Proposal PTK LaOde Abdul Rajab A1P117057

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI

SEBARAN FLORA DAN FAUNA DALAM MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 KUSAMBI

PROPOSAL PENELITIAN

Telah Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan / Program Studi Pendidikan Geografi

OLEH :

LA ODE ABDUL RAJAB


A1P1 17 057

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

1
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................8
D. Manfaat Penelitian...............................................................................8
E. Definisi Operasional............................................................................9
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................12
A. Deskripsi Teori....................................................................................12
1. Konsep Dasar Belajar.....................................................................12
2. Konsep Pembelajaran.....................................................................15
3. Hasil Belajar...................................................................................16
1. Pengertian Hasil Belajar.............................................................16
2. Jenis-jenis Hasil Belajar.............................................................17
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.................................19
4. Pembelajaran Geografi...................................................................20
B. Model Pembelajaran.............................................................................21
1. Pengertian Model Pembelajaran.....................................................21
2. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri.........................................21
3. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri...............................................23
4. Prinsip-prinsip Inkuiri.....................................................................23
a. Berorientasi Pada Pengembangan Intelektual...........................23
b. Prinsip Interaksi.........................................................................24
c. Prinsip Bertanya........................................................................24
d. Prinsip Belajar Untuk Berpikir..................................................24
e. Prinsisp Keterbukaan.................................................................25
5. Sintaks Pembelajaran Inkuiri..........................................................25
a. Orientasi.....................................................................................26
b. Merumuskan Masalah................................................................26
c. Merumuskan Hipotesis..............................................................27
d. Mengumpulkan Data.................................................................27
e. Merumuskan Kesimpulan..........................................................27
6. Tugas Guru dan Murid dalam Model Pembelajaran Inkuiri ..........29
7. Karakter Yang Dibentuk Oleh Siswa Dari Hasil Pembelajaran
Inkuiri.............................................................................................30
3

C. Penelitian Yang Relevan......................................................................31


D. Hipotesis Tindakan...............................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 33

A. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 33


B. Jenis Penelitian..................................................................................... 33
C. Subjek Penelitian.................................................................................. 34
D. Faktor yang Diteliti.............................................................................. 34
E. Sumber Data......................................................................................... 35
a. Jenis Data....................................................................................... 35
b. Sumber Data................................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 35
G. Validitasi Data...................................................................................... 36
H. Desain dan Prosedur Penelitian............................................................ 36
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Belajar merupakan aktivitas dari individu yang berlangsung dalam sebuah

interaksi aktif dengan kondisi lingkungan sekitar yang membentuk perubahan

kepribadian yang dimiliki. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

oleh setiap individu, namun dalam sebuah tujuan pendidikan agar terciptanya

individu yang cerdas dan berkualitas maka dalam melaksanakan pembekalan

pendidikan melalui jalan formal yaitu sekolah yang dilaksanakan secara teratur,

bertingkat dan sistematis. Dalam proses pembelajaran banyak faktor-faktor yang

menentukan keberhasilan dalam pencapaian diantaranya adalah pendekatan dan

metode yang digunakan guru dalam pembelajaran, sarana dan prasarana dalam

sekolah seperti penggunaan alat bantu dan media, serta manajemen pengelolaan

kelas yang baik, selain itu pula keaktifan siswa dan minat siswa dalam belajar.
5

Pembelajaran hakikatnya adalah usaha untuk membelajarkan siswa.

(Darsono 2000) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah

yang lebih baik”. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa pembelajaran

merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merubah perilaku siswa ke arah yang

lebih baik. Perubahan yang terjadi dalam diri siswa menjadi tolok ukur

keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Metode mengajar yang biasa digunakan guru dalam model pembelajaran

antara lain metode diskusi dan pemberian tugas, diskusi untuk memecahkan

permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa antara sampai lima orang

dengan arahan dan bimbingan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tatap

muka atau pada saat kegiatan terjadwal. Dengan demikian dalam pendekatan

inkuiri model komunikasi yang digunakan, bukan komunikasi satu arah atau

komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai

peranaksi. Model inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada

anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah

dipelajari. Membuktikan dengan melakukan penyelidikan itu dilakukan oleh para

siswa. Dengan menggunakan model inkuiri ini pengembangan kognitif siswa

lebih terarah dan dalam sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik (Syaiful

2003).

Penemuan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemecahan masalah.

