tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik (SIP) atau surat izin kerja (SIK) dan surat izin praktik apoteker
(SIPA) bagi apoteker;
3) Melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota dalam rangka melaksanakan program pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan klinik ini dilakukan oleh pemerintah
dan pemerintah daerah. Bagi klinik yang melakukan pelanggaran, maka pemerintah dapat mengenakan
sanksi administratif berupa teguran, teguran tertulis dan pencabutan izin (Permenkes RI No.9, 2014) .

7
5. Bangunan dan Ruangan Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung
dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Dan juga bangunan klinik harus memenuhi
persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Bangunan klinik
juga harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat,
anak-anak dan orang usia lanjut. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas: 1) Ruang
pendaftaran/ruang tunggu; 2) Ruang konsultasi; 3) Ruang administrasi; 4) Ruang obat dan bahan
habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi; 5) Ruang tindakan; 6) Ruang/pojok
asi; 7) Kamar mandi/wc; dan 8) Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan (Permenkes RI No.9,
2014) . 12 f. Prasarana Klinik Berdasarkan permenkes RI No.9, 2014 tentang klinik disebutkan
bahwa prasarana klinik meliputi: 1) Instalasi air; 2) Instalasi listrik; 3) Instalasi sirkulasi udara; 4)
Sarana pengelolaan limbah; 5) Pencegahan dan penanggulangan kebakaran; 6) Ambulans, untuk
klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan 7) Sarana lainnya sesuai kebutuhan. Prasarana
sebagaimana dimaksud di atas harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. g.
Peralatan Klinik Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
mutu, keamanan, dan keselamatan. Selain memenuhi standar, peralatan medis juga harus memiliki
izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan. Peralatan medis yang digunakan di
klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji atau pihak 13 pengkalibrasi
yang berwenang untuk mendapatkan surat kelayakan alat. Peralatan medis yang menggunakan
radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus
berdasarkan indikasi medis (Permenkes RI No.9, 2014) . h. Ketenagaan Klinik Pimpinan klinik
pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi. Pimpinan klinik utama adalah dokter spesialis atau
dokter gigi spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya. Pimpinan klinik
sebagaimana dimaksud pada ayat dan ayat merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap
sebagai pelaksana pelayanan. Tenaga medis pada klinik pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang
dokter dan/atau dokter gigi. Lain hal nya dengan klinik utama, minimal harus terdiri dari 1 (satu)
orang dokter spesialis dari masingmasing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan. Klinik
utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana pelayanan
medis. Dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud di atas harus memiliki kompetensi setelah
mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga 14 kesehatan lain serta tenaga non kesehatan disesuaikan
dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik. Setiap tenaga medis yang
berpraktik di klinik harus mempunyai surat tanda registrasi dan surat izin praktik (SIP) sesuai
ketentuan peraturan perundang - undangan. Begitu juga tenaga kesehatan lain yang bekerja di
klinik harus mempunyai surat izin sebagai tanda registrasi/ surat tanda registrasi dan surat izin kerja
(SIK) atau surat izin praktik apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar

8
prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien. dan juga klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan
warga negara asing (Permenkes RI No.9, 2014) . i. Perijinan Klinik Untuk mendirikan dan
menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah
mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Dinas kesehatan
kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik.
Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan: 1) Surat rekomendasi dari dinas kesehatan
setempat; 15 2) Salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan; 3)
Identitas lengkap pemohon; 4) Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah
setempat; 5) Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi
yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan; 6) Dokumen upaya pengelolaan
lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL); 7) Profil klinik yang akan didirikan
meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan
serta pelayanan yang diberikan; dan 8) Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan. Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlaku izinnya. Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan
diterima harus menetapkan menerima atau menolak permohonan izin atau permohonan
perpanjangan izin. Permohonan 16 yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya kepada pihak penanggung jawab klinik
pratama yang bersangkutan (Permenkes RI No.9, 2014).