Penemuan terjadi bukan semata-mata berdasarkan kreativitas, melainkan

berdasarkan pengetahuan yang luas, penguasaan sejumlah hierarki aturan dalam


6

berbagai kemampuan untuk menerapkan aturan-aturan tertentu atau

mengkombinasikan aturan-aturan dari dua atau beberapa disiplin (Nasution 2003).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti di

SMAN 1 Kusambi pada tanggal 21 Januari 2019, dimana peneliti melakukan

wawancara dengan seorang guru Geografi serta siswa kelas XI berjumlah 34

orang. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar dapat

diidentifikasikan beberapa gejala-gejala permasalahan sebagai berikut: (a) Guru

masih menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok biasa,(b) Penggunaan

alat bantu dan media bahan ajar sangat kurang difungsikan, (c) Pencapaian kriteria

ketuntasan minimal hasil belajar siswa masih dibawah rata-rata. Dari hasil

penelitian diperoleh bahwa hasil belajar Geografi siswa kelas XI IPS memiliki

nilai rata-rata sebesar 67 atau dari 34 siswa keseluruhan, terdapat 13 siswa

dengan nilai ≥70 dan terdapat 21 siswa dengan nilai < 70. Rendahnya hasil belajar

Geografi disebabkan oleh pola pembelajaran yang diterapkan guru kurang

menarik dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi

aktif dalam belajar, sehingga suasana pembelajaran di kelas menjadi

membosankan. Apabila keadaan ini dibiarkan terus menerus, maka mereka akan

beranggapan bahwa Geografi sebagai mata pelajaran yang sulit dimengerti dan

dipahami, sehingga mata pelajaran Geografi sebagai mata pelajaran yang kurang

menyenangkan. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan

penelitian.

Peneliti berharap siswa dapat diarahkan untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran. salah satu metode atau model pembelajaran yang bisa diterapkan
7

agar siswa menjadi lebih menguasai materi yaitu model pembelajaran inkuiri.

Model Pembelajaran Inkuiri termasuk saintifik. Pendekatan pembelajaran ini

diharapkan mampu merangsang siswa untuk mengembankan kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah dari kehidupan aktual

siswa.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas maka peneliti mencoba

melakukan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi

dengan melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Inkuiri Pada Materi Sebaran Flora dan Fauna Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Kusambi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa kelas XI IPS SMAN 1

Kusambi saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri pada materi pokok sebaran flora dan fauna?

2. Bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru di kelas XI IPS SMAN 1

Kusambi saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri pada materi pokok sebaran flora dan fauna?

3. Bagaimana gambaran hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMAN 1

Kusambi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

pada materi pokok sebaran flora dan fauna?


8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS SMAN 1

Kusambi saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri materi pokok sebaran flora dan fauna;

2. Untuk meningkatkan aktivitas mengajar guru di kelas XI IPS SMAN 1

Kusambi saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri pada materi pokok sebaran flora dan fauna;

3. Untuk meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMAN 1

Kusambi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

pada materi pokok sebaran flora dan fauna;

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa :

a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi.

b. Membantu siswa agar lebih aktif, terlibat dalam pemecahan masalah

pembelajaran yang dialaminya dan bisa memecahkan sendiri masalah

tersebut.

c. Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif.


9

d. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar

lebih giat lagi.

e. Mengaitkan keterlibatan atau partisipasi siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

2. Bagi Guru :

a. Sebagai dasar atau pedoman bagi guru geografi dalam menggunakan

model pembelajaran inkuiri yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

b. Sebagai motivasi bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran

inkuiri sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi siswa.

c. Menambah wawasan tentang model pembelajaran dan metode yang

efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

d. Sebagai variasi model pembelajaran untuk menanggulangi kebosanan

dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Peneliti:

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penerapan model

pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar geografi siswa dalam

pembelajaran geografi khususnya pada materi sebaran flora dan fauna.

E. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari kesalahan

penafsiran, maka dalam penelitian ini disajikan definisi operasional sebagai

berikut:
10

1. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan

pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta

didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis

sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

2. Aktivitas Mengajar Guru

Aktivitas mengajar guru meliputi, menjelaskan materi dengan singkat

dan jelas, membangun pengetahuan siswa, guru membagi siswa dalam

kelompok-kelompok membimbing siswa dalam diskusi, guru membimbing

siswa untuk menemukan pengetahuan dari hasil pengamata gambar dan

analisis gambar, memberikan komentar terhadap hasil analisis gambar yang

dipresentasikan siswa.

3. Aktivitas belajar

Aktifitas belajar merupakan peran aktif siswa dalam diskusi

kelompok, dan tingkah laku serta perhatian siswa selama proses kegiatan

belajar mengajar yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri. Peningkatan aktivitas siswa dapat diketahui dengan melihat jumlah

siswa yang aktif dalam berdiskusi dengan kelompok masing-masing,

menganalisis gambar, serta mendengarkan dan memperhatikan penjelasan

dari guru terkait materi pembelajaran.