2.2 Sumber Daya Puskesmas


Keadaan Umum Puskesmas
Klinik Citra Husada merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan Rante
Pasele, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara.
Dengan batas wilayah:
Utara : Kelurahan Penanian, Kelurahan Pasele
Timur : Kelurahan Ba’tan, Kec.Sanggalangi
Selatan : Kelurahan Rantepao
Barat : Kelurahn Singki (Jl. Ahmad Yani)

9
Klinik Citra Husada adalah Puskesmas yang dibentuk pada awal tahun 1990 yang
tadinya merupakan salah satu Puskesmas Pembantu bagian dari wilayah kerja
Puskesmas Laang Tanduk. Dibangun pada tahun 2005 dengan luas wilayah 1,53
Km2, yang terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu Kelurahan Rantepao, Karassik, Pasele,
Rante Pasele, Penanian, Malango, dan Singki dengan jarak tempuh terjauh dari
kelurahan ke Puskesmas ±2 Km. (selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1). Tiap
kelurahan dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2/roda 4.
Data umum puskesmas tentang sumber daya meliputi: ketenagaan ( Format 2a)
Obat dan bahan habis pakai (Format 2b), peralatan (Format 2c), sumber pembiayaan
(Format 2d), sarana dan prasarana (Format 2e), data peran serta masyarakat
(Format 3), data penduduk dan sasaran program (Format 4), data sekolah (Format 5),
data kesehatan lingkungan (Format 6).

10
DATA WILAYAH DAN FASILITAS PELAYANAN

Wakt Penduduk Jumlah sekolah Jmlh Fasilitas Yan Kesehatan


Luas Jarak u
Nama Jmlh Jml Lain-
N Wil ke temp
kelurah Ruma h SLT SMA/ Posyan Poskesk lain/ Dr/ Ket
o (Km2 Pkm uh ke L P Jmlh TK SD PT PKM Pustu
an h KK P SMK du el Bd/BP
) (Km) Pkm
(mnt) swasta
Rantepa 114 1
0,18 0,5 5 400 629 918 2060 1 2 1 0 1 0 0 1 1
1 o 2  
Karassi 0
0,17 0,6 6 305 327 764 800 1564 0 1 0 2 0 0 0 1 1
2 k  
152 152 0
0,20 0,4 5 603 652 3041 1 0 1 5 0 0 0 2 1
3 Pasele 0 1  
Rante 100 0
4 0,22 0,1 2 387 387 864 1868 1 0 0 1 0 1 0 2 1
Pasele 4  
Penania 3
0,17 0,7 8 362 308 660 738 1398 0 0 0 2 0 0 0 1 1
5 n  
238 242 0
0,43 0,5 7 759 996 4807 3 2 2 0 0 0 0 1 1
6 Malango 0 7  
0,16 0,6 7 417 385 878 926 1804 1 2 0 0 2 0 0 1 1 0
7 Singki  
368 798 855 1654
Jumlah 2,08 3233 7 7 4 10 3 1 0 9 7 4
4 4 8 2

Analisa tabel:
1. Tidak perlu peningkatan akses pelayanan semua dapat terjangkau.
2. Perlu peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yaitu: 1 gedung Poskelkel yaitu di Pasele.
3. Ada potensi untuk upaya kesehatan pengembangan yaitu: UKS, PKPR

11
4. Karena ada beberapa praktek dokter-dokter/ BPS/ RS Swasta harus ada kerja sama khususnya untuk
peningkatan cakupan.

12
Data Ketenagaan

Yang
Status
No Jenis Ketenagaan ada Ket.
Kepegawaian
sekarang
1 Dokter 3 PNS  
2 Dokter Gigi 1 PNS  
5 S.Kep,Ns 5 PNS  
7 SKM 1 PNS  
8 Akper 5 PNS  
9 Bidan 11 PNS  
10 Apoteker 1 PNS
11 Petugas Gizi 1 PNS
12 Fisioterapi 1 PNS
13 Analis Kesehatan 0
14 Perawat Gigi (SPRG) 1 PNS  
15 SMA 2 PNS   
16 Cleaning Service 0    
17 Penata Komputer 0
18 PHT 28
19 Magang/Sukarela 9
Jumlah 69    