11

4. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Kusambi. Setelah mengikuti pembelajaran pada materi pokok

sebaran flora dan fauna yang diajarkan menggunakan model pembelajaran

inkuiri.
12
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Konsep Dasar Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu

atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya, sehingga dengan belajar

manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan, dan

memiliki tentang sesuatu.

Menurut Gagne (Dimyati and Mudjono 2002) belajar merupakan

kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar

orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya

kapabilitas tersebut dari (i) Stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii)

Proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian belajar adalah

seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan

melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Belajar adalah Key Term, “istilah kunci” yang paling vital dalam

setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada

13
14

pendidikan. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi dalam

kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepribadian.

Belajar merupakan semua interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu. Belajar dapat diperoleh melalu berbagai kegiatan seperti lingkungan,

pengalaman, buku, dan lain-lain (Syah 2009).

Menurut Syah 2009 bahwa belajar secara kuantitatif (ditinjau dari

sudut jumlah), berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan

kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. jadi, belajar dalam hal ini di

pandang dari sudut beberapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara

institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses

validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang

telah dipelajari.

Menurut Abdillah (Aunurrahman 2012) mengemukakan bahwa

belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam

perubahan tingkah laku baik melalui bahan dan pengalaman yang

menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk tujuan

tertentu. Selanjutnya Menurut Aunurahman mengemukakan beberapa ciri

umum kegiatan belajar sebagai berikut:

1. Belajar menunjukan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau

di sengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita yang pertama yang sangat

penting adalah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang di sengaja dan

direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktivitas


15

tertentu. Aktivitas ini menunjukan pada keaktifan seseorang dalam

melakukan sesuatu kegiatan tertentu.

2. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan

dalam hal ini dapat berupa manusia dan objek-objek lain yang

memungkinkan individu memproses pengalaman-pengalaman atau

pengetahuan, dan pengalaman dari pengetahuan baru maupun suatu yang

pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya.

3. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku walaupun tidak

semua tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar

umumnya disertai perubahan tingkah laku. Akan tetapi juga tidak selalu

perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar dapat

diamati. perubahan yang dapat diamati pada kebanyakan berkenaan

dengan perubahan aspek-aspek mototorik.

Berdasarkan pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar

untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Sebagai aktivitas fisik dan mental yang

dapat mempengaruhi tingkah laku maka proses belajar akan membawa suatu

perubahan pada individu yang belajar serta suatu usaha mendapatkan

perubahan positif yang terjadi dalam keperibadian yang diperoleh dari

berbagai sumber antaralain lingkungan, buku dan lain-lain.


16

2. Konsep Pembelajaran

(Rusmono 2012) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu

usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau

terjadi perubahan yang relative menetap pada diri orang lain.Usaha ini dapat

dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki suatu kemampuan atau

kompetensi dalam merancang dan mengembangkan sumber belajar yang

diperlukan, dari usaha tersebut akan tercipta suatu kegiatan belajar yang

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang memadai.

Menurut Jihad dan Haris (Wardoyo 2013), pembelajaran merupakan

suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar dan

mengajar. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan oleh siswa,

sedangkan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru

sebagai pemberi pelajaran.

(Uno 2007) menjelaskan bahwa pembelajaran hendaknya dipandang

sebagai variabel bebas yakni suatu kondisi yang harus dimanipulasikan yang

merupakan suatu rangkaian strategi yang harus diambil dan dilaksanakan oleh

guru. pandangan semacam ini memungkinkan guru untuk melakukan hal-hal

seperti:

a. Mengusahakan lingkungan yang menguntungkan bagi kegiatan belajar.

b. Mengatur bahan pelajaran dalam suatu organisasi yang memudahkan

siswa untuk mencerna.


17

c. Memilih suatu strategi mengajar yang optimal berdasarkan pertimbangan

efektivitas dan psikologis siswa serta pertimbangan lainnya yang sesuai

dengan konteks objektif di lapangan.

d. Memilih jenis media pembelajaran yang tepat untuk keperluan belajar

siswa

Menurut Oemar Hamalik bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem

artinya suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi antara

satu sama lain dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.Kemudian Soetopo

berpendapat bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem yang komponen-

komponennya terdiri dari siswa, guru, tujuan pembelajaran, materi, metode,

sarana/alat, evaluasi, lingkungan kontekstual/nyata (Komara 2014). Dalam

proses pembelajaran, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku

terlaksananya tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran ini akan mencapai

hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif.

3. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar terdiri dari dua kata “hasil” dan “belajar”, Purwanto

(2004) berpendapat “hasil (product) menunjukkan suatu perolehan yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan menurut

Irwanto pengertian belajar yaitu merupakan proses dari perubahan dari

belum mampu menjadi sudah mampu (yang terjadi dalam waktu tertentu).
18

Maka hasil belajar adalah suatu perolehan yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional, yang didapat melalui proses

perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam waktu

tertentu.

Menurut Mudjiono (2006) tujuan hasil belajar adalah untuk

mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan tersebut

kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata dan simbol.

Perubahan-perubahan sebagai akibat dari adanya belajar dapat

dilihat dalam hasil belajar. Munawar (2009) mengemukakan bahwa hasil

belajar adalah kemempuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya

mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya (Sudjana, 2004).

2. Jenis-Jenis Hasil Belajar

Menurut Gagne hasil belajar dapat dibagi menjadi lima yang

terwujud sebagai kapabilitas siswa, yaitu:

a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.Pemilikan informasi

verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.


19

b. Keterampilan intelektual, yaitu kecakapan yang berfungsi untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep

danlambing. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak,

konsep konkret, dan terdefinisi dan prinsip.

1. Strategi kognitif, yaitu kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

2. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

3. Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak obyek

berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Menurut Sudrajat (2008) hasil belajar peserta didik dapat

diklasifikasikan kedalam tiga ranah (domain) yaitu: 1) Domain kognitif

(pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan

logika, 2) Domain afektif (sikap dan nilai yang mencakup nilai atau yang

mencakup kecerdasan antara pribadi dan kecerdasan intra pribadi, dengan

kata lain kecerdasan emosiaonal), dan 3) Domain psikomotor

( keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestik, kecerdasan

visual-spasial dan kecerdasan musikal).


20

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam proses belajar mengajar akan berhasil atau tidaknya proses

belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan atau tidak berhasilnya proses belajar mengajar tersebut

Menurut Slameto, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar seorang yaitu factor internal dan eksternal.

Fisiologis Panca Indra

Kondisi Fisiologi Umum


Internal
intelegensi

Psikologi Perhatian
Minat dan Bakat
Faktor Yang
Mempengaruhi Motif dan Motivasi
Belajar dan
Kognitif dan daya nalar
Hasil Belajar

Lingkungan Alam
Sosial
Eksternal

Kurikulum
Instrumental Guru
Siswa

Gambar 2. 1 Grafik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


21

4. Pembelajaran Geografi

Menurut Samadi, (2007), Geografi adalah ilmu yang mempelajari

persamaan dan perbedaan fenomena digeosfer (muka bumi) dengan sudut

pandang kelingkungan (ekologis) dan kewilayahan (region) dalam konteks

keruangan (space).

Studi geografi, pada hakikatnya adalah studi keruangan tentang gejala-

gejala geografi. Karena manusia juga merupakan salah satu objek kajian

geografi, maka studi geografi dapat pula dikatakan sebagai studi tentang

gejala-gejala nyata yang ada dalam kehidupan manusia. Dari hasil studi

tentang gejala nyata ini, maka dalam diri kita akan terbentuk pola abstrak.

Pola abstrak inilah yang disebut dengan konsep geografi (Amir, 2007).

Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 disebutkan

bahwa Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat

dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya

memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia

sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari

eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses

yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan

lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin

integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia

dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan

lingkungannya.
22

B. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

digunakan untuk meningkatkan aktivitas, sikap, dan pengetahuan siswa. Hal

tersebut sejalan dengan pendapat Hanafiah (2009) yang mengungkapkan

bahwa model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka

mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif.

Sedangkan Zubaidi (2011) mengungkapkan bahwa model pembelajaran

adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru kelas. Selanjutnya, pada pengembangan model

pembelajaran menurut pandangan konstruktivis harus memperhatikan dan

mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin diperoleh di luar

sekolah serta dalam pembelajarannya harus melibatkan siswa dalam suatu

kegiatan yang nyata (Rustaman, 2011).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang digunakan guru pada

proses pembelajaran di dalam kelas yang memperhatikan pengetahuan awal

siswa dan melibatkan siswa secara langsung berupa kegiatan nyata sehingga

aktivitas, keterampilan, sikap, dan pengetahuan siswa dapat meningkat.

2. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Kata inkuiri berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskin yang memiliki

arti menemukan. Model inkuiri berkaitan dengan aktivitas pencarian


23

penetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa

akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkn masalah.

Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto menyatakan bahwa

discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan

proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa

inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri

sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau

memahami informasi. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,

logis,analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya

dengan penuh percaya diri.