2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas Kabupaten Toraja Utara

REKAPITULASI PERHITUNGAN CAKUPAN KOMPONEN KEGIATAN


KINERJA PUSKESMAS
Puskesmas : Rantepao
Kabupaten : Toraja Utara
Tahun : 2015

HASIL
NO KOMPONEN KEGIATAN
CAKUPAN (%)
1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN 40.50
2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 84.31
UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK
3 74.96
KELUARGA BERENCANA
4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 78.48
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
5 70.32
PENYAKIT MENULAR
6 UPAYA PENGOBATAN 419.56
7 UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 78.96

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Puskesmas

Tantangan yang dihadapai oleh Klinik Citra Husada dalam pengembangan


pelayanan disebabkan oleh beberapa hal antara lain : Budaya, Kondisi social
ekonomi masyarakat , serta tingkat pendidikan masyarakat. Walaupun dengan

13
adanya tantangan ini dengan bantuan pemerintah daerah(Kerja sama lintas
sector) yang sangat baik untuk bekerja sama dengan Klinik Citra Husada
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan demi terwujudnya kecamata
rantepao sebagai daerah yang masyarakatnya sehat, mandiri dan berkualitas.

Bab III
Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

3.1 Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi


Permasalahan yang di hadapi di Klinik Citra Husada adalah rendahnya
hasil cakupan promkes (Promosi Kesehatan) 40.50%

3.2 Telaahan Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan dalam
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara :

Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara sebagai salah satu


penyelenggara pembangunan kesehatan memiliki visi yaitu
”Terwujudnya Kabupaten Toraja Utara sebagai daerah yang
masyarakatnya sehat, mandiri dan berkualitas”. Kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat diartikan sebagai suatu kondisi dimana

14
masyarakat Kabupaten Toraja Utara menyadari, mau, dan mampu
untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi, sehingga bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit maupun bencana, serta lingkungan dan
perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Hasil dari penjabaran visi tersebut yang merupakan misi pembangunan
kesehatan di Kabupaten Toraja Utara, antara lain:
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat toraja utara, melalui
pemberdayaan masyarakat termasuk swasta.
b. melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan;
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan di
seluruh kecamatan dan desa.
d. Menciptakan pelayanan yang bermutu dan berkualitas

Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan Kabupaten


Toraja Utara
Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara dalam mewujudkan visi dan
misinya, menetapkan tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
a. Memberdayakan masyarakat dalam PHBS, mengembangkan UKBM serta
mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih sehat;
b. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan;
c. Meningkatkan status gizi masyarakat;
d. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan penyakit serta
masalah kesehatan lainnya melalui pengembangan kebijakan dan
manajemen pembangunan kesehatan.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan


menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai serta diharapkan dapat
memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan
pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat
dicapai. Berdasarkan makna tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten
Toraja Utara menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut:
- Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat serta pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian;
- Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan di masyarakat;
- Meningkatnya kualitas dan akses pelayanan kesehatan terutama bagi
masyarakat miskin di puskesmas dan jaringannya;
- Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat;

15
- Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit melalui
sistem kewaspadaan dini dengan pengembangan kebijakan bidang
kesehatan dan peningkatan sistem informasi kesehatan.

Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara


Strategi organisasi dalam pencapaian tujuan dan sasaran merupakan sebuah
rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan secara operasional dengan memperhatikan ketersediaan
sumber daya organisasi. Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran
tersebut, maka strategi yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Toraja Utara, antara lain:
a. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat;
b. Peningkatan kualitas air bersih, sanitasi dasar dan kualitas kesehatan
lingkungan;
c. Peningkatan kualitas dan akses sarana prasarana pelayanan kesehatan;
d. Peningkatan mutu dan penyebaran tenaga kesehatan;
e. Pengembangan sistem pembiayaan bagi masyarakat di puskesmas dan
jaringannya;
f. Peningkatan perbaikan gizi masyarakat;
g. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit melalui
kewaspadaan dini dalam penanggulangan kesehatan;
h. Pengembangan kebijakan dan peningkatan sistem informasi kesehatan.

Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara dalam mewujudkan


tujuan dan sasaran yang akan dicapai sampai dengan akhir tahun 2021
dirumuskan sebagai berikut:
1. Dalam rangka mewujudkan misi I, yaitu “Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat toraja Utara melalui pemberdayaan masyarakat
termasuk swasta“ ditetapkan kebijakan dalam rangka:
- Peningkatan upaya promosi kesehatan dan pengembangan UKBM;
- peningkatan kwalitas lingkungan.
2. Dalam rangka mewujudkan misi II, yaitu “Melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan“
ditetapkan kebijakan dalam rangka:
- Pemenuhan ketersediaan obat serta pengawasan peredaran obat dan
mutu makanan;
- Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di
puskesmas;
- Peningkatan akses dan kualitas sarana prasarana pelayanan kesehatan;

16
- Peningkatan pembiayaan kesehatan sebagai perwujudan jaminan
kesehatan nasional (JKN);
- Pemerataan dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang kompeten;-
- Penanganan gizi kurang dan gizi buruk pada balita dan ibu hamil;
3. Dalam rangka mewujudkan misi III, yaitu “Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumber daya kesehatan di seluruh kecamatan dan desa “
ditetapkan kebijakan dalam rangka:
- Peningkatan pencegahan, surveilans, serta pengobatan penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan lainnya;
- Peningkatan pengembangan kebijakan dan sistem informasi menuju
pembangunan berwawasan kesehatan;
- Peningkatan pelayanan kesehatan dengan menempatkan tenaga medis,
para medis di setiap sarana kesehatan
4. Dalam rangka mewujudkan misi IV, yaitu “Meningkatkan pelayanan
yang bermutu dan berkualitas”
Ditetapkan kebijakan dalam rangka :
- Peningkatan SDM bagi petugas kesehatan;
- Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.

3.3 Penentuan Isu-isu Strategis


Berdasarkan rendahnya pencapaian kinerja puskesmas rantepao yakni
di bidang Promkes, di sebabkan oleh karena beberapa hal antara lain :
- Tidak terpenuhinya 10 indikator PHBS, terutama Rokok
- Desa siaga baru satu kelurahan yang aktif diantara 7 kelurahan.
- PHBS di sekolah hanya 3 yang Ber PHBS dari 8 SD
Adapun strategis dalam penyelesaian rendahnya pencapaian Promkes adalah
sebagai berikut :
- Meningkatkan penyuluhan untuk hidup ber PHBS terutama mengenai
bahaya rokok (Lintas Sektor)
- Mengaktifkan desa siaga di tujuh kelurahan
- Meningkatkan penyuluhan dan mengusahakan delapan sekolah dasar
untuk menjadikan sekolah dasar yang ber PHBS

17
Bab IV
Motto, Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

4.1 Visi dan Misi Puskesmas.


Dijelaskan visi misi puskesmas 2016-2021 dan tupoksi puskesmas
Motto : Senyum, Sapa, dan Bersahaja
Visi : Terwujudnya kecamatan Rantepao sebagai daerah yang masyarakatnya
sehat, mandiri dan berkualitas
Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kecamatan rantepao
melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta.
2. Melindungi kesehatan masyarakat kecamatan rantepao dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata
bermutu, dan berkeadilan.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi petugas
kesehatan yang tersedia .
4. Menciptakan pelayanan yang bermutu dan berkualitas.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Puskesmas


Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja
Utara secara umum adalah terwujudnya Kecamatan Rantepao sebagai
daerah yang masyarakatnya sehat, mandiri, dan berkualitas yang
mampu menggerakkan pembangunan bidang kesehatan
oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka meningkatkan
status kesehatan, pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang bermutu.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, Visi telah dijabarkan dalam 4
(empat) misi. Dalam rangka mencapai Misi-misi tersebut, maka tujuan
dan sasaran yang akan dicapai adalah :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Rantepao


melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta.
Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang
akan dicapai adalah :
a. Tujuan : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
b. Sasaran :
1) Meningkatkan perilaku berPHBS di masyarakat dan di sekolah,
2) Terkendalinya penyakit menular dan tidak menular,
3) Meningkatnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi
Standar,
4) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman,
tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
5) Meningkatnya mutu sediaan farmasi, makanan minuman,
alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