Menurut Webster‟s Collegiate Dictionary kata inkuiri ( inquiry )

berarti pertanyaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan

inquiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk

melakukan eksperimen sendiri , mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Kuslan dan

Stone (Dahar dan Liliasari ; 1986 ) mendefinisikan pendekatan inkuari sebagai

pengajaran dimana guru dan murid-murid mempelajari peristiwa-peristiwa

ilmiah dengan pendekan dan jiwa para ilmuwan ( Iskandar. Srini M : 2001)

Menurut Jean Piaget (Ratnawulan, 2008) mengemukakan bahwa

inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi


24

untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi,

ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan, mencari jawaban sendiri,

dan menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,

membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik

lain.

3. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya tujuan dari penggunaan model inkuiri dalam

pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis,

logika dan kritis atau mengembangkan kemampuan perkembangan intelektual

sebagai bagian proses mental. Dengan demikian dalam model inkuiri siswa

tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran., akan tetapi bagaimana

mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara normal.

Seperti yang dapat disimak dari penjelasan diatas, maka model inkuiri

merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada

siswa (student centered approach).

4. Prinsip-Prinsip Inkuiri

Dalam pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus

diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut :

a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan utama pembelajaran

inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir, karena inkuiri


25

didasari oleh teori kognitif yang menekankan arti penting proses internal

seseorang. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada

hasil belajar, juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria

keberhasilan dalam pembelajaran inkuiri bukan ditentukan oleh

penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran, tetapi sejauh mana

siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Pada inkuiri ini yang

dinilai adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang

berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur

kognitif yang telah dimiliki siswa

b. Prinsip Interaksi

Pada dasarnya, proses pembelajaran adalah proses interaksi, baik

interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, maupun

interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi

berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai

pengatur interaksi itu sendiri. Kegiatan pembelajaran selama

menggunakan pendekatan inkuiri ditentukan oleh interaksi siswa.

Keseluruhan proses pembelajaran akan membantu siswa menjadi mandiri,

percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk

terlibat secara aktif.

c. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan metode

inkuiri adalah guru sebagai penanya. Berbagai jenis dan teknik bertanya
26

perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu hanya bertanya hanya sekedar

untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk

mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.

d. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir (learning how you think), yakni proses

mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah

pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

e. Prinsip Keterbukaan

Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit

dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan

peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan

keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian

sehingga memungkinkan mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat

(Hamruni, 2012).

5. Sintaks Pembelajaran Inkuiri

Syah dalam Muhammad Fathurrohman (2015) mengemukakan bahwa

dalam mengaplikasikan model pembelajaran inkuiri dikelas, ada beberapa

prosedur yang harus dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum

sebagai berikut :
27

a) Orientasi

Langkah orientasi merupakan langkah untuk membina suasana

atau iklim yang responsif, pada langkah ini guru mengondisikan agar

siswa siap melaksanakan proses pembelajaran, guru harus merangsang dan

mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam tahapan orientasi ini adalah pertama

menjelaskan topik, tujuan, hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh

siswa. Kedua menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan

oleh siswa untuk mencapai tujuan, pada tahapan ini guru menjelaskan

langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari

merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. ketiga

menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dilakukan

dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada

suatu persoalan yang mengandung teka-teki, persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-

teki itu, dalam hal ini siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam model inkuiri,

oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman

yang berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses

berpikir.
28

c) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji. potensi berpikir dimulai dari kemampuan setiap

individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu

permasalahan, manakala siswa dapat membuktikan tebakannya maka ia

akan sampai pada posisi yang akan mendorong untuk berpikir lebih lanjut.

Untuk itu potensi dalam mengembangkan kemampuan menebak siswa

harus dibina melalui pengajuan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara dari

permasalahan yang dikaji.

d) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam pembelajaran

inkuiri mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting

dalam pengembangan intelektual. oleh sebab itu tugas dan peran guru

dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

e) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan

yang diperoleh dari hasil pengujian hipotesis.


29

Menurut Trianto (2009) sintaks pembelajaran Inkuiri adalah

sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri

No. Fase Perilaku Guru


1. Observasi untuk Guru menyajikan kejadian-kejadian atau
menemukan masalah fenomena yang memungkinkan siswa
menemukan masalah
2. Merumuskan masalah Guru membimbing siswa merumuskan
masalah penelitian berdasarkan kejadian
dan fenomena yang disajikannya. Guru
membagi siswa dalam kelompok
3. Membuat Hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk curah pendapat dalam membentuk
hipotesis. Guru membimbing siswa dalam
menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi prioritas penyelidikan
4. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menentukan langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan. Guru membimbing siswa
mengurutkan langkah-langkah percobaan
5. Melakukan percobaan Guru membimbing siswa mendapatkan
untuk memperoleh informasi melalui percobaan
informasi
6. Melakukan pengamatan Guru membantu siswa melakukan
dan pengumpulan data pengamatan tentang hal-hal yang penting
dan membantu mengumpulkan dan
mengorganisasi data
7. Analisis data Guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.
8. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan
30

6. Tugas Guru dan Murid dalam Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri merupakan model pembelajaran pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam

proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan

sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode

inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih

masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun

dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa.

Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam

rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih

diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan

masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).

Inkuiri melibat komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang,

dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan yang

logis, obyektif, dan bermakna, dan untuk melaporkan hipotesis mereka.

Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan

kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan

kebenaran hipotesis yang diajukannya. Dengan demikian, peran utama guru

dalam pembelajaran inkuiri adalah :

a. Motivator. Memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah

berpikir.
31

b. Fasilitator. Menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses

berpikir siswa.

c. Penanya. Menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat

dan memberi keyakinan pada diri sendiri.

d. Administrator. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan didalam

kelas.

e. Pengarah. Memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang

diharapkan.

f. Manajer. Mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

Ketujuh, Rewarder. Memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai

dalam rangka peningkatan semangat inkuiri pada siswa.

7. Karakter Yang Dibentuk Oleh Siswa Dari Hasil Pembelajaran Inkuiri

Alasan rasional penggunaan metode inkuiri adalah bahwa siswa akan

mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Geografi dan akan lebih

tertarik terhadap Geografi jika mereka dilibatkan secara aktif dalam

“melakukan”. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang

punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami

sebaran flora dan fauna serta meningkatkan keterampilan proses berpikir

ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses

berfikir ilmiah tersebut (Blosser, 1990).

Metode inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti

dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap mata pelajaran

Geografi. (Haury, 1993). Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa


32

metode inkuiri membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan

pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman

konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode

inkuiri tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

C. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan

terhadap model pembelajaran inkuiri, adapun hasil penelitian tersebut antara lain

sebagai berikut :

La Ode Muhammad Naim dalam penelitian yang berjudul Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kulisusu Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Inquiry Pada Materi Pokok Lingkungan Hidup dan

Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Penerapan metode inkuiri yang

memperoleh ketuntasan belajar secara signifikan dari nilai rata-rata hasil belajar

siswa mengalami peningkatan mulai dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai

rata-rata yang diperoleh siswa adalah 74,27 denan ketuntasan klasikal 70% dan

meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,27 dengan presentase 83%.

Hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh pada siklus I yakni 2,6 meningkat

menjadi 3,4 pada siklus II. Hasil observasi aktivitas mengajar guru diperoleh skor

pada siklus I yakni 2,6 meningkat menjadi 3,6 pada siklus II.

Ira Daniati (2011) dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Metode

Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS di Man 2

Probolinggo”. Penerapan metode inkuiri yang memperoleh ketuntasan belajar


33

secara signifikan dari nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan

mulai dari pra tindakan ke siklus 1 dan siklus 1 ke siklus 2. Rata-rata hasil belajar

siswa pada pra tindakan sebesar 69,4 pada siklus 1 meningkat menjadi 74,5 dan

pada siklus 2 meningkat menjadi 84,8. Ketuntasan belajar juga mengalami

peningkatan, pada proses pembelajaran pra tindakan sebesar 34%, siklus 1 sebesar

63%, dan pada siklus 2 menjadi 88%.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian , maka

maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada Proses:

a. Untuk aktivitas belajar siswa:

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata-rata skor yang diperoleh

dari aktivitas belajar siswa ≥ 3,0.

b. Untuk aktivitas mengajar guru:

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata-rata skor yang diperoleh

aktivitas mengajar guru ≥ 3,0.

2. Segi Hasil:

a. Penelitian ini dikatakan berhasil jika siswa mencapai ketuntasan hasil

belajar Geografi mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebesar 72.

b. Penelitian ini dikatakan berhasil jika terdapat 80% siswa yang

memperoleh ≥ 72 sesuai dengan KKM yang ditetapkan di sekolah.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada kelas XI IPS di SMA Negeri 1

Kusambi di Kelurahan Konawe, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat,

Provinsi Sulawesi Tenggara pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, pada

tanggal 6 Sepetember – 17 September 2019.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu

penelitian yang dilakukan oleh guru/pendidik untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran sekaligus untuk mengentaskan masalah pembelajaran di kelas

melalui suatu treatmen penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Iskandar, (2012) bahwa PTK

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan

orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkanmutu proses pembelajaran di kelas.