18
(PKRT).
2. Melindungi kesehatan masyarakat kecamatan rantepao dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata
bermutu, dan berkeadilan.
Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang
akan dicapai adalah :
a. Tujuan :
1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kesehatan
2) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan pelatihan bidang
kesehatan
3) Mendayagunakan sumber daya manusia kesehatan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya masyarakat yang mengikuti pendidikan di
institusi pendidikan kesehatan
2) Meningkatnya kualitas institusi pendidikan kesehatan
3) Meningkatnya sumber daya manusia kesehatan yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan
4) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
5) Meratanya distribusi tenaga kesehatan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi
petugas kesehatan yang tersedia .
a. Tujuan :
1) Meningkatkan SDM para petugas kesehatan

b. Sasaran :
1) Meningkatnya peran pemerintah kabupaten/ kota dalam
pembangunan kesehatan

4. Menciptakan pelayanan yang bermutu dan berkualitas.

4.3 Strategi dan Kebijakan Puskesmas

Strategi Puskesmas Benjeng adalah :

1. Peningkatan kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat;


2. Peningkatan mutu pelayanan dan administrasi;
3. Perbaikan penampilan dan etika bekerja;
4. Pelatihan, pendidikan, penyebarluasan informasi dan kesempatan melanjutkan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi;
5. Mengembangkan manajemen kesehatan dengan penguasaan teknologi informasi.

Kebijakan Puskesmas Benjeng yang tercermin dalam Komitmen Mutu adalah :

Kami segenap karyawan Puskesmas Benjeng berkomitmen untuk :

1. Bersikap ramah terhadap pasien.


2. Menepati jam kerja Dinas.
3. Memberi pelayanan sesuai standar.
4. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan
dan harapan pelanggan.
5. Selalu memperbaiki proses pelayanan.

19
Bab V
Rencana Upaya Kesehatan, Tujuan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif Lima Tahunan

Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran


sebagai tolok ukur keberhasilannya, maka Klinik Citra Husada menetapkan
Rencana Upaya Kesehatan, Tujuan, Kelompok Sasaran dan Pendanaan
Indikatif untuk pelaksanaan program Kesehatan kurun waktu 2016-2021
seperti pada Lampiran (excel)

20
Bab VI
Penutup

Renstra Klinik Citra Husada diharapkan dapat digunakan sebagai acuan


dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya kesehatan puskesmas
dalam kurun waktu lima tahun (2016-2021) sehingga hasil pencapaiannya
dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan rencana kerja
tahunan berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan/Plan of Action (RPK/POA) Puskesmas serta laporan penilaian kinerja
tahunan. Semoga ke depannya, upaya yang dilakukan Klinik Citra Husada
sampai dengan tahun 2021 dapat lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya
dengan pengukuran kinerja dan sebagai masukan selanjutnya, renstra akan
dievaluasi pada pertengahan periode dan akhir periode (2021) sesuai
ketentuan yang berlaku.

Penyusunan renstra Klinik Citra Husada 2016-2021melibatkan


stakeholder terkait penyusunan kegiatan lintas program, kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan renstra ini.
Tentunya seluruh tujuan dan sasaran yang direncanakan tidak akan berjalan
maksimal tanpa bantuan kerjasama dan kerja keras dari segenap aparatur
kesehatan di lingkungan Klinik Citra Husada dan jaringannya. Oleh karena
itu, diharapkan untuk periode lima tahun ke depan, seluruh jajaran tenaga
kesehatan dapat melaksanakan komitmen yang telah disepakati bersama
menuju terwujudnya masyarakat Kabupaten Toraja Utara Sehat Mandiri dan
Berkualitas.

Rantepao,
KEPALA PUSKESMAS……………
KABUPATEN PROBOLINGGO

………………………………..

21

Anda mungkin juga menyukai