Kunandar (2008) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan adalah

suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang

sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain

(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau

74
75

meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu

tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Berdasarkan pandangan Kunandar di atas, penelitian tindakan kelas

bertujuan untuk memperbaiki salah satu atau beberapa aspek pembelajaran di

kelas yang dinilai belum optimal atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di

kelas. PTK dapat dilakukan secara individual maupun secara kolaboratif.

Dalam proses pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas dilakukan dengan

proses pengkajian berdaur yang terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI IPS SMAN 1 Kusambi

yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Jumlah siswa yaitu 20

orang siswa yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswi

perempuan.

D. Faktor Yang Diteliti

Untuk mencapai tujuan penelitian, ada beberapa faktor yang diteliti dalam

peneliatian ini. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor guru yaitu kemampuan guru dalam menerapkan model

pembelajaran inkuiri pada materi Sebaran Flora dan Fauna mata pelajaran

Geografi siswa kelas XI IPS SMAN 1 Kusambi.


76

2. Faktor siswa yaitu mengamati aktivitas belajar geografi siswa dan

keterampilan siswa dalam pembelajaran selama penerapan model

pembelajaran inkuiri.

3. Faktor hasil belajar yaitu untuk mengetahui perubahan hasil belajar

geografi siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran geografi

melalui penerapan model pembelajaran inkuiri.

E. Sumber Data

a. Jenis data

1) Data primer diperoleh dari hasil belajar siswa.

2) Data sekunder diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah perolehan skor siswa setelah

mengikuti evaluasi formatif oleh guru. Evaluasi formatif atau tes formatif

diberikan pada akhir setiap satuan program.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah :

1. Teknik tes. Tes dalam penelitian ini adalah tes berupa pertanyaan

yang dibuat oleh peneliti bersama guru mata pelajaran untuk

memperoleh gambaran mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap

materi yang telah dipelajari selama tindakan berlangsung.

2. Observasi, yaitu pengamatan (pengambilan data) untuk memotret

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi ini


77

digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses

pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, kegiatan observasi

dilakukan oleh guru bidang studi geografi yang bertindak sebagai

mitra peneliti di lapangan. Kegiatan observasi dilakukan dengan

menggunakan lembaran observasi yang telah dibuat sebelumnya.

G. Validitasi Data

Dalam keperluan validasi data peneliti melakukan wawancara dengan guru

untuk mengetahui tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam proses

belajar dan pembelajaran, termasuk fasilitas pembelajaran yang dimiliki atau tidak

dimiliki sekolah dan sebagainya.

H. Desain dan Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan dua

siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Dalam pelaksanaan

setiap siklus adalah capaian atau perubahan aktivitas yan dicapai siswa

sehubungan dengan faktor-faktor yang diteliti. Dasar penilaian hasil belajar siswa

sebelum diberikan tindakan adalah nilai ulangan harian semester genap ajaran

2019/2020. Rancangan siklus penelitian tindakan kelas yang dilakukan yang

dilakukan adalah sebagai berikut.


78

Orientasi
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS I

Pengamatan

Orientasi Perencanaan Berikut

Perbaikan Perencanaa

SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Gambar 3. 1 Grafik Desain Penelitian Tindakan Kelas


(Iskandar, 2012)
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan

dalam dua kali pertemuan. Seperti apa yang didesain dalam faktor yang diselidiki.

Untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi pokok sebaran flora

dan fauna.

Prosedur penelitian tindakan ini mengacu pada gambar 3.1 yang

tahapannya meliputi 1) perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi dan

evaluasi; dan 4) refleksi dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian

tindakan kelas ini dapat dijabarkan/dijelaskan sebagai berikut:


79

SIKLUS I

a. Perencanaan

Kegiatan pada tahap perencanaan Siklus I ini meliputi:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP 1 untuk sub materi

faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran flora dan fauna dan RPP 2

tentang karakteristik bioma di dunia sesuai dengan tahap-tahap model

pembelajaran inkuiri yang akan diterapkan untuk meningkatkan hasil dan

aktivitas belajar Geografi siswa kelas XI pada sebaran flora dan fauna.

2) Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan, yaitu

membuat lembar kerja siswa (LKS).

3) Menyiapkan format observasi pembelajaran, yaitu format observasi

akitivitas mengajar guru dan format observasi aktivitas belajar siswa.

4) Menyiapkan instrumen tes untuk evaluasi pada akhir siklus dalam bentuk

essay sebanyak 5 butir soal dan membuat kunci jawaban serta aturan

penskoran terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang di lakukan adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam

pembelajaran materi pokok sebaran flora dan fauna. Pada kegiatan ini

menggunakan RPP 1 untuk pertemuan pertama dan dan menggunakan RRP

2 untuk pertemuan kedua.


80

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yang

menggunakan format observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Observasi

atau pengamatan yang dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan data

berupa aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran, serta

melakukan evaluasi.

d. Refleksi

Tahap refleksi dilakukan atas hasil observasi/pengamatan yang dilakukan

terhadap jalannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri. Dalam tahap refleksi ini, hasil observasi dan hasil evaluasi diri siswa

dikumpulkan serta dianalisis. Kemudian akan diperoleh hasil apakah hal

yang direncanakan dan dilakukan itu telah mencerminkan hasil yang sesuai

dengan kriteria yang diharapkan atau belum, maka penelitian akan

dilanjutkan pada siklus berikutnya dan kelemahan-kelemahan atau

kekurangan-kekurangan yang terjadi peda siklus sebelumnya akan diperbaiki

pada siklus berikutnya.

SIKLUS II

a. Perencanaan

1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 3 untuk sub

materi persebaran jenis-jenis flora dan fauna di Indonesia dan RPP 4

tentang persebaran jenis flora dan fauna di dunia untuk pertemuan ketiga
81

sesuai dengan tahap-tahap model pembelajaran inkuiri serta hasil refleksi

yang dilakukan pada siklus I;

2) Membuat alat evaluasi untuk materi sebaran flora dan fauna untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berupa tes siklus dan

membuat kunci jawaban.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan yaitu

menerapkan model pembelajaran inkuiri pada materi sebaran flora dan fauana

dengan menggunakan RPP 3 pada pertemuan 3, dan RPP 4 pada pertemuan 4.

c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi) pembelajaran

yang telah dirancang sebelumnya. Observasi atau pengamatan yang dilakukan

dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa aktivitas siswa dan aktivitas

guru selama kegiatan pembelajaran, serta melakukan evaluasi untuk

memperoleh data hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi

sebelumnya, lalu dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian akan dilihat apakah

hal yang direncanakan dan dilakukan itu telah mencerminkan hasil yang

sesuai dengan kriteria yang diharapkan.


82

I. Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

statistik deskriptif yang meliputi nilai rata-rata dengan rumus:

a) Nilai rata-rata

Keterangan :
X = Nilai rata-rata
Σ = Jumlah skor yang diperoleh setiap siswa
n = Jumlah siswa secara keseluruhan
(Sudjana, 2002)

b) Ketuntasan belajar siswa dengan rumus:

%Tuntas=
∑ fi × 100
n

Keterangan:

% tuntas = ketuntasan belajar

Σf = jumlah belajar

n = jumlah siswa secara keseluruhan

(Usman dan Setiawati, 1993)

c) Keberhasilan aktivitas mengajar guru dengan rumus:

Dalam menentukan aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada

keterlaksanaan skenario pembelajaran. Persentase keterlaksanaan skenario

pembelajaran dihitung berdasarkan jumlah skor perolehan pada setiap tahap


83

pembelajaran dibagi dengan jumlah maksimum dikalikan dengan seratus

persen.

Jumlah skor perolehan siswa


% KAMG= ×100 %
Jumlah skor maksimum

(Mulyasa, 2003)

d) Keberhasilan aktivitas belajar siswa dengan rumus;

Keberhasilan aktivitas belajar siswa dihitung berdasarkan skor perolehan

pada setiap tahap pembelajaran. Jumlah total skor yang diperoleh siswa dalam

proses pembelajaran kemudian dibagi dengan jumlah skor maksimum dan

dikalikan seratus persen.

Jumlah skor perolehan


% KABS= ×100 %
Jumlah skor maksimum

(Mulyasa, 2003)

e) Minimal skor dan maksimal skor dengan rumus:

Jumlah minimal skor


%= ×100 %
Jumlah maksimal skor

(Mulyasa, 2003)

f) Mengklasifikasikan rata-rata skor aktivitas siswa sebagai berikut :

1 ≤ Xi < 2 : Kategori Kurang

2 ≤ Xi < 3 : Kategori Cukup

3 ≤ Xi < 4 : Kategori Baik


84

Xi = 4 : Kategori Sangat Baik

(Susetyo, 2010)

Penjelasan kategori rata-rata aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. Kategori sangat baik jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai

enam siswa atau semua siswa mampu menerapkan semua satuan

aktivitas yang dinilai.

b. Kategori baik jika dalam satu kelompok terdapat satu sampai dua

siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang

dinilai.

c. Kategori cukup jika dalam satu kelompok terdapat tiga sampai empat

siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang

dinilai.

d. Kategori kurang jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai enam

siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang

dinilai.

Anda mungkin juga menyukai